PENGARUH CUSTOMER DELIGHT TERHADAP CUSTOMER LOYALTY
Embed Size (px)
Transcript of PENGARUH CUSTOMER DELIGHT TERHADAP CUSTOMER LOYALTY

i
PENGARUH CUSTOMER DELIGHT TERHADAP CUSTOMER LOYALTY
PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI)
DI PURWOREJO
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Indarti
NIM 122210124
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016




v
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah : 6)
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar.
(Q.S. Ali-Imran : 146)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
(Q.S. Al- Isra’ : 23)

vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Ayah dan ibu tecinta yang saya hormati dan sayangi, yang selalu memberikan
nasehat serta doa untuk kebahagiaan dan kesuksesan masa depan saya.
Kakak-kakak saya yang selalu memberikan motivasi, semangat, serta doa untuk
keberhasilan saya.
Keponakan-keponakan saya (Hasbi, Naya, Nazhar, dan Dinda) yang selalu
memberi warna dan keceriaan dalam kehidupan saya.
Alfu Sudirham yang telah menemaniku, menyayangiku, serta memberikan motivasi
kepadaku.
Bapak dan ibu dosen keluarga besar program studi manajemen yang selalu
memberikan motivasi dan semangat, serta terima kasih atas ilmu yang diberikan
untuk selama ini.
Teman-teman manajemen angkatan 2012 khususnya R3, terima kasih atas bantuan
dan doanya, semoga pertemanan kita tetap terjalin dengan baik.
Bapak dan ibu kos serta teman-teman kos, terima kasih atas dukungan semangat
dan doanya, semoga kita tetap menjadi keluarga.

vii
PRAKARTA
Alhamdulillah, puji syukhur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas
limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“Pengaruh Customer Delight terhadap Customer Loyalty pada Bank Rakyat
Indonesia (BRI) di Purworejo.” ini dapat diselesaikan.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Drs. H. Supriyono, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah
memberikan izin dan rekomendasi kepada penyusunan mengadakan
penelitian untuk menyusun skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Manajemen, yang telah memberikan perhatian dan
dorongan sehingga penyusunan dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ridwan Baraba S.E., M.M. selaku pembimbing I dan Budiyanto, S.E., M.Sc.
selaku pembimbing II yang telah banyak membimbing, mengarahkan,
memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak mengenal lelah, serta
mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian sehingga penyusun dapat
menyelesaikan skripsi ini.


ix
ABSTRAK
Indarti. “Pengaruh Customer Delight terhadap Customer Loyalty pada Bank
Rakyat Indonesia (BRI) di Purworejo”. Skripsi. Manajemen. Fakultas Ekonomi,
Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2016.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui pengaruh justice
terhadap customer loyalty; (2) untuk mengetahui pengaruh esteem terhadap
customer loyalty; (3) untuk mengetahui pengaruh finishing touch terhadap
customer loyalty; (4) untuk mengetahui pengaruh customer delight terhadap
customer loyalty.
Populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah Bank Rakyat Indonesia di
Purworejo. Sampel penelitian berjumlah 125 orang. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah di uji coba dan telah
memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan analisis
regresi linier berganda.
Hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji signifikansi
menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara justice
tehadap customer loyalty; (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
esteem terhadap customer loyalty; (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan
antara finishing touch terhadap customer loyalty. Berdasarkan uji F menunjukkan
bahwa variabel customer delight secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap customer loyalty.
Kata kunci: Justice, Esteem, Finishing Touch, Customer Delight, Customer
Loyalty

x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv
MOTTO ................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
PRAKATA ............................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Identifikaasi Masalah ................................................... 7
C. Batasan Masalah .......................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ....................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN
HIPOTESIS ........................................................................... 11

xi
A. Kajian Teori ................................................................. 11
B. Tinjaun Pustaka ............................................................ 41
C. Kerangka Pikir ............................................................. 44
D. Hipotesis ....................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 48
A. Desain Penelitian .......................................................... 48
B. Tempat dan Waktu penelitan ....................................... 48
C. Populasi dan Sampel Penelitan .................................... 48
D. Variabel Penelitian ....................................................... 50
E. Definisi Operasional .................................................... 51
F. Pengumpulan Data ....................................................... 53
G. Instrumen Penelitian .................................................... 54
H. Analisis Data ................................................................ 55
BAB IV HASIL ................................................................................... 57
A. Deskripsi Data .............................................................. 57
B. Uji Instrumen Penelitian .............................................. 61
C. Analisis Data ................................................................ 64
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................... 66
BAB V PENUTUP ............................................................................. 72
A. Simpulan ...................................................................... 72
B. Saran ............................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Responden Berdasarkan Umur .............................................. 58
Tabel 2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 58
Tabel 3. Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah .................. 59
Tabel 4. Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan ................... 60
Tabel 5. Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................................ 60
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Data ......................................................... 62
Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Data ..................................................... 63
Tabel 8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................................ 65
Tabel 9. Hasil Uji F .............................................................................. 69

xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir .................................................................... 44

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran 2. Rekapitulasi Data Pre-Test
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4. Rekapitulasi Data Pos-Test
Lampiran 5. Analisis Regresi Linier Berganda
Lampiran 6. Rekapitulasi Data Identitas Responden
Lampiran 7. Uji Statistik Diskriptif
Lampiran 8. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 9. Kartu Bimbingan Skripsi

15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jasa pada umumnya merupakan produk yang tidak berwujud secara
fisik. Jasa adalah sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi
kebutuhan konsumen, proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan suatu produk fisik, jasa tidak mengakibatkan peralihan
hak atau kepemilikan, dan terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan
penggunaan jasa (Sangadji dan Sopiah, 2013:93). Sektor jasa berkontribusi
besar bagi perekonomian global. Sektor jasa berkontribusi terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) sekitar 80% di Amerika Serikat. Sumbangan sektor
jasa terhadap PDB di sejumlah Negara, misalnya Korea Selatan (52%), Hong
Kong (80%), Argentina (65%), dan Afrika Selatan (65%). Kontribusi sektor
jasa terhadap PDB di Indonesia cukup signifikan yaitu 42%, walaupun masih
kalah dibanding negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia
(48%), Thailand (49%), Filipina (53%), dan Singapura (67%) (Tjiptono,
2014:18).
Di lihat dalam hal penyerapan tenaga kerja, pada permulaan abad 20
hanya sekitar 3 di antara setiap pekerja di Amerika Serikat yang mengabdi di
sektor jasa dan lainnya bekerja pada sektor pertanian dan industri. Di tahun
1950, penyerapan tenaga kerja pada sektor jasa di Amerika Serikat tumbuh
mencapai 50%. Dalam era ini pada abad 21, sektor jasa di Amerika Serikat

16
memperkerjakan sekitar 80% dari total angkatan kerja. Negara-negara lain
yang tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor jasanya mencapai lebih dari
50% total angkatan kerja antara lain: Australia (79%), Kanada (74,1%),
Inggris (73%), Jepang (72,7%), Belgia (72%), Perancis (70,8%), Finlandia
(66%), Italia (62%), dan Brasil (56,5%). Di Indonesia, penyerapan tenaga
kerja di sektor jasa hampir mencapai 40%, sama halnya dengan RRC dan
Thailand (Tjiptono, 2014:19).
Jasa perbankan sangat penting dalam membangun kemajuan
perekonomian suatu negara. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi
keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan
uang, meminjam uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal dengan
banknote (www.wikipwedia.org.co.id). Menurut UU No 10 Tahun 1998
tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa
usaha perbankan meliputi tiga kegiatan yaitu menghimpun dana, menyalurkan
dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Jasa perbankan diberikan untuk
mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang
berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak
langsung (www.wikipedia.org.co.id).
Kualitas jasa jauh lebih sulit didefinisikan, dijabarkan, dan diukur bila
dibandingkan dengan kualitas barang. Bila ukuran kualitas dan pengendalian
kualitas telah lama dikembangkan dan diterbitkan untuk barang-barang
berwujud (tangible goods), maka untuk jasa berbagai upaya justru sedang
dikembangkan untuk merumuskan ukuran-ukuran semacam itu (Tjiptono,

17
2014:266). Tahun 2014, secara industri, loyalitas nasabah tabungan
konvensional menunjukan tren yang meningkat dibanding tahun sebelumya.
Pola yang meningkat juga diperlihatkan pada loyalitas nasabah kartu kredit
yang menunjukkan peningkatan cukup besar dibanding tahun sebelumnya.
Sementara loyalitas nasabah tabungan syariah menunjukkan pola yang relatif
tidak bergerak. Indeks loyalitas produk kartu kredit mencatat peningkatan
paling tinggi dibandingkan indeks loyalitas tabungan konvensionl maupun
tabungan syariah (www.swa.co.id).
Indonesia Bank Loyalty Award 2014 diberikan kepada beberapa bank,
yang berdasarkan survei tahunan yang diadakan MarkPlus Insight dan
Majalah Infobank (periode Oktober-November 2013) tentang tingkat
kepuasan dan loyalitas nasabah perbankan untuk segmen customer banking,
meraih nilai tertinggi dalam Indonesia Bank Loyalty Index (IBLI) 2014.
Produk tabungan bank konvensional dengan asset di atas Rp 100 triliun,
indeks loyalitas nasabah paling tinggi masih diraih BCA diikuti Bank
Mandiri, BRI, BNI, dan BII secara berturut-turut. Untuk kategori produk
tabungan konvensional dengan asset di bawah Rp 100 triliun, indeks loyalitas
paling tinggi diraih oleh Bank BJB sebagai pendatang baru kategori ini,
diikuti OCBC NISO, UOB Indonesia, Bukopin, dan Bank Artha Graha.
Sementara, untuk produk kartu kredit, peta persaingan lima besar
indeks loyalitas nasabah didominasi oleh BCA, BNI, Mandiri, BRI, dan
HSBC. Kalau untuk produk tabungan bank syariah, indeks loyalitas terbaik
secara berturut-turut diraih oleh Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank

18
Muamalat, BII Syariah, BCA Syariah, dan CIMB. Adapun untuk BPD, secara
berturut-turut diraih oleh Bank Jateng, Bank Jatim, Bank Sulselbar, Bank
Sumut, dan Bank DKI. Sedangkan, pada kategori index loyalty program
Tabungan Bank Syariah diraih oleh CIMB Niaga Syariah, BII Syariah,
Danamon Syariah, dan Bank Syariah Mandiri. Dan untuk urutan index loyalty
program Kartu Kredit adalah Bank Mandiri, BRI, ANZ, HSBC, dan BNI.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia (www.wikipedia.org.co.id). Namun,
dengan melihat hasil survei Indonesia Bank Loyalty Awards 2014 bahwa
indeks loyalitas BRI masih rendah dibandingkan bank lainnya. Sebagai
pelaku usaha dalam industri perbankan, BRI tidak lepas dari adanya
persaingan antar bank pesaing untuk mendapatkan hati nasabah. Bank-bank
di Indonesia berlomba-lomba untuk menciptakan loyalitas pelanggan begitu
pula BRI.
Loyalitas konsumen akan terjadi bila konsumen merasa benar-beanr
puas, sehingga konsumen akan terdorong untuk loyal terhadap perusahaan.
Padahal loyalitas merupakan salah satu indikasi sikap pelanggan yang tetap
berhubungan atau berbisnis dengan perusahaan. Oleh karena itu, seorang
pemasar harus selalu menciptakan kepuasan yang benar-benar (delight)
diinginkan oleh konsumen, artinya kalau konsumen atau pelanggan hanya
sekedar puas tidak cukup dijadikan dasar memenangkan kompetisi dan
meningkatkan penjualan (Kwong dan Yau, 2002; Verma, 2003 dalam
Sudarsi, 2008). Menurut Sheth dan Mittal dalam Tjiptono (2014:393),

19
loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko,
atau pemasok, berdasarkan sikap yang positif dan tercemin dalam pembelian
ulang yang konsisten.
Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat antar perbankan kepuasan
pelanggan merupakan syarat minimum bagi pelaku bisnis, konsumen atau
pelanggan harus didorong ke zona delight dimana pelanggan merasa senang
yang akan mengarah kepada loyalitas. Menurut Kotler (2005:70), kepuasan
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antar kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja
(atau hasil) yang diharapkan. Namun menciptakan kepuasan pelanggan saja
tidak cukup, oleh karena itu mendorog perbankan untuk menciptakan
kesenangan pelanggan. Pelanggan yang benar-benar merasa puas akan
menimbulkan rasa senang atau kegembiraan, hal ini yang mendorong
customer delight, sehinggga pelanggan atau konsumen akan lebih setia pada
merek yang akan digunakan (Sudarsi, 2008).
Menurut Schlossberg (1993) dalam Oliver, et al. (1997), customer
delight…is a strong, positive, emotional reaction to a product or
service. Keiningham (2005), delighted customers are the only true
enduring assets a business possesses, and they are worth far more
than their actual purchases because of the positive word-of-mounth
they spread for the business. Finn (2005), customer delight is
conceptualized as an emotional response, which results from
surprising and positive levels of performance.
Variabel customer delight pada penelitian ini merujuk pada penelitian
yang diantaranya dilakukan oleh Oliver, et al. (1997), Keiningham, et al.
(2005), dan Finn (2005) merupakan suatu tingkat kepuasan yang tinggi.

20
Variabel customer delight meliputi sub variabel yaitu justice, esteem, dan
finishing touch (Raharso, 2005).
Justice adalah suatu kondisi dimana konsumen merasa mendapatkan
perlakuan yang adil dan jujur ketika melakukan transaksi dengan perusahaan.
Sikap justice yang diberikan BRI dengan memberikan pelayanan yang sama
kepada semua nasabah dengan tidak membeda-bedakan antar nasabah yang
satu dengan yang lainnya.
Esteem adalah suatu kondisi dimana konsumen merasa mendapatkan
pelayanan yang sangat baik dari perusahaan, sehingga menimbulkan perasaan
“diistimewakan”. Sikap esteem yang dilakukan oleh BRI berupa staf yang
perhatian dan kecakapan staf dalam melayani nasabah.
Finishing touch adalah kondisi dimana konsumen merasa
mendapatkan pelayanan atau fasilitas yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
Finishing touch yang diberikan BRI dengan membangun kepercayaan kepada
nasabah dan memberikan hadiah kepada nasabah yang setia.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Customer Delight terhadap
Customer Loyalty pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Purworejo”.

21
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka dapat
diidentifikasi masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. BRI merupakan salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di
Indonesia. Namun, dengan melihat hasil survei Indonesia Bank Loyalty
Awards 2014 bahwa indeks loyalitas BRI masih rendah dibanding bank
lainnya.
2. Adanya persaingan yang ketat antar perbankan sehingga antar perbankan
beromba-lomba menciptakan customer loyalty, oleh karena itu
mendorong BRI untuk membuat persepsi yang baik dimata nasabah agar
nasabah dapat loyal kepada BRI.
3. Perbankan tidak cukup apabila hanya menciptakan kepuasan pelanggan,
oleh sebab itu BRI dapat menciptakan kesenangan pelanggan dengan
cara membuat nasabah merasa nyaman dan mendapatkan perasaan
senang dengan pelayanan yang telah diberikan oleh staf BRI.
4. BRI dapat membuat nasabah merasa mendapatkan manfaat atas
pengorbanan yang telah dilakukan sehingga nasabah tidak merasa
pengorbanan yang telah dilakukan itu menjadi sia-sia.
5. Staf BRI memberikan pelayanan yang istimewa kepada setiap nasabah
sehingga nasabah merasa di hargai dan di hormati.
6. Mendorong BRI untuk memberikan lebih dari yang nasabah harapkan
dan membangun kepercayaan kepada nasabah.

22
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk mengatasi keterbatasan waktu,
biaya, dan luasnya objek penelitian, serta untuk menjaga agar penelitian lebih
terarah dan fokus. Dengan pertimbangan tersebut, maka peneliti ini akan
melakukan pembatasan masalah pada:
1. Objek penelitian ini adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI).
2. Subjek penelitian ini adalah seluruh nasabah Bank Rakyat Indonesia
(BRI).
3. Lokasi penelitian adalah Kota Purworejo.
4. Penelitian dibatasi pada variabel customer delight dan variabel customer
loyalty.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan masalah penelitian ini
yaitu:
1. Apakah justice berpengaruh positif terhadap customer loyalty?
2. Apakah esteem berpengaruh positif terhadap customer loyalty?
3. Apakah finishing touch berpengaruh positif terhadap customer loyalty?
4. Apakah customer delight berpengaruh positif terhadap customer loyalty?

23
E. Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang
ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu:
1. Menguji pengaruh justice terhadap customer loyalty.
2. Menguji pengaruh esteem terhadap customer loyalty.
3. Menguji pengaruh finishing touch terhadap customer loyalty.
4. Menguji pengaruh customer delight terhadap customer loyalty.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang
berkaitan dengan customer delight dan customer loyalty.
2. Secara Praktise
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Purworejo dalam
menerapkan strategi perusahaan untuk menciptakan loyalitas
pelanggan.

24
BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2003:10).
Menurut Tjiptono (2014:4), pemasaran yaitu mencakup aspek
pihak-pihak yang terlibat yakni siapa yang memasarkan (pemasar) dan
siapa yang membeli (pasar), kebutuhan dan keinginan pelanggan, apa
yang dipertukarkan yakni produk fisik dan jasa, serta bagaimana
pertukaran menciptakan nilai yang menekankan bahwa pelanggan
membeli manfaat benefi), bukan sekedar produk semata.
Menurut Stanton dalam Tim Mitra Bestari (2003:6), pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan kegiatan yang terpadu
seperti menciptakan, menawarkan, mempromosikan, menentukan harga,
24

25
dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang bernilai dan bermanfaat bagi pelanggan.
2. Pemasaran Jasa
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006:6), jasa adalah aspek
interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun
pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu
barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.
Menurut Kotler dan Keller (2012) dalam Tjiptono (2014:26), jasa
didefinisikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan dapat ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berupa fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:93), jasa adalah suatu yang
tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen, proses
produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu
produk fisik, jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan,
dan terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan penggunaan jasa.
Dari pengertian jasa di atas dapat disimpulkan bahwa jasa adalah
suatu proses aktivitas yang tidak berwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan namun dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga pada
saat mengkonsumsi terjadi interaksi langsung antara penjual jasa dengan
pembeli jasa.

26
Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkapkan
bahwa jasa memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari
barang dan berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar,
karakteristik tersebut terdiri dari (Tjiptono, 2014:28):
a. Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu obyek,
alat, atau benda; maka jasa adalah perbuatan, tindakan, pengalaman,
proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh karena itu, jasa tidak
dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli
dan dikonsumsi.
b. Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
c. Variability atau heterogeneity atau inconsistency
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung
pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut diproduksi.
d. Perishability
Perishability berarti bahwa jasa tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan.

27
e. Lack of Ownerhip
Lack of ownweship merupakan perbedaan dasar antara jasa dan
barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa
mengkonsumsinya, menyimpan, atau menjual. Di lain pihak, pada
pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal
atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.
Menurut Griffin dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006:6)
menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut:
a. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium
sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak
berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan,
kepuasan, atau kenyamanan.
b. Ustorability (tidak dapat disimpan)
Jasa tidak mengenal persediaan atau menyimpan dari produk yang
telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak
dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan.
c. Customization (kustomisasi)
Jasa sering kali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.

28
3. Bauran Pemasaran Jasa
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan seperangkat alat
yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang
ditawarkan kepada pelanggan (Tjiptono, 2014:41).
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006:70), bauran pemasaran
(marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai
unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning yang diterapkan dapat
berjalan sukses.
Berdasarkan pengertian di atas, bauran pemasaran pada dasarnya
adalah alat yang digunakan oleh pemasar untuk membentuk karakteristik
jasa, strategi pemasaran, dan posisi jasa yang ditawarkan agar dapat
pemasar mencapai tujuan yang diinginkannya, alat-alat tersebut
digunakan oleh pemasar untuk mencapai tujuan jangka panjang dan
jangka pendek.
Menurut Tjiptono (2014:41), jasa membutuhkan beberapa unsur
tambahan dalam bauran pemasaran 4P tradisional diperluas dan ditambah
dengan empat unsur lainnya yaitu:
a. Products
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan
keinginan pelanggan.

29
b. Pricing
Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategik dan
taktikal, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran,
dan tingkat diskriminasi harga di antara berbagai kelompok
pelanggan.
c. Promotion
Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan
aktual. Secara garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan
jasa, promosi jasa seringkali membutuhkan penekanan tertentu pada
upaya meningkatkan kenampakan tangibilitas jasa.
d. Place
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa
bagi para pelanggan potensial. Keputusan pembelian ini meliputi
lokasi fisik, keputusan mengenai penggunaan perantara untuk
meningkatkan aksesibilitas jasa bagi para pelanggan, dan keputusan
non-lokasi yang ditetapkan demi ketersediaan jasa.
e. People
Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran
pemasaran bila produksi dapat dipisahkan dengan konsumsi,
sebagaimana dijumpai dalam kebanyakan kasus pemasaran barang
manufaktur, pihak manajemen biasanya dapat mengurangi pengaruh

30
langsung sumber daya manusia terhadap output akhir yang diterima
pelanggan.
f. Physical Evidence
Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial
tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini
menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan
pembelian semakin besar.
g. Process
Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi
konsumen hight-contact services, yang kerapkali juga berperan
sebagai co-producer jasa bersangkutan.
h. Customer Service
Makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi. Dalam sektor
jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa
yang dipersepsikan oleh pelanggan.
Unsur bauran pemasaran jasa terdiri atas tujuh hal (Lupiyoadi dan
Hamdani, 2006:70), yaitu:
a. Product (produk): jasa seperti apa yang ingin ditawarkan.
b. Price (harga): bagaimana strategi penentuan harga.
c. Promotion (promosi): bagaimana promosi yang harus dilakukan.
d. Place (tempat): bagaimana sistem penyampaian jasa yang akan
diterapkan.

31
e. People (orang): jenis kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat
kedalam pemberian jasa.
f. Process (proses); bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut.
g. Customer Service (layanan konsumen): tingkat jasa yang bagaimana
yang akan diberikan kepada konsumen.
4. Perilaku Konsumen Jasa
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:9), perilaku konsumen
adalah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau
organisasi dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk
menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak dari
proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat.
Menurut Mowen (2002:6), perilaku konsumen didefinisikan
sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran
yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa,
pengalaman, serta ide-ide.
Menurut Tjiptono (2014:94), perilaku konsumen adalah aktivitas
mental dan fisik berkenaan dengan proses mendapatkan, mengknsumsi
dan menghentikan pemakaian produk, jasa, ide dan atau pengalaman
tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah semua proses yang mendorong tindakan untuk
menyeleksi, mendapatkan, dan menggunakan produk atau jasa. Tindakan

32
selanjutnya konsumen akan mengevaluasi untuk menggunakan atau
menghentikan produk atau jasa yang dibeli. Dari pengalaman tersebut
konsumen dapat merasakan puas atau tidak puas setelah menkonsumsi
barang atau jasa tersebut.
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor
(Kotler, 2005:202) yaitu sebagai berikut:
a. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku
pembelian.
1) Budaya merupakan penentuan keinginan dan perilaku yang
paling dasar.
2) Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang
lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi bagi para
anggotanya.
3) Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial,
pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen,
yang tersusun secara herarkis dan yang para anggotanya
menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelompok
acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

33
1) Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang
memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.
2) Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat, dan para anggota keluarga
menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
3) Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat
ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Masing-masing peran menghasilkan status.
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep-diri pembeli.
1) Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Tahap
silkus hidup keluarga, bersama dengan situasi keuangan dan
minat produk yang berbeda-beda untuk masing-masing
kelompok.
2) Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
seseorang seperti penghasilan yang harus dibelanjakan (level,
kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva, utang,

34
kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap belanja atau
menabung.
3) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang
terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi
dengan lingkungannya.
4) Kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia (human
psychologicl traits) yang diberdayakan yang menghasilkan
tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
rangsangan lingkungannya. Para pemasar berusaha
mengembangkan kepribadian merek yang akan menarik
konsumen yang memiliki konsep diri yang sama, tetapi konsep
diri itu membuat kita tidak tergelincir. Konsep-diri aktual
seseorang (memandang dirinya seperti apa) berbeda dengan
konsep-diri ideal-nya (memandang dirinya ingin seperti apa) dan
dengan konsep-diri-orang lain-nya (menganggap orang lain
memandang dirinya seperti apa).
d. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi
utama meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan
dan sikap.
1) Motivasi, seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu
tertentu. Kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga

35
mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah
kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang
bertindak.
2) Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk
memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasi masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
3) Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku mausia adalah
hasil dari belajar.
4) Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan
dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku
pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu.
Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi
keputusan pembelian mereka.
Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor (Tim
Mitra Bestari, 2003:35) yaitu:
a. Faktor Kultural
Faktor kultural mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran
yang dimainkan oleh kultur, subkultur, dan kelas sosial pembelian.
1) Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
perilaku seseorang. Perilaku manusia umumnya dipelajari.

36
2) Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau
kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan
pengalaman dan situasi hidup yang sama.
3) Hampir tiap masyarakat mempunyai suatu bentuk struktur kelas
sosial. Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan
teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai
nilai, minat, dan perilaku yang sama.
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti
kelompok referensi, keluarga peran dan status, dan kelas sosial.
1) Kelompok rujukan (kelompok referensi) adalah kelompok yang
merupakan titik perbandingan atau rujukan langsung (tatap
muka) atau tak langsung dalam pembentukan sikap atau perilaku
seseorang.
2) Anggota keluarga pembeli dapat menanamkan suatu pengaruh
yang kuat pada perilaku pembelian. Kita dapat membedakan dua
keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga orientasi
yang terdiri dari orang tua. Sedangkan yang kedua, keluarga
prokreasi yakni suami, istri, dan anak-anak mempunyai suatu
pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian
sehari-hari.
3) Seseorang itu berperan serta dalam banyak kelompok, seperti:
keluarga, perkumpulan, atau organisasi. Posisi seseorang dalam

37
tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Suatu
peran adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan
seseorang sesuai dengan orang-orang di sekelilingnya.
c. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap daur-hidup pembeli, jabatan, keadaan,
gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri pembeli bersangkutan.
1) Tahap daur hidup psikologis juga telah berhasil diidentifikasi.
Orang dewasa mengalami perjalanan hidup atau transformasi
tertentu sebagaimana mereka menjalin hidupnya.
2) Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang atau jasa yang
dibelinya.
3) Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk.
Pemasar barang-barang yang peka pendapatan dengan seksama
mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan,
dan tingkat bunga.
Tiga faktor utama yang memengaruhi konsumen untuk
mengambil keputusan (Sangadji dan Sopiah, 2013:24) yaitu:
a. Faktor Psikologi
Faktor psikologi mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap,
dan kepribadian.
1) Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologi yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sikap adalah

38
suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap
penawaran produk dalam stuasi dan kondisi tertentu secara
konsisten.
2) Kepribadian merupakan faktor psikologi yang mempengaruhi
perilaku konsumen. Kepribadian adalah pola individu untuk
merespon stimulus yang muncul dari lingkungannya. Termasuk
di dalam kepribadian adalah opini, minat, dan prakarsa.
3) Pembelajaran berdampak ada adanya perubahan. Seseorang
individu atau konsumen dikatakan belajar jika ada perubahan ke
arah yang lebih baik. Konsumen akan belajar setelah mendapat
pengalaman, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman
orang lain.
b. Faktor Situasional
Faktor situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana tempat
belanja, waktu berbelanja, penggunaan produk, dan kondisi saat
pembelian.
1) Keadaan sarana dan prasarana tempat belanja mencakup tempat
parker, gedung, eksterior dan interior toko, pendingin udara,
penerangan atau pencahayaan, tempat ibadah, dan sebagainya.
2) Waktu berbelanja bisa pagi, siang, sore, atau malam hari. Waktu
yang tepat untuk berbelanja bagi setiap orang tentu berbeda.
Orang yang sibuk bekerja siang hari akan memilih waktu
belanja pada sore atau malam hari.

39
3) Kondisi saat pembelian produk adalah sehat, senang, sedih,
kecewa, atau sakit hati. Konsumen saat melakukan pembelian
akan mempengaruhi pembuatan keputusan konsumen.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial mencakup undang-undang atau peraturan, keluarga,
kelompok referensi, kelas sosial, dan budaya.
1) Sebelum memutuskan untuk membeli produk, konsumen akan
mempertimbangkan apakah pembelian produk tersebut
diperbolehkan atau tidak oleh aturan atau undang-undang yang
berlaku.
2) Keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Anak yang baik tentu
akan melakukakn pembelian produk jika ayah atau ibunya
menyetujui.
3) Untuk kelompok referensi, contohnya kelompok referensi untuk
ibu-ibu (kelompok pengajian, PKK, dan arisan), remaja
(kelompok boy band, girl band, tim basket idola, dan tim bola
terkenal), dan bapak-bapak (kelompok pengajian, motor besar,
penggila bola, dan pencinta ikan atau burung).
4) Untuk kelas sosial yang ada di masyarakat, contohnya kelas
atas, menengah, dan bawah.
5) Untuk budaya atau subbudaya, contohnya suku Sunda, Jawa,
Batak, dan Madura. Tiap suku dan etnis mempunyai budaya atau
subbudaya yang berbeda.

40
5. Kualitas Jasa
Kualitas jasa jauh lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan
diukur bila dibandingkan dengan kualitas barang. Bila ukuran kualitas
dan pengendalian kualitas telah lama dikembangkan dan diterapkan
untuk barang-barang berwujud (tangible foods), maka untuk jasa
berbagai upaya justru sedang dikembangkan untuk merumuskan ukuran-
ukuran semacam itu (Tjiptono, 2014:266).
Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang
berkualitas kepada para pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang
tinggi, serta peningkatan laba perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh
pendekatan yang digunakan (Zeithmal, Berry, dan Parasuraman (1996)
dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:181).
Mengukur kualitas jasa berarti mengevaluasi atau
membandingkan kinerja suatu jasa dengan seperangkat standar atau yang
telah ditetapkan terlebih dahulu untuk model pengukuran (Sangadji dan
Sopiah, 2013:103). Salah satu pendekatan kualitas jasa yang banyak
dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERQUAL (Service
Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithamal, dan Berry
dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa: reparasi,
peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak
jauh, serta perbankan ritel dan pilang sekuritas (Lupiyoadi dan Hamdani,
2006:181). Dalam pendekatan ini ditegaskan bahwa bila kinerja pada
suatu atribut (attribute performance) meningkatkan lebih besar daripada

41
harapan (expectations) atas atribut yang bersangkutan, maka kepuasan
(dan kualitas jasa) pun akan meningkat dan begitu pula sebaliknya
(Tjiptono, 2014:271).
Parasuraman dalam Sangadji dan Sopiah (2013:110)
mengemukakan lima dimensi kualitas jasa, yaitu:
a. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan
kemampuan untuk dipercaya (dependedably), terutama memberikan
jasa secara tepat waktu (on time), dengan cara yang sama sesuai
dengan jadwal yang telah dijanjikan, dan tanpa melakukan
kesalahan.
b. Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemauan atau keinginana para
karyawan untuk membantu memberikan jasa yang dibutuhkan
konsumen.
c. Jaminan (assurance), meliputi pengetahuan, kemampuan,
keramahan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak
personal untuk menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan
membuat mereka merasa terbatas dari bahaya dan risiko.
d. Empati, yang meliputi sikap kontak personal atau perusahaan untuk
memahami kebutuhan dan kesulitan, konsumen, komunikasi yang
baik, perhatian pribadi, dan kemudahan untuk melakukan
komunikasi atau hubungan.

42
e. Produk-produk fisik (tangibles), tersedianya fasilitas fisik,
perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang bisa dan
harus ada dalam proses jasa.
6. Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler (2005:70), kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja
(hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang
diharapkan.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:182), kepuasan dapat
diartikan sebagai adanya kesamaan antara kinerja produk dan pelayanan
yang diterima dengan kinerja produk dan pelayanan yang diharapkan
konsumen.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa antara kinerja produk dan pelayanan yang
diterima oleh konsumen dengan pealayanan yang diberikan oleh
perusahaan. Apabila konsumen merasa puas, maka konsumen akan
membeli kembali produk yang sama. Namun sebaliknya pelanggan yang
tidak puas akan menghentikan bahkan mengembalikan produk.
Pada umumnya program kepuasan pelanggan meliputi kombinasi
dari elemen utama (Tjiptono, 2014:358) yaitu:
a. Barang dan Jasa Berkualitas
Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan
harus memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima.

43
b. Relationship Marketing
Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya
menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan.
c. Program Promosi Loyalitas
Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin relasi
antara perusahaan dan pelanggan.
d. Fokus pada Pelanggan Terbaik (Best Customer)
Sekalipun program promosi loyalitas beraneka ragam bentukya,
namun semuanya memiliki kesamaan pokok dalam hal fokus pada
pelanggan yang paling berharga.
e. Sistem Penanganan Komplain secara Efektif
Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk.
Perusahaan harus terlebih dahulu memastikan bahwa barang dan jasa
yang dihasilkannya benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya
sejak awal. Baru setelah itu, jika ada masalah, perusahaan segera
berusaha memperbaikinya lewat sistem penanganan komplain.
f. Unconditional Guarantees
Unconditional guarantees dibutuhkan untuk mendukung
keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji
eksplisit yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat
kinerja yang dapat diharapkan bakal mereka terima.

44
g. Program Pry-for-performance
Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa adanya
dukungan sumber daya manusia organisasi.
7. Customer Loyalty
Menurut Griffin (2005) dalam Sangadji dan Sopiah (2013:104)
menyatakan “loyality is defined as on random purchase expressed over
time by some decision making unit”. Berdasarkan definisi tersebut dapat
dijelaskan bawa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dan unit-
unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian keputusan
untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang dan
jasa dari suatu perusahaan yang dipilih.
Menurut Hariri (2009), loyalitas merupakan bukti konsumen
menjadi pelanggan yang memiliki kekuatan dan sikap positif atas
perusahaan tersebut.
Menurut Sheth dan Mittal dalam Tjiptono (2014:393), loyalitas
pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau
pemasok, berdasarkan sikap yang positif dan tercemin dalam pembelian
ulang yang konsisten.
Dari berbagai definisi di atas, bahwa di dalam loyalitas
merupakan pelanggan yang melakukan pembelian terus-menerus atau
berulang pada barang ataupun jasa pada perusahaan tersebut. Pelanggan
juga menunjukan sikap positif atas perusahaan yang dipilihnya.

45
Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Griffin (2005) dalam
Sangadji dan Sopiah (2013:105) yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan pembelian secara teratur.
b. Pembelian antar lini produk dan jasa.
c. Mereferensikan kepada orang lain.
d. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.
Griffin (2005) dalam Sangadji dan Sopiah (2013:107) membagi
tahapan loyalitas pelanggan menjadi seperti berikut:
a. Terduga (suspects), meliputi semua orang yang mungkin akan
membeli barang atau jasa perusahaan, tetapi sama sekali belum
mengenal perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan.
b. Prospek (prospects), merupakan orang-orang yang memiliki
kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai
kemampuan untuk membelinya.
c. Prospek terdiskualifikasi (disqualified prospects), yaitu prospek yang
telah mengetahui keberadaan barang dan jasa tertentu, tetapi tidak
mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tertentu.
d. Pelanggan mula-mula (fist time customer), yaitu pelanggan yang
membeli untuk pertama kalinya.
e. Pelanggan berulang (repeat customer), yaitu pelanggan yang telah
membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau lebih, atau
membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan
yang berbeda pula.

46
f. Klien, klien membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan
dibutuhkan.
g. Pendukung (advocates), seperti halnya klien, pendukung membeli
barang atau jasa yang ditawarkan dan yang dibutuhkan, serta
melakukan pembelian secara teratur.
h. Mitra, merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara
pelanggan dan perusahaan, dan berlangsung terus-menerus karena
kedua pihak melihatnya sebagai hubungan yang saling
menguntungkan.
Zeithml dan Bitner (2005) dalam Sangadji dan Sopiah (2013:110)
mengemukakan bahwa untuk mewujudkan dan mempertahankan
loyalitas pelanggan dibutuhkan langkah kunci yang saling terikat, yaitu:
a. Komitmen dan keterlibatan manajemn puncak
Dalam setiap keputusan strategi organisasi, peranan penting
manajemen puncak perlu dimainkan.
b. Tolok ukur internal (internal benchmarking)
Proses tolok ukur internal meliputi pengukuran dan penilaian atas
manajemen, SDM, organisasi, sistem, alat, desain, pemasok,
pemanufakturan, pemasaran, dan jasa pendukung perusahaan.
c. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Identifikasi kebutuhan pelanggan dapat dilakukan dengan beberapa
metode mutakhir seperti riset nilai (value research), model, analisis
sensitivitas, dan evaluasi multiatribut.

47
d. Penilaian kapabilitas persaingan
Untuk memenangkan persaingan, kapabilitas pesaing (terutama yang
terkuat) harus diidentifikasikan dan dinilai secara cermat.
e. Pengukuran kepuasan dan loyalitas pelanggan
Kepuasan pelanggan menyangkut apa yang diungkapkan oleh
pelanggan, sedangkan loyalitas pelanggan berkaitan dengan apa
yang dilakukan pelanggan.
f. Analisis umpan balik dari pelanggan, mantan pelanggan, non-
pelanggan, dan pesaing
Lingkup analisis perusahaan perlu diperluas dengan melibatkan
mantan pelanggan dan non-pelanggan, tentunya selain pelanggan
saat ini dan pesaing.
g. Perbaikan berkesinambungan
Loyalitas pelanggan merupakan perjalanan tanpa akhir. Tidak ada
jaminan bahwa bila sudah terwujud, lantas loyalitas bisa langgeng
dengan sendirinya.
Dalam artikel klasiknya berjudul “Customer Loyalty: Toward on
Integreted Conceptual Framework” berusahakan mengintegrasikan sikap
dan behavioral ke dalam satu model komprehensif. Dengan
mengkombinasikan komponen sikap dan perilaku pembelian ulang, maka
didapatkan 4 situasi kemungkinan loyalitas, Dick dan Basu (1994) dalam
Tjiptono (2014:399) yaitu:

48
a. No Loyalty (Tidak Ada Loyalitas)
Bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama
lemah, maka loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan
penyebabnya. Pertama, sikap yang lemah (mendekati netral) bisa
terjadi bila suatu produk atau jasa baru dikenalkan dan atau
pemasarnya tidak mampu mengkomunikasikan keunggulan unik
produknya. Penyebab kedua berkaitan dengan dinamika pasar, di
mana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan serupa atau
sama.
b. Spurious Loyalty (Loyalitas Palsu)
Bila sikap yang relatif lemah dibarengi dengan pola pembelian ulang
yang kuat, maka yang terjadi adalah spurious loyalty atau captive
loyalty. Situasi semacam ini ditandai dengan pengaruh faktor non-
sikap terhadap perilaku, misalnya norma subyektif dan faktor
situasional. Situasi ini bisa dikatakan pula inertia, dimana konsumen
sulit membedakan berbagai merek dalam kategori produk dengan
tingkat keterlibatan rendah, sehingga pembelian ulang dilakukan atas
dasar pertimbangan situasional, seperti familiarity (dikarenakan
penempatan produk yang strategis pada rak panjang atau lokasi
outlet jasa di pusat perbelanjaan) atau faktor diskon.
c. Latent Loyalty (Loyalitas Laten)
Bila sikap yang kuat diberengi dengan pola pembelian ulang lemah.
Situasi yang menjadi perhatian para pemasar ini disebabkan

49
pengaruh faktor-faktor non-sikap yang sama kuat atau bahkan
cenderung lebih kuat ketimbang faktor sikap dalam menentukan
pembelian ulang.
d. Loyalty (Loyalitas)
Situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar, di mana
konsumen bersikap positif terhadap jasa atau penyedia jasa
bersangkutan dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.
Tjiptono (2014:400) mengemukakan klasifikasi loyalitas
berdasarkan sikap dan perilaku ini juga memberikan gambaran mengenai
beberapa kemungkinan reaksi pesaing terhadap perusahaan yang
memiliki tingkat loyalitas pelanggan tinggi. Pesaing mungkin berupaya
untuk:
a. Mengurangi gap (dalam hal perceived differentiation) antara produk
atau tokonya dengan pemimpin pasar, dengan jalan menerapkan
“me-too strategy”.
b. Meningkatkan perceived differentiation melalui klaim kompetitif
mengenai superioritas produk atau tokonya dibandingkan para
pesaing lain (termasuk pemimpin pasar).
c. Mendorong terbentuknya spurious loyalty lewat pengelolaan
berbagai faktor situasional seperti in-store promotions dan product
displays.

50
Alasan pentingnya menumbuhkan dan menjaga loyalitas
konsumen (Hawkins dan Coney, 2005 dalam Sangadji dan Sopiah,
2013:112), antara lain:
a. Konsumen yang sudah ada memberikan prospek keuntungan yang
cenderung lebih besar.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga dan mempertahankan
konsumen yang sudah ada lebih kecil dibandingkan dengan biaya
untuk mencari konsumen yang baru.
c. Kepercayaan konsumen pada suatu perusahaan dalam satu urusan
bisnis akan membawa dampak, mereka juga akan percaya pada
bisnis yang lain.
d. Loyalitas konsumen bisa menciptakan efisiensi.
e. Hubungan yang sudah terjalin lama antara perusahaan dengan
konsumen akan berdampak ada pengurangan biaya psikologis dan
sosialisasi.
f. Konsumen lama akan mau membela perusahaan serta mau memberi
referensi kepada teman-teman dan lingkungan untuk mencoba
berhubungan dengan perusahaan lain.
Griffin (2005) dalam Sangadji dan Sopiah (2013:113)
mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan
apabila memiliki konsumen yang loyal, antara lain:
a. Dapat mengurangi biaya pemasaran.
b. Dapat mengurangi biaya transaksi.

51
c. Dapat mengurangi biaya perputaran konsumen atau turn over.
d. Dapat meningkatkan penjualan silang akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan.
e. Mendorong getok tular (word of mounth) yang lebih positif.
f. Dapat mengurangi biaya kegagalan.
8. Customer Delight
Menurut Schlossberg (1993) dalam Oliver, et al. (1997), customer
delight…is a strong, positive, emotional reaction to a product or
service. Keiningham (2005), delighted customers are the only
true enduring assets a business possesses, and they are worth far
more than their actual purchases because of the positive word-of-
mounth they spread for the business.
Finn (2005), customer delight is conceptualized as an emotional
response, which results from surprising and positive levels of
performance. Chandler (1989) dalam Oliver et al. (1997),
customer delight is the reaction of customers whwn they receive a
service or product that not only satisfies, but provides unexpected
value or unanticipated satisfaction
Menurut Hariri (2009), customer delight adalah dimensi yang
people oriented. Customer delight akan terbentuk ketika seseorang
merasa nyaman dengan perusahaan dan mendapatkan perasaan senang.
Menurut Ansori (2014), customer delight adalah kebahagiaan pelanggan
ketika mereka menerima suatu pelayanan atau produk yang memberikan
apa yang melebihi harapan mereka sehingga para pelanggan merasakan
kebahagiaan atau kesenangan (delight).
Variabel customer delight pada penelitian ini merujuk pada
penelitian yang diantaranya dilakukan oleh Oliver, et al. (1997),
Keiningham, et al. (2005), dan Finn (2005) merupakan suatu tingkat

52
kepuasan yang tinggi. Variabel customer delight meliputi sub variabel
yaitu justice, esteem, dan finishing touch (Raharso, 2005) yaitu:
a. Justice (X1)
Justice adalah suatu kondisi dimana konsumen merasa
mendapatkan perlakuan yang adil dan jujur ketika melakukan
transaksi dengan perusahaan. Edwards (2002) dalam Hariri (2009)
menyatakan bahwa perlakuan adil (fairness) berpotensi
menimbulkan delight.
Menurut Ansori (2014) justice merupakan salah satu faktor
yang mempunyai potensi besar untuk menimbulkan customer delight
dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan loyalitas pelanggan,
peningkatan delight akan menimbulkan dampak positif terhadap
peningkatan customer loyalty. Menurut Hariri (2009) justice adalah
suatu domain delight dimana konsumen merasakan mendapatkan
manfaat (value) dari pengorbanan mereka atas uang, waktu, dan
usaha.
Indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan informasi produk secara akurat.
2) Mendapatkan value yang tertinggi.
3) Perusahaan tidak mengambil untung terlalu banyak.
4) Promosi sesuai dengan kenyataan.

53
b. Esteem (X2)
Esteem adalah kondisi dimana konsumen merasa
mendapatkan pelayanan yang terbaik dari perusahaan, sehingga
menimbulkan perasaan “diistimewakan”. Edwards (2002) dalam
Hariri (2009) menyatakan bahwa customer yang merasa
diperlakukan secara personal (closeness), diperhatikan self-esteem
mereka, dan merasa nyaman (enjoyment, fun, pleasure), berpotensi
menimbulkan delight.
Esteem di definisikan sebagai pemenuhan “self-ego”
konsumen dimana mereka merasa di hargai, di hormati, dan di
perlakukan dengan baik (Hariri, 2009). Menurut Ansori (20014)
kunci pencapaian esteem dalam mempengaruhi delight terletak pada
pemanfaatan untuk memberikan pelayanan yang lebih personal.
Indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Diperlakukan secara istimewa atau personal.
2) Staf yang perhatian.
3) Staf yang terlihat tertarik untuk menolong.
c. Finishing Touch (X3)
Finishing touch adalah kondisi dimana konsumen merasa
mendapatkan pelayanan atau fasilitas yang tidak pernah ia duga
sebelumnya. Edwards (2002) dalam Hariri (2009) menyatakan
bahwa konsumen perlu untuk mendapatkan rasa percaya (trust) dan
merasa aman (safety).

54
Finishing touch di definisikan sebagai keadaan dimana
konsumen merasa mendapatkan lebih dari yang mereka harapkan
dan merasa percaya terhadap kinerja dari perusahaan (Hariri, 2009).
Menurut Ansori (2014) menyatakan semakin tinggi mereka
mempunyai rasa percaya dan rasa aman maka akan semakin tinggi
pula tingkat loyalitasnya terhadap perusahaan.
Indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas keluhan konsumen.
2) Membangun kepercayaan konsumen.
3) Konsumen mendapatkan sesuatu lebih dari yang diharapkan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Ansori (2014)
Penelitian yang dilakukan oleh Ansori (2014) dengan
menunjukkan bahwa customer delight berpengaruh terhadap customer
loyalty. Secara parsial justice dan finishing touch berpengaruh signifikan
terhadap customer loyalty dan esteem berpengaruh positif namun tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap customer loyalty. Diketahui
bahwa nilai signifikan justice sebesar 0,013 dan finishing touch sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 dapat diartikan kedua variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan dengan variabel dependen.
Sedangkan esteem nilai signifikan sebesar 0,724 lebih besar dari 0,05

55
sehingga esteem tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
Justice, esteem, dan finishing touch secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty. Diketahui bahwa nilai
signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dapat diartikan bahwa
secara bersama-sama (simultan) ketiga variabel independen
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
2. Andayani, dkk (2013)
Penelitian yang dilakukan oleh Andayani, dkk (2013)
menunjukkan bahwa kesenangan pelanggan berpengaruh terhadap
loyalitas pelanggan. Justice, esteem, dan finishing touch berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap loyalitas pelanggan. Diketahui justice
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan karena
p-value = 0,001 < α = 0,05. Esteem secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan karena p-value = 0,001 < α = 0,05.
Finishing touch secara parsial berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan karena p-value = 0,000 < α = 0,05.
Secara simultan justice, esteem, dan finishing touch berpengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa p-value = 0,000 < α = 0,05 maka dapat
disimpulkan ketiga variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

56
3. Narendra (2013)
Penelitian yang dilakukan oleh Narendra (2013) dengan
menunjukkan bahwa customer delight berpengaruh terhadap customer
loyalty. Secara parsial justice, esteem, dan finishing touch berpengaruh
signifikan terhadap customer loyalty. Diketahui hasil perhitungan untuk
justice dengan nilai probabilitas 0,018 lebih kecil dari 0,05 yang berarti
bahwa justice berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty. Hasil
perhitungan untuk esteem dengan probabilitas 0,048 lebih kecil dari 0,05
maka esteem berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty.
Sedangkan hasil perhitungan untuk finishing touch dengan probabilitas
0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti finishing touch berpengaruh
signifikan terhadap customer loyalty.
Justice, esteem, dan finishing touch secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty. Diketahui hasil
analisis dengan probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka
ketiga variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
4. Ukhwah (2013)
Penelitian ini dilakukan oleh Ukhwah (2013) menunjukkan
bahwa customer delight berpengaruh terhadap customer loyalty. Justice
berpengaruh positif terhadap customer loyalty dengan nilai signifikan
sebesar 0,001 < 0,05 (α=5%). Esteem berpengaruh positif terhadap
customer loyalty dengan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05 (α=5%).

57
Sedangkan finishing touch berpengaruh positif terhadap customer loyalty
dengan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05 (α=5%).
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu maka dibuat
kerangka pikir yaitu sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
Ket: : Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial.
: Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara simultan.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Kuncoro (2003:47), hipotesis adalah suatu penjelasan
sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu. Hipotesis
merupakan pernyataan penelitian tentang hubungan antar variabel-variabel
dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Hipotesis
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
CUSTOMER
LOYALTY (Y)
JUSTICE (X1)
ESTEEM (X2)
FINISHING TOUCH (X3)
H1
H3
H2
H4
CUSTOMER DELIGHT (X)

58
1. Pengaruh Justice terhadap Customer Loyalty
Justice adalah suatu kondisi dimana konsumen merasa
mendapatkkan perlakuan yang adil dan jujur ketika melakukan transaksi
dengan perusahaan (Raharso, 2005). Edwards (2002) dalam Hariri (2009)
menyatakan bahwa perlakuan adil (fairness) berpotensi menimbulkan
delight. Sikap justice dengan memberikan pelayanan yang sama kepada
semua nasabah dengan tidak membeda-bedakan antar nasabah yang satu
dengan yang lainnya.
Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Ansori
(2014) yang menyatakan bahwa justice berpengaruh signifikan terhadap
customer loyalty. Penelitian yang telah dilakukan oleh Andayani, dkk
(2013) juga menyatakan bahwa justice berpengaruh signifikan terhadap
customer loyalty.
Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Justice berpengaruh positif terhadap Customer Loyalty.
2. Pengaruh Esteem terhadap Customer Loyalty
Esteem adalah suatu kondisi dimana konsumen merasa
mendapatkan pelayanan yang sangat baik dari perusahaan, sehingga
menimbulkan perasaan “diistimewakan” (Raharso, 2005). Pelayanan
secara personal kepada konsumen sehingga konsumen merasa
diperhatikan maka akan mendorong konsumen untuk menjadi customer
loyalty.

59
Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh
Narendra (2013) yang menyatakan bahwa esteem berpengaruh signifikan
terhadap customer loyalty. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ukhwah
(2013) juga menyatakan bahwa esteem berpengaruh signifikan terhadap
customer loyalty.
Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H2: Esteem berpengaruh positif terhadap Customer Loyalty.
3. Pengaruh Finishing Touch terhadap Customer Loyalty
Finishing touch adalah kondisi dimana konsumen merasa
mendapatkan pelayanan atau fasilitas yang tidak pernah ia duga
sebelumnya (Raharso, 2005). Perusahaan memberikan kejutan tidak
terduga kepada konsumen yang melebihi dari harapan konsumen itu
sendiri sehingga akan meningkatkan customer loyalty.
Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Ansori
(2014) yang menyatakan bahwa finishing touch berpengaruh signifikan
terhadap customer loyalty. Penelitian yang telah dilakukan oleh Narendra
(2013) juga menyatakan bahwa finishing touch berpengaruh signifikan
terhadap customer loyalty.
Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Finishing touch berpengaruh positif terhadap Customer Loyalty.

60
4. Pengaruh Justice, Esteem, dan Finishing Touch secara bersama-
sama terhadap Customer Loyalty
Menurut Schlossberg (1993) dalam Oliver, et al. (1997), customer
delight…is a strong, positive, emotional reaction to a product or
service. Keiningham (2005), delighted customers are the only
true enduring assets a business possesses, and they are worth far
more than their actual purchases because of the positive word-of-
mounth they spread for the business. Finn (2005), customer
delight is conceptualized as an emotional response, which results
from surprising and positive levels of performance.
Customer delight akan terbentuk ketika seseorang merasakan
nyaman dengan suatu perusahaan dan mendapatkan perasaan senang.
Perusahaan harus membuat konsumen merasa nyaman dan delight
terhadap perusahaan. Menciptakan customer delight akan berpengaruh
kepada customer loyalty.
Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh
Andayani, dkk (2013) yang menyatakan bahwa justice, esteem, dan
finishing touch berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer
loyalty. Penelitian yang telah dilakukan oleh Narendra (2013) juga
menyatakan bahwa justie, esteem, dan finishing touch secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap customer loyalty.
Dari penjelasan tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H4: Justice, Esteem, dan Finishing Touch berpengaruh positif terhadap
Customer Loyalty.

61
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan, pedoman, ataupun acuan
penelitian yang dilaksanakan (Bungin, 2005:97). Untuk mendapatkan data
opini individu, penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Hartono
(2013:140), survei adalah metode pengumpulan data primer dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada nasabah Bank Rakyat Indonesia
(BRI) di Purworejo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2015 sampai Mei
2016.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

62
kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Purworejo.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi
besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
penelitian dapat dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi betul-betul representatif (mewakili).
Teknik sampling penelitian ini menggunakan nonprobability
sampling. Menurut Sugiyono (2010:122), nonprobability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Jenis teknik sampel yang digunakan yaitu sampling
purposive. Menurut Sugiyono (2010:124), sampling purposive adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun
pertimbangan untuk sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Responden berusia diatas 17 tahun.
b. Responden sebagai nasabah BRI.
c. Responden berdomisili di Purworejo.
Roscoe dalam Sugiyono (2010:131), memberikan saran tentang
ukuran sampel untuk penelitian seperti ukuran sampel yang layak dalam

63
penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Pada penelitian ini
peneliti mengambil sampel sebanyak 120 responden, dengan
pertimbangan bahwa jumlah tersebut dinilai cukup untuk mewakili
populasi yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010:61). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat) (Sugiyono, 2010:61). Variabel independen dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
a. Justice (X1)
b. Esteem (X2)
c. Finishing Touch (X3)
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61).

64
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel depanden adalah Customer
Loyalty (Y).
E. Definisi Operasional
1. Variabel Independen (X)
Menurut Schlossberg (1993) dalam Oliver, et al. (1997), customer
delight…is a strong, positive, emotional reaction to a product or
service. Keiningham (2005), delighted customers are the only
true enduring assets a business possesses, and they are worth far
more than their actual purchases because of the positive word-of-
mounth they spread for the business. Finn (2005), customer
delight is conceptualized as an emotional response, which results
from surprising and positive levels of performance.
Variabel customer delight pada penelitian ini merujuk pada
penelitian yang diantaranya dilakukan oleh Oliver, et al. (1997),
Keiningham, et al. (2005), dan Finn (2005) merupakan suatu tingkat
kepuasan yang tinggi. Variabel customer delight meliputi sub variabel
yaitu justice, esteem, dan finishing touch (Raharso, 2005).
a. Justice (X1)
Justice adalah suatu kondisi dimana konsumen merasa mendapatkan
perlakuan yang adil dan jujur ketika melakukan transaksi dengan
perusahaan. Edwards (2002) dalam Hariri (2009) menyatakan bahwa
perlakuan adil (fairness) berpotensi menimbulkan delight.
Indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan informasi produk secara akurat.
2) Mendapatkan value yang tertinggi.
3) Perusahaan tidak mengambil untung terlalu banyak.

65
4) Promosi sesuai dengan kenyataan.
b. Esteem (X2)
Esteem adalah kondisi dimana konsumen merasa mendapatkan
pelayanan yang sangat baik dari perusahaan, sehingga menimbulkan
perasaan “diistimewakan”. Edwards (2002) dalam Hariri (2009)
menyatakan bahwa customer yang merasa diperlakukan secara
personal (closeness), diperhatikan self-esteem mereka, dan merasa
nyaman (enjoyment, fun, pleasure), berpotensi menimbulkan delight.
Indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Diperlakukan secara istimewa atau personal.
2) Staf yang perhatian.
3) Staf yang terlihat tertarik untuk menolong.
c. Finishing Touch (X3)
Finishing touch adalah kondisi dimana konsumen merasa
mendapatkan pelayanan atau fasilitas yang tidak pernah ia duga
sebelumnya. Edwards (2002) dalam Hariri (2009) menyatakan
bahwa konsumen perlu untuk mendapatkan rasa percaya (trust) dan
merasa aman (safety).
Indikator yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas keluhan konsumen.
2) Membangun kepercayaan konsumen.
3) Konsumen mendapat sesuatu lebih dari yang diharapkan.

66
2. Variabel Dependen (Y)
Menurut Griffin dalam Sangadji dan Sopiah (2013:104)
menyatakan “loyalty is defined as on random purchase expressed over
time by some decision making unit”. Berdasarkan definisi tersebut dapat
dijelaskan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-
unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian keputusan
untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau
jasa dari suatu perusahaan yang dipiih.
Indikator dari loyalitas pelanggan yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan pembelian secara teratur.
b. Pembelian antar lini produk dan jasa.
c. Mereferensikan kepada orang lain.
d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.
F. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner
atau angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199).
Skala sikap yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial. Untuk keperluan

67
analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor (Sugiyono, 2010:134)
yaitu sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS) : Skor 5
2. Setuju (S) : Skor 4
3. Netral (N) : Skor 3
4. Tidak Setuju (TS) : Skor 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1
G. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2010:173), instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat
nilai korelasi (r hitung) pada pearson product moment. Menurut
Sugiyono (2010:178), bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan contruct yang kuat.
Jadi, berdasarkan analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut validitas kontruksi yang baik.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2010:173), instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Kriteria yang dipakai

68
adalah nilai cronbach alpha yang lebih besar dari 0,6 berarti instrumen
tersebut reliabel (Ghozali, 2007:42).
H. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan begaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis
regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal 2 (Sugiyono, 2007:275). Model persamaan yang digunakan
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Customer Delight
b1, b2, b3 = Koefisien regresi yang hendak ditafsirkan
X1 = Justice
X2 = Esteem
X3 = Finishing Touch
α = Constanta
e = Eror
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

69
2. Uji Signifikansi
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelasan atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali 2007:98).
3. Uji F
Uji satistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat
(Ghozali, 2007:98).
4. Kriteria dalam penerimaan dan penolakan hipotesis
a. Apabila p-value < α (5%) dan nilai koefisien regresi bernilai positif
(+) maka hipotesis diterima, yang berarti ada pengaruh positif antara
variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.
b. Apabila p-value < α (5%) dan nilai koefisien regresi bernilai negatif
(-) maka hipotesis ditolak yang berarti tidak ada pengaruh positif
antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.

70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner secara langsung kepada responden. Proses
pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan mendatangi konsumen
yang menjadi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Purworejo.
Pengumpulan data dilakukan selama 31 hari dilakukan mulai tanggal 22
April 2016 sampai 22 Mei 2016. Kuesioner yang disebarkan sebanyak
125 dan dinyatakan bahwa semua kuesioner tersebut kembali, karna
kuesioner dikembalikan pada saat itu juga yaitu setelah responden
mengisi kuesioner yang diberikan. Sebanyak 120 kuesioner tersebut
terjawab lengkap, memenuhi kriteria, dan layak dianalisis dalam
penelitian ini, sedangkan 5 kuesioner tidak layak dianalisis karena
terdapat beberapa pertanyaan dalam kuesioner yang tidak dijawab
dengan lengkap oleh responden.
2. Deskripsi Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat
dalam tabel berikut:

71
Tabel 1
Responden Berdasarkan Umur
Umur (tahun) Jumlah Responden Presentase (%)
17 – 26 57 47,5
27 – 36 22 18,3
36 41 34,2
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer Diolah (2016)
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang berumur 17-26
tahun sebanyak 57 orang (47,5%), responden yang berumur 27-36
tahun sebanyak 22 orang (18,3%), dan responden yang berumur > 36
tahun sebanyak 41 orang (34,2%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)
Laki-laki 47 39,2
Perempuan 73 60,8
Jumlah 120 100
Sumber: data Primer Diolah (2016)
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 47 orang (39,2%), sedangkan responden
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 73 orang (60,8%).

72
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah
Karakteristik responden berdasarkan lama menjadi nasabah
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3
Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah
Lama Menjadi
Nasabah (tahun)
Jumlah Responden Presentase (%)
1 17 14.2
1 – 2 21 17.5
3 82 68,3
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer Diolah (2016)
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang sudah lama
menjadi nasabah selama 1 tahun sebanyak 17 orang (14,2%),
responden yang sudah lama menjadi nasabah selama 1-2 tahun
sebanyak 21 orang (17,5%), dan responden yang sudah lama menjadi
nasabah selama > 3 tahun sebanyak 82 orang (68,3%).
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan
Karakteristik responden berdasarkan pendapatan tiap bulan
dapat dilihat dalam tabel berikut:

73
Tabel 4
Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan
Pendapatan Tiap
Bulan (Rp)
Jumlah Responden Presentase (%)
< 1 juta 46 38,3
1 – 2 juta 39 32,5
2 juta 35 29,2
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer Diolah (2016)
Tabel 4 menunjukkan bahwa responden berdasarkan
pendapatan tiap bulan kurang dari Rp 1.000.000,00 sebanyak 46
orang (38,3%), responden berdasarkan pendapatan tiap bulan Rp
1.000.000,00 sampai Rp 2.000.000,00 sebanyak 39 orang (32,5%),
dan responden berdasarkan pendapatan tiap bulan lebih dari Rp
2.000.000,00 sebanyak 35 orang (29,2%).
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 5
Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Responden Presentase (%)
PNS 14 11,7
Pegawai Swasta 34 28,3
Petani/Pedagang 31 25,8
Pelajar/Mahasiswa 41 34,2
Jumlah 120 100
Sumber: Data Primer Diolah (2016)

74
Tabel 5 menunjukkan bahwa responden dengan pekerjaan
PNS sebanyak 14 orang (11,7%), responden dengan pekerjaan
pegawai swasta sebanyak 34 orang (28,3%), responden dengan
pekerjaan petani atau pedagang sebanyak 31 orang (25,8%), dan
responden dengan pekerjaan pelajar atau mahasiswa sebanyak 41
orang (34,2%).
B. Uji Instrumen Penelitian
Penelitian yang menggunakan suatu instrumen seperti kuesioner
diperlukan pengukuran yang berkaitan dengan validitas atau reliabilitas
instrumen. Oleh karena itu, hal ini sangat penting untuk menentukan apakah
alat pengukuran tersebut dapat digunakan atau tidak dalam mengumpulkan
data yang diperlukan sehingga bisa didapat hasil pengujian hipotesis yang
tepat sasaran.
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2010:173), instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat
nilai kolerasi (r hitung) pada pearson product moment. Menurut
Sugiyono (2010:178), bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang
kuat. Jadi, berdasarkan analisis faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa

75
instrumen tersebut memiliki validitas kontruksi yang baik. Dalam
penelitian ini, hasil validitas data pre-test dari 40 responden yang
menggunakan alat bantu SPSS 17.0 for Windows dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Validitas
Variabel No.
Butir r hitung r min Ket.
Customer
Delight (X)
Justice (X1)
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
0,712
0,739
0,806
0,758
0,3
0,3
0,3
0,3
Valid
Valid
Valid
Valid
Esteem (X2)
X2.1
X2.2
X2.3
0,877
0,834
0,760
0,3
0,3
0,3
Valid
Valid
Valid
Finishing
Touch (X3)
X3.1
X3.2
X3.3
0,792
0,918
0,852
0,3
0,3
0,3
Valid
Valid
Valid
Customer Loyalty (Y)
Y1
Y2
Y3
Y4
0,737
0,781
0,718
0,925
0,3
0,3
0,3
0,3
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel tersebut, menunjukkan
bahwa r hitung per nomor butir bernilai positif dan lebih dari r min 0,3.
Untuk indikator variabel justice, esteem, dan finishing touch nilai r hitung
semua di atas nilai r min maka semua indikator valid. Jadi dapat
disimpulkan bahwa masing-masing instrumen pertanyaan adalah valid
dalam mengukur variabel penelitian.

76
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2010:173), instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Kriteria yang dipakai
adalah nilai cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6 berarti instrumen
tersebut reliabel (Ghozali, 2007:42). Dalam penelitian ini, hasil uji
reliabilitas data pre-test dari 40 responden yang menggunakan alat bantu
SPSS 17.0 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel No.
Butir
Cronbach’s
Alpha
Cronbach’s
Alpha if Item
Deleted
Nilai
Reliabilitas
Customer
Delight
(X)
Justice
(X1)
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
0,733
0,679
0,660
0,689
0,670
0,6
0,6
0,6
0,6
Esteem
(X2)
X2.1
X2.2
X2.3
0,761
0,633
0,635
0,750
0,6
0,6
0,6
Finishing
Touch
(X3)
X3.1
X3.2
X3.3
0,817
0,839
0,619
0,755
0,6
0,6
0,6
Customer Loyalty (Y)
Y1
Y2
Y3
Y4
0,799
0,795
0,745
0,788
0,630
0,6
0,6
0,6
0,6
Sumber: Data Primer Diolah (2016)

77
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel tersebut,
menunjukkan bahwa semua variabel menghasilkan nilai cronbach’s
alpha lebih dari 0,6 dan cronbach’s alpha if item deleted lebih dari 0,6.
Untuk justice, esteem, dan finishing touch bahwa nilai cronbach’s alpha
dan cronbach’s alpha if item deleted lebih dari nilai reliabilitas maka
semua indikator reliabel. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji
reliabilitas tersebut adalah reliabel. Instrumen pertanyataan dalam
kuesioner konsisten dalam mengukur konstruk atau variabel penelitian,
sehingga dapat digunakan untuk mengumpulkan data selanjutnya.
C. Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda
untuk membuktian hipotesis penelitian, yaitu untuk menguji pengaruh justice
(X1), esteem (X2), dan finishing touch (X3) terhadap customer loyalty (Y).
Dalam penelitian ini, hasil uji analisis regresi linier berganda yang
menggunakan alat bantu SPSS 17.0 for Windows dapat dilihat pada tabel
berikut:

78
Tabel 8
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel
Standardized
Coefficients
Beta
p-value Keterangan
Justice (X1) 0,253 0,013 Positif dan signifikan
Esteem (X2) 0,264 0,012 Positif dan signifikan
Finishing Touch (X3) 0,253 0,009 Positif dan signifikan
Sumber: Data Primer Diolah (2016)
Berdasarkan Tabel 8, model persamaan regresi linier berganda yang
dapat dituliskan dari hasil pengujian tersebut adalah:
Y = 0,253X1 + 0,264X2 + 0,253X3
Dengan interprestasi sebagai berikut:
1. b1 = 0,253
Artinya justice (X1) berpengaruh positif terhadap customer loyalty (Y).
Hasil ini menunjukkan semakin tinggi justice (X1) yang dirasa nasabah
kepada BRI di Purworejo maka customer loyalty (Y) juga semakin
meningkat.
2. b2 = 0,264
Artinya esteem (X2) berpengaruh positif terhadap customer loyalty (Y).
Hasil ini menunjukkan semakin tinggi esteem (X2) yang dirasa nasabah
kepada BRI di Purworejo maka customer loyalty (Y) juga semakin
meningkat.

79
3. b3 = 0,253
Artinya finishing touch (X3) berpengaruh positif terhadap customer loyalty (Y).
Hasil ini menunjukkan semakin tinggi finishing touch (X3) yang dirasa nasabah
kepada BRI di Purworejo maka customer loyalty (Y) juga semakin meningkat.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Uji Signifikansi
a. H1 = justice berpengaruh positif terhadap customer loyalty
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai koefisien
regresi bernilai positif sebesar 0,253 dan p-value sebesar 0,013
kurang dari 0,05 (5%), artinya ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara justice (X1) terhadap customer loyalty (Y) pada
BRI di Purworejo. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini dapat diterima.
Justice merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
signifikan terhadap customer loyalty. Para nasabah memperoleh
perlakuan yang adil ketika melakukan transaksi kepada BRI,
Edwards (2002) dalam Hariri (2009) menyatakan bahwa perlakuan
adil (fairness) berpotensi menimbulkan delight. BRI memberikan
informasi yang sesuai dengan kenyataan kepada nasabah maka
nasabah akan merasakan kesenangan atau kepuasaan dalam
tingkatan yang tertinggi. Sikap justice dengan memberikan
pelayanan yang sama kepada semua nasabah dengan tidak
membeda-bedakan antar nasabah yang satu dengan yang lainnya.

80
Hal ini akan mendorong nasabah untuk ke zona delight sehingga
akan tercipta customer loyalty.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ansori (2014) dan Andayani, dkk (2013) yang
menyatakan bahwa justice berpengaruh positif dan signifikan
terhadap customer loyalty.
b. H2 = esteem berpengaruh positif terhadap customer loyalty
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai koefisien
regresi bernilai positif sebesar 0,264 dan p-value sebesar 0,012
kurang dari 0,05 (5%), artinya ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara esteem (X2) terhadap customer loyalty (Y) pada
BRI di Purworejo. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini dapat diterima.
Esteem merupakan salah satu faktor yang berpengaruh paling
dominan karena nilai koefisien regresi paling tinggi dibandingkan
dengan variabel yang lain. Ketika nasabah mendapatkan pelayanan
yang sangat baik dari BRI maka nasabah akan merasa diperhatikan
secara istimewa, Edwards (2002) dalam Hariri (2009) menyatakan
bahwa customer yang merasa diperlakukan secara personal
(closeness), diperhatikan self-esteem mereka, dan merasa nyaman
(enjoyment, fun, pleasure), berpotensi menimbulkan delight. BRI
memberikan pelayanan secara personal kepada nasabah sehingga

81
nasabah merasa diperhatikan maka akan mendorong untuk menjadi
customer loyalty.
Hasil penelitin ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Narendra (2013) dan Ukhwah (2013) yang
menyatakan bahwa esteem berpengaruh positif dan signifikan
terhadap customer loyalty.
c. H3 = finishing touch berpengaruh positif terhadap customer loyalty
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai koefisien
regresi bernilai positif sebesar 0,253 dan p-value sebesar 0,009
kurang dari 0,05 (5%), artinya ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara finishing touch (X3) terhadap customer loyalty (Y)
pada BRI di Purworejo. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini dapat diterima.
Finishing touch merupakan variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap customer loyalty. Ketika nasabah mendapatkan
sesuatu yang lebih dari apa yang mereka harapkan maka nasabah
akan merasakan kebahagiaan dalam kadar yang tinggi (delight),
Edwards (2002) dalam Hariri (2009) menyatakan bahwa konsumen
perlu untuk mendapatkan rasa percaya (trust) dan merasa aman
(safety). BRI memberikan kejutan tidak terduga kepada nasabah
yang melebihi dari harapan nasabah yang setia sehingga akan
meningkatkan customer loyalty.

82
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ansori (2014) dan Narendra (2013) yang menyatakan
bahwa finishing touch berpengaruh positif dan signifikan terhadap
customer loyalty.
2. Uji F
H4 = customer delight secara simultan berpengaruh positif terhadap
customer loyalty
Untuk mengetahui pengaruh customer delight secara simultan
terhadap customer loyalty dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Hasil Uji F
Nilai F p-value Keterangan
32,751 0,000 Positif dan signifikan
Sumber: Data Primer Diolah (2016)
Uji F pada dasarnya untuk menunjukkan apakah variabel
independen (bebas) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (terikat). Jika nilai F bernilai positif dan p-value
kurang dari 0,05 (5%) maka variabel independen secara simultan
mempengaruhi variabel dependen.
Berdasarkan pada Tabel 9 diketahui bahwa nilai F bernilai positif
sebesar 32,751 dan p-value sebesar 0,000 kurang dari 0,05 (5%), artinya
variabel customer delight (X) meliputi justice (X1), esteem (X2), dan
finishing touch (X3) secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap customer loyalty (Y). Oleh karena itu, dapat

83
disimpulkan bahwa hipotesis empat yang diajukan pada penelitian ini
dapat diterima.
Justice, esteem, dan finishing touch merupakan variabel yang
mendorong terciptanya customer delight. Pencapaian customer delight
akan berpengaruh kepada terciptanya customer loyalty. Apabila nasabah
benar-benar merasa puas dengan tingkat tertinggi kepada BRI maka
semakin tinggi tingkat customer loyalty. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andayani, dkk (2013)
dan Narendra (2013) yang menyatakan bahwa justice, esteem, dan
finishing touch berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer
loyalty.

84
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh customer delight
terhadap customer loyalty. Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil
penelitian maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:
1. Justice secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
customer loyalty.
2. Esteem secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
customer loyalty.
3. Finishing touch secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap customer loyalty.
4. Customer delight secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap customer loyalty.
B. Saran
1. Bagi Perusahaan:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan bagi
BRI untuk lebih memperhatikan pada masalah customer delight agar
dapat meningkatkan customer loyalty.
Berdasarkan hasil penelitian pada BRI di Purworejo, dalam variabel
justice bahwa informasi mengenai produk BRI masih kurang akurat

85
sehingga sulit dipahami nasabah sehingga BRI seharusnya lebih
memperhatikan cara menyampaikan informasi kepada nasabah agar
nasabah mudah paham mengenai produk tersebut. Ketika nasabah merasa
informasi yang diberikan akurat maka semakin tinggi customer loyalty.
Dalam esteem bahwa pelayanan yang diberikan BRI sangat baik kepada
nasabah sehingga nasabah merasa senang. Esteem merupakan variabel
paling dominan terhadap customer loyalty, oleh karena itu BRI harus
tetap meningkatkan pelayanan yang terbaik untuk nasabah.
Dalam finishing touch bahwa harapan nasabah atas tanggung jawab dan
kepercayaan yang diberikan BRI kepada nasabah masih rendah, sehingga
BRI harus meningkatkan tanggung jawabnya atas keluhan nasabah dan
meningkatkan kepercayaan kepada nasabah. Selain itu BRI dapat
menambah jumlah penerima hadiah kepada para nasabah yang setia
2. Bagi Peneliti Selanjutnya:
Penelitian ini hanya dibatasi pada variabel customer delight. Untuk
penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain di luar delight
karena selain variabel-variabel yang telah peneliti gunakan masih
terdapat variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi customer
loyalty. Contoh variabel lain yang dapat mempengaruhi customer loyalty
yaitu variabel kepercayaan.

DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Dewi, dkk. 2013. Pengaruh Kesenangan Pelanggan terhadap
Loyalitas Pelanggan pada Salon Agung di Kabupaten Gianyar. Jurnal
Vol: 4 No:1.
Ansori, M. Mabrur. 2014. Pengaruh Customer Delight terhadap Customer
Loyalty pada Bank BRI Syariah di Kota Semarang. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis.
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Finn, A. 2005. Reassessing The Foundation of Customer Delight. Jurnal of
Service Research, 8 (2): 104-116.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Undip.
Hariri, Afwan dan Putri Anindita. 2009. Pengaruh Customer Delight terhadap
Customer Loyalty pada Siswa LBPP-Lla Malang. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 14 (1), 70-79.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Keiningham, L., et al. 2005. The Role of Customer Delight in Achieving Loyalty.
Diuduh dari www.Ipsosloyalty.com, tanggal 3 Oktober 2015.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Intan Sejati.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. 2006. Metode Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat.

Mowen, John C. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Narendra, Bayu Aji. 2013. Pengaruh Customer Delight terhadap Customer
Loyalty pada Penggunaan Blackberry. Diunduh dari
http://eprints.ums.ac.id28034/16/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Oliver, L., et al. 1997. Customer Delight: Foundations, Findings, and Managerial
Insight. Journal of Retailing, 73 (3): 311-336.
Sangajdi, Etta Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
Andi.
Sudarsi, Sri. 2008. Customer Delight dan Loyalitas Pelanggan. Jurnal Ekonomi, 7
(1), 44-51.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tim Mitra Bestari. 2003. Dasar-Dasar Pemsaran. Yogyakarta: UPFE UMY.
Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi.
Ukhwah, Baqiyatul. 2013. Pengaruh Customer Delight terhadap Customer
Loyalty pada Alfamart Keteng-purworejo.


Kuesioner Penelitian

PENGARUH CUSTOMER DELIGHT TERHADAP CUSTOMER LOYALTY
PADA BRI DI PURWOREJO
Yth. Saudara/Saudari Responden
Mohon kesediaan Saudara/Saudari responden untuk mengisi kuesioner
berikut dengan sejujur-jujurnya untuk keperluan penelitian ilmiah. Atas bantuan,
kerjasama, dan kesediaan Saudara/Saudari Responden, saya ucapkan terima kasih.
Identitas Responden
No. Responden : (Diisi Petugas)
Nama :
(Apabila Anda keberatan, maka tidak perlu diisi)
Umur : 17-26 th 27-36 th >36 th
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Lama menjadi nasabah : 1 Tahun 1-2 Tahun > 3 Tahun
Pendapatan tiap bulan : < 1 Juta 1-2 Juta > 2 Juta
Pekerjaan : PNS Pegawai Swasta
Petani/Pedagang Pelajar/Mahasiswa

Petunjuk Pengisian
Beri jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan
cara memberi tanda ( ) pada kolom yang tersedia. Terdapat 5 alternatif jawaban
yaitu:
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. N : Netral
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
A. Justice
No. Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
1.
Karyawan BRI memberikan informasi
tentang produk yang benar kepada nasabah.
2.
Karyawan BRI memberikan pelayanan
kepada nasabah dengan baik.
3.
Karyawan BRI mengembalikan sisa uang di
akhir transaksi kepada nasabah.
4.
Promosi yang ditawarkan BRI sesuai dengan
kualitas produk dan pelayanan yang diterima
oleh nasabah.

B. Esteem
No. Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
1.
Tersedia fasilitas Teras BRI Kas Keliling
sehingga nasabah BRI semakin mudah
untuk melakukan transaksi.
2.
Karyawan BRI mengetahui apa yang
membuat nasabah senang dan nyaman.
3.
Karyawan BRI menunjukkan sikap
menghormati dan berusaha memahami
keinginan nasabah.
C. Finishing Touch
No. Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
1.
Manajamen BRI secara profesional dan
bertanggung jawab jika ada keluhan dari
nasabah.
2.
BRI selalu membangun kepercayaan kepada
nasabah mengenai produk dan pelayanan
yang ditawarkan.
3.
BRI selalu memberikan hadiah kepada
nasabah setia.

D. Customer Loyalty
No. Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
1. Saya melakukan transaksi rutin di BRI.
2. Saya akan tetap menjadi nasabah di BRI.
3.
Saya bersedia untuk merekomendasikan BRI
kepada keluarga, teman, atau rekan kerja.
4. Saya hanya melakukan transaksi di BRI.

Rekapitulasi Data Pre-Test

NO.
CUSTOMER DELIGHT (X) CUSTOMER LOYALTY (Y)
JUSTICE (X1) ESTEEM (X2) FINISHING TOUCH (X3)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 JML. X2.1 X2.2 X2.3 JML. X3.1 X3.2 X3.3 JML. Y1 Y2 Y3 Y4 JML.
1. 4 4 5 5 18 5 4 4 13 5 4 4 13 3 4 3 3 13
2. 5 5 5 4 19 5 5 4 14 3 4 4 11 4 4 3 3 14
3. 4 5 4 5 18 4 4 3 11 4 4 3 11 4 5 4 4 17
4. 4 4 4 4 16 4 5 4 13 3 3 4 10 4 4 4 4 16
5. 4 4 4 5 17 4 4 4 12 3 4 4 11 4 5 4 5 18
6. 5 5 4 5 19 5 5 4 14 4 4 3 11 4 4 3 3 14
7. 3 4 4 4 15 4 4 3 11 4 3 4 11 3 4 3 3 13
8. 4 3 3 4 14 4 4 3 11 3 2 2 7 4 3 3 2 12
9. 5 5 5 4 19 4 5 5 14 4 5 5 14 3 4 4 3 14
10. 4 4 4 4 16 4 4 4 12 3 3 3 9 4 4 4 4 16
11. 4 5 5 4 18 4 5 4 13 4 3 4 11 4 4 4 4 16
12. 4 4 3 4 15 4 5 4 13 4 4 5 13 5 4 5 4 18
13. 4 4 3 4 15 5 5 4 14 4 4 3 11 3 4 4 3 14
14. 4 4 5 5 18 4 5 4 13 3 4 4 11 4 5 4 4 17
15. 5 4 4 5 18 5 5 4 14 3 4 4 11 4 5 5 5 19
16. 4 4 5 4 17 4 4 5 13 4 5 5 14 3 4 4 5 16
17. 4 3 4 4 15 5 5 4 14 3 4 4 11 3 5 5 4 17
18. 4 4 3 4 15 4 4 3 11 3 3 2 8 4 4 4 4 16
19. 4 4 3 3 14 4 4 4 12 4 3 4 11 2 3 4 2 11
20. 4 4 4 4 16 4 5 4 13 3 4 4 11 3 4 4 3 14
21. 3 3 2 2 10 2 3 3 8 2 2 2 6 3 3 3 2 11
22. 3 4 3 4 14 4 4 3 11 3 3 4 10 3 5 4 4 16
23. 4 4 3 3 14 3 4 4 11 4 3 3 10 3 4 4 3 14
24. 4 4 4 4 16 5 5 4 14 5 4 4 13 4 4 4 4 16

25. 5 5 4 5 19 5 5 4 14 4 5 5 14 4 5 4 4 17
26. 3 4 4 3 14 3 4 3 10 2 2 2 6 2 4 2 2 10
27. 4 4 4 4 16 5 5 5 15 5 5 4 14 4 4 5 4 17
28. 5 4 4 4 17 4 5 4 13 3 3 3 9 4 4 4 4 16
29. 4 4 3 3 14 2 3 3 8 3 2 2 7 2 3 3 2 10
30. 4 4 5 4 17 4 4 5 13 4 4 5 13 4 4 3 4 15
31. 4 4 4 3 15 3 4 3 10 3 3 3 9 4 4 3 3 14
32. 4 4 5 4 17 4 5 4 13 5 5 4 14 3 4 3 3 13
33. 4 4 5 4 17 4 5 4 13 3 4 4 11 4 5 4 4 17
34. 4 4 5 5 18 5 4 4 13 3 4 4 11 4 4 3 3 14
35. 5 5 5 4 19 5 5 4 14 4 5 4 13 3 4 4 4 15
36. 4 4 3 4 15 4 3 4 11 3 3 4 10 2 4 4 2 12
37. 4 4 3 4 15 3 4 3 10 5 5 4 14 3 4 4 4 15
38. 4 4 4 3 15 4 4 3 11 4 3 3 10 3 4 4 3 14
39. 4 4 5 4 17 5 5 4 14 4 5 4 13 4 5 4 5 18
40. 4 5 5 4 18 5 4 4 13 5 4 4 13 5 5 4 4 18

Uji Validitas dan Reliabilitas

CORRELATIONS
/VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
[DataSet0]
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1
X1.1 Pearson Correlation 1 .532** .348
* .431
** .712
**
Sig. (2-tailed) .000 .028 .006 .000
N 40 40 40 40 40
X1.2 Pearson Correlation .532** 1 .471
** .366
* .739
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .020 .000
N 40 40 40 40 40
X1.3 Pearson Correlation .348* .471
** 1 .454
** .806
**
Sig. (2-tailed) .028 .002 .003 .000
N 40 40 40 40 40
X1.4 Pearson Correlation .431** .366
* .454
** 1 .758
**
Sig. (2-tailed) .006 .020 .003 .000
N 40 40 40 40 40
X1 Pearson Correlation .712** .739
** .806
** .758
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 l

RELIABILITY
/VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.733 .754 4

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X1.1 4.08 .526 40
X1.2 4.13 .516 40
X1.3 4.03 .832 40
X1.4 4.00 .679 40
Inter-Item Correlation Matrix
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
X1.1 1.000 .532 .348 .431
X1.2 .532 1.000 .471 .366
X1.3 .348 .471 1.000 .454
X1.4 .431 .366 .454 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1.1 12.15 2.592 .532 .348 .679
X1.2 12.10 2.554 .576 .378 .660
X1.3 12.20 1.856 .539 .314 .689
X1.4 12.23 2.230 .531 .293 .670
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.23 3.769 1.941 4

CORRELATIONS
/VARIABLES=X2.1 X2.2 X2.3 X2
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
[DataSet0]
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2
X2.1 Pearson Correlation 1 .615** .484
** .877
**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000
N 40 40 40 40
X2.2 Pearson Correlation .615** 1 .464
** .834
**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000
N 40 40 40 40
X2.3 Pearson Correlation .484** .464
** 1 .760
**
Sig. (2-tailed) .002 .003 .000
N 40 40 40 40
X2 Pearson Correlation .877** .834
** .760
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY
/VARIABLES=X2.1 X2.2 X2.3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.761 .766 3

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X2.1 4.13 .791 40
X2.2 4.40 .632 40
X2.3 3.83 .594 40
Inter-Item Correlation Matrix
X2.1 X2.2 X2.3
X2.1 1.000 .615 .484
X2.2 .615 1.000 .464
X2.3 .484 .464 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2.1 8.23 1.102 .645 .429 .633
X2.2 7.95 1.433 .637 .415 .635
X2.3 8.53 1.640 .528 .279 .750
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.35 2.797 1.673 3

CORRELATIONS
/VARIABLES=X3.1 X3.2 X3.3 X3
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
[DataSet0]
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3
X3.1 Pearson Correlation 1 .610** .449
** .792
**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000
N 40 40 40 40
X3.2 Pearson Correlation .610** 1 .724
** .918
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 40 40 40 40
X3.3 Pearson Correlation .449** .724
** 1 .852
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000
N 40 40 40 40
X3 Pearson Correlation .792** .918
** .852
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY
/VARIABLES=X3.1 X3.2 X3.3
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.817 .815 3

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
X3.1 3.63 .807 40
X3.2 3.70 .911 40
X3.3 3.68 .859 40
Inter-Item Correlation Matrix
X3.1 X3.2 X3.3
X3.1 1.000 .610 .449
X3.2 .610 1.000 .724
X3.3 .449 .724 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3.1 7.38 2.702 .573 .373 .839
X3.2 7.30 2.010 .786 .626 .619
X3.3 7.33 2.379 .662 .524 .755
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
11.00 4.872 2.207 3

CORRELATIONS
/VARIABLES=Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
[DataSet0]
Correlations
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1
Y1.1 Pearson Correlation 1 .412** .285 .584
** .737
**
Sig. (2-tailed) .008 .075 .000 .000
N 40 40 40 40 40
Y1.2 Pearson Correlation .412** 1 .426
** .706
** .781
**
Sig. (2-tailed) .008 .006 .000 .000
N 40 40 40 40 40
Y1.3 Pearson Correlation .285 .426** 1 .598
** .718
**
Sig. (2-tailed) .075 .006 .000 .000
N 40 40 40 40 40
Y1.4 Pearson Correlation .584** .706
** .598
** 1 .925
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40
Y1 Pearson Correlation .737** .781
** .718
** .925
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY
/VARIABLES=Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.799 .801 4

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Y1.1 3.50 .751 40
Y1.2 4.15 .580 40
Y1.3 3.78 .660 40
Y1.4 3.50 .877 40
Inter-Item Correlation Matrix
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
Y1.1 1.000 .412 .285 .584
Y1.2 .412 1.000 .426 .706
Y1.3 .285 .426 1.000 .598
Y1.4 .584 .706 .598 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1.1 11.43 3.276 .519 .347 .795
Y1.2 10.78 3.512 .646 .499 .745
Y1.3 11.15 3.515 .525 .364 .788
Y1.4 11.43 2.302 .819 .685 .630
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
14.93 5.251 2.291 4

Rekapitulasi Data Pos-Test

NO.
CUSTOMER DELIGHT (X) CUSTOMER LOYALTY (Y)
JUSTICE (X1) ESTEEM (2) FINISHING TOUCH (X3)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 JML. RATA2 X2.1 X2.2 X2.3 JML. RATA2 X3.1 X3.2 X3.3 JML. RATA2 Y1 Y2 Y3 Y4 JML. RATA2
1. 4 4 5 5 18 4,50 5 4 4 13 4,33 5 4 4 13 4,33 3 4 3 3 13 3,25
2. 5 5 5 4 19 4,75 5 5 4 14 4,67 3 4 4 11 3,67 4 4 3 3 14 3,50
3. 4 5 4 5 18 4,50 4 4 3 11 3,67 4 4 3 11 3,67 4 5 4 4 17 4,25
4. 4 4 4 4 16 4,00 4 5 4 13 4,33 3 3 4 10 3,33 4 4 4 4 16 4,00
5. 4 4 4 5 17 4,25 4 4 4 12 4,00 3 4 4 11 3,67 4 5 4 5 18 4,50
6. 5 5 4 5 19 4,75 5 5 4 14 4,67 4 4 3 11 3,67 4 4 3 3 14 3,50
7. 3 4 4 4 15 3,75 4 4 3 11 3,67 4 3 4 11 3,67 3 4 3 3 13 3,25
8. 4 3 3 4 14 3,50 4 4 3 11 3,67 3 2 2 7 2,33 4 3 3 2 12 3,00
9. 5 5 5 4 19 4,75 4 5 5 14 4,67 4 5 5 14 4,67 3 4 4 3 14 3,50
10. 4 4 4 4 16 4,00 4 4 4 12 4,00 3 3 3 9 3,00 4 4 4 4 16 4,00
11. 4 5 5 4 18 4,50 4 5 4 13 4,33 4 3 4 11 3,67 4 4 4 4 16 4,00
12. 4 4 3 4 15 3,75 4 5 4 13 4,33 4 4 5 13 4,33 5 4 5 4 18 4,50
13. 4 4 3 4 15 3,75 5 5 4 14 4,67 4 4 3 11 3,67 3 4 4 3 14 3,50
14. 4 4 5 5 18 4,50 4 5 4 13 4,33 3 4 4 11 3,67 4 5 4 4 17 4,25
15. 5 4 4 5 18 4,50 5 5 4 14 4,67 3 4 4 11 3,67 4 5 5 5 19 4,75
16. 4 4 5 4 17 4,25 4 4 5 13 4,33 4 5 5 14 4,67 3 4 4 5 16 4,00
17. 4 3 4 4 15 3,75 5 5 4 14 4,67 3 4 4 11 3,67 3 5 5 4 17 4,25
18. 4 4 3 4 15 3,75 4 4 3 11 3,67 3 3 2 8 2,67 4 4 4 4 16 4,00
19. 4 4 3 3 14 3,50 4 4 4 12 4,00 4 3 4 11 3,67 2 3 4 2 11 2,75
20. 4 4 4 4 16 4,00 4 5 4 13 4,33 3 4 4 11 3,67 3 4 4 3 14 3,50

21. 3 3 2 2 10 2,50 2 3 3 8 2,67 2 2 2 6 2,00 3 3 3 2 11 2,75
22. 3 4 3 4 14 3,50 4 4 3 11 3,67 3 3 4 10 3,33 3 5 4 4 16 4,00
23. 4 4 3 3 14 3,50 3 4 4 11 3,67 4 3 3 10 3,33 3 4 4 3 14 3,50
24. 4 4 4 4 16 4,00 5 5 4 14 4,67 5 4 4 13 4,33 4 4 4 4 16 4,00
25. 5 5 4 5 19 4,75 5 5 4 14 4,67 4 5 5 14 4,67 4 5 4 4 17 4,25
26. 3 4 4 3 14 3,50 3 4 3 10 3,33 2 2 2 6 2,00 2 4 2 2 10 2,50
27. 4 4 4 4 16 4,00 5 5 5 15 5,00 5 5 4 14 4,67 4 4 5 4 17 4,25
28. 5 4 4 4 17 4,25 4 5 4 13 4,33 3 3 3 9 3,00 4 4 4 4 16 4,00
29. 4 4 3 3 14 3,50 2 3 3 8 2,67 3 2 2 7 2,33 2 3 3 2 10 2,50
30. 4 4 5 4 17 4,25 4 4 5 13 4,33 4 4 5 13 4,33 4 4 3 4 15 3,75
31. 4 4 4 3 15 3,75 3 4 3 10 3,33 3 3 3 9 3,00 4 4 3 3 14 3,50
32. 4 4 5 4 17 4,25 4 5 4 13 4,33 5 5 4 14 4,67 3 4 3 3 13 3,25
33. 4 4 5 4 17 4,25 4 5 4 13 4,33 3 4 4 11 3,67 4 5 4 4 17 4,25
34. 4 4 5 5 18 4,50 5 4 4 13 4,33 3 4 4 11 3,67 4 4 3 3 14 3,50
35. 5 5 5 4 19 4,75 5 5 4 14 4,67 4 5 4 13 4,33 3 4 4 4 15 3,75
36. 4 4 3 4 15 3,75 4 3 4 11 3,67 3 3 4 10 3,33 2 4 4 2 12 3,00
37. 4 4 3 4 15 3,75 3 4 3 10 3,33 5 5 4 14 4,67 3 4 4 4 15 3,75
38. 4 4 4 3 15 3,75 4 4 3 11 3,67 4 3 3 10 3,33 3 4 4 3 14 3,50
39. 4 4 5 4 17 4,25 5 5 4 14 4,67 4 5 4 13 4,33 4 5 4 5 18 4,50
40. 4 5 5 4 18 4,50 5 4 4 13 4,33 5 4 4 13 4,33 5 5 4 4 18 4,50
41. 5 4 4 3 16 4,00 5 5 4 14 4,67 5 5 4 14 4,67 4 4 4 4 16 4,00
42. 3 3 2 2 10 2,50 3 3 2 8 2,67 2 3 2 7 2,33 2 2 3 3 10 2,50
43. 5 5 4 4 18 4,50 5 5 4 14 4,67 5 4 5 14 4,67 4 5 5 5 19 4,75
44. 2 3 3 2 10 2,50 2 3 3 8 2,67 3 3 2 8 2,67 2 3 2 2 9 2,25
45. 4 4 3 3 14 3,50 3 4 4 11 3,67 4 4 4 12 4,00 4 5 5 4 18 4,50

46. 5 5 4 4 18 4,50 5 4 5 14 4,67 5 5 4 14 4,67 5 5 4 4 18 4,50
47. 4 5 5 4 18 4,50 5 5 4 14 4,67 4 5 4 13 4,33 4 5 5 4 18 4,50
48. 5 5 4 3 17 4,25 4 4 3 11 3,67 5 4 4 13 4,33 4 4 5 4 17 4,25
49. 4 4 3 3 14 3,50 4 5 4 13 4,33 4 5 5 14 4,67 3 4 4 4 15 3,75
50. 4 4 4 3 15 3,75 3 4 3 10 3,33 4 4 3 11 3,67 3 5 5 4 17 4,25
51. 3 4 4 3 14 3,50 4 4 3 11 3,67 3 4 4 11 3,67 4 4 5 4 17 4,25
52. 4 4 3 4 15 3,75 3 2 3 8 2,67 2 3 2 7 2,33 4 3 2 2 11 2,75
53. 5 5 4 4 18 4,50 5 5 4 14 4,67 5 5 4 14 4,67 4 5 5 4 18 4,50
54. 4 4 3 4 15 3,75 3 4 3 10 3,33 4 4 3 11 3,67 3 3 3 3 12 3,00
55. 4 5 4 5 18 4,50 5 5 4 14 4,67 4 5 5 14 4,67 4 4 3 3 14 3,50
56. 4 4 3 4 15 3,75 3 4 4 11 3,67 4 3 4 11 3,67 4 3 3 2 12 3,00
57. 5 5 4 5 19 4,75 4 5 4 13 4,33 4 4 5 13 4,33 4 5 5 4 18 4,50
58. 4 4 3 4 15 3,75 3 4 3 10 3,33 4 3 4 11 3,67 4 4 3 3 14 3,50
59. 3 4 5 4 16 4,00 4 4 3 11 3,67 4 4 3 11 3,67 3 3 3 2 11 2,75
60. 4 4 5 4 17 4,25 4 5 5 14 4,67 5 5 4 14 4,67 4 5 5 5 19 4,75
61. 5 4 4 4 17 4,25 4 5 4 13 4,33 5 4 4 13 4,33 4 4 4 3 15 3,75
62. 4 4 5 5 18 4,50 5 4 4 13 4,33 4 5 4 13 4,33 4 5 5 4 18 4,50
63. 4 4 4 3 15 3,75 4 4 3 11 3,67 3 4 3 10 3,33 4 4 4 3 15 3,75
64. 4 4 3 3 14 3,50 4 5 5 14 4,67 5 5 4 14 4,67 4 4 4 4 16 4,00
65. 4 4 4 3 15 3,75 4 4 3 11 3,67 4 3 4 11 3,67 3 4 4 3 14 3,50
66. 3 4 4 4 15 3,75 3 5 4 12 4,00 4 4 3 11 3,67 5 5 4 4 18 4,50
67. 5 5 4 4 18 4,50 5 5 4 14 4,67 5 5 4 14 4,67 4 5 5 4 18 4,50
68. 4 4 3 3 14 3,50 3 4 3 10 3,33 4 4 3 11 3,67 4 4 4 3 15 3,75
69. 4 5 5 4 18 4,50 5 5 4 14 4,67 4 4 4 12 4,00 4 4 5 4 17 4,25
70. 4 4 3 3 14 3,50 4 4 3 11 3,67 4 4 3 11 3,67 3 4 3 3 13 3,25

71. 3 4 4 4 15 3,75 3 4 3 10 3,33 4 4 5 13 4,33 3 3 3 3 12 3,00
72. 3 4 4 3 14 3,50 4 4 3 11 3,67 3 4 4 11 3,67 4 4 3 3 14 3,50
73. 5 4 4 5 18 4,50 4 3 4 11 3,67 4 4 5 13 4,33 3 4 4 4 15 3,75
74. 5 5 5 4 19 4,75 4 5 3 12 4,00 4 5 5 14 4,67 5 5 5 4 19 4,75
75. 3 4 4 3 14 3,50 4 4 3 11 3,67 4 4 3 11 3,67 3 4 4 3 14 3,50
76. 4 5 4 5 18 4,50 4 5 4 13 4,33 5 5 4 14 4,67 4 4 4 3 15 3,75
77. 5 5 4 4 18 4,50 5 5 4 14 4,67 4 4 5 13 4,33 4 4 4 4 16 4,00
78. 4 4 3 3 14 3,50 3 4 3 10 3,33 4 4 3 11 3,67 3 3 3 3 12 3,00
79. 4 4 3 3 14 3,50 4 3 2 9 3,00 3 4 3 10 3,33 4 4 3 2 13 3,25
80. 4 4 5 5 18 4,50 5 5 4 14 4,67 4 4 3 11 3,67 5 5 4 3 17 4,25
81. 4 4 3 2 13 3,25 3 2 3 8 2,67 2 3 3 8 2,67 4 4 3 2 13 3,25
82. 4 5 4 5 18 4,50 3 4 4 11 3,67 4 4 3 11 3,67 3 5 5 4 17 4,25
83. 3 3 4 2 12 3,00 3 3 2 8 2,67 3 4 2 9 3,00 2 4 2 3 11 2,75
84. 4 4 3 4 15 3,75 3 3 2 8 2,67 4 3 3 10 3,33 3 4 4 2 13 3,25
85. 4 3 3 3 13 3,25 4 4 3 11 3,67 3 4 4 11 3,67 4 3 4 3 14 3,50
86. 4 4 4 3 15 3,75 4 4 3 11 3,67 4 4 3 11 3,67 5 5 5 3 18 4,50
87. 3 4 4 3 14 3,50 4 3 4 11 3,67 4 4 5 13 4,33 4 4 3 3 14 3,50
88. 4 5 4 3 16 4,00 4 5 4 13 4,33 3 4 3 10 3,33 3 4 4 4 15 3,75
89. 4 4 4 3 15 3,75 4 4 3 11 3,67 4 4 3 11 3,67 3 4 4 4 15 3,75
90. 5 5 4 4 18 4,50 4 5 5 14 4,67 5 5 4 14 4,67 4 4 5 4 17 4,25
91. 4 4 5 5 18 4,50 5 4 4 13 4,33 4 5 5 14 4,67 4 5 5 4 18 4,50
92. 4 4 4 3 15 3,75 5 5 4 14 4,67 5 4 4 13 4,33 4 5 5 4 18 4,50
93. 4 5 5 3 17 4,25 4 4 3 11 3,67 4 4 3 11 3,67 3 4 4 3 14 3,50
94. 4 4 4 4 16 4,00 3 4 3 10 3,33 4 4 3 11 3,67 2 3 2 4 11 2,75
95. 4 4 5 5 18 4,50 4 5 4 13 4,33 4 5 5 14 4,67 4 5 5 5 19 4,75

96. 3 4 4 4 15 3,75 3 4 3 10 3,33 4 3 4 11 3,67 5 4 5 4 18 4,50
97. 4 3 4 3 14 3,50 4 5 3 12 4,00 3 4 3 10 3,33 3 4 4 3 14 3,50
98. 4 3 4 3 14 3,50 4 4 3 11 3,67 3 4 3 10 3,33 5 3 3 3 14 3,50
99. 4 4 3 4 15 3,75 3 4 4 11 3,67 5 4 4 13 4,33 4 3 4 3 14 3,50
100. 4 4 4 3 15 3,75 3 4 3 10 3,33 4 4 5 13 4,33 3 5 4 5 17 4,25
101. 5 5 5 4 19 4,75 4 4 5 13 4,33 4 5 5 14 4,67 5 5 5 4 19 4,75
102. 5 4 4 4 17 4,25 4 4 3 11 3,67 4 3 3 10 3,33 3 4 4 3 14 3,50
103. 4 4 5 4 17 4,25 4 3 3 10 3,33 4 4 3 11 3,67 3 4 4 4 15 3,75
104. 4 4 3 3 14 3,50 3 4 3 10 3,33 4 4 3 11 3,67 4 4 4 4 16 4,00
105. 4 4 3 4 15 3,75 4 5 4 13 4,33 4 5 4 13 4,33 3 3 4 3 13 3,25
106. 4 4 3 3 14 3,50 5 4 4 13 4,33 4 3 3 10 3,33 3 4 4 3 14 3,50
107. 3 3 2 2 10 2,50 3 3 2 8 2,67 3 3 2 8 2,67 2 3 3 2 10 2,50
108. 5 4 4 4 17 4,25 5 5 4 14 4,67 4 5 5 14 4,67 3 4 4 4 15 3,75
109. 4 4 5 5 18 4,50 4 5 5 14 4,67 4 4 5 13 4,33 5 5 5 4 19 4,75
110. 4 3 4 4 15 3,75 3 4 4 11 3,67 4 4 3 11 3,67 3 4 4 4 15 3,75
111. 4 5 5 4 18 4,50 5 4 4 13 4,33 4 5 5 14 4,67 4 5 5 4 18 4,50
112. 4 5 4 4 17 4,25 4 5 5 14 4,67 5 4 4 13 4,33 4 4 4 4 16 4,00
113. 5 5 4 4 18 4,50 5 5 4 14 4,67 5 5 4 14 4,67 4 4 5 4 17 4,25
114. 4 4 4 5 17 4,25 4 3 3 10 3,33 4 5 4 13 4,33 3 4 4 3 14 3,50
115. 4 4 4 3 15 3,75 3 4 3 10 3,33 4 5 5 14 4,67 3 4 4 4 15 3,75
116. 5 4 4 3 16 4,00 5 5 4 14 4,67 5 4 4 13 4,33 4 4 4 3 15 3,75
117. 5 5 4 4 18 4,50 5 4 3 12 4,00 4 5 4 13 4,33 4 5 4 5 18 4,50
118. 4 4 3 3 14 3,50 3 4 4 11 3,67 4 4 3 11 3,67 2 4 4 5 15 3,75
119. 5 4 3 4 16 4,00 4 5 3 12 4,00 4 5 3 12 4,00 5 4 4 5 18 4,50
120. 4 5 5 4 18 4,50 4 4 4 12 4,00 5 5 4 14 4,67 3 4 5 2 14 3,50

Analisis Regresi Linier Berganda

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3.
Regression
[DataSet0]
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X3, X1, X2a . Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .677a .459 .445 .45016
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 19.910 3 6.637 32.751 .000a
Residual 23.506 116 .203
Total 43.417 119
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .668 .332 2.012 .047
X1 .300 .119 .253 2.521 .013
X2 .262 .103 .264 2.552 .012
X3 .230 .086 .253 2.662 .009
a. Dependent Variable: Y

Rekapitulasi Data Identitas Responden

IDENTITAS RESPONDEN
DATA POS-TEST 120 RESPONDEN
NO. UMUR GENDER LAMA PENDAPATAN PEKERJAAN
1. 1 2 3 1 4
2. 3 1 3 3 3
3. 3 2 3 2 3
4. 3 1 3 3 3
5. 2 2 3 3 3
6. 2 2 3 3 3
7. 1 2 3 1 3
8. 3 2 3 3 3
9. 1 2 1 1 4
10. 3 2 3 3 1
11. 3 2 3 3 3
12. 1 2 1 1 3
13. 3 1 3 3 3
14. 3 2 3 2 3
15. 3 1 3 2 3
16. 3 1 3 2 3
17. 1 2 3 1 4
18. 1 2 3 2 4
19. 1 2 1 1 4
20. 1 2 3 1 4
21. 1 2 3 1 4
22. 1 2 2 1 4
23. 1 2 1 1 4
24. 3 1 3 2 1
25. 2 1 3 1 2
26. 3 2 3 3 2
27. 3 2 3 2 2
28. 3 1 3 3 2
29. 2 1 3 2 2
30. 2 1 2 2 2
31. 3 2 2 3 2
32. 2 2 2 2 2
33. 1 2 3 3 2
34. 3 2 3 3 1
35. 1 1 3 1 4

36. 1 1 2 1 4
37. 1 2 1 1 4
38. 1 1 2 1 4
39. 3 1 2 2 3
40. 3 1 3 3 1
41. 1 1 1 2 4
42. 1 2 2 1 4
43. 2 1 3 3 2
44. 1 2 1 2 2
45. 1 2 2 2 2
46. 1 2 3 3 2
47. 1 1 1 2 2
48. 2 1 3 3 2
49. 3 2 3 3 2
50. 1 2 3 1 4
51. 1 2 3 1 4
52. 2 1 3 2 2
53. 1 1 3 3 2
54. 1 2 1 1 4
55. 1 2 1 2 4
56. 1 1 3 2 4
57. 1 2 3 1 4
58. 1 2 1 1 4
59. 1 1 3 1 4
60. 3 2 3 1 2
61. 1 2 3 1 4
62. 3 2 3 2 3
63. 3 1 3 2 3
64. 2 2 3 2 3
65. 3 1 3 2 3
66. 2 1 2 2 3
67. 2 1 3 2 3
68. 2 2 3 2 3
69. 3 2 3 2 3
70. 3 1 3 2 3
71. 2 2 3 2 3
72. 3 2 3 3 3
73. 2 2 3 1 3
74. 3 2 3 3 1

75. 2 1 3 3 1
76. 3 1 3 3 1
77. 2 1 3 2 2
78. 1 2 3 2 4
79. 3 2 1 1 2
80. 3 1 3 3 1
81. 2 1 3 3 2
82. 3 2 3 1 3
83. 3 1 2 1 3
84. 1 2 1 1 4
85. 2 1 2 1 2
86. 1 2 2 1 4
87. 1 1 2 1 4
88. 1 2 3 1 4
89. 1 2 2 3 1
90. 3 1 3 3 1
91. 3 1 3 3 1
92. 3 2 3 1 3
93. 1 2 3 2 2
94. 1 2 2 1 4
95. 1 2 1 1 4
96. 1 1 2 1 4
97. 1 1 3 1 4
98. 1 1 3 1 4
99. 1 2 2 1 4
100. 1 2 3 1 4
101. 1 1 3 2 2
102. 3 2 3 2 3
103. 1 2 1 3 2
104. 1 2 3 2 2
105. 1 2 2 1 4
106. 1 2 3 1 4
107. 1 2 2 1 4
108. 3 1 3 3 2
109. 3 1 3 2 3
110. 1 2 2 2 2
111. 1 2 3 1 4
112. 1 2 1 2 2
113. 3 1 3 3 1

114. 3 2 3 3 1
115. 3 2 3 3 1
116. 1 2 1 2 2
117. 2 1 3 3 2
118. 2 2 3 2 2
119. 2 2 3 3 2
120. 1 1 3 1 4
Keterangan:
1. Umur
a. 17-26 tahun = 1
b. 27-36 tahun = 2
c. > 36 tahun = 3
2. Jenis Kelamanin atau Gender
a. Laki-laki = 1
b. Perempuan = 2
3. Lama menjadi nasabah
a. 1 tahun = 1
b. 1-2 tahun = 2
c. > 3 tahun = 3
4. Pendapatan tiap bulan
a. < 1 juta = 1
b. 1-2 juta = 2
c. >2 juta = 3
5. Pekerjaan
a. PNS = 1

b. Pegawai Swasta = 2
c. Petani/Pedagang = 3
d. Pelajar/Mahasiswa = 4

Uji Statistik Diskriptif

FREQUENCIES VARIABLES=Umur
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Umur
N Valid 120
Missing 0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 17-26 tahun 57 47.5 47.5 47.5
27-36 tahun 22 18.3 18.3 65.8
> 36 tahun 41 34.2 34.2 100.0
Total 120 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Gender
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 120
Missing 0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 47 39.2 39.2 39.2
Perempuan 73 60.8 60.8 100.0
Total 120 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Lama
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Lama Menjadi Nasabah
N Valid 120
Missing 0
Lama Menjadi Nasabah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 tahun 17 14.2 14.2 14.2
1-2 tahun 21 17.5 17.5 31.7
> 3 tahun 82 68.3 68.3 100.0
Total 120 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Pendapatan
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Pendapatan Tiap Bulan
N Valid 120
Missing 0
Pendapatan Tiap Bulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 juta 46 38.3 38.3 38.3
1-2 juta 39 32.5 32.5 70.8
> 2 juta 35 29.2 29.2 100.0
Total 120 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Pekerjaan
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
Pekerjaan
N Valid 120
Missing 0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS 14 11.7 11.7 11.7
Pegawai Swasta 34 28.3 28.3 40.0
Petani/Pedagang 31 25.8 25.8 65.8
Pelajar/Mahasiswa 41 34.2 34.2 100.0
Total 120 100.0 100.0

Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi


Kartu Bimbingan Skripsi

