Laporan Elixir Paracetamol

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam istilah kimia farmasi, larutan dapat dipersiapkan dari campuran yang mana saja dari tiga macam keadaan zat yaitu padat, cair dan gas, misalnya suatu zat terlarut padat dapat dilarutkan baik dalam zat padat lainnya, cairan atau gas, dengan cara yang sama untuk zat rerlarut dan gas, ada 9 tipe campuran homogen yang mungkin dibuat. Bagaimanapun, dalam farmasi perhatian terhadap larutan sebagian besar terbatas pada  pembuatan larutan dari suatu zat padat, zat cair dalam suatu pelarut cair dan tidak begitu sering larutan suatu gas dalam pelarut cair. Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan”cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karerna bahan-  bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan ke dalam golongan  produk lainnya”. Sesungguhnya, ban yak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan campuran homogen dari zat-zat terlarut yang dolarutkan dalam pelarut, menurut prinsip farmasi digolongkan ke dalam jenis produk lainnya. Misalnya larutan obat-obat dalam air yang mengandung gula digolongkan sebagai syrup; larutan yang mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol) disebut eliksir. Larutan oral, syrup dan eliksir, dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari zat obat yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan memberikan efek sistemik. Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam bentuk larutan, biasanya berarti bahwa apsorpsinya dalam sistem saluran cerna ke dalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi lebih cepat dari pada dalam bentuk sedaan suspensi atau padat dari zat obat yang sama. Obat-obat cair menampilkan masalah menarik dalam rancangan bentuk sediaan. Banyak diantaranya merupakan zat-zat yang mudah menguap oleh karena harus disegel secara fisik dari atmosfer untuk menjamin keberadaannya. Masalah lainnya adalah bahwa obat-

Transcript of Laporan Elixir Paracetamol

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGDalam istilah kimia farmasi, larutan dapat dipersiapkan dari campuran yang mana saja dari tiga macam keadaan zat yaitu padat, cair dan gas, misalnya suatu zat terlarut padat dapat dilarutkan baik dalam zat padat lainnya, cairan atau gas, dengan cara yang sama untuk zat rerlarut dan gas, ada 9 tipe campuran homogen yang mungkin dibuat. Bagaimanapun, dalam farmasi perhatian terhadap larutan sebagian besar terbatas pada pembuatan larutan dari suatu zat padat, zat cair dalam suatu pelarut cair dan tidak begitu sering larutan suatu gas dalam pelarut cair.Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaancair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karerna bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan ke dalam golongan produk lainnya. Sesungguhnya, banyak produk farmasi yang menurut prinsip kimia fisik merupakan campuran homogen dari zat-zat terlarut yang dolarutkan dalam pelarut, menurut prinsip farmasi digolongkan ke dalam jenis produk lainnya. Misalnya larutan obat-obat dalam air yang mengandung gula digolongkan sebagai syrup; larutan yang mengandung hidroalkohol yang diberi gula (kombinasi dari air dan etil alkohol) disebut eliksir.Larutan oral, syrup dan eliksir, dibuat dan digunakan karena efek tertentu dari zat obat yang ada. Dalam sediaan ini zat obat umumnya diharapkan memberikan efek sistemik. Kenyataan bahwa obat-obat itu diberikan dalam bentuk larutan, biasanya berarti bahwa apsorpsinya dalam sistem saluran cerna ke dalam sirkulasi sistemik dapat diharapkan terjadi lebih cepat dari pada dalam bentuk sedaan suspensi atau padat dari zat obat yang sama.Obat-obat cair menampilkan masalah menarik dalam rancangan bentuk sediaan. Banyak diantaranya merupakan zat-zat yang mudah menguap oleh karena harus disegel secara fisik dari atmosfer untuk menjamin keberadaannya. Masalah lainnya adalah bahwa obat-obat tersebut dimaksudkan untuk pemberian obat pada umumnya tidak dapat diformulasikan menjadi bentuk tablet, tanpa mengalami modifikasi obat yang besar.Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang ada. Umumnya, eliksir-eliksir resmi yang ada diperdagangkan mengandung zat obat tunggal. Keuntungan utama dari hanya satu obat tunggal yang terkandung, bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan meminum eliksir lebih banyak atau kurang, padahal bila dua atau lebih zat obat ada dalam sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan kadar satu zat obat yang diminum tanpa secara otomatis dan bersamaan mengatur dosis obat lain yang ada, perubahan yang tidak diinginkan.Karena itu untuk pasien yang memerlukan minum lebih dari satu obat, banyak dokter memilih untuk minum sediaan yang terpisah dari tiap obat sehingga bila dibutuhkan pengaturan dosis satu obat, dapat dikerjakan tanpa dosis obat lainnya secara bersamaan ikut diatur. Eliksir analgetik/ antipiretik paracetamol 300 mg/10 ml digunakan untuk mengurangi/ menghilangkan nyeri dan menurunkan demam terutama pada pasien yang tidak tahan terhadap aspirin. Eliksir terutama digunakan untuk pasien pediatrik (anak-anak).

B. TUJUANAdapun tujuan dari praktikum ini yaitu :1. Tujuan Umuma. Mahasiswa dapat memahami pelaksanaan praktikum teknologi sediaan semi solid dan likuid.b. Mahasiswa dapat memanfaatkan dan melaksanakan pengkajian praformulasi untuk sediaan .c. Mahasiswa mampu melaksanakan desain sediaan elixir.d. Mahasiswa mampu menyusun SOP dan IK pembuatan elixir.e. Mahasiswa mampu menyiapkan dan mengoperasikan alat alat untuk pelaksanaan praktikum.f. Mahasiswa mampu menyusun laporan pembuatan sediaan elixir.

2. Tujuan Khususa. Mahasiswa dapat mengikuti dan melaksanakan ketentuan praktikum.b. Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif untuk sediaan elixir.c. Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen, mutu dan proses pembuatan sediaan elixir.d. Mahasiswa dapat menyusun desain formula pembuatan dan evaluasi sediaan elixir dari hasil pengkajian praformulasi.e. Mahasiswa dapat menyusun Prosedur Tetap untuk setiap bahan, pembuatan dan evaluasi sediaan elixir.f. Mahasiswa dapat menjalankan alat untuk setiap tahap pembuatan dan evaluasi sediaan elixir.g. Mahasiswa dapat menyusun laporan praktikum mengenai pembuatan sediaan elixir

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Elixir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Dibandingkan dengan sirup, elixir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif apabila ibandingkan dengan sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkoholnya, elixir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alcohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya menjadikan elixir lebih disukai daripada sirupPerbandingan alcohol yang ada pada elixir berbeda-beda karena masing-msing komponen elixir mempunyai sifat kelarutan dalam alcohol dan air yang berbeda pula. Tiap elixir memerlukan campuran tertentu dari alcohol dan air untuk mempertahankan semua komponen dalm larutan. Jika zat aktif memiliki kelarutan yang jelek dalam air, maka banyaknya alcohol yang dibutuhkan lebih besar daripada jika zat aktif memiliki kelarutan yang baik dalam air. Disamping alcohol dan air, pelarut-pelarut lain yang sering digunakan adalah : Propilen glikol; gliserin yang digunakan sebagai pelarut pembantu.Walau banyak elixir yang dimaniskan dengan sukrosa atau sirup sukrosa, beberapa menggunakan sorbitol, gliserin atau pemanis buatan seperti sakarin. Elixir mempunyai kadar alcohol yang tinggi biasanya menggunakan pemanis buatan seperti sakarin, yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil daripada sukrosa yang hanya sedikit larut dalm alcohol dan membutuhkan jumlah yang lebih besar untuk kemanisan yang sama. Semua elixir menganndung bahan pemberi rasa untuk menambahkan kelezatan dan hamper semua elixir mempunyai zat pewarna untuk meningkatkan penampilannya.Kadar alcohol terendah adalah 3% dan yang tertinggi mencapai hingga 44%. Biasanya elixir dapat mengandung 5-10% alcohol. Elixir yang mengandung alcohol lebih dari 10-13% dapat bersifat sebgagai pengawet sendiri dan tidak perlu penambahan zat anti mikroba untuk pengawetannya.Satu keuntungan elixir lebih dari obat yang dalam bentuk pemberiaan padat adalah kemudahan penyesuaian dan kemudahan pemberian dosis terutama pada anak-anak. Pada keadaan dimana elixir obat dimaksudkan untuk anak-anak, dalam perdagangannya biasanya disertai dengan sendok atu tetesan yang dikalibrasi dalam wadah untuk memudahkan orang tua dalam mengukur dosis sesuai yang dianjurkan oleh dokter ataupun yang tertera pada wadah. Karena elixir mengandung alcohol dan biasanya mengandung minyak yang mudah menguap yang dapat rusak oleh adanya udara dan sinar, maka dalam penyimpanannya paling baik dalam wadah yang tertutup rapat tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur suhu dan cahaya yang berlebih.

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. KARAKTER UMUM SEDIAAN 1. Sediaan cair1. Homogeny1. jernih1. stabil1. Mudah mengalir1. Sedap, manis dan berwarna1. Mampu melindungi sediaan dari mikroorganisme selama proses penyimpanan1. Dikocok dahulu

B. SYARAT UMUM SEDIAAN JADINo Parameter Satuan Spesifikasi sediaan yang akan dibuatSyarat FarmakopeSyarat lain

1Kandungan %Sesuai dengan FarmakopeMengandung asetaminofen C8H8NO, tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% dari jumlah yang tertera pada etiket ( FI III hal. 38)

2HomogenitasHomogenHomogen

3KejernihanjernihJernih

4StabilitasstabilStabil

5Sifat aliranMudah mengalirMudah mengalir

6Berat jenisSesuai dengan Farmakope1, 21 sampai 1,23 (FI III hal. 38)

7BausedapSedap

8RasaManisRasa manis (FI III hal. 8)

9WarnaMerah Menarik (FI III hal hal.8)

10pHSesuai dengan FarmakopeAntara 3,8 dan 6,1 (FI III hal. 38)

11Efektivitas pengawetMampu melindungi sediaan dari mikroorganisme selama proses penyimpananMengandung zat anti mikroba yg sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur

12Cara pemakaianDikocok dahuluHarus dikocok sebelum digunakan

13Wadah & penyimpananDisimpan pada wadah terutup rapat dan suhu yang sesuaiDisimpan pada suhu 15-300C dalam wadah tertutup rapat

C. DATA PENGKAJIAN PRAFORMULASI

NoRumusan MasalahAlternatif Pemecahan MasalahKeputusan

KomponenProsesPengawasan Mutu

1.Bentuk sediaan yang cocok bagi paracetamol berdasarkan sifat fisika dan kimia untuk sediaan larutan oral Larutan Suspensi Emulsi Eliksir Penghalusan Pencampuran Distribusi ukuran partikel Homogenitas Eliksir

2.Bagaimana mengubah bentuk parasetamol (serbuk menjadi larutan)- air- etanol- gliserinPencampuranHomogenitasPenambahan air dengan proses pencampuran

3.Parasetamol kurang larut dalam air Gliserin, propilenglikol, air. Gliserin, etanol 70%, air. Propilenglikol, etanol 96%, air. Kosolvensi (pencampuran)

Homogenitas

Kosolvensi : Gliserin, etanol 70%, air.

4Stabilitas biologi (karena dapat terlarut dalam air, maka memungkinkan bagi bakteri untuk hidup didalamnya) -etanol 70% - nipagin - nipasol -natrium benzoatPencampuran Uji homogenitas

Etanol 70 % (karena selain dapat berfungsi sebagai pengawet, juga dapat berfungsi sebagai alkohol yang harus ada dalam elixir) akan tetapi penambahan pengawet Natrium benzoat perlu dikarenakan kadar etanol yang hanya 70%.

5Elegansia Farmasetika (parasetamol rasanya pehit, sedangkan penggunaanya untuk anak-anak) Sakarin, silitol, glukosa Sirupus simplex aroma apel, stroberi pewarna, merah

PencampuranUji organoleptis rasa warna penampilan aroma gliserin karena selain digunakan sebagai pemanis digunakan juga sebagai pembasah dalam sediaan eliksir. Akan tetapi penambahan sirupus simplex juga diperlukan agar rasa yang dihasilkan manis sesuai dengan yang diinginkan. Aroma strawberry Warna merah

6Pada penyimpanannya harus terhindar dari cahaya agar tidak teroksidasi wadah kaca coklat wadah plastik Uji wadahWadah kaca coklat agar tidak mudah teroksidasi

D. DATA FORMULASI1. Bahan AktifNama bahan :Paracetamol (FI III, 1979)Pemerian: Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa, sedikit pahit (FI IV hal. 649).Nama lain: Acetaminophenum Nama kimia: N-asetil-4-aminofenol Rumus Molekul : C8H9NO2 Berat molekul: 151,16 Kelarutan:Larut dalam air mendidih dan dalan Natrium Hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol (FI IV hal. 649)pH:3,8 sampai 6,1 (FI III hal. 38 )OTT:Dengan IsoniazidumCara sterilisasi:Dengan teknik aseptisTitik didih / leleh: 169 - 172 Stabilitas: pada suhu 40 akan lebih mudah terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dan cahaya dari luar, pH jauh dari rentang pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena hidrolisis Indikasi:Mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan panas (ISODosis lazim:Sekali : 500 mg. Sehari :500 mg-2gCara pemakaian : Oral ( FI III hal. 959)Sediaan lazim dan kadar: Eliksir 120 mg/5 ml, tablet 500 mg/tabletWadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya ( FI III hal.38 )

2. Bahan Tambahan

a. Etanol (FI III, 1979 dan Rowe, 2006) Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap Nama lain : alkohol, etil alkohol, etil hidroksida Nama kimia: natrium benzekarboksilat RumusMolekul: C2H6O Beratmolekul: 46,07Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan eter p pH stabil: - Titik didih /leleh: 78,5 Stabilitas: larutan etanol stabil dengan autoklaf, atau filtrasi dengan harus disimpan di tempat sejuk Inkompatibilitas : dalam kondisi asam, etanol bereaksi dengan oksidator. Tambahan alkali dapat mengurangi warna dan aldehida, inkompatibel dengan konten aluminium dan beberapa obat Sifat khusus:dapat mengiritasi mata dan membran mukosa Penyimpanan :dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan njauh dari nyala apib. Gliserin (FI III, 1979 dan Rowe, 2006)Pemerian : cairan bening, tidak berwarna, kental, manis dengan kemanisan 0,6x kemanisan sukrosa. Netral terhadap lakmus (Rowe, 2006). Nama lain: Cioderol Nama kimia: 1,2,3-propanetriol Rumus Molekul: C3H8O3 Berat molekul : 92,09 Kelarutan : larutdalam air, larutdalametanol 95% (suhu 20 ), larut dalam eter 1:500, dalam etil asetat 1:11, metanol, agak larut dalam aseton, tidak larut dalam benzene 2 kloroform pH stabil : - Titik didih/leleh: 290 / -17,9 Stabilitas :gliserin bersifat higroskopis, gliserin murni tidak mengalami oksidasi oleh udara pada penyimpanan normal namun dapat terdekomposisi oleh panas menghasilkan akrolein yang bersifat toksis, campuran gliserin dengan air; etanol; dan propilen glikol stabil secara kimia Inkompatibilitas: gliserin dapat meledak jika dicampur dengan agen pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida; potassium klorat; potassium permanganate, kontaminan besi dapat menyebabkan cairan yang mengandung fenol salisilat dan tannin berubah warna menjadi gelap Sifat khusus: dapat sebagai pemanis pada konsentrasi 720% Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik

c. Natrium Benzoat (FI III, 1979 dan Rowe, 2006) Pemerian: butir/serbuk hablur, putih, tidak berbau/hampir tidak berbau Nama lain : natrii benzoas, sodii benzoat, sodium asam benzoat, natrium benzoicum, sobenate Namakimia : natrium benzekarboksilatRumusMolekul : C7H5NaO2 Beratmolekul: 144,11 Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%)p pH stabil : - Titik didih/leleh: 300 / 572 Stabilitas : serbuk dapat rusak dalam angin/tempat kering Inkompatibilitas: inkompatibilitas dengan gelatin, garam ferri oksida; garam kalsium; dan garam logam berat termasuk silver dan merkuri Sifat khusus : - Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

d. Air Pemerian : jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa Nama lain : aqua, air Nama kimia : dihidrogen oksida Struktur kimia : H-O-H Rumus Molekul : H2O Berat molekul : 18,02 Kelarutan : dapat dicampur dengan kebanyakan pelarut polar pH stabil : 7 Titik didih / leleh : 100 /0 Stabilitas : stabil pada semua keadaan fisik Inkompatibilitas : dapat bereaksi dengan zat yang mudah terhidrolisis pada suhu lingkungan maupun kenaikan suhu, bereaksi cepat dengan logam alkali, dan oksidanya bereaksi dengan garam anhidrat Sifatkhusus : sebagai pelarut, media distribusi Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

e. EritrosinPemerian:Berwarna merahKelarutan:-pH:-OTT:-Cara sterilisasi:-Indikasi:Pewarna makanan dan obatDosis lazim:-Cara pemakaian:-Sediaan lazim dan kadar:Secukupnya Wadah penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

f. Pengaroma dan perasa strawberryPemerian:Cairan jernih tidak berwarna wangi dan berbau strawberry dalam air ( Martindale 28 hal. 670)Kelarutan:-pH:-OTT:-Cara sterilisasi:-Indikasi:Pengaroma dan perasa untuk obat dan makananDosis lazim:-Cara pemakaian:-Sediaan lazim dan kadar:Secukupnya Wadah penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

g. Sirupus SimplexPemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, agak kental dan manis (FI III hal. 567)Kelarutan:-pH:-OTT:Dengan oksidator kuatCara sterilisasi:-Indikasi:Pemanis Dosis lazim:-Cara pemakaian: Ditambahkan pada sediaan eliksir, sirup, emulsi, suspenseSediaan lazim dan kadar:20-60%Wadah penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk

E. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGANAD 60 MLNo

NAMA BAHAN

FUNGSI (untuk farmakologi/farmasetik)

Pemakaian lazim (%)

Penimbangan bahan

UnitBatch

1Paracetamol Analgetik, antipiretik/ bahan aktif120mg/5 mL1,4g/60mL120mg/5 mL

2AquadestPembawa atau pembasah-ad 60 mL-

3Gliserin/gliserolPembasah dan pemanis5%3mL/60mL5%

4EtanolPelarut sekaligus pengawet15%9mL/60mL15%

5Eritrosin Pewarna merahqsqsqs

6Rasa strawberryPengaroma dan perasaqsqs

7Kosolvensi (pelarut campur)Meningkatkan kelarutan 77.1 %46,26mL/60mL77.1 %

8Sirupus simplexPemanis tambahan20 %12mL/60mL20 %

9Natrium benzoatPengawet tambahan0,01%0,006 gr/60m0.018 gr

Paracetamol (zat aktif)60 ml120/5 x 60 mL = 1440 mg = 1,44 gr3 botol3 x 1,44 gr = 4,32 gr Etanol 70% (pelarut) 15%60 mL 15/100 x 60 mL = 9 mL3 botol 3 x 9 mL = 27 mL Gliserin 5%60 ml 5/100 x 60 mL = 3 mL3 botol 3 x 3 mL = 9 mL Eritrosin secukupnya Perasa dan pengaroma strawberry secukupnya Pelarut campur100% - ( 2,4% + 15% + 5% + 0,2% + 0,3%)100% - 22,9 mL = 77,1 %60 mL77,1/100 x 60mL = 46,26 mL3 botol 3 x 46,26 mL = 138,78 mLPerhitungan pembuatan : 138,78 ml - (27 ml etanol + 9 ml gliserin) 138,78 ml 36 ml = 102,78 aquadestPembuatannya : 27ml etanol + 9 ml gliserin + 102,78ml aquadest Sirupus simplex 20%60 ml20/100 x 60 ml = 12 mL3 botol 3 x 12 mL 36 mL Natrium benzoat 0,1%60mL0,01/100 x 60 mL = 0,006 gr3 botol3 x 0,06mL = 0,018 gr

F. ALAT DAN PERLENGKAPAN1. Gelas kimia 1 liter 1 buah 2. Termometer 1 buah3. Gelas kimia 500 mL 1 buah 4. Corong 1 buah5. Gelas kimia 250 mL 2 buah 6. Gelas ukur 250 mL1 buah7. Gelas kimia 50 mL 2 buah8. Gelas ukur 100 mL1 buah9. Batang pengaduk 1 buah10. Gelas ukur 50 mL1 buah11. Kertas saring12. Gelas ukur 10 mL1 buah13. Timbangan analitik14. Buret titrasi 1 buahStirer 15. Erlenmeyer 250 mL 2 buah16. Kemasan yang digunakan adalah botol dengan kaca gelap, kemasan botoldari kertas karton, dilengkapi dengan sendok ukuran 5 mL untuk minum obat.

G. PENGAWASAN MUTU SEDIAAN1. In proses controlNoParameter yg diujiSatuanCara pemeriksaan

1.2.3.4.5.HomogenitasOrganoleptispHKejernihanSifat aliran-----IK uji homogenitasIK organoleptisIK pHIK kejernihanIK sifat aliran

2. End proses controlNoParameter yg diujiSatuanCara pemeriksaan

1.2.3.4.5.6.7.8.HomogenitasOrganoleptispHKejernihanSifat aliranVol.terpidahkanPenepatan bobot jenisWadah dan kemasan--------IK uji homogenitasIK organoleptisIK pHIK kejernihanIK sifat aliranIK vol.terpindahkanIK uji penetapan bobot jenisIK uji wadah dan kemasan

H. PROSEDUR TETAP1. Persiapana. Ruangan, peralatan dan wadah dibersihkanb. Peralatan dan wadah dibersihkanc. Kebersihan diperiksad. Pakai pelindung pernapasan dan jalankan exhauter.e. Beri label identitas tiap wadah.f. Pakai masker dan sarung tangan

2. Kegiatan ProduksiKegiatan produksi terdiri dari :a. Penyiapan alat dan bahanb. Penimbangan dan pemipetan bahanc. Pelarutan bahan aktif dan bahan tambahan d. Pengujian mutu sediaan elixire. Pengemasanf. Penyerahan produk jadi

Semua anggota kelompok membuat jadwal harian produksi berdasarkan rencana produksi untuk periode yang datang, mempertimbangkan.a. sisa jadwal yang lalub. kapasitas masing masing mesin setiap tahapc. jumlah tenaga kerjad. jumlah bahan baku dan kemasan dan kemungkinan adanya keterlambatan kedatangannyae. urgensi masing masing produk.

3. Penimbangan dan Pemipetan Bahana. Anggota kelompok menyiapkan semua bahan yang akan digunakanb. Anggota kelompok melakukan Penimbangan dan pemipetan lalu mencatat hasil penimbangan dan pemipetan sesuai dengan IK Penimbangan dan pemipetan bahan

4. Pelarutan bahan aktif dan bahan tambahan a. Anggota kelompok menyiapkan semua bahan yang akan digunakanb. Anggota kelompok melakukan Pencampuran sesuai dengan IK Pelarutan bahan aktif dan bahan tambahan

5. Pengujian mutu sediaana. Anggota kelompok menyiapkan alat utuk kegiatan Evaluasi terhadap sediaan yang dihasilkanb. Anggota kelompok melakukan kegiatan untuk Evaluasi sesuai dengan IK Pengujian mutu eliksir

6. Pengemasan.Anggota kelompok melaksanakan pengemasan dan mencatat semua kegiatan dan hasil pengemasan sesuai IK. Pengemasan

7. Penyerahan produk jadia. anggota kelompok membuat nota penyerahan barang dan menyerahkan barangnya kepada dosen pembimbing.b. Dosen pembimbing memeriksa kecocokan barang dengan nota penyerahbarang.c. Menyerahkan sediaan jadi

I. INSTRUKSI KERJA1. Persiapan.a. Ruangan, peralatan dan wadah dibersihkanb. Peralatan dan wadah dibersihkanc. Kebersihan diperiksad. Pakai pelindung pernapasan dan jalankan exhauter.e. Beri label identitas tiap wadah.f. Pakai masker dan sarung tangan.

2. PelaksanaanA. Sebelum mencampur bahan lakukan kalibrasi botol 60 mL lalu beri tanda.a. Parasetamol yang telah dihaluskan dengan cara digerusb. Masukkan parasetamol sedikit demi sedikit ke dalam ethanol sambil di stirer ad larut c. Tambahkan gliserin ad homogen d. Tambahkan sirup simplex yang telah disaring, aduk ad homogen e. Tambahkan Na. Benzoat yang telah dilarutkan dengan air terlebih dahulu, homogenkan f. Tambahkan air ad 200 mlg. Masukan eritrosin secukupnyah. Masukkan perasa dan pengaroma strawberry secukupnyai. Tambahkan air sampai volume yang dikehendaki yaitu ad 180 mL untuk 3 botol.j. Kocok sampai homogenk. Saring dengan menggunakan kertas saring dan corong.l. Masukkan dalam botol yang telah dikalibrasim. Lakukan pengujian mutu sediaan jadin. Tutup botol lalu beri label dan dikemas

J. EVALUASI ELIXIR PARACETAMOL1. OrganoleptisDengan menggunakan panca indra kita dapat mengevaluasi rasa, bau, dan warnaUjiDiinginkanHasil

WarnaBauRasaMerahStrawberryManisMerahStrawberryManis

2. Uji Kejernihan Masukkan sampel dan pelarut pembanding dalam 2 tabung yang berbeda Bandingkan selama 5 menit dengan latar belakang hitam lalu amati tegak lurus kearah bawah tabung.suatu cairan dikatakan jernih apabila kejernihannya sama dengan kejernihan air atau pelarut yang dipakaiHasil: cairan jernih dan kejernihannya sama dengan kejernihan air dan pelarut yang digunakan

3. Uji Bobot jenis Timbang bobot piknometer kosong dan piknometer + air pada suhu 25oC Timbang bobot pikometer + sampel Gunakan rumus untuk menghitung Bobot Jenis(bobot pikno + sampel)- bobot pikno kosong ( bobot pikno+ air)- bobot pikno kosong

4. Sifat AliranDilakukan dengan menggunakan Viskositas Brook Field Kriteria : Viskositas elixir (1000 3000 cps)Alat dan Bahan : Vislositas Brook Field dan elixir Menentukan harga dengan Viskometer Brook FieldRumus : Dial Reading x Faktor = Viscosty in centripoise Pasang Spindel no.7 Turunkan Spindel sedemikian rupa sehingga bataas spindle tercelup kedalam cairan yang akan siukur viskositasnya Pasang stop kontak Nyalakan motor sambil menekan tombol Biarkan spindle berputar dan lihatlah merah pada skala Bacalah angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut Untuk menghitung Viskositas maka angka pembacaan di X factor Dengan mengubah rpm maka didapat viskositas pada berbagai ukuranRpmDial Reading

12,54542,51

5. Volume TerpindahkanTuang kembali elixir kedalam gelas ukur, lihat hasilnya apakah sesuai dengan Volume sebelumnya / Volume yang ditentukanTulis hasil pengamatan pada TabelVolume SediaanHasil Pengamatan

6. Penentuan pHMasukkan eliksir kedalam beker glass, ukur pH dengan pH indikator

SampelpH

Elixir paracetamol7

7. Pengemasana.Elixir yang telah di dalam botol dimasukan ke dalam dusnyab.Diberi label dan masukan brosur ke dalam dus

BAB IVPEMBAHASAN

A. Analisa prosedur pembuatanPada praktikum eliksir parasetamol kali ini yang pertama kali dilakukan adalah mengkalibrasi beaker glass 1 Liter dengan tanda batas sampai 180 mL. Setelah itu membuat air bebas CO dengan cara memanaskan air hingga mendidih lalu penangas air direndam dalam air biasa untuk medinginkan air yang sudah mendidih namun tetap dalam keadaan ditutup agar menghasilkan air bebas CO yang akan digunakan sebagai pelarut dalam sediaan eliksir. Tujuan penggunaan air bebas CO2 ini sebagai pelarut adalah agar kandungan CO2 tidak bereaksi dengan zat aktif pada sediaan jadi pada saat penyimpanannya. Setelah itu dilakukan pengukuran sirupus simplek sebanyak 36 mL dengan menggunakan beaker glass yang sudah diklibrasi. Kemudian mengukur etanol sebanyak 27 ml, mengukur gliserin sebanyak 9 mL, dengan menggunakan beaker glass yang sudah dikalibrasi. Setelah itu dilakukan penimbangan parcetamol sebanyak 4,32 g. Kemudian menimbang Na benzoat 0,018 g dan mengukur air bebas CO2 m ad 180 mL.Setelah melakukan penimbangan untuk semua bahan, langkah selanjutnya adalah menggerus paracetamol kemudian dilarutkan dengan menggunankan etanol.setelah larut masukkan sirupus simplek pada beaker glass yang sudah dikalibrasi, kemudian tambahkan gliserin ke dalamnya lalu aduk hingga homogen. Setelah itu tambahkan juga air kedalamnya lalu di aduk lagi hingga homogen. Setelah melarutkan paracetamol selanjutnya adalah memasukkan Na benzoat ke dalam sedikit air dan parasetamol hingga bercampur semua. Penggunaan Na Benzoat adalah sebagai pengawet dalam sediaan. Kemudian ditambahkan ess stawberry secukupnya. Penambahan zat pewarna ini berfungsi untuk memberi warna merah dan aroma strawberry pada larutan, sehingga membuat anak anak tertarik pada sediaan ini. Setelah ditambahkan ess strawberry sediaan sudah hampir jadi, namun karena larutan masih tampak keruh maka dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring sampai larutan menjadi jernih sepenuhnya. Setelah larutan jernih dipindahkan kedalam 3 buah botol, masing-masing berisi 60 mL. Lalu botol diberi etiket, dimasukkan ke dalam kemasan serta diberi brosur dan sendok takar.Penambahan kosolven di tujukan untuk meningkatkan kelarutan dari parasetamol Nilai dari konstanta dielektrik (KD) menggambarkan kelarutan suatu zat aktif dalam pelarut, sebaiknya perbedaan antara nilai KD dalam literatur tidak jauh berbeda dengan nilai KD dalam praktek. Karena jika terlalu besar maka zat aktif kurang larut dalam sediaan, hal ini dapat menyebabkan elixir tidak stabil.Kadar ethanol yang digunakan dalam formula elixir parasetamol adalah 10%. Alkohol ini dapat hugga berfungsi sebagi pengawet karena kadarnya yang tinggi, tetapi dalam formula juga ditambahkan natrium benzoat yang berfungsi juga sebagai pengawet . Hal ini disebabkan karena elixir mengandung jumlah air yang cukup besar, sedangkan air merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Untuk mencegahnya maka diperlukan tambahan pengawet dalam formula.

B. Analisa HasilDari praktikum yang dilakukan, diperoleh sediaan eliksir parasetamol dengan warna merah muda dan aroma srawberry. Rasa dari sediaan eliksir parasetamol ini adalah strawberry dengan sensasi dingin. Rasa strawberry dikarenakan penambahan perasa strawberry yang sekaligus memberikan warna merah pada sediaan ini. Sensasi dingin diperoleh dari penambahan etanol pada sediaan ini. Selain itu, uji yang dilakukan adalah uji pH, berat jenis, dan mikrobiologi. pH yang diperoleh darisediaan adalah 7. pH ini tidak sesuai dengan rentang pH stabil sediaan, yaitu 5 - 6,1. Dan tidak terdapat pertumbuhan mikroba pada sediaan eliksir parasetamol.

Pengamatan selanjutnya dilakukan setelah 4 hari. Pengamatan yang dilakukan berupa pemerian, uji pH, uji volume terpindahkan, dan uji cap locking. Pada hari ke 4 eliksir parasetamol berwarna merah muda jernih, rasa khas strawberry dan pahit, dan bau strawberry. pH yang diperoleh sebesar 7. pH yang diperoleh dikatakan dalam keadaan stabil.

BAB VPENUTUPA. KESIMPULANSediaan elixir yang dihasilkan pada awalnya memiliki pH sebesar 7 yang bersifat basa. Hal ini tidak sesuai dengan literatur dimana pH stabil parasetamoladalah pada rentang 5-6,1. Ini dapat disebabkan karena penambahan eksipien yangmampu membuat suasana menjadi basa dan mempengaruhi pH sediaan. Jik adilihat dari pertumbuhan mikroba, sediaan ini sudah memiliki komposisi antimikroba yang sesuaidibuktikan dengan tidak tumbuhnya mikroba hingga hari ketiga.

B. SARANa. Pada saat pembuatan eliksir lebih baik pelarut dan bahan eksipien lainnya di saring terlebih dahulu sebelum di campurkan dengan bahan aktifnya. Ini menghindarkan dari partikel pertikel kecil yang tidak di inginkan.b. Pada saat menggunakan etanol sebaiknya tidak menunggu terlalu lama karna etanol cepat menguap,dan dapat mengakibatkan ketidakstabilan.