Presentasi CRP NEW

download Presentasi CRP NEW

of 36

Transcript of Presentasi CRP NEW

  • HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN STATUS GIZI BATITA (0-24 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PALAPA, KELURAHAN KALIAWI Karya Tulis IlmiahDisusun olehKelompok 9

    FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MALAHAYATIBANDAR LAMPUNG

  • COVERBAB IBAB II TINJAUAN PUSTAKABAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBAB V KESIMPULAN DAN SARANPENUTUP

    MENU PRESENTASI

  • BAB IPENDAHULUAN

  • BAB I PENDAHULUANLatar BelakangSTATUS GIZI BATITA (0-24 BULAN)ASI ekslusifMenurut SDKI 2002-2003 : 6,7 juta Balita (27,3%) Gizi kurang dan 1,5 juta Gizi buruk.Rendahnya pemberian ASI ekslusif menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi Batita (0-24 bulan) Ketidakseimbangan antara pemberian ASI ekslusif dengan Status Gizi Batita (0-24 bulan) pemberian tidak sampai 6 bulanHubungan Pemberian ASI Ekslusif Dengan Status Gizi Batita (0-24 bulan)Di Wilayah Kerja Puskesmas Palapa, Kelurahan kaliawi.

  • Identifikasi MasalahDengan pemberian ASI Ekslusif apakah dapat memperbaiki Status Gizi Batita (0-24 bulan) .

    Status Gizi Batita(0-24 bulan)Gizi Kurang

  • ASI ekslusifStatus Gizi BaikBagaimana Hubungan ASI Ekslusif dengan Status Gizi Batita (0-24 bulan) di wilayah kerja puskesmas Palapa, kelurahan Kaliawi.Rumusan Masalah

  • Tujuan Penulisan Mengetahui bagaimana Hubungan ASI ekslusif dengan status gizi Batita (0-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Palapa, Kelurahan Kaliawi. 1. Untuk di ketahuinya gambaran pemberian ASI Ekslusif Batita (0-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Palapa, Kelurahan Kaliawi. 2. Untuk diketahuinya Status Gizi Batita (0-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Palapa, Kelurahan Kaliawi.3. Untuk diketahuinya Hubungan pemberian ASI Ekslusif terhadap Status Gizi Batita (0-24 bulan) di wilayah Kerja Puskesmas Palapa, Kelurahan Kaliawi.

  • Manfaat PenelitianBagi Penulis, mengembangkan ide kreatifitas dalam menulis karya ilmiah dan menambah pengetahuan tentang hubungan ASI ekslusif dengan status gizi batita (0-24 bulan)Bagi Pembaca, memberikan informasi tentang peran hubungan ASI eksluisf dengan status gizi batita (0-24 bulan)Bagi Instansi Kesehatan, hubungan ASI ekslusif dengan status gizi batita (0-24 bulan) dapat memperbaiki status gizi batita (0-24 bulan) di wilayah kerja puskesmas palapa, kelurahan kaliawiMemberikan informasi yang bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut

  • BAB IITinjauan Pustaka

  • ASI EkslusifAir Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI karena ASI mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan

  • Status GiziStatus gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.4 Dibedakan antara status gizi baik, gizi buruk dan kemungkinan kurang gizi.5

  • Hubungan Pola pemberian ASI ekslusif terhadap status gizi Batita (0-24 bulan).Penyebab langsung ketidakseimbangan antara pengaruh pemberian ASI ekslusif dengan status gizi bayi adalah pemberian tidak sampai 6 bulan yang menyebabkan status gizi pada bayi menjadi tidak baik. Penyebab status gizi tidak baik adalah pengaruh pemberian ASI ekslusif yang tidak sempurna hal ini dapat membuat daya tahan tubuh sangat kurang yang memudahkan bayi terkena suatu penyakit karena kekurangan gizi dan akan berdampak pada gizi bayi.Kekurangan gizi menyebabkan sistem pertahanan tubuh terhadap suatu penyakit menurun, karena terjadi perubahan morfologis pada jaringan limfoid yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Keseluruhan gangguan pada sistem kekebalan berlangsung bersama - sama hingga membuat bayi mudah terserang penyakit. Pemeliharaan gizi bayi harus mencakup pencegahan terhadap penyakit dengan pengaruh pemberian ASI ekslusif yang optimal pada bayi samapi 6 bulan.

  • Kerangka TeoriFaktor Internal :Umur Jenis KelaminBerat Badan (BB)Faktor Eksternal :Asupan Nutrisi a. ASIb. MP-ASI

  • Kerangka KonsepPemberian ASI EksluisfStatus Gizi Batita (0-24 bulan)HipotesaH0 : tidak hubungan ASI ekslusif dengan status gizi batita (0-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Palapa, Kelurahan KaliawiH1 : tidak hubungan ASI ekslusif dengan status gizi batita (0-24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Palapa, Kelurahan Kaliawi

  • BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN

  • Jenis Penelitian Penelitian Survey-Analitik yaitu suatu penelitian yang menguji jawaban sementara dengan survei langsung kemudian dianalisis.Rancangan PenelitianMetode yang digunakan Cross sectional yaitu studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi maupun hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengambil status paparan, penyakit atau karakteristik terkait kesehatan lainnya, secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada suatu saat.Termpat dan Waktu penelitian Penelitian dilakukan di wilayak kerja puskesmas Palapa, Kelurahan Kaliawi. Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung. Waktu penelitian dari tanggal 7-20 Juni 2012.

  • PopulasiKeseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti yang berjumlah 225 Batita (0-24 bulan).SampelKriteria Inklusi : 1. Terdaftar di puskesmas palapa dan berada di wilayah kelurahan kaliawi2. Berumur 6 bulan sampai dengan 24 bulan3. Mendapat persetujuan responden dari pihak keluarga4. Tidak menderita penyakit bawaan sejak lahir

    Jumlah populasi < 10.000 maka besar samppe pada penelitian ini dihitung berdasarkan Rumus :n= Nn = 225 1+ N (d) 1+ 225. (0,05)N = Besar populasin = Besar sample (total balita)d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan 5 % Dilakukan secara insidental sampling dengan cara mengambil data di 8 posyandu.

  • Cara kerjaMengukur berat badanPerhitungan status giziVariabel independen (variabel bebas)Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen dan variabel independen penelitian ini ialah hubungan pemberian ASI eksklusif.

    Variabel Dependen (variabel terikat)Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel lain dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah status gizi batita (0-24 bulan).

    Variabel Penelitian

  • VariabelDefinisi operasionalCara ukur Alat ukurHasil ukurSkala ukurIndependenASI(air susu ibu) secara eksklusifpemberian ASI ( air susu ibu) secara teratur selama 0 6 bulan tanpa tambahan cairan yang lain.WawancaraKuisioner1 : tidak eksklusif jika pemberian ASI 6 bulan dengan makanan dan minuman tambahan.2:eksklusif jika pemberian ASI sampai 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahanOrdinal

  • DependenStatus gizi batita (0-24 bulan)Status gizi dilihat dari perbandingan berat badan terhadap umurMenimbangTimbangan1 : gizi kurang, jika perbandingan berat badan terhadap umur tidak sesuai tabel NCHS2 :gizi baik, jika perbandingan berat badan terhadap umur sesuai tabel NCHSOrdinal

  • Analisis Data

    Analisis univariat digunakan presentase, hasil dari setiap variabel di tampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.

    Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Chi-Square (x2). Pengujian ini dengan cara membandingkan frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang diharapkan apakah ada perbedaan bermakna. Rumus yang digunakan adalah :

    (Nursalam, 2010)Keterangan :X = statistic Chi Square = penjumlahanO = frekuensi pengamatan untuk variabel dependen dan variabel independenE = frekuensi yang diharapkan untuk variabel dependen dan variabel independen

    X = (0-E) E

  • Dalam penelitian ini penulis menggunakan derajat kemaknaan 95 % dimana pengambilan keputusan terhadap hipotesa akan dilakukan dengan membandingkan nilai p value yang didapat dengan nilai : bila p value artinya gagal tolak Ho. Dalam bidang kesehatan untuk mengetahui derajat hubungan yang beresiko relative (RR) dan Odds ratio (OR). Nilai OR digunakan untuk jenis penelitian cross sectional dan case case control.Penelitian ini menggunakan OR karena merupakan jenis penelitian cross sectional. Nilai OR terdapat pada baris Odds Ratio. OR untuk membandingkan Odds Ratio pada kelompok terekspose dengan Odds Ratio kelompok tidak terekspose.

  • METODE PENULISANPENGOLAHAN DATA DAN INFORMASIANALISIS SINTETISPENGAMBILAN SIMPULANSARAN DAN REKOMENDASI12345BERDASARKAN TELAAH PUSTAKABUKU BACAANPENGUMPULAN DATAINTERNETJurnal PenelitianKuesioner

  • BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • Gambaran umum Kelurahan Kaliawi

    Wilayah kerja Puskesmas Palapa Kecamatan Tanjung Karang Pusat meliputi 4 kelurahan, dimana dalam penelitian ini kami hanya meneliti kelurahan Kaliawi yang berpenduduk 13.678 jiwa, terbagi dalam 3 lingkungan yang terdiri dari 39 RT dan 8 posyandu.

  • Hasil Penelitian

    a. Tabel 4.1Gambaran pemberian ASI eksklusif pada batita (0-24 bulan) di wilayah kerja puskesmas Palapa, kelurahan Kaliawi.

    ASIFrekuensiPersentaseEksklusif3121.5Non eksklusif11378.5Total144 100

  • b. Tabel 4.2Gambaran status gizi pada batita (0-24 bulan) di wilayah kerja puskesmas Palapa,kelurahan Kaliawi

    Status giziFrekuensiPersentaseGizi kurang2316Gizi Baik12083,3Total14399.3

  • Tabel 4.3Gambaran hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi pada batita (0-24 bulan) di wilayah kerja puskesmas Palapa, kelurahan Kaliawi.

    ASIStatus GiziKurangBaikTotalp-valuen %n %N %

    0.586Eksklusif6 4.225 17.531 21.7Non eksklusif17 11.995 66.4112 78.3Total23 16.1120 83.9 100

  • Dari tabel di atas menunjukkan gambaran hubungan pemberian ASI eksklusif pada batita (0-24 bulan) didapatkan non eksklusif yang berstatus gizi kurang sebanyak 17 batita (11.9 %), batita dengan ASI non eksklusif yang berstatus gizi baik sebanyak 95 batita (66.4 %), batita dengan ASI eksklusif yang berstatus gizi kurang sebanyak 6 batita (4.2 %). Sedangkan batita dengan ASI eksklusif yang berstatus gizi baik sebanyak 25 batita (17.5 %) di wilayah kerja puskesmas palapa, kelurahan kaliawi.

    Berdasarkan uji statistik diketahui nilai p-value adalah 0.586 (lebih besar dari nilai 5 % = 0.05) sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi batita (0-24 bulan) di wilayah kerja puskesmas Palapa, kelurahan Kaliawi.

  • Pembahasan

    Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi batita (0-24 bulan). Ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Roesli (2005) yang menyimpulkan bahwa penyebab langsung ketidakseimbangan antara pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi adalah pemberian tidak sampai 6 bulan yang menyebabkan status gizi menjadi tidak baik. Penyebab status gizi tidak baik adalah pengaruh pemberian ASI eksklusif yang tidak sempurna hal ini dapat membuat daya tahan tubuh sangat kurang yang memudahkan bayi mudah terkena suatu penyakit karena kekurangan gizi dan akan berdampak pada status gizi.Berdasarkan data yang didapat di lapangan jumlah batita (0-24 bulan) sebanyak 144. Terdiri dari usia 6-12 bulan sebanyak 52 batita (36,1 %), usia 13-18 bulan sebanyak 39 batita (27,08%), usia 19-24 bulan sebanyak 53 batita (36,80%). Dari hasil tersebut yang ASI ekslusif usia 6-12 bulan sebanyak 7 batita (4,86%), usia 13-18 bulan sebanyak 8 batita (5,55%), usia 19-24 bulan sebanyak 16 batita (11,11%). Faktor lain yang diprediksi menjadikan tidak berhubungannya pemberian ASI eksklusif terhadap status gizi batita (0-24 bulan) adalah faktor seperti lingkungan, ekonomi, budaya, penyakit keturunan, pelayanan kesehatan, pendidikanDalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua diwilayah kerja puskesmas Palapa 47,68 % pada kategori pendidikan rendah ( SMP ). Dalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua diwilayah kerja puskesmas Palapa 47,68 % pada kategori pendidikan rendah ( SMP ).

  • ASI meningkatkan kecerdasan bayi bulan-bulan pertama kehidupan bayi sampai dengan usia 24 bulan adalah periode dimana terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat. Periode ini tidak terulang lagi selama masa tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya agar otak bayi dapat tumbuh optimal dengan kualitas yang optimal. Pertumbuhan otak adalah faktor utama yang mempengaruhi kecerdasan. Sementara itu pertumbuhan otak sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan kepada bayi baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Nutrisi utama untuk pertumbuhan otak antara lain : Taurin, Laktosa, DHA, AA, Asam Omega -3 dan Omega -6. Semua nutrisi yang dibutuhkan untuk itu dapat didapatkan dari ASI.16 Dalam penelitian ini yang di teliti hanya sebatas pertumbuhan fisik dan tidak mencakup perkembangan otak nya.

  • Keterbatasan PenelitianDalam pelaksanaan penelitian ini,mengalami beberapa keterbatasan dalam hal:

    1. Waktu yang terbatas menjadi kendala utama dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian yang dilakukan terhadap 144 responden selama 14 hari dari tanggal 7 juni sampai 20 juni 2012 terhitung terlalu singkat dan waktu tersebut termasuk untuk menyusun proposal penelitian dan laporan hasil penelitian. Hal ini berimbas pada singkatnya alokasi waktu untuk proses pengambilan data yang menyebabkan pendekatan kepada responden kurang mendalam, hanya sekedar pengambilan data-data seperlunya tanpa menggali lebih lanjut informasi yang mungkin menjadi sumber lain permasalahan di masyarakat tempat penelitian.2. Intrumen (kuisioner) yang digunakan dikembangkan oleh peneliti sendiri bukan merupakan instrumen yang baku sehingga masih terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran instrumen.3. Pengisian kuisioner tidak dilakukan dalam waktu khusus sehingga responden terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal dalam menjawab kuisioner. Misalnya telah mendapat informasi-informasi dari responden lain yang sebelumnya telah diambil datanya.

  • BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

  • Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Gambaran distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif pada batita (0-24 bulan) sebanyak 31 batita (21.5 %) di wilayah kerja puskesmas Palapa, kelurahan Kaliawi.b. Gambaran distribusi frekuensi status gizi pada batita (0-24 bulan) yang berstatus gizi baik sebanyak 120 batita (99.3 %) di wilayah kerja puskesmas Palapa, kelurahan Kaliawic. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi batita (0-24 bulan) di wilayah kerja puskesmas Palapa, kelurahan Kaliawi. Hal ini berdasarkan uji statistik yang menunjukan p-value = 0.586 yang berarti nilai p > ( 0,05).

  • SARANBagi ibu : Diwajibkan pemberian ASI eksklusif kepada anak pada usia (0-6 bulan) tanpa makanan tambahan dan dianjurkan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 24 bulan disertai makanan tambahan yang memenuhi standar gizi seimbang.Bagi Ibu : Dianjurkan ikut berpartisipasi untuk meningkatkan upaya pencegahan terjadinya gizi kurang pada anak, diantaranya dengan pembinaan dan pemberdayaan keluarga yang memiliki resiko gizi kurang pada anak.Bagi Peneliti selanjutnya dianjurkan untuk meneliti faktor-faktor lain yang belum diteliti dengan sampel dan ruang lingkup yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan ketelitian hasil penelitian.

  • *****