Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

download Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

of 34

Transcript of Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    1/34

    KEBIJAKAN PENERAPAN

    PEDOMAN CARA PEMBUATAN BAHANBAKU AKTIF OBAT YANG BAIK (CPBAOB)

    DAN SUPLEMEN PEDOMAN CARA

    PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB)

    Dra. Lucky S.Slamet, MScDeputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA

    BADAN POM RI

    Sosialisasi Pedoman Cara Pembuatan Bahan Aktif Obat Yang Baik (CPBAOB)

    Dan Suplemen Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) Tahun 2006 

    Jakarta, November 2010 

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    2/34

    Pendahuluan

    Kerangka Regulatori Penerapan CPOB dan

    Prinsip CPOB   Tools dalam penerapan CPOB yang Dinamis

    . Suplemen Pedoman CPOB 2006

    . Pedoman CPBAOB 2009 Kebijakan dan Langkah Strategis

    Penutup

    OUTLINE

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    3/34

    Peran Strategis Badan POM RI

    Peran strategis Badan POM RI dalammendukungRPJM 2010-2014 diwujudkanmelalui dua komponen utama pengawasanyaitu:

    1. Memberikan perlindungan konsumen dariproduk Obat dan Makanan yang tidakmemenuhi persyaratan keamanan, manfaat /

    khasiat dan mutu2. Meningkatkan daya saing mutu produk Obatdan Makanan di pasar lokal maupun global

    Hal ini sejalan dengan agenda Pemerintahdalam rangka meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat.

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    4/34

    UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan :. Pasal 98 ayat (1): “ Sediaan farmasi dan alkes harus

    aman,berkhasiat/bermanfaat, bermutu dan terjangkau” . Pasal 105 ayat (1) “Sediaan farmasi yang berupa Obat dan BahanObat hrs memenuhi syarat farmakope Indo at buku standar lainnya ” 

    PP No. 72 tahun 1998 pasal 5

    ayat (1):“ Produksi Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan

    dengan cara produksi yang baik” 

    SK Kepala Badan POM, No HK 0045.3.002.7 Tahun

    2006 : “ Mengesahkan dan memberlakukan Pedoman CPOB Tahun2006 … sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam

    pembuatan obat” 

    Per Ka Badan POM No HK 0301.23.09.9030 Tahun 2010 “melegalisasi aneks 3,12,17,18,19 GMP PIC/s” 

    Dasar Hukum Penerapan CPOB

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    5/34

    “ Cara Pembuatan Obat yang Baik

    (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat

    dibuat secara konsisten, memenuhipersyaratan yang ditetapkan dan sesuai

    dengan tujuan penggunaannya. CPOB

    mencakup seluruh aspek produksi danpengendalian mutu”

    CPOB

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    6/34

    Kerangka Regulatori Penerapan CPOB

    Penerapan StandarddanPenyusunan Pedoman

    InspeksidanAudit Penerapan CPOB

    Penerapan StandarddanPenyusunan Pedoman

    Kajian kesenjangan penerapanCPOB terhadap temuan di satuIF dan antar IF dalam beberapakali kunjungan

    Kajian penyebab kesenjangandan analisis risiko

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    7/34

    PRINSIP CPOB

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    8/34

    PRINSIPCPOB

    • Produksi

    dgn “ taking

    care”

    • Tdk

    tergantung

    hanya hasil

    pengujian

    saja

    • Tdk memenuhi

    std

    • Kontaminasi

    • Keslhanpenandan

    • Bioavailability

    • Keamanan dan

    efektivitas

    • Standar

    senantiasa

    berkembang dari

    waktu ke waktu

    • Pedoman rinciutk jaminan mutu

    • Merupakan

    standarminimal untuk

     jaminan mutu

    • Bukan

    mutlak “best

    practices”

    •Pelaksanaanny

    bukan

    presentase

    ( tdk menjadi

    “predominant”)• Enforceable

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    9/34

    PENYUSUNAN/ REVISIPEDOMAN CPOB

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    10/34

    PERLUNYA REVISI PEDOMAN CPOB

     Adanya tuntutan global untuk harmonisasi standar danpersyaratan CPOB, inspeksi CPOB dan sistem mutuinspektorat CPOB dgn konsekuensi bahwa harus adakesetaraan standar dan persyaratan CPOB; kompetensi,ski ll dan kapabilitas inspektur CPOB; serta penerapan

    Quality System untuk inspektorat CPOB Perkembangan IPTEK dan persyaratan cGMP secara global,

    a.l beberapa anneks GMP PIC/s belum diadopsi.

    Pemenuhan persyaratan CPOB oleh industri farmasi d iIndonesia bervariasi

    Bahan Awal Obat:

     – 95% bahan baku aktif obat berasal dari impor 

     – Tuntutan global (PIC/S, WHO) bahwa bahan akti f obat

    yang diproduksi harus memenuhi persyaratan

    CPBAOB sesuai standar internasional yang terkini

     – Belum adanya pedoman CPBAOB

     – Izin industri bahan baku menyatu dengan obat jadi

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    11/34

    UPDATE PENERAPAN CPOB di INDONESIA

    2001

    WH0-GMP

    voluntary

    GMP GL

    3rd Ed

    Op. Manual

    Operational

    Manual

    1st GMP

    Inspection

    1st GMPCertification

    1971 1988 1990 1990 1990 2001 2006

    GMP GL

    2nd Ed

    Op.

    Manual

    2009

     Adp of PIC/S GMP GL Ed 2009

    including Annexes& GL on API

    2010

    THERAP

    E UTI  C

    PR OD U

     CT

    HERB

    AL 

    PR OD U CT

    GMP enforced by

    Ministry of

    Health Regulation

    GMP GL

    1st ed

    1991 2005

    Op. Manual

    2006 2011

     ASEAN

    harmonization

     ASEAN

    GMP GL

    GMP GL

    1st ed

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    12/34

    TOOLS DALAM PENERAPANCPOB YANG DINAMIS

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    13/34

    I.Suplemen Pedoman CPOB 2006

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    14/34

    SUPLEMEN I

    Pedoman CPOB 2006

    Pemutakhiran

    • BAB 1 Manajemen Mutu

    • BAB 6 Produksi (dg revisi pd Cairan dan Salep)

    • BAB 7 Pengawasan Mutu (dg revisi Pengambilan Sampel Bahan

     Awal dan Bahan Pengemas

    • Aneks 1 Pembuatan Produk Steril

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    15/34

    SUPLEMEN I

    Pedoman CPOB 2006

    Penambahan

    • Aneks 9 Pembuatan Radiofarmaka

    • Aneks 10 Penggunaan Radiasi Pengion pada Pembuatan Obat

    • Aneks 11 Sanpel Pembanding dan Sampel Pertinggal Aneks

    • Aneks 12 Cara Penyimpanan dan Pengiriman Obat yang Baik

    • Aneks 13 Pelulusan Parametris

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    16/34

    HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANGDilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya,

    dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik secaramekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman dan

    lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit.

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    17/34

    II. PEDOMAN

    CARA PEMBUATAN BAHANAKTIF OBAT YANG BAIK

    (CPBAOB)

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    18/34

    PEDOMAN CPBAOB(Annex 9 Pedoman CPOB)

    Pedoman ini merupakan panduan yang digunakan dalam

    pembuatan Bahan Aktif Obat (BAO) untuk menjamin

    bahwa Bahan Aktif Obat senantiasa memenuhipersyaratan mutu dan kemurnian yang ditetapkan agar

    diperoleh hasil yang konsisten

    Acuan yang digunakan antara lain :

    • PIC/S Annex 18 GMP Guide for Active PharmaceuticalIngredients tahun 2009

    • ICH Q7A Good Manufacturing Practice Guidance for

    Active Pharmaceutical Ingredients tahun 2001 2001

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    19/34

    Pedoman ini berlaku untuk

    pembuatan BAO yang digunakan sebagai

    produk obat untuk manusia yang dibuat

    dengan cara:

    • sintesis kimia• ekstraksi

    • kultur jaringan/fermentasi

    • perolehan kembali

    • kombinasi lainnya

    ANEKS 8

    PEDOMAN

    CARA PEMBUATAN BAHAN BAKU AKTIF OBAT

    YANG BAIK

    (GUIDELINE ON GOOD MANUFACTURING

    PRACTICES FOR ACTIVE PHARMACEUTICAL

    INGREDIENTS)

    National Agency of Drug and Food Control

    Republic of Indonesia2009

    Badan Pengawas Obat dan MakananRI

    HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANGDilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk

    dan dengan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun

    elektronis, termasuk fotokopi, rekaman dan lain-lain tanpa izin tertulis daripenerbit.

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    20/34

      Upaya Berkesinambungan CPOB dgn

    Kajian Risiko Mutu Obat utk

    Perlindungan Konsumen

      Konsep Was komprehensif BBO

    dalam pembuatan Obat

    dan Penerapan Pedoman CPBAOB -->

    BBO dan Obat Jadi merupakan

    komponen yang tidak terpisahkan

    KEBIJAKAN BADAN POM RI DALAM

    PENERAPAN CPOB YANG DINAMIS

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    21/34

    Badan POM:

    Was CDOB

    PBBBF

    Badan POM:

    Was CPOB

    Konsep pengawasan Komprehensif

    BBO dalam pembuatan obat

    Inspeksi

    & sertif 

    ProduksiBBO

    Prod Impor Prod lokal

    Industri

    BBO di LN

    IF

    pengguna

    BBO

    = audit

    = suplai

    Q vendor

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    22/34

    TAHAPAN PENGAWASAN BBO

    UNTUK JAMINAN MUTU PEMBUATAN

    OBATNo TAHAPAN KOMPONEN FUNGSI WAS

    1 Pengem

    bangan

    Produk

    Fase Preformulasi

    & Formulasi

    • Sumber BBO

    yang reliable

    • Karakteristik

    BBO

    • Konsistensi

    formulasi

    (desain,

    stabilitas, dll)

    Fase Scaling Up

    • Importir BBO

    • Industri Farmasi

    •Uji Laboratoriu

    •GDP•GMP

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    23/34

    Lanjutan…

    No TAHAPAN KOMPONEN FUNGSI WAS

    2 PengajuanNIE

    Berkas/Dossier Aspek Quality• API: sumber, info sintesa,

    spesif ikasi dan validasi MA,

    data stabilitas, dll

    • Produk a.l Equivalence

    Test

    Industri Farmasi 

    • Uji Laboratorium

    • Uji BA/BE

    • GMP

    3 Produksi Penanganan Bahan Awal

    • Pengadaan dari pemasok

    yang disetujui dengan

    spesifikasi yang MS

    • Dokumentasi/pencatatan

    penerimaan, pengeluarandan bahan tersisa

    • Pemberian label sebelum

    pelulusan dan tindakan

    pengamanan

    Industri Farmasi

    GMP BAHAN AKTIF

    DAN

    OBAT JADI

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    24/34

    PENERAPAN CPBAOB DALAM

    PENGAWASAN BBO Inspeksi Produsen BBO dan sertif ikasi

    CPOB bagi produsen di dalam negeri

    Berlaku untuk bahan tidak aktif yangmempengaruhi spesifikasi dan stabili tas

    obat misal : kapsul gelatin.

    Pedoman bagi Industri farmasi dalam

    melakukan audit pemasok/ produsenBBO sebagai bagian dari fungsi

    pemastian mutu di Industri Farmasi

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    25/34

    Inspeksi

    Produsen BBO

    Jenis dan Tujuan Inspeksi Produsen BBO

     – Sertifikasi Izin Usaha IndustriFarmasi (IUIF)

     – perubahan tata ruang – penambahan fasili tas produksi

     – inspeksi rutin

     – tindak lanjut hasil inspeksi sebelumnya

     – investigasi dan penanganan terhadapkeluhan dan/atau penarikan kembaliobat

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    26/34

    Audit dalam rangka kualifikasi

     pemasok  Dapat dilakukan oleh:

     – Industri Farmasi

     – PBBBF

    Sebagai bagian dari pemastian mutu

    bahan awal di Industri

    Sebagai jaminan konsistensi Bahanbaku yang dipasok sesuai

    persyaratan kompendia

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    27/34

    Perubahan Bahan Baku Obat

    (BBO)

    Perubahan

    Produsen (Source)

    PerubahanSupplier

    Perlu di registrasi

    sebagai variasiobat jadi

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    28/34

    Substitusi Alternatif Sumber

    BBO vs Uji BE

    1. Sumber BBO yang awal, tidakdigunakan lagi/dilarang karena

    tidak adanya pengawasan yang

    cukup, bukti pemalsuan, bukti

    pemalsuan data sewaktu

    registrasi atau teridentifikasipada waktu inspeksi;

    2. Batch obat dan uji BE yang telah

    dilakukan sebelumnya dapat

    diterima, kecuali adanya issue

    cGMP yang spesifik untuk BBO

    awal;

    3. Spesifikasi dari alternatif sumber

    BBO sama dengan BBO awal.

    Uji BE

    tidak

    perlu

    diulang,

    Uji Disolusi

    Terbanding

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    29/34

    Spesifikasi dariBBO supplier baru

    sama dengan BBO

    original awal

    Uji BE

    tidak

    perlu

    diulang,

    Uji Disolusi

    Perubahan

    Supplier BBO vs Uji BE

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    30/34

    LANGKAH STRATEGIS PENERAPAN

    CPOB yang DINAMIS

    Melakukan dialog dan Regulatory dvice penerapanCPOB yang dinamis --> dalam konteks transparansiregulasi dan akuntabilitas publik

    Menindak-lanjuti hasil kajian implementasi/penerapan

    CPOB yang dinamis sebagai tolok ukur kompetensiproduksi dan kelayakan memiliki Ijin Edar produk

    Meningkatkan upaya agar Industri Farmasi fokuspada produksi bentuk sediaan yang paling compliancedgn CPOB yang diterapkan sesuai tingkat Risikoproduk yang dibuat

    Menerapkan secara konsekuen ketentuan hukum ygberlaku terhadap penyimpangan --> berdasarkankajian Risiko produk terhadap konsumen.

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    31/34

    PENUTUP (1) Penerapan CPOB yg dinamis dijadikan

    dasar dalam proses sertifikasi fasil itasproduksi--> perlu komitmen tinggi IF

    Industri farmasi harus meningkatkanpenerapan CPOB yg dinamis danmenentukan pilihan prioritas produk(dampak pada pendaftaran produk)

    Menerapkan secara konsekuen Risk Analysis thd IF sebagai produsenkomoditi yang mempunyai dampak

    terhadap kesehatan manusia

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    32/34

    PENUTUP (2)

    Dalam penerapan CPOB yang dinamis salahsatu tools adalah pedoman CPBAOB untukpelaksanaan

    - audit dan sertifikasi industri BBO di

    Indonesia oleh Badan POM RI- Audit vendor sumber BBO luar negeri olehIndustri Farmasi

    Industri dan Pemerintah (Badan POM RI)harus memil iki pemahaman yang baikterhadap konsep penerapan CPOB ygdinamis untuk jaminan mutu obat.

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    33/34

  • 8/18/2019 Presentasi Dep1sosialisasi Nov 2010 - Lucky s

    34/34

    Peta sertifikasi CPOB sebagai pengakuanpenerapan CPOB terkini

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Juml IFtersertif 

    Sudah CAPA Blm selesaiperbaikan

    76

    101

    26

    Jumlah

    sertifikat 574

    Perlukomitment

    tinggi