manrisk operasional

download manrisk operasional

of 58

Transcript of manrisk operasional

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    1/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    i

    PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL

    DENGAN METODE AGGREGATING VALUE AT RISK

    SKRIPSI

    SRI JAYANTI NAPITUPULU

    070823024

    DEPARTEMEN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    2/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    ii

    PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL

    DENGAN METODE AGGREGATING VALUE AT RISK

    SKRIPSI

    Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana

    SRI JAYANTI NAPITUPULU

    070823024

    DEPARTEMEN MATEMATIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2009

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    3/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    iii

    PERSETUJUAN

    Judul : PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL DENGAN

    METODE AGGREGATING VALUE AT RISK

    Kategori : SKRIPSI

    Nama : SRI JAYANTI NAPITUPULU

    Nim : 070823024

    Prog. Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

    Departemen : MATEMATIKA

    Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    Diajukan di

    Medan, Juli 2009

    Komisi Pembimbing :

    Pembimbing 2 Pembimbing 1

    Syahrial Lubis, S.Si, M.Si Prof. Dr. Herman Mawengkang

    NIP.- NIP. 130 422 447

    Diketahui / Disetujui oleh

    Departemen Matematika FMIPA USU

    Ketua,

    Dr. Saib Suwilo, M.Sc

    NIP. 131 796 149

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    4/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    iv

    PERNYATAAN

    PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL

    DENGAN METODE AGGREGATING VALUE AT RISK

    SKRIPSI

    Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali beberapakutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

    Medan, Juli 2009

    SRI JAYANTI NAPITUPULU

    070823024

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    5/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    i

    PENGHARGAAN

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan

    Maha Penyayang dengan limpah kasih dan pimpinan-Nya sehingga skripsi ini dapat

    diselesaikan.Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Herman

    Mawengkang dan Bapak Syahrial Lubis, S.Si. M.Si selaku pembimbing yang telahmemberikan panduan dan kepercayaan untuk menyelesaikan skripsi ini. Ucapan

    terimakasih juga ditunjukan kepada Bapak Drs. Saib Suwilo, M.Sc dan Bapak Drs.

    Henry Rani Sitepu, M.Si selaku ketua dan sekretaris Departemen MatematikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semuadosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU, rekan-

    rekan mahasiswa Ext-2007. Akhirnya tidak terlupakan pada bapak dan mamatercinta, saudara-saudara Penulis (BIndra, KKris dan suami, KRoma, Kiki dan Uun)

    sahabat-sahabat penulis yang paling setia dalam suka dan duka terimakasih untuk doadan cintanya, serta semua keluarga yang selama ini memberikan bantuan secara moril

    dan materil. Terimakasih untuk doa dan dukungannya. Tuhan Yesus Memberkati.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    6/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    ii

    ABSTRAK

    Kemampuan perbankan dalam mengelola risiko semakin menjadi perhatian sejalan

    dengan peningkatan volume dan kompleksitas operasional bisnis, peningkatan

    frekuensi dan jumlah kerugian perbankan akibat tindakan kriminal yang melibatkan

    pihak internal (pekerja bank) dan eksternal (nasabah) serta beberapa kejadian sepertibencana alam, kebakaran, dan serangan terorisme telah mengakibatkan kerugian yang

    sangat signifikan pada suatu sistem perbankan yang dapat mengakibatkan collapsenyasuatu bank.

    Dengan melakukan simulasi sebanyak 10.000 akan dihasilkan nilai total kerugian

    operasional yang merupakan jumlah dari potensi kerugian operasional dari setiapsimulasi yang dilakukan, total potensi kerugian operasional ini kemudian diurutkandari nilai terbesar ke terkecil dan dinyatakan sebagai nilai besarnya potensi kerugian

    operasionalnya.Kombinasi antara distribusi frekuensi kerugian dan distribusi severitas kerugian dapat

    dinyatakan dalam distribusi probabilita kumulatif operasional yakni :

    )(

    )(

    tVarX

    tEXxFx

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    7/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    iii

    ABSTRACT

    Ability to manage risk in the banking sector has increasingly become concerned with

    the increasing complexity and volume of business operations increased frequency and

    number of banking losses due to criminal actions involving the internal (bankemployees ) and external (customers) and some events such as natural disarters, fire

    and terrorist attacks has resulted in very significant losses in a banking system thatlead to a bank collaps.

    After doing 10.000 times simulation will result total operational loses value, which is

    total from the operational losses potency every simulation. Then amount of the totalslosses the potency is sorted from big value to the small value and the named the biglosses risk operational.

    Data analysed by combination between losses distribution frequency and lossesdistribution severitas. It can be describe into cumulative operational probability

    distribution such as;

    )(

    )(

    tVarX

    tEXxFx

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    8/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    iv

    DAFTAR ISI

    halaman

    Penghargaan i

    Abstrak ii

    Abstract iii

    Daftar Isi iv

    Daftar Tabel vi

    BAB 1 PENDAHULUAN 1

    1.1 Latar Belakang 11.2 Perumusan Masalah 21.3 Tujuan Penelitian 31.4 Kontribusi Penelitian 31.5 Metodologi Penelitian 31.6 Sistematika Penelitian 4

    BAB 2 LANDASAN TEORI 6

    2.1 Manajemen Risiko Operasional 72.1.1 Karakteristik Risiko Operasional 8

    2.1.2 Kejadian risiko Operasional 82.1.3 Expected Loss dan Unexpected Loss 92.1.4 Kategori Kejadian Risiko Operasional 10

    2.1.4.1Risiko Proses Internal 102.1.4.2Risiko Manusia 112.1.4.3Risiko Sistem 112.1.4.4Risiko Eksternal 122.1.4.5Risiko Hukum 13

    2.2 Pengukuran Risiko Operasional 132.2.1 Basic Indicator Approach (BIA) 142.2.2 Standardized Approach (SA) 152.2.3 Advanced Measurement Approach (AMA) 16

    2.2.3.1Internal Measurement Approach (IMA) 172.2.3.2Loss Distribution Approach (LDA) 18

    2.2.3.2.1 Loss Distribution Approach-Acturial Model 19

    2.2.3.2.2 Aggregation Model 19

    2.3 Sifat-sifat Deskriptif Statistik 202.3.1 Distribusi Frekuensi Operasional 20

    2.3.1.1Distribusi Poisson 21

    2.3.1.2Distribusi Binomial 222.3.1.3Distribusi Geometric 24

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    9/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    v

    2.3.2 Distribusi Frekuensi Kerugian Severitas 252.3.2.1Distribusi Normal 252.3.2.2Distribusi Lognormal 26

    2.3.2.3Distribusi Eksponensial 26

    2.4 Model Value At Risk 272.4.1 Variabel Value At Risk 272.4.2 Model Perhitungan VAR 28

    BAB 3 PEMBAHASAN 293.1 Testing karakteristik Distribusi Frekuensi (Frequency of loss Distribution) 293.2 Testing karakteristik Distribusi Severitas (Severity of Loss Distribution) 29

    3.3 Prosedur Uji Chi-square 303.4 Contoh kasus 313.5 Aggregated Loss Distribution 34

    BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 394.1 Kesimpulan 394.2 Saran 39

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    10/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    vi

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Multiplier untuk tiap bisnis usaha 15

    Tabel 3.1 Frekuensi Kesalahan Settlement 31

    Tabel 3.2 Perhitungan Distribusi Frekuensi Poisson dengan Test Chi-Square 33

    Tabel 3.3 Perhitungan Distribusi severitas Eksponensial dengan Test Chi-Square 34

    Tabel 3.4 Simulasi Pengukuran Risiko Operasional dengan metode Aggregating 37

    Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Simulasi Risiko Operasional dengan MetodeAggregating 38

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    11/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perbankan Indonesia terus mengalami perubahan bentuk dan karakter secara

    signifikan pada beberapa dekade terakhir. Perubahan kebijakan-kebijakan dan regulasiperbankan, tekanan kompetisi dalam pasar perbankan dan keuangan, serta tuntutan

    kinerja menyebabkan bank harus dikelola secara proaktif terhadap kondisi dan potensi

    bisnis. Perbankan sebagai lembaga perantara keuangan saat ini semakin dilihat

    sebagai salah satu media translasi dan transformasi risiko dari pemilik dana yang pada

    umumnya bersifat risk averse. Kemampuan perbankan dalam mengelolah risiko

    semakin menjadi perhatian sejalan dengan peningkatan volume dan kompleksitas

    operasional bisnis yaitu salah satu risiko yang terjadi adalah risiko operasional.

    Risiko operasional bukan merupakan kelompok risiko baru, bahkan

    sebenarnya merupakan kelompok risiko yang sudah ada sejak dulu. Kegagalan risiko

    operasional adalah sesuatu hal yang umum dan terjadi sejak bank pertama didirikan.

    Baik pengawas maupun bank memberi perhatian pada perubahan-perubahan dalam

    industri perbankan yang menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik risiko

    operasional. Secara umum, risiko operasional terkait dengan sejumlah masalah yang

    berasal dari kegagalan suatu proses atau prosedur. Risiko operasional merupakan

    risiko yang mempengaruhi semua kegiatan usaha karena merupakan suatu hal yang

    inherent dalam pelaksanaan suatu proses atau aktivitas operasional. Berbagai bentuk

    risiko operasional, seperti fraud dan kesalahaan pemrosesan relatif sering terjadi.

    Kejadian-kajadian tersebut menimbulkan kerugian, dimana masing-masing kejadian

    mungkin akan menimbulkan kerugian yang minimun (disebut dengan kerugian yang

    bersifat High frequency/Low severity) dan dapat diatasi oleh bank dengan menerapkan

    kebijakan dan prosedur rutin sehari-hari (yaitu keamanan dan pengendalian

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    12/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    2

    teknologi). Sebaliknya, kejadian besar seperti serangan teroris dan kebakaran jarang

    terjadi namun dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar pada setiap kejadiannya

    (disebut dengan kerugian yang bersifatLow frequencyHigh severity).

    Berdasarkan ketentuan Basel Commitee (Basel II Accord), maka bank

    berupaya menerapkan internal model dalam perhitungan rasio modalnya terutama

    untuk mengetahui seberapa besar potensi kerugian yang akan ditanggung oleh bank

    dimasa yang akan datang. Untuk menentukan optimasi Frequency of Lossdan severity

    of Loss yang tepat maka digunakan metode Aggregating Value at Risk dalam

    manajemen risiko operasional. Data historis risiko operasioal yang digunakan (LossEventData Base/LEDB) bersumber dari hasil audit internal. Selanjutnya dengan

    metode Aggregating Value at Risk akan dibentuk Aggregated Loss Distribution

    dengan meng-aggregasi dua distribusi yaitu fitted frequency dan fitted severity

    distribusi, kemudian dilakukan perhitungan potensi kerugian maksimal operasional

    dengan pendekatan Value at Risk (OpVar).

    Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis tertarik untuk membahas metode

    pengukuran pembebanan modal risiko operasional yang dikembangkan sesuai dengan

    karakteristik bank itu sendiri sehingga besarnya modal yang harus disediakan lebih

    risk sensitif. Oleh karena itu untuk mendapatkan titik terang dari permasalahan

    tersebut diadakan pembelajaran lebih lanjut dengan judul : Pengukuran Risiko

    Operasional dengan Metode Aggregating Value at Risk

    1.2 Perumusan Masalah

    Pengukuran risiko operasional dengan menggunakan pendekatan Aggragating Value

    at Risk pada dasarnya adalah mengukur seberapa besar potensi kerugian yang akan

    ditanggung oleh bank. Oleh karena itu, bagaimanakah bank memformulasikan model

    atau mengukur pembebanan risiko operasional dengan menggunakan pendekatan

    Aggragating Value at Risk.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    13/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    3

    1.3Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan model matematis untuk

    menghitung potensi kerugian maksimal risiko operasional dengan menggunakan

    pendekatan Aggregating Value at Risk (OpVar), sehingga diharapkan aktivitas

    operasional tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan bank.

    1.4 Kontribusi Penelitian

    Kontribusi yang diambil dari pengukuran risiko operasional dengan menggunakan

    pendekatanAggregating Value at Risk (OpVar) ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

    pihak manajemen perusahaan dalam proses pengukuran resiko operasional guna

    meminimumkan, mengalokasikan, dan mengestimasi modal risiko operasional demi

    kelangsungan usaha perusahaan dan mengendalikan kerugian yang lebih besar pada

    masa yang akan datang.

    1.5 Metodologi Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir bersifat literatur yaitu disusun

    berdasarkan rujukan pustaka dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    a. Mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan berupa buku, jurnal ilmiah, dan

    makalah yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang dilakukan.

    b. Identifikasi risiko operasional

    Pada bagian ini diuraikan mengenai identifikasi risiko operasional yang

    merupakan subproses awal dalam manajemen risiko operasional. Risiko

    operasional ini timbul sejak bank melakukan transaksi pertamanya.

    c. Formulasikan model matematis pengukuran pembebanan risiko operasional

    dengan menggunakan metode Aggregating Value at Risk yang dapat di

    implementasikan sebagai alat ukur besarnya risiko operasioanal.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    14/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    4

    )(

    )(

    )( tVarX

    tEXx

    xF dimana = (x) menyatakan distribusi normal

    d. Studi kasus

    Pada bagian ini dikemukakan contoh kasus penggunaan model Aggregating

    Value at Risk, dan menentukan insentif yang diterima bank sehubungan

    penggunaan model ini dibandingkan dengan model pengukuran pembebanan

    risiko operasional yang standar.

    1.6 Sistematika Penulisan

    Tugas akhir ini ditulis dalam beberapa bab yang dalam tiap bab berisikan sub-sub bab

    yang telah disusun guna memudahkan pembaca untuk mengerti dan memahami isi

    tulisan ini. Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Berisikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan

    penelitian, kontribusi penelitian, metodologi penelitian dan sistematika

    penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Yang berisikan tentang suatu tinjauan yang merupakan uraian teori untuk

    diterapkan dalam pengolahan dan penganalisaan data yang relevan.

    BAB III : PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS

    Bab ini berisikan tentang formulasi model matematis untuk mengukur

    jumlah kerugian risiko operasional dengan menggunakan metode

    Aggregating Value at Riskdan pengambilan data serta pengolahan data

    yang nantinya akan menghasilkan suatu kesimpulan.

    BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    15/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    5

    Bab ini merupakan bab penutup yang menyatakan suatu kesimpulan dari

    seluruh perubahan dan saran-saran penulis berdasarkan kesimpulan yang

    diperoleh.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    16/58

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Manajemen Risiko Operasional

    Manajemen risiko operasional merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang

    digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

    pasar yang timbul dari kegiatan usaha bank.

    Bagi perbankan, penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan peran share

    holder dalam memberikan gambaran kepada pengelola bank adanya kemungkinan

    kerugian bank di masa datang, meningkatkan metode dan proses pengambilan

    keputusan yang sistematis yang didasarkan pada ketersediaan informasi yang

    digunakan untuk menilai suatu risiko.

    Bagi otoritas pengawasan bank, penerapan manajemen risiko akan

    mempermudah penilaian terhadap kemungkian kerugian yang dihadapi bank yang

    akan mempengaruhi permodalan bank dan sebagai salah satu dasar penilaian dalam

    menerapkan strategi dan fokus pengawasan bank.

    Adapun tahap evolusi manajemen risiko operasional dibagi menjadi 4 tahap, yakni :1. Identifikasi dan pengumpulan data

    Perusahaan pada tahap ini perlu melakukan maping berbagai risiko

    operasional yang ada dalam perusahaan dan menciptakan suatu proses

    untuk mengumpulkan data dan menjumlahkan kerugian

    2. Penyusunan metric dan tracking.

    Tahap ini perlu penyusunan metricdan key risk indicatoruntuk tiap risiko

    operasional yang telah diidentifikasikan dalam tahap sebelumnya,

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    17/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    7

    termasuk juga penyusunan sistem tracking data dan informasi frekuensi

    dan severitas suatu risiko tertentu.

    3. Pengukuran

    Tahap ini perusahaan perlu menyusun suatu metode untuk kuantifikasi

    risiko operasional dari semua unit kerja.

    4. Manajemen

    Tahap ini perusahaan perlu melakukan konsolidasi hasil dari tahap 3 untuk

    mendapatkan perhitungan alokasi modal untuk menutup risiko operasional

    dan analisis kinerja berbasis risiko dan redistribusi portofolio untuk

    menyesuaikan profil risiko perusahaan yang diinginkan.

    2.1.1 Karakteristik Risiko Operasional

    Risiko operasional sangat terkait banyaknya masalah yang timbul karena kelemahan

    proses didalam pengawasan bank, namun risiko operasional tidak hanya terdapat pada

    bank saja, tetapi pada setiap jenis usaha lainnya.

    Berbagai bentuk risiko operasional, telah dikelola secara aktif dengan semakim

    meningkatnya teknologi, pengendalian dan sistem keamanan yang telah dilakukan

    oleh pihak bank. Pada pilar 1 Basel II Capital Accord bank dipersyaratkan untuk

    mengkuantifikasi dan mengakolasikan kebutuhan modal sesuai ketentuan untuk

    mengantisipasi potensi kerugian risiko operasional.

    Manajemen risiko operasional memberikan pendekatan pada dua jeniskejadian, yaituLow frequency/High severity (LFHS), kejadian sulit untuk diantisipasi

    dan diprediksi serta memiliki potensi untuk menyebabkan kerugian yang besar, dan

    High frequencyLow severity (HFLS),dikelola untuk meningkatkan efisiensi kegiatan

    usaha.

    Lembaga pengawasan perbankan telah mendorong bank untuk melihat proses

    operasional seluas mungkin dan mempertimbangkan kejadian yang memiliki frekuensi

    rendah tetapi memiliki dampak yang tinggi (Low frequency/High severity), selain

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    18/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    8

    risiko kredit dan risiko pasar. Dalam Basel II mengenai manajemen risiko operasional,

    dimana suatu bank dipersyaratkan untuk mengkuantifikasi, mengukur dan

    mengalokasi modal untuk meng-cover risiko operasional sebagaimana halnya terjadi

    pada risiko kredit dan risiko pasar.

    2.1.2 Kejadian Risiko Operasional

    Peristiwa risiko operasional dikelompokkan kedalam dua faktor, yaitu :

    1) Frekuensi (frequency), yaitu seberapa sering suatu peristiwa operasional

    terjadi.

    2) Dampak (severity), yaitu jumlah kerugian yang timbul dari peristiwa

    tersebut.

    Ada empat jenis kejadian operasional (event), yaitu :

    1) Low frequency/High severity

    2) High frequency/High severity

    3) Low frequency/Low severity

    4) High frequency/Low severity

    Secara umum manajemen risiko operasional memfokuskan kepada dua jenis kejadian,

    yaitu :

    1) Low frequency/High severity

    2) High frequency/Low severity

    Bank mengabaikan suatu kejadian yang memiliki Low frequency/Low severity

    karena membutuhkan biaya yang lebih besar dalam mengelola dan memantau

    dibandingkan dengan tingkat kerugian yang diperoleh bila hal itu terjadi.

    High frequency/High severity event tidak relevan karena bila kejadian ini

    terjadi, bank secara cepat akan menderita kerugian yang besar dan harus

    menghentikan usahanya. Kerugian ini juga tidak berkelanjutan dan pengawasan bank

    akan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan praktek-praktek bisnis yang

    buruk.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    19/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    9

    Beberapa produk keuangan, khususnya dalam retail banking, akan

    memasukkan High frequency/Low severity kedalam struktur harga produk. Low

    frequency/High severity event sangat sulit untuk dipahami dan sulit diprediksi

    sehingga mempengaruhi operasional bank, selain itu jenis kejadian itu berpotensi

    untuk menghancurkan bank.

    2.1.3 Expected Loss dan Unexpected Loss

    Pada perhitungan kebutuhan modal risiko operasional, bank diwajibkan menghitung

    kebutuhan modal risiko operasional berdasarkanExpected Lossdan Unexpected Loss,

    dimana Expected Loss adalah kerugian yang terjadi dalam operasional bank secara

    normal.

    Karena bank berasumsi bahwa kerugian ini merupakan bagian dari operasional

    bank, bank juga memasukkan Expected Losses dalam struktur harga produk. Bila

    suatu bank dapat membuktikan kepada lembaga pengawas bahwa bank telah

    menghitung Expected Losses, maka Expected Losses itu tidak perlu dihitung lagi

    dalam perhitungan modal regulasi, dalam kondisi ini modal regulasi bank sama

    dengan Unexpected Losses.

    Bank menggunakan metode statistik dalam memprediksi Expected Losses

    dimasa yang akan datang. Metode sederhana untuk menghitung Expected Lossadalah

    dengan menggunakan nilai rata-rata (mean)dari kerugian aktual dalam suatu periodetertentu. Unexpected Loss adalah kerugian yang berasal dari suatu event yang tidak

    diharapkan terjadi atau peristiwa ekstrim dan memiliki probabilitas terjadinya sangat

    rendah. Unexpected Losses secara tipikal berasal dari event yang memiliki Low

    frequency/High severity.

    Bank berusaha untuk memprediksi Unexpected Lossesdengan menggunakan

    statistikExpected Losses. Unexpected Lossesdihitung dengan menggunakan data dan

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    20/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    10

    pengalaman internal bank. Untuk menghitung Unexpected Losses bank dapat

    menggunakan :

    a. Data internal yang tersedia

    b. Data eksternal dari bank lain

    c. Data dari skenario risiko operasional

    2.1.4 Kategori Kejadian Risiko Operasional

    Cara yang paling mudah untuk memahami risiko operasional di bank adalah dengan

    mengkategorikan risiko operasional sebagai risiko, oleh karena itu, pemahaman

    mengenai kejadian operasional yang manyebabkan kerugian dilakukan dengan

    mengelompokkan risiko operasional kedalam sejumlah kategori kejadian risiko dan

    didasarkan kepada penyebab utama kejadian risiko.

    Risiko operasional selanjutnya dapat dibagi dalam beberapa sub-kategori, seperti

    risiko yang melekat pada :

    1) Risiko proses internal

    2) Risiko manusia

    3) Risiko sistem

    4) Risiko kejadian dari luar (external event)

    5) Risiko hukum dan ketentuan regulator yang berlaku (legal risk)

    2.1.4.1Risiko Proses Internal

    Risiko proses internal didefinisikan sebagai risiko yang terkait dengan kegagalan

    proses atau prosedur yang terdapat pada suatu bank.

    Kejadian risiko operasional internal meliputi :

    a. Dokumentasi yang tidak memenuhi atau tidak lengkap

    b. Pengendalian yang lemah

    c. Kelalaian pemasaran

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    21/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    11

    d. Kesalahan penjualan produk

    e. Pencucian uang

    f. Laporan yang tidak benar atau tidak lengkap

    g. Kesalahan transaksi

    2.1.4.2Risiko manusia

    Risiko manusia didefinisikan sebagai risiko yang terkait dengan karyawan bank. Bank

    menyatakan bahwa asetnya yang paling berharga adalah pada karyawannya. Namum

    demikian karyawanlah yang sering menjadi penyebab kejadian risiko operasional.

    Kejadian risiko manusia dapat terjadi pada fungsi manajemen risiko, dimana

    kualifikasi dan keahlian karyawan pada fungsi tersebut merupakan hal yang paling

    diutamakan.

    Bagian-bagian yang umumnya terkait dengan risiko manusia adalah :

    a. Permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja (health and safety issue)

    b. Perputaran karyawan yang tinggi

    c. Penipuan internal

    d. Sengketa pekerja

    e. Praktek manajemen yang buruk

    f. Pelatihan karyawan yang tidak memadai

    g. Tergantung pada karyawan tertentu

    h. Aktivasi yang dilakukan

    2.1.4.3Risiko Sistem

    Risiko sistem adalah risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi dan sistem.

    Saat ini semua bank sangat bergantung pada sistem dan teknologi yang mendukung

    kegiatan bank, penggunaan teknologi seperti ini banyak menimbulkan risiko

    operasional.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    22/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    12

    Kejadian risiko sistem disebabkan oleh :

    a. Data yang tidak lengkap

    b. Kesalahan input data

    c. Pengendalian perubahan data yang tidak memadai

    d. Kesalahan pemograman

    e. Gangguan pelayanan baik gangguan sebagian atau seluruhnya

    f. Masalah yang terkait dengan keamanan sistem misalnya virus dan hacking

    g. Kecocokan sistem dan

    h. Penggunaan teknologi yang belum di uji coba

    Secara teoritis, kegagalan menyeluruh pada teknologi yang digunakan bank adalah

    kejadian yang mungkin menyebabkan kejatuhan bank tersebut, saat ini ketergantungan

    pada teknologi sudah tinggi sehingga tidak bekerjanya komputer dapat menyebabkan

    bank tidak beroperasi dalam periode waktu tertentu.

    2.1.4.4Risiko Eksternal

    Risiko eksternal adalah risiko yang terkait dengan kejadian yang berada diluar kendali

    bank secara langsung. Kejadian risiko eksternal umumnya adalah kejadian Low

    frequency/High severity dan sebagai konsekuensinya menyebabkan kerugian yang

    tidak dapat diperkirakan, misalnya : perampokan dan serangan teroris dalam skala

    besar.

    Beberapa kejadian eksternal memiliki dampak yang cukup besar sehinggadapat mempengaruhi kemampuan bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

    Kejadian risiko eksternal dapat disebabkan :

    a. Kejadian pada bank lain yang memiliki dampak pada bank lain

    b. Pencurian dan penipuan dari luar

    c. Kebakaran

    d. Bancana alam

    e. Kegagalan perjanjian outsoursing

    f. Penerapan ketentuan lain

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    23/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    13

    g. Kerusuhan dan unjuk rasa

    h. Terorisme

    i. Tidak beroperasinya sistem transfortasi yang menyebabkan karyawan tidak

    dapat hadir ditempat kerjanya dan

    j. Kegagalan utility service, seperti listrik padam

    Secara historis, bank sebenarnya telah secara aktif memberikan perhatian pada

    risiko eksternal dalam rangka melindungi usaha dari kerugian.

    2.1.4.5Risiko Hukum

    Risiko hukum adalah risiko yang timbul dari adanya ketidakpastian karena

    dilakukannya suatu tindakan hukum atau ketidakpastian dalam penerapan atau

    interpretasi suatu perjanjian, peraturan atau ketentuan. Risiko hukum berbeda antara

    suatu negara dengan negara lain dan semakin meningkat sebagai akibat dari :

    a. Penerapan ketentuan Know-Your-Costumer (KYC) yang terutama disebabkan

    oleh tindakan terorisme

    b. Penerapan ketentuan perlindungan data yang terutama disebabkan oleh reaksi

    terhadap semakin meningkatnya penggunaan informasi nasabah untuk tujuan

    pemasaran produk.

    2.2 Pengukuran Risiko Operasional

    Menurut, Stulz, Rene (2003)2 memaparkan bahwa untuk pengukuran risiko

    operasional yang dihadapi oleh bank, BIS (Bank for International Settlement)

    berdasarkan BASEL CAPITAL ACCORD 2001, memberikan beberapa pilihan

    metode yang dapat digunakan oleh suatu bank, yaitu :

    a. Basic Indicator Approach (BIA)

    b. Standardized Approach (SA)

    c. Advanced Measurement Approach (AMA)

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    24/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    14

    2.2.1 Basic Indicator Approach (BIA)

    Basic Indicator Approach merupakan pendekatan yang paling sederhana dan dapat

    digunakan oleh semua bank untuk menghitung kebutuhan modal risiko operasional

    berdasarkanBasel Committee on Banking Supervision, yang tertuang dalam dokumen

    New Basel Capital Accord 2001 (NBCA 2001).

    Basic Indicator Approachmenggunakan total gross incomesuatu bank sebagai

    indikator besaran eksposur, dalam hal ini gross incomemewakili skala kegiatan usaha

    dan digunakan untuk menunjukan risiko operasional yang melekat pada bank.

    Persentase yang digunakan dalam formula Basic Indicator Approach ditetapkan

    sebesar 15 % dengan penetapan persentase tersebut jumlah modal risiko operasional

    yang dipersyaratkan pada tahun tertentu.

    Formula untuk menghitung modal risiko operasional bank dapat dirumuskan sebagai

    berikut :

    nGIKI

    iBIA /3

    1

    =

    =

    Dimana;

    KBIA = besarnya potensi risiko operasional

    = parameter alpha yang besarnya ditentukan sebesar 15%

    GIi = indikator eksposur risiko operasional (gross income) rata-rata selama tiga

    tahun

    N3 = jumlah n-data(n3= 3)

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    25/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    15

    2.2.2 Standardized Approach

    Standardized Approach merupakan metode yang akan mengatasi kurangnya

    sensitivitas risiko dariBasicIndicator Approachyaitu dengan cara :

    a. Membagi aktivitas dalam 8 jenis bisnis, yaitu :

    Tabel 2.1 Nilai Multiplieri untuk tiap Bisnis Usaha

    Bisnis Usaha Multiplier i

    Corporate Finance 18%

    Trading and Sales 18%

    Retail banking 12%

    Commercial Banking 15%

    Payment and settlement 18%

    Agency Service 15%

    Asset management 12%

    Retail Brokerage 12%

    b. Menggunakan pendapatan kotor (gross income) dari tiap jenis bisnis

    digunakan sebagai indikator risiko operasional atas masing-masing jenis

    bisnis.

    Dengan membagi bank menjadi bisnis yang berbeda-beda dan memberikan

    persentase yang berbeda kepada tiap jenis bisnis, Standardized Approach

    menghubungkan areal bisnis bank dan risikonya dengan pembebanan modal risiko

    operasional, pada Standardized Approach jumlah modal agregat diambil rata-ratanya

    untuk menghasilkan jumlah modal regulasi risiko operasional yang dibutuhkan.

    Modal regulasi agregat untuk tahun tunggal dihitung dengan menambahkan

    hasil pendapatan kotor (gross income), dikalikan dengan faktor beta untuk setiap jenis

    bisnis, dengan mengabaikan apakah pendapatan kotor (gross income) untuk tiap jenis

    bisnis bernilai negatif dan jumlah keseluruhan untuk tahun tertentu adalah negatif

    maka angka tersebut akan diganti dengan nol untuk perhitungan rata-rata.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    26/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    16

    Berdasarkan Committee Basel (Basel Capital Accord I)perhitungan nilai rata-

    rata Standardized Approach (SA) selalu dihitung selama tiga tahun terakhir, dan dapat

    dirumuskan sebagai berikut ;

    ( )

    3

    0,1

    =

    =

    n

    i

    ii

    SA

    GIMax

    K

    Dimana;

    KSA = pembebanan modal risiko operasional menurut metode SA

    GIi = nilai laba kotor untuk masing-masing lini bisnis dalam satu tahun untuk

    jangka tiga tahun

    i = nilai beta (suatu konstanta) yang telah ditetapkan oleh Basel untuk tiap

    line sbisnis

    2.2.3 Advance Measurement Approach (AMA)

    Pendekatan menggunakan metode Advance Measurement Approach (AMA) lebih

    menekankan pada analisis kerugian operasional, karena itu penerapan model ini harus

    memiliki sistem database (data historis) kerugian operasional sekurang-kurangnya dua

    hingga lima tahun kebelakang, dimana model tersebut mempunyai teknologi yang

    dapat menangkap, menyeleksi, dan melaporkan risiko operasional perusahaan

    tersebut. Secara teori terdapat insentif yang jelas bagi bank-bank untuk menggunakan

    metodologi perhitungan rasio permodalan yang lebih canggih, diantaranya hasil

    perhitungan lebih akurat dan jumlah risiko yang diasumsikan dalam modal lebih

    mencerminkan profil risiko bank.

    Menurut standar kuantitatif Komite Basel kategori risiko operasional dapat

    dikelompokkan dalam tujuh tipe sebagai berikut :

    a. Penyelewengan internal (internal fraud)

    b. Penyelewengan eksternal (eksternal fraud)

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    27/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    17

    c. Praktek kepegawaian dan keselamatan kerja (employment practices and

    workplace safety)

    d. Klien, produk, dan praktek bisnis (client, products, and bussines practices)

    e. Kerusakan terhadap asset fisik perusahaan (physical asset damages)

    f. Terganggunya bisnis dan kegagalan sistem (business disruption and sistem

    failure)

    g. Manajemen proses, pelaksanaan, penyerahan produk dan jasa (execution,

    delivery, and process management)

    Masing-masing dari tipe risiko operasional tersebut diukur besar pembebanan

    modalnya sehingga total pembebanan modal (capital charge) untuk bank adalah total

    pembebanan modal semua business linesdari semua jenis tipe risiko operasional.

    Pendekatan menggunakan Advance Measurement Approach (AMA) ini ada

    beberapa pendekatan yang sering digunakan yaitu sebagai berikut :

    a. Internal Measurement Approach (IMA)

    b. Loss Distribution Approach (LDA)

    c. Scoreboard Approach (SA)

    2.2.3.1 Internal Measurement Approach (IMA)

    Model Internal Measurement Approach merupakan model yang paling sederhana

    digunakan dalam mengukur pembebanan risiko operasional dalam kelompok

    pendekatan Advance Measurement Approach (AMA) yang paling sederhana, dandapat dirumuskan sebagai berikut :

    Kij = ij * ELij

    Kij = ij * (ELij.PEij.LGEij)

    Dimana :

    ELij = expected loss dalam bisnis usaha ke I karena faktor operasionalEIij = eksposur indikator berdasarkan ij

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    28/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    18

    PEij = probabilitas kejadian (event) dari kejadian risiko operasional j

    LGEij = rata-rata kerugian dari suatu kejadian risiko operasioanal

    ij = multiplier untuk masing-masing bisnis usaha i dan tipe kejadian risiko

    operasional j

    Komite Basel (Basel Capital Accord I)menyarankan besarnya ijuntuk tiap

    bisnis usaha dan tipe kejadian risiko operasional ditentukan bank atau melalui

    konsorsium, metode ini mempunyai fleksibilitas dalam penentuan besarnya ijsesuai

    dengan karakteristik tipe risiko dan bisnis usaha bank sehingga metode ini

    menggambarkan nilai multiplier tiap jenis bisnis usaha daripada multiplier beta,

    namun untuk mendapatkan nilai multiplier ij diperlukan perhitungan untuk

    pengukuran risiko operasional yang Expected loss dan Unexpected loss yang cukup

    rumit, dan oeh karena itu bank lebih sering menggunakan pendekatan Loss

    Distribution Approach (LDA) atauScoreboard Approach.

    2.2.3.2 Loss Distribution Approach (LDA)

    Pendekatan Loss Distribution Approach (LDA) didasarkan pada informasi data

    kerugian operasional internal, dimana data kerugian operasional dikelompokkan

    dalam distribusi frekuensi kejadian atau event dan distribusi severitas kerugian

    operasional.

    Data distribusi frekuensi kejadian operasional merupakan distribusi yang

    bersifat discrete dan proses stochastic data umumnya mengikuti distribusi Poisson,

    mixed Poisson atau proses Cox, sedangkan data distribusi severitas kerugian

    operasional merupakan distribusi yang bersifat kontinu. Distribusi severitas kerugian

    operasional kerugian umumnya mengikuti karateristik distribusi eksponensial,

    distribusi Normal atau distribusi Log Normal.

    Pada Loss Distribution Approach (LDA) ini total kerugian operasional

    merupakan jumlah atau sum (S) dari variabel random (N) atas kerugian operasional

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    29/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    19

    individu (X1, X2, ... XN ) sehingga jumlah kerugian operasional dapat dinyatakan

    sebagai :

    S = X1 + X2 + ... XN

    Model Loss Distribution Approach ini mengasumsikan bahwa variabel random

    kerugian operasional Xi bersifat independent, identically, disterbuted (iid), dengan

    asumsi distribusi frekuensi kerugian operasional N (frekuensi) adalah independent

    terhadap nilai kerugian atau distribusi severitasnya (Xi).

    Ada dua pendekatan yang ada pada pengukuran potensi kerugian operasional

    dengan metode Loss Distribution Approach (LDA) yaitu :

    2.2.3.2.1 Loss Distribution Approach-Actuarial Model

    Dalam pendekatan Actuarial Model, data kerugian operasional dapat didistribusikan

    dalam distribusi frekuensi dan severitas, dengan kedua jenis distribusi frekuensi dan

    severitas tersebut, distribusi total kerugian operasional tinggal menggabungkannya

    menjadi satu distribusi total kerugian. Distribusi total kerugian ini kemudian

    digunakan untuk memproyeksikan potensi kerugian risiko operasional.

    2.2.3.2.2Aggregation Model

    Dalam pendekatan Aggregation Model, sama halnya dengan pendekatan Actuarial

    Model, data kerugian operasional disusun dalam distribusi frekuensi dan distribusi

    severitasnya. Data aggregationkerugian operasional pada waktu t diberikan dengan

    variabel random X(t) yang nilainya adalah X(t) = iUN

    i

    =1

    yang dimana setiap U

    mewakili individu kerugian operasional.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    30/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    20

    Dengan demikian probabilitas kumulatif dari distribusi kerugian aggregation

    dapat dinyatakan sebagai berikut :

    Fx(x) = Pr

    =

    N

    i

    xUi1

    Dengan kata lain, probabilitas kumulatif dari distribusi aggregation

    merupakan jumlah dari probabilitas masing-masing individu kerugian operasionalnya.

    Jika distribusi kerugian operasionalnya sangat besar maka hukum central limit

    theorem dapat diterapkan sehingga distribusi aggragation kerugian operasional

    mendekati distribusi normal, dengan pendekatan distribusi normal tersebut

    probabilitas kumulatif distribusi aggregation kerugian operasional dapat dinyatakan

    sebagai berikut :

    Fx(t)

    )(

    )(

    tVarX

    tEXx dimana )(x= menyatakan distribusi normal

    2.3 Sifat-sifat Deskriptif Statistik

    Pengukuran potensi kerugian risiko operasional dan untuk melakukan pemodelan pada

    suatu bank perlu terlebih dahulu mengetahui karakteristik dari distribusi kerugian

    operasional, adapun distribusi kerugian risiko operasional dapat dikelompokkan

    distribusi frekuensi dan distribusi severitas data kerugian.

    2.3.1 Distribusi Frekuensi Operasional

    Distribusi frekuensi menunjukkan jumlah atau frekuensi terjadinya suatu jenis

    kerugian operasional dalam suatu periode tertentu, tanpa melihat nilai atau rupiah

    kerugian. Distribusi frekuensi kerugian operasional merupakan distribusi discrete,

    yaitu distribusi atas data yang nilai data harus bilangan integer atau tidak pecahan.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    31/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    21

    Frekuensi kejadian atau kejadian bersifat integer karena jumlah bilangan merupakan

    bilangan bulat positif.

    Distribusi frekuensi kerugian operasional dapat dikelompokkan dalam

    distribusi Poisson, binomial, dan geometric selain itu distribusi kerugian operasional

    dapat juga berupa gabungan kombinasi dari beberapa tipe distribusi frekuensi seperti

    Poisson-geometric.

    2.3.1.1Distribusi Poisson

    Distribusi frekuensi Poisson merupakan distribusi frekuensi kerugian operasional yang

    paling banyak terjadi karena karakteristiknya yang sederhana dan paling sesuai

    dengan frekuensi terjadinya kerugian operasional, dimana distribusi ini mencerminkan

    probabilitas jumlah atau frekuensi kejadiannya.

    Rata-rata jumlah atau frekuensi terjadinya kesalahan bayar kasir atau rata-rata

    frekuensi terjadinya kecelakaan kerja dapat dinyatakan sebagai (lambda) dalam

    suatu periode waktu tertentu, dengan demikian secara umum frekuensi terjadinya

    kerugian operasional atas suatu kejadian tertentu dapat ditentukan dengan

    menggunakan distribusi Poisson.

    Distribusi Poisson dari suatu kejadian kerugian tertentu dapat ditentukan

    probabilitasnya dengan rumus :

    f(X) =!x

    ex

    dengan e = 2.718281...

    sedangkan fungsi kumulatif dari distribusi Poisson dapat dirumuskan sebagai berikut :

    F(x) = =

    x

    i

    it

    i

    te

    0 !

    )(

    Parameter dapat diestimasi dengan :

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    32/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    22

    =

    =

    =

    0

    0

    k k

    k k

    n

    kn

    Distribusi Poisson memiliki mean dan variance sebagai berikut :

    Mean = E(x) =

    Variance = V(x) =

    2.3.1.2Distribusi Binomial

    Distribusi Binomial merupakan salah satu distribusi discrete yang berguna untuk

    memodelkan masalah probabilitas dari frekuensi atau jumlah sukses atas suatu

    aktivitas yang bersifat independent, distribusi binomial dinyatakan dengan dua

    parameter, yaitu m yang menunjukkan kerugian operasional tertentu yang bersifat

    independent dan identik, dan q yang menunjukkan probabilitasnya, dan dinyatakan

    dalam rumus berikut :

    Pk=kmk qq

    r

    m

    )1( dimana k = 0,1,...m

    Parameter distribusi Binomial adalah n dan p yang merupakan bilangan bulat positif

    dan 0 > p > 1

    Distribusi Binomial mempunyai nilai mean dan variance sebagai berikut :

    Mean = E(x) = np

    Variance = V(x) = np (1-p)

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    33/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    23

    Sebagai contoh

    Kesalahan dalam penggunaan nomor rekening dalam pembukuan transaksi tabungan.

    dari data yang diperoleh oleh divisi audit diketahui bahwa operator mesin komputer

    akan melakukan satu kali kesalahan dari 50 kali pembukuan. Jika dalam satu hari

    terdapat 200 kali pembukuan transaksi tabungan, berapakah probabilitas operator

    tidak melakukan kesalahan pembukuan, satu kali kesalahan, dua kali kesalahan, dan

    berapakah besarnya kesalahan mean dan variance ?

    Penyelesaian

    Jumlah kesalahan pembukuan transaksi tabungan yang dilakukan operator mempunyai

    karakteristik sebagai distribusi binomial karena kejadian pembukuan akan

    menimbulkan dua kali kemungkinan, yaitu kejadian pembukuan sukses dilakukan

    dengan benar dan pembukuan salah dilakukan. Dengan jumlah satu kali kesalahan

    tiap 50 kali transaksi pembukuan, maka besarnya probabilitas q = 1/50 atau q = 0.02.

    dengan demikian, besarnya probabilitas operator melakukan kesalahan adalah sebagai

    berikut.

    02.098.0*02.00

    200 20000 =

    =P

    07.098.0*02.01

    200 19911 =

    =P

    15.098.0*02.02

    200 19822 =

    =P

    Mean = 200(0.02)

    Variance = 200(0.02)(0.98) = 3.92

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    34/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    24

    2.3.1.3Distribusi Geometric

    Distribusi Geometric digunakan untuk mengetahui beberapa banyak kegagalan akan

    terjadi sebelum terjadinya kejadian sukses dari suatu seri aktivitas yang bersifat

    independent. Karakteristik dari distribusi geometric adalah suatu kejadian yang gagal

    dan sukses pertama. Distribusi Geometric tidak berkaitan dengan kepentingan sukses

    pertama, sukses kedua dan seterusnya.

    Distribusi frekuensi mempunyai probabilitas fungsi ;

    Pk =( ) 11 ++ k

    k

    Parameter dapat diestimasi dengan =

    =1

    1

    k

    kknn

    Distribusi geometric mempunyai mean dan variance sebagai berikut :

    Mean

    p

    xE == )(

    Variance2

    )(p

    xV ==

    Sebagai contohMisalkan x adalah jumlah kegagalan membongkar password mesin ATM sebelum

    terjadinya sukses membongkar password yang pertama. x diasumsikan mengikuti

    distribusi geometric dengan nilai 95,0= danp = 0,05 maka besarnya probabilitas x

    adalah :

    1)95.01(

    95.0+=

    +

    =k

    k

    kxP untuk k =0,1,2,3

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    35/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    25

    Besarnya mean dan variancenya adalah

    1905.0

    95.0

    )( ====

    pxEmean

    38005.0

    95.0)(var

    22 ====

    pxViance

    2.3.2 Distribusi Frekuensi Kerugian Severitas

    Distribusi severitas kerugian operasional sangat perlu diketahui agar dalam pemodelan

    kerugian risiko operasional dapat mempergunakan parameter data yang tepat, pada

    penentuan jenis distribusi severitas kerugian, pendekatan yang dilakukan adalah

    memilih kelompok umum dari distribusi probabilitas dan kemudian menetapkan nilai

    parameter yang paling cocok dengan data severitas kerugian yang diobservasi.

    Distribusi severitas kerugian operasional dapat dikelompokkan dalamdistribusi normal, distribusi eksponensial, dan distribusi lognormal.

    2.3.2.1Distribusi Normal

    Distribusi normal kerugian banyak terjadi pada risiko pasar dan risiko kredit,

    distribusi normal atas suatu kerugian memiliki karakteristik mean ( ) dan standartdeviasi ( ).

    Probabilitas fungsi densitas distribusi normal dinyatakan dengan ;

    f(x) =

    x

    2

    1exp

    2

    1 untuk - x

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    36/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    26

    jika = 0 dan 2 = 1 maka distribusinya disebut distribusi normal standar. Distribusi

    normal standar mempunyai bentuk umum sebagai genta yang simetris disekitar nilai

    meannya, hal ini berarti bahwa distribusi normal mempunyai karakteristik nilai

    skewness sama dengan nol dan nilai median serta modusnya sama dengan nilai

    meannya.

    2.3.2.2Distribusi Lognormal

    Distribusi normal sangat bermanfaat untuk menganalisis kerugian risiko pasar karena

    karakteristik kerugian pasar dapat terdistribusi normal, namun distribusi kerugian

    operasional tidak cocok dengan distribusi normal yang bersifat simetris. Distribusi

    lognormal mempunyai bentuk yang tidak simetris dan merupakan salah satu bentuk

    distribusi severitas yang cocok untuk kerugian operasional.

    Suatu data kerugian operasional dikatakan terdistribusikan secara lognormal,

    jika logaritma natural dari data kerugian tersebut terdistribusi secara normal.

    Probabilitas fungsi densitas dari variabel x, dapat dirumuskan dengan ;

    f(x) =( )( )

    2

    logexp

    2

    1 2

    x

    x

    Distribusi lognormal mempunyai nilai mean dan variance yaitu ;

    Mean 2

    2

    )(

    +

    == eYE

    Variance ( )1)( 222 == + eeYV

    2.3.2.3Distribusi Eksponensial

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    37/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    27

    Distribusi eksponensial menjelaskan probabilitas waktu menunggu diantara kejadian

    dalam distribusi Poisson, sebagai contoh adalah jika rata-rata jumlah pemalsuan kartu

    kredit adalah dua perbulan atau = 2, maka waktu terjadinya pemalsuan kartu kredit

    dijelaskan dengan distribusi eksponensial. Dimana distribusi eksponensial dapat

    dirumuskan sebagai berikut ;

    f(x) = 1- /xe untuk x 0

    Distribusi eksponensial mempunyai mean dan variance yaitu ;

    Mean

    1)( == xE

    Variance2

    1)(

    == xV

    2.4 Model Value at Risk

    Salah satu tantangan yang dihadapi pada risiko operasional adalah mengukur risiko

    pasar (market risk) secara konsisten terhadap seluruh posisi risiko yang sensitif

    terhadap perubahan harga pasar. Hal ini telah dapat dijawab dengan perkembangan

    model Value at Risk (VaR), pada sebelumnya model VaR ini limit risiko ditentukan

    berdasarkan jumlah dari instrument tertentu yang dapat dimiliki (hold) oleh bank,

    dengan cara ini evaluasi terhadap level risiko masing-masing limit sulit dilakukan.

    2.4.1 Variabel Value at Risk

    Variabel-variabel utama dalam perhitungan VaR adalah jumlah data historis yang

    digunakan untuk menghitung volatilitas dan jumlah hari untuk proyeksi harga pasar

    diwaktu mendatang, dan Basel mensyaratkan data historis yang digunakan adalah

    minimal satu tahun, walaupun mungkin bank menggunakan periode yang lebih lama

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    38/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    28

    dan perlu diingat bahwa bank harus konsisten terhadap periode historis yang

    ditentukan untuk menjaga stabilitas perhitungan VaR.

    2.4.2 Model Perhitungan Value at Risk

    Perhitungan VaR untuk trading book dalam jumlah besar merupakan perhitungan

    yang kompleks harus dapat mencakup interaksi berbagai faktor risiko dalam

    mensimulasikan perubahan harga pasar. Model VaR menghitung risiko dengan

    membuat distribusi kerugian yang mungkin terjadi selama periode waktu tertentu

    untuk masing-masing posisi risiko yang dimiliki (hold).

    Distribusi tersebut dapat dilakukan dengan proses dua langkah, yaitu langkah

    pertama, distribusi harga pasar diwaktu mendatang dihitung berdasarkan data historis,

    adapun faktor utama dalam perhitungan distribusi tersebut adalah volatilitas historis.

    Hal ini dapat dilakukan untuk menghitung seberapa besar deviasi perubahan harga

    pasar terhadap nilai mean dan pada umumnya hasilnya dapat dinyatakan sebagai

    annual percentage.

    Langkah kedua, menilai kembali masing-masing posisi risiko menggunakan

    distribusi harga pasar untuk membuat distribusi perubahan nilai dalam posisi risiko

    secara keseluruhan. Adapun tingkat kerugian yang mendekati confidence level yang

    digunakan oleh bank berdasarkan Basel adalah mensyaratkan sebesar 99%, dengan

    menggunakan asumsi bahwa distribusi kerugian adalah distribusi operasional.

    Analisis ini dilakukan berulang-ulang untuk seluruh posisi risiko dan

    kemudian nilainya dijumlahkan untuk memperoleh nilai total VaR, dan nilai VaR ini

    dapat dijumlahkan karena masing-masing telah dihitung dengan dasar yang konsisten,

    oleh karenanya perbandingan risiko antar area bisnis yang berbeda-beda.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    39/58

    BAB 3

    PEMBAHASAN

    3.1 Testing Karakteristik Distribusi Frekuensi (Frequency of Loss

    Distribution)

    Persoalan pokok dalam pemodelan Value at Risk kerugian operasional adalah

    menentukan jenis distribusi frekuensi dan distribusi severitas kerugian operasional.

    Jika pemodelan karakteristik distribusi kerugian operasional hanya diasumsikan

    mengikuti suatu jenis atau tipe distribusi tertentu maka bank telah mengambil risiko

    yang cukup serius. Jika distribusi yang diasumsikan ternyata tidak terpenuhi maka

    testing hipotesis yang dilakukan sepenuhnya tidak benar. Dampak dari identifikasi

    distribusi kerugian operasional yang salah akan sangat merugikan dalam pemodelan

    dan perhitungan kebutuhan modal.

    Untuk melakukan testing karakteristik distribusi frekuensi kerugian

    operasional dengan tes statistik akan digunakan test Goodness of Fit dengan

    mempergunakan pengujian Chi-square. Jika nilai tes statistik Chi-square dari

    distribusi yang diasumsikan lebih kecil dari nilai chi-square maka distribusi yang

    diasumsikan adalah benar sehingga hasil pengujiannya dapat lebih dipercaya.

    3.2 Testing Karekteristik Distribusi Severitas (Severity of Loss Distribution)

    Dalam pemodelan Value at Riskkerugian operasional dengan pendekatanAdvanced

    Measurement Approach (AMA), adalah penting untuk menentukan karakteristik

    distribusi severitas kerugian operasional selain distribusi frekuensi. Dengan

    mengetahui secara tepat karakteristik kerugian severitas risiko operasional, akan dapat

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    40/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    30

    ditentukan secara tepat parameter distribusi data dan pengukuran risikonya dengan

    model yang tepat.

    Seperti pada distribusi frekuensi, distribusi severitas harus dilakukan uji

    distribusi pula. Pada distribusi severitas dilakukan juga testing test Goodness of Fit

    dengan pengujian Chi-square.

    3.3 Prosedur Uji Chi-square

    Chi-squaremerupakan variabel acak kontinu yang berhubungan dengan suatu obyek

    ataupun respon yang dapat dibagi keberbagai macam kategori. Kegunaan Metode chi-

    squareditujukan untuk menguji apakah ada perbedaan yang cukup berarti (signifikan)

    antara jumlah pengamatan suatu obyek atau respon tertentu pada tiap klasifikasinya

    terhadap nilai harapannya (expected value) yang berdasarkan hipotesis nolnya.

    Langkah-langkah pengujian Chi-square:

    1. Pernyataan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif

    Ho : Populasi/Sampel yang sedang dikaji memenuhi/selaras dengan suatu pola

    distribusi probabilitas yang ditentukan.

    Ha : Populasi/Sampel tidak memenuhi distribusi probabilitas yang ditentukan

    tersebut.

    2. Pemilihan tingkat kepentingan (Level of Significance)

    Biasanya digunakan tingkat kepentingan 0.01 atau 0.05

    3. Penentuan Nilai KritisDerajat kebebasan / degree of freedom(df) = n-k-1

    4. Perhitungan Rasio Uji (Test Ratio)

    Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio uji (nilai 2 ) adalah :

    2 = =

    k

    ij Ei

    EiOi 2)(

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    41/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    31

    Dimana : Oi = nilai pengamatan yang diperoleh pada kategori yang ke-i

    Ei = nilai harapan (expected value) pada kategori yang ke-i

    =

    k

    ij

    = jumlah kategori yang diamati.

    5. Pengambilan Keputusan secara Ilmiah

    Jika nilai rasio uji berada di daerah penerimaan maka hipotesis nol di terima,

    sedangkan jika berada di daerah penolakan maka hipotesis nol ditolak.

    3.4 Contoh Kasus

    Data yang digunakan adalah bersumber dari data jumlah frekuensi kesalahan

    Settlemendisuatu bank (Bank ABC) selama 25 bulan dari bulan Maret 2004 hingga

    Maret 2006 sebagaimana terdapat pada tabel berikut

    Tabel 3.1 Frekuensi Kesalahan Settlemen

    Bulan Frek. Kesalahan Bulan Frek. Kesalahan

    Maret 2004

    April 2004

    Mei 2004

    Juni 2004

    Juli 2004Agustus 2004

    September 2004

    Oktober 2004

    November 2004

    Desember 2004

    Januari 2005

    Februari 2005

    Maret 2005

    2

    0

    2

    1

    44

    2

    3

    3

    2

    2

    1

    3

    April 2005

    Mei 2005

    Juni 2005

    Juli 2005

    Agustus 2005September 2005

    Oktober 2005

    November 2005

    Desember 2005

    Januari 2006

    Februari 2006

    Maret 2006

    6

    5

    6

    6

    89

    7

    8

    10

    2

    1

    1

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    42/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    32

    Berdasarkan data dari tabel 3.1 diatas kita dapat menghitung besarnya rata-rata jumlah

    kesalahan Settlementper bulan yaitu :

    =

    ==

    0

    0

    k

    k

    k

    k

    n

    kn

    25

    98=

    = 3.92

    Berdasarkan pada data Tabel 3.1, test Goodness of Fitdapat dilakukan dengan tahapan

    sebagai berikut .

    1) Testing Karakteristik Distribusi Poisson dengan Chi-Square :

    1. Tentukan hipotesis nol bahwa distribusi frekuensi kerugian adalah Poisson

    dengan hipotesis alternatif distribusi yang lainnya.

    2. Besarnya mean() = 3.92

    3. Lakukan uji statistik chi-square dengan distribusi frekuensinya adalah

    distribusi Poisson = 19.55

    4. Tentukan critical valuechi-squaredengan degree of freedomn-k-1 pada

    tinggkat = 1% yaitu 21.66

    5. Karena chi-squaretest statistik = 19.55 < critical value= 21.66 maka distri

    busi kesalahan Settlementbenar terdistribusi secara Poisson.

    Perhitungan untuk mendapatkan nilai chi-squaretest statistik diberikan pada tabel 3.2

    di bawah ini.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    43/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    33

    Tabel 3.2 Perhitungan Distribusi Poisson dengan Test Chi-Square

    No.Event p(x) Xi Obs frq

    (Oi)

    Ei

    p(x)n

    Oi-Ei (Oi-Ei)^2 (Oi*Ei)^2/Ei

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    0.020

    0.078

    0.152

    0.199

    0.195

    0.153

    0.100

    0.056

    0.027

    0.012

    0.005

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    1

    4

    6

    3

    2

    1

    3

    1

    2

    1

    1

    0.496

    1.944

    3.811

    4.980

    4.880

    3.826

    2.500

    1.400

    0.686

    0.299

    0.117

    0.504

    2.056

    -2.189

    1.980

    2.880

    2.826

    -0.500

    0.400

    -1.314

    -0.701

    -0.883

    0.254

    4.225

    4.791

    3.920

    8.296

    7.987

    0.250

    0.160

    1.727

    0.492

    0.779

    0.512

    2.173

    1.257

    0.787

    1.700

    2.087

    0.100

    0.114

    2.518

    1.646

    6.656

    0.998 25 24.939 0.061 19.550

    2) Testing Karakteristik Distribusi Severitas dengan Chi-Square

    1. Tentukan hipotesis nol bahwa distribusi severitas kerugian adalah

    Eksponensial dengan hipotesis alternatif distribusi yang lainnya.2. Tentukan besarnya meandata = 3.92 dengan k = 1

    3. Hitung probabilitas standardized enddengan jumlah interval kelas = 5

    4. Hitung test statistik dengan disttribusi severitasnya adalah distribusi

    eksponensial dan diperoleh nilai chi square= 2.24

    5. Tentukan critical value chi-squaredengan degree of freedomn-k-1 pada

    tingkat = 1% atau sama dengan = 11.345

    6. Bandingkan nilai test statistik dengan nilai critical value. Karena nilai

    statistik = 2.24 < dari critical value= 11.345 maka benar bahwa distribusi

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    44/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    34

    severitas kerugian operasional karena Settlement didistribusikan menurut

    distribusi eksponensial.

    Perhitungan test statistik data kerugian operasional karena Settlementdiatas diberikan

    pada tabel 3.3 dibawah ini.

    Tabel 3.3 Perhitungan Distribusi eksponensial dengan Chi-Square

    Row Interval

    end

    Cum

    Prob.

    Cell.

    Prob.

    Expec.

    Value (e)

    Obs.

    (o)

    (e-o)^2/e

    1

    2

    3

    4

    5

    1

    2

    4

    7

    10

    0.225163

    0.399627

    0.639552

    0.832323

    0.921998

    0.22516

    0.17466

    0.23993

    0.19277

    0.08968

    5.629063

    4.361609

    5.998131

    4.819264

    2.241881

    5

    6

    5

    5

    4

    0.070299

    0.615444

    0.166096

    0.006778

    1.378745

    25 2.237362

    3.5 Aggregated Loss Distribution

    Berdasarkan Goodness of Fit dengan test Chi-square, distribusi frekuensi yang paling

    fit adalah distribusi Poisson dengan parameter lambda ( ) dan frekuensi severitas

    yang paling fit adalah distribusi Eksponensial dengan parameter lambda ( ).

    Parameter tersebut akan digunakan pada waktu perhitungan Aggregated Loss

    Distribution.Dengan mengkombinasikan kedua distribusi, yaitu distribusi poisson dan

    distribusi eksponensial, maka terbentuklah sebuahAggregated Loss Distributionyaitudistribusi Poisson/Eksponensial.

    Dengan bantuan fungsi Excel, distribusi frekuensi yang akan datang

    disimulasikan sebanyak 10.000 kali dengan meng-input nilai lambda ( ) untuk

    generate random number frequency. Demikian pula untuk nilai distribusi severitas

    yang akan datang, ditentukan dari besarnya nilai random, mean dan kumulatif.

    Maka dengan melakukan pendekatan distribusi poisson diperoleh :

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    45/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    35

    !)(

    x

    exf

    x

    =

    !2

    2718281.2

    )2(

    292.3

    =f

    = 0.250061

    Sementara pada distribusi severitas diperoleh dengan distribusi eksponensial :

    /1)( xexf =

    92.3/2718281.21)2( =f

    = 0.999606

    Maka total kerugiannya adalah :

    !)(

    x

    exf

    x= +

    /1 xe

    = 0.250061+0.999606

    = 1.24966762

    Simulasi akan dilakukan sampai interasi ke 10.000 kali dan mengikuti langkah-

    langkah dibawah ini :

    Dari tabel 3.1 diatas simulasi pengukuran risiko operasional dilakukan sebanyak

    10.000 kali dengan tahapan sebagai berikut :

    1. Dilakukan testing karekteristik distribusi frekuensi kerugian risiko operasional

    dan diperoleh kesimpulan bahwa data frekuensi adalah Poisson dengan

    besarnya meankerugian = 3.92

    2. Dilakukan testing karakteristik distribusi severitas kerugian risiko operasional

    dan diperoleh kesimpulan bahwa distribusi severitas kerugian adalah

    eksponensial.

    3. Dengan dua parameter data mean frekuensi distribusi Poisson dan mean

    severitas distribusi eksponesial, dilakukan simulasi dengan menggunakan

    parameter Poisson = 3.92, kemudian dengan severitas diperoleh dari hasil

    uniform random numbers yang sesuai dengan frekuensi yang dihasilkan dari

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    46/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    36

    proses perhitungan jumlah frekuensi distribusi Poisson, sedangkan nilai

    severitas dihasilkan dari Eksponensial.

    4. Dengan proses simulasi sebesar 10.000 kali maka akan dihasilkan nilai total

    kerugian operasional yang merupakan jumlah dari potensi kerugian simulasi

    yang dilakukan. Total potensi kerugian operasional ini kemudian diurutkan

    dari nilai terbesar ke nilai terkecil. Karena jumlah simulasi kerugian

    operasional adalah 10.000 maka 1 % data adalah 100 sehingga data potensi

    urutan ke-99% merupakan Value at Riskpotensi kerugian operasional dengan

    tingkat keyakinan 99%.

    Proses iterasi pengukuran risiko dilakukan dengan simulasi dan sebagian hasilnya

    diberikan pada tabel berikut ini ;

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    47/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    37

    Tabel 3.4

    Simulasi Pengukuran Risiko Operasional-Aggregating Model

    No #K Probalitas Severitas Total Kerugian Total Kerugian*1.000.000

    1 2 0.250061 0.999606 1.24966762 1,249,667.62

    2 5 0.797506 0.624779 1.42228457 1,422,284.57

    3 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    4 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    5 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    6 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    7 8 0.980924 0.920045 1.9009692 1,900,969.20

    8 6 0.897494 0.978618 1.87611226 1,876,112.269 2 0.250061 0.970347 1.22040781 1,220,407.81

    10 5 0.797506 0.624779 1.42228457 1,422,284.57

    11 2 0.250061 0.956117 1.20617799 1,206,177.99

    12 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

    13 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    14 6 0.897494 0.624779 1.52227295 1,522,272.95

    15 3 0.449254 0.970347 1.41960013 1,419,600.13

    16 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    17 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    18 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    19 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.4320 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    21 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    22 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    23 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

    24 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    25 8 0.980924 0.920045 1.9009692 1,900,969.20

    26 3 0.449254 0.978618 1.42787197 1,427,871.97

    27 2 0.250061 0.82814 1.07820112 1,078,201.12

    28 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    29 2 0.250061 0.82814 1.07820112 1,078,201.12

    30 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.6631 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    32 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    33 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    34 6 0.897494 0.956117 1.8536106 1,853,610.60

    35 2 0.250061 0.970347 1.22040781 1,220,407.81

    35 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

    36 6 0.897494 0.920045 1.81753889 1,817,538.89

    37 2 0.250061 0.970347 1.22040781 1,220,407.81

    38 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    48/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    38

    Tabel 3.5

    Simulasi Pengukuran Risiko Operasional-Aggregating Model

    Total Kerugian Total Kerugian Setelah Diurutkan Prosen

    1,978,825.23 1,978,825.23 99.99

    1,977,527.09 1,969,064.95 99.98

    1,977,527.09 1,959,542.56 99.97

    1,977,155.84 1,948,991.16 99.96

    1,976,177.32 1,937,040.91 99.95

    1,976,177.32 1,923,833.91 99.94

    1,976,177.32 1,919,273.34 99.931,973,749.45 1,873,684.39 99.92

    1,973,749.45 1,867,840.42 99.91

    1,973,749.45 1,853,610.60 99.90

    1,973,749.45 1,773,696.01 99.89

    1,973,749.45 1,767,852.04 99.88

    1,972,471.34 1,753,622.22 99.87

    1,972,471.34 1,605,703.25 99.86

    1,972,471.34 1,578,266.44 99.85

    1,971,492.82 1,419,600.13 99.84

    1,973,749.45 1,369,298.60 99.83

    1,973,749.45 1,298,881.69 99.82

    1,973,749.45 1,277,393.43 99.81

    1,969,574.87 1,115,463.00 99.80

    1,969,574.87 1,078,201.12 99.79

    1,969,064.95 1,073,808.68 99.78

    1,969,064.95 1,067,964.71 99.77

    1,969,064.95 990,187.62 99.76

    1,969,064.95 719,291.44 99.75

    1,969,064.95 644,620.15 99.74

    1,969,064.95 568,018.77 99.73

    1,969,064.95 524,082.97 99.72

    1,969,064.95 415,575.67 99.71

    1,969,064.95 . .1,969,064.95 . .

    1,967,905.48 . .

    1,967,905.48 . .

    1,967,905.48 . .

    1,967,905.48 . .

    1,963,220.98 . .

    1,963,220.98 . .

    1,963,220.98 415,575.67 99.00

    Dari Tabel 3.5 mengenai simulasi pengukuran risiko operasional dengan

    menggunakan Pendekatan Metode Aggregating dapat diketahui bahwa besarnya

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    49/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    39

    potensi kerugian risiko operasionalnya adalah Rp. 416,576.67 dengan tingkat

    keyakinan adalah 99%

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    50/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    40

    BAB 4

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    1. Dalam Aggregating Value at Risk digunakan test Goodness Of Fit untuk

    menentukan distribusi yang akan dipakai.

    2. Pengukuran potensi kerugian operasional dengan MetodeAggragating Value

    at Riskdiperoleh dari perhitungan gabungan antara distribusi frekuensi dan

    distribusi severitasnya yang akan disimulasikan.

    3. Jika kerugian ekstrim terjadi maka Aggregating VaR tidak dapat dipakai,

    sehingga kita memodelkankan dengan model EVT.

    4.2 Saran

    Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah :

    1. Dengan diketahuinya besarnya risiko kesalahan pada bank diharapkan bank

    dapat memprediksi berapa besarnya kerugian operasional yang akan

    dihadapi bank.

    2. Bank lebih memperhatikan dan memperhitungan hal lain yang dapat menjadi

    faktor penyebab kerugian risiko operasional.

    3. Bank harus tetap melakukan pengawasan aktif sekalipun nilai risiko kecil

    karena akan sangat berpengaruh terhadap berjalannya kegiatan perusahan

    guna memberi pelayanan yang baik.

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    51/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    41

    LAMPIRAN

    Simulasi Pengukuran Risiko Operasional-Aggregating Model

    No #K Probabilitas Severitas Total Kerugian Total Kerugian*1000000

    39 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    40 7 0.953487 0.956117 1.90960409 1,909,604.09

    41 2 0.250061 0.97619 1.22625178 1,226,251.78

    42 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    43 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    44 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    45 2 0.250061 0.82814 1.07820112 1,078,201.12

    46 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    47 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    48 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    49 1 0.097618 0.920045 1.01766319 1,017,663.19

    50 5 0.797506 0.317957 1.115463 1,115,463.00

    51 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    52 7 0.953487 0.82814 1.78162722 1,781,627.22

    53 9 0.992874 0.97619 1.96906495 1,969,064.95

    54 7 0.953487 0.979597 1.93308427 1,933,084.27

    55 4 0.644462 0.97619 1.62065257 1,620,652.57

    56 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    57 1 0.097618 0.920045 1.01766319 1,017,663.19

    58 3 0.449254 0.317957 0.76721109 767,211.09

    59 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    60 2 0.250061 0.956117 1.20617799 1,206,177.9961 5 0.797506 0.624779 1.42228457 1,422,284.57

    62 7 0.953487 0.956117 1.90960409 1,909,604.09

    63 6 0.897494 0.97619 1.87368439 1,873,684.39

    64 8 0.980924 0.970347 1.95127073 1,951,270.73

    65 3 0.449254 0.978618 1.42787197 1,427,871.97

    66 6 0.897494 0.82814 1.72563373 1,725,633.73

    67 3 0.449254 0.970347 1.41960013 1,419,600.13

    68 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    69 6 0.897494 0.920045 1.81753889 1,817,538.89

    70 6 0.897494 0.970347 1.86784042 1,867,840.42

    71 4 0.644462 0.970347 1.6148086 1,614,808.6072 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    73 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    74 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    75 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    76 3 0.449254 0.920045 1.3692986 1,369,298.60

    77 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    78 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    79 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    80 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    81 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    82 1 0.097618 0.82814 0.92575802 925,758.02

    83 5 0.797506 0.317957 1.115463 1,115,463.00

    84 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    52/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    42

    85 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    86 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    87 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    88 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    89 6 0.897494 0.920045 1.81753889 1,817,538.8990 1 0.097618 0.970347 1.06796471 1,067,964.71

    91 8 0.980924 0.317957 1.29888169 1,298,881.69

    92 4 0.644462 0.978618 1.62308044 1,623,080.44

    93 3 0.449254 0.920045 1.3692986 1,369,298.60

    94 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    95 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    96 7 0.953487 0.956117 1.90960409 1,909,604.09

    97 5 0.797506 0.97619 1.77369601 1,773,696.01

    98 8 0.980924 0.956117 1.93704091 1,937,040.91

    99 0 0.019841 0.978618 0.99845946 998,459.46

    100 2 0.250061 0.074829 0.32489065 324,890.65

    101 6 0.897494 0.624779 1.52227295 1,522,272.95

    102 5 0.797506 0.970347 1.76785204 1,767,852.04

    103 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    104 6 0.897494 0.82814 1.72563373 1,725,633.73

    105 4 0.644462 0.970347 1.6148086 1,614,808.60

    106 1 0.097618 0.920045 1.01766319 1,017,663.19

    107 2 0.250061 0.317957 0.56801877 568,018.77

    108 5 0.797506 0.624779 1.42228457 1,422,284.57

    109 0 0.019841 0.956117 0.9759578 975,957.80

    110 1 0.097618 0.074829 0.17244755 172,447.55

    111 6 0.897494 0.317957 1.21545138 1,215,451.38

    112 6 0.897494 0.970347 1.86784042 1,867,840.42113 6 0.897494 0.970347 1.86784042 1,867,840.42

    114 2 0.250061 0.970347 1.22040781 1,220,407.81

    115 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

    116 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    117 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    118 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    119 6 0.897494 0.624779 1.52227295 1,522,272.95

    120 1 0.097618 0.970347 1.06796471 1,067,964.71

    121 3 0.449254 0.317957 0.76721109 767,211.09

    122 6 0.897494 0.82814 1.72563373 1,725,633.73

    123 6 0.897494 0.970347 1.86784042 1,867,840.42

    124 2 0.250061 0.970347 1.22040781 1,220,407.81

    125 6 0.897494 0.624779 1.52227295 1,522,272.95

    126 4 0.644462 0.970347 1.6148086 1,614,808.60

    127 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    128 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    129 2 0.250061 0.82814 1.07820112 1,078,201.12

    130 7 0.953487 0.624779 1.57826644 1,578,266.44

    131 3 0.449254 0.97619 1.4254441 1,425,444.10

    132 6 0.897494 0.82814 1.72563373 1,725,633.73

    133 4 0.644462 0.970347 1.6148086 1,614,808.60

    134 6 0.897494 0.920045 1.81753889 1,817,538.89

    135 4 0.644462 0.970347 1.6148086 1,614,808.60136 0 0.019841 0.920045 0.9398861 939,886.10

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    53/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    43

    137 3 0.449254 0.074829 0.52408297 524,082.97

    138 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    139 2 0.250061 0.82814 1.07820112 1,078,201.12

    140 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

    141 1 0.097618 0.920045 1.01766319 1,017,663.19142 5 0.797506 0.317957 1.115463 1,115,463.00

    143 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    144 3 0.449254 0.920045 1.3692986 1,369,298.60

    145 6 0.897494 0.82814 1.72563373 1,725,633.73

    146 4 0.644462 0.970347 1.6148086 1,614,808.60

    147 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    148 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    149 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    150 6 0.897494 0.956117 1.8536106 1,853,610.60

    151 5 0.797506 0.970347 1.76785204 1,767,852.04

    152 6 0.897494 0.956117 1.8536106 1,853,610.60

    153 3 0.449254 0.970347 1.41960013 1,419,600.13

    154 2 0.250061 0.82814 1.07820112 1,078,201.12

    155 2 0.250061 0.624779 0.87484034 874,840.34

    156 0 0.019841 0.624779 0.64462015 644,620.15

    157 5 0.797506 0.074829 0.87233488 872,334.88

    158 1 0.097618 0.956117 1.05373489 1,053,734.89

    159 5 0.797506 0.317957 1.115463 1,115,463.00

    160 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    161 7 0.953487 0.956117 1.90960409 1,909,604.09

    162 1 0.097618 0.97619 1.07380868 1,073,808.68

    163 4 0.644462 0.317957 0.96241956 962,419.56

    164 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51165 6 0.897494 0.956117 1.8536106 1,853,610.60

    166 3 0.449254 0.970347 1.41960013 1,419,600.13

    167 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    168 1 0.097618 0.82814 0.92575802 925,758.02

    169 11 0.999228 0.317957 1.31718583 1,317,185.83

    170 3 0.449254 0.980099 1.4293524 1,429,352.40

    171 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    172 3 0.449254 0.920045 1.3692986 1,369,298.60

    173 7 0.953487 0.82814 1.78162722 1,781,627.22

    174 5 0.797506 0.97619 1.77369601 1,773,696.01

    175 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    176 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    177 1 0.097618 0.956117 1.05373489 1,053,734.89

    178 4 0.644462 0.317957 0.96241956 962,419.56

    179 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    180 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    181 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    182 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    183 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    184 2 0.250061 0.956117 1.20617799 1,206,177.99

    185 2 0.250061 0.624779 0.87484034 874,840.34

    186 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

    187 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07188 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    54/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    44

    189 1 0.097618 0.624779 0.72239724 722,397.24

    190 4 0.644462 0.317957 0.96241956 962,419.56

    191 1 0.097618 0.920045 1.01766319 1,017,663.19

    192 8 0.980924 0.317957 1.29888169 1,298,881.69

    193 1 0.097618 0.978618 1.07623655 1,076,236.55194 4 0.644462 0.317957 0.96241956 962,419.56

    195 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    196 1 0.097618 0.624779 0.72239724 722,397.24

    197 3 0.449254 0.317957 0.76721109 767,211.09

    198 2 0.250061 0.82814 1.07820112 1,078,201.12

    199 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    200 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    201 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    202 7 0.953487 0.956117 1.90960409 1,909,604.09

    203 3 0.449254 0.97619 1.4254441 1,425,444.10

    204 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    205 7 0.953487 0.956117 1.90960409 1,909,604.09

    206 6 0.897494 0.97619 1.87368439 1,873,684.39

    207 1 0.097618 0.970347 1.06796471 1,067,964.71

    208 6 0.897494 0.317957 1.21545138 1,215,451.38

    209 3 0.449254 0.970347 1.41960013 1,419,600.13

    210 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    211 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    212 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    213 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    214 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    215 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    216 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51217 2 0.250061 0.956117 1.20617799 1,206,177.99

    218 8 0.980924 0.624779 1.60570325 1,605,703.25

    219 7 0.953487 0.978618 1.93210575 1,932,105.75

    220 5 0.797506 0.97619 1.77369601 1,773,696.01

    221 2 0.250061 0.956117 1.20617799 1,206,177.99

    222 2 0.250061 0.624779 0.87484034 874,840.34

    223 7 0.953487 0.624779 1.57826644 1,578,266.44

    224 5 0.797506 0.97619 1.77369601 1,773,696.01

    225 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    226 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    227 3 0.449254 0.920045 1.3692986 1,369,298.60

    228 7 0.953487 0.82814 1.78162722 1,781,627.22

    229 3 0.449254 0.97619 1.4254441 1,425,444.10

    230 0 0.019841 0.82814 0.84798093 847,980.93

    231 4 0.644462 0.074829 0.71929144 719,291.44

    232 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    233 2 0.250061 0.956117 1.20617799 1,206,177.99

    234 5 0.797506 0.624779 1.42228457 1,422,284.57

    235 7 0.953487 0.956117 1.90960409 1,909,604.09

    236 2 0.250061 0.97619 1.22625178 1,226,251.78

    237 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    238 2 0.250061 0.82814 1.07820112 1,078,201.12

    239 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    55/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    45

    9905 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    9906 5 0.797506 0.956117 1.75362222 1,753,622.22

    9907 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    9908 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    9909 9 0.992874 0.624779 1.61765351 1,617,653.519910 9 0.992874 0.979597 1.97247134 1,972,471.34

    9911 8 0.980924 0.979597 1.96052109 1,960,521.09

    9912 6 0.897494 0.978618 1.87611226 1,876,112.26

    9913 3 0.449254 0.970347 1.41960013 1,419,600.13

    9914 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    9915 3 0.449254 0.920045 1.3692986 1,369,298.60

    9916 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    9917 8 0.980924 0.956117 1.93704091 1,937,040.91

    9918 4 0.644462 0.978618 1.62308044 1,623,080.44

    9919 7 0.953487 0.920045 1.87353239 1,873,532.39

    9920 3 0.449254 0.97619 1.4254441 1,425,444.109921 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    9922 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    9923 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    9924 7 0.953487 0.956117 1.90960409 1,909,604.09

    9925 3 0.449254 0.97619 1.4254441 1,425,444.10

    9926 5 0.797506 0.82814 1.62564535 1,625,645.35

    9927 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    9928 3 0.449254 0.920045 1.3692986 1,369,298.60

    9929 7 0.953487 0.82814 1.78162722 1,781,627.22

    9930 5 0.797506 0.97619 1.77369601 1,773,696.01

    9931 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    9932 7 0.953487 0.920045 1.87353239 1,873,532.39

    9933 5 0.797506 0.97619 1.77369601 1,773,696.01

    9934 2 0.250061 0.956117 1.20617799 1,206,177.99

    9935 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    9936 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    9937 0 0.019841 0.920045 0.9398861 939,886.10

    9938 3 0.449254 0.074829 0.52408297 524,082.97

    9939 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    9940 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    9941 2 0.250061 0.956117 1.20617799 1,206,177.99

    9942 5 0.797506 0.624779 1.42228457 1,422,284.57

    9943 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    9944 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    9945 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.43

    9946 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    9947 6 0.897494 0.920045 1.81753889 1,817,538.89

    9948 5 0.797506 0.970347 1.76785204 1,767,852.04

    9949 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    9950 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    9951 8 0.980924 0.920045 1.9009692 1,900,969.20

    9952 4 0.644462 0.978618 1.62308044 1,623,080.44

    9953 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    9954 1 0.097618 0.920045 1.01766319 1,017,663.199955 5 0.797506 0.317957 1.115463 1,115,463.00

  • 5/22/2018 manrisk operasional

    56/58

    Sri Jayanti Napitupulu : Pengukuran Risiko Operasional Dengan Metode Aggregating Value At Risk, 2009.

    46

    9956 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    9957 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    9958 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    9959 4 0.644462 0.956117 1.60057878 1,600,578.78

    9960 0 0.019841 0.920045 0.9398861 939,886.109961 4 0.644462 0.074829 0.71929144 719,291.44

    9962 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    9963 6 0.897494 0.920045 1.81753889 1,817,538.89

    9964 2 0.250061 0.970347 1.22040781 1,220,407.81

    9965 3 0.449254 0.624779 1.07403266 1,074,032.66

    9966 4 0.644462 0.82814 1.4726019 1,472,601.90

    9967 3 0.449254 0.920045 1.3692986 1,369,298.60

    9968 0 0.019841 0.82814 0.84798093 847,980.93

    9969 5 0.797506 0.074829 0.87233488 872,334.88

    9970 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    9971 3 0.449254 0.82814 1.27739343 1,277,393.439972 7 0.953487 0.82814 1.78162722 1,781,627.22

    9973 4 0.644462 0.97619 1.62065257 1,620,652.57

    9974 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    9975 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    9976 6 0.897494 0.920045 1.81753889 1,817,538.89

    9977 6 0.897494 0.970347 1.86784042 1,867,840.42

    9978 3 0.449254 0.970347 1.41960013 1,419,600.13

    9979 6 0.897494 0.82814 1.72563373 1,725,633.73

    9980 4 0.644462 0.970347 1.6148086 1,614,808.60

    9981 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,717,550.51

    9982 3 0.449254 0.956117 1.40537031 1,405,370.31

    9983 7 0.953487 0.82814 1.78162722 1,781,627.22

    9984 1 0.097618 0.97619 1.07380868 1,073,808.68

    9985 4 0.644462 0.317957 0.96241956 962,419.56

    9986 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    9987 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

    9988 1 0.097618 0.920045 1.01766319 1,017,663.19

    9989 6 0.897494 0.317957 1.21545138 1,215,451.38

    9990 4 0.644462 0.970347 1.6148086 1,614,808.60

    9991 2 0.250061 0.920045 1.17010629 1,170,106.29

    9992 4 0.644462 0.624779 1.26924113 1,269,241.13

    9993 4 0.644462 0.920045 1.56450707 1,564,507.07

    9994 5 0.797506 0.920045 1.71755051 1,7