Bahan Presentasi Laporan KA

download Bahan Presentasi Laporan KA

of 21

Transcript of Bahan Presentasi Laporan KA

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    1/21

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGMetampiron (antalgin) memiliki rumus molekul C13H16N3NaO4S.H20,

    berbentuk serbuk hablur, putih atau putih kekuningan. Penyimpanannya dalam wadah

    tertutup baik (Depkes RI, 1995). Metampiron merupakan suatu senyawa analgetika

    non narkotik yang bekerja sebagai analgetik dan anti inflamasi. Senyawa ini

    merupakan turunan dari 5-pirazolon yang secara umum digunakan untuk

    menghilangkan nyeri pada kepala, nyeri pada spasma usus, ginjal, saluran empedu dan

    urin, nyeri gigi, dan nyeri pada reumatik.

    Terdapat berbagai macam cara yang digunakan untuk menentukan kadar suatu

    obat, tergantung dari struktur dan sifat fisika-kimia dari senyawa tersebut. Sebelum

    masuk dalam penetapan kadar, perlu dilakukan uji kualitatif untuk mengetahui apakah

    dalam sampel yang akan diuji mengadung senyawa metampiron atau tidak. Setelah

    melakukan uji kualitatif, dilanjutkan dengan uji kuantitatif.

    Dalam percobaan ini praktikan akan melakukan uji kualitatif dan uji kuantitatif

    senyawa metampiro. Untuk uji kuantitatif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,

    secara titrasi iodimetri dan secara spektrofotometri UV.

    B. TINJAUAN PUSTAKA

    Titrasi iodimetri atau titrasi tidak langsung melibatkan iodium. Iodiummerupakan oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535

    V. Pada saat raksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan

    reaksi :

    Iodium akan mengoksidasi senyawa senyawa yang mempunyai potensial

    reduksi yang lebih kecil dibanding iodium ( Rohman, 2007 ).

    Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi

    elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang sering

    digunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet, cahaya

    I2 + 2e 2I-

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    2/21

    2

    tampak, infra merah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah

    ultraviolet adalah 190-380 nm ( Depkes RI, 1995 ).

    Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi : 1) sumber

    tenaga radiasi yang stabil, 2) sistem yang terdiri atas lensa-lensa, cermin, celah-celah,

    3) monokromator untuk merubah radiasi menjadi komponen-komponen panjang

    gelombang tunggal, 4) tempat cuplikan yang transparan, dan 5) detektor radiasi yang

    dihubungkan dengan sistem meter/pencatat.

    ( Sastrohamidjojo, 2001).

    Metampiron ( C13H16N3NaO4S.H2O ) mengandung tidak kurang dari 99,0 %

    dan tidak lebih dari 101,0 % C13H16N3NaO4S, dihitung terhadap zat yang telah

    dikeringkan. Senyawa ini berbentuk serbuk hablur, putih atau putih kekuningan (

    Depkes RI, 1995 ).

    Metampiron adalah derivat sulfonat dan aminofenazon yang larut dalam air.

    Obat ini memiliki sifat analgetik antipiretik, obat ini juga berkhasiat anti inflamasi (

    anti radang ) terutama pada otot dan sendi. Metampiron masuk dalam golongan

    pirazolon ( Sutedjo, 2008).

    C. PROSEDUR KERJA1. Prosedur Kerja Uji Kualitatif dan Kuantitatif secara Iodometri

    Alat dan Bahan

    Alat: Bahan:

    1. Buret 50 mL 1. Jingga metil2. Corong 2. Arsen trioksid3. Erlenmeyer 250 mL 3. Yodium4. Gelas arloji 4. Kalium yodida

    5. Natrium bikarbonat

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    3/21

    3

    6. Larutan kanji

    7. Asam klorida

    8. Natrium hidroksida 1 N

    Pembuatan yodium 0,1 N

    Larutkan 200 g kalium yodida dalam 30 mL air dalam labu tertutup. Timbang sekitar

    12,7 g yodium dalam gelas arloji, tambahkan sedikit demi sedikit kedalam larutan

    yodium pekat. Tutup labu dan kocok sampai yodiumnya larut. Diamkan larutan pada

    suhu kamar dan tambahkan air hingga 1000 mL.

    Pembakuan yodium

    Lebih kurang 150 mg arsen trioksid yang ditimbang seksama, larutkan dalam 20 mL

    natrium hidroksida 1 N, jika perlu dipanaskan, encerkan dengan 40 mL air, tambahkan

    2 tetes jingga metil dan lanjutkan dengan penambahan asam klorida encer hingga

    warna kuning berubah menjadi jingga. Kemudian tambahkan 2 g natrium bikarbonat,

    20 mL air dan 3 mL larutan kanji. Titrasi dilakukan dengan baku yodium perlahan-

    lahan hingga timbul warna biru tetap. 1 mL yodium setara dengan 4,916 mg

    arsentrioksid

    Penetapan Kadar Matampiron

    Alat: Bahan:

    1. Buret 50 mL 1. Akuadest2. Erlenmeyer 100-150 mL 2. Yodium 0,1 N

    3. Kanji

    Cara Penetapan

    Lebih kurang 100 mg metampiron yang ditimbang seksama , dimasukkan kedalamerlenmeyer 150 mL, kemudian larutkan dalam 5-6 mL air. Titrasi dengan yodium 0,1

    N hingga warna kuning mantap. Tiap mL yodium 0,1 N setara dengan 16,67 mg

    metampiron.

    Catatan: Timbulnya warna kuning kadang-kadang suka terlihat oleh karena itu dapat

    digunakan 1 mL kanji sebagai indikator. Titik akhir dicapai jika terbentuk warna biru

    mantap selama 1 menit.

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    4/21

    4

    2. Uji Kuantitatif Kadar Metampiron secara Spektrofotometri UV

    Alat dan Bahan

    Alat :1. Labu takar 25 mL dan 50 ml2. Pipet tetes 1-5 ml3. Beker glass 100 ml4. Corong gelas + kertas saring5. Timbangan analitik6. Spektrofotometer UV + kuvet7. Mikropipet

    Bahan :

    1. Baku metampiron2. Sampel metampiron3. H2SO40,1 N4. 0,5 % asam sulfamat5. Akuadest

    Cara Kerja

    Pembuatan kurva baku

    a. Pembuatan larutan stok metampiron 1,5 mg/mlTimbang seksama lebih kurang 75,0 mg metampiron. Dimasukkan dalam labu

    takar 50 ml dan larutkan dalam 0,1 H2SO4.

    b. Pembuatan seri larutan kurva baku dan kurva bakuAmbil masing-masing 150, 250, 400, 600, dan 900 l larutan stok metampiron

    1,5 mg/ml dengan mikropipet. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu

    takar 25 ml., tambah dengan 0,1 N H2SO4sampai tanda.

    c. Penentuan panjang gelombang maksimalScan absorbansi pada panjang gelombang antara 237-275 nm. Catat absorbansi

    tertinggi dari kurva yang dihasilkan. Absorbansi tertinggi merupakan panjang

    gelombang maksimum. Blangko 0,1 N H2SO4.

    d. Ukur absorbansi masing-masing seri larutan baku pada panjang gelombangmaksimum yang diperoleh dari langkah sebelumnya.

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    5/21

    5

    e. Buat kurva baku hubungan antara konsentrasi (sumbu x) dan absorbansi(sumbu y).

    Penetapan kadar metampiron dalam sampel (replikasi 3 kali)

    a. Timbang seksama 75 mg sampel metampiron. Masukkan ke dalam beker glass100 ml.

    b. Larutkan dalam kurang lebih 10 ml 0,1 N H2SO4, aduk, saring melalui kertassaring langsung masuk ke dalam labu takar 50 ml.

    c. Bilas sisa sampel dalam beker glass dengan 2 x 10 ml 0,1 N H2SO4, saringdengan kertas saring yang sama dan masuk ke dalam labu takar yang sama

    dengan langkah b. Tambahkan 0,1 N H2SO4ke dalam labu takar sampai tanda

    ( larutan sampel A )

    d. Ambil 400 l larutan sampel A dengan menggunakan mikropipet, masukkanke dalam tabu takar 25 ml, tambah 0,1 N H2SO4sampai tanda (larutan sampel

    B).

    e. Ukur absorbansi larutan B pada panjang gelombang maksimal yang diperolehdari langkah sebelumnya. Blangko 0,1 N H2SO4.

    f. Hitung kadar sampel dengan mengeplotkan absorbansi sampel ke dalam kurvabaku.

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    6/21

    6

    BAB II

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. DATA PENGAMATANData pengamatan Kualitatif Metampiron

    Metampiron

    C13H16N3NaO4S

    .H2O

    I. PercobaanPendahuluan

    PemeriksaanOrganoleptis

    1. Bau Tidak berbau2. Warna Putih3. Bentuk Serbuk

    Kelarutan1. Dalam air dingin Larut2. Dalam air panas Larut3. Dalam NaOH 3

    N dinginLarut

    4. Dalam NaOH 3N panas

    Larut

    5. Dalam H2SO43N Larut6. Dalam alkohol Larut

    Fluoresensi1. Serbuk pada 254

    nmTidak berpendar

    2. Serbuk pada 365nm

    Tidak berpendar

    3. Dalam H2SO4 3N pada 254 nm

    Tidak berpendar

    4.Dalam H2SO4pada 365 nm

    Tidak berpendar

    Pengarangan1. Mula-mula Serbuk putih2. Meleleh Lelehan coklat tua3. Sisa

    Padatan coklat kehitaman

    II. Analisis Gugus

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    7/21

    7

    Data Analisis Kuantitatif Iodimetri

    Pembuatan Yodium 0,1 N

    Zat

    Timbangan Kasar Timbangan Analitik

    Berat wadah

    (g)

    Berat wadah

    + zat (g)

    Berat wadah

    + zat (g)

    Berat wadah

    + sisa (g)

    Berat

    zat (g)

    Kalium Iodida 60,88 81,34 81,4440 61,0940 20,3500

    Yodium 11,50 24,59 24,6540 11,5000 13,1540

    Pembakuan Yodium

    Zat

    Timbangan Kasar Timbangan Analitik

    Berat wadah

    (g)

    Berat wadah

    + zat (g)

    Berat wadah

    + zat (g)

    Berat wadah

    + sisa (g)

    Berat

    zat (g)

    Arsentrioksid 0,43 0,58 0,5740 0,4332 0,1408

    NaHCO3 0,43 2,43 2,4373 0,4122 2,0251

    Reaksi :

    As2O3 + 6 NaOH 2 Na2AsO3 + 3 H2O

    Na2AsO3 + I2 Na3AsO4 + 2 NaI + 2 CO2 + H2O

    Basa Amin Zat + reagen Meyer endapan putih kekuningan

    Analisis Golongan

    Pirazolon Zat + FeCl3 merah kehitaman

    Zat + reagen Meyer warna kuning + HCl ada endapan

    Zat + HCl warna biru + natrium nitrit kuning, ada gumpalan

    III.Reaksi Identifikasi Zat + pereaksi Meyer endapan putih kekuninganZat + HCl encer warna biru + FeCl merah setelah

    didiamkan berwarna bening

    Zat + 1 ml AgNO3 ungu, endapan perak nitrat

    Zat + K4Fe(CN)6 diamati kristalnya

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    8/21

    8

    Penimbangan Bahan

    Zat

    Timbangan Kasar Timbangan Analitik

    Berat wadah

    (g)

    Berat wadah

    + zat (g)

    Berat wadah

    + zat (g)

    Berat wadah

    + sisa (g)

    Berat

    zat (g)

    Arsentrioksid

    Replikasi 1 0,4 0,55 0,5537 0,4285 0,1252

    Replikasi 2 0,4 0,55 0,5532 0,4140 0,1392

    Replikasi 3 0,43 0,54 0,5844 0,4465 0,1379

    NaHCO3

    Replikasi 1 0,43 2,43 2,4321 0,4121 2,0200

    Replikasi 2 0,42 2,42 2,4573 0,4360 2,0213

    Replikasi 3 0,4 2,4 2,4065 0,4033 2,0032

    Normalitas I2 =

    Bobot As2O3(mg) Normalitas ( N )

    Orientasi 140,8 0,031

    Replikasi 1 125,2 0,024

    Replikasi 2 139,2 0,023

    Replikasi 3 137,9 0,021

    N rata-rata replikasi 0,023

    Penetapan kadar metampironPenimbangan metampiron

    - OrientasiTimbangan Kasar Timbangan Analitik

    Berat kertas = 0,46 g Berat Kertas + zat = 0,5629 g

    Berat kertas + zat = 0,56 g Berat kertas + sisa = 0,4576 g

    Berat zat = 0,1053 g

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    9/21

    9

    - Replikasi 1 - Replikasi 2Timbangan Kasar Timbangan Kasar

    Berat kertas = 0,45 g Berat kertas = 0, 45 g

    Berat kertas + zat = 0,55 g Berat kertas + zat= 0,55 g

    Timbangan Analitik Timbangan Analitik

    Berat kertas + zat = 0,5686 g Berat kertas + zat= 0,5323 g

    Berat kertas +sisa =0,4663 g Berat kertas + sisa= 0,4579 g

    Berat zat = 0,1023 g Berat zat = 0,0744 g

    - Replikasi 3Timbangan Kasar

    Berat kertas = 0,43 g

    Berat kertas + zat = 0,53 g

    Timbangan Analitik

    Berat kertas + zat = 0,5279 g

    Berat kertas +sisa = 0,4125 g

    Berat zat = 0,1154 g

    Perhitungan kadar Metampiron :

    % kadar =

    volume titran

    (ml)N I2

    mg bahan

    (mg)% kadar (b/v)

    Orientasi 3,37 0,031 105,3 16,54 %

    Replikasi 1 3,62 0,024 102,3 14,16 %

    Replikasi 2 3,96 0,023 74,4 20,41 %

    Replikasi 3 3,29 0,021 115,4 9,98 %

    Rata-rata % kadar metampiron 14,85 %

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    10/21

    10

    Data Pengamatan dengan Spektroskopi UV

    Penimbangan Pembuatan Stok Metampiron

    Timbangan Analitik

    Berat kertas : 0,2084 g

    Berat kertas + zat : 0,2832 g

    Berat kertas + sisa : 0,2086 g

    Berat zat : 0,07460 g

    1. Penimbangan Penetapan Metampiron (3X replikasi)Replikasi Berat kertas Berat kertas+zat Barat kertas+sisa Berat zat

    1 0,2053 g 0,2810 g 0,2079 g 0,07310 g

    2 0,2001 g 0,2753 g 0,2013 g 0,07400 g

    3 0,2126 g 0,2876 g 0,2143 g 0,7330 g

    1) Konsentrasi Baku: 0,0746 g/50,0 mL = 74,60 g/50,0 mL= 0,001492 mg/mL2) Seri-seri larutan baku yang dibuat: 0,150 mL; 0,250 mL; 0,400 mL; 0,600 mL; 0,900

    mL

    Perhitungan Konsentrasi: C1.V1=C2.V2

    Konsentrasi 1: 1,492 mg/mL X 0,150 mL= C2X 25,0 mL

    C2= 0,000895 mg/mL

    Konsentrasi 2 : 1,492 mg/mL X 0,250 mL= C2X 25,0 mL

    C2= 0,0149 mg/mL

    Konsentrasi 3 : 1,492 mg/mL X 0,400 mL= C2X 25,0 mL

    C2= 0,0239 mg/mL

    Konsentrasi 4 : 1,492 mg/mL X 0,600 mL= C2X 25,0 mL

    C2= 0,0358 mg/mL

    Konsentrasi 5 : 1,492 mg/mL X 0,900 mL= C2X 25,0 mL

    C2= 0,0537 mg/mL

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    11/21

    11

    Nilai absorbansi yang di dapat

    Konsentrasi (X)

    mg/mL

    Absorbansi (Y)

    0,0008 mg/mL 0,481

    0,0149 mg/mL 0,789

    0,0239 mg/mL 1,244

    0,3580 mg/mL 1,769

    0,0537 mg/mL 2,696

    Persamaan Kurva= Y=BX + A

    Nilai R : 0,9896

    Nilai A : 0,2876

    Nilai B : 42, 919

    Y= 42,919x-0,2876

    Nilai absorbansi sampel

    Konsentrasi (X) Absorbansi (Y)

    0,4917 mg/mL 0,485

    0,00005137 mg/mL 0,507

    0,00005077 mg/mL 0,501

    Replikasi 1: 0,485= 42,919x-0,2876

    x= 0,4917

    Replikasi 2: 0,507=42,919x-0,2876

    x= 0,5137

    Replikasi 3: 0,501=42,919x-0,2876

    x= 0,5077

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    12/21

    12

    2. Penetapan Kadar Metampiron% Kadar=

    Replikasi 1:

    Replikasi 2:

    Replikasi 3:

    Rata-rata kadar=

    % Kesalahan = ( )( )

    =

    = 56,35 % b/b

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    13/21

    13

    B. PEMBAHASANTujuan dari percobaan yang dilakukan adalah untuk analisis kualitatif sampel serbuk

    metampiron dan uji kuantitatif sampel serbuk metampiron dengan titrasi Iodimetri dan dengan

    metode Spektroskopi UV.

    Analisis kualitatif dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apakah sampel

    serbuk yang diamati benar-benar merupakan serbuk metampiron. Analisis kualitatif dilakukan

    dengan analisis pendahuluan yang terdiri dari pengamatan organoleptis, kelarutan,

    fluoresensi, dan pengarangan, kemudian analisis gugus basa amin, reaksi identifikasi, analisis

    golongan dan reaksi kristal. Pemeriksaan organoleptis menggunakan panca indera, meliputi

    bau, warna dan bentuk. Sampel serbuk metampiron tidak berbau, berwarna putih kekuningan

    dan berbentuk serbuk. Kemudian dilihat kelarutan metampiron dalam air dingin, air panas,

    dalam NaOH 3 N dingin, NaOH 3 N panas, dalam H2SO43 N dan dalam alkohol. Dengan

    melakukan percobaan kelarutan, kita dapat menentukan pelarut apa yang cocok dan

    mengetahui bagaimana kelarutan metampiron dalam beberapa jenis pelarut, apakah dalam

    pelarut polar, nonpolar, atau pelarut asam, basa maupun netral.. Metampiron larut dalam

    dalam air panas, air dingin, NaOH 3 N dingin, NaOH 3 N panas, dalam H2SO4 3 N dan

    kurang larut dalam alkohol. Berikutnya percobaan pengarangan yang bertujuan untuk

    mengetahui apakah dalam sampel terdapat senyawa organik atau anorganik, mula-mula

    metampiron berupa serbuk putih kemudian setelah dipanaskan hingga keluar asap

    metampiron meleleh dan berwarna oranye agak coklat, dan sisa pemijaran metampiron berupa

    padatan berwarna coklat kehitaman, hal ini menunjukkan dalam sampel terdapat senyawa

    karbon, dimana pemanasan memutuskan ikatan karbon pada sampel uji. Kemudian dilakukan

    analisis fluoresensi yang bertujuan untuk mengetahui apakah senyawa uji mampu menyerap

    cahaya yang berada pada rentang panjang gelombang cahaya tampak. Syarat suatu senyawa

    yang dapat berfluoresensi adalah senyawa yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi (berselang-seling) yang disebut gugus kromofor dan gugus auksokrom yang menempel pada

    gugus kromofor untuk memperpanjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memperkuat

    penyerapan cahaya. Hasil yang diperoleh dari percobaan adalah serbuk tidak berpendar pada

    254 nm dan 365 nm, dan serbuk dalam H2SO4tidak berpendar pada 254 nm dan 365 nm. Hal

    ini menunjukkan bahwa pada sampel tidak terdapat gugus auksokrom yang mampu

    memancarkan kembali cahay yang diserap.

    Analisis gugus dimaksudkan untuk mengetahui penyusun senyawa uji, untuk melihat

    gugus-gugus apa saja yang sama dengan gugus penyusun pada turunannya. Zat ditambahkan

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    14/21

    14

    reagen Meyer memberikan endapan berwarna putih kekuningan berarti hasil positif.

    Berikutnya analisis golongan untuk menentukan golongan yang sama pada senyawa induk

    dengan turunannya. Analisis golongan dilakukan dengan mereaksikan zat dengan FeCl3

    terbentuk warna merah kehitaman. Kemudian zat uji ditambahkan pereaksi Meyer berwarna

    kuning tidak ada endapan kemudian ditambahkan HCl memberikan endapan, selanjutnya zat

    uji ditambah HCl dan ditambahkan Natrium nitrit dari warna biru menjadi berwarna kuning.

    Dari analisis golongan ini menunjukkan sampel merupakan golongan pirazolon. Berikutnya

    dilakukan reaksi identifikasi, setiap senyawa mempunyai cara identifikasi yang berbeda

    karena setiap senyawa mempunyai spesifikasi ciri masing-masing. Untuk turunan pirazolon

    reaksi identifikasi dilakukan dengan mereaksikan zat uji dengan pereaksi Meyer yang

    menghasilkan endapan putih kekuningan, kemudian mereaksikan zat uji dengan HCl encer

    dan FeCl3 menghasilkan larutan yang awalnya berwarna biru kemudian berubah menjadi

    merah dan setelah didiamkan menjadi bening, selanjutnya mereaksikan zat uji dengan AgNO 3

    menghasilkan warna ungu dengan endapan perak. Dari hasil reaksi ini menunjukkan sampel

    benar merupakan turunan pirazolon. Berikutnya dilakukan reaksi kristal dengan

    menambahkan K4Fe(CN)6pada zat uji kemudian mengamati kristalnya dengan mikroskop.

    Analisis kuantitatif metampiron dengan titrasi dilakukan dengan metode Iodimetri.

    Iodimetri merupakan titrasi langsung dengan baku yodium terhadap senyawa dengan oksidasi

    potensial yang lebih rendah dengan menggunakan indikator kanji. Pada titrasi iodimetri ini

    larutan titer yang digunakan adalah larutan iodine.

    Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan dan pembakuan yodium 0,1 N.

    Yodium sukar larut dalam air maka yodium dilarutkan dalam larutan kalium yodida pekat

    kemudian dimasukkan dalam labu ukur dan ditambahkan air hingga 1000 mL. Pembakuan

    yodium dilakukan dengan melarutkan arsentrioksid dalam NaOH 1 N (dalam suasana basa)

    kemudian diencerkan dengan air. Dalam standarisasi yodium ini diperlukan KI yangmenyumbangkan Iodium yang direduksi menjadi iodida. Larutan I2 tadi yang merupakan

    larutan baku sekunder dibakukan dengan larutan baku primer yaitu Arsentrioksid. Kemudian

    ditambahkan 2 tetes metil jingga dan asam klorida encer hingga warna kuning oleh jingga

    metil berubah menjadi jingga. Fungsi penambahan HCl adalah sebagai pemberi suasana asam

    sehingga nantinya dapat bereaksi dengan yodium. Setelah penambahan asam klorida encer

    pada larutan tadi maka larutan akan berada dalam suasana asam sehingga dapat memperkuat

    daya oksidasi yodium dan berlangsungnya reaksi perubahan warna. Reaksi yang terjadi

    adalah sebagai berikut :

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    15/21

    15

    As2O3 + NaOH 2 Na2AsO3 + 3 H2O

    Na2AsO3 + I2 + 2 NaHCO3 Na3AsO4 + 2 NaI + 2 CO2 + H2O

    Kemudian ditambah air dan larutan kanji sebagai indikator dalam kemudian digojog

    hingga homogen. Setelah itu larutan dititrasi dengan dengan baku yodium perlahan-lahan

    hingga timbul warna biru tetap. Titrasi dihentikan apabila tidak terjadi perubahan warna lagi.

    Hal ini berarti titrasi sudah mencapai titik akhir titrasi dimana analit sudah habis bereaksi

    dengan titran.

    Perubahan warna biru ketika titrasi disebabkan karena amilum berikatan dengan

    iodium membentuk kompleks kanji iodium yang berwarna biru. Titrasi dilakukan 3 kali

    replikasi untuk memperoleh data yang valid. Dari 3 kali replikasi deiperoleh data dan

    perhitungan normalitas I2sebesar 0,024 N, 0,023 N dan 0,021 N dengan rata-rata normalitas

    0,023 N.

    Langkah selanjutnya dilakukan penetapan kadar metampiron. Serbuk sampel

    metampiron dilarutkan dalam 5-6 ml air kemudian dititrasi dengan baku yodium 0,1 N

    hingga warna kuning mantap. Sebelum melakukan replikasi terlebih dahulu dilakukan

    orientasi untuk menentukan penggunaan buret dengan volume yang tepat dan memperkirakan

    jumlah titran yang diperlukan. Dari orientasi diperoleh volume titran 3,37 ml. Titik akhir

    titrasi diindikasikan oleh reaksi dari iodin dengan larutan kanji yang akan membentuk

    kompleks berwarna biru. Perubahan warna pada titrasi dapat dipermudah pengamatannya

    dengan menggunakan indikator larutan kanji sebagai indikator dalam.

    Pada titrasi ini menggunakan indikator dalam, yaiu larutan kanji yang dicampurkan

    bersama larutan yang akan dititrasi. Perbedaan indikator luar dan indikator dalam adalah cara

    penggunaannya dimana indikator biasanya berupa pasta kanji yang akan digoreskandengan

    larutan yang sudah dititrasi, apabila terbentuk warna biru seketika pada pasta kanji maka

    titrasi dihentikan, sedangkan penggunaan indikator dalam dilakukan dengan mencampurkanlangsung indikator kanji bersama analit yang akan dititrasi sehingga pada saat penetesan titran

    dapat terlihat langsung perubahan warna yang terjadi oleh reaksi antara iodin dan kanji yang

    membentuk kompleks. Keuntungan menggunakan kanji sebagai indikator dalam adalah

    pelaksaannya sederhana dan murah biaya, akan tetapi kelemahannya adalah sukar larut dalam

    air dingin, suspensi tidak stabil dalam air dan dapat membentuk kompleks dengan iod yang

    tidak larut dalam air sehingga tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi dan untuk

    senyawa yang berbeda memberi warna yang berbeda pula sehingga sukar menentukan kapan

    terjadi titik ekivalen dan titik akhir titrasi dari suatu reaksi titrasi. Indikator dalam terdiri dari

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    16/21

    16

    campuran Tropeolin OO dan metilen biru. Tropeolin biru merupakan indikator asam-basa

    yang berwarna merah pada suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya

    kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna sehingga pada titik

    akhir titrasi terjadi perubahan warna ungu.

    Spektrofotometri UV adalah pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektomagnetik

    dan molekul dalam suatu zat kimia. Prinsip dari spektrofotometri UV adalah radiasi

    elektromagnetik akan diabsorbsi oleh molekul organik aromatik atau molekul yang memiliki

    ikatan terkonjugasi ( molekul yang mengandung elektron n) , yang akan menyebabkan

    transisi elektron dari keadaan dasar menuju keadaan tereksitasi lebih tinggi. Pada saaat

    elektron tidak stabil atau keadaan tereksitasi akan menyebabkan perpindahan elektron

    kembali ke keadaan dasar ( ground state ) dengan memancarkan radiasi kembali. Besarnya

    serapan radiasi elektromagnetik tersebut sebanding dengan banyaknya molekul organik yang

    mengabsorbsi. Foton atau cahaya yang dikeluarkan dari perpindahan keadaan tereksitasi

    kembali kekeadaan dasar inilah yang terbaca sebagai transmitan yang akan dikonversikan ke

    absorbansi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Instrumen alat secara

    sederhana : sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber foton dengan berbagai

    macam rentang panjang gelombang, untuk UV 190-380 nm dengan lampu deuterium.

    Monokromator mendidpersikan sinar kedalam komponen panjang gelombang yang juga

    mengubah sinar polikromatis ke monokromatis. Wadah sampel ( kuvet ) tempat meletakkan

    senyawa uji. Detektor akan menangkap cahaya yang diteruskan sampel dan mengubahnya

    menjadi arus listrik. Kemudian dari detektor dapat dilihat foton yang keluar dan memperoleh

    absorbansi. Syarat senyawa yang dapat diukur dengan spektrofotometer UV adalah :

    1. Sampel harus bening, artinya tidak terdapat partikel-partikel koloid yang dapatmengganggu pengukuran serapan.

    2. Masuk dalam range, sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm, dan senyawayang dapat menyerap sinar UV terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki

    warna ( bening atau transparan ).

    3. Sampel memiliki gugus kromofor atau gugus penyerap yaitu gugus yang mampumenyerap cahaya ( radiasi elektromagnetik ) yang biasanya memiliki ikatan rangkap

    terkonjugas, dan juga auksokrom yaitu gugus yang dapat meningkatkan intensitas

    serapan.

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    17/21

    17

    4. Pelarut, artinya pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan senyawa secarasempurna, harus transparan artinya tidak mampu menyerap sinar pada panjang

    gelombang untuk pengukuran.

    Persamaan spektofotometri UV dan Visibel adalah model instrumen dan prinsip alat

    sama, mampu menyerap pada panjang yang khas, larutnnya harus bebas partikel, dan

    memiliki gugus kromofor. Perbedaannya adalah senyawa pada spektofotometri UV menyerap

    cahaya pada panjang gelombang 200-400 nm untuk senyawa-senyawa yang tidak berwarna,

    sedangkan pada spektofotometri Visibel panjang gelombangnya 400-800 nm untuk senyawa

    yang berwarna baik alami maupun buatan (derivatifasi atau penambahan kromofor dan

    auksokrom ). Kelebihan spektrofotometri UV-VIS adalah dapat mengukur senyawa pada

    panjang gelombang yang luas, dapat mengukur senyawa yang mempunyai gugus kromofor.

    Sedangkan kekurangannya adalah preparasi memerlukan banyak alat dan ketelitian.

    Pemanfaatan metampiron dalam bidang farmasi adalah sebagai obat analgetik, antipiretik

    rematik.

    Pada praktikum penetapan kadar Metampiron menggunakan metode spektrofotometri

    UV dikarenakan metampiron memiliki senyawa yang tidak berwarna ( bening ) dan

    mempunyai gugus kromofor. Pada percobaan yang pertama dibuat adalah larutan stok yaitu

    dengan melarutkan metampiron dalam H2SO4. H2SO4berfungsi untuk memberi suasana asam.

    Lalu dibuat larutan baku sebanyak lima konsentrasi yang berbeda dan diperoleh konsentrasi

    0,0008 , 0,0149

    , 0,239

    , 0,035

    , 0,0537

    . Larutan baku berfungsi

    sebagai larutan yang konsentrasinya telah diketahui. Selanjutnya menentukan panjang

    gelombang maksimal tujuannya karena intensitasnya tinggi dan memiliki kesensitifan paling

    tinggi. Penentuan panjang gelombang maksimal diambil dari konsentrasi tengah yang

    mewaliki konsentrasi bawah dan atas. Setelah itu diukur absorbansi dari larutan baku yangdiambil dari seri yang berbeda lalu diukur absorbansi masing-masing dan dilakukan

    perhitungan hingga diperoleh r = 0,9896, A = -0,2876 dan B = 42,919. Kemudian baru dibuat

    kurva baku yang diperoleh dari pengukuran dengan y = 42,919x + -0,2876 dan didapatkan

    kurva yang tidak linear. Hal ini dikarenakan karena kesalahan preparasi. Kurva baku

    berfungsi untuk regresi linier yang dimaksudkan dengan adanya linearitas yang memiliki r =

    0,9999 maka dapat menentukan konsentrasi untuk perbandingan absorbansi dan konsentrasi.

    Dengan persamaan y = Bx + A diperoleh konsentrasi sampel dan setelah diukur absorbansiyadiperoleh data kadar masing-masing sampel dan rata-rata kadar adalah 17,1617 % b/b.

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    18/21

    18

    Larutan blangko berfungsi sebagai faktor koreksi yang artinya mengukur serapan zat selain

    senyawa uji misalnya absorbansi pelarut. Setelah itu dilakukan serapan blangko sebelum

    pengukuran serapan sampel, diharapkan yang terbaca hanya absorbansi sampel uji dan zat

    bukan sampel ( pelarut ) absorbansinya terhitung nol. Pada penetapan kadar metampiron

    dilakukan replikasi 3 kali untuk memperoleh data yang lebih valid. Setelah sampel serbuk

    dilarutkan dengan H2SO4 dalam labu takar 50 ml, larutan harus disaring dengan kertas saring

    untuk memperoleh larutan yang jernih atau bebas partikel dan bening agar dapat diukur

    dengan spektrofotometri UV.

    Pada penetapan kadar metampiron dilakukan replikasi 3 kali untuk memperoleh data

    yang lebih valid. Setelah sampel serbuk dilarutkan dengan H2SO4 dalam labu takar 50 ml,

    larutan harus disaring dengan kertas saring untuk memperoleh larutan yang jernih atau bebas

    partikel dan bening agar dapat diukur dengan spektrofotometri UV.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi absorbansi pada pengukuran dengan

    spektrofotometri UV antara lain : pengenceran yang kurang sempurna, kuvet yang kurang

    bersih atau tergores karena sidik jari (gorasan pada kuvet dapat mngacaukan pengukuran),

    kurang baik dalam preparasi, kekeliruan penimbangan, adanya gelembung udara yang

    mengganggu absorbansi atau karena adanya partikel dalam larutan yang tidak sesuai untuk

    pengukuran dengan spektrofotometri UV.

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    19/21

    19

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULANDari percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan :

    Dengan titrasi iodimetri, kadar Metampiron yang diperoleh dari 3 kali replikasi adalah14,16 % b/b, 20,41 % b/b, dan 9,98 % b/b dengan rata-rata kadar 14,85 % b/b.

    Dengan metode spektroskopi UV, kadar metampiron yang diperoleh dari 3 kalireplikasi adalah sebesar 16,816 % b/b, 17,354 % b/b, dan 17,351 % b/b dengan rata-

    rata kadar 17,1617 % b/b.

    B. SARANSaran dari praktikan adalah sebaiknya praktikan yang akan melakukan

    percobaan penetapan kadar maupun analisis kualitatif melakukan preparasi dengan

    baik dan benar, dan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur kerja yang

    benar agar dapat memperkecil persen kesalahan dan memperoleh hasil praktikum

    yang maksimal.

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    20/21

    20

    Daftar Pustaka

    Depkes RI, 1995,Farmakope Indonesia,edisi IV, Depkes RI, Jakarta, pp. 537-538.

    Rohman, A., 2007,Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 154.

    Sutedjo, 2008,Mengenal Obat-Obatan, Amara Book, Yogyakarta, pp. 100.

    Temanss,, reaksi penetapan kadar metampiron itu gimana ee?

    yg dpanduan pake rumus struktur itu,, yg gini sih kayaknya :

    Metampiron(ini aku nda tau apa namanya) +NaHSO3 + HCOH

    NaHSO3 +H2O + I2 NaHSO4 + 2 HI

    Kanji + I2 -kompleks biru

    Kita nulisnya gimanaaa??? ._.

  • 5/28/2018 Bahan Presentasi Laporan KA

    21/21

    21