Implantasi Kemoport - erepo.unud.ac.id

6
1 Implantasi Kemoport Fokus pada Teknik Modified Cephalic Vein Cut Down Putu Anda Tusta Adiputra Divisi Bedah Onkologi, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar, Bali Pendahuluan Pada bidang onkologi akses vena sangat sering dipergunakan dalam hal diagnosis (untuk pengambilan sampel darah laboratorium) maupun dalam hal kuratif (pemberian obat-obatan kemoterapi). Pengambilan sampel darah pada pasien-pasien onkologi merupakan hal yang umum dikerjakan sebagai syarat pemberian obat kemoterapi, evaluasi anestesi pra pembedahan, evaluasi perkembangan penyakit pasien, oleh karena itu intervensi langsung pada vena akan sering dilakukan yang dapat menimbulkan efek samping. Selain itu, pemberian obat-obatan kemoterapi melalui akses vena langsung memiliki kekurangan dimana dapat terjadi ekstravasasi obat kemoterapi intravena dan juga kerusakan pada pembuluh darah vena perifer. 1,2 Oleh karena alasan tersebut penting bagi pasien onkologi untuk memiliki suatu akses vena tidak langsung yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, dengan mempertimbangkan efek samping dan implantasi kemoport dapat menjadi jalan keluar. Implantasi kemoport sebagai akses vena merupakan prosedur umum pada pasien yang membutuhkan akses vena jangka panjang, selain itu kemoport juga memberikan keamanan, kemudahan serta menyenangkan secara kosmetik. 2 Keuntungan dari kemoport: - Tidak terjadi trauma tusuk langsung yang dapat merusak vena. - Implan kemoport mudah terlihat dan diraba, hal ini menguntungkan karena kita memiliki akses yang cenderung lebih aman dan efisien apabila dibandingkan dengan akses langsung intravena. - Mengurangi kemungkinan kerusakan jaringan yang diakibatkan kontak langsung obat kemoterapi dengan kulit. - Meminimalisir infeksi daerah punksi, karena penggunaan akses ini dilakukan dengan teknik steril.

Transcript of Implantasi Kemoport - erepo.unud.ac.id

Page 1: Implantasi Kemoport - erepo.unud.ac.id

  1  

Implantasi Kemoport

Fokus pada Teknik Modified Cephalic Vein Cut Down

Putu Anda Tusta Adiputra

Divisi Bedah Onkologi, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar, Bali

Pendahuluan

Pada bidang onkologi akses vena sangat sering dipergunakan dalam hal diagnosis (untuk

pengambilan sampel darah laboratorium) maupun dalam hal kuratif (pemberian obat-obatan

kemoterapi). Pengambilan sampel darah pada pasien-pasien onkologi merupakan hal yang

umum dikerjakan sebagai syarat pemberian obat kemoterapi, evaluasi anestesi pra

pembedahan, evaluasi perkembangan penyakit pasien, oleh karena itu intervensi langsung

pada vena akan sering dilakukan yang dapat menimbulkan efek samping. Selain itu,

pemberian obat-obatan kemoterapi melalui akses vena langsung memiliki kekurangan dimana

dapat terjadi ekstravasasi obat kemoterapi intravena dan juga kerusakan pada pembuluh darah

vena perifer.1,2

Oleh karena alasan tersebut penting bagi pasien onkologi untuk memiliki suatu akses vena

tidak langsung yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, dengan

mempertimbangkan efek samping dan implantasi kemoport dapat menjadi jalan keluar.

Implantasi kemoport sebagai akses vena merupakan prosedur umum pada pasien yang

membutuhkan akses vena jangka panjang, selain itu kemoport juga memberikan keamanan,

kemudahan serta menyenangkan secara kosmetik.2

Keuntungan dari kemoport:

- Tidak terjadi trauma tusuk langsung yang dapat merusak vena.

- Implan kemoport mudah terlihat dan diraba, hal ini menguntungkan karena kita

memiliki akses yang cenderung lebih aman dan efisien apabila dibandingkan dengan

akses langsung intravena.

- Mengurangi kemungkinan kerusakan jaringan yang diakibatkan kontak langsung obat

kemoterapi dengan kulit.

- Meminimalisir infeksi daerah punksi, karena penggunaan akses ini dilakukan dengan

teknik steril.

Page 2: Implantasi Kemoport - erepo.unud.ac.id

  2  

- Kemoport dapat digunakan untuk pemberian cairan intravena, obat-obatan, dan

transfusi; selain itu dapat digunakan sebagai akses pengambilan sampel darah untuk

pemeriksaan laboratorium dan untuk pemberian kontras intravena.

- Kemoport dapat dipertahankan dan dipergunakan selama dibutuhkan.

Penulis memperkenalkan teknik yang telah dimodifikasi untuk akses melalui vena cephalica.

Pada modifikasi ini, port ditempatkan pada regio thoraks anterior, yang relatif stabil dan

memiliki akses yang lebih mudah untuk insersi jarum.

Langkah – Langkah Implantasi Kemoport

Langkah 1 - Persiapan

• Pasien dalam posisi supinasi

• Dilakukan desinfeksi dengan povidone iodine

• Drapping dengan duk steril

• Memposisikan kepala miring ke kiri untuk memperlihatkan lekukan deltopectoral

• Pemberian antibiotik profilaksis (2 gram cefazoline intravena atau sesuai prosedur

standar di rumah sakit)

• Prosedur dapat dikerjakan dengan anestesi lokal (lidokain) ataupun anestesi umum di

ruang operasi

Langkah 2 - Penandaan

• Dua penanda insisi

o Penanda pertama pada lekukan deltopectoral untuk insersi kateter

o Penanda kedua pada thoraks anteromedial

• Lekukan deltopectoral terletak di antara insersi pectoralis mayor dan deltoid

• Vena cephalica melewati segitiga klavipeltoral dan bergabung dengan vena aksilaris

• Lidokain digunakan sebagai anestesi lokal pada kedua lokasi insisi

• Prosedur dilakukan tanpa panduan radiologi

Langkah 3 – Identifikasi vena

• Insisi pertama dibuat sebagai akses untuk menginsersi kateter vena pada daerah

lekukan deltopectoral sepanjang 2-3 cm

• Jaringan subkutan dibuka dengan menggunakan diseksi tumpul untuk mengekspos

vena cephalica

Page 3: Implantasi Kemoport - erepo.unud.ac.id

  3  

• Ujung proksimal dan distal dari vena diamankan dengan benang silk dan hemostat

digunakan untuk melakukan traksi

• Ujung distal dari vena diikat dengan menggunakan benang silk

• Venotomi transversal dibuat pada bagian tengah dari benang tersebut

• Insisi sepanjang 3 mm dibuat pada permukaan vena

Langkah 4 - Insersi kateter vena

• Pemandu kateter dimasukan untuk memfasilitasi insersi kateter ke dalam sistem vena

• Kateter dimasukan ke dalam vena cephalica kurang lebih sepanjang 25 cm

• Ujung kateter ditempatkan pada atrium kanan

Langkah 5 - Insisi kantong port

• Menentukan lokasi insisi kedua

• Posisi pada anteromedial dari thorax

• Injeksi lidokain pada lokasi insisi kedua

• Dilakukan insisi 3-4 cm

• Dilakukan tunnelling menggunakan trocar yang dibenamkan secara subkutan untuk

menyambungkan kateter (terletak pada lipatan deltopectoral) ke kantong port (terletak

pada anteromedial thorax)

• Panjang kateter disesuaikan dengan lokasi kantong port agar tetap rapi

• Kateter disambungkan dengan port

Langkah 6 – Implantasi port

• Port dimasukan ke dalam kantung port

• Dilakukan fiksasi kantong port terhadap fascia otot pectoralis major di bawahnya

menggunakan benang 9/10 poliglaktin

• Port yang telah ditanam dibilas dengan 10 mL NaCl 0.9% dan 5 mL 50 IU/mL

heparin (250 IU heparin)

Langkah 7 – Memastikan posisi

Foto polos dada (proyeksi AP)

Evaluasi posisi kateter

Page 4: Implantasi Kemoport - erepo.unud.ac.id

  4  

Daftar Pustaka

1. Patel, G. S., Jain, K., Kumar, R., Strickland, A. H., Pellegrini, L., Slavotinek, J., ... & Ullah, S. (2014). Comparison of peripherally inserted central venous catheters (PICC) versus subcutaneously implanted port-chamber catheters by complication and cost for patients receiving chemotherapy for non-haematological malignancies. Supportive Care in Cancer, 22(1), 121-128.

2. Yaacob, Y., Nguyen, D. V., Mohamed, Z., Ralib, A. R. A., Zakaria, R., & Muda, S. (2013). Image-guided chemoport insertion by interventional radiologists: A single-center experience on periprocedural complications. The Indian journal of radiology & imaging, 23(2), 121.

Page 5: Implantasi Kemoport - erepo.unud.ac.id

  5  

Page 6: Implantasi Kemoport - erepo.unud.ac.id

  6