Tes Psikologi Kraepelin

download Tes Psikologi Kraepelin

of 17

Transcript of Tes Psikologi Kraepelin

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    1/17

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    2/17

    2

    Tes Psikologi Kraepelin

    A. Pendahuluan

    Kata tes berasal dari bahasa latin Testum yaitu alat untuk mengukur

    tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan

    untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain. Lama kelamaan

    arti tes menjadi lebih umum. Menurut Elliot (1999) tes merupakan salah satu cara

    untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa.

    Pengertian tes menurut Suryabrata (1993) adalah pertanyaan-pertanyaan yang

    harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan yang berdasar atas

    bagaimana testee menjawab.

    Anastasi (1997) mengemukakan bahwa esensi dari tes merupakan

    penentuan yang obyektif dan distandardisasikan terhadap sample tingkah laku.

    Pengertian tes menurut Chaplin (2001) yaitu sebarang pengukuran yang

    membuahkan data kuantitatif, seperti satu tes yang tidak dibakukan dan

    diterapkan dalam satu kelas di sekolah. Satu perangkat pertanyaan yang sudah

    dibakukan, yang dikenakan pada seseorang dengan tujuan untuk mengukur perolehan atau bakat pada satu bidang tertentu.

    Pengertian tes di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tes dapat

    didefinisikan sebagai suatu tugas atau serangkaian tugas, dalam bentuk

    pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah. untuk dijawab dan dilaksanakan.

    Hasil dari tes tersebut dapat dibandingkan. Di dalam lapangan psikologi kata tes

    mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin

    popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk menentukan(mengukur) aspek-aspek tertentu dari pada ke pribadian.

    Tes Psikologi menurut Anastasi, merupakan salah satu dari metode

    psikodiagnostik. Sedangkan psikodiagnostik merupakan terjemahan dari istilah

    Psichodiagnosis dalam bahasa Inggris yang dimunculkan pertama kali oleh

    Herman Rorschach pada tahun 1921. Menurut Chaplin pengertian Psikodiagnostik

    adalah sebarang teknik untuk mempelajari kepribadian, bertujuan untuk

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    3/17

    3

    menentukan sifat-sifat yang mendasarinya, khususnya sifat yang menentukan

    kecenderungan seseorang pada penyakit mental.

    Psikodiagnostik adalah teknik-teknik untuk melakukan pemeriksaan

    psikologis guna menemukan sifat-sifat yang mendasari kepribadian tertentu,

    terutama yang mengarah pada kelainan-kelainan tertentu. Pada hakikatnya, fungsi

    tes-tes psikologi adalah untuk mengukur perbedaan-perbedaan antara individu-

    individu atau antara reaksi-reaksi individu yang sama dalam situasi yang berbeda.

    Di Indonesia, terdapat beragam instrumen/alat psikologi yang digunakan

    berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Tes Psikologi tersebut memiliki banyak

    ragam dan skor yang luas sehingga terdapat pengklasifikasian yang bertujuan

    mendapatkan orientasi yang baik mengenai tes tersebut. Salah satu jenis

    instrumen Psikologi tersebut yakni tes Kraepelin yang digolongkan ke dalam

    Group Test di mana tester (pemberi tes) menghadapi testee (peserta tes) dan Speed

    Test di mana mengutamakan kecepatan dan ketepatan kerja.

    B. Sejarah Tes Kraepelin

    Tes kraepelin diciptakan oleh seorang psikiater Jerman bernama Emilie

    Kraepelin pada tahun 1856 1926. Emillie Kraepelin dilahirkan pada 15 Februari1856 di Neustrelitz dan wafat pada 7 Oktober 1926 di Munich. Ia menjadi dokter

    di Wurzburg tahun 1878, lalu menjadi dokter di rumah sakit jiwa Munich. Dari

    tahun 1903 sampai meninggalnya, ia menjadi profesor psikiatri di klinik psikiatri

    di Munich dan sekaligus menjadi direktur klinik tersebut.

    Emil Kraepelin adalah psikiatris yang mempelajari gambaran dan

    klasifikasi penyakit-penyakit kejiwaan, yang akhirnya menjadi dasar

    penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan yang disebut sebagai Diagnostic andStatistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh American

    Psychiatric Association (APA). Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi

    gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat diidentifikasi maka asal usul dan penyebab

    penyakit kejiwaan tersebut akan lebih mudah diteliti.

    Kraepelin menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai

    penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua

    golongan utama yaitu dimentia praecox dan psikosis manic-depresif. Dimentia

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    4/17

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    5/17

    5

    C. Aspek Aspek Tes Kraepelin

    Menurut Spearman (1927) aspek-aspek yang diungkap dalam tes

    Kraepelin dapat dianggap sebagai pernyataan dari energi mental ( mengandung

    unsur-unsur kecepatan, ketelitian,keajegan dan ketahanan kerja ), sehingga

    mengukur secara optimum apa yang telah dicapai individu untuk dirinya dalam

    keadaan fungsi mental yang normal.

    Menurut Dr. J. de Zeeuw, tes Kraepelin digolongkan dalam tes-tes yang

    mengukur faktor-faktor khusus non-intelektual yaitu terhadap aspek tes

    konsentrasi. Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes Kraepelin

    berfokus pada salah satu aspek kemampuan mental primer yaitu faktor number ,

    di mana di dalamnya terdapat kecakapan untuk menghitung simple

    arithmetic dengan cepat dan teliti. Menurut Anastasi juga, tes Kraepelin

    merupakan sebuah Speed Test. Dengan ciri utama dari sebuah speed tes adalah

    tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal. Jadi pada tes

    ini, testee memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya

    setiap jalur, tapi penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan kerja,

    ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan ketahanan yang dimiliki testee dalam kerja.

    Selain kecepatan kerja, faktor-faktor lain yang diungkapkan adalah ketelitian,konsentrasi, dan stabilitas dalam bekerja.

    Selain itu, terdapat pula aspek-aspek psikologis yang berpengaruh pada tes

    Kraepelin, misalnya persepsi visual, koordinasi senso-motorik, pushing power,

    ketahanan, learning effect (efek pembelajaran).

    D. Tujuan Tes Kraepelin

    Tujuan Tes Kraepelin yaitu untuk mengukur karakter seseorang pada beberapa aspek tertentu yaitu :

    a) Aspek Keuletan (daya tahan)

    Pada tes ini akan di uji seberapa ulet seseorang menyelesaikan masalah rumit

    dan ambigu, dalam tempo yang terbatas, dan bagaimana tingkat kestabilannya.

    b) Aspek Kemauan (kehendak individu)

    Tes ini akan mengukur kemauan dan motivasi seseorang saat mengerjakan

    hal-hal yang pelik yang biasanya khusus untuk tes ini diilustrasikan dalam

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    6/17

    6

    bentuk angka-angka dan pola perhitungan bilangan, baik operasi bilangan

    dasar, middle , sampai advance .

    c) Aspek Emosi

    Tes ini mengukur kemampuan seseorang dalam meredam dan mengendalikan

    diri pada sat sedang ditekan dengan pekerjaan pada fase dan tahap yang cukup

    pelik.

    d) Aspek Penyesuaian Diri

    Tes ini bisa di gunakan untuk mengukur kecepatan seseorang dalam

    menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan sesuatu yang mungkin benar-benar

    baru.

    e) Aspek Stabilitas DiriMengukur tingkat kestabilan dari tingkat ke tingkat tes, karena tes Kraepelin

    memiliki beberapa map dan jenis, biasanya dalam beberapa tahap tes.

    E. Tes Kraepelin

    Menurut versi Universitas Gajah Mada (UGM) tes Kraepelin merupakan

    bentuk tes berupa satu lembar kertas dobel kuarto memanjang bolak-balik terdiri

    atas 4 halaman. Halaman pertama untuk menuliskan identitas subyek dan contohtes. Halaman kedua dan ketiga berisi soal, dan halaman keempat untuk scoring,

    grafik dan interpretasi. Lembar tes dalam bentuk terpakai habis. Tes berwujud

    angka-angka sederhana yaitu 1 9. Subyek diminta untuk menjumlahkan angka-

    angka secara berurutan dari bawah ke atas untuk dua angka yang berdekatan tan

    pa ada angka yang dilewati. Tes ini dapat disajikan secara individual maupun

    klasikal. Waktu keseluruhan yang diperlukan kurang lebih 20 menit. Perinciannya

    adalah pengisian identitas subyek 4 menit, instruksi 2 menit, latihan 1 menit, danmengerjakan soal 12,5 menit. Setiap deret diberi waktu 15 detik, dan setiap 15

    detik terdapat aba-aba untuk segera pindah mengerjakan deret yang berikutnya,

    hingga 50 kali pindah deret. Sedangkan tes Kraepelin versi UI, setiap deret diberi

    waktu 30 detik, dan setiap 30 detik terdapat aba-aba untuk segera pindah

    mengerjakan deret yang berikutnya sampai 45 kali pindah deret. Tes ini

    digunakan untuk semua kepentingan yang memerlukan pengukuran terhadap

    aspek kecepatan kerja, ketelitian kerja, keajegan kerja, dan ketahanan kerja.

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    7/17

    7

    Pada umumnya, tes Kraepelin sering digunakan untuk kepentingan seleksi,

    promosi dan mutasi dalam bidang kerja dan jabatan (psikologi Industri). Kadang-

    kadang bidang psikologi lainnya juga menggunakan tes ini, seperti psikologi

    pendidikan, klinis, dan bidang yang lain yang disesuaikan dengan

    kepentingannya.

    Dalam tes Kraepelin, sebenarnya testee hanya diminta untuk mengerjakan

    hitungan sederhana, yaitu menjumlahkan deretan angka-angka. Namun yang

    menjadi masalah adalah jumlah deretan angka yang diberikan sangat banyak

    hampir sebesar lembaran koran. Sehingga tes yang juga dikenal dengan istilah

    "Tes Koran". Tes ini menuntut konsentrasi, ketelitian, stabilitas emosi dan daya

    tahan yang prima. Semakin banyak kesalahan yang dibuat, menunjukkan testee

    adalah orang yang tidak teliti, tidak cermat, tidak hati-hati dan kurang memiliki

    daya tahan yang cukup terhadap stres atau tekanan pekerjaan.

    Tes Kraepelin terdiri dari 45 lajur angka satuan antara 0 hingga 9 yang

    tersusun secara acak sebanyak 60 angka secara vertikal pada tiap-tiap lajur. Tugas

    testee adalah setiap kali menjumlahkan 2 buah angka, mulai dari angka paling

    bawah pada tiap-tiap lajur dalam batas waktu tertentu yang singkat.

    5 7 6 9 2

    3 8 4 0 5

    9 2 4 3 7

    1 8 1 2 6

    0 4 7 5 1

    6 3 5 4 7

    4 5 3 7 4

    6 9 0 5 2

    2 6 9 8 9

    Jadi, bila 2 dijumlahkan dengan 6 hasilnya ditulis di sebelah kanan di

    antara kedua angka tersebut. Kemudian 6 dijumlahkan dengan 4, hasilnya ditulis

    sebagai 0 (hanya diambil angka bagian belakang bila hasilnya > 9) di sebelah

    kanan di antara kedua angka tersebut. Kemudian 4 dijumlahkan dengan 8 hasilnya

    ditulis sebagai 2 di sebelah kanan di antara kedua angka tersebut, dan seterusnya.

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    8/17

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    9/17

    9

    F. Administrasi Pelaksanaan Tes Kraepelin

    Dalam pelaksanaan tes Kraepelin, terdapat beberapa kelengkapan yang

    diperlukan antara lain sebagai berikut.

    1. Lembar soal tes Kraepelin, tes ini terdiri dari 45 jalur angka, namun yang

    biasanya dikerjakan 40 jalur angka.

    2. Stopwatch

    3. Pensil (disarankan ada cadangan)

    4. Meja yang cukup luas supaya testee dimungkinkan membuka lebar-lebar

    lipatan soal tes Kraepelin dan kursi.

    5. Papan tulis dan kapur tulis atau flipchart untuk menjelaskan cara pengerjaan

    tes.

    Adapun prosedur pelaksaan tes Kraepelin terdiri dari beberapa langkah

    sederhana, antara lain sebagai berikut.

    1. Membagikan lembar soal kepada testee

    2. Testee diminta mengisi identitas pribadi secara lengkap pada tempatnya di

    halaman depan dan tidak diperkenankan membuka lembaran tes sebelum

    diperintahkan.

    3. Pada saat testee mengisi identitas, diperkenankan mengutip contoh soal tesKraepelin di papan tulis sebagai gambaran dalam pengerjaan.

    4. Intruksi. Dalam tes ini akan tertera kolom-kolom dari angka-angka pada soal.

    Tugas testee adalah :

    a) Menjumlahkan tiap-tiap dengan satu angka di atasnya dan penjumlahan

    dimuali dari bawah ke atas.

    b) Dari hasil penjumlahan, testee hanya menuliskan angka satuannya saja.

    Misalnya penjumlahan 5 dan 9 adalah 14, maka yang ditulis cukup angka4-nya saja. Angka satuan ditulis di sebalah kanan, tepat di antara kedua

    angka yang dijumlahkan.

    c) Bila testee membuat kesalahan dalam menjumlahkan atau menulis,

    misalnya seharusnya 9 kemudian ditulis 6, maka testee tidak perlu

    menghapus angka yang salah itu. Testee hanya perlu mencoret angka yang

    salah dan menulis angka yang benar disampingnya.

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    10/17

    10

    d) Setiap beberapa saat akan terdengar bunyi ketukan yang berarti waktu

    penghitungan dan penulisan di kolom pertama dihentikan kemudian

    dilanjutkan ke kolom sebelahnya. Penulisan kolom yang lain dilakukan

    pula dari bawah ke atas.

    e) Dalam pengerjaannya, sangat diperlukan teknik pekerjaan secepat dan

    seteliti mungkin.

    G. Skoring dan Analisis Tes Kraepelin

    Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan proses skoring tes Kraepelin

    yakni :

    a) Memeriksa seluruh hasil penjumlahan yang telah dikerjakan testee, caranyahitung jumlah yang benar dari penjumlahan se tiap dua angka yang berurutan

    pada setiap lajur, tuliskan jumlahnya di bagian bawah tiap lajur. Memberikan

    tanda pada setiap hasil penjumlahan yang salah, kemudian hitung jumlah

    kesalahannya. Memberikan tanda pada setiap deret yang terlampaui, kemudian

    dijumlahkan untuk mengetahui berapa banyak testee melompati deret angka

    yang sebenarnya harus dihitung.

    b) Menuliskan jumlah kesalahan yang telah dibuat testee dan menulis jumlahlompatan yang dibuat testee.

    c) Menjumlahkan jumlah kesalahan dan jumlah lompatan. Kemu dian hasilnya

    dikonsultasikan dengan norma sehingga diperoleh skor ketelitian kerja

    (tianker).

    d) Mencari skor kecepatan kerja (panker) dengan cara mencari rerata atau mean

    dari distribusi skor yang diperoleh testee pada ke 45 lajur (versi UI) atau ke 50

    lajur (versi UGM). Rumus untuk kecepatan kerja ialah : Mean = fy/45 atau 50

    e) Mencari skor keajegan kerja (janker) bisa dilakukan dengan cara : a) berdasar

    range yaitu dengan mengetahui jarak atau se lisih antara penjumlahan yang

    tertinggi dengan hasil penjum lahan yang terendah Yt Yr, b). Berdasarkan

    average deviation , keajegan kerja dapat dicari setelah kita membuat table

    distribusi frekuensi dan telah menghitung reratanya. Setelah itu skor keajegan

    kerja dapat dicari dengan rumus Av.

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    11/17

    11

    Dev. = fd /N, di mana d = deviasi nilai dari mean dalam harga mutlak.

    f) Mencari skor ketahanan kerja (hanker) dapat digunakan rumus persamaan

    linier.

    y = a + bx

    a = y bx

    b = N. xy ( x) ( y) : N. x2 (x)2

    Dari rumus tersebut lalu dicari selisih antara y 45 atau 50 y 0 yang

    merupakan nilai ketahanan kerja. Apabila selisih itu bertanda negatif (-)

    berarti ketahanan kerja menurun, tetapi apabila selisih ini bilangan yang

    bertanda (+) berarti ketahanan kerjanya meningkat.

    g) Konsultasikan pada norma menurut kategorinya.Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam scoring atau memberi skor

    pada pengerjaan tes Kraepelin.

    1. Menyambung/membuat garis dari puncak-puncak tertinggi sehingga

    membentuk grafik.

    2. Garis timbang :

    Puncak tertinggi + puncak terendah : 2

    3. Kecepatan siswa mengerjakan lajur tiap menit :2 (jumlah angka di atas garis timbang di bawah garis timbang) : 40

    4. Ketelitian :

    Jumlah kesalahan 15 lajur (5 lajur bagian depan, 5 lajur bagian tengah, dan 5

    lajur bagian akhir)

    Selain skoring, terdapat beberapa analisis yang perlu dipertimbangkan dari

    segi analisis aspek-aspek yang berpengaruh pada tes Kraepelin, antara lain

    sebagai berikut.1. Aspek kecepatan (Panker)

    a. Cara menskor adalah menjumlahkan deret-deret yang telah dikerjakan oleh

    testee (dari deret ke 1-50) lalu di bagi sehingga ditemukan rata-ratanya.

    Rumus yang digunakan adalah : M =

    M = Rata-rata

    N = Jumlah deret, x = Jumlah kerja jawaban

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    12/17

    12

    b. Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP (persentil Point)

    2. Aspek ketelitian kerja (Tinker)

    a. Cara menskor adalah menjumlahkan kesalahan menghitung dan loncatan.

    b. Cara menganalisa adalah skor ditransfer ke PP (Persentil Poin)

    3. Aspek keajegan / kestabilan kerja (Janker)

    a. Cara menskor adalah deret yang tertinggi yand dikerjakan dikurangi deret

    terendah yang di kerjakan.

    Rumusnya adalah : X = Dt Dr

    b. Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP (Persentil Poin)

    4. Aspek ketahanan kerja (Hanker)

    a. Cara menskor adalah membuat titik setiap pekerjan yang diselesaikankemudian digaris penghubung antara titikderet 1-50 sehingga terbentuk

    grafik.

    b. Cara analisa dengan melihat bentuk grafik

    Namun, dalam kegiatan scoring , lama tidaknya penghitungan skor dapat

    dipercepat dengan software yang dibuat khusus untuk tahapan skoring. Software

    tersebut berfungsi melakukan proses skoring dengan cepat dan otomatis dengan

    menghasilkan data analisis berupa grafik. Ada beberapa langkah di bawah iniyang perlu dilakukan dalam penggunaan software otomatis penghitung skor tes

    Kraepelin.

    1. Menginputkan jawaban testee ke dalam software koreksi Krapelin.

    http://1.bp.blogspot.com/-n3Qvw92SBTM/UEgvTSjg_RI/AAAAAAAAAF0/quJPC7ajMy8/s1600/Software+Koreksi+Kraepelin.jpg
  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    13/17

    13

    2. Untuk selanjutnya hasil akan keluar secara otomatis dengan hanya mengklik

    satu tombol yang bernama Tekan untuk menampilkan hasil analisis .

    3. Hasil skoring Tes Kraepelin akan muncul secara otomatis beserta grafiknya.

    H. Skor dan Persentil Poin (PP)

    Menurut Firdausia (2013), berikut adalah angka pengklasifikasian skor

    dan Persentil Poin (PP) dari hasil tes Kraepelin.

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    14/17

    14

    a) Ketelitian Kerja

    Salah PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

    0 99 Tinggi

    1-2 95 Tinggi

    3-5 90 Tinggi

    6-11 75 Sedang

    12-22 50 Sedang

    23-30 25 Rendah

    31 10 Rendah

    b) Kestabilan

    Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

    4 99 Tinggi

    5-6 95 Tinggi

    7-8 90 Tinggi

    9-10 75 Sedang

    11-12 50 Sedang

    13-14 25 Rendah

    15 10 Rendah

    c) Kecepatan

    Skor PERSENTIL POIN KLASIFIKASI

    8 10 Rendah

    9-10 25 Rendah

    11-12 50 Sedang

    13-14 75 Sedang

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    15/17

    15

    15 90 Tinggi

    16 95 Tinggi

    17 99 Tinggi

    I. Interpretasi Tes Kraepelin

    Interpretasi hasil dapat mencangkup :

    1. Kecepatan, bisa mengindikasikan tempo kerja

    2. Ketelitian, bisa mengindikasikan konsentrasi kerja

    3. Keajekan/keajegan, bisa mengindikasikan stabilitas emosi

    4. Ketahanan, bisa mengindikasikan daya tahan terhadap situasi menekan

    Individu dikatakan memiliki performance kerja yang baik jika dalam

    rentang waktu yang lama, dalam situasi menekan ( stressful ) mampu menampilan

    unjuk kerja yang ce[at, teliti, dan stabil. Berikut ini beberapa intepretasi yang

    dapat digambarkan bila dikaitkan dengan arah pekerjaan.

    1. Kecepatan bisa mengindikasikan tempo kerja.

    Seberapa aktif testee melakukan kegiatan apakah lambat, sedang ataukeras. Dalam melakukan kegiatan ini harus penuh pertimbangan, hati-hati,

    teliti dan akurat, serius, tenang, stabil namun sensitif, ramah, perhatian pada

    perasaan dan kebutuhan orang lain, setia, kooperatif, serta pendengar yang

    baik. Sangat baik dalam keadaan yang membutuhkan common sense, tindakan

    cepat dan ketrampilan praktis. Gesit, kreatif, inovatif, cerdik, logis, baik dalam

    banyak hal, punya kemampuan mengorganisasi, detail, teliti, sangat

    bertanggung jawab dan bisa diandalkan.

    Contoh Profesi : Architect, Interior Designer, Perawat, Administratif,

    Designer, Child Care, Konselor, Back Office Manager, Penjaga Toko/

    Perpustakaan, Dunia Perhotelan.

    2. Ketelitian bisa mengindikasikan konsentrasi kerja.

    Seberapa besar kita bisa fokus terhadap pekerjaan yang sedang

    dihadapi. Tenang, hati-hati, penuh pertimbangan, logis, rasional, kritis,

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    16/17

    16

    obyektif, mampu mengesampingkan perasaan.. Mampu menganalisa,

    mengorganisir, dan mendelegasikan.

    Contoh Profesi : Bidang Manajemen, Intelijen, Hakim, Pengacara,

    Dokter, Akuntan (Staf Keuangan), Programmer atau yang berhubungan

    dengan IT, System Analys/Analyst, Teknisi, Insinyur, Mekanik.

    3. Kestabilan/ Keajegan, bisa mengindikasikan kestabilan atau kemampuan

    mengolah emosi pada saat bekerja.

    Kemampuan mempertahankan emosi dan tidak mudah terpengaruh

    oleh hal disekitar yang mengganggu. Mampu menghadapi perubahan

    mendadak dengan cepat dan tenang, percaya diri, tegas serta mampu

    menghadapi perbedaan maupun kritik.

    Contoh Profesi : Polisi, Ahli Forensik, Programmer, Ahli Komputer,

    System Analyst, Teknisi, Insinyur, Mekanik, Pilot, Atlit, Entrepreneur.

    4. Ketahanan bisa mengindikasikan daya tahan terhadap situasi keadaan

    menekan.

    Ketahanan menggambarkan seseorang dapat diandalkan dan

    bertanggung jawab, memegang aturan, standar dan prosedur dengan teguh.

    Contoh Profesi: Polisi, Intelijen, Hakim, Pengacara, Pemimpin Militer, Atlit

  • 8/11/2019 Tes Psikologi Kraepelin

    17/17

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2009. Tes Kraepelin . Terdapat dalam

    http://www.masbow.com/2009/07/tes-kraepelin.html. Diakses pada 2

    April 2014

    Behi, Zaenul. 2013. Laporan Hasil Tes Kraepelin . Terdapat dalam

    http://zaenulbehi.blogspot.com/2013/05/laporan-hasil-tes-kraeplin_6.html.

    Diakses pada 2 April 2014

    Firdausa, Firna. 2013. Tes Kraepelin . Terdapat dalamhttp://firnafirdausia.blogspot.com/2013/04/tes-kraeplin.html. Diakses pada

    2 April 2014

    Lukman. 2014. Psikotes Kraepelin . Terdapat dalam

    http://psikoteskraepelin.blogspot.com/2013/12/psikoteskraepelin.html.

    Diakses pada 2 April 2014

    Muzani, Zaldi. 2014. Tes Kraepelin . Terdapat dalam http://zaldi-tes-Kraepelin-woyoooo.blogspot.com/. Diakses pada 2 April 2014

    Saryono, Hari. 2013. Latihan Tes Kraepelin . Terdapat dalam

    http://harisaryono.com/tag/test-kraepelin/. Diakses pada 2 April 2014

    Usber. 2011. Tes Kraepelin . Terdapat dalam

    http://usberstop.wordpress.com/2011/03/30/tes-kraepelin/. Diakses pada 2

    April 2014