Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

7
Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap Penghambatan PPAR γ Sel Adiposa Jaringan Lemak Visera Rattus norvegicus strain Wistar Elan Herlina 1 , Fatchiyah 1 , Rasjad Indra 2 ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh sari seduh teh hitam terhadap pengekspresian PPAR ã sel adiposa jaringan lemak visera Rattus norvegicus strain Wistar. Duabelas ekor tikus (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan umur 6-8 minggu, berat 200 gram, diberi 4 macam perlakuan, yaitu A (diet tinggi lemak + SSTH 0 g/hari), B (diet tinggi lemak + SSTH 0,015 g/hari), C (diet tinggi lemak + SSTH 0,030 g/hari) dan D (diet tinggi lemak + SSTH 0,045 g/hari) selama 90 hari. Setelah masa perlakuan, tikus dibedah dan diambil lemak viseranya. Jaringan tersebut kemudian dibuat preparat dengan metode parafin. Jumlah sel yang mengekspresikan PPAR ã dianalisis dengan menggunakan pewarnaan immunohistokimia dan untuk mengkonfirmasi bentuk sel adiposa digunakan pewarnaan Hematoxylene&Eosin. Antibodi primer yang digunakan adalah anti PPAR gamma poliklonal antibody rabbit IgG dan antibodi sekunder biotin-goat-anti rabbit IgG. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel adiposa yang mengekspresikan PPAR ã mengalami penurunan seiring dengan penambahan dosis SSTH. Hal tersebut mengindikasikan SSTH dapat menurunkan pengekspresian PPAR ã pada sel adiposa jaringan lemak visera. Kata kunci : jaringan lemak visera, PPAR ã, diet tinggi lemak, sari seduh teh hitam Pendahuluan Jaringan adiposa merupakan salah satu jaringan penyambung yang terdiri dari sel-sel adiposa dan tersebar di seluruh tubuh. Sel-sel adiposa tersebut berperan sebagai mediator penting pada berbagai proses fisiologi dan pathologi yang berkaitan dengan metabolisme energi (Morrison dan Farmer, 2000). Distribusi sel-sel adiposa dalam tubuh dapat digunakan untuk memprediksi resiko kesehatan, terutama timbunan lemak di bagian intraabdominal atau visera. Jumlah lemak yang terdapat pada daerah tersebut sangat penting untuk menentukan gangguan yang terjadi pada metabolisme lemak dan glukosa (Elbers,dkk, 1997). Gangguan terhadap metabolisme tersebut menyebabkan berbagai penyakit, terutama obesitas (Morrison dan Farmer, 2000). Obesitas saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Obesit 1 as telah menjadi suatu penyakit epidemi yang bersifat patogenik yang dapat memicu timbulnya penyakit kronis yang berkaitan dengan diet, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, hipertensi, stroke dan bentuk kanker tertentu (WHO, 2003). Regulasi metabolisme lemak dan glukosa berperan penting dalam homeostatis energi dalam tubuh. Menurut Soeatmadji (2005) regulasi metabolisme lemak dan glukosa dalam tubuh melibatkan modulasi aktifitas berbagai protein. Hal itu dapat terlaksana dengan memodulasi kecepatan transkripsi oleh berbagai faktor transkripsi. Salah satu faktor transkripsi tersebut adalah Peroxisome proliferator-activated receptor (PPAR). Faktor transkripsi ini memegang peranan penting dalam berbagai fungsi selular termasuk metabolisme lemak, proliferasi sel, diferensiasi adipogenesis dan pensinyalan inflamatori (Sigma-aldrich, 2006). PPAR terdiri dari tiga subtipe, yaitu PPAR alfa, PPAR beta dan PPAR gamma. Subtipe PPAR yang berhubungan dengan regulasi perkembangan sel lemak adalah PPAR gamma (Medterms, 2006). Diet tinggi lemak memicu peningkatan jumlah asam lemak bebas dan peningkatan aktivasi PPAR gamma, sehingga menstimulasi penyimpanan lemak, adipogenesis dan 1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya 2 Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya alamat korespondensi: [email protected]

Transcript of Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

Page 1: Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) TerhadapPenghambatan PPAR γ Sel Adiposa Jaringan Lemak Visera Rattus

norvegicus strain Wistar

Elan Herlina1, Fatchiyah1, Rasjad Indra2

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh sari seduh teh hitam terhadap pengekspresianPPAR ã sel adiposa jaringan lemak visera Rattus norvegicus strain Wistar. Duabelas ekortikus (Rattus norvegicus strain Wistar) jantan umur 6-8 minggu, berat 200 gram, diberi 4macam perlakuan, yaitu A (diet tinggi lemak + SSTH 0 g/hari), B (diet tinggi lemak + SSTH0,015 g/hari), C (diet tinggi lemak + SSTH 0,030 g/hari) dan D (diet tinggi lemak + SSTH0,045 g/hari) selama 90 hari. Setelah masa perlakuan, tikus dibedah dan diambil lemakviseranya. Jaringan tersebut kemudian dibuat preparat dengan metode parafin. Jumlah selyang mengekspresikan PPAR ã dianalisis dengan menggunakan pewarnaan immunohistokimiadan untuk mengkonfirmasi bentuk sel adiposa digunakan pewarnaan Hematoxylene&Eosin.Antibodi primer yang digunakan adalah anti PPAR gamma poliklonal antibody rabbit IgGdan antibodi sekunder biotin-goat-anti rabbit IgG. Hasil penelitian menunjukkan jumlah seladiposa yang mengekspresikan PPAR ã mengalami penurunan seiring dengan penambahandosis SSTH. Hal tersebut mengindikasikan SSTH dapat menurunkan pengekspresian PPAR ãpada sel adiposa jaringan lemak visera.

Kata kunci : jaringan lemak visera, PPAR ã, diet tinggi lemak, sari seduh teh hitamPendahuluan

Jaringan adiposa merupakan salahsatu jaringan penyambung yang terdiri darisel-sel adiposa dan tersebar di seluruh tubuh.Sel-sel adiposa tersebut berperan sebagaimediator penting pada berbagai prosesfisiologi dan pathologi yang berkaitandengan metabolisme energi (Morrison danFarmer, 2000). Distribusi sel-sel adiposadalam tubuh dapat digunakan untukmemprediksi resiko kesehatan, terutamatimbunan lemak di bagian intraabdominalatau visera. Jumlah lemak yang terdapat padadaerah tersebut sangat penting untukmenentukan gangguan yang terjadi padametabolisme lemak dan glukosa (Elbers,dkk,1997). Gangguan terhadap metabolismetersebut menyebabkan berbagai penyakit,terutama obesitas (Morrison dan Farmer,2000). Obesitas saat ini menjadi masalahkesehatan masyarakat di seluruh dunia,termasuk Indonesia. Obesit1 as telah menjadisuatu penyakit epidemi yang bersifatpatogenik yang dapat memicu timbulnyapenyakit kronis yang berkaitan dengan diet,seperti diabetes, penyakit kardiovaskular,

hipertensi, stroke dan bentuk kanker tertentu(WHO, 2003).

Regulasi metabolisme lemak danglukosa berperan penting dalam homeostatisenergi dalam tubuh. Menurut Soeatmadji(2005) regulasi metabolisme lemak danglukosa dalam tubuh melibatkan modulasiaktifitas berbagai protein. Hal itu dapatterlaksana dengan memodulasi kecepatantranskripsi oleh berbagai faktor transkripsi.Salah satu faktor transkripsi tersebut adalahPeroxisome proliferator-activated receptor(PPAR). Faktor transkripsi ini memegangperanan penting dalam berbagai fungsiselular termasuk metabolisme lemak,proliferasi sel, diferensiasi adipogenesis danpensinyalan inflamatori (Sigma-aldrich,2006). PPAR terdiri dari tiga subtipe, yaituPPAR alfa, PPAR beta dan PPAR gamma.Subtipe PPAR yang berhubungan denganregulasi perkembangan sel lemak adalahPPAR gamma (Medterms, 2006). Diet tinggilemak memicu peningkatan jumlah asamlemak bebas dan peningkatan aktivasi PPARgamma, sehingga menstimulasipenyimpanan lemak, adipogenesis dan

1 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya2 Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya

alamat korespondensi: [email protected]

Page 2: Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

obesitas (Croston, 2007).Pada saat ini banyak dilakukan

penelitian mengenai bioaktif yangterkandung dalam tanaman. MenurutOstaszewski (2002), senyawa yang termasukdalam bioaktif adalah polifenol, fitoestrogen,fitosterol, phytates dan poliunsaturated fattyacids. Sebagian besar senyawa tersebutmerupakan antioksidan. Salah satu bahanalami alternatif yang berpotensi dalam terapiobesitas adalah penggunaan teh hitam (Ca-mellia sinensis). Hal ini disebabkan olehadanya komponen polifenolik, sepertiteaflavin yang telah dilaporkan memilikiperanan dalam aktivitas biologi (Lee, 2004).Aktivitas antioksidan teaflavin yangterkandung dalam teh hitam lebih tinggidaripada senyawa polifenolik yangterkandung dalam teh hijau, yaitu catesin.Teaflavin banyak diteliti sebagai agenpelindung penyakit kardiovaskular dankanker karena kemampuannya dalam bidangfarmakimia, termasuk antihipertensi,antioksidatif, dan aktivitas hipolipidemik(Leung, dkk, 2001). Oleh karena itu,kemampuan komponen polifenolik yangterkandung dalam teh hitam diduga dapatmempengaruhi jumlah sel adiposa yangmengekspresikan pengekspresian PPARgamma.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, permasalahan yang dipecahkan dalampenelitian ini adalah apakah sari seduh tehhitam berpengaruh terhadap jumlah seladiposa yang mengekspresikan PPARgamma pada jaringan lemak visera Rattusnorvegicus strain Wistar. Sedangkan tujuandari penelitian ini adalah untuk untukmengetahui pengaruh sari seduh teh hitamterhadap jumlah sel adiposa yangmengekspresikan PPAR gamma padajaringan lemak visera Rattus norvegicusstrain Wistar.

Metode PenelitianWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulanJuli 2006 – November 2007. Pemeliharaandan pemberian perlakuan kepada hewancoba dilakukan di LaboratoriumFarmakologi Fakultas KedokteranUniversitas Brawijaya Malang, sedangkanpewarnaan Hematoksilin-Eosin (H&E) danImunohistokimia dilakukan di LaboratoriumPatologi Klinik Faal Fakultas Kedokterandan Laboratorium Biologi Molekuler,

Universitas Brawijaya Malang.

Perlakuan Hewan CobaHewan coba yang berjumlah 12 ekor

dibagi menjadi empat kelompok perlakuandan pembagian tersebut menggunakanrancangan acak lengkap. Rancangan inimemberikan peluang dalam mengukurpengaruh perlakuan pada kelompokeksperimen dengan cara membandingkankelompok eksperimen dengan kelompokkontrol. Empat kelompok perlakuan meliputiKelompok A (hanya diberikan diet tinggilemak), Kelompok B (diet tinggi lemak +SSTH 0,015 gr/hari), Kelompok C (diettinggi lemak + SSTH 0,03 gr/hari),Kelompok D (diet tinggi lemak+ SSTH0,045 gr/hari). Ulangan yang dilakukanuntuk masing-masing kelompok adalah tigakali. Sebelum perlakuan, dilakukanpengadaptasian tikus di laboratorium selama7 hari dengan pemberian diet normalsebanyak 30,5 g/hari. Pembuatan pakanuntuk diet normal ialah denganmencampurkan PAR-S dan tepung terigu cap”Gunung Bromo” dengan total kadar lemak9,73 %. Selanjutnya, tikus-tikus tersebutdiberi perlakuan sesuai dengan kelompokperlakuan selama 90 hari.

SSTH dibuat dengan cara menyeduh1 gram teh hitam dengan 100 mL airmendidih lalu didiamkan selama kuranglebih 15 menit, kemudian disaring dandiambil filtratnya. Untuk kelompokperlakuan B dengan dosis 0,015 gram/hari,pada hewan coba diberikan 1,5 mL SSTH,kelompok perlakuan C dengan dosis 0,03gram/hari diberikan 3 mL SSTH, dankelompok perlakuan D dengan dosis 0,045gram/hari diberikan 4,5 mL SSTH.Pembuatan pakan tinggi lemak terdiri daripencampuran PAR-S, tepung terigu cap”Gunung Bromo”, kolesterol, asam cholatdan minyak babi dengan kadar lemak sebesar30,10%. Asupan pakan tikus untuk diettinggi lemak kurang lebih 15,26 g/ hari. Padaakhir perlakuan, dilakukan pengambilanjaringan adiposa di bagian visera tikusperlakuan.

Pewarnaan Hematoxylene&Eosin danImunohistokimia Jaringan AdiposaHewan Coba

Jaringan adiposa tikus yang diperolehkemudian direndam dalam PFA(paraformaldehyde) 4% dalam suhu 4°C.

Page 3: Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

Setelah itu, jaringan tersebut dicuci sebanyakdua kali menggunakan Phosphate BufferSaline (PBS) masing-masing selama 15menit dan dicuci kembali dengan PBSselama 30 menit. Selanjutnya, dilakukanperendaman dengan seri etanol 70 % dan90% di suhu ruang dengan waktu 1 jamuntuk setiap larutan. Untuk perendamandengan etanol 100% dilakukan dua kalidengan waktu perendaman masing-masing1 jam. Kemudian, jaringan tersebut direndamdalam xylol I dan xylol II. Lama perendamansetiap larutan xylol tersebut adalah 1 jamLangkah berikutnya adalah melakukanperendaman dalam parafin cair I selama 1jam dan kemudian dilanjutkan dalam parafincair II yang telah diisikan ke dalam kubusaluminium foil selama 1 jam pula.Perendaman dalam parafin I dan II dilakukandi dalam oven yang bersuhu 62°C.Aluminium foil yang telah berisi parafin danjaringan adiposa tersebut kemudiandiletakkan di atas wadah yang telah berisiair dan es batu. Setelah parafin memadat,dilakukan pemotongan untuk mendapatkansayatan parafin yang berukuran 4-5 ìm.

Sayatan parafin yang didapatkan dariperlakuan sebelumnya diletakkan dalamobyek gelas. Obyek gelas tersebut kemudiandimasukkan kedalam oven dengan suhu40°C selama 10-12 jam. Selanjutnya, obyekgelas tersebut direndam dalam xylene Iselama 10 menit dan xylene II selama 5menit. Preparat tersebut kemudian dicucidengan etanol 100 %, 90 % dan 70 %,masing-masing selama 5 menit. Pencucianselanjutnya ialah dengan PBS selama 5menit sebanyak tiga kali dan dicuci denganair mengalir selama 5 menit. Preparattersebut kemudian diberi pewarnahematoksilin selama 2 menit dan dicucidengan air mengalir selama 2 menit. Setelahitu dilanjutkan dengan pewarnaan eosinselama 10 menit dan dicuci dengan airmengalir kembali selama 5 menit. Setelahitu dilakukan pencucian dengan etanol 70%,etanol 90%, etanol 100% dan xylol.Selanjutnya preparat ditutup kover gelasdengan menggunakan enthelan. Preparathasil pewarnaan ini digunakan sebagaikontrol.

Selain diwarnai dengan pewarnaH&E, sayatan parafin dari jaringan adiposahewan coba dibuat preparat dengan metodepewarnaan imunohistokimia. Sayatanparafin diletakkan dalam obyek gelas yang

kemudian direndam dalam xylene I selama10 menit, dalam xylene II selama 5 menit,etanol 100 % selama 5 menit, etanol 90 %selama menit dan etanol 70 % selama 5menit. Setelah itu dilakukan pencuciandengan PBS sebanyak tiga kali, denganwaktu 5 menit untuk setiap pencucian.Selanjutnya preparat tersebut direndamdalam 10 mM buffer sitrat pH 7,2-7,4 yangtelah dipanaskan dalam suhu 70°C selama 5menit dan dimasukkan dalam oven bersuhu90°C. Setelah 15 menit, dilakukanpendinginan dengan cara memberikan airdingin di luar wadah preparat. Kemudiandilakukan pencucian dengan PBS sebanyaktiga kali masing-masing selama 5 menit.Setelah itu, preparat dimasukkan ke dalam0,3% H2O2 di suhu ruang selama 15 menit.Kemudian dilakukan pencucian dengan PBSselama 10 menit hingga 3 kali pencucian.Selanjutnya, dilakukan bloking dengan 2%susu skim selama 30 menit di suhu ruangdan diberi antibodi pertama yaitu anti PPARgamma antibodi poliklonal rabbit IgG (BioVision) (1:200). Setelah semalam, preparatdicuci dengan PBS selama 5 menit denganfrekuensi pencucian sebanyak 3 kali.Kemudian, dilakukan pemberian antibodikedua yaitu biotin-goat-antirabbit IgG(1:500) selama 1 jam di suhu ruang. Setelahitu, dicuci kembali dengan PBS sebanyak 3kali, masing-masing selama 5 menit.Langkah berikutnya adalah melakukanperendaman dengan streptavidin peroksidaseselama 20 menit dalam suhu ruang.Selanjutnya, dilakukan pencucian kembalidengan PBS selama 5 menit, sebanyak 2 kalidan 1 kali selama 10 menit. Perlakuanselanjutnya ialah pewarnaan DAB (3,3diaminobenzidinetetrahydrochloride) dibawah mikroskop Olympus BX2. Setelahdilakukan pewarnaan DAB, dilakukanpencucian PBS kembali sebanyak tiga kaliselama 10 menit. Kemudian, preparattersebut diberi counter stain dengan MeyerHematoxylene selama 2 menit dandilanjutkan dengan pencucian air mengalirselama 2 menit. Langkah selanjutnya ialahdilakukan perendaman dalam etanol 70 %selama 2 menit, etanol 90 % selama 2 menit,100% etanol dua kali masing-masing selama2 menit, xylene I selama 2 menit dan xyleneII selama 2 menit. Selanjutnya, preparatdiberi enthelan dan ditutup dengan kovergelas.

Preparat hasil pewarnaan H&E dan

Page 4: Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

imunohistokimia, selanjutnya diamatidengan menggunakan mikroskop NIKONoptiphot 21 dengan sistem DifferenceInterference Contrast yang dilengkapidengan kamera digital yang telah terhubungdengan program AverTV sehingga dapattervisualisasi melalui layar komputer.

Penghitungan Persentase Sel AdiposaJaringan Lemak Visera yangMengekspresikan PPAR ã

Pada penelitian ini dilakukanpenghitungan persentase sel adiposa darijaringan lemak visera yang mengekspresikanPPAR gamma (Hansen, dkk, 1998). Setiapperlakuan dilakukan dengan tiga kaliulangan. Dalam setiap ulangan dilakukanpenghitungan sel adiposa yangmengekspresikan PPAR gamma pada tigapotongan jaringan. Di setiap jaringanditentukan tiga lapang pandang, yaitu bagianatas, tengah dan bawah. Penghitungan seltersebut dilakukan pada perbesaran 200xdengan mikroskop cahaya Olympus BX2.Hasil perhitungan sel tersebut kemudiandipersentasekan dengan jumlah selkeseluruhan yang terdapat dalam setiaplapang pandang. Hasil rata-rata persentasesel yang didapatkan kemudian ditabulasi dandianalisis.

Analisis DataPersentase sel adiposa visera yang

mengekspresikan PPAR gamma pada setiapkelompok perlakuan dianalisis dengan oneway ANOVA dan dilanjutkan dengan ujiTukey dalam program SPSS 12 untukmendapatkan informasi mengenai bedanyata antar variasi dosis sari seduh teh hitampada perlakuan.

Hasil dan PembahasanPersentase sel adiposa yang

mengekspresikan PPAR gamma mengalamipenurunan seiring dengan penambahan dosisSSTH (Gambar 1). Perhitungan tersebutdiperoleh melalui perhitungan inti seladiposa yang bewarna coklat dari hasilpewarnaan immunohistokimia (Gambar 2).

Pemberian SSTH 0,015 g/hari dapatmenurunkan jumlah sel yangmengekspresikan PPAR gamma, akan tetapidosis yang dapat memberikan efekpenurunan secara maksimal adalah SSTH0,030 g/hari. Sebab, pada penambahan dosisSSTH di atas 0,030 g/hari memberikan efek

yang hampir sama dengan SSTH 0,030 g/hari. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ujistatistik yang sama untuk SSTH 0,030 g/haridengan SSTH 0,045 g/ hari. Penurunanpersentase sel yang mengekspresikan PPARgamma tersebut menunjukkan bahwa SSTHdapat menurunkan jumlah sel adiposa yang

A (SSTH 0 g/hari)

B (SSTH 0,015 g/hari)

C (SSTH 0,03 g/hari)

D (SSTH 0,045 g/hari)

0

12

3

4

5

6

7

8

910

11

12

13

14

Perlakuan

Pers

enta

se S

el A

dipo

sa ya

ng M

enge

kspr

esik

an P

PAR

gam

ma

(%) a

b

c

c

Gambar 1. Rasio sel lemak visera yang mengekspresikan PPAR ã pada tiap perlakuan (P<0,05)

A

D C

B

Gambar 2. Hasil pewarnaan immunohistokimia dengan antibodi anti PPAR γ

A : SSTH 0 g/hari; B : SSTH 0,015 g/hari;

C : SSTH 0,030 g/hari; D : SSTH 0,045 g/hari;

: sel yang mengekspresikan PPAR γ ;

1 skala : 0,01 mm (Perbesaran 400 x)

mengekspresikan PPAR gamma padajaringan lemak visera Rattus norvegicusstrain Wistar.

TNF á dapat menginduksipembentukan iNOS. Peningkatan iNOSmenyebabkan peningkatan produksi NOyang dapat memicu kegagalan insulin dalammenstimulasi transport glukosa sehinggaterjadi resistensi insulin. Resistensi insulinberarti ketidaksanggupan insulin memberiefek biologik yang normal pada kadar guladarah tertentu sehingga dibutuhkan kadarinsulin yang lebih banyak untuk mencapaikadar glukosa darah yang normal (Merentek,2006). PPAR gamma berperan dalam

Page 5: Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

penyimpanan asam lemak di dalam seladiposa sehingga resistensi insulinmenyebabkan peningkatan pengekspresianPPAR ã.

Semakin banyak PPAR gamma yangteraktivasi, maka asam lemak yangberlimpah di plasma dapat disimpan di dalamjaringan adiposa sehingga konsentrasi asamlemak di plasma berkurang (Soeatmadji,2005). Oleh karena itu, apabila enzim iNOSdihambat, maka produksi NO akan menurundan resistensi insulin akan menurun juga,sehingga pengekspresian PPAR gammamengalami penurunan pula. Hal inibersesuaian dengan hasil penelitian yangmenunjukkan bahwa persentase sel yangmengekspresikan PPAR ã pada perlakuantanpa SSTH lebih tinggi dibandingkandengan perlakuan lain yang menggunakanSSTH (Gambar .3).

iNOS

Diet tinggi lemak

TNF α

NO

Resistensi insulin

PPAR γ

Asam lemak

Prostaglandin , leukotrin

lipoxygenase, cyclooxygenase SSTH

Asam lemak

Gambar 3. Jalur penghambatan SSTH terhadap pengekspresian PPAR γ pada sel adiposa : Penghambatan oleh SSTH

Gambar 4. Sel lemak visera Rattus norvegicusstrain Wistar (Pewarnaan ematoxylene&Eosin);1 skala : 0,01 mm (Perbesaran 400x)

Sel lemak dari hasil visualisasipreparat yang diwarnai denganHematoxylene&Eosin (Gambar 4)berbentuk bulat dengan inti yang terletak ditepi sehingga dapat diketahui jenis lemaktersebut, yaitu termasuk dalam golonganlemak unilokular. Pada bagian tengah selberupa lumen yang merupakan vakuolalemak yang telah kosong, karena tetes lipidtelah terlarut oleh alkohol dan xylol padaproses pembuatan preparat (Junqueira, dkk,1998).

KesimpulanPersentase sel adiposa yang

mengekspresikan PPAR gamma mengalamipenurunan seiring peningkatan dosis SSTH.Hasil penelitian tersebut menunjukkanSSTH dapat menurunkan pengekspresianPPAR gamma sel adiposa jaringan lemakvisera Rattus norvegicus strain Wistar.

Daftar PustakaAhima RS and J.S. Filer. 2000. Adipose Tis-

sue as An Endocrine Organ, Trendsin Endocrine and Metab. 11:327-332.

Anonimous. 2007. Introduction to Immuno-histochemistry. http://www.ihcworld.com/. Tanggal Akses 6Desember 2007.

Anonimous. 2007. The PPAR subfamily ofnuclear receptors.http://www.jlr.org/.Tanggal Akses 30 November 2007.

Page 6: Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

Camp, H.S., Tafuri, S.R., dan Leff, T. 1999.c-Jun N-Terminal Kinase Phosphory-lates Peroxisome Proliferator-Acti-vated Receptor- ã 1 and NegativelyRegulates Its Transcriptional Activity.Endocrinology Vol. 140, No. 1 392-397.

Collins, R.D. 2007. Differential Diagnosisin Primary Care. Lippincott Williams& Wilkins. ISBN: 0-7817-6812-8.

Croston, G. 2007. Role of PPAR ãCoactivators in Obesity and Thermo-genesis. http://www.biocarta.com//.Tanggal Akses 28 November 2007.

Elbers, J. M.H., H. Asscheman., J.C. Seidell.,J. A.J. Megens dan L.J.G. Gooren.1997. Long- Term Testosterone Ad-ministration Increases Viseral fat inFemale to Male Transsexuals. Journalof Clinical Endocrinology and Me-tabolism. http://jcem.endojournals.org. Tanggal Akses14 November 2006.

Frei, B dan J. V. Higdon. 2003. AntioxidantActivity of Tea Polyphenols In Vivo:Evidence from Animal Studies1. TheJournal of Nutrition. AmericanSociety for Nutrition Sciences.

Fuller, G.M, dan D. Shields. 1998. Molecu-lar Basis of Medical Cell Biology.Appleton & Lange A Simon &Schuster Company. Stamford. hal 176-177.

Gartner, L. P., J. L. Hiatt., dan J.M. Strum.2003. Cell Biology and Histology. 4th Edition. LippincottWilliams&Wilkins. Baltimore.

Gregoire, F.M. C.M. Smas, H.S. Sul. 1998.Understanding Adipocyte Differentia-tion. Physiological Reviews Vol. 78,USA. Hal 783-799.

Hansen, L.H., B. Madsen., B. Teisner., J.H.Nielsen., dan N. Billestrup. 1998.Characterization of the InhibitoryEffect of Growth Hormone on PrimaryPreadipocyte Differentiation.Molecular Endokrinology. 0888-8809

Hayat, MA. 2005. Handbook of Immunohis-tochemistry and in situ Hybridizationof Human Carcinomas, Volume 3.Molecular Genetics, Liver carcinomaand Pancreatic Carcinoma. ElsevierAcademic Press. Amsterdam. 432 hal.

Harmon, A.W. dan J. B. Harp. 2001. Differ-ential effects of Flavonoids on 3T3-L1 adipogenesis and lipolysis. Am J

Physiol Cell Physiol 280: C807–C813.

Heuvel, J.V. 2000. Basic Mechanism of Ac-tion of PPARa, PPARb(d) and PPARgand Effects on Gene Expression. http://www.biocarta.com//. Tanggal akses28 November 2007

Indra, M. R. 2005, Dasar Genetik ObesitasViseral, dalam Buku KumpulanMakalah Fourth Basic Molecular Bi-ology Course in Pathophysiology ofObesity. Program Pascasarjana Uni-versitas Brawijaya, Malang.

Indriyanti, R. S. 2005. Peran Asam LemakBebas, Stres Oksidatif dan KeadaanInflamasi terhadap KejadianResistensi Insulin. ForumDiagnosticum edisi khusus 6/05. ISSN: 0854-7173.

Junqueira, L.C., J. Carneiro dan R.O. Kelley.1997. Histologi Dasar. Penerbit BukuKedokteran EGC. Jakarta. Halaman123.

Kochan, Z. 2003. Adiponectin - the molecu-lar link between obesity and diabetes,http://www.actabp.pl/pdf/Supl03/Session13.pdf. Tanggal akses 10 Juni2006.

Lee M. J, J. D. Lambert, S. Prabhu, X. Meng,H. Lu, P. Maliakal, C.T. Ho dan C. S.Yang, 2004, Delivery of Tea Polyphe-nols to the Oral Cavity by Green TeaLeaves and Black Tea Extract, Can-cer Epidemiology, Biomarkers & Pre-vention Journal Vol. 13.

Leung L. K, Y. Su, R. Chen, Z. Zhang, Y.Huang dan Z.Y. Chen, 2001,Theaflavins in Black Tea and Cat-echins in Green Tea Are Equally Ef-fective Antioxidants, Biochemical andMolecular Action of Nutrients Re-search Communication Journal.

Levers, M. 2004. Lipoxygenase. http://www.biochem.northwestern. edu/holmgren/glossary/Definitions/Def-L/lipoxygenase.html. Tanggal akses30 November 2007.

Marin P, Andersson B, Ottosson M, Olbe L,Chowdhury B, Kvist H, Holm G,Sjostrom L, Bjorntorp, 1992, TheMorphology and Metabolism ofIntraabdominal Adipose Tissue inMen Metabolism. 41: 1242-1248.

Medterms,2006,Definition of PPAR, http://www.medterms.com/ script/main/art.asp?articlekey=15502, Tanggal

Page 7: Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap ...

akses 10 Juni 2006.Merentek, E. 2006. Resistensi Insulin pada

Diabetes Melitus Type II. CerminDunia Kedokteran No. 150.

Morrison, R.F. dan R.S. Farmer. 2000. Hor-monal Signaling and TranscriptionalControl of Adipocyte Differentiation.American Society for Nutritional Sci-ences. 130: 3116S-3121S.

Mutalib, P.K.S. 2003. Tinjauan Pustaka :Sintesis NO dan Sindrom CHAOS.Fakultas Kedokteran. Universitas In-donesia. Jakarta.

Ncl. 2000. Cyclooxygenase. http://ca ncer web . nc l . a c . u k/ cgi-b in /omd?lipoxygenase. Tanggal akses 30November 2007.

Ostaszewski, P. 2002. Bioactive Substancesof Plant Origin in Food - Impact onGenomics. http://www.edpsciences.org/ articles/rnd/pdf/2002/06/05.pdf. Tanggal Akses 14Juli 2006.

Parton, L.E., F. Diraison., S.E. Neil., S.K.Ghosh., M. A. Rubino., J. E. Bisis.,C. P. Briscoe dan G. A. Rutteri. 2004.Impact of PPAR gammaOverexpression and Activation onPancreatic Islet Gene Expression Pro-file Analyzed with OligonucleotidaMicroarrays. Am J Physiol EndocrinolMetab 287: E390–E404.

Patton, K.T. dan G.A. Thibodeu. 2000.Mosby’s Handbook of Anatomy andPhysiology. Mosby, Inc. Missouri. hal30.

Ramos, V. 2005. Technical Aspects of Im-munohistochemistry. Vet Pathol42:405-426.

Rotondo, D. dan J. Davidson. 2002.Prostaglandin And PPAR Control ofImmune Cell Function. ImmunologyJournal. Blackwell Science Ltd.105(1): 20–22.

Sidwell. 2006. Immunocytochemistry. http://www.sidwell.edu /us/science/21bio/new/ thigmo_immuno.htm. Tanggalakses 26 Juni 2006.

Sigma-aldrich. 2006. PPAR Agonists. http://www.sigmaaldrich. com/Area_of_Interest/Life_Science/Cell_Signaling/Scientific_Resources/PPARagonists. Tanggal akses 10 Juni2006.

Soeatmadji, D. W, 2005.The Role of PPARs

in The Homeostasis of Energy Bal-ance, dalam Buku Kumpulan MakalahFourth Basic Molecular BiologyCourse in Pathophysiology of Obesity.Program Pascasarjana UniversitasBrawijaya, Malang.

Wacjenberg, B.L. 2000. Subcutaneous andViseral Adipose Tissue: Their Rela-tion to The Metabolic Syndrome. En-docrine Reviews 21(6)=697-738.http :/ / edrv. endojourna ls .org// .Tanggal Akses 22 Desember 2005.

WHO.2003.Obesity and Overweight.www. who. in t / hp r / N P H/ doc s /gsobesity. pdf, Tanggal akses 10Juni 2006

Wikipedia. 2007. Prostaglandin. http://en.wikipedia.org/wiki/ Prostaglan-din. Tanggal akses 30 November2007.

Yashushi, S. 2005. Treatment of ObesityWith Viscera Fat Accumulation.Clinic All Round Journal. Z0697A.ISSN:0371-1900. vol.54, no.4,Halaman 1378-1382.

Young, B. and J.W. Heath. 2000. Lab 2: Char-acterization of skin using immunohis-tochemistry, http://outreach.mcb.harvard.edu/ down-l o a d s / S u m m e r 0 3 /lab_2.pdf#search=%22immunohistochemistry%20filetype%3Apdf%22.Tanggalakses 9 Oktober 2006.

Zang, M., S. Xu., K.A.M. Toolan., A.Zuccalo., X. Hou., B. Jiang.,M.Wierzbicki., T.J. Verbeuren danR.A. Cohen. 2006. The AmericanDiabetes Association. Vol 5. DOI :10.2337/db05-1188.