BAHAN PRESENTASI HIDRAULIKAII

15
PINTU ROMIJN Pintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untuk mengatur dan mengukur debit di dalam  jaringan saluran irigasi. Ag ar dapat bergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintu sorong Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat.

description

bahan presentasi hidrolika

Transcript of BAHAN PRESENTASI HIDRAULIKAII

PINTU ROMIJN

PINTU ROMIJNPintu Romijn adalah alat ukur ambang lebar yang bisa digerakkan untukmengatur dan mengukur debit di dalam jaringan saluran irigasi. Agar dapatbergerak, mercunya dibuat dari pelat baja dan dipasang di atas pintusorong Pintu ini dihubungkan dengan alat pengangkat.Tipe tipe alat ukur Romijn

Sejak pengenalannya pada tahun 1932, pintu Romijn telah dibuat dengantiga bentuk mercu (Gambar 2.18), yaitu :(i) Bentuk mercu datar dan lingkaran gabungan untuk peralihanpenyempitan hulu (Gambar 2.18A)(ii) Bentuk mercu miring ke atas 1:25 dan lingkaran tunggal sebagaiperalihan penyempitan (Gambar 2.18B)(iii) Bentuk mercu datar dan lingkaran tunggal sebagai peralihanpenyempitan (Gambar 2.18 C)

Mercu horisontal & lingkaran gabunganDipandang dari segi hidrololis, ini merupakan perencanaan yang baik. Tetapipembuatan kedua lingkaran gabungan sulit, padahal tanpa lingkaran lingkaran itu pengarahan air diatas mercu pintu bisa saja dilakukan tanpapemisahan aliran.

Mercu dengan kemiringan 1:25 & lingkaran tunggal Vlugter (1941) menganjurkan penggunaan pintu Romijn dengan kemiringanmercu 1:25. Hasil penyelidikan model hidrolis di laboratorium yangmendasari rekomendasinya itu tidak bisa direproduksi lagi (Bos 1976).Tetapi dalam program riset terakhir mengenai mercu berkemiringan 1:25,kekurangan kekurangan mercu ini menjadi jelas :- Bagian pengontrol tidak berada di atas mercu, melainkan diatas tepitajam hilirnya, dimana garis garis aliran benar benar melengkung.Kerusakan terhadap tepi ini menimbulkan perubahan pada debit alatukur.- Karena garis garis aliran ini, batas moduler menjadi 0,25: bukan0,67 seperti anggapan umumnya. Pada aliran tenggelam H2/H1 = 0,67, pengurangan dalam aliran berkisar dari 3% untuk aliran rendahsampai 10% untuk aliran tinggi (rencana).Karena mercu kemiringan 1:25 juga lebih rumit pembuatannyadibandingkan dengan mercu datar, maka penggunaan mercu dengankemiringan ini tidak dianjurkan.Mercu horisontal & lingkaran tunggal : (lihat Gambar 2.19)Ini adalah kombinasi yang bagus antara dimensi hidrolis yang benar denganperencanaan konstruksi. Jika dilaksanakan pintu Romijn, maka sangatdianjurkan untuk menggunakan bentuk mercu ini.

Perencanaan HidrolisDilihat dari segi hidrolis, pintu Romijn dengan mercu horisontal danperalihan penyempitan lingkaran tunggal adalah serupa dengan alat ukurambang lebar yang telah dibicarakan pada Pasal 2.2. Untuk keduabangunan tersebut, persamaan antara tinggi dan debitnya adalah :1.51 Q C C 2 / 3 2 / 3 g b h d v c = .... (2.13 )dimana :Q = debit m3/dtCd = koefisien debitCv = Koefisien kecepatan datangg = percepatan gravitasi, m/dt2 ( 9,8)bc = lebar meja, mh1 = tinggi energi hulu di atas meja, mdi mana koefisien debit sama denganCd = 0,93 + 0,10 H1/L .... (2.14)denganH1 = h1 + v12/2gdimana :H1 = tinggi energi diatas meja, mv1 = kecepatan di hulu alat ukur, m/dt .... (2.15)Koefisien kecepatan datang Cv dipakai untuk mengoreksi penggunaan h1dan bukan H1 didalam persamaan tinggi energi debit (Persamaan 2.13).Dimensi dan Tabel debit standarLebar standar untuk alat ukur Romijn adalah 0,50, 0,75, 1,00, 1,25 dan1,50 m untuk harga harga lebar standar ini semua pintu, kecuali satu tipe,mempunyai panjang standar mercu 0,50 untuk mercu horisontal dan jari jari 0,10 m untuk meja berunjung bulat. Satu pintu lagi ditambahkan agarsesuai dengan bangunan sadap tersier yang debitnya kurang dari 160 l/dt.Lebar pintu ini 0,50 m, tetapi mercu horisontalnya 0,33 m dari jari jari0,07 m untuk ujung meja.Kehilangan tinggi energi H yang diperlukan diatas alat ukur yang bisadigerakkan diberikan di bagian bawah Tabel A.2.5, Lampiran 2. Harga harga ini dapat dipakai bila alat ukur mempunyai saluran hilir segi empatdengan potongan pendek, seperti ditunjukkan pada contoh gambar 2.18.Jika dipakai saluran hilir yang lebih besar, maka kehilangan tinggi energisebaiknya diambil 0,4 Hmaks.Harga harga besaran debit yang dianjurkan untuk standar alat ukurRomijn diberikan pada Tabel 2.6.

Papan DugaUntuk pengukuran debit secara sederhana, ada tiga papan duga yang harusdipasang, yaitu:- Skala papan duga muka air disaluran- Skala sentimeter yang dipasang pada kerangka bangunan- Skala liter yang ikut bergerak dengan meja pintu RomijnSkala sentimeter dan liter dipasang pada posisi sedemikian rupa sehinggapada waktu bagian atas meja berada pada ketinggian yang sama denganmuka air di saluran (dan oleh sebab itu debit diatas meja nol), titik nol padaskala liter memberikan bacaan pada skala sentimeter yang sesuai denganbacaan muka air pada papan duga di saluran (Lihat Gambar 2.18).Karakteristik alat ukur Romijn- Kalau alat ukur Romijn dibuat dengan mercu datar dan peralihanpenyempitan sesuai dengan Gambar 2.18.C, tabel debitnya sudah adadengan kesalahan kurang dari 3%.- Debit yang masuk dapat diukur dan diatur dengan satu bangunan- Kehilangan tinggi energi yang diperlukan untuk aliran moduler adalah dibawah 33% dari tinggi energi hulu dengan mercu sebagai acuannyayang relatif kecil.- Karena alat ukur Romijn ini bisa disebut berambang lebar, maka sudahada teori hidrolika untuk merencanakan bangunan tersebut.- Alat ukur Romijn dengan pintu bawah bisa dieksploitasi oleh orang yangtak berwenang, yaitu melewatkan air lebih banyak dari yang di izinkandengan cara mengangkat pintu bawah lebih tinggi lagi.Kelebihan kelebihan yang dimiliki alat ukur Romijn- Bangunan itu bisa mengukur dan mengatur sekaligus- Dapat membilas endapan sedimen halus- Kehilangan tinggi energi relatif kecil- Ketelitian baik- Eksplotasi mudahKekurangan kekurangan yang dimiliki alat ukur Romijn- Pembuatan rumit dan mahal- Bangunan itu membutuhkan muka air yang tinggi di saluran- Biaya pemeliharaan bangunan itu relatif mahal- Bangunan itu dapat disalahgunakan dengan jalan membuka pintubawah- Bangunan itu peka terhadap fluktuasi muka air di saluran pengarah.Penggunaan alat ukur RomijnAlat ukur Romijn adalah bangunan pengukur dan pengatur serba bisa yangdipakai di Indonesia sebagai bangunan sadap tersier. Untuk ini tipe standarpaling kecil (lebar 0,50 m) adalah yang paling cocok. Tetapi, alat ukurRomijn dapat juga dipakai sebagai bangunan sadap sekunder.Eksploitasi bangunan itu sederhana dan kebanyakan juru pintu telahterbiasa dengannya. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu bawah yangdapat disalahgunakan jika pengawasan kurang.