Analisis Tunneling untuk Voice over Internet Protocol (VoIP ......Voice over Internet Protocol VoIP...

19
Analisis Tunneling untuk Voice over Internet Protocol (VoIP) pada Jaringan yang Menggunakan Network Address Translation (NAT) Jurnal Peneliti : Ari Jaya Iskandar NIM : 672008031 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Agustus 2012

Transcript of Analisis Tunneling untuk Voice over Internet Protocol (VoIP ......Voice over Internet Protocol VoIP...

Analisis Tunneling untuk Voice over Internet Protocol (VoIP) pada Jaringan

yang Menggunakan Network Address Translation (NAT)

Jurnal

Peneliti :

Ari Jaya Iskandar

NIM : 672008031

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Agustus 2012

1

2

3

4

5

Analisis Tunneling untuk Voice over Internet Protocol (VoIP) pada Jaringan

yang Menggunakan Network Address Translation (NAT)

1) Dian W. Chandra,

2) Ari Jaya Iskandar

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl.Diponegoro 52-90, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected],2)

[email protected]

Abstract

Voice over Internet Protocol (VoIP) is a technology voice calls or phone call made using

the Internet Protocol (IP). In the implementation, there is a problem with the transmission

of audio on VoIP NAT. Many protocols and parameters used in the transmission of VoIP

data all of which can not be handled by NAT and different ports on the NAT network.

Tunneling is a method contained in the Virtual Private Network (VPN). By using this

method all packages that exist in VoIP sent through special channels (tunnel) so that

problems that exist in VoIP with NAT resolved. Before data is sent through the tunnel

first, data encapsulated into IP datagram and added Generic Route Encapsulation (GRE)

header and point-to-point protocol (PPP) header that serves the vpn user authentication

process and defining the data (tunnel).

Keyword : VoIP, VPN, GRE, PPP, NAT, VPN, tunnel

Abstrak

Voice over Internet Protocol (VoIP) merupakan teknologi panggilan suara atau panggilan

telepon yang dilakukan dengan menggunakan Internet Protocol (IP). Dalam

implementasinya, terdapat masalah transmisi audio pada VoIP dengan NAT. Banyak

protokol dan parameter yang digunakan dalam transmisi data VoIP yang semuanya tidak

dapat ditangani oleh NAT serta perbedaan port pada jaringan NAT. Tunneling merupakan

metoda yang terdapat pada Virtual Private Network (VPN). Dengan menggunakan

metoda ini semua paket-paket yang ada pada VoIP dikirim melalui jalur khusus (tunnel)

sehingga permasalahan yang ada pada VoIP dengan NAT diatasi. Sebelum data dikirim

melalui jalur tunnel data dienkapsulasi terlebih dahulu menjadi IP datagram dan

ditambahkan Generic Route Encapsulation (GRE) header dan point to point protocol

(PPP) header yang berfungsi dalam proses autentifikasi user vpn dan penetapan

jalur data (tunnel).

Kata Kunci : VoIP, VPN, GRE, PPP, NAT, VPN, tunnel

6

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memberikan

kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi dimanapun dan

kapanpun. Voice Over Internet Protocol (VoIP) merupakan salah satu teknologi

transmisi suara yang memberikan berbagai kemudahan dalam penggunaaanya dan

sangat fleksibel. Teknologi ini mampu mentransmisikan paket-paket data seperti

suara, video, dan paket data melalui jaringan IP. untuk digunakan diberbagai

tempat, biaya yang ditawarkan juga lebih murah [1]. Transmisi suara pada VoIP

dilakukan secara digital dengan bantuan codec yang berfungsi untuk mengubah

sinyal analog menjadi digital sebelum ditransmisikan. Sedangkan pada telepon

analog hanya mampu melakukan transmisi suara dalam bentuk sinyal analog [2].

Dalam implementasinya teknologi ini menggunakan jaringan yang berbeda, tidak

seperti pada jaringan telepon biasa. Data-data yang dikirim dilakukan melalui

jaringan IP (Internet Protocol) [3]. IP address sebagai sarana pengalamatan yang

ada dalam jaringan public semakin tebatas karena jumlahnya yang hanya 32 bit.

Tidak semua jaringan mendapatkan ip public dengan mudah. Oleh karena itulah

dibutuhkan suatu mekanisme yang dapat menghemat ip address. Logika

sederhana untuk penghematan ip address ialah dengan meng-share suatu nomor ip

public ke beberapa client ip lainnya. Atau dengan kata lain beberapa komputer

bisa mengakses internet hanya hanya dengan satu ip public. Salah satu mekanisme

itu disediakan oleh Network Address Translation (NAT). NAT mentranslasikan

alamat yang ada pada jaringan private untuk dapat terhubung dengan jaringan

public.

Dalam implementasinya. VoIP menggunakan banyak protokol untuk

berkomunikasi. Protokol-protokol yang ada dalam VoIP ini juga memiliki banyak

parameter yang semuanya tidak dapat ditangani dengan NAT dalam proses

transmisinya [4]. Penggunaan teknologi Virtual Private Network (VPN)

merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Dengan

adanya metoda tunneling yang ada dalam VPN dapat membantu VoIP dalam

mentransmisikan protokol-protokol yang ada dalam VoIP. Masalah yang dapat

dirumuskan adalah: 1) Bagaimana tunnel menangani masalah NAT yang ada

dalam VoIP?, 2) Apakah ada perubahan dalam struktur paket VoIP?, 3) Informasi

apa saja yang ditambahkan dalam paket VoIP setelah dilakukan tunnel?.

2. Kajian Pustaka

Penelitian yang berjudul Implementasi VoIP over VPN menggunakan Ipv4

(Studi Kasus Politeknik Telkom), penelitian ini menjelaskan tentang merancang

Voice over Internet Protocol (VoIP) dengan menggunakan Virtual Private

Network (VPN). VPN dipilih karena adanya fungsi jalur khusus (tunneling) yang

akan digunakan sebagai saluran komunikasi antara client VoIP. Dalam penelitian

tersebut juga dilakukan analisa perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan

VPN tunneling. Dilakukan pula proses Sniffing untuk menganalisa bentuk

7

penyadapan yang terjadi pada jalur tanpa VPN dan jalur dengan menggunakan

VPN. Hasil dari penelitian ini adalah VoIP dengan menggunakan VPN lebih aman

dibandingkan sebelum menggunakan VPN [5]. Dengan memperhatikan penelitian

tersebut maka dilakukan analisis bagaimana tunnel dapat membantu VoIP dalam

menangani masalah penggunaan Network Address Translation (NAT) selain

mengamankan jalur transmisi data (suara) yang telah terdapat dalam hasil

penelitian tersebut.

Voice over Internet Protocol VoIP merupakan suatu sistem telepon yang

menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan paket data suara dari suatu

tempat ke tempat lainnya menggunakan perantara protokol IP. VoIP

mentransmisikan sinyal suara dengan mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan

dikelompokkan menjadi paket–paket data yang dikirim dengan menggunakan

platform IP (Internet Protocol). Terdapat beberapa protokol dalam VoIP

diantaranya adalah SIP dan RTP. SIP merupakan protokol layer aplikasi yang

digunakan untuk menajemen pengaturan panggilan dan pemutusan panggilan.

Arsitektur SIP terdiri dari user SIP ke server SIP. Server memproses request yang

masuk dan memberikan respon kepada client. Permintaan request itu, bersama

dengan komponen respon pesan yang lain membuat suatu komunikasi SIP. RTP

digunakan untuk mengirim paket real-time, seperti audio dan video melalui

jaringan paket switch. Protokol ini digunakan oleh protokol SIP dan H.323. RTP

memungkinkan penerima untuk mendeteksi paket yang hilang. Header dari RTP

berisikan informasi yang membantu penerima agar dapat merekonstruksi ulang

paket dan juga informasi mengenai bagaimana bit-bit dibagi menjadi paket codec.

Dalam implementasinya VoIP menggunakan banyak protokol. Protokol

yang sangat penting dalam komunikasi VoIP adalah Session Initation Protocol

(SIP) dan Real – time Transport Protocol (RTP). Session Initation Protocol atau

SIP merupakan standar IETF untuk suara atau layanan multimedia melalui

jaringan internet. SIP merupakan protokol layer aplikasi yang digunakan untuk

menajemen pengaturan panggilan dan pemutusan panggilan. SIP digunakan

bersamaan dengan protokol IETF lainnya seperti SAP, SDP, MGCP (MEGACO)

untuk menyediakan layanan VoIP yang lebih luas. Arsitektur SIP terdiri dari user

SIP ke server SIP. Server memproses request yang masuk dan memberikan

respon kepada client. Permintaan request itu, bersama dengan komponen respon

pesan yang lain membuat suatu komunikasi SIP. SIP user merupakan akhir dari

sistem (terminal akhir) yang bertindak berdasarkan kehendak dari pemakai.

RTP digunakan untuk mengirim paket real-time, seperti audio dan video

melalui jaringan paket switch. Protokol ini digunakan oleh protokol SIP dan

H.323. RTP memungkinkan penerima untuk mendeteksi paket yang hilang.

Header dari RTP berisikan informasi yang membantu penerima agar dapat

merekonstruksi ulang paket dan juga informasi mengenai bagaimana bit-bit dibagi

menjadi paket codec. Codec adalah kependekan dari compression/decompression.

Codec, dalam konteks streaming, adalah suatu metode atau algoritma yang

terdapat pada sebuah streaming player yang fungsinya adalah untuk melakukan

proses pengkompresan dan pengdekompresan file media streaming.

Network Address Translation (NAT) merupakan suatu metode untuk

menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan

8

menggunakan satu alamat ip public. Dengan penggunaan NAT maka dapat

menghemat penggunaan IPv4 yang mulai terbatas. Dengan menggunakan satu ip

maka ip private yang mengakses data tersebut dapat disembunyikan, atau dengan

kata lain NAT dapat menyembunyikan ip yang sebenarnya melakukan transfer

data dengan menggunakan satu ip yang berada pada router NAT. NAT juga sering

digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda, dan mentranslate

atau menterjemahkan ip private atau bukan ip public dalam jaringan internal ke

dalam jaringan yang legal network sehingga memiliki hak untuk melakukan akses

data dalam sebuah jaringan. Mekanisme NAT dimulai dengan membuat tabel

translasi internal untuk semua ip address jaringan internal yang mengirim paket

melewatinya. Lalu men-set tabel nomor port yang akan digunakan oleh ip public.

Ketika paket dari jaringan internal dikirim ke Destination NAT untuk disampaikan

keluar, Destination NAT melakukan proses pencatatan ip address dan port asal

dalam tabel translasi, menggantikan nomor IP asal paket dengan nomor ip dirinya

yang valid dan Menetapkan nomor port khusus untuk paket yang dikirim keluar,

memasukkannya dalam tabel translasi dan menggantikan nomor port asal tersebut

dengan nomor port khusus ini.

Ketika paket balasan datang kembali, Destination NAT mengecek nomor

port tujuannya. Jika ini cocok dengan nomor port yang khusus telah ditetapkan

sebelumnya, maka dia akan melihat tabel translasi dan mencari mesin mana di

jaringan internal yang sesuai. Setelah ditemukan, ia akan menulis kembali nomor

port dan ip address tujuan dengan ip address dan nomor port asal yang asli yang

digunakan dulu untuk memulai koneksi. Lalu mengirim paket ini ke mesin di

jaringan internal yang dituju. Destination NAT memelihara isi tabel translasi

selama koneksi masih terbuka. Dalam implementasinya panggilan VoIP yang

dilakukan pada NAT terdapat masalah dalam transmisi paket data audio, sehingga

dibutuhkan suatu metoda khusus untuk mengatasi masalah ini. Teknologi

tunneling merupakan salah satu metoda yang ada dalam VPN yang dapat

dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang ada pada panggilan VoIP dalam

jaringan NAT.

Tunneling merupakan inti dari teknologi VPN. Tunneling adalah suatu

teknik untuk melakukan enkapsulasi terhadap seluruh data pada suatu paket yang

menggunakan suatu format protokol tertentu. Dengan kata lain, header dari suatu

protokol tunneling ditambahkan pada header paket yang asli. Kemudian barulah

paket tersebut dikirimkan ke dalam jaringan paket data. Ketika paket yang telah

“ditunnel” dirutekan ke terminal tujuan. Maka paket–paket tersebut akan melewati

suatu jalur logika yang dikenal dengan nama kanal. Ketika penerima menerima

paket tersebut, maka akan dibuka dan dikembalikan lagi ke dalam format aslinya.

Dalam teknologi tunneling terdapat beberapa protokol salah satunya adalah Point

to Point Tunneling Protocol (PPTP). PPTP merupakan protokol jaringan yang

berfungsi mengubah paket PPP menjadi IP datagram agar dapat ditransmisikan

melalui intenet. PPTP juga dapat digunakan oleh komputer yang terhubung

dengan LAN untuk membuat VPN melalui LAN. Dalam komunikasinya Setelah

PPTP tunnel terbentuk, data dari user ditransmisikan antara PPTP clinet dan PPTP

server. Data yang ditransmisikan dalam bentuk IP datagram yang berisi PPP

9

paket. IP datagram dibuat dengan menggunakan versi protokol Generic Routing

Encapsulation (GRE) internet yang telah dimodifikasi.

3. Metode Analisis Sistem

Metode analisis sistem yang digunakan dalam menganalisis tunneling

untuk VoIP pada jaringan yang menggunakan NAT menggunakan metode

Network Analysis, Network Architecture and Design [6]. Tahapan-tahapan yang

harus dilalui dan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Flowchart Network Analysis, Network Architecture dan Design [6]

Pada Gambar 1 dapat diketahui alur proses yang dimulai dengan adanya masalah

jaringan yang ada, tujuan jaringan, kebutuhan pengguna, aplikasi dan peralatan

yang dibutuhkan. Setelah itu masuk ke tahap analisis, dari tahap analisis tersebut

akan dihasilkan output berupa pendeskripsian kebutuhan perangkat jaringan, arus

lalu lintas jaringan, pemetaan aplikasi, dan peralatan yang dibutuhkan dalam

jaringan. Hasil dari tahap analisis akan digunakan sebagai input untuk tahap

network architecture. Network architecture menggunakan informasi yang didapat

dari proses analisis untuk membangun high-level, end-to-end structure serta

fungsi-fungsi utama (routing, network management, security, performance) dalam

jaringan. Langkah terakhir yaitu design dalam tahap ini akan dilakukan evaluasi

kriteria desain yang dibuat, dimana akan dilakukan simulasi yang hasilnya akan

dianalisis untuk mengetahui fungsi dan kriteria apa saja yang ada dalam jaringan.

Untuk mempermudah pembuatan dan analisis sistem maka dibuat suatu

flowchart kerja yang berfungsi menjelaskan secara sistematis bagaimana nantinya

sistem berjalan. Flowchart yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 2.

10

Gambar 2 Flowchart VoIP VPN Tunelling

Pada Gambar 2 menunjukkan proses jalannya panggilan yang dilakukan antara

client 1 dan client 2 maupun sebaliknya. Langkah awal yang dilakukan adalah

dengan memasukkan nomor ID tujuan,kemudian masuk ke VPN server untuk

mendapatkan IP, kemudian diteruskan ke server VoIP untuk memastikan alamat

IP penerima kemudian setelah penerima di identifikasi maka proses selanjutnya

user penerima akan menerima panggilan dan melakukan pembicaraan, namun jika

penerima tidak ingin menerima telepon tersebut maka akan langsung masuk pada

tahap selesai. Untuk melakukan analisis maka dibuatlah pemodelan sistem yang

dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Pemodelan Sistem

11

Pemodelan sistem pada Gambar 3 dibuat untuk melakukan simulasi VoIP

pada jaringan dengan NAT dan pada jaringan dengan tunneling dan untuk

mengetahui permasalahan apa yang terjadi pada VoIP dengan NAT dan pada

VoIP dengan tunnel. Pemodelan sistem pada Gambar 3 dirancang dengan

menggunakan dua komputer client. Client 1 dengan net id 192.168.1.0/24

terhubung langsung pada router 1. Sedangkan Client 2 (Laptop 2) dan Server

dihubungkan ke Router 2 menggunakan switch dengan menggunakan net id

192.168.2.0/24. Untuk menghubungkan router 1 dengan router 3 menggunakan

net id 192.168.3.0/30, sedangkan untuk menghubungkan antara router 2 dan

router 3 menggunakan net id 192.168.5.0/30. Untuk konfigurasi NAT berada pada

router 2 dengan IP 192.168.5.3 yang akan meneruskan semua paket yang masuk

ke server.

4. Pengujian dan Analisis Sistem

Pengujian pertama yang dilakukan adalah melakukan panggilan VoIP

tanpa menggunakan NAT untuk mengetahui paket-paket apa yang tercapture.

Hasil capture panggilan VoIP tanpa menggunakan NAT dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4 Hasil Capture Tanpa NAT

Gambar 4 merupakan hasil capture dengan menggunakan wireshark yang

dilakukan pada client 1 ke client 2. Dari pengujian tanpa menggunakan NAT

komunikasi yang dilakukan tidak dapat berjalan. Pengujian selanjutnya adalah

pengujian VoIP dengan menggunakan NAT. Dilakukan pula capture dengan

menggunakan wireshark yang dapat dilihat pada Gambar 5.

12

Gambar 5 Hasil Capture pada Jaringan NAT

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa panggilan VoIP yang dilakukan pada

VoIP dengan NAT berhasil dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan adanya protokol

Real – time Transport Protocol (RTP). Pengujian yang terakhir yang dilakukan

adalah pengujian VoIP dengan menggunakan tunneling. Hasil capture panggilan

VoIP dengan menggunakan tunneling dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Hasil Capture VoIP dengan Menggunakan Tunnel

Pada panggilan VoIP dengan menggunakan tunnel VoIP dapat berjalan

dengan baik masalah penggunaan audio yang ada pada jaringan NAT dapat

terselesaikan. Setelah pengujian selesai langkah selanjutnya adalah melakukan

13

analisis. Analisis yang pertama adalah analisis VoIP pada jaringan tanpa

menggunakan NAT. Untuk melakukan analisis VoIP pada jaringan tanpa NAT

(Network Address Translation) telah dilakukan proses capture paket-paket data

sebelum menggunakan NAT. Kemudian dilakukan filtering pada protokol sip

yang dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Hasil Filter Protokol SIP pada Panggilan VoIP Tanpa NAT

Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa adanya request REGISTER dari client

1 dengan ip 192.168.1.2 kepada server dengan ip 192.168.2.2. namun router tidak

mengetahui dimana lokasi alamat server yang dapat dibuktikan dengan

tercapturenya protocol ICMP yang mengirimkan pesan error kerena jaringan

192.168.2.0/24 tidak dikenali oleh router.

Setelah melakukan analisis VoIP tanpa menggunakan NAT maka

dilakukan analisis VoIP dengan menggunakan NAT. Dalam melakukan analisis

VoIP dengan NAT telah dilakukan capture pada panggilan VoIP. Dari analisis

paket RTP yang terdapat pada panggilan VoIP dengan NAT yang dikirim client 1

ke client 2 dan client 2 ke client 1 ditemukan perbedaan port pada transmisi data

VoIP dengan menggunakan NAT. Gambar flow chart pengiriman paket audio

(RTP) dari client 2 ke client 1 dan client 1 ke server dapat dilihat pada Gambar 8

(kotak).

14

Gambar 8 Paket RTP yang Dikirim Client 2 ke Client 1

Isi dari paket RTP (kotak) pada Gambar 8 dapat dilihat pada Gambar 9 dan

Gambar 10.

Gambar 9 Isi Paket RTP yang Dikirim Client 1 ke Client 2 (NAT)

Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa paket tersebut dikirim dari alamat 192.168.1.2

(client 1) dengan port 27570 ke alamat 192.168.2.2 (server) dengan port 18254.

Hal ini menunjukkan bahwa paket RTP hanya sampai ke server, namun client 2

dapat mengirimkan paket RTPnya sampai ke client 1. Isi paket RTP yang

dikirimkan client 2 ke client 1 dapat dilihat pada Gambar 10.

15

Gambar 10 Isi Paket RTP yang Dikirim Client 2 ke Client 1 (NAT)

Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa paket tersebut dikirim dari alamat

192.168.2.3 (client 2) dengan port 23248 ke alamat 192.168.1.2 (client 1) dengan

port 27570. Dari analisis yang dilakukan pada implementasi VoIP dengan

menggunakan NAT terdapat perbedaan nomor port (khusus) yang telah

ditentukan, ketika paket dikirim keluar jaringan NAT port (khusus) yang

digunakan adalah 23248 sedangkan port (khusus) yang digunakan pada paket

balasan adalah 18254. Karena nomor port 18254 tidak tercatat di dalam tabel translasi maka NAT tidak meneruskan paket tersebut sehingga client 2

(192.168.2.3) tidak dapat mendengar audio yang dikirim oleh client 1

(192.168.1.2).

Analisis VoIP dengan menggunakan tunneling adalah analisis terakhir

yang dilakukan. Analisis pada VoIP dengan tunneling dilakukan dengan

menganalisis paket-paket yang tercapture pada packet sniffer. Pada VoIP dengan

menggunakan tunnel komunikasi yang terjadi sama seperti pada VoIP dengan

menggunakan NAT yang membedakan hanya transmisi protokol RTP yang

terjadi. Pada VoIP dengan tunnel paket RTP yang ditransmisikan client 1 ke client

2 telah berhasil dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11

(kotak).

16

Gambar 11 Paket RTP yang Diterima Client 2

Dari pada Gambar 11 (kotak) dapat dilihat bahwa ip 192.168.2.3 (client 2)

menerima paket RTP yang berisi audio yang dikirimkan oleh ip 192.168.1.2

(client 1), ini membuktikan bahwa audio yang dikirim oleh alamat ip 192.168.1.2

(client 1) telah diterima dan dapat didengar oleh alamat ip 192.168.2.3 (client 2).

Hal ini terjadi karena semua paket yang ada dalam komunikasi VoIP dengan

mengunakan tunnel dilakukan pada jaringan khusus (tunnel) sehingga komunikasi

antara client 1 dan client 2 dapat berjalan dengan baik. Masalah yang ada dalam

VoIP dengan menggunakan NAT pun dapat teratasi karena adanya koneksi point

to point antara client 1 dan client 2. Isi paket RTP pada Gambar 11 (kotak) dapat

dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Isi Paket RTP yang Dikirim Client 1 ke Client 2 (Tunnel)

17

Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa paket tersebut berasal dari alamat ip

192.168.1.2 (client 1) dengan port 17650 ke alamat ip 192.168.2.3 (client 2)

dengan port 11418. Tunneling terjadi dimulai dengan adanya request dari vpn

client ke vpn server. Vpn server berfungsi sebagai penghubung antar vpn client.

Server dari penelitian ini adalah router MikroTik RB 751. Untuk memulai

koneksinya vpn client menghubungi vpn server, vpn server kemudian

memverifikasi username dan password selanjutnya koneksi tunnel akan terbentuk.

Dalam penelitian ini ketika tunnel terbentuk semua data yang ada dalam panggilan

VoIP akan diarahkan melalui jalur tunnel yang telah dibentuk. sebelum data

dikirim melalui jalur tunnel, data terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk IP

datagram oleh protokol Generic Route Encapsulation (GRE). Alur perubahan

paket pada Gambar 12 dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Alur Perubahan Paket RTP

Dari Gambar 13 dapat diketahui bahwa paket berubah ketika berada di

dalam jaringan tunnel. Dari simulasi yang dilakukan (Gambar 12) paket awal

yang hanya berisi ip header dengan source 192.168.1.2 dan destination

192.168.2.3, UDP yang berisi source port 17650 dan destination port 11418, dan

RTP yang berisi data (audio) diubah sebelum paket ditransmisikan ke dalam

jaringan tunnel dan dibungkus dalam bentuk ip datagram. Proses yang dilakukan

yaitu dengan ditambahkannya ip address baru dengan source 192.168.3.1 dan

destination 192.168.5.1 sebagai IP tunnel serta penambahan GRE header dan PPP

header. Setelah sampai dialamat tujuan paket data akan diubah kembali ke dalam

bentuk aslinya.

18

4 Simpulan

VoIP yang diimplementasikan pada jaringan yang menggunakan NAT

tidak dapat berjalan dengan baik, karena audio yang dikirim dari client yang ada

dibalik jaringan NAT tidak dapat didengar oleh client yang berada di dalam

jaringan NAT. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan port pada transmisi data

VoIP dengan NAT. Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan metode

tunneling. Dengan metode ini VoIP dapat berjalan dengan baik dan masalah

transmisi audio yang ada dalam jaringan NAT dapat diatasi karena semua paket

data akan dilewatkan melalui jalur khusus (tunnel). Dari penelitian yang dilakukan

VoIP yang diimplementasikan pada jaringan tunnel menggunakan ip tunnel untuk

saling berhubungan. Sebelum data ditransmisikan ke dalam jaringan tunnel data di

enkapsulasi menjadi IP datagram sehingga masalah yang ada dalam VoIP dengan

menggunakan NAT dapat teratasi. Struktur paket data yang ada dalam jaringan

tunnel juga mengalami perubahan yaitu adanya penambahan IP Header baru yang

berfungsi sebagai ip tunnel dan memiliki fungsi sebagai penghubung antara vpn

client satu dengan yang lain serta penambahan GRE header dan PPP header yang

berfungsi dalam proses autentifikasi user vpn dan penetapan jalur data (tunnel).

5 Daftar Pustaka

[1] Dwita Aswiyanti Syafitri, 2007, Analisis Waktu Tunda Satu Arah pada

Panggilan VoIP antara Jaringan UMTS dan PSTN, Jurnal Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

[2] Kiki Prawiroredjo, 2002, Dasar-Dasar Voice over Internet Protocol, JETri,

2(1): 29-40.

[3] Andri Yansyah Putra, 2010, Analisis dan Perancangan Security Voice over

Internet Protocol (VoIP) Menggunakan GNU Linux Tribox pada Jaringan

Lokal, Jurnal Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer.

[4] Shiang-Ming, H., Quincy, W., 2011, A Survey of NAT Behavior

Discovery in VOIP Applications, jurnal Department of Computer Science

National Chiao Tung University Taiwan, 12(2): 19-30.

[5] Fahmi, M., Solikin, Anang, S., 2012, Implementasi VoIP over VPN

menggunakan IPv4 (Studi Kasus Politeknik Telkom), Jurnal Studi Teknik

Komputer Polikteknik Telkom Bandung.

[6] James D. McCabe, 2003, Network Analysis, Architecture & Design,

Second Edition, San Francisco: Morgan Kaufmann.