BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi...

27
10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa nyeri adalah sebuah perasan yang tidak nyaman dan pengalaman emosional pada peristiwa rusaknya jaringan. World Health Assosiation (2007) mengatakan bahwa nyeri bukan hanya gejala, melainkan keadaan yang serius yang bias mengakibatkan atau memengaruhi seseorang dalam kualitas hidup maupun kesehatannya. Nyeri merupakan warning signal tubuh untuk menghindari suatu kerusakan. Ketika tubuh mengalami kerusakan nyeri akan memberi sinyal sehingga tubuh bereaksi untuk menghindari sumber kerusakan untuk mencegah suatu kerusakan yang lebih parah (Odendal, 2010). 2. Klasifikasi nyeri a. Berdasarkan durasi 1) Nyeri akut Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atauintervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan berlangsung untuk waktu yang singkat (Andarmoyo, 2013).

Transcript of BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi...

Page 1: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

10

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

A. Nyeri

1. Definisi Nyeri

The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan

bahwa nyeri adalah sebuah perasan yang tidak nyaman dan pengalaman

emosional pada peristiwa rusaknya jaringan. World Health Assosiation (2007)

mengatakan bahwa nyeri bukan hanya gejala, melainkan keadaan yang serius

yang bias mengakibatkan atau memengaruhi seseorang dalam kualitas hidup

maupun kesehatannya. Nyeri merupakan warning signal tubuh untuk

menghindari suatu kerusakan. Ketika tubuh mengalami kerusakan nyeri akan

memberi sinyal sehingga tubuh bereaksi untuk menghindari sumber

kerusakan untuk mencegah suatu kerusakan yang lebih parah (Odendal,

2010).

2. Klasifikasi nyeri

a. Berdasarkan durasi

1) Nyeri akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,

penyakit, atauintervensi bedah dan memiliki proses yang cepat

dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan

berlangsung untuk waktu yang singkat (Andarmoyo, 2013).

Page 2: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

11

2) Nyeri kronis

Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang

menetap sepanjang suatu priode waktu, Nyeri ini berlangsung lama

dengan intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih

dari 6 bulan (Potter &Perry, 2006).

b. Berdasarkan sumber

1) Nyeri Nosiseptif

Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh

aktivitas atau sensivitas nosiseptor perifer yang merupakan reseptor

khusus yang mengantarkan stimulus naxious (Andarmoyo, 2013).

Nyeri nosiseptor ini dapat terjadi karna adanya adanya stimulus yang

mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain

(Andarmoyo, 2013).

2) Nyeri neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau

abnormalitas yang di dapat pada struktur saraf perifer maupun

sentral , nyeri ini lebih sulit diobati (Andarmoyo, 2013).

3. Teori nyeri

Pada teori impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme

pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa

impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat

Page 3: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

12

saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut

merupakan dasar teori menghilangkan nyeri (Andarmoyo, 2013).

Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol

desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C

melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls

melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mecanoreseptor, neuron

beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter

penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A,

maka akan menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan

ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan

lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mecanoreseptor, apabila

masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan

membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri.

Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih

tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat

endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang

berasal dari tubuh. Neuromodulator ini menutup mekanisme pertahanan

dengan menghambat pelepasan substansi P. Tehnik distraksi, konseling dan

pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorfin.

Impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme

pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Pada teori ini dijelaskan bahwa

Substansi gelatinosa (SG) yang ada pada bagian ujung dorsal serabut saraf

spinal cord mempunyai peran sebagai pintu gerbang (Gating Mechanism),

Page 4: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

13

mekanisme gate control ini dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri

yang datang sebelum mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan

nyeri. Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan

diblok ketika pintu gerbang tertutup menutup pintu gerbang merupakan dasar

terapi mengatasi nyeri. Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan

cara menghambat pembentukan substansi P. (Andarmoyo, 2013).

Gambar 2.1 gate control mechanism (Lorne, 2014)

4. Pengukuran intensitas nyeri

Menurut Yudiyanta et al., (2015) Nyeri dapat di ukur menggunakan

skala nyeri yaitu visual analog scale (VAS), verbal rating scale (VRS), dan

numeric rating scale (NRS).

Numeric Rating Scale (NRS) Dianggap valid, realibel, sederhana dan

mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis.

Lebih baik daripada VAS terutama untuk menilai nyeri akut. Namun,

kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata untuk menggambarkan rasa

nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih

Page 5: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

14

teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan

efek analgesik.

Gambar 2.2 NRS (Yudiyanta et al., 2015)

Skala nyeri pada angka 0 berarti tidak nyeri, angka 1-3 menunjukkan

nyeri yang ringan, angka 4-6 termasuk dalam nyeri sedang, angka 7-10

merupakan kategori nyeri berat. Oleh karena itu, skala NRS digunakan sebagai

instrumen penelitian (Potter & Perry, 2006).

Menurut Skala nyeri dikategorikan sebagai berikut:

1. 0 : tidak ada keluhan nyeri, tidak nyeri.

2. 1-3 : mulai terasa dan dapat ditahan, nyeri ringan.

3. 4-6 : rasa nyeri yang menganggu dan memerlukan usaha untuk

menahan, nyeri sedang.

4. 7-10 : rasa nyeri sangat menganggu dan tidak dapat ditahan,

meringis, menjerit bahkan teriak, nyeri berat.

B. Neck pain

1. Definisi neck pain

Nyeri leher (Neck pain) yang mengganggu aktivitas seseorang, telah

diketahui sejak abad pertengahan, yang ditemukan tertulis dalam Papyrus 4600

Page 6: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

15

tahun yang lalu. Tulisan ini mengandung uraian berbagai kondisi tulang di

spina servikal, antara lain dislokasi vertebra dan sprain. Tutankhamen di zaman

purba telah menjelaskan tentang laminektomi servikal yang pertama dan pada

tahun 460 SM Hippocrates mempostulasi kejadian paralisis akibat cedera

servikal, serta menjadi salah satu penemu terapi traksi servikal (Huldani, 2013)

Neck pain adalah nyeri yang dirasakan pada bagian atas tulang

belakang, ini merupakan tanda bahwa sendi, otot atau bagian lain dari leher

terluka, tegang, dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya (Huldani, 2013).

Kasus nyeri leher merupakan kasus yang sering dijumpai dan dialami setiap

lapisan masyarakat (Tsakitzidis et al., 2013).

2. Epidemologi neck pain

Prevalensi nyeri leher dalam setahun adalah 40% dan lebih tinggi pada

perempuan (Ariens et al, 2000). Penelitian Child et al,. (2008)

mengestimasikan bahwa 22% sampai 70 % populasi akan mengalami neck

pain dalam hidupnya. Prevalensi neck pain meningkat sejalan dengan

bertambahnya umur dan lebih sering menyerang perempuan dalam 5 dekade.

Huldani (2013) menyatakan bahwa Angka kejadian neck pain

meningkat di seluruh dunia yang memiliki hubungan dengan keluarga,

fasilitas kesehatan, komunitas, dan bisnis. Terdapat 2 dari 3 orang mengalami

nyeri leher, 10% masyarakat akan mengalami nyeri leher dalam 1 bulan.

Page 7: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

16

3. Tanda dan gejala neck pain

Gejala-gejala nyeri leher antara lain terasa sakit di daerah leher dan

kaku, nyeri otot-otot leher yang terdapat di leher, sakit kepala dan migraine.

Nyeri bisa menjalar ke bahu, lengan, dan tangan dengan keluhan terasa baal

atau seperti ditusuk jarum. Gejala alarm meliputi nyeri leher yang disertai

sakit kepala; nyeri dirasakan disalah satu belakang mata, terganggunya

penglihatan, pendengaran, pengecap atau keseimbangan dan nyeri leher yang

disertai dengan kekuatan otot lengan atau kaki yang melemah (Samara, 2007)

Sebagian besar gejala bersumber dari biomekanik, seperti nyeri leher

aksial, whiplash-associated disorder (WAD), dan radikulopati. Suatu akar

saraf mungkin diiritasi atau dikompresi oleh : 1. Penonjolan tulang atau

osteofit yang tumbuh keluar melalui jalur saraf, 2. Penonjolan bagian dari

diskus yang terletak di depan saraf, 3. Hernia nukleus pulposus melalui bagian

luar annulus, 4. Fraktur atau cedera yang menyebabkan fragmen tulang yang

yang mempersempit atau menekam saluran saraf (Huldani, 2013).

Dalam (Huldani, 2004) nyeri leher adalah nyeri yang dihasilkan dari

interaksi yang kompleks antara otot dan ligamen serta faktor yang

berhubungan dengan postur, kebiasaan tidur, posisi kerja, stress, kelelahan

otot kronis, adaptasi postural dari nyeri primer lain (bahu, sendi temporo

mandibular, kranio servikal), atau perubahan degeneratif dari diskus servikalis

dan sendinya

Page 8: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

17

4. Faktor resiko neck pain

Beberapa jenis pekerjaan yang berpengaruh terhadap nyeri di leher

adalah pergerakan lengan atas dan leher yang berulang-ulang, beban statis

pada otot leher dan bahu, serta posisi leher yang ekstrem saat bekerja. Pekerja

yang bekerja dalam posisi duduk yang statis > 95% dari lamanya waktu

bekerja per hari merupakan faktor risiko terjadinya nyeri leher. Sebuah studi

longitudinal menunjukkan lama kerja menggunakan tangan lebih tinggi dari

bahu berhubungan dengan nyeri di leher. Pekerjaan yang dilakukan dengan

posisi duduk dengan waktu lama akan memiliki faktor resiko nyeri leher lebih

tinggi.

Selain dari karakteristik fisik pekerjaan, terdapat hubungan antara nyeri

leher dan tuntutan pekerjaan yang tinggi, dukungan rekan-rekan kerja yang

rendah, dukungan supervisor yang rendah serta kepuasan kerja yang rendah.

Karakteristik individu yang merupakan faktor risiko terjadinya nyeri leher

adalah usia dan merokok (Samara, 2007).

5. Anatomi leher

a. Otot pada leher

Otot yang terdapat pada leher terdiri dari otot sternocleidomastoideus

origonya terletak pada processus mastoideus dan linea nuchae superior,

insersio Pada incisura jugularis sterni dan articulation sternoclavicularis,

fungsi rotasi, lateral flexi, kontraksi bilateral mengangkat kepala dan

Page 9: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

18

membantu pernapasan bila kepal difiksasi inervasi nervus accessorius dan

plexus cervical (C1 dan C2) (Wibowo, 2005).

Otot scaleni terbagi atas 3 serabut, yang pertama otot scalenus

anterior, origo pada tuberculum anterius processus transversus vertebra

cervicalis III sampai VI, insersio pada tuberculum scaleni anterior,

inervasi plexus brachialis (C5-C7) dan berfungsi menarik costa I,

menekuk leher ke latero anterior dan menekuk leher ke anterior. Otot

scalenus medius origo terletak pada tuberculum posterior processus

transversus vertebra cervicalis II sampai dengan VII, insersio pada costa

I di belakang sulcus a. subclavicula dan kedalam membran intercostalis

externa dari spatium intercostalis I, inervasi plexus cervicalis dan

brachialis (C4-C8) dan berfungsi mengangkat costa I dan menekuk leher

ke lateral costa I. Yang terakhir otot scalenus posterior origo terletak pada

processus transversus vertebra cervicalis V sampai VII, insersio pada

permukaan lateral costa II, inervasi plexus brachialis ( C7-C8) dan

berfungsi fleksi leher, membantu rotasi leher dan kepala serta mengangkat

costa I (Wibowo, 2005).

Otot trapezius dibagi menjadi 3 serabut yaitu yang pertama pars

descendens origo berasal dari linea nuchae superior, protuberantia

occipitalis externa dan ligamentum nuchea, insersio pada sepertiga lateral

clavicula, berfungsi untuk melakukan gerakan adduksi dan retraksi dan

menginervasi nervus accessorius dan rami trapezius (C2- C4). Otot pars

tranversa origo berasal dari servikal, insersio pada17 sepertiga lateral

Page 10: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

19

clavicula, berfungsi untuk melakukan gerakan adduksi dsn retraksi. dan

menginervasi nervus accessorius dan rami trapezius (C2-C4). Yang ketiga

pars ascendens origo berasal dari vertebra thoracalis III sampai XII, dari

processus spinosus dan ligamentum supraspinasum, insersio pada

trigonum spinale dan bagian spina scapulae yang berdekatan, berfungsi

untuk menarik ke bawah (depresi) dan menginervasi nervus accessorius

dan rami trapezius (C2-C4) (Wibowo, 2005).

Otot levator scapula origo terletak pada tuberculum posterior

processus transversus vertebra cervicalis I sampai IV, insersio pada

angulus superior scapula, berfungsi mengangkat scapula sambil memutar

angulus inferior ke medial dan menginervasi nervus dorsalis scapulae

(C4-C8). Otot ini difungsikan untuk mengangkat pinggir medial scapula.

Bila bekerja sama dengan serabut tengah otot trapezius dan rhomboideus,

otot ini menarik scapula ke medial dan atas, yakni pada gerakan menjepit

bagu ke belakang (Wibowo, 2005).

Otot longus colli kira-kira membentuk segitiga karena terdiri atas tiga

kelompok serabut. Fungsinya : untuk membengkokkan servikal ke depan

dan ke samping. Inervasinya plexus cervicalis dan brachialis (C2- C8).

Otot longus colli terdiri dari 3 serabut, yang pertama serabut oblique

superior origonya berasal dari tuberculum anterius processus transversus

vertebra cervicalis II sampai V dan insersio pada tuberculum anterior

atlas. Yang kedua serabut oblique inferior, origo berjalan dari corpus

vertebra thoracalis I sampai III dan insersio pada tuberculum anterius

Page 11: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

20

vertebra cervicalis VI. Dan yang terakhir serabut medial, origo terbentang

dari corpus vertebra thoracalis bagian atas dan vertebra cervicalis bagian

bawah insersio pada corpus vertebra cervicalis bagian atas (Wibowo,

2005).

Otot longus capitis origo terletak pada tuberculum anterius processus

transversus vertebra cervicalis III sampai VI, insersio pada bagian basal

os occipital berfungsi membentuk gerakan flexi, Lateral flexi dan

menginervasi plexus cervicalis C1-C4 (Wibowo, 2005).

6. Patofisiologi neck pain

Pemeriksaan dilakukan mulai dengan palpasi pada bagian leher dan

bahu pasien. Karena tulang dan otot leher cukup dekat dengan permukaan,

maka dokter yang berpengalaman akan dapat merasakan pembengkakan

kelenjar, tumor, spasme otot, atau tonjolan yang abnormal dari vertebra

(Samara, 2007). Penyebab sesungguhnya neck pain masih belum di ketahui,

sebagian besar pasien yang mengeluh sakit leher biasanya di kesampingkan.

Pasien dengan nyeri leher diklasifikasikan kedalam gangguan akar saraf

atau mechanical neck disorder. Beberapa kondisi terutama pada individu

yang mengalami degenerasi dan kelainan pada pergerakan segmen cervical

tidak selalu berhubungan dengan gejala. berkisar antara 14% sampai 18%

individu tanpa nyeri leher, degenerative masih di yakini menjadi penyebab

utama nyeri leher (child et al., 2008).

Page 12: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

21

Proses terjadinya neck pain dapat berawal dari postur buruk

kemudian terjadi pergerakan kedepan di bagian leher, sehingga pusat

pembebanan berada di leher. Pembebanan tersebut dapat mengakibatkan

kerja berlebih pada otot leher bagian stabilisasi, sehingga terjadi postural

stres. Postural stres yang berlangsung lama dan di lakukan secara terus

menerus membuat tekanan pada leher meningkat, sehingga membuat otot

leher kaku. Kekakuan otot akan mengurangi lingkup gerak sendi sehingga

dapat mengiritasi jaringan lunak di sekitar otot yang kaku pada leher. Proses

tersebut menghasilkan nyeri pada leher (Morrison, 2011).

7. Diagnosa neck pain

Tanda-tanda kondisi medis atau psikologis yang serius, terkait dengan

neck pain menurut Childs et al., (2008) yaitu:

a. Keterbatasan gerak di daerah servical

b. Sakit kepala

c. Rasa sakit yang menjalar ke ekstremitas atas

Tanda klinis tersebut berguna untuk mengklasifikasikan pasien

dengan nyeri leher kedalam kategori International Statistical

Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD) seperti

cervicalgia, nyeri pada tulang belakang, sakit kepala, sindrom

cervicocranial, strain cervical tulang belakang, spondylosis dengan

radiculopathy, dan gangguan discus dengan radiculopathy.

Page 13: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

22

Pemeriksaan fisik untuk mengklasifikasikan pasien menurut

International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF)

menurut Childs et al., (2008) yaitu:

a. Cervical active range of motion

Cervical active range of motion adalah pemeriksaan region cervical

yang dilakukan secara mandiri oleh pasien kemudian diukur dengan

goniometer oleh terapis. Untuk pemeriksaan ini gerakan yang dilihat

adalah fleksi dan ekstensi cervical, rotasi cervical, dan lateral rotasi

cervical.

1) Fleksi dan ekstensi cervical

Responden duduk dengan trunk tegak, leher dalam posisi

anatomis, posisi tangan menggantung, bahu rileks.Letakkan

goniometer pada axis external auditory meatus. Perintahkan

responden untuk mnggerakkan kepala keatas dan kebawah. Ukur

ROM fleksi dan ekstensi cervical

2) Rotasi cervical

Responden duduk dengan trunk tegak, leher dalam posisi anatomis,

posisi tangan menggantung, bahu rileks. Letakkan goniometer pada

axis pada bagian atas tengah/pusat dari kepala perintahkan

responden untuk menggerakkan kepala menghadap ke kanan dan

kiri. Ukur ROM rotasi cervikal dengan orientasi moving arm pada

hidung

Page 14: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

23

3) Lateral rotasi cervical

Responden duduk dengan trunk tegak, leher dalam posisi anatomis,

posisi tangan menggantung, bahu rileks. Letakkan goniometer pada

axis processus spinosus C7. Perintahkan responden untuk

melakukan gerakan lateral rotasi. Ukur ROM lateral fleksi cervikal

dengan orientasi moving arm pada protuberaatia occipital external

(POE) dari os.occipital.

b. Cervical and thoracic segmental mobility

Pemeriksaan umum biasanya dilakukan dengan palpasi pada

bagian leher dan bahu pasien. Karena tulang dan otot leher cukup dekat

dengan permukaan, maka dokter yang berpengalaman akan dapat

merasakan pembengkakan kelenjar, tumor, spasme otot, atau tonjolan

yang abnormal dari vertebra (Samara, 2007).

8. Kategori neck pain

Menurut Cohen (2015) Ada banyak cara untuk mengkategorikan nyeri

leher termasuk durasi (akut, < 6 minggu; subakut, 3 bulan; kronis, > 3

bulan), keparahan, etiologi, dan jenis (yaitu, mekanik atau neuropatik).

a. Mechanichal

Nyeri mekanis adalah nyeri yang mengacu pada rasa sakit yang

berasal dari tulang belakang atau supstruktur porting, seperti ligamen

dan otot. Contoh nyeri mekanis yang umum adalah nyeri yang timbul

Page 15: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

24

dari sendi facet (Misalnya, Arthritis), nyeri diskogenik dan nyeri

myofascial.

b. Neuropathic

Nyeri neuropatik adalah nyeri yang dihasilkan dari luka atau

penyakit yang melibatkan Sistem saraf perifer, yang umumnya

disebabkan oleh iritasi mekanis atau kimiawi pada akar saraf. Contoh

yang paling umum dari Nyeri neuropatik adalah gejala radikular dari

Herniated disk atau Osteophyte dan SpinalsStenosis. Mielopati atau

gejala yang timbul dari Patologi tulang belakang tali pusat, merupakan

bentuk neuropati pusat rasa sakit. Nyeri neuropatik-nociceptive

Termasuk nyeri postlaminektomi (gagal operasi leher) Sindrom dan

degenerasi discus yang berakibat pada Kombinasi nyeri mekanik dari

Gangguan annular dan gejala radikuler dari herni-Atikel nukleus

pulposus.

9. Penanganan neck pain

Morrison (2011), berpendapat untuk menurunkan resiko nyeri leher,

ketika duduk tegak di meja dan melihat objek : mata harus memandang

lurus kedepan. Lengan seharusnya tegak lurus dengan bidang saat

melakukan pekerjaan, Siku harus di samping tubuh. Kaki harus datar di atas

lantai dengan paha sejajar dengan lantai.

Pergerakan terus menerus ke satu sisi atau rotasi leher dan kembali ke

sisi yang samadapat memperburuk keadaan sendi dan jaringan lunak di

sekitar leher dan dapat menimbulkan rasa sakit. Para pekerja dengan posisi

Page 16: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

25

duduk yang salah, postur buruk, dan kebiasaan melakukan pekerjaan

berulang dapat meningkatkan resiko nyeri leher. Peregangan dan olahraga

yang efektif dapat membantu memulihkan postur yang buruk dengan

mengurangi tekanan di leher dan mengurangi rasa sakit.

C. Pekerjaan

Pekerjaan adalah serangkaian kegiatan fisik yang dilakukan pada tempat

kerja yang berkaitan dengan kekuatan otot pada tubuh pekerja. Kerja otot sangat

berkaitan dengan kegiatan pekerjaan yang dilakukan (Suriatmini, 2011).

1. Jenis pekerjaan

a. Pekerjaan statis

Masalah utama pada pekerjaan statis ditimbulkan oleh postur tubuh yang

tidak sesuai dengan anatomi dalam jangka waktu yang lama dan

repetitive. Selama melakukan pekerjaan, pekerjaan yang memicu postur

tubuh yang tidak anatomis memicu beberapa bagian tubuh menglami

tekanan atau stress.

b. Pekerjaan dinamis

Pekerjaan dinamis menuntut pekerja untuk selalu menggunakan energy

yang berlebih dan mengangkat barang dalam waktu yang sering dan

jangka waktu yang lama.

2. Postur tubuh

Postur adalah posisi relatif bagian tubuh tertentu pada saat bekerja yang

ditentukan oleh ukuran tubuh, desain area kerja, dan task requirement serta

Page 17: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

26

ukuran peralatan lainnya yang di gunkan pada saat bekerja. Postur yang tidak

sesuai dapat beresiko terjadi gangguan atau cidera pada sistem

muskuloskeletal (Pulat dan Humantech dalam Suriatmini, 2011). Dalam

penelitian Mork (2009), menjelaskan bahwa kesesuaian bentuk tubuh dengan

alat kerja dapat mempengaruhi posisi atauupostur tubuh manusia.

Postur tubuh yang tidak sesuai dan terbiasa dalam waktu yang lama

mengakibatkan dengan postural stress. Postural stress ditandai dengan

kelelahan, nyeri dan rasa tidak nyaman (suriatmini, 2011). Resiko neck pain

yang diakibatkan oleh kelainan postur tubuh menurut survei BRIEF dalam

humantech Inc. adalah :

a. Posisi objek lebih dari 30o dibawah pandangan mata dengan posisi leher

menunduk membentuk sudut lebih dari 30o dari garis khayal vertical.

Gambar 2.3 neck posture kedepan (Humantech Inc., 2018)

b. Leher deviasi ke arah belakan atau posisi leher tengadah tanpa melihat

besar sudut oelh garis vertikal tubuh, apabila objek pekerjaan berada di

atas matas atau kepala.

Page 18: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

27

Gambar 2.4 neck posture kebelakang (Humantech Inc.,2018)

D. Metode penilaian postur kerja

Penilaian posturk kerja diperlukan jika ada keluhan dari pekerja atau secara

visual postur pekerja dalam melakukan pekerjaan memiliki resiko cedera

musculoskeletal. Diharapkan dengan adanya penilaian dan analisis postur kerja dapat

mengurangi resiko cedera dari pekerja itu sendiri.

1. Rapid Upper Limb Assesment (RULA)

RULA adalah sebuah metode survei yang di kembangkan untuk kegunaan

investigasi ergonomic pada tempat kerja, dimana penyakit otot rangka tubuh

bagian atas yang terkait kerja teridentifikasi. Piranti ini tidak membutuhkan

peralatan khusus dalam menyediakan pengukuran postur leher, punggung,

lengan dan tubuh bagian atas seiring fungsi otot dan beban luar yang dialami

tubuh.

Pengembangan RULA dilakukan melalui evaluasi mengenai postur yang

diadopsi pekerja, tenaga yang dibutuhkan serta gerakan otot baik oleh operator

display maupun operator yang bekerja dalam berbagai tugasmanufaktur dimana

resiko yang terkain dengan kelainan otot rangka pada tubuh bagian atas yang

mungkin ada. Metode ini menggunakan diagram-diagram dari postur tubuh dan

Page 19: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

28

tabel-tabel penilaian untuk menyediakan evaluasi paparan faktor-faktor resiko.

Faktor-faktor resiko yang dijelaskan merupakan faktor beban eksternal yaitu:

1. Jumlah gerakan.

2. Pekerja dengan otot statis.

3. Tenaga.

4. Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan

Tahap-tahap menggunakan metode RULA adalah sebagai berikut:

Tahap 1.

Pengembangan metode untuk pencatatan postur kerja untukmenghasilkan

suatu metode yang cepat digunakan, tubuh dibagi menjadi dua bagian, yaitu grup

A dan grup B. Grup A meliputi lengan atas dan lengan bawah serta pergelangan

tangan. Sementara grup B meliputi leher, badan dan kaki. Hal ini memastikan

bahwa seluruh postur tubuh dicatat sehingga postur kaki, badan dan leher yang

terbatas yang mungkin mempengaruhi postur tubuh bagian atas dapat masuk dalam

pemeriksaan. Kisaran gerakan untuk setiap bagian tubuh dibagi menjadi bagian-

bagian menurut kriteria yang berasal dari interpretasi literatur yang relevan.

Bagian-bagian ini diberi angka sehingga angka 1 berada pada kisaran gerakan atau

postur kerja dimana resiko faktor merupakan terkecil atau minimal. Sementara

angka-angka yang lebih tinggi diberikan pada bagian-bagian kisaran gerakan

dengan postur yang lebih ekstrim yang menunjukkan adanya faktor resiko yang

meningkat yang menghasilkan beban pada struktur bagian tubuh.

Sistem penilaian pada setiap postur bagian tubuh ini menghasilkan urutan

angka yang logis dan mudah untuk diingat. Agar memudahakan identifikasi postur

Page 20: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

29

dari gambar setiap bagian tubuh disajikan dalam bidang sagital.Pemeriksaan atau

pengukuran dimulai dengan mengamati operator selama beberapa siklus kerja

untuk menentukan tugas dan postur pengukuran. Pemilihan mungkin dilakukan

pada postur dengan sikluskerja terlama dimanabeban terbesar terjadi. Karena

RULA dapat dilakukan dengan cepat, maka pengukuran dapat dilakukan pada

setiap postur pada siklus kerja.

Kelompok A memperlihatkan postur tubuh bagian lengan atas, lengan

bawah pergelangan tangan. Skor-skor tersebut adalah:

Rentang untuk lengan atas adalah:

Skor Keterangan

1 20° ekstensi hingga 20° fleksi

2 Ekstensi lebih dari 20° atau 20° - 45° fleksi

3 45° - 90° fleksi

4 90° fleksi atau lebih.

Keterangan:

+ 1 jika pundak atau bahu ditinggikan.

+ 1 jika lengan atas abduksi.

-1 jika operator bersandar atau bobot lengan ditopang

Rentang untuk lengan bawah adalah:

Skor Keterangan

1 60° - 100° fleksi.

2 untuk kurang dari 60° atau lebih dari 100° fleksi

Keterangan:

+ 1 jika lengan bekerja melintasi garis tengah badan atau

keluar dari sisi.

+ 1 jika lengan bekerja melintasi garis tengah badan atau

keluar dari sisi.

+ 1 jika lengan bekerja melintasi garis tengah badan atau

keluar dari sisi.

Page 21: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

30

+ 1 jika lengan bekerja melintasi garis tengah badan atau

keluar dari sisi.

Untuk pergelangan tangan sebagai berikut:

Skor Keterangan

1 Netral

2 0 – 15 ° fleksi maupun ekstensi

3 15° atau lebih fleksi maupun ekstensi

Keterangan:

+1 jika pergelangan tangan berada pada deviasi radial maupun ulnar.

Putaran pergerakan tangan adalah:

+1 jika pergelangan tangan berada pda rentang menengah putaran.

+2 jika pergelangan tangan pada atau hampir berada pada akhir

rentang putaran.

Kelompok B meliputi leher, badan dan kaki. Skor dan kisaran tersebut adalah:

Skor Keterangan

1 0 - 10° fleksi

2 10 - 20° fleksi

3 20° atau fleksi

4 Ekstensi

Apabila leher diputar atau dibengkokkan. Keterangan :

+1 jika leher diputar atau posisi miring, dibengkokkan ke kanan atau

kiri

Untuk daerah punggung adalah sebagai berikut :

Skor Keterangan

1 duduk dan ditopang dengan baik dengan

sudut paha tubuh 90° atau lebih

2 0 - 20° fleksi

3 20 - 60° fleksi

4 60° fleksi atau lebih

Punggung diputar atau dibengkokkan. Keterangan:

+1 jika tubuh diputar

+1 jika tubuh miring kesamping.

Page 22: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

31

Kisaran untuk kaki dengan skor postur kaki ditetapkan sebagai berikut:

+1 jika kaki tertopang ketika duduk dengan bobot seimbang rata

+1 jika berdiri dimana bobot tubuh tersebar merata pada kaki

dimana terdapat ruang untuk berubah posisi.

+2 jika kaki tidak tertopang atau bobot tubuh tidak tersebar

merata

Tahap 2.

Perkembangan sistem untuk pengelompokan skor postur bagian tubuh gambar

sikap kerja yang dihasilkan dari postur kelompok A yang meliputi lengan atas, lengan

bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan diamati dan ditentukan

skor untuk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel A

untuk memperoleh skor A.

Tabel 2.1

Skor Grup A

Upper

arm

Lower

arm

Wrist

1 2 3 4

Wrist twist Wrist twist Wrist twist Wrist twist

1 2 1 2 1 2 1 2

1

1 1 2 2 2 2 3 3 3

2 2 2 2 2 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 4 4

2

1 2 2 2 3 3 3 4 4

2 2 2 2 3 3 3 4 4

3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5

2 2 3 3 3 4 4 5 5

3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 2 4 4 4 4 4 5 5

2 3 4 4 4 4 4 5 5

3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7

2 5 6 6 6 6 7 7 7

3 6 6 6 7 7 7 7 8

Page 23: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

32

6

1 7 7 7 7 7 8 8 9

2 7 8 8 8 8 9 9 9

3 9 9 9 9 9 9 9 9

Gambar sikap kerja yang dihasilkan dari postur kelompok B yaitu leher, punggung dan

kaki diamati dan ditentukan skor untukmasing-masing postur. Kemudian skor tersebut

dimasukkan kedalam tabel B untuk memperoleh skor B.

Tabel 2.2

Skor Grup B

Neck

Trunk Posture Score

1 2 3 4 5 6

Legs Legs Legs Legs Legs Legs

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

Kemudian sistem pemberian skor dilanjutkan dengan melibatkan otot dan tenaga yang

digunakan. Penggunaan yang melibatkan otot diberikan skor untuk penggunaan otot

sebagai berikut:

+ 1 jika postur statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit)

atau penggunaan postur tersebut berulang lebih dari 4 kali

dalam 1 menit.

Penggunaan beban ditambahkan penilaian sebagi berikut :

Skor Keterangan

0 jika pembebanan sesekali atau tenaga

kurang dari 2 kg dan ditahan

1 jika beban sesekali 2-10 kg.

2

jika beban 2-10 kg bersifat statis atau

berulang atau beban sesekali namun lebih

dari 10 kg.

Page 24: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

33

3 jika beban atau tenaga lebih dari 10 kg

dialami secara statis atau berulang.

4 jika pembebanan seberapapun besarnya

dialami dengan sentakan cepat

Skor penggunaan otot dan skor tenaga pada kelompok tubuh bagian A dan B diukur

dan dicatat dalam kotak-kotak yang tersedia kemudian ditambahkan dengan skor yang

berasal dari tabel Adan B, yaitu sebagai berikut:

Skor A + skor penggunaan otot + skor beban untuk kelompok

A = skor C.

Skor B + skor pengguanaan otot + skor beban ntuk kelompok

B = skor D.

Tabel 2.3

Grand Score

Score

Goup A

Score Goup B

1 2 3 4 5 6 7

1 1 2 3 3 4 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6

4 3 3 3 4 5 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7

8+ 5 5 6 7 7 7 7

Setelah diperoleh grand score yang bernilai 1 sampai 7, masing-masing score

menunjukkan level tindakan (action level ) sebagai berikut:

Action

Level Skor Keterangan

1 1 atau 2 Postur ini biasa diterima jika tidak

dipertahankan atau tidak berulang

dalam periode yang lama

2 3 atau 4 Diperlukan pemeriksaan lanjutan

dan juga diperlukan perubahan-

perubahan.

Page 25: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

34

3 5 atau 6 Pemeriksaaan dan perubahan perlu

segera dilakukan.

4 7

Kondisi ini berbahaya maka

pemeriksaan dan perubahan

diperlukan dengan segera (saat itu

juga)

2. Nordic Body Map.

Metode Nordic Body Map merupakan metode penilaian yang sangat

subjektif artinya keberhasilan aplikasi metode ini sangat tergantung dari kondisi

dan situasi yang dialami pekerja pada saat dilakukannya penelitian dan juga

tergantung dari keahlian dan pengalaman observer yang bersangkutan.

Kuesioner Nordic Body Map ini telah secara luas digunakan oleh para ahli

ergonomi untuk menilai tingkat keparahan gangguan pada sistem

muskuloskeletal dan mempunyai validitas dan reabilitas yang cukup. (Tarwaka,

2011)

Kuesioner Nordic Body Map meliputi 28 bagian otot – otot skeletal

pada kedua sisi tubuh kanan dan kiri. Dimulai dari anggota tubuh bagian atas

yaitu otot leher sampai dengan otot pada kaki. Melalui kuesioner ini akan dapat

diketahui bagian – bagian otot mana saja yang mengalami gangguan kenyerian

atau keluhan dari tingkat rendah (tidak ada keluhan/cedera) sampai dengan

keluhan tingkat tinggi (Tarwaka, 2010).

Berikut dibawah ini merupakan pedoman yang digunakan untuk

menentukan klasifikasi tingkat resiko otot skeletal dari Nordic body map.

Page 26: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

35

Klasifikasi subjektivitas tingkat resiko otot skeletal berdasarkan total skor

individu yaitu :

Tabel 2.4

Klasifikasi Tingkat Resiko Berdasarkan Total Skor Individu

Total Skor Individu Tingkat Resiko

28-49 Rendah

50-70 Sedang

71-91 Tinggi

92-112 Sangat tinggi

E. Standar Operasional Karyawan Pembuat Roti di Pabrik Roti Sri Rejeki

Pabrik roti sri rejeki berdiri tahun 1967. Usaha pembuatan roti dimulai dari

usaha rumah tangga dan berdiri hingga saat ini. Pabrik ini memiliki karyawan sejumlah

83 orang dengan rincian 53 orang bagian memasak, pembuat adonan, 15 orang bagian

membungkus kemasan, 8 orang sales dan 7 orang bagian pembantu.

Standar operasional karyawan bagian memasak di pabrik roti Sri Rejeki

adalah sebagai berikut.

1. Para pekerja memasuki ruang kerja pada pukul 06.00 untuk shift 1 dan

pukul 14.00-22.00 untuk shift 2.

2. Pekerja memasuki area khusus untuk memasak adonan roti yang telah

disiapkan oleh pembuat adonan.

3. Setelah mengambil adonan pekerja memasukkan adonan yang sudah

dituangkan dalam cetakan khusus kedalam oven yang sudah panas.

Page 27: BAB II A. Nyerieprints.umm.ac.id/55611/3/BAB II.pdf10 BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Nyeri 1. Definisi Nyeri The International Association for the Study of Pain's (2015) menyebutkan bahwa

36

4. Pekerja yang lain kemudian mengambil adonan berikutnya untuk

disiapkan kedalam oven sebagai pengganti adonan yang sudah masak

untuk dimasukkan kembai kedalam oven untuk dimasak.

5. Setelah adonan matang pekerja mengambil adonan yang sudah matang

kemudian dipindah kedalam wadah khusus yang sudah disiapkan.

6. Kembali ke langkah empat untuk pekerja yang lainnya.

7. Setelah 30 menit pekerja yang memasak berganti mengambil adonan

dari pembuat adonan dan bagian pekerja yang mengambil adonan

berganti memasak.