DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner...

180
GAMBARAN IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA TAHUN 2017 SKRIPSI OLEH : Ana Muslima NIM : 1113101000052 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Transcript of DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner...

Page 1: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

GAMBARAN IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE)

DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE

FACILITY (GMF) AEROASIA TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH :

Ana Muslima

NIM : 1113101000052

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2017

Ana Muslima

Page 3: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Desember 2017

Ana Muslima, NIM : 1113101000052

Gambaran Iklim Keselamatan (Safety Climate) di unit Base Maintenance PT

GMF AeroAsia Tahun 2017

xviii + 138 halaman, 23 tabel, 4 gambar, 4 lampiran

ABSTRAK

Iklim keselamatan merupakan kumpulan persepsi bersama para pekerja

mengenai kondisi keselamatan di tempat kerja yang dapat memprediksi kinerja

keselamatan. Hasil studi pendahuluan di unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia menunjukkan bahwa sebagian besar penyebab kecelakaan kerja

dikarenakan perilaku pekerja yang tidak aman dan berdasarkan penilaian persepsi

terhadap 30 responden diketahui bahwa persepsi pekerja mengenai pemberdayaan

keselamatan dan keadilan manajemen keselamatan masih belum dapat dikatakan

baik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi iklim

keselamatan di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional.

Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni – Desember 2017 dengan jumlah

sampel sebanyak 356 pekerja. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode

simple random sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-

50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan

kemampuan manajemen keselamatan, 2) pemberdayaan manajemen keselamatan,

3) keadilan manajemen keselamatan, 4) komitmen pekerja terhadap keselamatan

kerja, 5) prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya, 6)

pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan, 7) kepercayaan terhadap keefektifan

sistem keselamatan kerja. Selain itu, iklim keselamatan juga ditinjau berdasarkan

umur, masa kerja, posisi jabatan dan tingkatan pendidikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat dimensi yang

membutuhkan peningkatan. Keempat dimensi tersebut yaitu dimensi komitmen

dan kemampuan manajemen keselamatan (2.96), pemberdayaan manajemen

keselamatan (2.86), keadilan manajemen keselamatan (2.82), dan prioritas

keselamatan pekerja serta tidak ditoleransinya risiko bahaya (2.86).

Upaya peningkatan yang dapat dilakukan yaitu menjadikan keselamatan

menjadi bagian dari pekerjaan, meningkatkan komunikasi keselamatan antara

manajemen dengan pekerja, mengupayakan keterlibatan aktif pekerja dalam

melaporkan perilaku dan kondisi tidak aman dan meningkatkan sosialisasi hasil

audit keselamatan dan HIRADC ke seluruh karyawan.

Kata Kunci : iklim keselamatan, pemberdayaan manajemen keselamatan,

keadilan manajemen keselamatan

Daftar Bacaan : 66 (1990 – 2017)

Page 4: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY

Undergraduated Thesis, December 2017

Ana Muslima, NIM : 1113101000052

Description of Safety Climate at Unit of Base Maintenance of PT Garuda

Maintenance Facility (GMF) AeroAsia in 2017

xviii + 138 pages, 23 tables, 4 images, 4 appendixes

ABSTRACT

Safety climate is a summary of employee‟s perceptions about their work

environment. Safety climate can predict safety performance. The results of

preliminary study at Unit of Base Maintenance of PT GMF AeroAsia showed

most of the causal factor of occupational accidents is unsafe employee‟s behavior

and based on the assessment of perception of 30 respondents showed that the

perception of management safety empowerment and perception of management

safety justice were not good enough. Therefore, this study was conducted to

determine the condition of the safety climate at Unit of Base Maintenance of PT

GMF AeroAsia.

The type of this study is descriptive with cross sectional design. This study

was conducted from June until December in 2017 with a total sample of 356

workers at Unit of Base Maintenance of PT GMF AeroAsia. Sampling was taken

by simple random sampling method. The research instrument used was a

questionnaire NOSACQ-50 covering seven dimensions. The seven dimensions

were: 1) management safety priority and ability, 2) management safety

empowerment, 3) management safety justice, 4) management safety commitment,

5) workers safety priority and risk non-acceptance, 6) peer safety communication,

learning and trust in safety ability, 7) workers trust in the efficacy of safety

systems. In addition, safety climate was also reviewed by age, tenure of work,

level of organisation and level of education.

The results showed that there were four dimensions which required

improvement. These four dimensions were the dimensions of management safety

priority and ability (2,96), management safety empowerment (2,86), management

safety justice (2,82) and workers safety priority and risk non-acceptance (2,86).

Some efforts are needed to improve safety as a part in a workplace, to

improve safety communication between management and workers, to seek the

active involvement of workers in reporting unsafe behavior and conditions, and

also to improve the socialization of safety audit and HIRADC results to all

employees.

Keywords : safety climate, management safety empowerment, management safety

justice

References : 66 (1990 – 2017)

Page 5: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

GAMBARAN IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE)

DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE

FACILITY (GMF) AEROASIA TAHUN 2017

Telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Sidang

Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, Desember 2017

Oleh :

ANA MUSLIMA

1113101000052

Mengetahui,

Pembimbing Skripsi

Dr. Iting Shofwati, ST, MKKK

NIP. 19760808 200604 2 001

Page 6: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

vi

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Desember 2017

Ketua Sidang,

Yuli Amran, MKM

NIP. 19800506 200801 2 015

Anggota Penguji I,

Siti Rahmah H. Lubis, S.KM, M.KKK

Anggota Penguji II,

Ir. Rulyenzi Rasyid, M.KKK

Page 7: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PERSONAL

Nama : Ana Muslima

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Juni 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Lebak Bulus Raya RT 004 RW 04, Kampung

Kapuk, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

No. Hp : 089696112676

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

2001 – 2007 : MI Al-Husna Jakarta Selatan

2007 – 2010 : SMP Negeri 37 Jakarta Selatan

2010 – 2013 : SMA Negeri 51 Jakarta Timur

2013 – sekarang : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 8: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhi Rabbil „alaamiin, puji serta syukur kehadirat Allah

Subhanahuwata‟ala atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Iklim Keselamatan (Safety

Climate) di unit Base Maintenance PT Garuda Maintenance Facility (GMF)

AeroAsia Tahun 2017”. Sholawat serta salam semoga dilimpahkkan kepada

junjungan Nabi Besar Muhammad Shallahu‟alaihi wassalam beserta keluarga dan

sahabatnya yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah skripsi yang

terdapat pada semester VIII program studi Kesehatan Masyarakat, peminatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada proses penulisan

skripsi, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada berbagai pihak yang

turut membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

diantaranya:

1. Orang tua penulis, yaitu Bapak Rahmat Kamil Hidayat dan Ibu Ayanih

yang senantiasa memberikan doa dan kasih sayang yang tulus serta

bantuan material yang tak terhingga.

2. Ibu Dr. Iting Shofwati M.KKK selaku pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis dan memberikan

arahan, saran, masukan selama penyusunan skripsi serta senantiasa sabar

dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan laporan skripsi ini.

3. Ibu Yuli Amran, MKM dan Ibu Siti Rahmah H. Lubis, S.KM, M.KKK

yang telah bersedia menjadi penguji penulis dari mulai proposal sampai

sidang skripsi dan senantiasa memberikan saran dan masukan untuk hasil

penulisan skripsi yang lebih baik.

4. Bapak Ir. Rulyenzi Rasyid, M.KKK yang telah bersedia menjadi penguji

penulis pada sidang skripsi.

5. Bapak Umar Fauzi S.T selaku HSE General Manager Unit TUK PT GMF

AeroAsia yang telah memberikan kemudahan dan kesediaan waktu untuk

Page 9: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

ix

penulis dalam melakukan penelitian dan senantiasa memberikan saran dan

masukannya.

6. Seluruh Dosen Kesmas UIN yang telah banyak menyalurkan ilmu-ilmunya

sebagai bekal menjadi sarjana kesehatan masyarakat.

7. Seluruh staf unit TUK yang telah banyak membantu penulis dalam

memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

8. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk mengisi kuesioner dan membantu penulis dalam pengambilan data.

9. Seluruh teman-teman dekat penulis, baik kakak tingkat, teman sejawat,

adik tingkat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini sehingga dapat berjalan lancar.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan dukungan dan bantuan yang tak terhingga kepada penulis.

Hanya melalui do‟a kepada Allah Subhanuwata‟ala yang bisa

penulis berikan kepada mereka yang telah terlibat dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Semoga segala kebaikan dicatat sebagai amal

sholih dihadapan Allah Subhanuwata‟ala dan menjadi tambahan berat

timbangan kebaikan di akhirat kelak.

Penulis menyadari bahwa hasil skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam skripsi ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk seluruh pihak yang

terlibat dan para pembaca.

Jakarta, Desember 2017

Penulis

Page 10: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

x

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 7

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................... 8

1.4.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 8

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9

1.5.1 Bagi PT GMF AeroAsia ................................................................... 9

1.5.2 Bagi Pekerja PT GMF AeroAsia....................................................... 9

1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................. 9

1.6 Ruang Lingkup ....................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

2.1 Budaya Keselamatan .............................................................................. 11

2.2 Iklim Keselamatan .................................................................................. 13

2.2.1 Dimensi-dimensi Iklim Keselamatan .............................................. 15

2.2.2 Pengukuran Iklim Keselamatan ...................................................... 17

2.2.3 Dimensi Iklim Keselamatan NOSACQ-50 ..................................... 22

2.3 Hubungan Iklim Keselamatan dan Kinerja Keselamatan ....................... 30

Page 11: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

xi

2.4 Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi .................... 33

2.5 Strategi Peningkatan Iklim Keselamatan................................................ 41

2.6 Kerangka Teori ....................................................................................... 48

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............ 50

3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 50

3.2 Definisi Operasional ............................................................................... 52

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 55

4.1 Desain Penelitian .................................................................................... 55

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 55

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 55

4.3.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 55

4.3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 55

4.4 Pengumpulan Data ................................................................................. 58

4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 58

4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner .......................................... 61

4.6.1 Uji Validitas .................................................................................... 61

4.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 62

4.7 Pengolahan Data ..................................................................................... 63

4.8 Analisa Data ........................................................................................... 65

BAB V HASIL ..................................................................................................... 66

5.1 Gambaran Umum PT GMF AeroAsia .................................................... 66

5.1.1 Profil PT GMF AeroAsia ................................................................ 66

5.1.2 Visi, Misi dan Nilai PT GMF AeroAsia ......................................... 67

5.1.3 Struktur Organisasi PT GMF AeroAsia .......................................... 67

5.1.4 Program Kerja K3 dan Lingkungan PT GMF AeroAsia ................ 67

5.2 Gambaran Iklim Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017 ............................................................................... 71

5.2.1 Komitmen dan Kemampuan Manajemen Keselamatan .................. 76

5.2.2 Pemberdayaan Manajemen Keselamatan ........................................ 77

5.2.3 Keadilan Manajemen Keselamatan ................................................. 79

5.2.4 Komitmen Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja ........................... 80

5.2.5 Prioritas Keselamatan Pekerja dan Tidak Ditoleransinya Risiko

Bahaya ............................................................................................. 82

Page 12: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

xii

5.2.6 Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan................................... 83

5.2.7 Kepercayaan Terhadap Keefektifan Sistem Keselamatan Kerja .... 85

5.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi di

Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia ............................................. 86

5.3.1 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di Unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia .................................................... 88

5.3.2 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa Kerja di Unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia .................................................... 89

5.3.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi Jabatan di Unit

Base Maintenance PT GMF AeroAsia ........................................... 91

5.3.4 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia ................................... 93

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 95

6.1 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 95

6.2 Gambaran Iklim Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017 ............................................................................... 95

6.2.1 Komitmen dan Kemampuan Manajemen Keselamatan ................ 103

6.2.2 Pemberdayaan Manajemen Keselamatan ...................................... 106

6.2.3 Keadilan Manajemen Keselamatan ............................................... 110

6.2.4 Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja ............................ 112

6.2.5 Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya

....................................................................................................... 114

6.2.6 Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan................................. 117

6.2.7 Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja ....... 119

6.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi di

unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia ............................................ 121

6.3.1 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia .................................................. 121

6.3.2 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa Kerja di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia .................................................. 123

6.3.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi Jabatan di unit

Base Maintenance PT GMF AeroAsia ......................................... 125

6.3.4 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia .................................. 126

Page 13: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

xiii

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 127

7.1 Simpulan ............................................................................................... 127

7.2 Saran ..................................................................................................... 129

7.2.1 Bagi PT GMF AeroAsia ............................................................... 129

7.2.2 Bagi Pekerja .................................................................................. 132

7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya .............................................................. 133

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 134

Page 14: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Kuesioner Iklim Keselamatan Kerja 19

Tabel 2.2 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja

Berdasarkan Umur

35

Tabel 2.3 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja

Berdasarkan Masa Kerja

37

Tabel 2.4 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja

Berdasarkan Posisi Jabatan

38

Tabel 2.5 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

40

Tabel 3.1 Definisi Operasional 52

Tabel 4.1 Distribusi Pertanyaan Positif dan Negatif 59

Tabel 4.2 Skoring Item Pertanyaan dalam Kuesioner NOSAC-50 60

Tabel 4.3 Daftar Kode Variabel 64

Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Kerja di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

71

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Iklim Keselamatan Kerja di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

74

Tabel 5.3 Distribusi Rata-rata Dimensi Komitmen dan Kemampuan

Manajemen Terhadap Keselamatan Kerja di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

75

Tabel 5.4 Distribusi Rata-rata Dimensi Pemberdayaan Manajemen

Terhadap Keselamatan Kerja di unit Base Maintenance PT

GMF AeroAsia Tahun 2017

78

Tabel 5.5 Distribusi Rata-rata Dimensi Keadilan Manajemen Terhadap

Keselamatan Kerja di unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017

79

Page 15: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

xv

Tabel 5.6 Distribusi Rata-rata Dimensi Komitmen Pekerja Terhadap

Keselamatan Kerja di unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017

81

Tabel 5.7 Distribusi Rata-rata Dimensi Prioritas Keselamatan Pekerja

Dan Tidak Ditoleransinya Risiko Bahaya di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

82

Tabel 5.8 Distribusi Rata-rata Dimensi Pembelajaran, Komunikasi dan

Kepercayaan di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Tahun 2017

84

Tabel 5.9 Distribusi Rata-rata Dimensi Kepercayaan Terhadap

Keefektifan Sistem Keselamatan Kerja di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

85

Tabel 5.10 Distribusi Rata-rata Karakteristik Demografi pada pekerja di

Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

87

Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di

Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

88

Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa

Kerja di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Berdasarkan

90

Tabel 5.13 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi

Jabatan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

92

Tabel 5.14 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

93

Page 16: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Budaya Keselamatan 12

Gambar 2.2 Kerangka Teori 49

Gambar 2.3 Kerangka Konsep 51

Gambar 5.1 Gambaran Kondisi Iklim Keselamatan di Unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

73

Page 17: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Keterangan Izin Penelitian dari PT GMF AeroAsia

Lampiran II Struktur Organisasi Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Tahun 2017

Lampiran III Kuesioner Penelitian

Lampiran IV Output SPSS

Page 18: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

xviii

DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

ATSB : Australian Transport Safety Bureau

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

EU-OSHA : European Agency for Safety and Health at Work

GMF : Garuda Maintenance Facility

HIRADC : Hazard Identification, Risk Assessment and Determining Control

HSE : Health Safety Environment

IAEA : International Atomic Energy Agency

ISCRR : Institute for Safety Compensation and Recovery Research

ILO : International Labour Organization

IOR : Internal Occurance Report

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

NOSACQ : Nordic Safety Climate Questionnaire

Page 19: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

1

BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan di tempat kerja telah menjadi isu penting dalam

beberapa dekade pada berbagai industri maupun perusahaan. Tujuannya

adalah untuk menyejahterakan kehidupan pekerja, mengurangi kecelakaan

kerja dan meningkatkan produktivitas kerja secara berkelanjutan (Nadhim

dkk., 2016). Pada tahun 2014, ILO memperkirakan setiap tahunnya telah

terjadi lebih dari 2,3 juta manusia meninggal dunia akibat kecelakaan kerja

atau penyakit yang terkait dengan pekerjaan dan telah terjadi lebih dari 313

juta kecelakaan kerja non-fatality (ILO, 2015). Di Indonesia, menurut data

BPJS sampai dengan tahun 2015 tercatat sebanyak 98 – 100 ribu kasus

kecelakaan setiap tahunnya dimana pada 98 ribu kasus tercatat 2.400

meninggal dunia, belum termasuk cacat tetap dan cacat fungsi sebanyak

40% (BPJS, 2016). Namun, perlu diketahui bahwa jumlah kecelakaan kerja

yang tercatat merupakan fenomena gunung es yang mana kemungkinan di

lapangan menunjukkan tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi kecelakaan di

tempat kerja tersebut yaitu dengan melakukan pendekatan keselamatan

kerja (Hudson, 2007). Pendekatan keselamatan dapat dilakukan melalui

penerapan sistem manajemen keselamatan yang efektif (Krause dkk.,

1999). Sistem manajemen keselamatan yang efektif pada abad kedua puluh

Page 20: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

2

satu melibatkan faktor manusia sebagai sebuah komponen sistem yang

banyak berpotensi menimbulkan atau menyimpan sistem yang berbahaya

(Yule, 2003). Dengan memperhatikan faktor manusia, organisasi yang

handal dapat mengidentifikasi dan menangkap potensi bahaya sebelum

akhirnya bermanifestasi menjadi kecelakaan. Salah satu cara pendekatan

keselamatan yang banyak digunakan dan fokus terhadap faktor manusia

yaitu melalui iklim keselamatan (Colley dkk., 2015).

Iklim keselamatan merupakan salah satu aspek dari beberapa

interaksi yang membentuk budaya keselamatan. Menurut Cooper (2001)

aspek budaya keselamatan terdiri dari aspek individu, pekerjaan dan

situasional. Aspek individu tersebut mengacu pada iklim keselamatan.

Iklim keselamatan merupakan persepsi pekerja yang dapat memberikan

informasi penting tentang kondisi keselamatan kerja yang mereka rasakan

(Wiegmann dkk., 2002).

Iklim keselamatan dapat mempengaruhi perilaku dan keterlibatan

pekerja dalam praktek keselamatan (Clarke, 2006). Individu menjadi

terdorong untuk memenuhi praktek kerja aman dan berpartisipasi dalam

kegiatan keselamatan jika mereka merasakan iklim keselamatan yang

positif (Hofmann dan Stetzer, 1996). Iklim keselamatan juga dapat

menginformasikan kepada organisasi tentang masalah potensial dan

memungkinkan tindakan pencegahan yang harus dilakukan sebelum

insiden terjadi (Clarke, 2006). Hal ini memberikan titik fokus untuk

melakukan perubahan dalam meningkatkan keselamatan kerja secara

berkelanjutan.

Page 21: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

3

Iklim keselamatan pada pekerja dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor demografi diantaranya usia, masa kerja, posisi jabatan dan tingkat

pendidikan. Faktor demografi tersebut dapat mempengaruhi iklim

keselamatan yang kemudian mempengaruhi perilaku keselamatan individu

(Choudhry dkk., 2009). Beberapa penelitian menunjukkan adanya

perbedaan iklim keselamatan pekerja berdasarkan usia, masa kerja, posisi

jabatan dan tingkat pendidikan (Choudhry dkk., 2009; Vinodkumar dan

Bhasi, 2009; Siu dkk., 2003; Bergh, 2011; Ameko, 2015).

Griffin dan Neal (2000) mengungkapkan bahwa iklim keselamatan

dapat mempengaruhi kinerja keselamatan yang tergambar dalam perilaku

keselamatan yang identik dengan kepatuhan dan partisipasi terhadap

keselamatan. Memprioritaskan dan menilai iklim keselamatan yang positif

dapat mengurangi cedera pekerja dan meningkatkan kinerja keselamatan

(Zohar, 2002). Selain itu, beberapa penelitian iklim keselamatan juga telah

mengungkapkan bahwa faktor iklim keselamatan dapat memprediksi

outcome keselamatan, seperti kecelakaan dan cedera (Zohar 2002; Dejoy

dkk., 2004; Barbaranelli dkk., 2015).

Iklim keselamatan diakui dapat dijadikan alat ukur dan indikator

utama keselamatan untuk memprediksi kinerja keselamatan (Hon dan Liu,

2016). Pengukuran terhadap iklim keselamatan dapat ditentukan oleh

sebuah survei yang meminta pekerja menilai bagaimana atasan mereka

dalam menangani masalah keselamatan dan menilai keterlibatan mereka

dalam kegiatan keselamatan. Bigelow dalam Dubey dkk., (2007)

mengatakan jika perusahaan secara rutin memantau iklim keselamatan dan

Page 22: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

4

berusaha memperkuatnya, perusahaan tersebut dapat mengevaluasi

keefektifan program intervensi keselamatan dan menciptakan perbaikan

kinerja keselamatan yang berkelanjutan.

PT GMF AeroAsia merupakan anak perusahaan BUMN PT Garuda

Indonesia yang bergerak di bidang perawatan pesawat terbang. Tugas

utamanya adalah menyediakan jasa perawatan dan perbaikan pesawat

terbang. Dalam pekerjaan perawatan tentunya tidak terlepas dari risiko dan

bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu,

perusahaan ini telah memiliki komitmen dalam mencegah terjadinya

kecelakaan kerja. Bentuk komitmen tersebut dapat dilihat dari ketercapaian

perusahaan dalam menerapkan manajemen keselamatan melalui OHSAS

18001:2007, ISO 14001:2004 dan SMK3 PP No. 50 Tahun 2012.

Namun berdasarkan data laporan statistik kecelakaan PT GMF

AeroAsia jika dilihat dari jumlah kecelakaan kerja yang tercatat atau TRIR

(Total Recordable Incident Rate) selama periode tahun 2014 sampai 2016

menunjukkan bahwa setiap tahun PT GMF AeroAsia mengalami insiden

kecelakaan. TRIR tahun 2014 sebesar 3.07, tahun 2015 sebesar 5,12 dan

tahun 2016 sebesar 3,31. Meskipun nilai TRIR tidak terlalu besar namun

perlu dilakukan evaluasi bagi PT GMF AeroAsia yang ingin mencapai zero

accident. Salah satu unit kerja yang memiliki jumlah insiden kecelakaan

terbanyak adalah di unit Base Maintenance. Berdasarkan laporan HIRADC

unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia diketahui bahwa risiko

pekerjaan yang mungkin terjadi yaitu jatuh dari ketinggian, tergencet,

tersandung, tertimpa benda dari atas dan lain-lain.

Page 23: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

5

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh diketahui bahwa tingkat

kepatuhan keselamatan masih kurang. Hal tersebut tergambar dari laporan

insiden kecelakaan dimana penyebab kecelakaan yang terjadi di PT GMF

AeroAsia terbagi menjadi dua, yaitu penyebab langsung dan penyebab

dasar. Sebagian besar penyebab langsung dikarenakan perilaku pekerja

yang tidak sesuai seperti mengambil jalan pintas dalam melakukan

pekerjaan, tidak menggunakan APD atau APD yang digunakan tidak sesuai

dan memiliki kepercayaan diri yang berlebihan sehingga menganggap

bahwa perilaku yang dilakukan telah aman. Sementara itu, penyebab dasar

kecelakaan karena tidak menjalankan prosedur dan kebijakan serta

kurangnya pemahaman terhadap prosedur keselamatan. Selain itu,

didukung juga dari data hasil inspeksi yang menemukan beberapa perilaku

tidak aman yang dilakukan pekerja.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap 30 pekerja PT GMF

AeroAsia terhadap beberapa dimensi iklim keselamatan diketahui bahwa

persepsi pekerja mengenai pemberdayaan keselamatan kerja (2,99) dan

keadilan manajemen keselamatan (2,89) belum dapat dikatakan baik. Hal

tersebut mendorong perlunya untuk meningkatkan upaya keselamatan

sehingga terciptanya iklim keselamatan yang positif yang akan menentukan

sikap dan perilaku aman dalam bekerja.

Sementara itu, untuk persepsi yang dianggap baik yaitu terletak

pada dimensi kepercayaan terhadap efektifitas sistem keselamatan (3,13),

komitmen dan kemampuan manajemen terhadap keselamatan (3,11),

prioritas keselamatan pekerja dan ditoleransinya risiko (3,10), komitmen

Page 24: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

6

pekerja terhadap keselamatan kerja (3,33) dan pembelajaran, komunikasi

serta kepercayaan (3,09). Namun, upaya peningkatan tetap harus dilakukan

untuk mempertahankan persepsi yang baik pada pekerja tersebut agar dapat

secara optimal mengutamakan keselamatan kerja. Dimensi-dimensi iklim

keselamatan tersebut dapat menggambarkan kondisi iklim keselamatan

dalam perusahaan sehingga dapat dijadikan indikator dalam menilai

budaya keselamatan yang ada di perusahaan.

Dengan mempertimbangkan komitmen perusahaan yang telah

menerapkan berbagai sistem manajemen keselamatan baik skala nasional

maupun internasional dan dalam rangka mencapai zero accident maka

perusahaan berupaya untuk menciptakan sistem manajemen keselamatan

yang efektif. Adapun langkah yang perlu dilakukan yaitu dengan

mengetahui bagaimana pandangan pekerja mengenai sistem keselamatan

yang telah ada dan segera mengambil tindakan untuk memperbaikinya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui kondisi

iklim keselamatan yang terdapat di PT GMF AeroAsia untuk mencapai

perbaikan yang berkelanjutan agar mengoptimalkan kinerja keselamatan

perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

PT GMF AeroAsia telah berkomitmen untuk mengutamakan

keselamatan kerja dibuktikan dengan sistem manajemen yang telah

dijalankannya, yaitu OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004 dan SMK3 PP

No. 50 Tahun 2012. Sebagai perusahaan perawatan pesawat yang tidak

terlepas dari risiko dan bahaya dimana dapat menyebabkan kecelakaan

Page 25: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

7

kerja, maka upaya keselamatan menjadi bagian dari strategi bisnis

perusahaan. Salah satu upaya pendekatan keselamatan adalah melalui iklim

keselamatan. Iklim keselamatan dianggap penting karena dapat digunakan

untuk memprediksi kinerja keselamatan dan berpengaruh terhadap perilaku

pekerja.

Berdasarkan data, diketahui bahwa setiap tahun di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia mengalami kasus kecelakaan. Selain itu,

dari hasil investigasi insiden dan kecelakaan serta hasil inspeksi

keselamatan ditemukan bahwa kepatuhan keselamatan pada pekerja masih

kurang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan juga ditemukan beberapa

dimensi iklim keselamatan pekerja masih belum dikatakan baik. Persepsi

pekerja yang baik akan menentukan sikap dan perilaku aman dalam

bekerja, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana kondisi iklim

keselamatan di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran iklim keselamatan di unit Base Maintenance PT

GMF AeroAsia Tahun 2017 berdasarkan Kines dkk., (2011) yang

terdiri dari dimensi-dimensi iklim keselamatan yaitu:

a. Komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan?

b. Pemberdayaan manajemen keselamatan?

c. Keadilan manajemen keselamatan?

d. Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja?

e. Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya?

Page 26: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

8

f. Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan?

g. Kepercayaan terhadap keefekifan sistem keselamatan kerja?

2. Bagaimana gambaran iklim keselamatan berdasarkan karakteristik

demografi (usia, masa kerja, posisi jabatan dan tingkat pendidikan) di

unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui gambaran iklim

keselamatan (Safety Climate) di unit Base Maintenance PT Garuda

Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tahun 2017

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran iklim keselamatan di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017 berdasarkan Kines

dkk., (2011) yang terdiri dari dimensi-dimensi iklim keselamatan

yaitu:

a. Komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan

b. Pemberdayaan manajemen keselamatan

c. Keadilan manajemen keselamatan

d. Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja

e. Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya

f. Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan

g. Kepercayaan terhadap keefekifan sistem keselamatan kerja

Page 27: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

9

2. Diketahuinya gambaran iklim keselamatan berdasarkan

karakteristik demografi (usia, masa kerja, posisi jabatan dan

tingkat pendidikan) di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Tahun 2017

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi PT GMF AeroAsia

Memberikan gambaran keseluruhan persepsi pekerja terhadap kondisi

keselamatan yang dirasakan sehingga dapat menjadi pertimbangan

dalam pengembangan upaya keselamatan dan menjadi bahan evaluasi

perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas keselamatan demi

tercapainya kinerja keselamatan yang tinggi di unit Base Maintenance

PT GMF AeroAsia Tahun 2017.

1.5.2 Bagi Pekerja PT GMF AeroAsia

Memberikan informasi tambahan mengenai kondisi iklim keselamatan

di perusahaan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi bersama untuk

meningkatkan nilai keselamatan selama bekerja.

1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan referensi atau bahan pertimbangan dalam meneliti

iklim keselamatan.

Page 28: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

10

1.6 Ruang Lingkup

Iklim keselamatan dipercaya dapat mempengaruhi kinerja

keselamatan dilihat dari kepatuhan keselamatan. Berdasarkan hasil studi

pendahuluan diketahui bahwa persepsi pekerja terhadap pemberdayaan dan

keadilan manajemen keselamatan belum dapat dikatakan baik. Oleh karena

itu, penelitian ini bertujuan mengetahui iklim keselamatan di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia. Penelitian ini berlangsung pada bulan

Juni - Desember 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 356 orang pekerja.

Desain penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dengan pendekatan

kuantitatif. Dalam mengukur iklim keselamatan, peneliti menggunakan

instrumen berupa kuesioner yang dikembangkan oleh Nordic, yaitu

NOSACQ-50 dimana terdiri dari 50 item pernyataan yang meliputi tujuh

dimensi pembentuk iklim keselamatan.

Page 29: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budaya Keselamatan

Istilah budaya keselamatan pertama kali muncul setelah bencana

Chernobyl pada tahun 1986. Berdasarkan hasil investigasi oleh

International Atomic Energy Agency (IAEA) diketahui bahwa budaya

keselamatan yang buruk merupakan salah satu faktor yang berkontribusi

terhadap kecelakaan. Selain itu, kejadian kecelakaan lainnya yang

diidentifikasi bahwa budaya keselamatan termasuk faktor penyebabnya

yaitu kebakaran bawah tanah King‟s Cross di London tahun 1987 dan

ledakan platform produksi minyak „Piper Alpha‟ tahun 1988 (Antonsen,

2009). Sejak saat itu, konsep budaya keselamatan terutama di industri

berisiko tinggi seperti industri nuklir, petrokimia, dan industri transportasi

umum (kereta api, penerbangan), mengakui pentingnya unsur manusia dan

aspek organisasi dalam melakukan pencegahan kecelakaan dan risiko

bahaya (Antonsen, 2009).

Banyak literatur yang telah mendefinisikan budaya keselamatan.

IAEA mendefinisikan budaya keselamatan sebagai serangkaian

karakteristik sikap dan perilaku keselamatan dalam individu dan organisasi

(IAEA, 2002). Cooper (2001) juga mengatakan bahwa budaya keselamatan

sebagai konsep yang menggambarkan nilai perusahaan bersama dalam

suatu organisasi yang mempengaruhi sikap dan perilaku anggotanya.

Page 30: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

12

Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Guldenmund (2000)

bahwa budaya keselamatan akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang

berkaitan dengan peningkatan maupun penurunan risiko. Sementara

menurut HSE (2005) budaya keselamatan adalah produk dari nilai, sikap,

persepsi, kompetensi dan pola perilaku yang menentukan komitmen, gaya

dan kemampuan manajemen kesehatan dan keselamatan organisasi.

Menurut Cooper (2001) dengan mengacu pada model hubungan

timbal balik Bandura pada tahun 1986 mencoba menguraikan budaya

keselamatan dalam suatu batasan yang mudah dipahami seperti yang dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber : Cooper (2001)

Gambar 2.1 Konsep Budaya Keselamatan

Berdasarkan konsep hubungan timbal balik budaya keselamatan

diketahui terdapat tiga aspek budaya keselamatan yaitu aspek individu

(person), aspek pekerjaan dan aspek situasional. Aspek individu (person)

mengacu pada “apa yang dirasakan tentang keselamatan” yang merupakan

Page 31: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

13

fenomena psikologis dari suatu organisasi karena menekankan pada

persepsi pekerja terhadap sistem manajemen keselamatan yang ada di

organisasinya. Aspek ini biasa dikenal dengan istilah iklim keselamatan

(safety climate). Selain itu, aspek pekerjaan mengacu pada “apa yang

dilakukan orang-orang terkait keselamatan” yang berkaitan dengan

perilaku keselamatan. Sedangkan aspek situasional mengacu pada “apa

yang dimiliki organisasi mengenai keselamatan”. Model timbal balik

budaya keselamatan Bandura (1986) adalah model sempurna untuk

digunakan saat menganalisis budaya keselamatan (Cooper, 2001).

Seiring berkembangnya penelitian terhadap budaya keselamatan,

konsep iklim keselamatan sering digunakan untuk menerangkan hasil

budaya keselamatan yang lebih terukur. Selain itu, Bergh (2011) juga

mengungkapkan bahwa pengukuran terhadap budaya keselamatan lebih

sulit diukur daripada iklim keselamatan yang merupakan bagian dari

budaya dan lebih mudah dimengerti. Oleh karena itu, fokus penelitian ini

yaitu lebih kepada iklim keselamatan.

2.2 Iklim Keselamatan

Konsep iklim keselamatan pertama kali menekankan pada

pentingnya proses sosial dan organisasi dalam mencegah kecelakaan

(Zohar, 1980 dalam O‟Dea dkk., 2010). Konsep ini telah terbukti menjadi

gagasan penting dalam mempelajari kecelakaan dan cedera di tempat kerja

(Barbaranelli dkk., 2015). Iklim keselamatan dapat digunakan sebagai

solusi yang berguna untuk meningkatkan keselamatan pada tempat kerja di

berbagai industri.

Page 32: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

14

Beberapa peneliti sebelumnya telah mengemukakan definisi iklim

keselamatan. Zohar (1980) dalam O‟Dea dkk., (2010) mendefinisikan

bahwa iklim keselamatan merupakan kumpulan persepsi bersama para

pekerja mengenai lingkungan kerjanya. Sementara itu, menurut Griffin dan

Neal (2000) iklim keselamatan merupakan persepsi pekerja terhadap

kebijakan keselamatan, prosedur, praktek serta seluruh kepentingan dan

prioritas keselamatan kerja. Kines dkk., (2011) mendefinisikan iklim

keselamatan sebagai persepsi bersama mengenai kebijakan, prosedur dan

praktik keselamatan. Dengan kata lain, iklim keselamatan mencerminkan

persepsi pekerja tentang nilai sebenarnya dari keselamatan dalam sebuah

organisasi.

Iklim keselamatan memiliki fokus utama yang terletak pada

persepsi individu. Menurut Robbins dan Timothy (2008) persepsi adalah

suatu proses untuk mengelola dan menafsirkan kesan indera sehingga

memberikan makna bagi individu terhadap lingkungannya. Proses

pengamatan seseorang tersebut berasal dari komponen kognisi yang

dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar, wawasan dan

lingkungan (Robbins dan Timothy, 2008).

Persepsi terhadap keselamatan berfungsi sebagai kerangka acuan

seseorang dengan membentuk sikap dan perilaku yang diketahui dapat

mempengaruhi tingkat kecelakaan dan cedera (Cooper, 2001). Para ahli

keselamatan menggunakan iklim keselamatan untuk memahami budaya

keselamatan melalui sikap dan perilaku anggota dalam penerapan

manajemen keselamatan dan lingkungan kerjanya (Flin dkk., 2000;

Page 33: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

15

Guldenmund, 2000). Oleh karena itu, iklim keselamatan dipandang sebagai

indikator budaya keselamatan melalui sikap dan perilaku anggota

organisasi pada waktu tertentu.

2.2.1 Dimensi-dimensi Iklim Keselamatan

Iklim keselamatan dibangun oleh berbagai faktor/dimensi yang

mendukung terciptanya iklim yang aman tersebut (Flin dkk., 2000).

Berbagai peneliti telah mencoba mengidentifikasi dimensi-dimensi

tersebut. Flin dkk., (2000) mengemukakan bahwa faktor-faktor atau

dimensi iklim keselamatan sangat bervariasi sesuai dengan perbedaan

dalam industri, perusahaan dan praktik kerja.

Berdasarkan tinjauan literatur terhadap beberapa penelitian

iklim keselamatan, tidak ada kesepakatan mengenai faktor-faktor

pembentuk iklim keselamatan. Namun dalam beberapa penelitian iklim

keselamatan ditemukan dimensi umum yang sering muncul yaitu

komitmen manajemen terhadap keselamatan (Griffin dan Neal, 2000;

Seo dkk., 2004; Dejoy dkk., 2004). Hal ini sesuai dengan pernyataan

Cohen (1977) dalam Glendon dan Litherland (2001) yang menyatakan

bahwa komitmen manajemen keselamatan merupakan faktor yang

turut serta dalam keberhasilan program keselamatan. Dimensi iklim

keselamatan lainnya yang sering muncul dalam beberapa penelitian

adalah pentingnya sikap kelompok kerja terhadap keselamatan (Zohar

dan Luria, 2005).

Dalam hasil tinjauannya, Flin dkk., (2000) melaporkan lima

faktor umum yang digunakan dalam beberapa studi, yaitu

Page 34: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

16

manager/supervisor attitude toward safety (komitmen pimpinan), risk

(risiko), workplace pressure (tekanan tempat kerja), competence

(kompetensi), dan safety system (sistem keselamatan). Menurut

Australian Transport Safety Bureau (ATSB) (2004) dari hasil

kajiannya terhadap 10 laporan mengenai iklim keselamatan diketahui

bahwa faktor umum yang muncul dalam beberapa penelitian tersebut

antara lain komitmen manajemen, peraturan dan prosedur keselamatan,

pelatihan, serta peralatan dan pemeliharaan. Sedangkan Menurut

O‟Connor dkk., (2011) berdasarkan hasil kajiannya terhadap 23 jurnal

publikasi mengenai iklim keselamatan, diketahui dimensi iklim

keselamatan yang sering muncul yaitu manajemen/supervisi, peraturan

dan prosedur, sistem manajemen keselamatan, pelatihan dan

pembelajaran serta risiko.

Dimensi iklim keselamatan yang digunakan untuk pengukuran

dikembangkan juga oleh Nordic network of occupational safety

researchers (NORDIC). Dimensi pembentuk iklim keselamatan

tersebut terdiri dari tujuh dimensi, antara lain, (1) komitmen dan

kemampuan manajemen keselamatan, (2) pemberdayaan manajemen

keselamatan, (3) keadilan manajemen keselamatan, (4) komitmen

pekerja terhadap keselamatan kerja, (5) prioritas keselamatan pekerja

dan tidak ditoleransinya risiko bahaya, (6) pembelajaran, komunikasi

dan kepercayaan, serta (7) kepercayaan terhadap keefektifan sistem

keselamatan kerja (Kines dkk., 2011).

Page 35: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

17

2.2.2 Pengukuran Iklim Keselamatan

Berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan pengukuran

iklim keselamatan dapat memberikan snapshot sementara budaya

keselamatan (Flin, 2000). Menurut Cooper (2000) pengukuran iklim

keselamatan yang biasa digunakan adalah dengan menggunakan

angket melalui pelaporan diri dengan pendekatan survei. Hasil survei

terhadap iklim keselamatan menghasilkan gambaran sesaat secara

individual yang jika dikumpulkan sampai pada tingkat kelompok atau

organisasi, maka cenderung dapat digunakan untuk mengukur budaya

keselamatan (Hall dkk., 2013).

Seiring dengan berkembangnya penelitian mengenai iklim

keselamatan, maka terdapat banyak alat ukur iklim keselamatan yang

dikembangkan oleh beberapa peneliti. Institute for Safety

Compensation and Recovery Research (ISCRR) melakukan tinjauan

literatur terhadap 412 jurnal publikasi dari berbagai sumber mengenai

instrumen pengukuran terhadap budaya dan iklim keselamatan.

Berdasarkan hasil tinjauan tersebut, diketahui bahwa terdapat 18

kuesioner yang masuk dalam kategori satisfactory (15 kuesioner iklim

keselamatan; 3 kuesioner budaya keselamatan) (Vu dan Cieri, 2015).

Kuesioner yang masuk dalam kategori satisfactory menunjukkan

bahwa instrumen tersebut telah dikembangkan, dilaporkan sesuai

dengan prakteknya dan tidak ada permasalahan secara signifikan yang

dapat mempengaruhi kuesioner.

Page 36: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

18

Pengukuran iklim keselamatan ditujukan untuk menilai sikap

(attitude) individu melalui persepsi individu. Pengukuran yang valid

dan reliabel diharapkan dapat memberikan dasar keputusan kebijakan

dan praktek organisasi. Berdasarkan kesepakatan secara umum para

ahli, diketahui nilai reliabilitas yang dianggap sudah cukup

memuaskan jika bernilai ≥ 0,70 (Vu dan Cieri, 2015).

Saat ini banyak alat ukur yang dikembangkan untuk mengukur

iklim keselamatan. Berdasarkan hasil penilaiannya terhadap beberapa

alat ukur iklim keselamatan yang dilakukan oleh EU-OSHA,

didapatkan enam alat ukur iklim keselamatan yang dibahas dapat

dilihat pada tabel 2.1.

Page 37: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

19

Tabel 2.1 Daftar Kuesioner Iklim Keselamatan

No Nama

Kuesioner

Pengembang Struktur Penggunaan

1. Score Your

Safety Culture

Checklist

James Reason

dan John

Wreathall

Survey ini terdiri dari 20

pernyataan yang

mendeskripsikan aspek

budaya keselamatan

organisasi.

Kuesioner ini

dapat

dimodifikasi

untuk digunakan

pada sektor

industri lainnya.

2. Hearts &

Minds

programme -

Understanding

Your Culture

Checklist

Shell

Exploration &

Production

Kuesioner ini terdiri dari

delapan tema budaya

keselamatan yaitu:

- Leadership and

commitment

- Policy and strategic

issues

- Hazards and effect

management

- Organisations/

responsibilities/

resources/ standards/

documents

- Planning and

procedures

- Implementation and

monitoring

- Audit

- Review

Kuesioner ini

digunakan pada

industri lepas

pantai (offshore)

3. Safety Climate

Assessment

Toolkit and

User Guide

(LSCAT)

Loughborough

University

Penilaian LSCAT

menggunakan metode

triangulasi yang meliputi:

- Survei perilaku

- Wawancara mendalam

- FGD

- Pemeriksaan dokumen

Survey terdiri dari 43 item

pertanyaan yang

dikelompokkan berdasarkan:

- Organisational content

- Social environment

- Individual appreciation

- Work environment

LSCAT didesain

khusus untuk

industri lepas

pantai. Namun

bisa

diaplikasikan di

sektor industri

lainnya dengan

uji validitas

kueseioner

terlebih dahulu

4. Safety Health of

Maintenance

Engineering

(SHoMe) Tool

Health and

Safety

Engineering

Consultants

(HSEC) Ltd

atas

kepentingan

Item pertanyaan yang ada di

kuesioner, dibagi menjadi :

- Generic questionnaire

- Job difficulty

questionnaire

- Organisational

questionnaire

Sistem penilaian

kuesioner ini

berbasis

software, hanya

dapat digunakan

untuk industri

penerbangan.

Page 38: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

20

No Nama

Kuesioner

Pengembang Struktur Penggunaan

UK Civil

Aviation

Authority

Namun

kuesioner ini

tidak relevan

dengan perilaku

keselamatan.

5. Nordic

Occupational

Safety Climate

Questionnaire

(NOSACQ-50)

Consortium of

some

Scandinavian

institutes

Kuesioner ini terdiri dari 50

item pertanyaan, terdiri dari

tujuh dimensi iklim

keselamatan, yaitu :

- Komitmen dan

kemampuan manajemen

terhadap keselamatan

- Pemberdayaan

manajemen keselamatan

- Keadilan manajemen

keselamatan

- Komitmen pekerja

terhadap keselamatan

- Prioritas keselamatan

pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko

bahaya

- Kepercayaan terhadap

keefetifan sistem

keselamatan

Kuesioner ini

dapat digunakan

di berbagai

industri dan telah

teruji reliabel dan

valid.

6. IAEA Guidance

for Use in the

Enhancement

of Safety

Culture

International

Atomic Energy

Agency (IAEA)

Kuesioner ini terdri dari 60 –

80 item pertanyaan dan

dikembangkan berdasarkan

peraturan, tujuan dan

perbaikan dari budaya

keselamatan.

Kuesioner ini

digunakan untuk

industri nuklir.

Sumber : Eeckelaert dkk., (2011)

Berdasarkan beberapa instrumen iklim keselamatan yang telah dijabarkan

pada tabel 2.1, maka pada penelitian ini, instrumen atau kuesioner yang dipilih

yaitu menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh tim Nordic, yaitu Nordic

Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50). Kuesioner ini dikembangkan oleh

tim Nordic dan merupakan kuesioner yang paling mudah digunakan diantara

kuesioner lainnya. Selain itu, untuk analisa kuesioner mulai dari pengkodean data

Page 39: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

21

dan analisis manual kuesioner juga telah dikembangkan dan tersedia di web resmi

Nordic. Berikut ini beberapa alasan penulis memilih NOSACQ-50 sebagai

instrumen yang digunakan untuk mengukur iklim keselamatan, yaitu :

1. Memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang diakui pada berbagai sektor

industri di beberapa negara.

2. Dapat digunakan pada berbagai industri, terutama industri berisiko tinggi

seperti nuklir dan petrokimia, industri transportasi umum (kereta api dan

penerbangan).

3. Kuesioner ini dapat digunakan untuk umum dan tanpa dipungut biaya.

4. Kuesioner ini mudah digunakan dan mudah diakses melalui web resminya

dan tersedia panduan dalam penggunaannya sehingga dapat digunakan

tanpa bantuan ahli dan memudahkan peneliti lain dalam menggunakannya.

5. Kuesioner ini mudah dimengerti karena tersedia dalam berbagai bahasa,

termasuk bahasa Indonesia.

6. Dapat digunakan pada tingkat kelompok maupun tingkat organisasi.

7. Memiliki database hasil iklim keselamatan dari penelitian sebelumnya

sehingga dapat dijadikan sebagai pembanding.

8. Kuesioner ini dikembangkan berdasarkan teori iklim keselamatan, teori

psikologis, penelitian sebelumnya dan studi empiris sebelumnya.

9. Telah menyajikan semua faktor yang perlu dinilai dalam kuesioner untuk

mengukur iklim keselamatan.

10. Termasuk kuesioner yang direkomendasikan oleh EU-OSHA untuk

digunakan secara universal dan termasuk kuesioner kategori satisfactory

menurut ISCRR.

Page 40: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

22

2.2.3 Dimensi Iklim Keselamatan NOSACQ-50

Menurut tim Nordic dengan menggunakan NOSACQ-50

terdapat tujuh dimensi yang dapat menggambarkan persepsi pekerja

terhadap iklim keselamatan (Kines dkk., 2011). Tiga dimensi pertama

terkait dengan persepsi terhadap manajemen keselamatan di dalam

organisasi dan empat dimensi lainnya terkait dengan persepsi terhadap

kelompok kerja. Dimensi iklim keselamatan tersebut, diantaranya :

1. Komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan

Teori iklim organisasi menunjukkan bahwa anggota kelompok

kerja akan membentuk perilaku yang diharapkan berdasarkan persepsi

mereka terhadap kebijakan, prosedur dan praktek organisasi (Kines

dkk., 2011). Persepsi-persepsi tersebut memiliki pengaruh terhadap

kinerja anggota organisasi termasuk pengaruhnya terhadap kinerja

keselamatan. Dalam konteks ini, perilaku yang diharapkan adalah

perilaku keselamatan yang mana dapat mempengaruhi kinerja

keselamatan organisasi (Zohar dan Luria, 2005).

Sebagian besar prioritas organisasi biasanya dikomunikasikan

melalui manajer. Oleh karena itu, perilaku manajer menjadi sumber

informasi utama. Jika manajer merasa bahwa keselamatan merupakan

hal yang penting maka perilaku keselamatan akan dihargai serta

senantiasa didukung (Kines dkk., 2011). Namun, jika manajer hanya

memberikan tidak lebih dari sekedar lip service untuk keselamatan

kerja, maka pekerja akan memiliki sikap bertentangan dengan

keselamatan kerja (Winarsunu, 2008).

Page 41: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

23

Iklim keselamatan yang baik akan tercipta apabila manajemen

memiliki komitmen dan kompetensi terhadap keselamatan dan

memprioritaskan keselamatan. Selain itu, manajemen juga memiliki

wewenang terhadap keselamatan dengan merancang sistem

keselamatan yang dapat diaplikasikan pekerja di tempat kerja,

sehingga menumbuhkan kepercayaan pekerja terhadap kemampuan

sistem manajemen (Mulyasari, 2013). Studi komperatif yang dilakukan

oleh Boughaba dalam Hosny dkk., (2017) mengemukakan bahwa

keterlibatan pekerja dan komitmen manajemen merupakan faktor

penting untuk membangun budaya keselamatan yang sesuai.

Begitupula, pada beberapa penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa

dimensi ini merupakan salah satu faktor terpenting dalam iklim

keselamatan (Flin dkk, 2000; Hosny dkk., 2017).

Dimensi komitmen dan kemampuan manajemen merupakan

tema yang paling umum digunakan dalam beberapa penelitian

mengenai iklim keselamatan. Oleh karena itu, dimensi ini masuk ke

dalam penilaian di kuesioner NOSACQ-50. Dimensi ini menangkap

persepsi pekerja terhadap manajemen tentang beberapa hal yaitu

prioritas terhadap keselamatan, jaminan manajemen agar setiap orang

menerima informasi keselamatan yang dibutuhkan, respon terhadap

perilaku tidak aman dan kompetensi manajemen dalam menangani

keselamatan.

Page 42: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

24

2. Pemberdayaan manajemen keselamatan

Salah satu cara bagi manajer untuk menyampaikan

kepercayaan adalah dengan memberdayakan pekerja. Pemberdayaan

merupakan sebuah proses untuk meningkatkan kemampuan dan

menunjukkan bahwa manajer percaya terhadap kemampuan dan

penilaian dari pekerja serta manajer menghargai kontribusi pekerja

(Kines dkk., 2011). Wibowo (2012) menjelaskan pemberdayaan

sebagai suatu proses untuk menjadikan orang menjadi lebih berdaya

atau lebih berkemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri

dengan cara memberikan kepercayaan dan kewenangan sehingga

menumbuhkan rasa tanggung jawabnya. Pemberdayaan tersebut akan

memperkuat pertukaran sosial lebih lanjut dan pada perusahaan yang

berkomitmen terhadap keselamatan, maka pemberdayaan akan

mendorong terjadinya kerjasama dan memperkuat perilaku

keselamatan.

Shannon dkk dalam Kines dkk (2011) menjelaskan bahwa

dalam tinjauan terhadap sepuluh studinya menemukan pemberdayaan

pekerja dan safety representative memiliki hubungan yang signifikan

terhadap penurunan angka cedera. Selain itu, menurut Torner dan

Pousette (2009) dalam studinya juga mengemukakan bahwa kerjasama

antara level hirarki dalam struktur dan fungsi organisasi, dukungan

melalui pemberdayaan dan kepercayaan akan menunjang keselamatan

di tempat kerja. Oleh karena itu, penilaian terhadap pemberdayaan

keselamatan keselamatan kerja dimasukkan ke dalam kuesioner iklim

Page 43: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

25

keselamatan Nordic (NOSACQ-50) sebagai dimensi pembentuk iklim

keselamatan. Dimensi ini menangkap persepsi pekerja terhadap

pemberdayaan dan dukungan partisipasi pekerja yang dilakukan oleh

manajemen, seperti diantaranya melibatkan pekerja untuk

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

keselamatan dan upaya manajemen agar setiap pekerja memiliki

kompetensi yang tinggi berkaitan dengan keselamatan dan risiko.

3. Keadilan manajemen terhadap keselamatan kerja

Jeffcott dkk., (2006) menyatakan bahwa menyalahkan

seseorang merupakan hambatan dalam proses pembelajaran. Weiner

dkk., (2008) menyatakan bahwa gagal dalam mendisiplinkan pekerja

yang berperilaku tidak aman, akan menimbulkan persepsi bahwa

perilaku tersebut diterima secara luas. Reason (1997) dalam Kines

dkk., (2011) menyatakan bahwa untuk mencapai budaya keselamatan

perlu ada garis yang jelas antara perilaku yang dapat diterima dan tidak

dapat diterima. Penindakan yang adil terkait perilaku keselamatan

perlu dilakukan.

Oleh karena itu, penilaian terhadap keadilan manajemen

keselamatan masuk ke dalam kuesioner NOSACQ-50. Dimensi ini

menangkap persepsi pekerja terhadap cara manajemen dalam

memperlakukan pekerja yang terlibat kecelakaan, diantaranya apakah

manajemen mengumpulkan yang akurat dalam investigasi kecelakaan,

memperlakukan pekerja yang terlibat dalam kecelakaan secaran adil

atau menyalahkan pekerja ketika terjadi kecelakaan.

Page 44: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

26

4. Komitmen pekerja terhadap keselematan kerja

Membangun hubungan dalam lingkungan sosial yang dapat

berkontribusi dalam penurunan stress tak ubahnya dengan persepsi

bahwa keselamatan menjadi nilai dan hal penting dalam organisasi

yang berkontribusi dalam pengembangan norma-norma terkait

keselamatan. Norma tersebut kemudian menjadi isyarat perilaku

keselamatan individu karena mereka menganggap bahwa perilaku

dihargai secara sosial dalam kelompok (Kines dkk., 2011). Clarke

(2006) dalam analisisnya terhadap 19 penelitian mengenai iklim

keselamatan mengemukakan bahwa individu merasa lebih komitmen

terhadap kelompok kerjanya dibandingkan dengan organisasi. Oleh

karena itu, persepsi dalam kelompok kerja menjadi hal yang paling

menentukan dalam iklim keselamatan.

Menurut Dedobbeleer dkk., (1991), pengukuran iklim

keselamatan harus mencakup kondisi dalam kelompok kerja.

Andriessen dalam Kines dkk., (2011) menemukan bahwa motivasi

keselamatan tidak hanya ditentukan oleh faktor kepemimpinan

maupun ketentuan pemimpin terkait keselamatan tapi juga oleh

ketentuan dan keakraban kelompok. Dua hal tersebutlah yang

kemudian dapat menentukan perilaku keselamatan. Pentingnya

interaksi atau dukungan dalam kelompok kemudian menjadi salah satu

dimensi utama dalam pengukuran iklim keselamatan di banyak

penelitian (Seo dkk., 2004). Oleh karena itu, peneliti dari NORDIC

dalam desain kuesionernya memasukkan tema ini dimana menjadi

Page 45: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

27

bagian yang terpisah dengan persepsi terhadap manajemen. Dimensi

ini menangkap persepsi pekerja tentang bagaimana mereka berkaitan

dengan keselamatan kerja dalam hal apakah mereka pada umumnya

menunjukkan komitmen terhadap keselamatan kerja, aktif dalam

promosi keselamatan kerja dan peduli terhadap keselamatan orang

lain.

5. Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya

Konsep risiko diketahui dapat membantu dalam memahami dan

mengatasi bahaya dan ketidakpastian yang mana jika terjadi suatu

keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan kerugian (Krallis

dan Csontos, 2006). Menurut National Safety Council, risiko adalah

sebuah ukuran probabilitas dan tingkat keparahan dari dampak yang

merugikan. Penilaian risiko akibat dari tindakan yang dilakukan

bergantung pada persepsi risiko dan toleransi risiko individu tersebut

(Inouye, 2014).

Persepsi risiko adalah kemampuan seseorang dalam memahami

sejumlah risiko tertentu sedangkan toleransi risiko mengacu pada

kapasitas seseorang dalam menerima risiko tersebut (Inouye, 2014).

Persepsi risiko yang rendah dapat menyebabkan tingkat toleransi risiko

menjadi lebih tinggi yang mana dapat meningkatkan perilaku berisiko.

Meskipun, persepsi risiko dinilai tidak tetap namun dapat memberikan

pertimbangan dalam melihat perbedaan penilaian terhadap paparan,

probabilitas, konsekuensi dan keseluruhan risiko (Krallis dan Csontos,

2006). Oleh karena itu, memahami risiko dan bagaimana persepsi

Page 46: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

28

terhadap risiko merupakan langkah penting untuk meningkatkan

kesadaran akan pentingnya keselamatan melalui program atau upaya

keselamatan (Inouye, 2014).

Dimensi ini menangkap persepsi pekerja tentang bagaimana

mereka berkaitan dengan keselamatan kerja dalam hal apakah mereka

pada umumnya memprioritaskan keselamatan diatas target pekerjaan,

tidak menerima kondisi berisiko atau tidak mengambil risiko dan tidak

menunjukkan keberanian yang bertentangan dengan aspek

keselamatan.

6. Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan

Budaya pembelajaran dan pelaporan merupakan dua hal yang

dapat membentuk budaya keselamatan yang diinginkan (Kines dkk.,

2011). Jeffcott dkk., (2006) menekankan pentingnya pembelajaran

untuk menciptakan budaya keselamatan yang positif, yaitu dengan

mengumpulkan, menganalisis dan mendesiminasi/menyebarkan

informasi secara terus-menerus di lingkungan kerja sehingga timbul

keinginan untuk melaporkan kejadian-kejadian tidak aman. Dengan

demikian, komunikasi bukan hanya pertukaran informasi melainkan

juga menjadi bagian dari pembelajaran dan ide-ide inovatif baru yang

muncul.

Komunikasi memegang peran yang penting terutama dalam

menciptakan interaksi sosial seperti iklim organisasi. Selain itu,

komunikasi juga memegang peranan penting dalam pekerjaan untuk

perbaikan iklim keselamatan, sehingga sarana komunikasi perlu

Page 47: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

29

dipertimbangkan dalam organisasi (Bergh, 2011). Oleh karena itu,

pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan masuk ke dalam dimensi

yang terdapat pada kuesioner NOSACQ-50.

Dimensi ini menangkap persepsi pekerja tentang bagaimana

mereka berkaitan dengan keselamatan di tempat kerja dalam hal

berdiskusi mengenai isu-isu keselamatan, belajar dari pengalaman

kerja, menolong satu sama lain untuk dapat bekerja secara aman,

menerima masukan terkait keselamatan dengan baik dan percaya

terhadap kemampuan satu sama lain dalam menjamin keselamatan saat

bekerja.

7. Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja

Zohar (1980) dalam Kines dkk., (2011) mendefinisikan

beberapa aspek sistem manajemen keselamatan organisasi

diidentifikasi sebagai tema utama, yaitu status petugas keselamatan

yang tinggi, pemeriksaan keselamatan yang sering dan penekanan

keselamatan. Kemudian, Flin dkk (2000) berdasarkan hasil kajiannya

terhadap 18 skala ukur iklim keselamatan diidentifikasi pentingnya

pelatihan keselamatan dan persepsi sistem keselamatan

(status/kekuatan safety officer, safety committee dan lain-lain) menjadi

tema utama. Iklim keselamatan merupakan sebuah konsep sosial

sehingga untuk melihat sistem tidak bisa dilakukan dengan audit

melainkan menangkap persepsi pekerja mengenai keefektifan sistem

manajemen keselamatan yang berlaku disebuah organisasi.

Page 48: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

30

Oleh karena itu, Nordic memasukkan dimensi ini ke dalam

desain kuesioner yang akan diuji coba secara empiris. Dimensi ini

menangkap persepsi pekerja mengenai efektifitas sistem keselamatan

kerja yang dijalankan seperti safety officers, safety representatives,

komite keselamatan dan safety rounds. Persepsi tentang bagaimana

mereka dalam melihat keefektifan, manfaat dari perencanaan, manfaat

dari pelatihan dari sistem keselamatan kerja yang berjalan dan manfaat

dari sasaran dan tujuan keselamatan yang jelas.

2.3 Hubungan Iklim Keselamatan dan Kinerja Keselamatan

Iklim keselamatan dipandang sebagai leading indicator dari kinerja

keselamatan dan outcome keselamatan (Alnoaimi, 2015). Leading

indicator merupakan proses pengukuran yang dapat memprediksi kinerja

keselamatan untuk mengambil tindakan yang diperlukan sebelum insiden

terjadi (Colley dkk., 2015). Hon dan Liu (2016) dalam hasil penelitiannya

juga menyampaikan bahwa iklim keselamatan dapat berpengaruh positif

terhadap perilaku keselamatan dan diakui dapat dijadikan alat ukur

indikator keselamatan.

Definisi kinerja sendiri menurut Griffin dan Neal (2000) adalah

perilaku aktual individu di tempat kerja. Griffin dan Neal (2000)

menyatakan bahwa kinerja keselamatan adalah perilaku kerja yang relevan

dengan keselamatan yang dapat dikonseptualisasikan sama dengan

perilaku-perilaku kerja lain yang merupakan hasil kerja. Komponen kinerja

menggambarkan perilaku aktual yang dilakukan individu di tempat kerja.

Komponen tersebut terdiri dari :

Page 49: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

31

1. Safety compliance atau kepatuhan keselamatan

Menjelaskan aktivitas-aktivitas keselamatan yang perlu dilakukan oleh

individu untuk menjaga keselamatan kerja. Perilaku ini seperti

menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan yang benar serta

melaksanakan pekerjaan secara aman seperti memakai peralatan

keselamatan atau alat pelindung diri.

2. Safety participation atau partisipasi keselamatan

Menggambarkan perilaku yang mungkin tidak berkontribusi secara

langsung terhadap keselamatan pribadi individu tapi perilaku ini

mendukung keselamatan dalam konteks organisasi yang lebih luas

yaitu membantu mengembangkan lingkungan yang mendukung

keselamatan. Perilaku ini meliputi kegiatan seperti berpartisipasi dalam

kegiatan keselamatan secara sukarela, mempromosikan program

keselamatan di tempat kerja serta membantu rekan kerja mengenai hal-

hal yang terkait dengan keselamatan.

Berdasarkan hasil penelitian Griffin dan Neal (2000) diketahui

bahwa iklim keselamatan dapat mempengaruhi kinerja keselamatan yang

diperantarai oleh pengetahuan dan motivasi pekerja. Selain dapat

memprediksi kinerja keselamatan, beberapa penelitian iklim keselamatan

juga telah mengungkapkan bahwa faktor iklim keselamatan dapat

memprediksi outcome keselamatan, seperti kecelakaan dan cedera. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Zohar (2002) yang mengemukakan bahwa

memprioritaskan dan menilai iklim keselamatan yang positif telah

Page 50: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

32

ditunjukkan untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan mengurangi

cedera pekerja.

Pengaruh iklim keselamatan terhadap perilaku keselamatan

individu yang berdampak pada kinerja keselamatan disebut sebagai cara

yang efektif (Fang dkk, 2006). Iklim keselamatan biasanya dianggap

sebagai subset dari iklim organisasi. Demikian pula, kinerja keselamatan

dianggap sebagai subsistem kinerja organisasi. Bukti metaanalitik terbaru

telah mengkonfirmasi bahwa iklim keselamatan dikaitkan dengan kinerja

keselamatan yang lebih baik dan tingkat kecelakaan dan cedera yang

menurun (Gittleman dkk., 2010). Iklim keselamatan memiliki keunggulan

dalam mengidentifikasi kekurangan praktek manajemen keselamatan

sebelum akhirnya menjadi kecelakaan (Mearns dkk., 2003)

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan

iklim keselamatan dengan outcome keselamata/kinerja keselamatan mulai

dari perilaku yang tidak aman (Hofmann & Stetzer, 1996), keterlibatan

dalam kegiatan keselamatan (Cheyne dkk, 1998), perilaku keselamatan

(Glendon dan Litherland, 2001; Seo dkk., 2004; Cooper dan Philips,

2004), kejadian hampir celaka/nearmiss (Morrow dan Crum, 2004),

pelanggaran keselamatan dan motivasi keselamatan (Kines dkk., 2011),

persepsi risiko (Tharaldsen dkk., 2008), dan tingkat kecelakaan (Dejoy

dkk., 2004).

Di Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti dan

Nur‟aini (2016) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

iklim keselamatan dengan perilaku berbahaya pada karyawan produksi.

Page 51: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

33

Artinya, semakin positif iklim keselamatan kerja, maka semakin rendah

perilaku berbahaya karyawan. Cooper dan Phillips (2004) mengatakan

pencapaian dan pemeliharaan dari iklim keselamatan yang positif akan

mampu menciptakan suasana atau lingkungan kerja dimana peningkatan

kinerja keselamatan bisa terus dicapai oleh suatu organisasi. Berdasarkan

hal tersebut, menunjukkan pentingnya mengetahui iklim keselamatan guna

mencapai perbaikan yang berkelanjutan terhadap kinerja keselamatan.

2.4 Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi

Iklim keselamatan merupakan kumpulan persepsi individu pekerja

terhadap gambaran keselamatan kerja yang dirasakan. Kumpulan persepsi

keselamatan individu tersebut jika dikumpulkan sampai pada tingkat

kelompok atau organisasi, maka cenderung dapat digunakan untuk

mengukur budaya keselamatan (Hall dkk., 2013). Sedangkan karakteristik

demografi digambarkan sebagai karakteristik personal atau individu

responden seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat

pendidikan, jabatan dalam organisasi, pengalaman bekerja dan informasi

personal lainnya. Karakteristik demografi telah diidentifikasi dapat

mempengaruhi iklim keselamatan yang kemudian mempengaruhi perilaku

keselamatan individu (Choudhry dkk., 2009). Selain itu, didukung juga

dengan adanya beberapa penelitian yang menghubungkan karakteristik

personal pekerja dengan iklim keselamatan dalam suatu organisasi.

Karakteristik demografi yang diteliti, yaitu:

Page 52: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

34

1. Jenis kelamin

Menurut Muchlas (2005) mengatakan bahwa karakteristik individu

seseorang seperti jenis kelamin dapat mempengaruhi seseorang dalam

memberikan intrepretasi persepsi pada suatu objek atau stimulus yang

dilihatnya. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin laki-

laki dalam mempersepsikan tentang sesuatu objek atau stimulus berbeda

dengan perempuan. Perbedaan jenis kelamin ini cenderung membentuk

persepsi yang berbeda sehingga mempengaruhi sikap yang berbeda pula

antara laki-laki dan perempuan.

Pada beberapa penelitian variabel jenis kelamin juga diteliti

tentang kaitannya dengan iklim keselamatan di tempat kerja. Beberapa

penelitian tersebut diantaranya dilakukan oleh Fang dkk (2006), Bergh

(2011), dan Restuputri (2015). Berdasarkan hasil Bergh (2011) ditemukan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap iklim keselamatan.

Begitu pula, dengan penelitian yang dilakukan oleh Fang dkk (2006) dan

Restuputri (2015) yang mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signikan antara jenis kelamin dengan iklim keselamatan.

2. Umur

Menurut Kozier (2004), umur merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi persepsi seseorang. Umur dapat mempengaruhi daya

tangkap seseorang dan pola pikir seseorang. Seseorang melihat sebuah

target dan mencoba untuk memberikan interpretasi persepsi dari objek

yang dilihatnya dengan berbeda-beda. Semakin bertambah usia seseorang

maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya.

Page 53: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

35

Pada beberapa penelitian iklim keselamtan menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan antara umur dengan persepsi keselamatan. Berikut ini

merupakan ringkasan hasil penelitian dari beberapa penelitian yang

menggambarkan perbedaan kelompok umur dengan iklim keselamatan

dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan

Berdasarkan Umur

No Peneliti Umur

(tahun)

Keterangan

1. Choudhry

dkk., 2009

< 20

21-30

31-40

41-50

>50

Survei iklim keselamatan memberikan dampak

positif terhadap persepsi pekerja yang lebih tua,

yang sudah menikah, dan memiliki lebih

banyak anggota keluarga untuk

mendukungnya, namun memiliki dampak kecil

pada mereka yang berada di usia termuda,

tunggal, atau tidak memiliki anggota keluarga

untuk mendukungnya.

2. Vinodkuma

r dan Bhasi,

2009

≤ 35

36 – 50

>50

Ditemukan bahwa semua nilai iklim berkurang

dan kemudian meningkat seiring bertambahnya

usia. Pada variabel komitmen dan tindakan

manajemen, pengetahuan pekerja dan

kepatuhan terhadap keselamatan, partisipasi

dan komitmen pekerja terhadap keselamata,

dan pembenaran risiko berbeda secara

signifikan satu sama lain untuk kelompok usia.

3. Siu dkk,

2003

< 34,7

≥ 34,7

Pekerja yang lebih tua menunjukkan sikap

keselamatan yang lebih positif daripada yang

lebih muda.

4. Ameko,

2015

20 – 29

30 – 39

40 – 49

Responden berusia 20-an, lebih mungkin

merasa aman saat bekerja, daripada usia 30-an

(OR = 0,389, C.I = 0.158-0962) dan 40an (OR

= 0,395, C.I = 0,1447- 1,063). Namun, ada

hubungan yang signifikan antara iklim

keselamatan dan usia; 30-39 tahun (p = 0,041).

5. Bergh, 2011 Tahun

kelahiran:

1940-1959

1960-1979

1980-1995

Persepsi terhadap dimensi iklim keselamatan

yaitu prioritas keselamatan pekerja dan

pengambilan risiko pada usia muda (kelahiran

1980 – 1995) masih kurang dibandingkan

dengan usia yang lebih tua (kelahiran 1940 –

1979)

Page 54: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

36

No Peneliti Umur

(tahun)

Keterangan

6. Fang dkk,

2006

< 20

21 – 30

31 – 40

41 – 50

>50

Pekerja yang lebih tua memiliki persepsi iklim

keselamatan yang lebih positif daripada pekerja

yang berusia muda.

7. Restuputri,

2015

20 – 25

26 – 30

30 – 35

>35

Terdapat perbedaan iklim keselamatan

berdasarkan kelompok umur tersebut pada

dimensi komitmen dan kemampuan

keselamatan kerja dan kepercayaan terhadap

keefektifikan sistem keselamatan kerja

3. Masa kerja

Masa kerja dipercaya dapat mempengaruhi iklim keselamatan. Hal

ini karena lamanya seseorang bekerja dan pengalaman kerja yang

dilaluinya dipercaya dapat untuk memperbaiki keterampilan,

meningkatkan efisiensi dan mempengaruhi sikap terhadap pekerjaan dan

terutama terhadap keselamatan di tempat kerja. Beberapa penelitian

menunjukkan hubungan antara iklim keselamatan kerja pada beberapa

kelompok masa kerja. Berikut ini merupakan ringkasan hasil penelitian

dari beberapa penelitian yang menggambarkan perbedaan kelompok masa

kerja dengan iklim keselamatan dapat dilihat pada tabel 2.3.

Page 55: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

37

Tabel 2.3 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja

Berdasarkan Masa Kerja

No Peneliti Masa Kerja Keterangan

1. Vinodkumar

dan Bhasi,

2009

≤ 10 tahun

11– 20 tahun

>20 tahun

Persepsi karyawan mengenai faktor

iklim keselamatan tentang (1)

komitmen manajemen dan tindakan

untuk keselamatan, (2) pengetahuan

pekerja dan kepatuhan terhadap

keselamatan, (3) partisipasi dan

komitmen pekerja terhadap

keselamatan dan (4) pembenaran

risiko memiliki perbedaan secara

signifikan satu sama lain untuk ketiga

kelompok.

2. Ameko, 2015 1 – 3 tahun

4 – 6 tahun

7 – 9 tahun

≥ 10 tahun

Terdapat hubungan yang signifikan

antara lamanya bekerja dengan iklim

keselamatan dimana pekerja yang

bekerja selama 4 sampai 6 tahun, lima

kali lebih baik melihat iklim kerja

yang aman, begitupula yang bekerja

selama 7 sampai 9 tahun dan selama

10 tahun ke atas dibandingkan dengan

yang bekerja selama 1 sampai 3 tahun.

3. Bergh, 2011 0 – 5 tahun

6 – 15 tahun

>16 tahun

Terdapat perbedaan yang signifikan

antara persepsi iklim keselamatan

dengan lamanya bekerja. Perbedaan

tersebut terlihat dari persepsi pekerja

dalam menilai risiko bahaya, dimana

pekerja yang telah bekerja lebih dari

16 tahun memiliki skor iklim

keselamatan yang lebih tinggi.

5. Fang dkk,

2006

< 1 tahun

1 – 5 tahun

6 – 10 tahun

11 – 15 tahun

>15 tahun

Tidak ditemukan hubungan yang

signifikan dengan persepsi iklim

keselamatan.

4. Posisi Jabatan

Posisi jabatan seseorang dalam suatu organisasi dapat memberikan

perbedaan persepsi dalam menilai suatu objek. Hal itu dikarenakan

kemampuan dalam menilai suatu keadaan berbeda karena pengalaman

Page 56: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

38

kerja yang dirasakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iklim

keselamatan kerja berbeda antara manajerial dengan pekerja pelaksana.

Berikut ini merupakan ringkasan hasil penelitian dari beberapa penelitian

yang menggambarkan perbedaan posisi jabatan dengan iklim keselamatan

dapat dilihat pada tabel 2.4

Tabel 2.4 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja

Berdasarkan Posisi Jabatan

No Peneliti Posisi Jabatan Keterangan

1 Vinodkumar

dan Bhasi,

2009

Supervisory staff

Workmen

Staff pengawas mencetak nilai

lebih tinggi daripada semua faktor

iklim keselamatan kecuali faktor

pembenara risiko.

2 Bergh, 2011 Workers

Managers/supervis

ors

Terdapat perbedaan yang

signifikan persepsi iklim

keselamatan antara manajerial

dengan pekerja, dimana pada

manajerial memperoleh skor yang

lebih tinggi daripada skor yang

didapatkan pekerja terutama pada

persepsi terhadap manajemen

dalam melakukan penanganan

mengenai keselamatan.

3 Restuputri,

2015

Manajerial

Pekerja

Terdapat perbedaan yang

signifikan untuk dimensi prioritas

keselamatan pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko bahaya dan

dimensi kepercayaan terhadap

keefektifan sistem keselamatan.

4 Huang dkk.,

2016

Manajerial atau

supervisor

Pekerja

Persepsi iklim keselamatan antara

pekerja dengan

supervisor/manajerial memiliki

perbedaan yang signifikan,

dimana iklim keselamatan pada

manajerial memberikan skor yang

lebih tinggi.

Page 57: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

39

5. Tingkat pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan

(Notoatmodjo, 2007). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseoarang akan

semakin mudah dalam menerima informasi sehingga diharapkan makin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Tingkat pendidikan juga

merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi iklim keselamatan

(Fang dkk., 2006). Berikut ini merupakan ringkasan hasil penelitian dari

beberapa penelitian yang menggambarkan perbedaan tingkat pendidikan

dengan iklim keselamatan dapat dilihat pada tabel 2.5.

Page 58: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

40

Tabel 2.5 Ringkasan Hasil Penelitian Iklim Keselamatan Kerja

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Peneliti Tingkat Pendidikan Keterangan

1. Choudhry

dkk.,

2009

1. Advanced degree

2. College graduates

3. Secondary

education

4. Primary

education

5. Did not have a

primary education

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan di

bawah primer memiliki

persepsi iklim keselamatan

yang kurang dibandingkan

tingkat pendidikan diatasnya.

2. Vinodku

mar dan

Bhasi,

2009

1. 10 tahun

(primary, upper

primary,

secondary)

2. > 10 tahun

sampai sarjana

3. Sarjana ke atas

Persepsi pekerja terhadap

iklim keselamatan berbeda

secara signifikan satu sama

lain untuk tiga kelompok

pendidikan. Pekerja dengan

tingkat pendidikan yang lebih

tinggi lebih mudah menerima

dan memahami peraturan

keselamatan.

3. Ameko,

2015

1. Primary

2. Middle/JHS

3. Secondary/

Vocational

4. Diploma

5. Degree

Persepsi iklim kerja yang

aman kian meningkat sesuai

dengan tingkat pendidikannya.

4. Fang dkk,

2006

1. Below primary

2. Primary

3. Secondary

4. Certificated/diplo

ma

5. College atau

higher

Adanya hubungan yang

signifikan secara statistik

antara iklim keselamatan

dengan tingkatan pendidikan

dimana pekerja yang tingkat

pendidikan pada below

primary memiliki persepsi

iklim positif yang jauh lebih

kecil dibandingkan tingkat

pendidikan yang lainnya.

Page 59: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

41

2.5 Strategi Peningkatan Iklim Keselamatan

Untuk menciptakan iklim keselamatan yang positif sehingga

mempengaruhi kinerja keselamatan perusahaan maka diperlukan berbagai

strategi atau upaya keselamatan yang perlu diterapkan. Banyak strategi

yang telah dilakukan beberapa perusahaan dalam menciptakan sistem

manajemen yang efektif. OSHA mendorong perusahaan untuk menerapkan

dan memelihara program yang menyediakan kebijakan, prosedur dan

praktek sistematis yang memadai untuk melindungi pekerja dari bahaya

keselamatan. Program tersebut akan membantu memastikan bahwa ada

komunikasi yang jelas kepada semua pekerja dalam penerapan kebijakan

dan prosedur keselamatan yang konsisten. Adapun beberapa upaya

keselamatan berdasarkan standar sistem manajemen keselamatan yang

efektif menurut OSHA, yaitu (Roughton dan Mercurio, 2002):

1. Komitmen kepemimpinan manajemen

Komitmen kepemimpinan manajemen dari atas ke bawah adalah

bagian terpenting dari segala proses. Jika manajemen menunjukkan

komitmen dan memberikan kekuatan memberikan sumber daya yang

dibutuhkan untuk mengelola keselamatan, maka sistem yang efektif dapat

dikembangkan dan akan dipertahankan. Menurut OSHA, komitmen

manajemen harus mencakup unsur-unsur berikut yang konsisten dengan

program keselamatan, yaitu :

a. Menetapkan tanggung jawab program terhadap manajer, supervisor

dan pekerja mengenai keselamatan dan meminta pertanggungjawaban

mereka untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut.

Page 60: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

42

b. Memberikan wewenang, akses terhadap informasi, pelatihan dan

sumber daya yang relevan kepada manajer, supervisor dan pekerja

untuk melaksanakan tanggung jawab keselamatan mereka.

c. Mengidentifikasi setidaknya satu manajer, supervisor atau pekerja

untuk menerima dan melaporkan kondisi keselamatan dan melakukan

tindakan perbaikan jika memungkinkan.

2. Partisipasi karyawan

Untuk menciptakan sistem yang berhasil, maka pekerja harus

diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam menetapkan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi program keselamatan. Adanya

partisipasi karyawan memungkinkan karyawan tersebut untuk

menunjukkan komitmen keselamatan mereka kepada diri sendiri atau

rekan kerja. Untuk memenuhi dan meningkatkan partisipasi karyawan,

manajemen harus menerapkan beberapa bentuk elemen sebagai berikut:

a. Secara teratur berkomunikasi dengan semua karyawan terkait masalah

keselamatan

b. Memberikan akses kepada karyawan tentang informasi yang relevan

dengan sistem keselamatan

c. Menyediakan cara bagi karyawan untuk terlibat dalam identifikasi dan

penilaian bahaya, memprioritaskan bahaya, pelatihan keselamatan dan

evaluasi sistem manajemen

d. Menetapkan prosedur di mana karyawan dapat melaporkan kejadian

yang berkaitan dengan pekerjaan segera dan cara mereka dapat

Page 61: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

43

membuat rekomendasi tentang solusi tepat untuk mengendalikan

bahaya yang teridentifikasi.

e. Memberikan tanggapan yang cepat terhadap laporan dan rekomendasi.

Penting untuk diingat bahwa di bawah sistem manajemen yang efektif,

atasan tidak membuat karyawan enggan melaporkan bahaya terhadap

keselamatannya dan membuat rekomendasi tentang insiden atau

bahaya, atau berpartisipasi dalam program keselamatan.

3. Identifikasi dan penilaian bahaya

Analisis bahaya praktis dari lingkungan kerja melibatkan berbagai

elemen untuk mengidentifikasi bahaya dan kondisi yang ada serta operasi

yang dapat berubah yang mungkin menciptakan bahaya baru. Manajemen

yang efektif ditambah dengan partisipasi karyawan dan terus menganalisis

lingkungan kerja untuk mengantisipasi dan mengembangkan program

untuk membantu mencegah kejadian berbahaya akan membantu

mengidentifikasi bahaya. Langkah-langkah berikut direkomendasikan

untuk membantu mengidentifikasi keberadaan dan potensi bahaya, yaitu:

a. Melakukan penilaian dasar di tempat kerja yang menyeluruh,

memperbarui penilaian secara berkala, dan membiarkan karyawan

berpartisipasi dalam penilaian

b. Menganalisis fasilitas terencana dan / atau baru, bahan proses, dan

peralatan

c. Melakukan analisis bahaya pekerjaan rutin

d. Menilai faktor risiko aplikasi ergonomi terhadap tugas karyawan

Page 62: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

44

e. Melakukan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja secara

teratur sehingga bahaya yang baru atau yang sebelumnya tidak

terjawab dapat diidentifikasi dan diperbaiki

f. Menyediakan sistem yang andal bagi karyawan untuk memberi tahu

manajemen tentang kondisi yang tampak berbahaya dan menerima

tanggapan tepat waktu dan tepat serta mendorong karyawan untuk

menggunakan sistem tanpa rasa takut akan pembalasan; Sistem ini

memanfaatkan wawasan dan pengalaman karyawan dalam

keselamatan dan memungkinkan masalah karyawan ditangani

g. Menginvestigasi insiden dan "near miss" sehingga penyebab dan cara

pencegahannya dapat diidentifikasi

h. Menganalisis kecenderungan kejadian untuk mengidentifikasi pola

dengan penyebab umum sehingga dapat ditinjau dan dicegah.

Unsur-unsur ini akan membantu mengidentifikasi isu-isu

keamanan potensial. Setelah area diidentifikasi, maka dapat membuat

kasus untuk pelatihan karena sesuai dengan operasi. Setiap kejadian yang

berkaitan dengan pekerjaan dengan potensi menyebabkan kerusakan fisik

pada karyawan harus diselidiki. Rekaman bahaya yang diidentifikasi,

penilaian, dan tindakan yang diambil atau rencana untuk mengendalikan

bahaya tersebut harus didokumentasikan.

4. Pencegahan dan pengendalian bahaya

Perencanaan yang efektif dari tempat kerja atau tugas pekerjaan

dapat membantu mencegah bahaya. Bila tidak memungkinkan untuk

menghilangkan bahaya, perencanaan tindakan dapat membantu

Page 63: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

45

mengendalikan kondisi yang tidak aman. Pengendalian harus dilakukan

tepat waktu bila bahaya atau potensi bahaya diidentifikasi. Adapun

tahapan-tahapannya sebagai berikut :

a. Menggunakan teknik-teknik yang layak dan sesuai

b. Menetapkan praktik dan prosedur yang aman yang dapat dipahami dan

diikuti oleh semua karyawan yang terkena dampak

c. Menyediakan APD bila kontrol teknik tidak layak dilakukan

d. Menggunakan kontrol administratif, misalnya, mengurangi durasi

paparan

e. Mempertahankan fasilitas dan peralatan untuk mencegah kerusakan

peralatan

f. Merencanakan dan mempersiapkan keadaan darurat dan melakukan

pelatihan darurat, jika diperlukan, untuk memastikan bahwa tanggapan

yang tepat terhadap keadaan darurat akan menjadi “sifat kedua” bagi

semua orang yang terlibat.

g. Menetapkan program surveilans medis yang mencakup penanganan

kasus pertolongan pertama di tempat untuk mengurangi risiko insiden

yang mungkin terjadi.

5. Informasi dan Pelatihan

Pelatihan keselamatan merupakan komponen penting dari program

keselaamtan yang efektif. Pelatihan ini harus membahas peran dan

tanggung jawab manajemen dan karyawan. Hal ini akan sangat efektif bila

digabungkan dengan pelatihan lain seperti mengenai persyaratan kinerja

dan praktik kerja. Kompleksitasnya tergantung pada ukuran dan sifat

Page 64: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

46

bahaya dan potensi bahaya yang ada. Pelatihan merupakan bagian penting

dari setiap program untuk memastikan bahwa semua karyawan memahami

persyaratan program keselamatan dan potensi bahaya operasional.

a. Pelatihan Karyawan

Program pelatihan karyawan harus dirancang untuk

memastikan bahwa semua karyawan memahami dan menyadari bahaya

yang mungkin mereka hadapi dan metode yang tepat untuk

menghindari bahaya tersebut. Informasi dan pelatihan berikut ini harus

diberikan kepada semua karyawan, yaitu :

a) Sifat bahaya dan cara mengidentifikasinya

b) Cara untuk mengendalikan bahaya

c) Tindakan perlindungan apa yang dapat digunakan untuk mencegah

dan atau meminimalkan paparan bahaya

d) Siapapun yang memiliki tanggung jawab untuk mendapatkan

informasi dan pelatihan harus diberi tingkat pelatihan yang

diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab keselamatan

mereka.

b. Pelatihan Manajemen

Manajemen harus dilatih untuk memahami peran dan tanggung

jawab dalam keselamatan dan memungkinkan mereka melaksanakan

tanggung jawab keselamatan secara efektif. Program pelatihan untuk

manajemen yaitu:

a) Menganalisis pekerjaan di bawah pengawasan untuk

mengantisipasi dan mengidentifikasi potensi bahaya

Page 65: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

47

b) Mempertahankan perlindungan fisik di area kerja mereka

c) Memperkuat pelatihan karyawan mengenai sifat bahaya potensial

yang terkait dengan pekerjaan mereka dan tindakan perlindungan,

penguatan dilakukan melalui umpan balik dan jika perlu melalui

penegakan praktek kerja yang aman

d) Memahami tanggung jawab keselamatan mereka

6. Evaluasi keefektifan program

Sistem manajemen harus dievaluasi untuk memastikan efektif dan

sesuai dengan kondisi di tempat kerja tertentu. Sistem harus direvisi secara

berkala untuk memperbaiki kekurangan yang telah diidentifikasi. Evaluasi

dapat dilakukan dengan mengembangkan sasaran dan tujuan yang terukur,

seperti prosedur kerja (manajemen, pengawasan dan aktivitas karyawan),

survei persepsi, penilaian diri dan independent review. Untuk keberhasilan

evaluasi program, maka perlu melibatkan pekerja, manager dan

supervisor.

Page 66: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

48

2.6 Kerangka Teori

Dimensi pembentuk iklim keselamatan tersebut terdiri dari tujuh

dimensi, antara lain, (1) komitmen dan kemampuan manajemen

keselamatan, (2) pemberdayaan manajemen keselamatan, (3) keadilan

manajemen keselamatan, (4) komitmen pekerja terhadap keselamatan

kerja, (5) prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya, (6) pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan, dan (7)

kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja (Kines dkk.,

2011). Menurut Choudry, dkk., (2009), karakteristik demografi telah

diidentifikasi dapat mempengaruhi iklim keselamatan yang kemudian

mempengaruhi perilaku keselamatan individu, diantaranya usia, jenis

kelamin, posisi jabatan, masa kerja dan tingkat pendidikan.

Page 67: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

49

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi dari Choudhry dkk.,

(2009), Kines dkk., (2011), Bergh (2011),

Ameko (2015)

Iklim Keselamatan :

1) Komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan

2) Pemberdayaan manajemen

keselamatan

3) Keadilan manajemen keselamatan

4) Komitmen pekerja terhadap

keselamatan kerja

5) Prioritas keselamatan pekerja dan

tidak ditoleransinya risiko bahaya

6) Pembelajaran, komunikasi dan

inovasi

7) Kepercayaan terhadap keefektifan

sistem keselamatan kerja Tingkatan

Pendidikan

Usia

Jenis

kelamin

Posisi

Jabatan

Masa Kerja

Page 68: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

50

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran iklim

keselamatan di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa iklim keselamatan dapat

digambarkan melalui beberapa dimensi iklim keselamatan. Dalam penelitian

ini, untuk menggambarkan iklim keselamatan digunakan dimensi iklim

keselamatan yang dikemukakan oleh Nordic dan menggunakan instrumen

yang dikembangkannya berupa kuesioner iklim keselamatan yaitu

NOSACQ-50 (Kines dkk., 2011). Iklim keselamatan kemudian juga ditinjau

berdasarkan karakteristik demografi, yaitu usia, lama kerja, posisi jabatan

dan tingkatan pendidikan. Dalam penelitian ini, tidak mencari hubungan

antara karakteristik demografi pekerja dengan tingkat iklim keselamatan

melainkan hanya mendeskripsikan dimensi iklim keselamatan pada berbagai

karakteristik demografi pekerja. Berikut ini kerangka konsep penelitian

yang dapat dilihat pada gambar 3.1.

Page 69: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

51

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Iklim Keselamatan :

1. Komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan

2. Pemberdayaan manajemen

keselamatan

3. Keadilan manajemen keselamatan

4. Komitmen pekerja terhadap

keselamatan kerja

5. Prioritas keselamatan pekerja dan

tidak ditoleransinya risiko bahaya

6. Pembelajaran, komunikasi dan

inovasi

7. Kepercayaan terhadap keefektifan

sistem keselamatan kerja

Usia

Masa Kerja

Posisi

Jabatan

Tingkatan

Pendidikan

Page 70: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

52

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Komitmen dan

kemampuan manajemen

keselamatan

Persepsi tenaga kerja mengenai

cara manajemen dalam

memprioritaskan keselamatan,

menjamin bahwa setiap orang

menerima informasi keselamatan

yang dibutuhkan, merespon

perilaku tidak aman dan menilai

kompetensi manajemen dalam

menangani keselamatan.

Kuesioner

NOSAC-50

Penyebaran

kuesioner

1. Kurang, jika mean

skor < 2,70

2. Cukup, jika mean

skor 2,70 – 2,99

3. Baik, jika mean skor

≥ 3,00

Ordinal

2. Pemberdayaan

manajemen

keselamatan

Persepsi tenaga kerja mengenai

cara manajemen dalam

meningkatkan kemampuan

keselamatan dan keterlibatan

pekerja dalam menjalankan

upaya keselamatan.

Kuesioner

NOSAC-50

Penyebaran

kuesioner

1. Kurang, jika mean

skor < 2,70

2. Cukup, jika mean

skor 2,70 – 2,99

3. Baik, jika mean skor

≥ 3,00

Ordinal

3. Keadilan Manajemen

Keselamatan

Persepsi tenaga kerja mengenai

cara manajemen dalam

memperlakukan pekerja yang

terlibat kecelakaan

Kuesioner

NOSAC-50

Penyebaran

kuesioner

1. Kurang, jika mean

skor < 2,70

2. Cukup, jika mean

skor 2,70 – 2,99

Ordinal

Page 71: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

53

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

3. Baik, jika mean skor

≥ 3,00

4. Komitmen Pekerja

Terhadap Keselamatan

Kerja

Persepsi tenaga kerja tentang

bagaimana mereka dalam

memprioritaskan keselamatan

kerja dan peduli terhadap

keselamatan orang lain

Kuesioner

NOSAC-50

Penyebaran

kuesioner

1. Kurang, jika mean

skor < 2,70

2. Cukup, jika mean

skor 2,70 – 2,99

3. Baik, jika mean skor

≥ 3,00

Ordinal

5. Prioritas Keselamatan

Pekerja dan Tidak

Ditoleransinya Risiko

Bahaya

Persepsi tenaga kerja mengenai

bagaimana mereka berhubungan

terhadap keselamatan

Kuesioner

NOSAC-50

Penyebaran

kuesioner

1. Kurang, jika mean

skor < 2,70

2. Cukup, jika mean

skor 2,70 – 2,99

3. Baik, jika mean skor

≥ 3,00

Ordinal

6. Pembelajaran,

Komunikasi dan

Kepercayaan

Persepsi tenaga kerja tentang

bagaimana mereka berkaitan

dengan keselamatan di tempat

kerja

Kuesioner

NOSAC-50

Penyebaran

kuesioner

1. Kurang, jika mean

skor < 2,70

2. Cukup, jika mean

skor 2,70 – 2,99

3. Baik, jika mean skor

≥ 3,00

Ordinal

7. Kepercayaan Terhadap

Keefektifan Sistem

Keselamatan Kerja

Persepsi tenaga kerja mengenai

efektifitas sistem keselamatan

kerja yang dijalankan

Kuesioner

NOSAC-50

Penyebaran

kuesioner

1. Kurang, jika mean

skor < 2,70

2. Cukup, jika mean

Ordinal

Page 72: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

54

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

skor 2,70 – 2,99

3. Baik, jika mean skor

≥ 3,00

8. Usia Lamanya waktu hidup seseorang

terhitung dari mulai tanggal lahir

sampai berulang tahun terakhir

Kuesioner Penyebaran

kuesioner

1. ≤ 35 tahun

2. 36 – 50 tahun

3. > 50 tahun

Ordinal

9. Posisi Jabatan Kedudukan tenaga kerja dalam

susunan organisasi perusahaan

Kuesioner Penyebaran

kuesioner

1. Manajerial

2. Pekerja pelaksana

Nominal

10. Masa Kerja Lamanya seseorang telah bekerja

di unit base maintenance hingga

tahun terakhir saat dilakukan

penelitian

Kuesioner Penyebaran

kuesioner

1. 0 – 5 tahun

2. 6 – 15 tahun

3. ≥ 16 tahun

Ordinal

11. Tingkat Pendidikan Pendidikan terakhir yang

ditempuh pekerja terhitung saat

dilakukan penelitian

Kuesioner Penyebaran

kuesioner

1. SLTP

2. SLTA

3. Perguruan Tinggi

Ordinal

Page 73: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

55

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan yaitu Cross

Sectional. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran iklim

keselamatan dan mendeskripsikannya berdasarkan karakteristik

demografi di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia yang berada di kawasan Bandara Internasional Soekarno

Hatta, Cengkareng pada bulan Juni sampai Desember 2017.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017 yang berjumlah 2.137

orang.

4.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Lemeshow dkk., (1990), untuk menentukan jumlah

sampel yang diteliti dimana diketahui jumlah populasinya

Page 74: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

56

menggunakan rumus besar sampel proporsi. Pada penelitian ini,

besar sampel yang diperoleh menggunakan rumus besar sampel

proporsi tersebut, yaitu:

Keterangan :

n = besar sampel

N = jumlah populasi

P = probabilitas dari penelitian terdahulu

(karena tidak diketahui besarnya nilai p, maka peneliti

menggunakan nilai p sebesar 0,5)

D = presisi / ketepatan sebesar 5%

Z1-α/2 = derajat kepercayaan 95% (1,96)

Berdasarkan perhitungan sampel, nilai P yang digunakan

sebesar 0.5. Hal tersebut dikarenakan dalam penentuan besar

sampel, besar nilai P yang akan menghasilkan jumlah sampel

paling besar adalah 0,5 (Lemeshow dkk., 1990). Oleh karena itu,

menurut Lemeshow dkk., (1990), jika peneliti tidak mengetahui

besarnya P dalam populasi maka dapat memilih P sebesar 0,5 yang

akan memberikan jumlah sampel yang cukup.

Page 75: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

57

Selain itu, dari hasil perhitungan sampel tersebut juga

diperoleh besar sampel minimal 326 pekerja. Untuk mengantisipasi

data yang kurang lengkap, maka jumlah sampel ditambahkan

sehingga menjadi 356 pekerja. Krejcie dan Morgan (1970) dalam

Choudhry dkk (2009) mengemukakan bahwa dalam menentukan

besar sampel melaporkan bahwa pada CI 5%, ukuran sampel

minimal untuk populasi 2000 orang adalah sebesar 322.

Setelah ditentukan besar sampel penelitian, maka tahap

selanjutnya yaitu menentukan teknik dalam pengambilan sampel.

Pada penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengambilan

sampel yaitu menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple

random sampling). Maksud dari teknik tersebut adalah masing-

masing individu memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih

menjadi sampel.

Pengambilan sampel menggunakan teknik tersebut diawali

dengan membuat kerangka sampel dari daftar nama pekerja yang

tersedia di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia yang

berjumlah 2.137. Setelah daftar nama didapatkan, maka

pengambilan sampel dilakukan secara acak (random)

menggunakan microsoft excel sehingga terpilih sebanyak 356

responden dari tiga hangar dengan 21 sub unit kerja yang ada di

unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia.

Page 76: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

58

4.4 Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data

primer. Data primer yaitu data yang didapatkan langsung dari pekerja di

unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia. Data primer yang dimaksud

yaitu mengenai data karakteristik responden dan beberapa pertanyaan

yang berkaitan dengan dimensi iklim keselamatan yang dikembangkan

oleh NORDIC, yaitu penilaian persepsi pekerja terhadap 1) komitmen

dan kemampuan manajemen keselamatan, 2) pemberdayaan manajemen

keselamatan, 3) keadilan manajemen keselamatan, 4) komitmen pekerja

terhadap keselamatan kerja, 5) prioritas keselamatan pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko bahaya, 6) pembelajaran, komunikasi dan

kepercayaan, dan 7) kepercayaan terhadap keefektifan sistem

keselamatan kerja. Teknik pengambilan data yaitu dengan menyebarkan

kuesioner pada beberapa sampel penelitian di unit Base Maintenance PT

GMF AeroAsia Tahun 2017.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam

penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

Tujuannya untuk mengetahui persepsi pekerja mengenai iklim

keselamatan sehingga dapat menggambarkan bagaimana iklim

keselamatan yang ada di GMF AeroAsia. Kuesioner yang digunakan

Page 77: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

59

adalah kuesioner yang dikembangkan oleh Nordic, yaitu NOSACQ-50

yang berisi 50 item pernyataan.

Kuesioner NOSACQ-50 terdiri dari tujuh dimensi pengukuran

iklim keselamatan dengan masing-masing dimensinya berisi 6 – 9 item

pernyataannya. Item pernyataan dibagi menjadi dua kelompok

pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif. Berikut distribusi

pembagian kelompok pernyataan pada kuesioner:

Tabel 4.1 Distribusi Pernyataan Positif dan Negatif

No Dimensi Nomor Pernyataan

Positif Negatif

1. Komitmen dan Kemampuan

Manajemen Keselamatan (9

item)

A1, A2, A4,

A6, A7

A3, A5, A8,

A9

2. Pemberdayaan Manajemen

Keselamatan (7 item)

A10, A11,

A12, A14, A16

A13, A15

3. Keadilan Manajemen

Keselamatan (6 item)

A17, A19,

A20, A22

A18, A21

4. Komitmen Pekerja Terhadap

Keselamatan Kerja (6 item)

A23, A24, A27 A25, A26,

A28

5. Prioritas Keselamatan Pekerja

dan Tidak Ditoleransinya

Risiko Bahaya (7 item)

A33 A29, A30,

A31, A32,

A34, A35

6. Pembelajaran, Komunikasi,

dan Inovasi (8 item)

A36, A37,

A38, A39,

A40, A42, A43

A41

7. Kepercayaan Terhadap

Keefektifan Sistem

Keselamatan Kerja (7 item)

A44, A46,

A48, A50

A45, A47,

A49

Page 78: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

60

Semua jawaban dari item pernyataan dalam kuesioner dianalisis

dengan 4 poin skala likert yaitu “sangat tidak setuju”, “tidak setuju”,

“setuju”, dan “sangat setuju”. Oleh karena itu, responden diminta untuk

menjawab setiap pernyataan. Skor dengan skala tinggi mengindikasikan

tanggapan yang positif. Adapun ketentuan pemberian skor nilai pada

kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Skoring Item Pertanyaan dalam Kuesioner NOSAC-50

Sangat

Tidak Setuju Tidak

Setuju Setuju Sangat

Setuju

Skor item positif 1 2 3 4

Skor item negatif 4 3 2 1

Berikut adalah contoh cara melakukan skoring untuk mengetahui

rata-rata nilai satu orang untuk dimensi pertama iklim keselamatan, yaitu:

(A1+A2+A3+A4+A5+A6+A7+A8+A9) / 9

Jumlah item yang masuk dalam perhitungan adalah hanya item

yang dijawab. Jika responden menjawab keseluruhan item maka

denominatornya adalah 9. Jika responden hanya menjawab 7 maka

denominatornya adalah 7. Namun jika responden menjawab kurang dari

setengah dari jumlah item tiap dimensi maka tidak akan diikutkan dalam

perhitungan total rata-rata.

Page 79: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

61

Contoh perhitungan total rata-rata dari rata-rata dimensi 1:

a. 5 orang mempunyai skor rata-rata untuk dimensi 1 masing-masing

sebagai berikut: 2,67 ; 2,33 ; 2,44 ; 2,56 ; 2,67

b. Maka total rata-rata populasi menjadi:

(2,67+2,33+2,44+2,56+2,67)/5 = 2,53

c. Dan begitu seterusnya untuk dimensi lainnya

Adapun mengenai interpretasi hasil yang didapat menggunakan

panduan skoring dari kuesioner NORDIC (Kines, dkk., 2011) adalah

sebagai berikut:

a. Skor lebih dari sama dengan 3,00 = baik, dengan ketentuan :

a. 3,00 – 3,30 = butuh sedikit peningkatan

b. > 3,30 = hanya perlu dipelihara

b. Skor antara 2,70 – 2,99 : cukup dan butuh peningkatan

c. Skor di bawah 2,70: kurang dan butuh peningkatan yang besar.

4.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner

4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh

mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data

(Hastono, 2006). Pada dasarnya, kuesioner NOSACQ-50 merupakan

kuesioner baku untuk mengukur iklim keselamatan. Kuesioner ini

juga telah dikeluarkan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa

Indonesia dan telah teruji validitasnya pada beberapa penelitian.

Page 80: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

62

Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa tidak harus melakukan uji

validitas kembali hingga proses pengolahan data selesai. Namun

ternyata karena karakteristik sampel yang berbeda, maka kuesioner

tetap harus memerlukan uji validitas sehingga uji validitas dilakukan

pada sampel penelitian yaitu sebanyak 356 responden.

Hasil uji dinyatakan valid apabila skor yang diperoleh lebih

dari r tabel yaitu 0,104. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan,

diketahui bahwa seluruh pernyataan dalam kuesioner telah

dinyatakan valid karena memiliki skor lebih dari 0,104. Oleh karena

itu, kuesioner NOSACQ-50 yang telah digunakan penulis dapat

digunakan dan teruji valid dalam menggambarkan iklim

keselamatan.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran

dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2006). Uji

reliabilitas menggunakan alpha Cronbach, dimana instrumen

penelitian akan dinyatakan reliabel jika memperoleh skor ≥ 0,70 (Vu

dan Cieri, 2015). Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan,

diketahui bahwa keseluruhan pernyataan kuesioner memiliki skor >

0,94. Oleh karena itu, kuesioner NOSACQ dinyatakan reliabel untuk

menggambarkan iklim keselamatan.

Page 81: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

63

4.7 Pengolahan Data

Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam melakukan pengolahan

data, yaitu :

1. Menyunting Data (Editing)

Melakukan pemeriksaan terhadap kuesioner yang telah diisi dengan

cara melihat kelengkapan jawabannya, sebelum dilakukan proses

pemasukan data ke dalam komputer sehingga ditemukan data yang

salah atau meragukan dapat ditelusuri kembali kepada responden

yang bersangkutan.

2. Mengkode Data (Coding)

Kegiatan membuat klasifikasi data dan memberi kode atau nilai pada

jawaban dari setiap pernyataan dalam kuesioner. Tabel 4.3

menunjukkan daftar kode variabel penelitian.

Page 82: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

64

Tabel 4.3 Daftar Kode Variabel

No Variabel Kode

1 Dimensi iklim keselamatan kerja :

a. komitmen dan

kemampuan manajemen

keselamatan

b. pemberdayaan manajemen

keselamatan

c. keadilan manajemen

keselamatan

d. komitmen pekerja

terhadap keselamatan

kerja

e. prioritas keselamatan

pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko

bahaya

f. pembelajaran, komunikasi

dan kepercayaan

g. kepercayaan terhadap

keefektifan sistem

keselamatan kerja

1 = STS

2 = TS

3 = S

4 = SS

2 Usia ... Tahun

3 Tingkatan Manajemen 0 = Manajerial

1 = Pekerja pelaksana

4 Masa Kerja ... Tahun

5 Tingkat Pendidikan 0 = SMP

1 = SMK atau sederajat

2 = Perguruan Tinggi

3. Memasukkan Data (Entry)

Kegiatan memasukkan data hasil kuesioner yang sudah diberikan ke

dalam software statistik (SPSS). Data yang dimasukkan adalah data

pada kuesioner yang tidak missing.

Page 83: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

65

4. Membersihkan Data (Cleaning)

Kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kembali dan memastikan

bahwa tidak ada kesalahan data atau data yang tidak lengkap ketika

proses entry. Setelah melakukan pembersihan data, maka data dapat

diolah dan dianalisis.

4.8 Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisa secara univariat untuk

mendeskripsikan seluruh dimensi iklim keselamatan yang terdiri dari 1)

komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan, 2) pemberdayaan

manajemen keselamatan, 3) keadilan manajemen keselamatan, 4)

komitmen pekerja terhadap keselamatan, 5) prioritas keselamatan

pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya, 6) pembelajaran,

komunikasi dan inovasi, dan 7) kepercayaan terhadap keefektifan sistem

keselamatan kerja. Data dianalisis dengan melihat rata-rata atau mean

( ̅), standar deviasi, variasi pada variabel dependen dimensi iklim

keselamatan. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel bertujuan

untuk mendeskripsikan dan menggambarkan skor rata-rata dari masing-

masing dimensi iklim keselamatan.

Page 84: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

66

BAB V HASIL

HASIL

5.1 Gambaran Umum PT GMF AeroAsia

5.1.1 Profil PT GMF AeroAsia

PT GMF AeroAsia merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang perawatan pesawat terbang dan berperan sebagai anak

perusahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Garuda Indonesia Tbk.

Tugas utama PT GMF AeroAsia adalah penyediaan jasa perawatan dan

perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin,

komponen dan jasa pendukung lainnya secara terintegrasi. PT GMF

AeroAsia berlokasi di area Bandara Soekarno Hatta Internasional,

Cengkareng, Tangerang, Kabupaten Banten dengan luas 114.084 m2.

Salah satu area produksi dan jasa perawatan yang ada di PT GMF

AeroAsia adalah unit Base Maintenance. Pada unit ini terdiri dari tiga

hangar dengan 21 sub unit kerja. Jenis pekerjaan pada unit ini termasuk

yang memiliki aktivitas tinggi seperti heavy check rutin, modifikasi besar,

pengecatan dan finishing pesawat terbang, perbaikan stuktur besar serta

overhaul pesawat. Pekerjaan tersebut didukung dengan jumlah pekerja di

unit Base Maintenance yaitu sebanyak 2.137 pekerja.

Page 85: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

67

5.1.2 Visi, Misi dan Nilai PT GMF AeroAsia

Visi PT GMF AeroAsia Tahun 2016 – 2020 adalah menjadi 10

perusahaan MRO terbaik di dunia (top 10 MRO in the world). Sedangkan

misi yang dimiliki PT GMF AeroAsia adalah menyediakan solusi

perawatan pesawat terbang yang terpadu dan handal sebagai kontribusi

dalam mewujudkan lalu lintas udara yang aman dan menjamin kualitas

kehidupan umat manusia (to provide integrated & reliable aircraft

maintenance solutions for a safer sky and secure quality of life of

mankind). Demi mewujudukan visi dan misi tersebut, PT GMF AeroAsia

memiliki nilai utama perusahaan, yaitu Concern for People, Integrity,

Professional, Teamwork, dan Customer Focused.

5.1.3 Struktur Organisasi PT GMF AeroAsia

Struktur organisasi PT GMF AeroAsia terdiri dari direktur utama

yang merupakan pemimpin tertinggi dan dibantu oleh lima orang direksi.

Salah satu unit kerja yang dimiliki PT GMF AeroAsia adalah unit Base

Maintenance. Struktur organisasi unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia yang dapat dilihat pada lampiran II.

5.1.4 Program Kerja K3 dan Lingkungan PT GMF AeroAsia

Program kerja K3 dan Lingkungan yang ada di PT GMF AeroAsia

dibawahi oleh Departemen TUK sebagai unit kerja yang mengurus segala

sesuatu yang berhubungan dengan K3 dan Lingkungan. Selain itu, terdapat

juga anggota P2K3, dokter dan paramedis yang bersertifikat hiperkes dan

Page 86: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

68

Management Representative (MR). Adapun program kerja khusus K3 PT

GMF AeroAsia adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian

Unit K3 PT GMF AeroAsia dalam memberikan kompetensi, pelatihan dan

kepedulian dilakukan dengan menyusun Training Need Analysis guna

menganalisa kebutuhan pelatihan sesuai dengan jenis pekerjaan di masing-

masing unit. Setelah dianalisa, hasil tersebut kemudian ditulis dalam

bentuk matriks pelatihan. Selanjutnya unit K3 bekerja sama dengan unit

Learning Services untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan

pelatihan tersebut. Program ini dibuat untuk mengevaluasi kompetensi

SDM, menganalisa kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil dan evaluasi

kesadaran terhadap SMK3.

2. Pengelolaan Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi

Program komunikasi PT GMF AeroAsia terdiri dari komunikasi verbal

dan non verbal. Komunikasi verbal yaitu Monthly Operating Report

(MOR), P2K3 Meeting, Weekly Meeting, Internal Occurance Report,

Safety Induction, Health Promotion, Health Seminar, Safety Promotion,

dan HSE Patrol. Sedangkan untuk komunikasi non verbal yaitu Safety

Board, Intranet, Majalah Penity (Pengetahuan dan Informasi Safety),

Safety Sign, Poster, Spanduk dan Banner. Selanjutnya, untuk kegiatan

partisipasi mencakup pembuatan HIRADC, pelaporan IOR, dan Bulan K3.

Sedangkan untuk kegiatan konsultasi terbagi menjadi dua, yaitu internal

Page 87: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

69

dan eksternal. Konsultasi internal dilakukan dengan P2K3 dan pekerja

terkait, sedangkan konsultasi eksternal dilakukan bersama Disnaker.

3. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja K3L

Parameter pemantauan dan pengukuran kinerja khusus K3 terdiri dari

indikator kinerja yang bersifat reaktif (lagging indicator) dan indikator

proaktif (leading indicator). Pada lagging indicator yang diukur yaitu

number of fatalities, lost time injuries, illness, cidera berat, cidera ringan,

fatal accident rate, total recordable incident rate, cumulative LTI, days

lost due to accident, total accident rate dan occupational illness.

Sedangkan pengukuran pada leading indicator meliputi safety patrol,

investigasi insiden, audit internal, rapat P2K3, HSE Awareness dan

emergency drill.

4. Pengendalian Operasional

Pengendalian operasional dilakukan untuk mengelola risiko terhadap

kegiatan operasi dan aktivitas kerjanya. Program yang dijalankan

mencakup penyediaan APD, sistem izin kerja, perlengkapan P3K, MSDS,

pengelolaan pihak ketiga, pekerjaan angkat angkut, pekerjaan pengelasan,

dan penggunaan scaffolding.

5. Program Kesiapsigaan dan Tanggap Darurat

Program yang dijalankan mencakup Emergency Response Plan. Kegiatan

ini berkaitan dengan keamanan dan keselamatan serta bencana alam yang

berkaitan dengan proses bisnis. Selain itu, PT GMF AeroAsia juga

memiliki tim khusus untuk menanggapi keadaan darurat.

Page 88: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

70

6. Pelaporan dan Investigasi Insiden

Kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan suatu standar pelaporan dan

penyelidikan insiden di seluruh lingkungan perusahaan. Kegiatan yang

termasuk dalam program ini meliputi, pelaporan insiden, pelaporan

kecelakaan, pelaporan PAK, pembentukan tim investigasi insiden dan

PAK, persiapan dan pelaksanaan penyelidikan insiden dan PAK, analisa

penyebab insiden, kecelakaan dan PAK, pertemuan hasil analisa

penyelidikan insiden dan PAK serta menentukan rekomendasi tindakan

perbaikan dan komunikasi hasil investigasi insiden dan PAK.

7. 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang mengelola tempat

kerjanya secara benar. Program ini bertujuan agar seluruh karyawan

memperhatikan, membersihkan, memeriksa, meringkas, merawat dan

memelihara seluruh area kerja, peralatan dan perlengkapan yang

digunakan yang telah didefinisikan secara jelas dan diberlakukan dengan

jelas agar keselamatan dan kesehatan tetap terjaga.

Page 89: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

71

5.2 Gambaran Iklim Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017

Gambaran iklim keselamatan dilihat berdasarkan tujuh dimensi iklim

keselamatan yang digambarkan melalui 50 item pernyataan dalam

kuesioner. Ketujuh dimensi tersebut yaitu 1) komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan, 2) pemberdayaan manajemen keselamatan, 3)

keadilan manajemen keselamatan, 4) komitmen pekerja terhadap

keselamatan kerja, 5) prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya

risiko bahaya, 6) pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan, dan 7)

kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja. Distribusi

proporsi dari masing-masing dimensi iklim keselamatan di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Iklim Keselamatan di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

No Dimensi Mean SD 95% CI n

1 Komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan

2,96 0,42 2,91 – 3,00 356

2 Pemberdayaan manajemen

keselamatan

2,86 0,39 2,81 – 2,90 356

3 Keadilan manajemen keselamatan 2,82 0,48 2,77 – 2,87 356

4 Komitmen pekerja terhadap

keselamatan kerja

3,23 0,42 3,19 – 3,28 356

5 Prioritas keselamatan pekerja dan

tidak ditoleransinya risiko bahaya

2,86 0,43 2,81 – 2,90 356

6 Pembelajaran, komunikasi dan

kepercayaan

3,09 0,33 3,05 – 3,12 356

7 Kepercayaan terhadap keefektifan

sistem keselamatan kerja

3,02 0,35 2,98 – 3,05 356

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Page 90: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

72

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 356 responden

memperoleh skor rata-rata dimensi iklim keselamatan berkisar antara 2,82 –

3,23 dengan simpangan baku berkisar 0,33 – 0,48. Dimensi yang

memperoleh skor rata-rata tertinggi sebesar 3,23 adalah dimensi komitmen

pekerja terhadap keselamatan. Sedangkan dimensi yang memperoleh skor

rata-rata terendah sebesar 2,82 adalah dimensi keadilan manajemen

terhadap keselamatan.

Setelah melakukan perhitungan skor rata-rata dimensi iklim

keselamatan, maka selanjutnya melakukan interpretasi hasil pengukuran

berdasarkan penilaian dimensi iklim keselamatan yang dikeluarkan Nordic

(Kines dkk., 2011) yaitu:

a. Skor lebih dari sama dengan 3,00 = baik, dengan ketentuan :

a. 3,30 = butuh sedikit peningkatan

b. > 3,30 = hanya perlu dipelihara

b. Skor antara 2,70 – 2,99 : cukup dan butuh peningkatan

c. Skor di bawah 2,70: kurang dan butuh peningkatan yang besar.

Berdasarkan hasil perhitungan skor rata-rata dimensi iklim

keselamatan, maka dapat digambarkan kondisi dimensi iklim keselamatan

secara keseluruhan dalam bentuk radar yang dapat dilihat pada gambar

5.1.

Page 91: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

73

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Gambar 5.1 Gambaran Kondisi Iklim Keselamatan di Unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa dari tujuh dimensi iklim

keselamatan diketahui bahwa terdapat tiga dimensi dengan kategori baik,

yaitu dimensi komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja (3,23),

pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan (3,09) dan kepercayaan

terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja (3,02). Sedangkan empat

dimensi lainnya masuk kategori cukup, yaitu komitmen dan kemampuan

manajemen terhadap keselamatan kerja (2,96), pemberdayaan manajemen

terhadap keselamatan kerja (2,86), keadilan manajemen terhadap

2,96

2,86

2,82

3,23

2,86

3,09

3,02

Komitmen dankemampuanmanajemenkeselamatan

Pemberdayaanmanajemenkeselamatan

Keadilan manajemenkeselamatan

Komitmen pekerjaterhadap

keselamatan kerja

Prioritas keselamatanpekerja dan tidak

ditoleransinya risikobahaya

Pembelajaran,komunikasi dan

kepercayaan

Kepercayaanterhadap keefektifansistem keselamatan

kerja

Page 92: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

74

keselamatan kerja (2,83) dan prioritas keselamatan pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko bahaya (2,86).

Untuk melihat besaran distribusi frekuensi dari masing-masing

dimensi iklim keselamatan di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Iklim Keselamatan Kerja di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

No Dimensi Iklim Keselamatan (n = 356)

Kurang (%) Cukup (%) Baik (%)

1 Komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan 24,2 20,8 55,1

2 Pemberdayaan manajemen

keselamatan 21,9 29,8 48,3

3 Keadilan manajemen

keselamatan 39,3 14,0 46,6

4 Komitmen pekerja terhadap

keselamatan kerja 7,3 10,4 82,3

5 Prioritas keselamatan

pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko bahaya

28,4 33,7 37,9

6 Pembelajaran, komunikasi

dan kepercayaan 4,2 25,8 69,9

7 Kepercayaan terhadap

keefektifan sistem

keselamatan kerja

13,5 22,2 64,3

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Page 93: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

75

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari ketujuh dimensi iklim

keselamatan, pada kategori iklim keselamatan baik dengan persentase

tertinggi adalah pada dimensi komitmen pekerja terhadap keselamatan

kerja dengan persentase sebesar 82,3%. Sementara itu, pada kategori iklim

keselamatan cukup dengan persentase tertinggi adalah pada dimensi

prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya

sebesar 33,7%. Sedangkan pada kategori iklim keselamatan kurang dengan

persentase tertinggi adalah pada dimensi keadilan manajemen terhadap

keselamatan kerja sebesar 39,3%.

Setelah mengetahui distribusi proporsi kategori dimensi iklim

keselamatan, maka perlu dilakukan analisis terhadap dimensi-dimensi

tersebut. Tujuan melakukan analisis dimensi-dimensi iklim keselamatan

yaitu untuk mengetahui item-item mana yang perlu diperbaiki atau

diperhatikan lebih lanjut. Analisis ini dilakukan dengan melihat skor rata-

rata yang diperoleh pada tiap-tiap item pernyataan. Item-item tersebut

terdiri dari item pernyataan positif dan item pernyataan negatif. Pada item

pernyataan positif dikatakan baik apabila memberikan jawaban setuju atau

sangat setuju. Sedangkan untuk item pernyataan negatif dikatakan baik

apabila memberikan jawaban tidak setuju atau sangat tidak setuju. Berikut

ini hasil perhitungan masing-masing item pernyataan yang diperoleh pada

ketujuh dimensi iklim keselamatan.

Page 94: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

76

5.2.1 Komitmen dan Kemampuan Manajemen Keselamatan

Pada dimensi ini terdiri dari 9 item pernyataan yang terbagi

menjadi 5 item pernyataan positif (A1, A2, A4, A6, A7) dan 4 item

pernyataan negatif (A3, A5, A8, A9). Distribusi rata-rata item pernyataan

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi Rata-rata Dimensi Komitmen dan Kemampuan

Manajemen Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017

Item Pernyataan Mean SD 95% CI Kategori

Komitmen dan Kemampuan Manajemen

Keselamatan 2,96 0,42 2,91– 3,00 Cukup

A1

Manajemen mendorong pekerja di sini

untuk bekerja sesuai aturan

keselamatan walaupun jadwal kerja

sedang padat

3,20 0,54 3,14 – 3,25 Baik

A2

Manajemen menjamin setiap orang

menerima informasi yang dibutuhkan

berkaitan dengan keselamatan

3,08 0,52 3,02 – 3,13 Baik

A3 Manajemen tidak peduli ketika seorang

pekerja mengabaikan keselamatan 3,01 0,64 2,94 – 3,08 Baik

A4 Manajemen lebih mementingkan

keselamatan dibandingkan produksi 2,88 0,65 2,82 – 2,95 Cukup

A5

Manajemen mentoleransi pekerja di

sini melakukan tindakan yang

berbahaya ketika jadwal kerja sedang

padat

2,91 0,70 2,84 – 2,99 Cukup

A6

Kami yang bekerja di sini yakin pada

kemampuan manajemen untuk

menangani keselamatan

2,87 0,57 2,81 – 2,93 Cukup

A7

Manajemen menjamin masalah

keselamatan yang ditemukan ketika

pemeriksaan/evaluasi keselamatan

ditangani dengan segera

2,89 0,58 2,83 – 2,95 Cukup

A8

Ketika risiko bahaya terdeteksi,

manajemen mengabaikannya tanpa

melakukan tindakan apapun

3,02 0,65 2,95 – 3,09 Baik

A9 Manajemen kurang mampu menangani

keselamatan dengan cara yang benar 2,79 0,66 2,73 – 2,86 Cukup

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Page 95: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

77

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa skor rata-rata secara keseluruhan

pada dimensi ini memperoleh skor 2,96. Pada item-item pernyataan

diketahui bahwa terdapat lima item dimensi yang memperoleh skor di

antara 2,70 – 3,00. Kelima item tersebut yaitu persepsi dalam hal

menganggap bahwa manajemen lebih mementingkan keselamatan

dibandingkan produksi (A4), respon manajemen terhadap tindakan

berbahaya (A5), dan kemampuan manajemen dalam menangani

keselamatan (A6, A7, A9). Oleh karena itu, secara keseluruhan dimensi ini

membutuhkan upaya peningkatan terutama pada kelima item tersebut.

5.2.2 Pemberdayaan Manajemen Keselamatan

Pada dimensi ini terdiri dari 7 item pernyataan yang terdiri dari 5

item pernyataan positif (A10, A11, A12, A14, A16) dan 2 item pernyataan

negatif (A13, A15). Distribusi rata-rata item pernyataan tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.4.

Page 96: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

78

Tabel 5.4 Distribusi Rata-rata Dimensi Pemberdayaan Manajemen

Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

Item Pernyataan Mean SD 95% CI Kategori

Pemberdayaan Manajemen Keselamatan 2,86 0,39 2,81 – 2,90 Cukup

A10

Manajemen berjuang untuk mendesain

kegiatan keselamatan yang bermakna dan

terlaksana dengan benar

2,90 0,55 2,85 – 2,96 Cukup

A11 Manajemen menjamin setiap orang dapat

mempengaruhi keselamatan kerja mereka 2,93 0,48 2,88 – 2,98 Cukup

A12

Manajemen mendorong pekerja di sini

untuk berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan yang berdampak pada

keselamatan mereka

2,94 0,51 2,89 – 3,00 Cukup

A13 Manajemen tidak peduli saran pekerja

berkaitan dengan keselamatan 2,84 0,64 2,77 – 2,90 Cukup

A14

Manajemen berjuang agar setiap orang

memiliki kompetensi yang tinggi berkaitan

dengan keselamatan dan risiko bahaya

2,89 0,53 2,83 – 2,94 Cukup

A15

Manajemen tidak pernah menanyakan

pendapat pekerja sebelum mengambil

keputusan yang berhubungan dengan

keselamatan

2,71 0,71 2,63 – 2,78 Cukup

A16

Manajemen melibatkan pekerja dalam

pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan keselamatan

2,81 0,57 2,75 – 2,87 Cukup

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata

dimensi pemberdayaan manajemen terhadap keselamatan sebesar 2,86.

Pada item-item pernyataan diketahui bahwa ketujuh item dimensi ini

memperoleh skor antara 2,70 – 3,00. Adapun item yang perlu ditingkatkan

yaitu mengenai persepsi pekerja terhadap manajemen kaitannya dengan

keterlibatan pekerja ketika mengambil keputusan (A12, A13, A15, A16)

dan pemberdayaan pekerja oleh manajemen dalam hal mendesain kegiatan

keselamatan yang benar (A10), menjamin setiap orang dapat

Page 97: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

79

mempengaruhi keselamatan kerjanya (A11) dan menjamin kompetensi

yang tinggi terhadap keselamatan dan risiko (A14). Berdasarkan nilai 95%

CI, upaya peningkatan yang perlu ditekankan terdapat pada A15 karena

terdapat pekerja yang memperoleh skor 2,63.

5.2.3 Keadilan Manajemen Keselamatan

Pada dimensi ini terdiri dari 6 item pernyataan yang terdiri dari 4

item pernyataan positif (A17, A19, A20, A22) dan 2 item pernyataan

negatif (A18, A21). Distribusi rata-rata item pernyataan tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi Rata-rata Dimensi Keadilan Manajemen

Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

Item Pernyataan Mean SD 95% CI Kategori

Keadilan Manajemen Keselamatan 2,82 0,48 2,77 – 2,87 Cukup

A17 Manajemen mengumpulkan informasi

yang akurat dalam investigasi kecelakaan 3,02 0,53 2,97 – 3,08 Baik

A18

Ketakutan terhadap sanksi (konsekuensi

negatif) dari manajemen membuat

pekerja enggan melaporkan kejadian yang

hampir menyebabkan kecelakaan (near-

miss accidents)

2,60 0,71 2,53 – 2,68 Kurang

A19

Manajemen mendengarkan dengan

seksama semua orang yang terlibat dalam

sebuah kecelakaan

2,86 0,61 2,80 – 2,92 Cukup

A20

Manajemen mencari penyebab, bukan

orang yang bersalah, ketika suatu

kecelakaan terjadi

2,84 0,75 2,76 – 2,92 Cukup

A21 Manajemen selalu menyalahkan pekerja

ketika terjadi kecelakaan 2,77 0,78 2,69 – 2,85 Cukup

A22 Manajemen memperlakukan pekerja yang

terlibat dalam kecelakaan secara adil 2,87 0,62 2,80 – 2,93 Cukup

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Page 98: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

80

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata

dimensi keadilan manajemen terhadap keselamatan kerja sebesar 2,82.

Beberapa item pernyataan diketahui memperoleh skor antara 2,70 – 3,00

yaitu mengenai persepsi pekerja terhadap manajemem dalam penyelidikan

terhadap semua orang yang terlibat kecelakaan (A19), perlakuan

manajemen terhadap pekerja yang terlibat kecelakaan (A21, A22), dan

dalam mencari penyebab kecelakaan (A20). Selain itu, item yang

memperoleh skor < 2,70 yaitu pada anggapan pekerja terhadap sanksi dari

manajemen yang membuat pekerja enggan melaporan kejadian nearmiss

(A18).

5.2.4 Komitmen Pekerja Terhadap Keselamatan Kerja

Pada dimensi ini terdiri dari 6 item pernyataan yang terdiri dari 3

item pernyataan positif (A23, A24, A27) dan 3 item pernyataan negatif

(A25, A26, A28). Distribusi rata-rata item pernyataan tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.6.

Page 99: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

81

Tabel 5.6. Distribusi Rata-rata Dimensi Komitmen Pekerja Terhadap

Keselamatan Kerja di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Tahun 2017

Item Pernyataan Mean SD 95% CI Kategori

Komitmen Pekerja Terhadap Keselamatan

Kerja 3,23 0,42 3,19 – 3.28 Baik

A23

Kami yang bekerja di sini bersama-sama

berusaha keras untuk mencapai tingkat

keselamatan kerja yang tinggi

3,25 0,56 3,19 – 3,31 Baik

A24

Kami yang bekerja di sini bertanggung

jawab untuk selalu menjaga kerapian tempat

kerja

3,24 0,49 3,19 – 3,29 Baik

A25 Kami yang bekerja di sini tidak peduli

terhadap keselamatan orang lain 3,35 0,63 3,29 – 3,42 Baik

A26

Kami yang bekerja di sini menghindar untuk

menangani risiko bahaya yang telah

ditemukan

3,08 0,58 3,02 – 3,14 Baik

A27 Kami yang bekerja di sini membantu satu

sama lain untuk bekerja dengan aman 3,33 0,53 3,28 – 3,39 Baik

A28 Kami yang bekerja di sini tidak bertanggung

jawab terhadap keselamatan orang lain 3,17 0,72 3,09 – 3,24 Baik

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata

dimensi komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja sebesar 3,23.

Keseluruhan item-item pernyataan pada dimensi ini menunjukkan kategori

yang baik. Artinya, pekerja telah bersama-sama berusaha keras untuk

mencapai tingkat keselamatan kerja yang tinggi (A23), bertanggung jawab

terhadap kerapian tempat kerja (A24), peduli terhadap keselamatan orang

lain (A25), tidak menghindar dalam menangani risiko bahaya yang telah

ditemukan (A26), membantu rekan kerja lain untuk bekerja dengan aman

(A27) dan bertanggung jawab terhadap keselamatan orang lain (A28).

Adapun hal yang dilakukan adalah meningkatkan agar lebih optimal dan

mempertahankan komitmen tersebut.

Page 100: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

82

5.2.5 Prioritas Keselamatan Pekerja dan Tidak Ditoleransinya Risiko

Bahaya

Pada dimensi ini terdiri dari 7 item pernyataan yang terdiri dari 1

item pernyataan positif (A33) dan 6 item pernyataan negatif (A29, A30,

A31, A32, A34, A35). Distribusi rata-rata item pernyataan tersebut dapat

dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Distribusi Rata-rata Dimensi Prioritas Keselamatan Pekerja

dan Tidak Ditoleransinya Risiko Bahaya di Unit Base Maintenance

PT GMF AeroAsia Tahun 2017

Item Pernyataan Mean SD 95% CI Kategori

Prioritas Keselamatan Pekerja dan Tidak

Ditoleransinya Risiko Bahaya 2,86 0,43 2,81 – 2,90 Cukup

A29

Kami yang bekerja di sini menganggap

risiko bahaya sebagai hal yang tidak dapat

dihindari dalam bekerja

2,54 0,76 2,46 – 2,62 Kurang

A30

Kami yang bekerja di sini menganggap

kecelakaan ringan sebagai bagian dari

pekerjaan harian kami

2,79 0,65 2,72 – 2,85 Cukup

A31

Kami yang bekerja di sini menerima

perilaku yang berbahaya selama tidak

menimbulkan kecelakaan

3,01 0,69 2,94 – 3,09 Baik

A32

Kami yang bekerja di sini melanggar

aturan keselamatan demi menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu

2,99 0,76 2,91 – 3,07 Cukup

A33

Kami yang bekerja di sini tidak pernah

mau mengambil tindakan yang berbahaya

walaupun jadwal kerja sedang padat

3,17 0,58 3,11 – 3,23 Baik

A34

Kami yang bekerja di sini menganggap

pekerjaan kami tidak sesuai untuk para

penakut

2,75 0,71 2,68 – 2,82 Cukup

A35 Kami yang bekerja disini mau mengambil

risiko yang berbahaya saat bekerja 2,80 0,74 2,72 – 2,88 Cukup

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Page 101: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

83

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata

dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya sebesar 2,86. Beberapa item pernyataan memperoleh skor di antara

2,70 – 3,00 yaitu terkait persepsi terhadap prioritas keselamatan dimana

tidak melanggar aturan keselamatan saat bekerja (A32), kecelakaan ringan

bukan merupakan bagian dari pekerjaan (A30) dan tidak mengambil risiko

berbahaya saat bekerja (A34, A35). Sementara itu, item yang memperoleh

skor < 2,70 yaitu persepsi terhadap risiko bahwa bahaya tidak dapat

dihindari (A29). Hal ini menunjukkan bahwa penilaian pekerja terhadap

risiko bahaya perlu ditingkatkan agar pekerja senantiasa memberikan

perhatian yang lebih terhadap keselamatan saat bekerja.

5.2.6 Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan

Pada dimensi ini terdiri dari 8 item pernyataan yang terdiri dari 7

item pernyataan positif (A36, A37, A38, A39, A40, A42, A43) dan 1 item

pernyataan negatif (A41). Distribusi rata-rata item pernyataan tersebut

dapat dilihat pada tabel 5.8.

Page 102: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

84

Tabel 5.8 Distribusi Rata-rata Dimensi Pembelajaran, Komunikasi dan

Kepercayaan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

Item Pernyataan Mean SD 95% CI Kategori

Pembelajaran, Komunikasi dan Kepercayaan 3,09 0,33 3,05 – 3,12 Baik

A36 Kami yang bekerja di sini mencoba untuk

mencari solusi jika seseorang

memberitahukan masalah keselamatan

3,16 0,46 3,11 – 3,21 Baik

A37 Kami yang bekerja di sini merasa aman ketika

bekerja bersama-sama

3,11 0,51 3,06 – 3,16 Baik

A38 Kami yang bekerja di sini memilki

kepercayaan yang tinggi terhadap satu sama

lain untuk memastikan keselamatan

3,13 0,50 3,08 – 3,18 Baik

A39 Kami yang bekerja di sini belajar dari

pengalaman untuk mencegah terjadinya

kecelakaan

3,22 0,49 3,17 – 3,27 Baik

A40 Kami yang bekerja di sini menganggap serius

saran dan pendapat orang lain berkaitan

dengan keselamatan

3,14 0,49 3,09 – 3,19 Baik

A41 Kami yang bekerja di sini jarang berbicara

tentang keselamatan

2,93 0,63 2,86 – 3,00 Cukup

A42 Kami yang bekerja di sini selalu

mendiskusikan isu-isu keselamatan saat isu-

isu tersebut muncul

2,96 0,47 2,91 – 3,01 Cukup

A43 Kami yang bekerja disini dapat berbicara

dengan bebas dan terbuka tentang

keselamatan

3,08 0,46 3,03 – 3,13 Baik

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata

dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya sebesar 3.09. Enam dari delapan item pernyataan menunjukkan

persepsi yang baik, namun terdapat dua item yang memiliki persepsi yang

cukup dimana memperoleh skor < 3.00, yaitu bahwa pekerja jarang

berbicara tentang keselamatan (A41) dan persepsi bahwa pekerja dapat

berbicara dengan bebas dan terbuka tentang keselamatan (A42). Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja disini belajar dari

Page 103: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

85

pengalaman untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Namun masih ada

pekerja yang merasa pembicaraan mengenai keselamatan jarang

dilakukan, sehingga hal ini menjadi perhatian dan perlu ditingkatkan.

5.2.7 Kepercayaan Terhadap Keefektifan Sistem Keselamatan Kerja

Pada dimensi ini terdiri dari 7 item pernyataan yang terdiri dari 4

item pernyataan positif (A44, A46, A48, A50) dan 3 item pernyataan

negatif (A45, A47, A49). Distribusi rata-rata item pernyataan tersebut

dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9 Distribusi Rata-rata Dimensi Kepercayaan Terhadap

Keefektifan Sistem Keselamatan Kerja di Unit Base Maintenance PT

GMF AeroAsia Tahun 2017

Item Pernyataan Mean SD 95% CI Kategori

Kepercayaan Terhadap Keefektifan Sistem

Keselamatan Kerja 3,02 0,35 2,98 – 3,05 Baik

A44

Kami yang bekerja di sini menganggap bahwa

seorang staf keselamatan kerja yang baik

memegang peranan penting dalam mencegah

terjadinya kecelakaan

2,92 0,60 2,86 – 2,98 Cukup

A45

Kami yang bekerja di sini menganggap

penilaian/audit keselamatan tidak berdampak

pada keselamatan

2,80 0,62 2,74 – 2,87 Cukup

A46

Kami yang bekerja di sini menganggap

pelatihan keselamatan merupakan hal yang

baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan

3,15 0,55 3,09 – 3,21 Baik

A47

Kami yang bekerja di sini menganggap

perencanaan awal mengenai keselamatan tidak

ada gunanya

2,94 0,57 2,88 – 3,00 Cukup

A48

Kami yang bekerja di sini menganggap

penilaian/audit keselamatan membantu

menemukan bahaya yang serius

3,00 0,54 2,94 – 3,05 Baik

A49 Kami yang bekerja di sini menganggap

pelatihan keselamatan tidak ada gunanya 3,12 0,57 3,06 – 3,18 Baik

A50 Kami yang bekerja di sini menganggap

penting adanya tujuan keselamatan yang jelas 3,22 0,50 3,16 – 3,27 Baik

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Page 104: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

86

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata

dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya sebesar 3,02. Namun, berdasarkan skor rata-rata item pernyataan

terdapat tiga dimensi yang memperoleh skor < 3,00, yaitu persepsi

mengenai mengenai pentingnya fungsi staf atau petugas keselamatan

(A44), penilaian terhadap audit keselamatan (A45) dan perencanaan

awal/penilaian risiko dalam mencegah terjadinya kecelakaan (A47). Hal

tersebut menjadi perhatian penting untuk meningkatkan anggapan bahwa

evaluasi keselamatan memberikan dampak bagi upaya keselamatan di

perusahaan.

5.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi

di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Gambaran iklim keselamatan di unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017 juga ditinjau berdasarkan karakteristik demografi

pekerja, diantaranya dilihat dari umur, masa kerja, posisi jabatan dan tingkat

pendidikan. Berikut ini adalah hasil analisis distribusi frekuensi

karakteristik demografi pada pekerja di unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017 seperti pada tabel 5.10.

Page 105: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

87

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Pekerja di

Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

No Variabel Kategori Total (n = 356)

Persentase (%)

1 Umur ≤ 35 tahun 86,0

36 – 50 tahun 9,6

> 50 tahun 4,5

2 Masa Kerja 0 – 5 tahun 70,8

6 – 15 tahun 19,1

≥ 16 tahun 10,1

3 Posisi Jabatan Manajerial 9,6

Pekerja Pelaksana 90,4

4 Tingkat Pendidikan SLTP 2,2

SLTA 52,2

Perguruan Tinggi 45,5

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.10, diketahui bahwa pekerja yang berusia ≤ 35

tahun mendominasi jumlah responden dalam penelitian ini dengan

persentase sebesar 86%. Dilihat dari masa kerjanya, diketahui persentase

pekerja dengan lama kerja terbanyak yaitu antara 0 – 5 tahun sebesar 70,8%.

Sementara itu, berdasarkan posisi jabatan, persentase pekerja pelaksana

yang menjadi responden sebesar 90,4% sedangkan manajerial sebesar 9,6%.

Selain itu, jika dilihat dari tingkat pendidikan diketahui bahwa persentase

terbanyak yaitu SLTA sebesar 52,2% dan perguruan tinggi sebesar 45,5%.

Berikut ini merupakan gambaran iklim keselamatan ditinjau berdasarkan

umur, masa kerja, posisi jabatan dan tingkat pendidikan di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia:

Page 106: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

88

5.3.1 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di Unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia

Informasi mengenai umur diperoleh melalui kuesioner dalam

bentuk tanggal lahir dan kemudian dihitung lamanya hidup sampai

penelitian dilakukan. Setelah informasi mengenai umur pekerja telah

diperoleh, selanjutnya umur dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu :

≤ 35 tahun, 36 – 50 tahun dan > 50 tahun. Adapun skor rata-rata dimensi

iklim keselamatan berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.11.

Tabel 5.11 Skor Rata-rata Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di

Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

No Dimensi Iklim Keselamatan, ̅ (Kategori)

≤ 35 th 36 – 50 th > 50 th

1 Komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan 2,93 (C) 3,09 (B) 3,25 (B)

2 Pemberdayaan manajemen

keselamatan 2,83 (C) 2,98 (C) 3,05 (B)

3 Keadilan manajemen

keselamatan 2,79 (C) 2,96 (C) 3,17 (B)

4 Komitmen pekerja terhadap

keselamatan kerja 3,22 (B) 3,26 (B) 3,43 (B)

5 Prioritas keselamatan pekerja

dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya

2,84 (C) 2,97 (C) 3,01 (C)

6 Pembelajaran, komunikasi dan

kepercayaan 3,08 (B) 3,08 (B) 3,17 (B)

7 Kepercayaan terhadap

keefektifan sistem keselamatan

kerja

3,00 (B) 3,05 (B) 3,21 (B)

Keterangan : K = Kurang ; C = Cukup ; B = Baik

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Page 107: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

89

Berdasarkan tabel 5.11 diketahui skor rata-rata tertinggi terdapat

pada dimensi komitmen pekerja terhadap keselamatan yaitu pada kategori

umur ≤ 35 tahun dengan skor 3,22, kategori umur 36 – 50 dengan skor

3.26 dan kategori umur > 50 dengan skor 3,43. Sedangkan skor rata-rata

terendah terdapat pada dimensi keadilan manajemen terhadap keselamatan

untuk kategori umur ≤ 35 tahun dengan skor 2,79 dan kategori umur 36 –

50 dengan skor 2,96. Sementara itu, pada kelompok umur > 50 tahun

memiliki skor rata-rata terendah pada dimensi prioritas keselamatan

pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya sebesar 3,01. Selain itu, jika

dibandingkan antar kategori umur diketahui skor rata-rata ketujuh dimensi

iklim keselamatan mengalami peningkatan seiring meningkatnya kategori

umur. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kelompok umur yang lebih

tua cenderung memiliki iklim keselamatan yang lebih positif.

5.3.2 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa Kerja di Unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia

Informasi mengenai masa kerja diperoleh melalui kuesioner dalam

bentuk tahun. Setelah infornasi mengenai masa kerja selama di unit Base

Maintenance telah terkumpul, maka masa kerja dikelompokkan menjadi 3

kategori, yaitu : 0 – 5 tahun, 6 – 15 tahun dan > 16 tahun. Skor rata-rata

dimensi iklim keselamatan berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel

5.12.

Page 108: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

90

Tabel 5.12 Skor Rata-rata Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa

Kerja di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

No Dimensi Iklim Keselamatan, ̅ (Kategori)

0 – 5 th 6 – 15 th ≥ 16 th

1 Komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan 2,95 (C) 2,84 (C) 3,21 (B)

2 Pemberdayaan manajemen

keselamatan 2,84 (C) 2,81 (C) 3,01 (B)

3 Keadilan manajemen keselamatan 2,81 (C) 2,75 (C) 3,08 (B)

4 Komitmen pekerja terhadap

keselamatan 3,20 (B) 3,27 (B) 3,36 (B)

5 Prioritas keselamatan pekerja dan

tidak ditoleransinya risiko bahaya 2,83 (C) 2,90 (C) 2,99 (C)

6 Pembelajaran, komunikasi dan

kepercayaan 3,08 (B) 3,07 (B) 3,16 (B)

7 Kepercayaan terhadap keefektifan

sistem keselamatan kerja 3,02 (B) 2,94 (C) 3,02 (B)

Keterangan : K = Kurang ; C = Cukup ; B = Baik

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.12 diketahui skor rata-rata tertinggi terdapat

pada dimensi komitmen pekerja terhadap keselamatan yaitu pada kategori

masa kerja 0 – 5 tahun dengan skor 3,20, kategori masa kerja 6 – 15 tahun

dengan skor 3,27 dan kategori masa kerja ≥ 16 tahun dengan skor 3,36.

Sedangkan skor rata-rata terendah terdapat pada dimensi keadilan

manajemen terhadap keselamatan untuk kategori masa kerja 0 – 5 tahun

dengan skor 2,81 dan kategori masa kerja 6 – 15 tahun dengan skor 2,75.

Sementara itu, pada kelompok masa kerja ≥ 16 tahun memiliki skor rata-

rata terendah pada dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko bahaya sebesar 2,99.

Page 109: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

91

Selain itu, jika dibandingkan antar kategori masa kerja diketahui

hanya tiga dimensi yang mengalami peningkatan seiring meningkatnya

kategori masa kerja yaitu pemberdayaan manajemen terhadap

keselamatan, komitmen pekerja terhadap keselamatan dan prioritas

keselamatan & tidak ditoleransinya risiko bahaya. Namun, pada pekerja

dengan masa kerja ≥ 16 tahun memiliki skor rata-rata tertinggi pada

ketujuh dimensi. Oleh karena itu, diketahui bahwa pekerja dengan masa

kerja ≥ 16 tahun memiliki iklim keselamatan yang lebih positif.

5.3.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi Jabatan di Unit

Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Informasi mengenai posisi jabatan dibedakan menjadi dua kategori

yaitu pada tingkat manajerial dan tingkat pekerja pelaksana. Skor rata-rata

dimensi iklim keselamatan berdasarkan posisi jabatan dapat dilihat pada

tabel 5.13.

Page 110: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

92

Tabel 5.13 Skor Rata-rata Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi

Jabatan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

No Dimensi Iklim Keselamatan, ̅ (Kategori)

Manajerial Pelaksana

1 Komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan 3,22 (B) 2,93 (C)

2 Pemberdayaan manajemen

keselamatan 3,10 (B) 2,83 (C)

3 Keadilan manajemen keselamatan 3,08 (B) 2,80 (C)

4 Komitmen pekerja terhadap

keselamatan kerja 3,35 (B) 3,22 (B)

5 Prioritas keselamatan pekerja dan

tidak ditoleransinya risiko bahaya 2,98 (C) 2,85 (C)

6 Pembelajaran, komunikasi dan

kepercayaan 3,18 (B) 3,08 (B)

7 Kepercayaan terhadap keefektifan

sistem keselamatan kerja 3,13 (B) 3,00 (B)

Keterangan : K = Kurang ; C = Cukup ; B = Baik

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui skor rata-rata tertinggi terdapat

pada dimensi komitmen pekerja terhadap keselamatan yaitu pada tingkat

manajerial dengan skor 3,35 dan pada tingkat pekerja pelaksana dengan

skor 3,22. Sedangkan skor rata-rata terendah terdapat pada dimensi

keadilan manajemen terhadap keselamatan untuk tingkat pelaksana dengan

skor 2,80. Sementara itu, pada tingkat manajerial memiliki skor rata-rata

terendah pada dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko bahaya sebesar 2,98. Selain itu, diketahui bahwa skor

rata-rata pada tingkat manajerial terhadap ketujuh dimensi memiliki skor

yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pelaksana. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa tingkat manajerial cenderung memiliki persepsi iklim

keselamatan yang lebih positif.

Page 111: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

93

5.3.4 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Informasi mengenai tingkat pendidikan dibagi menjadi 3 kategori

yaitu SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi. Skor rata-rata iklim keselamatan

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.14.

Tabel 5.14 Skor Rata-rata Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

No Dimensi Iklim Keselamatan, ̅ (Kategori)

SLTP SLTA PT

1 Komitmen dan kemampuan

manajemen keselamatan 2,94 (C) 2,93 (C) 2,99 (C)

2 Pemberdayaan manajemen

keselamatan 2,75 (C) 2,86 (C) 2,85 (C)

3 Keadilan manajemen

keselamatan 2,70 (C) 2,80 (C) 2,85 (C)

4 Komitmen pekerja terhadap

keselamatan kerja 3,14 (B) 3,23 (B) 3,24 (B)

5 Prioritas keselamatan pekerja

dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya

2,78 (C) 2,87 (C) 2,86 (C)

6 Pembelajaran, komunikasi dan

kepercayaan 2,92 (C) 3,09 (B) 3,09 (B)

7 Kepercayaan terhadap

keefektifan sistem keselamatan

kerja

2,98 (C) 3,02 (B) 3,02 (B)

Keterangan : K = Kurang ; C = Cukup ; B = Baik

Sumber : Hasil Olahan Primer, 2017

Berdasarkan tabel 5.14 diketahui skor rata-rata tertinggi terdapat

pada dimensi komitmen pekerja terhadap keselamatan yaitu pada tingkat

pendidikan SLTP dengan skor 3,14, tingkat SLTA dengan skor 3,23 dan

tingkat perguruan tinggi dengan skor 3,24. Sedangkan skor rata-rata

Page 112: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

94

terendah terdapat pada dimensi keadilan manajemen keselamatan pada

tingkat pendidikan SLTP sebesar 2,70, tingkat SLTA sebesar 2,80.

Sementara itu, pada tingkat perguruan tinggi skor rata-rata terendah

terdapat pada dimensi keadilan manajemen keselamatan dan

pemberdayaan manajemen keselamatan dengan masing-masing

memperoleh skor rata-rata sebesar 2,85. Apabila dibandingkan pada

masing-masing tingkat pendidikan, maka skor rata-rata yang diperoleh

tidak jauh berbeda atau cenderung sama.

Page 113: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

95

BAB VI PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

1. Saat pengisian kuesioner oleh responden sebagian besar dibawah

pengawasan peneliti dan sebagian tidak berada dalam pengawasan peneliti

melainkan melalui perantara sehingga ada kemungkinan bahwa pekerja

bekerja sama dengan pekerja lain. Hal tersebut dapat menyebabkan

kemungkinan kesamaan jawaban antara pekerja satu dengan yang lain.

2. Waktu pengambilan data pada beberapa responden dilakukaan saat jadwal

kerja sedang padat sehingga dikhawatirkan pekerja tidak fokus ketika

memberikan jawaban di lembar kuesioner. Hal tersebut dapat

mempengaruhi konsentrasi pekerja dalam memberikan jawaban.

6.2 Gambaran Iklim Keselamatan di Unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017

Iklim keselamatan merupakan salah satu aspek yang membentuk

budaya keselamatan dimana fokus terhadap persepsi pekerja tentang kondisi

keselamatan yang dirasakan. Persepsi ini berfungsi sebagai kerangka acuan

seseorang dengan membentuk sikap dan perilaku yang diketahui dapat

mempengaruhi tingkat kecelakaan dan cedera (Cooper, 2001). Penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran iklim keselamatan

yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan diskusi untuk

Page 114: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

96

dipertimbangkan dalam pengembangan dan perbaikan upaya keselamatan

serta menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan untuk terus meningkatkan

kualitas keselamatan di perusahaan sehingga tercapainya kinerja

keselamatan yang tinggi dimana akan mempengaruhi kualitas produksi

organisasi.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Griffin dan Neal (2000)

menunjukkan bahwa iklim keselamatan dapat mempengaruhi kinerja

keselamatan yang diperantarai oleh pengetahuan dan motivasi pekerja.

Kinerja keselamatan itu sendiri terdiri dari kepatuhan keselamatan dan

partisipasi keselamatan. Selain dapat memprediksi kinerja keselamatan,

beberapa penelitian telah mengevaluasi hubungan iklim keselamatan dengan

outcome keselamatan mulai dari perilaku yang tidak aman (Hofmann &

Stetzer, 1996), perilaku keselamatan (Glendon dan Litherland, 2001; Seo

dkk., 2004; Cooper dan Philips, 2004), persepsi risiko (Tharaldsen dkk.,

2008) kejadian hampir celaka/nearmiss (Morrow dan Crum, 2004),

pelanggaran keselamatan dan motivasi keselamatan (Kines dkk., 2011), dan

tingkat kecelakaan (Dejoy dkk., 2004). Cooper dan Phillips (2004) pun

menambahkan bahwa pencapaian dan pemeliharaan dari iklim keselamatan

yang positif akan mampu menciptakan suasana atau lingkungan kerja

dimana peningkatan kinerja keselamatan bisa terus dicapai oleh suatu

organisasi.

Pada penelitian ini, pengukuran iklim keselamatan dilakukan dengan

mengacu pada pedoman iklim keselamatan yang dikembangkan oleh

Page 115: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

97

Nordic. Iklim keselamatan yang dikembangkan memiliki tujuh dimensi

iklim keselamatan kerja yang dipercaya dapat menggambarkan kondisi

iklim keselamatan di suatu perusahaan. Ketujuh dimensi iklim keselamatan

tersebut yaitu 1) komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan, 2)

pemberdayaan manajemen keselamatan, 3) keadilan manajemen

keselamatan, 4) komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja, 5) prioritas

keselamatan pekerja & tidak ditoleransinya risiko, 6) pembelajaran

komunikasi & kepercayaan, dan 7) kepercayaan terhadap keefektifan sistem

keselamatan kerja.

PT GMF AeroAsia sebagai perusahaan jasa yang bergerak di bidang

perawatan, perbaikan, dan overhaul pesawat udara. Dalam setiap aktivitas

bisnis yang dijalankan akan terdapat bahaya yang berpotensi terhadap

terjadinya kecelakaan, cedera dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu,

GMF melakukan pengelolaan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja

sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan. Untuk menunjang upaya

tersebut dan menciptakan budaya keselamatan yang baik, maka

dilakukannya penelitian mengenai iklim keselamatan di PT GMF AeroAsia

khususnya unit Base Maintenance.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ketujuh dimensi iklim

keselamatan di PT GMF AeroAsia terdapat tiga dimensi yang mendapatkan

skor diatas 3,00. Artinya pada ketiga dimensi ini sudah masuk kategori

iklim keselamatan yang baik. Ketiga dimensi tersebut yaitu pada dimensi

komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja (3,24), pemberdayaan,

Page 116: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

98

komunikasi dan kepercayaan (3,09), serta kepercayaan terhadap keefektifan

sistem keselamatan kerja (3,02). Sementara itu, terdapat empat dimensi

yang mendapatkan skor rata-rata antara 2,70 – 2,99 yaitu dimensi komitmen

dan kemampuan manajemen keselamatan (2,96), pemberdayaan manajemen

keselamatan (2,86), keadilan manajemen keselamatan (2,82) dan prioritas

keselamatan pekerja & tidak ditoleransinya risiko bahaya (2,86). Keempat

dimensi ini termasuk kategori iklim keselamatan yang cukup dan

membutuhkan upaya peningkatan.

Dimensi komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan

memperoleh skor 2,96. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat

ketidakyakinan pekerja terhadap kemampuan manajemen dalam hal

memprioritaskan keselamatan, merespon perilaku yang tidak aman dan

dalam menangani keselamatan. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi

persepsi pekerja dimana apabila persepsi pekerja terhadap manajemen

kurang dapat berdampak pada tingkat kepercayaaan pekerja terhadap

manajemen. Langford dkk., (2000) mengemukakan bahwa ketika pekerja

percaya bahwa manajemen peduli terhadap keselamatan mereka, maka

pekerja akan lebih bisa bekerja sama untuk meningkatkan dan memperbaiki

kinerja keselamatan.

Dimensi pemberdayaan manajemen keselamatan memperoleh skor

2,86. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat keyakinan bahwa pekerja

kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan dalam

memberdayakan pekerja seperti menjamin kompetensi pekerja terhadap

Page 117: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

99

keselamatan dan risiko. Choudhry (2011) menunjukkan bahwa upaya

manajemen yang tinggi perlu melibatkan pekerja terutama dalam kegiatan

keselamatan. Hal tersebut dilakukan karena dapat membantu pelaksanaan

sistem manajemen keselamatan yang efektif. Selain itu, setiap karyawan

juga memperoleh pengetahuan keselamatan yang dapat mengembangkan

kemampuan untuk bekerja aman di lokasi kerja dan menumbukan persepsi

yang positif terhadap keselamatan.

Dimensi keadilan manajemen keselamatan memperoleh skor 2,82.

Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat ketidakdisiplinan dalam

perlakuan manajemen terhadap pekerja yang terlibat kecelakaan dan

menindak pekerja yang berperilaku tidak aman. Kondisi tersebut dapat

menyebabkan hambatan dalam proses pembelajaran terhadap keselamatan

(Jeffcott dkk., 2006).

Dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya

risiko bahaya memperoleh skor 2,86. Hal ini menunjukkan masih belum

optimalnya pemahaman pekerja mengenai risiko bahaya di tempat kerja.

Kondisi tersebut dapat mempengaruhi tingkat persepsi pekerja terhadap

risiko, apabila persepsi risiko rendah dapat menyebabkan tingkat toleransi

risiko menjadi lebih tinggi dan meningkatkan perilaku berisiko (Inouye,

2014).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

ketiga dimensi yang mengukur persepsi pekerja terhadap manajemen

keselamatan di dalam organisasi memiliki skor yang lebih rendah

Page 118: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

100

dibandingkan dengan keempat dimensi yang berkaitan dengan persepsi

keselamatan terhadap kelompok kerja. Kondisi tersebut sesuai dengan

analisis penelitian iklim keselamatan yang dilakukan Clarke (2006), dimana

dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa individu akan merasa lebih

berkomitmen terhadap kelompok kerjanya dibandingkan dengan organisasi

sehingga persepsi dalam kelompok kerja memiliki skor yang lebih tinggi.

Selain itu, proses komunikasi juga dapat mempengaruhi perbedaan skor

iklim keselamatan. Proses komunikasi akan lebih sering terjadi di antara

pekerja karena berada dalam pekerjaan yang sama dibandingkan

komunikasi antara pekerja dengan manajemen. Hal tersebut menyebabkan

adanya perbedaan skor iklim keselamatan antara persepsi terhadap

manajemen dengan kelompok kerja.

Hasil penelitian ini juga dapat menunjukkan faktor yang

mempengaruhi masih adanya kejadian kecelakaan atau insiden di PT GMF

AeroAsia terutama unit Base Maintenance. Berdasarkan analisis terhadap

tujuh dimensi iklim keselamatan, diketahui bahwa sebagian besar pekerja

menganggap risiko bahaya sebagai hal yang tidak dapat dihindari dalam

bekerja yang menyebabkan kecelakaan ringan menjadi bagian dari

pekerjaan harian mereka. Hal tersebut dapat menyebabkan perilaku berisiko

pekerja meningkat. Selain itu, sebagian pekerja juga merasa takut terhadap

sanksi dari manajemen yang membuat pekerja enggan melaporkan kejadian

yang hampir menyebabkan kecelakaan. Kondisi tersebut menyebabkan

kejadian kecelakaan masih terulang setiap tahun.

Page 119: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

101

Penelitian ini juga meninjau gambaran iklim keselamatan

berdasarkan karakteristik demografi pekerja. Menurut Choudhry dkk.,

(2009), karakteristik demografi diidentifikasi dapat mempengaruhi iklim

keselamatan yang kemudian mempengaruhi perilaku keselamatan individu.

Karakteristik demografi yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi umur,

masa kerja, posisi jabatan dan masa kerja. Beberapa penelitian sebelumnya

telah membuktikan adanya perbedaan antara karakteristik demografi dengan

tingkat iklim keselamatan yang diterima. Penelitian terhadap karakteristik

demografi juga ditujukan untuk menyesuaikan program intervensi yang

diberikan dan sebagai teknik validasi karakteristik demografi dalam

pengembangan penelitian iklim keselamatan (Cooper dan Phillips, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran iklim keselamatan

ditinjau dari karateristik demografi diketahui bahwa semakin bertambah

umur, maka skor rata-rata terhadap dimensi-dimensi iklim keselamatan

cenderung meningkat. Sementara untuk variabel masa kerja, diketahui

bahwa pekerja dengan masa kerja > 16 tahun memiliki skor rata-rata iklim

keselamatan yang lebih tinggi. Selain itu, posisi jabatan juga menentukan

tingkat persepsi iklim keselamatan yang dirasakan dimana hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat manajerial memperoleh skor rata-rata yang

melebihi tingkat pekerja pelaksana. Namun, untuk variabel tingkat

pendidikan ditemukan bahwa pada ketiga tingkat pendidikan memperoleh

skor rata-rata yang tidak jauh berbeda pada keseluruhan dimensi.

Page 120: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

102

Pekerja yang berusia lebih tua, memiliki pengalaman kerja yang

lebih lama dan berada pada posisi manajerial memiliki iklim keselamatan

yang lebih positif. Kondisi tersebut dapat dikarenakan pekerja tersebut telah

menguasai housekeeping perusahaan dan lebih memahami mengenai

pemeriksaan peralatan keselamatan dengan cara yang benar serta merasakan

dukungan dari manajemen (Siu dkk., 2003). Oleh karena itu, upaya

peningkatan persepsi iklim keselamatan dapat dilakukan pada kelompok

pekerja usia muda, memiliki pengalaman kerja yang tidak lama dan

merupakan pekerja pelaksana.

Berdasarkan uraian hasil di atas dapat diketahui bahwa iklim

keselamatan di PT GMF AeroAsia masih memerlukan langkah peningkatan

atau perbaikan pada beberapa dimensi iklim keselamatan yang dianggap

kurang. Selain itu, perlu dipertahankan dan dipelihara persepsi terhadap

dimensi iklim keselamatan yang dianggap telah baik. Tujuannya agar

terciptanya iklim keselamatan yang positif diperusahaan dimana dapat

berdampak pada kinerja keselamatan dan produksi perusahaan yang tinggi

Dalam penelitian ini, pengukuran iklim keselamatan hanya

berdasarkan kuesioner penelitian dan tidak melakukan wawancara maupun

observasi. Hal tersebut menyebabkan hasil penelitian ini bersifat subjektif

dari pekerja dalam menilai kondisi keselamatan di lingkungan kerjanya.

Oleh karena itu, diharapkan menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya

apabila ingin meneliti mengenai iklim keselamatan di tempat kerja untuk

melihat dari sisi manajemen secara lebih mendalam. Selain itu, perlu juga

Page 121: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

103

didukung berdasarkan pengamatan terhadap kondisi keselamatan di

lapangan secara langsung sehingga hasil penelitian akan lebih dapat

menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Adapun mengenai pembahasan

mengenai iklim keselamatan yang ada di PT GMF AeroAsia akan dijelaskan

sebagai berikut.

6.2.1 Komitmen dan Kemampuan Manajemen Keselamatan

Komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan merupakan

dimensi pertama dalam kuesioner NOSAC-50. Dimensi ini terdiri dari 9

item pernyataan yang bertujuan menangkap persepsi pekerja terhadap cara

manajemen dalam memprioritaskan keselamatan, menjamin manajemen

agar setiap orang menerima informasi keselamatan yang dibutuhkan,

respon terhadap perilaku tidak aman dan kompetensi manajemen dalam

menangani keselamatan. Dimensi ini telah menjadi salah satu faktor

terpenting dalam iklim keselamatan dan diterima secara luas dalam

beberapa penelitian (Flin dkk, 2000; Kines dkk., 2011; Hosny dkk., 2017).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pekerja terhadap

komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan masuk kategori cukup

dimana memperoleh skor rata-rata sebesar 2,96. Berdasarkan analisis item

pernyataan yang membentuk dimensi ini diketahui persepsi pekerja yang

termasuk kategori cukup dan butuh peningkatan yaitu persepsi pekerja

mengenai prioritas keselamatan diatas produksi oleh manajemen (A4),

respon manajemen terhadap perilaku tidak aman (A5) dan kemampuan

manajemen dalam menangani keselamatan (A6, A7, A9).

Page 122: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

104

Sebagian besar prioritas organisasi dikomunikasikan melalui

manajer. Oleh karena itu, perilaku manajer menjadi sumber informasi

utama sehingga informasi yang diperoleh pekerja dapat mempengaruhi

tingkat persepsi pekerja terhadap komitmen dan kemampuan yang

dilakukan manajemen (Kines dkk., 2011). Berdasarkan teori pertukaran

sosial, nilai dan dukungan dari atasan mereka dapat menimbulkan

kewajiban tersirat dari pihak pekerja. Dukungan manajemen merupakan

salah satu kontribusi terkuat dalam membentuk persepsi iklim keselamatan

(Dejoy dkk., 2004).

Apabila persepsi pekerja terhadap manajemen kurang dapat

berdampak pada tingkat kepercayaan pekerja terhadap kemampuan

manajemen. Langford dkk (2000) mengemukakan bahwa ketika pekerja

percaya bahwa manajemen peduli terhadap keselamatan mereka, maka

pekerja akan lebih bisa bekerja sama untuk meningkatkan atau

memperbaiki kinerja keselamatan.

Beberapa strategi untuk peningkatan persepsi pekerja mengenai

komitmen dan kemampuan manajemen dapat dilakukan terutama dalam

persepsi pekerja terhadap prioritas keselamatan diatas produksi. Strategi

yang dapat dilakukan yaitu sebelum melakukan pekerjaan, sebaiknya

manager/supervisor dan pekerja memastikan kembali standar operasional

prosedur untuk mengutamakan keselamatan. Sebagai contoh, manajer

memastikan pekerja sudah memakai APD yang sesuai dengan jenis

pekerjaannya.

Page 123: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

105

Strategi lain untuk meningkatkan persepsi pekerja terhadap

manajemen dalam memprioritaskan keselamatan yaitu dengan

meningkatkan program safety promotion dimana menjadikan keselamatan

dalam bekerja sebagai bagian dari pekerjaan mereka atau nilai/value

perusahaan bukan hanya sebagai prioritas dalam melakukan pekerjaan.

Sebagai contoh, menerapkan slogan “safe production is our only

standard” yang artinya tidak masalah melaksanakan pekerjaan sebanyak

dan secepat mungkin sepanjang tidak meninggalkan nilai keselamatan dan

dapat diselesaikan dengan aman (Roughton dan Mercurio, 2002).

Selain itu, bagi pekerja sebaiknya juga turut menerapkan nilai keselamatan

dalam pekerjaan sehari-sehari seperti memastikan lingkungan kerja aman,

mengikuti prosedur APD yaitu menggunakan body harness saat bekerja

diketinggian, bekerja tidak dalam kondisi lelah dan lain-lain. Dengan

begitu, bagaimana pun kondisi yang dihadapi saat bekerja, keselamatan

kerja tidak akan pernah ditinggalkan ataupun dikalahkan oleh kepentingan

lain. Sebab dengan menerapkan keselamatan kerja akan mendorong

keberhasilan proses produksi.

Strategi lainnya dilakukan untuk meningkatkan persepsi mengenai

kemampuan manajemen terhadap perilaku tidak aman dan persepsi

mengenai kemampuan manajemen dalam menangani keselamatan dengan

cara yang benar. Strategi tersebut yaitu dengan meningkatkan keterlibatan

manajemen dalam melakukan inspeksi keselamatan/HSE patrol secara

rutin saat pekerjaan berlangsung. Melihat kondisi secara langsung di

Page 124: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

106

lapangan dapat memberikan kesan kepada seluruh pekerja bahwa

manajemen peduli terhadap aktivitas yang dilakukan pekerja dan

bagaimana pekerja melakukannya (Roughton dan Mercurio, 2002). Selain

itu, meningkatkan pemberian tanggapan yang cepat terhadap laporan

maupun temuan dan memberikan rekomendasi yang sesuai.

6.2.2 Pemberdayaan Manajemen Keselamatan

Pemberdayaan manajemen keselamatan dalam kuesioner NOSAC-

50 terdiri dari 7 item pernyataan. Tujuannya yaitu menangkap persepsi

pekerja terhadap manajemen mengenai upaya keselamatan yang telah

dilakukan manajemen dalam hal melibatkan pekerja untuk berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keselamatan dan

upaya manajemen agar pekerja memiliki kompetensi tinggi berkaitan

dengan keselamatan dan risiko. Keterlibatan pekerja adalah

memberdayakan pekerja untuk dilibatkan dalam proses kerja dan proses

keselamatan terkait (Hosny dkk., 2017). Dimensi ini berperan penting bagi

pekerja untuk meningkatkan keselamatan dan hal tersebut telah didukung

oleh beberapa penelitian (Kines dkk., 2011; Hosny dkk., 2017). Penelitian

yang dilakukan Christina (2012) juga menunjukkan bahwa keterlibatan

dan kompetensi pekerja memiliki pengaruh terhadap kinerja keselamatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pekerja terhadap

pemberdayaan manajemen keselamatan masuk kategori cukup yang

artinya butuh peningkatan yaitu dengan memperoleh skor rata-rata sebesar

2,86. Hal ini dapat mempengaruhi proses peningkatan kemampuan dan

Page 125: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

107

penilaian dari pekerja serta proses kerja sama dengan manajer dalam

memperkuat perilaku keselamatan (Kines dkk., 2011). Adapun item dari

dimensi ini yang perlu ditingkatkan yaitu mengenai persepsi pekerja

terhadap manajemen kaitannya dengan keterlibatan pekerja ketika

mengambil keputusan (A12, A13, A16).

Item mengenai persepsi pekerja bahwa manajemen tidak pernah

menanyakan pendapat pekerja sebelum mengambil keputusan yang

berhubungan dengan keselamatan (A15) perlu menjadi perhatian karena

berdasarkan nilai 95% CI terdapat pekerja yang memperoleh skor 2,63

yang artinya membutuhkan upaya peningkatan yang lebih besar. Selain

itu, pemberdayaan pekerja oleh manajemen dalam hal mendesain kegiatan

keselamatan yang benar (A10), menjamin setiap orang dapat

mempengaruhi keselamatan kerjanya (A11) dan menjamin kompetensi

yang tinggi terhadap keselamatan dan risiko (A14) juga membutuhkan

upaya peningkatan. Selain komitmen manajemen, keterlibatan pekerja

juga berkontribusi dalam membentuk iklim keselamatan yang positif

(Hosny dkk., 2017).

Choudhry (2011) menunjukkan bahwa upaya manajemen yang

tinggi perlu melibatkan pekerja terutama dalam kegiatan yang berkaitan

dengan keselamatan. Hal tersebut dilakukan karena dapat membantu

pelaksanaan sistem manajemen keselamatan yang efektif. Selain itu, setiap

karyawan juga memperoleh pengetahuan keselamatan yang dapat

Page 126: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

108

mengembangkan kemampuan untuk bekerja aman di lokasi kerja dan

menumbukan persepsi yang positif terhadap keselamatan.

Vredenburgh dalam Hosny dkk (2017) mengemukakan yang

termasuk keterlibatan pekerja meliputi pelatihan keselamatan, praktek

perekrutan, sistem penghargaan, sistem komunikasi dan feedback. Selain

itu, keterlibatan pekerja juga mencakup isu-isu seperti prosedur untuk

melaporkan cedera dan situasi yang berpotensi berbahaya (Khandan,

2012). Hal tersebut dapat membantu meningkatkan kondisi keselamatan

karena bahaya telah diidentifikasi di area kerja. Dengan kata lain,

meningkatkan iklim keselamatan dapat dilakukan dengan meningkatkan

keterlibatan pekerja dalam memberikan masukan untuk pengambilan

keputusan.

Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan persepsi

pekerja mengenai keterlibatan pekerja dalam pengambilan keputusan yaitu

dengan melakukan komunikasi secara rutin dan teratur dengan beberapa

pekerja terkait masalah keselamatan (Roughton dan Mercurio, 2002).

Bentuk komunikasi rutin yang melibatkan pekerja di PT GMF AeroAsia

yaitu melalui rapat P2K3, safety briefing, MOR dan lainnya. Pada

pelaksanaan komunikasi tersebut sebaiknya manajemen segera

menindaklanjuti saran yang diterima dari pekerja atau meluangkan waktu

untuk menjelaskan mengapa hal itu tidak dapat dilaksanakan. Selain itu,

pastikan bahwa pekerja mendengarkan gagasan rekan kerja yang berhasil

diterapkan. Sedangkan bagi pekerja sebaiknya ikut aktif dalam

Page 127: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

109

berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan keselamatan yang telah

dijalankan perusahaan, seperti pelaporan insiden, bahaya dan temuan di

lapangan.

Strategi untuk meningkatkan persepsi pekerja mengenai

pemberdayaan pekerja oleh manajemen dalam hal mendesain kegiatan

keselamatan yang benar dan persepsi mengenai jaminan bahwa setiap

orang dapat mempengaruhi keselamatan kerjanya yaitu dapat dilakukan

dengan memberikan akses kepada karyawan untuk melaporkan informasi

yang berkaitan dengan keselamatan kerja, seperti menyediakan

narahubung untuk masalah keselamatan pada tiap area kerja. Selain itu,

mempertahankan dan melakukan inovasi mengenai informasi keselamatan

melalui majalah pengetahuan dan informasi safety (Penity) PT GMF

AeroAsia dan mensosialisasikannya ke seluruh karyawan. Dengan begitu,

pekerja akan lebih memiliki pengetahuan yang luas dan terbuka terhadap

keselamatan di tempat kerja sehingga dapat mempengaruhi perilaku

keselamatan kerjanya.

Strategi lainnya dalam meningkatkan persepsi mengenai jaminan

kompetensi yang tinggi terhadap keselamatan dan risiko yaitu sebaiknya

setiap pelatihan/training yang diberikan PT GMF AeroAsia tidak terlepas

dari isu-isu keselamatan seperti informasi risiko pekerjaan, insiden,

kecelakaan dan cara penanganan masalah keselamatan yang ada di PT

GMF AeroAsia sehingga bertambahnya kompetensi pekerja dalam

menghadapi masalah keselamatan. Bagi pekerja sebaiknya meningkatkan

Page 128: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

110

keaktifan dalam mencari informasi-informasi keselamatan dan aktif dalam

mendiskusikan isu-isu keselamatan. Selain itu, pekerja sebaiknya lebih

kooperatif pada arahan yang diberikan manajemen dan kegiatan-kegiatan

keselamatan yang dilakukan manajemen seperti pelatihan/training dengan

menghadiri jadwal pelatihan yang telah ditetapkan.

6.2.3 Keadilan Manajemen Keselamatan

Dimensi ini terdiri dari 6 pernyataan dalam kuesioner NOSAC-50.

Tujuannya menangkap persepsi pekerja terhadap cara manajemen dalam

memperlakukan pekerja yang terlibat kecelakaan, diantaranya apakah

manajemen mengumpulkan informasi yang akurat dalam investigasi

kecelakaan, memperlakukan pekerja yang terlibat dalam kecelakaan secara

adil atau menyalahkan pekerja ketika terjadi kecelakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pekerja terhadap

keadilan manajemen keselamatan kerja masuk kategori cukup yang artinya

butuh peningkatan yaitu dengan memperoleh skor rata-rata sebesar 2,82.

Jeffcott dkk (2006) menyatakan bahwa menyalahkan seseorang yang

terlibat kecelakaan merupakan hambatan dalam proses pembelajaran

terhadap keselamatan, sehingga penindakan yang adil perlu dilakukan.

Adapun item dari dimensi ini yang perlu dilakukan upaya peningkatan dan

penguatan yaitu mengenai persepsi pekerja terhadap manajemen dalam

melakukan penyelidikan terhadap semua orang yang terlibat kecelakaan

(A19), perlakuan manajemen terhadap pekerja yang terlibat kecelakaan

(A21, A22), dan dalam mencari penyebab kecelakaan (A20). Namun,

Page 129: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

111

upaya peningkatan juga perlu ditekankan pada persepsi pekerja mengenai

sanksi dari manajemen yang membuat pekerja enggan melaporan kejadian

nearmiss (A18) dikarenakan berdasarkan skor rata-rata diketahui item A18

masuk kategori kurang dan butuh upaya peningkatan yang lebih besar.

Adapun strategi yang telah dilakukan PT GMF AeroAsia sendiri

sudah baik, dimana terdapat sistem pelaporan Internal Occurance Report

(IOR). Sistem pelaporan ini bertujuan untuk mencari sumber kesalahan

dan menyelesaikannya dengan perbaikan, karena kepedulian personel

dalam melaporkan kondisi yang tidak aman sangat dibutuhkan. Untuk

meningkatkan persepsi pekerja terhadap sanksi dari manajemen yang

membuat pekerja enggan melaporkan kejadian nearmiss yaitu meyakinkan

pelapor bahwa laporan yang disampaikan melalui IOR akan ditindaklanjuti

dengan melakukan perbaikan dan menjamin kerahasiaan identitas pelapor.

Penerapan IOR sebaiknya juga digalakkan secara berkelanjutan agar

inisiatif melaporkan kejadian yang berpotensi bahaya dapat diketahui

segera dan diperbaiki. Saran bagi pekerja agar lebih aktif dalam pelaporan

IOR untuk perbaikan kerja yang lebih baik.

Penyelidikan terhadap semua saksi merupakan sumber informasi

yang penting ketika melakukan investigasi kecelakaan (Roughton dan

Mercurio, 2002). Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh diketahui

bahwa di PT GMF AeroAsia dalam melakukan penyelidikan insiden dan

kecelakaan masih dilakukan secara berkelompok. Oleh karena itu, upaya

yang perlu dilakukan untuk meningkatkan persepsi pekerja mengenai

Page 130: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

112

penyelidikan kecelakaan terhadap semua orang yang terlibat, yaitu saat

melakukan wawancara dalam kegiatan penyelidikan kecelakaan tidak

dilakukan dalam kelompok, melainkan secara privat agar infomasi yang

diperoleh lebih terbuka. Investigasi insiden merupakan cara yang baik

untuk melibatkan pekerja dalam proses keselamatan karena selain

menambah pengetahuan juga dapat dimanfaatkan sebagai cara

pembelajaran pekerja mengenai potensi bahaya dan pengalaman biasanya

membuat mereka percaya pentingnya keselamatan sehingga memperkuat

budaya keselamatan organisasi.

Upaya lainnya untuk meningkatkan persepsi pekerja mengenai

perlakuan manajemen terhadap pekerja yang terlibat kecelakaan yaitu saat

melakukan wawancara, investigator harus menjelaskan secara singkat

bahwa tujuan wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terjadi dan

bagaimana hal itu terjadi sehingga kemungkinan insiden serupa dapat

dicegah. Kepastian harus diberikan agar tujuan wawancara bukan untuk

menyalahkan karyawan yang terluka. Saran bagi pekerja yaitu pekerja

sebaiknya memberikan informasi yang sebenarnya, sesuai fakta yang

terjadi tanpa menutupi-nutupi dan tanpa paksaan pihak manapun.

6.2.4 Komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja

Dimensi ini menangkap persepsi pekerja tentang bagaimana

mereka berkaitan dengan keselamatan kerja dalam hal apakah mereka pada

umumnya menunjukkan komitmen terhadap keselamatan kerja, aktif

dalam promosi keselamatan kerja dan peduli terhadap keselamatan orang

Page 131: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

113

lain. Clarke (2006) mengemukakan dalam analisisnya terhadap iklim

keselamatan bahwa individu merasa lebih berkomitmen terhadap

kelompok kerjanya dibandingkatan dengan organisasi sehingga persepsi

dalam kelompok kerja menjadi hal yang paling menentukan iklim

keselamatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi komitmen pekerja

terhadap keselamatan kerja merupakan dimensi dengan dengan skor rata-

rata tertinggi sebesar 3,23. Artinya, pekerja telah bersama-sama berusaha

keras untuk mencapai tingkat keselamatan kerja yang tinggi (A23),

bertanggung jawab terhadap kerapian tempat kerja (A24), peduli terhadap

keselamatan orang lain (A25), menangani risiko bahaya yang telah

ditemukan (A26), membantu rekan kerja lain untuk bekerja dengan aman

(A27) dan bertanggung jawab terhadap keselamatan orang lain (A28).

Andriessen dalam Kines dkk (2011) menemukan bahwa motivasi

keselamatan tidak hanya ditentukan oleh faktor kepemimpinan maupun

ketentuan pemimpin terkait keselamatan, tapi juga ditentukan oleh

keakraban kelompok. Pentingnya interaksi atau dukungan dalam

kelompok kemudian menjadi salah satu dimensi utama dalam pengukuran

iklim keselamatan di banyak penelitian (Seo dkk., 2004). Oleh karena itu,

komitmen pekerja dengan rekan kerjanya juga merupakan tema yang

penting dalam menentukan persepsi yang terbentuk di tempat kerja.

Upaya untuk meningkatkan persepsi pekerja terkait penanganan

risiko bahaya yang telah ditemukan yaitu dapat melalui personal risk tools

Page 132: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

114

atau pada beberapa organisasi mengenalnya dengan pre start risk

assessment atau take five (Krallis dan Csontos, 2006). Upaya tersebut

bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesalamatan pekerja sebelum

memulai pekerjaan. Kegiatannya yaitu melakukan penilaian tentang

bahaya fisik yang teramati dan kemungkinan bahaya psikologis yang

mungkin terjadi akibat pekerjaan tersebut dan mengetahui cara

penanganan terhadap risiko yang ditemukan.

6.2.5 Prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya

Dimensi ini menangkap persepsi pekerja tentang bagaimana

mereka berkaitan dengan keselamatan kerja dalam hal apakah mereka pada

umumnya memprioritaskan keselamatan diatas target pekerjaan, tidak

menerima kondisi berisiko atau tidak mengambil risiko dan tidak

menunjukkan keberanian yang bertentangan dengan aspek keselamatan.

Persepsi pekerja terhadap suatu risiko dapat mempengaruhi perilaku

berisiko pada pekerja yang dapat memberikan konsekuensi terjadinya

kecelakaan (Inouye, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi prioritas keselamatan

dan tidak ditoleransinya risiko bahaya masuk kategori cukup yang artinya

butuh peningkatan dengan skor rata-rata secara keseluruhan sebesar 2,86.

Upaya peningkatan perlu dilakukan terkait persepsi pekerja terhadap

prioritas keselamatan untuk tidak melanggar aturan keselamatan saat

bekerja (A32), menganggap kecelakaan ringan merupakan bagian dari

pekerjaan (A30) dan tidak mengambil risiko berbahaya saat bekerja (A35).

Page 133: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

115

Namun, upaya peningkatan perlu ditekankanp pada persepsi pekerja dalam

menilai risiko bahaya. Hal tersebut karena berdasarkan 95% CI terdapat

pekerja yang menganggap bahwa risiko bahaya tidak dapat dihindari

(A29) dan menganggap pekerjaan mereka tidak sesuai untuk para pekerja

yang tidak berani mengambil risiko (A34).

Persepsi risiko yang rendah dapat menyebabkan tingkat toleransi

risiko menjadi lebih tinggi yang mana dapat meningkatkan perilaku

berisiko (Inouye, 2014). Penelitian yang dilakukan Garcia dkk dalam

Krallis dan Csontos (2006), menemukan adanya hubungan antara

pemenuhan aturan keselamatan oleh pekerja dan penurunan perilaku

berisiko dengan skor iklim keselamatan yang tinggi. Oleh karena itu,

penting untuk dipahami bahwa dalam menjalankan intervensi keselamatan

perlu mempertimbangkan persepsi risiko. Hal tersebut karena perbaikan

K3 dapat dicapai bukan dari teknologi yang tersedia melainkan dari nilai

keselamatan yang dimiliki (Krallis dan Csontos, 2006).

Penilaian risiko di PT GMF AeroAsia dilakukan melalui Hazard

Identification, Risk Assessment and Dermining Control (HIRADC).

Pelaksanaan HIRADC dilakukan oleh Personal Development Center

Associates (PDCA) HSE sebagai perwakilan yang bertanggung jawab

mengenai K3L unit kerja masing-masing. Dalam pelaksanaanya, setiap

temuan yang didapatkan dari HIRADC akan dilakukan tindak lanjut oleh

unit terkait. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada dimensi

ini, upaya peningkatan perlu ditekankan dalam hal persepsi risiko oleh

Page 134: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

116

pekerja. Kondisi yang menggambarkan kurangnya persepsi pekerja dalam

menilai risiko dapat dikarenakan kurangnya komunikasi antara PDCA

HSE dengan seluruh karyawan terkait risiko yang ada di lapangan. Hal ini

terjadi karena PDCA HSE yang ditunjuk untuk mewakili unit Base

Maintenance hanya sebanyak 1 orang.

Strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan persepsi risiko

dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang dapat dilakukan yaitu

dengan meningkatkan sosialisasi terkait hasil HIRADC keseluruh

karyawan terutama unit kerja masing-masing dan mempertajam konteks

yang dicakup dalam penilaian bahaya. Selain itu, terdapat beberapa cara

alternatif yang juga dapat dilakukan (Inouye, 2014), yaitu melibatkan

pekerja untuk mendukung manajemen keselamatan melalui specific

auditing sessions dimana meminta bantuan pekerja dalam meningkatkan

kesadaran risiko mereka dan menekankan peran pekerja dalam menjaga

lingkungan kerja tetap aman, mengadakan pelatihan yang melibatkan

pekerja dan manajemen lini dalam penilaian risiko dengan benar sesuai

hirarki pengendalian, membentuk Corporate Risk Management yang

berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko yang tak terduga

pada seluruh operasi pekerjaan, dan mempertahankan intranet perusahaan

untuk semua pekerja agar memiliki akses langsung ke prosedur operasi

standar. Selain itu, bagi pekerja sebaiknya lebih mengenal bahaya dan

risiko yang ada sesuai dengan aktivitas pekerjaan dan turut berpartisipasi

Page 135: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

117

serta berkontribusi dalam identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian

risiko.

6.2.6 Pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan

Dimensi ini menangkap persepsi pekerja tentang bagaimana

mereka berkaitan dengan keselamatan di tempat kerja dalam hal berdiskusi

mengenai isu-isu keselamatan, belajar dari pengalaman kerja, menolong

satu sama lain untuk dapat bekerja secara aman, menerima masukan terkait

keselamatan dengan baik dan percaya terhadap kemampuan satu sama lain

dalam menjamin keselamatan saat bekerja. Proses pembelajaran individu

cenderung memainkan peran kunci dalam proses peningkatan keselamatan

yang berkelanjutan (Zwetsloot dkk., 2017). Selain itu, komunikasi juga

memegang peranan penting dalam pekerjaan untuk perbaikan iklim

keselamatan, sehingga sarana komunikasi perlu dipertimbangkan dalam

organisasi (Bergh, 2011). Pada beberapa penelitian, komunikasi sering

dianggap sebagai faktor pendukung iklim keselamatan yang positif

(Griffin dan Neal, 2000; DeJoy dkk., 2004; Kines dkk., 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi ini sudah baik yaitu

memperoleh skor rata-rata dari keseluruhan item sebesar 3,09 dan hanya

butuh sedikit peningkatan. Pekerja menganggap bahwa proses

pembelajaran dari pengalaman sebelumnya (A39), respon terhadap

masalah keselamatan (A36, A40) dan kepercayaan terhadap kemampuan

rekan kerja dalam bekerja aman (A37, A38) sudah baik. Upaya

peningkatan hanya perlu dilakukan dalam hal membangun komunikasi

Page 136: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

118

yang terbuka terutama dalam mendiskusikan isu-isu keselamatan (A41,

A42, A43).

PT GMF AeroAsia memiliki program komunikasi keselamatan

melalui fasilitas pelaporan bahaya yaitu Internal Occurance Report (IOR).

Tujuan program tersebut yaitu mengidentifikasi potensi bahaya yang

mengancam keselamatan, memicu pelanggaran dan keadaan tidak

beraturan di area kerja yang dapat menimbulkan bahaya. Pelaksanaan IOR

dapat dilakukan dengan menggunakan hardcopy seperti form pelaporan

ataupun melalui media elektronik seperti email, whatsapp, dan SMS. Oleh

karena pelaksanaan IOR yang telah berlangsung tersebut yang

menyebabkan dimensi ini memperoleh skor yang baik.

Pelaksanaan komunikasi harus berlangsung efektif tidak hanya

sebagai interaksi antara manajemen dengan pekerja, melainkan juga

diantara pekerja. Pekerja yang memiliki interaksi keselamatan yang positif

dengan rekan kerjanya cenderung memiliki persepsi keselamatan yang

lebih positif sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan lebih aman

(Mullen, 2004 dalam Inouye, 2014). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Mearns dkk (2003), kualitas komunikasi merupakan salah satu

faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan terjadinya kecelakaan

kerja. Saran yang dapat diberikan dalam membangun komunikasi yang

efektif baik sesama pekerja maupun antara pekerja dengan

manajer/supervisor atau manajemen K3 yaitu dengan terus melakukan

inovasi dan mengembangkan cara dalam melaporkan bahaya dan

Page 137: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

119

melakukan evaluasi terhadap keefektifan sistem komunikasi yang telah

dilakukan.

6.2.7 Kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja

Dimensi ini menangkap persepsi pekerja mengenai efektifitas

sistem keselamatan kerja yang dijalankan oleh safety officers, safety

representatives, dan komite keselamatan. Persepsi tentang bagaimana

mereka dalam melihat keefektifan audit keselamatan, manfaat dari

perencanaan/penilaian risiko, manfaat dari pelatihan dari sistem

keselamatan kerja yang berjalan dan manfaat dari sasaran dan tujuan

keselamatan yang jelas. Menurut Zohar (1980) dalam Kines dkk (2011)

untuk mendefinisikan dimensi iklim keselamatan maka beberapa aspek

dalam sistem manajemen keselamatan harus diidentifikasi sebagai tema

umum, yaitu kedudukan staf atau petugas keselamatan, frekuensi

pemeriksaan keselamatan dan penekanan terhadap pelatihan keselamatan.

Pentingnya dimensi ini agar sistem keselamatan dapat berfungsi dengan

baik dibenarkan dalam penelitian lainnya (Torner dan Pousette, 2009).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pekerja terhadap

keefektifan sistem keselamatan sudah baik dan hanya butuh sedikit

peningkatan yaitu dengan skor rata-rata sebesar 3,02. Pekerja menganggap

bahwa pelatihan keselamatan berguna untuk mencegah terjadinya

kecelakaan (A46, A49) sehingga menganggap penting adanya tujuan

keselamatan yang jelas (A50). Adapun upaya peningkatan diperlukan

dengan memperkuat persepsi mengenai pentingnya fungsi staf atau

Page 138: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

120

petugas keselamatan (A44), penilaian terhadap audit keselamatan (A48,

A45) dan perencanaan awal/penilaian risiko dalam mencegah terjadinya

kecelakaan (A47).

Dimensi ini memperoleh skor yang baik. Salah satu pencapaiannya

dikarenakan PT GMF AeroAsia telah melakukan audit keselamatan baik

internal maupun eksternal dimana hasil temuan dari audit telah dilakukan

tindak lanjut. Selain itu, pelaksanaan HIRADC pun telah dilakukan PT

GMF AeroAsia. Peningkatan hanya perlu dilakukan dalam hal sosialisasi

temuan audit dan hasil HIRADC ke seluruh karyawan serta meningkatkan

diskusi dengan petugas keselamatan, seperti komite keselamatan dan

safety officer dalam menjalin komunikasi yang terbuka.

Keberhasilan efetifitas sistem keselamatan juga membutuhkan

kerjasama dari pekerja. Oleh karena itu, pekerja sebaiknya secara aktif

melakukan analisis perubahan yaitu memantau unit kerja dan area

sekitarnya jika terjadi perubahan karena bahaya potensial berhubungan

dengan fasilitas/alat, bahan dan proses baru sehingga dapat mengerti

bahaya yang ada dan cara mengendalikannya (Roughton dan Mercurio,

2002). Selain itu, pekerja juga berhak menolak pekerjaan jika aktivitas

yang dilaksanakan belum dilakukan identifikasi bahaya, penilaian dan

pengendalian risiko serta melaporkan apabila terdapat pekerjaan yang

tidak berjalan sesuai aturan keselamatan.

Page 139: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

121

6.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Karakteristik Demografi

di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Selain menggambarkan ketujuh dimensi secara keseluruhan, dalam

penelitian ini juga dilakukan tinjauan terhadap karakteristik demografi

pekerja yang mengikuti penelitian ini. Tujuannya agar dapat membantu

dalam penentuan intervensi program keselamatan sehingga tercapainya

iklim keselamatan yang positif. Selain itu, menurut Cooper dan Phillips

(2004), justifikasi empiris dengan menggunakan karakteristik demografi

sebagai teknik validasi juga dibutuhkan jika penelitian mengenai iklim

keselamatan sedang dikembangkan. Choudhry dkk (2009) menambahkan

bahwa karakteristik demografi telah diidentifikasi dapat mempengaruhi

iklim keselamatan yang kemudian mempengaruhi perilaku keselamatan

individu. Karakteristik demografi yang dicakup dalam penelitian ini

meliputi umur, masa kerja, posisi jabatan dan tingkat pendidikan

6.3.1 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia

Persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu

seperti usia termasuk dalam daya tangkap dan pola pikir pada suatu objek

atau stimulus. Semakin bertambah usia seseorang akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya (Kozier, 2004).

Begitupula, terhadap persepsi seseorang terhadap keselamatan kerja yang

dirasakan di tempat kerja.

Page 140: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

122

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi pemberdayaan

manajemen keselamatan dan prioritas keselamatan pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko bahaya masih membutuhkan peningkatan. Apabila

dibandingkan antar kelompok umur diketahui bahwa semakin

bertambahnya umur, maka skor rata-rata terhadap dimensi-dimensi iklim

keselamatan cenderung meningkat. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Vinodkumar dan Bhasi (2009) dimana dalam penelitiannya

ditemukan bahwa skor iklim keselamatan meningkat seiring bertambahnya

usia, yaitu dalam hal komitmen dan tindakan yang dilakukan manajemen,

pengetahuan pekerja dan kepatuhan terhadap keselamatan, partisipasi dan

komitmen pekerja terhadap keselamatan serta pembenaran risiko.

Berdasarkan beberapa penelitian juga ditemukan hasil yang

konsisten yang menunjukkan perbedaan tingkat persepsi iklim

keselamatan dengan usia seseorang (Choudhry dkk., 2009; Vinodkumar

dan Bhasi, 2009; Siu dkk., 2003, Ameko, 2015; Bergh, 2011; Fang dkk,

2006; Restuputri, 2015). Hasil tersebut menandakan bahwa pekerja dengan

usia yang lebih tua memiliki persepsi iklim keselamatan yang lebih positif

dibandingkan dengan pekerja yang berusia muda.

Pekerja dengan usia yang lebih tua memiliki iklim keselamatan

yang lebih positif daripada pekerja dengan usia muda. Hal tersebut dapat

dikarenakan pekerja yang berusia tua lebih menguasai tentang

housekeeping perusahaan dan lebih memahami mengenai pemeriksaan

peralatan keselamatan dengan cara yang benar serta merasakan dukungan

Page 141: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

123

dari manajemen (Siu dkk., 2003). Selain itu, pekerja yang lebih tua

memiliki pengalaman yang lebih terhadap kondisi lingkungan kerja

sehingga mereka mengalami penurunan risiko ditempat kerja. Alasan

lainnya pekerja yang tua lebih peduli karena kesempatan bekerja lebih

sedikit untuknya sehingga mereka berkomitmen dalam bekerja dan

bersedia untuk memenuhi peraturan keselamatan. Berdasarkan hal

tersebut, maka dapat dijadikan masukan bagi PT GMF AeroAsia bahwa

upaya peningkatan keselamatan kerja terutama pada dimensi keadilan

manajemen keselamatan dan prioritas keselamatan pekerja dan tidak

ditoleransinya risiko bahaya dapat difokuskan kepada pekerja dibawah <

50 tahun terutama untuk kelompok usia ≤ 35 tahun.

6.3.2 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa Kerja di unit Base

Maintenance PT GMF AeroAsia

Masa kerja merupakan lamanya seseorang bekerja. Lama kerja itu

juga dapat mempengaruhi persepsi pekerja terhadap keselamatan yang

dirasakan. Lin (2012) dalam Uhuegho dan Melbourne (2017)

mengemukakan bahwa ketika pekerja sadar akan pentingnya keselamatan

dan pekerja tersebut lebih berpengalaman dalam menerapkan keselamatan

kerja, maka dukungan untuk rekan kerjanya semakin meningkat dan

memperkuat iklim keselamatan, produktivitas dan kepuasan kerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi komitmen pekerja

terhadap keselamatan menjadi dimensi dengan skor tertinggi pada ketiga

kelompok masa kerja. Adapun dimensi dengan skor terendah pada

Page 142: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

124

kelompok masa kerja 0 – 5 tahun dan 6 – 15 tahun terdapat pada dimensi

keadilan manajemern keselamatan, pemberdayaan manajemen

keselamatan, komitmen dan kemampuan manajemen terhadap

keselamatan dan prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya

risiko bahaya. Jika dibandingkan antar kelompok masa kerja diperoleh

hasil bahwa pekerja dengan masa kerja ≥ 16 tahun memiliki skor rata-rata

iklim keselamatan yang lebih tinggi pada ketujuh dimensi dibandingkan

pekerja dengan masa kerja 0 – 5 tahun maupun 6 – 15 tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Bergh (2011) menunjukkan hasil

yang sama dimana ditemukan perbedaan yang signifikan antara persepsi

iklim keselamatan dengan lamanya bekerja. Perbedaan tersebut terlihat

dari persepsi pekerja dalam menilai risiko bahaya, dimana pekerja yang

telah bekerja lebih dari 16 tahun memiliki skor iklim keselamatan yang

lebih tinggi. Kecenderungan pekerja memiliki persepsi iklim keselamatan

yang lebih tinggi sesuai dengan masa kerjanya juga dibuktikan pada

penelitian yang dilakukan oleh Vinodkumar dan Bhasi (2009) dan Ameko

(2015). Saran yang dapat diberikan yaitu upaya peningkatan pada dimensi

keadilan manajemen keselamatan, pemberdayaan manajemen keselamatan,

komitmen dan kemampuan manajemen terhadap keselamatan dan prioritas

keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya dapat

difokuskan pada kelompok masa kerja 0 – 5 tahun dan 6 – 15 tahun.

Page 143: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

125

6.3.3 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi Jabatan di unit

Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Menurut Gonzalez-Roma., dkk (1999) dalam Seo, dkk (2004)

pekerja dengan tingkat hirarki atau jabatan yang berbeda dapat memiliki

persepsi dan sikap yang berbeda, termasuk dalam hal ini persepsi pada

keselamatan dan sikap kerja aman. Berdasarkan hasil penelitian iklim

keselamatan diketahui bahwa pihak manajerial memiliki skor rata-rata

iklim keselamatan yang melebihi tingkat pekerja pelaksana, yaitu pada

ketujuh dimensi. Pada tingkat manajerial dan tingkat pekerja pelaksana,

dimensi prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko

bahaya memiliki persentase terendah.

Beberapa penelitian juga telah menemukan hasil yang konsisten

dimana menunjukkan perbedaan tingkat persepsi iklim keselamatan antara

pihak manajerial dengan pekerja (Vinodkumar dan Bhasi, 2009; Bergh,

2011; Restuputri, 2015; Huang dkk., 2014). Hasil tersebut menandakan

bahwa pihak manajerial memiliki persepsi iklim keselamatan yang lebih

positif dibandingkan dengan pekerja pelaksana. Perbedaan ini dapat terjadi

karena para manajer mendasarkan persepsi mereka di dalam kelompok

manajemen dan lebih banyak mengenai kebijakan, prosedur dan praktek

ideal. Sedangkan pekerja mendasarkan persepsi mereka pada praktek

sehari hari dengan manager dan rekan kerja mereka. Oleh karena itu,

upaya peningkatan pada tiap-tiap dimensi iklim keselamatan dapat

difokuskan kepada pekerja pelaksana.

Page 144: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

126

6.3.4 Gambaran Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia

Tingkat pendidikan juga merupakan faktor penting yang dapat

mempengaruhi iklim keselamatan (Fang dkk., 2006). Namun, dalam

penelitian ini persentase iklim keselamatan di antara tingkat pendidikan

cenderung menunjukkan hasil tidak jauh berbeda atau cenderung sama.

Adapun dimensi terendah terendah pada ketiga kategori tingkat pendidikan

terdapat pada dimensi keadilan manajemen terhadap keselamatan, prioritas

keselamatan pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya, dan

pemberdayaan manajemen terhadap keselamatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda pada

penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Choudhry

dkk., (2009), Vindokumar dan Bhasi (2009), Ameko (2015) dan Fang

dkk., (2006) menunjukkan adanya hubunga yang signifikan antara tingkat

iklim keselamatan dengan tingkat pendidikan seseorang. Perbedaan hasil

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat dikarenakan, di PT

GMF AeroAsia tingkat pendidikan seseorang bukan menjadi acuan

pekerja tersebut menjadi seorang manajer/supervisor atau senior. Namun,

didasarkan pada pengalaman kerja individu tersebut selama bekerja di

perusahaan. Oleh karena itu, diketahui bahwa pekerja dengan tingkat

pendidikan tinggi tidak mempengaruhi tingkat iklim keselamatan. Adapun

saran yang diberikan yaitu bahwa dalam pelaksanaan upaya keselamatan

tidak perlu mempertimbangkan tingkat pendidikan pekerja.

Page 145: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

127

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Gambaran iklim keselamatan di unit Base Maintenance PT GMF

AeroAsia Tahun 2017 dilihat dari ketujuh dimensi iklim keselamatan

adalah sebagai berikut :

a. Dimensi komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan

memperoleh skor rata-rata sebesar 2,96. Artinya, dimensi ini

membutuhkan upaya peningkatan terutama dalam menganggap bahwa

manajemen lebih mementingkan keselamatan dibandingkan produksi,

respon manajemen terhadap tindakan berbahaya dan kemampuan

manajemen dalam menangani keselamatan.

b. Dimensi pemberdayaan manajemen keselamatan memperoleh skor

rata-rata sebesar 2,86. Artinya, dimensi ini membutuhkan upaya

peningkatan terutama pada persepsi pekerja terhadap manajemen

kaitannya dengan keterlibatan pekerja ketika mengambil keputusan

dan dalam upaya pemberdayaan pekerja oleh manajemen.

c. Dimensi keadilan manajemen keselamatan memperoleh skor rata-rata

sebesar 2,82. Artinya, dimensi ini membutuhkan upaya peningkatan

terutama pada persepsi pekerja terhadap sanksi dari manajemen yang

membuat pekerja enggan melaporan kejadian nearmiss, penyelidikan

Page 146: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

128

terhadap semua orang yang terlibat kecelakaan, perlakuan manajemen

terhadap pekerja yang terlibat kecelakaan dan dalam mencari penyebab

kecelakaan.

d. Dimensi komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja memperoleh

skor rata-rata sebesar 3,23. Seluruh item dimensi ini sudah dapat

dikatakan baik namun hanya membutuhkan sedikit peningkatan pada

persepsi pekerja terkait penanganan risiko bahaya yang telah

ditemukan.

e. Dimensi prioritas keselamatan pekerja & tidak ditoleransinya risiko

bahaya memperoleh skor rata-rata sebesar 2,86. Dimensi ini

membutuhkan peningkatan dalam hal penilaian pekerja terhadap risiko

bahaya.

f. Dimensi pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan memperoleh skor

rata-rata sebesar 3,09. Artinya, dimensi ini sudah termasuk kategori

baik hanya butuh sedikit peningkatan mengenai pembicaraan

keselamatan yang dianggap masih jarang dilakukan.

g. Dimensi kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja

memperoleh skor rata-rata sebesar 3,02. Artinya, dimensi ini sudah

termasuk kategori baik hanya butuh sedikit peningkatan yaitu pada

persepsi mengenai mengenai pentingnya fungsi staf atau petugas

keselamatan, penilaian terhadap audit keselamatan, dan perencanaan

awal/penilaian risiko dalam mencegah terjadinya kecelakaan.

Page 147: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

129

2. Gambaran iklim keselamatan berdasarkan karakteristik demografi pekerja

di unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017, sebagai

berikut:

a. Berdasarkan umur, pekerja dengan umur > 50 tahun memiliki skor

rata-rata tertinggi pada ketujuh dimensi iklim keselamatan

dibandingkan dengan pekerja yang berumur dibawah 50 tahun.

b. Berdasarkan masa kerja, diketahui bahwa pekerja dengan masa kerja >

16 tahun memiliki skor rata-rata yang melebihi pekerja dengan masa

kerja 0 – 5 tahun dan 6 – 15 tahun yaitu pada ketujuh dimensi iklim

keselamatan.

c. Berdasarkan posisi jabatan, diketahui bahwa tingkat manajerial

memiliki skor rata-rata melebihi tingkat pekerja pelaksana yaitu pada

ketujuh dimensi iklim keselamatan.

d. Berdasarkan tingkat pendidikan, skor rata-rata secara keseluruhan yang

diperoleh pada masing-masing dimensi iklim keselamatan hampir

sama di tiap-tiap tingkat pendidikan.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi PT GMF AeroAsia

a. Untuk meningkatkan persepsi pekerja terhadap komitmen dan

kemampuan manajemen keselamatan dapat dilakukan dengan cara:

a. Memastikan pekerja telah menggunakan APD yang sesuai

dengan jenis bahayanya sebelum melakukan pekerjaan

Page 148: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

130

b. Menerapkan slogan “safe production is our only standard”

sebagai tanda bahwa keselamatan menjadi standar yang

harus dipenuhi sebelum bekerja

c. Meningkatkan frekuensi keterlibatan manajemen dalam

melakukan inspeksi keselamtan/HSE patrol

b. Untuk meningkatkan persepsi pekerja terhadap pemberdayaan

manajemen keselamatan dapat dilakukan dengan cara:

a. Meningkatkan komunikasi dengan semua karyawan terkait

masalah keselamatan melalui safety briefing, Monthly

Report, Rapat P2K3 dan lain-lain secara rutin

b. Menyediakan narahubung untuk masalah keselamatan pada

tiap area kerja

c. Melakukan inovasi mengenai informasi keselamatan melalui

majalah pengetahuan dan informasi safety (Penity) PT GMF

AeroAsia

d. Meningkatkan isu-isu keselamatan seperti informasi risiko

pekerjaan, insiden, kecelakaan dan cara penanganan masalah

keselamatan melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan.

c. Untuk meningkatkan persepsi pekerja terhadap keadilan manajemen

keselamatan dapat dilakukan dengan cara:

a. Meyakinkan pelapor bahwa laporan yang disampaikan akan

ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan dan menjamin

kerahasiaan identitas pelapor

Page 149: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

131

b. Saat melakukan wawancara dalam kegiatan penyelidikan

kecelakaan tidak dilakukan secara privat agar infomasi yang

diperoleh lebih terbuka dan menyampaikan kepastian tujuan

wawancara agar tujuan wawancara bukan untuk

menyalahkan pekerja.

d. Untuk mempertahankan dan meningkatkan persepsi pekerja

terhadap komitmen pekerja terhadap keselamatan kerja yaitu

dengan melakukan penilaian personal risk tools dimana menilai

bahaya fisik yang teramati dan bahaya psikologis yang mungkin

terjadi akibat pekerjaan tersebut dan mengetahui cara penanganan

terhadap risiko yang ditemukan.

e. Untuk meningkatkan persepsi terhadap prioritas keselamatan

pekerja dan tidak ditoleransinya risiko bahaya dapat dilakukan

dengan cara:

a. Mengkomunikasikan hasil audit keselamatan dan HIRADC

keseluruh karyawan

b. Mempertajam konteks yang dicakup dalam penilaian

bahaya.

c. Melakukan beberapa cara alternatif yang telah teruji

dibeberapa perusahaan seperti specific auditing sessions dan

membentuk Corporate Risk Management.

f. Untuk mempertahankan dan meningkatkan persepsi pekerja

terhadap pembelajaran, komunikasi dan kepercayaan dapat

Page 150: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

132

dilakukan dengan mengembangkan dan mempertahankan sistem

laporan melalui saluran atau media seperti whatsapp, email, IOR

dan lainnya yang dapat meningkatkan dan membangun komunikasi

yang efektif baik sesama pekerja maupun antara pekerja dengan

manajer/supervisor atau manajemen K3.

g. Untuk mempertahankan dan meningkatkan persepsi pekerja

terhadap kepercayaan mereka terhadap keefektifan sistem

keselamatan kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan diskusi

dengan petugas keselamatan, seperti komite keselamatan dan safety

officer untuk menjalin komunikasi yang terbuka.

7.2.2 Bagi Pekerja

a. Menerapkan nilai keselamatan dalam pekerjaan sehari-sehari seperti

memastikan lingkungan kerja aman, mengikuti prosedur APD yaitu

menggunakan body harness saat bekerja diketinggian, bekerja tidak

dalam kondisi lelah dan lain-lain

b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan keselamatan seperti

pelaporan bahaya maupun pelaporan insiden dan kecelakaan

c. Meningkatkan keaktifan dalam mencari informasi-informasi

keselamatan dan aktif dalam mendiskusikan isu-isu keselamatan

d. Memberikan informasi yang berkaitan dengan insiden dan

kecelakaan yang sebenarnya, sesuai fakta yang terjadi tanpa

menutupi-nutupi dan tanpa paksaan pihak manapun.

Page 151: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

133

e. Secara aktif melakukan analisis perubahan yaitu memantau unit

kerja dan area sekitarnya jika terjadi perubahan.

7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan wawancara dan observasi

serta penilaian dari tanggapan manajemen terkait kondisi

keselamatan yang telah diterapkan sehingga dapat diperoleh hasil

penelitian iklim keselamatan yang lebih mendalam.

b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan analisis faktor untuk melihat

kontribusi dari masing-masing dimensi terhadap iklim keselamatan.

c. Apabila peneliti selanjutnya akan melanjutkan penelitian di tempat

yang sama sebaiknya memperluas area kerja dan membandingkan

perbedaan jenis pekerjaan.

Page 152: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

134

DAFTAR PUSTAKA

Alnoaimi, M., 2015. Safety Climate and Safety Outcomes in Aircraft

Maintenance: A Mediating Effect of Employee Turnover and Safety

Motivation.

Ameko, F.N., 2015. Assessment of Safety Climate at La General Hospital.

Antonsen, S., 2009. Safety culture: theory, method and improvement. Ashtage

Publishing, Aldershot.

Barbaranelli, C., Petitta, L., Probst, T.M., 2015. Does safety climate predict safety

performance in Italy and the USA? Cross-cultural validation of a theoretical

model of safety climate. Accident Analysis and Prevention 77, 35–44.

doi:10.1016/j.aap.2015.01.012

Bergh, M., 2011. Safety Climate - An evaluation of the safety climate at

AkzoNobel Site Stenungsund.

BPJS, 2016. Kliping Berita BPJS Ketenagakerjaan Melalui Media Cetak dan

Online.

Choudhry, R.M., Fang, D., Lingard, H., 2009. Measuring Safety Climate of a

Construction Company. Journal of Construction Engineering and

Management 135, 890–899. doi:10.1061/?ASCE?CO.1943-7862.0000063

CE

Christina, W.Y., 2012. Pengaruh Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

terhadap Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal Rekayasa Sipil 6.

Clarke, S., 2006. The relationship between safety climate and safety performance:

A meta-analytic review. Journal of Occupational Health Psychology 11,

315–327. doi:10.1037/1076-8998.11.4.315

Colley, S., Lincolne, J., Roux, N. le, 2015. Measuring the effective measurement

of Safety from Lag- to Lead- Indicators. Pockets of Brilliance.

doi:10.1016/S0925-7535(00)00012-6

Cooper, M.., 2000. Towards a model of Safety Culture Towards a model of Safety

Culture. Safety Science 36, 111–136.

Cooper, M.D., Phillips, R.A., 2004. Exploratory analysis of the safety climate and

safety behavior relationship. Journal of Safety Research 35, 497–512.

doi:10.1016/j.jsr.2004.08.004

Dejoy, D.M., Schaffer, B.S., Wilson, M.G., Vandenberg, R.J., Butts, M.M., 2004.

Creating safer workplaces : assessing the determinants and role of safety

climate 35, 81–90. doi:10.1016/j.jsr.2003.09.018

Page 153: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

135

Dubey, A., Smith, P., Van-Kruistum, R., 2007. Institute viewed as a top work-

health research centre globally. At Work.

Eeckelaert, L., Starren, A., van Scheppingen, A., Fox, D., Bruck, C., 2011.

Occupational Safety and Health culture assessment - A review of main

approaches and selected tools, European Agency for Safety and Health at

Work. doi:10.2802/53184

Fang, D., Chen, Y., Wong, L., 2006. Safety Climate in Construction Industry : A

Case Study in Hong Kong. Journal of Construction Engineering and

Management 132, 573–584. doi:10.1061/?ASCE?0733-

9364?2006?132:6?573?

Flin, R., Mearns, K., O‟Connor, P., Bryden, R., 2000. Measuring safety climate:

Identifying the common features, in: Safety Science. doi:10.1016/S0925-

7535(00)00012-6

Gittleman, J.., Gardner, P.., Haile, E., Sampson, J.., K.P, C., 2010. [Case Study]

City Center and Cosmopolitan Construction Projects, Las Vegas, Nevada:

Lessons learned from the use of multiple sources and mixed methods in a

safety needs assessment. Journal of Safety Science 263–281.

Glendon, A.I., Litherland, D.K., 2001. Safety climate factors , group differences

and safety behavior in road construction. Safety Science 39, 157–188.

doi:10.1016/S0925-7535(01)00006-6

Griffin, M.A., Neal, A., 2000. Perceptions of safety at work: a framework for

linking safety climate to safety performance, knowledge, and motivation.

Journal of occupational health psychology 5, 347–358. doi:10.1037/1076-

8998.5.3.347

Guldenmund, F.W., 2000. The nature of safety culture : a review of theory and

research 34.

Hall, M.E., Blair, E.H., Smith, S.M., Gorski, J.D., 2013. Development of a

Theory-Based Safety Climate Instrument. Journal of Safety, Health &

Environmental Research 9.

Hastono, S.P., 2006. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia, Depok.

Hofmann, D.., Stetzer, A., 1996. A cross-level investigation of factors influencing

unsafe behaviors and accidents. Personnel Psychology 49, 307–339.

Hon, C.K.H., Liu, Y., 2016. Exploring typical and atypical safety climate

perceptions of practitioners in the repair, maintenance, minor alteration and

addition (RMAA) sector in Hong Kong. International Journal of

Environmental Research and Public Health 13. doi:10.3390/ijerph13100935

Page 154: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

136

Hosny, G., Ea, E., Ea, S., 2017. A COMPARATIVE ASSESSMENT OF

SAFETY CLIMATE AMONG PETROLEUM COMPANIES. Egyptian

Journal of Occupational Medicine 41, 307–324.

HSE, 2005. A review of safety culture and safety climate literature for the

development of the safety culture inspection toolkit.

Huang, H., Wang, X., Hu, G., 2016. Traffic safety in China: Challenges and

countermeasures. Accident Analysis and Prevention 95, 305–307.

doi:10.1016/j.aap.2016.07.040

Hudson, P., 2007. Implementing a safety culture in a major multi-national. Safety

Science 45 (6), 697–722.

IAEA, 2002. International Atomic Energy Agency, Safety Culture in Nuclear

Installations: Guidance for Use in the Enhancement of Safety Culture, in:

TECDOC. Vienna.

ILO, 2015. Investigation of Occupational Accidents and Diseases: A Practical

Guide for Labour Inspectors.

Inouye, J., 2014. Risk Perception: Theories, Strategies, and Next Steps. Campbell

Institute National Safety Council, New Zealand.

Jeffcott, S., Pidgeon, N., Weyman, A., Walls, J., 2006. Risk, Trust, and Safety

Culture in UK Train Operating Companies. Risk Analysis 26.

Khandan, M., 2012. Evaluation of Safety Climate Factors - a Macroergonomics

Approach : a Case Study in Iran 10, 43–46.

Kines, P., Lappalainen, J., Mikkelsen, K.L., Olsen, E., Pousette, A., Tharaldsen,

J., Tómasson, K., Törner, M., 2011. Nordic Safety Climate Questionnaire

(NOSACQ-50): A new tool for diagnosing occupational safety climate.

International Journal of Industrial Ergonomics 41, 634–646.

doi:10.1016/j.ergon.2011.08.004

Kozier, B., 2004. Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practic, 7 ed.

Pearson Education Inc, New Jersey.

Krallis, D., Csontos, A., 2006. From Risk Perception to Safe Behaviour. Deloitte

Touche Tohmatsu, Sydney.

Krause, T.R., Seymour, K.J., Sloat, K.C.M., 1999. Long-term evaluation of a

behavior-based method for improving safety performance: a meta-analysis of

73 interrupted time-series replications. Safety Science 32, 1–18.

doi:10.1016/S0925-7535(99)00007-7

Langford, D., Rowlinson, S., Sawacha, E., 2000. Safety behavior and safety man-

agement: its influence on the attitudes of workers in the UK construction

industry. Engineering, Construction and Architectural Management 133–140.

Page 155: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

137

Lemeshow, S., Jr, D.W.H., Klar, J., Lwanga, S.K., 1990. Adequacy of sample size

in health studies. John Wiley & Sons Ltd., United States of America.

Mearns, K., Whitaker, S.., Flin, R., 2003. Safety climate, safety management

practice and safety performance in offshore environments. Safety Science 41,

641–680.

Morrow, P.., Crum, M.R., 2004. Antecedents of fatigue, close calls, and crashes

among commercial motor-vehicle drivers. Journal of Safety Research 35,

59–69.

Muchlas, M., 2005. Perilaku Organisasi. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Mulyasari, W., 2013. Pengembangan Model Iklim Keselamatan Terhadap

Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja (Pak). Prosiding Seminar

Nasional Manajemen Teknologi XVIII 1–9.

Nadhim, E., Hon, C., Xia, B., Lecturer, S., 2016. Investigating The Relationships

Between Safety Climate And Safety Performance Of Retrofitting, in: In

Proceedings of the 40th Australasian Universities Building Education

Association (AUBEA). Central Queensland University, Cairns, Australia,

hal. 479–490.

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta,

Jakarta.

O‟Connor, P., O‟Dea, A., Kennedy, Q., Buttrey, S.E., 2011. Measuring safety

climate in aviation: A review and recommendations for the future. Safety

Science 49, 128–138. doi:10.1016/j.ssci.2010.10.001

O‟Dea, A., O‟Connor, P., Buttrey, S.L., Oliver, D.T., Connor, P., 2010. A Review

of the Safety Climate Literature as it Relates to Naval Aviation.

Restuputri, D.P., 2015. Pengukuran Iklim Keselamatan Kerja (Studi Kasus RS X

Malang), in: Proceeding Seminar Nasional dan Kongres PEI 2015. Penerbit

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Robbins, S.P., Timothy, A.J., 2008. Perilaku Organisasi, ke-12. ed. Salemba

EMpat, Jakarta.

Roughton, J., Mercurio, J., 2002. Developing an Effective Safety Culture: A

Leadership Approach.

Seo, D., Torabi, M.R., Blair, E.H., Ellis, N.T., 2004. A cross-validation of safety

climate scale using confirmatory factor analytic approach 35, 427–445.

doi:10.1016/j.jsr.2004.04.006

Siu, O.L., Phillips, D.R., Leung, T.W., 2003. Age differences in safety attitudes

and safety performance in Hong Kong construction workers. Journal of

Page 156: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

138

Safety Research 34, 199–205. doi:10.1016/S0022-4375(02)00072-5

Tharaldsen, J.E., Olsen, E., Rundmo, T., 2008. A longitudinal study of safety

climate on the Norwegian continental shelf 46, 427–439.

doi:10.1016/j.ssci.2007.05.006

Torner, M., Pousette, A., 2009. Safety in construction – a comprehensive

description of the characteristics of high safety standards in construction

work, from the combined perspective of supervisors and experienced

workers. Journal of Safety Research 40, 399–409.

Uhuegho, K.O., Melbourne, F., 2017. Examining the Safety Climate of U.S.

Based Aviation Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) Organizations

Florida Institute of Technology as part of the degree requirements for a

Doctor of Philosophy in Aviation Sciences.

Vinodkumar, M.., Bhasi, M., 2009. Safety climate factors and its relationship with

accidents and personal attributes in the chemical industry. Safety Science 47

(5), 659–667.

Vu, T., Cieri, H. De, 2015. A review and evaluation of safety culture and safety

climate measurement tools.

Weiner, B.., Hobgood, C., Lewis, M.., 2008. The meaning of justice in safety

incident reporting. Social Science & Medicine 19.

Wibowo, 2012. Manajemen Kinerja, Edisi ke-3. ed. PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Wiegmann, D. a, Zhang, H., Thaden, T. Von, Sharma, G., Mitchell, A., 2002.

Aviation Research Lab Institute of Aviation. Federal Aviation

Administration Atlantic City International Airport NJ.

Winarsunu, T., 2008. Psikologi keselamatan kerja. UMM Press, Yogyakarta.

Yule, S., 2003. Safety culture and safety climate: A review of the literature.

Zohar, D., 2002. Modifying supervisory practices to improve subunit safety: A

leadership-based intervention model. Journal of Applied Psychology 87,

156–163.

Zohar, D., Luria, G., 2005. A multilevel model of safety climate: Cross-level

relationships between organization and group-level climates. Journal of

Applied Psychology 90.

Zwetsloot, G.I.J.M., Kines, P., Ruotsala, R., Drupsteen, L., Merivirta, M.,

Bezemer, R.A., 2017. The importance of commitment , communication ,

culture and learning for the implementation of the Zero Accident Vision in

27 companies in Europe. Safety Science 96, 22–32.

doi:10.1016/j.ssci.2017.03.001

Page 157: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Lampiran I

Surat Keterangan Izin Penelitian PT GMF AeroAsia

Page 158: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Lampiran II

Struktur Organisasi Unit Base Maintenance PT GMF AeroAsia Tahun 2017

Page 159: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Lampiran III

KUESIONER PENELITIAN

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr. Wb,

Saya Ana Muslima, mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat, peminatan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bermaksud akan

melakukan penelitian mengenai “Gambaran Iklim Keselamatan Kerja di unit Base

Maintenance PT Garuda Maintenance AeroAsia (GMF) Tahun 2017”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pandangan Amda mengenai keselamatan kerja di tempat kerja.

Berdasarkan hal tersebut, saya mengharapkan kesediaannya untuk menjawab kuesioner ini.

Jawaban Anda akan dijamin kerahasiaannya. Apabila ada hal-hal yang tidak berkenan, maka

Anda berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan penelitian.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama atau inisial :

Nomor Hp :

Bersedia secara sukarela untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan saya

menyadari bahwa penelitian ini bersifat rahasia dan tidak akan mempengaruhi atau

mengakibatkan kerugian bagi saya dan saya akan memberikan jawaban dengan sejujur-

jujurnya tanpa paksaan pihak manapun.

Saya telah membaca pengantar kuesioner di atas dan menyetujui untuk Ya

mengisi kuesioner berdasarkan kondisi yang telah ditentukan

Tangerang, Oktober 2017

Responden ______________________________

Page 160: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

KUESIONER IKLIM KESELAMATAN KERJA NORDIC

Contoh Untuk Menjawab Pertanyaan Penelitian

Beri satu tanda (X) pada setiap pertanyaan

i. Manajemen mendorong pekerja di sini untuk

bekerja sesuai aturan keselamatan walaupun

jadwal kerja sedang padat

ii. Kami yang bekerja di sini melanggar aturan

keselamatan demi menyelesaikan pekerjaan tepat

waktu Jika Anda ingin mengganti jawaban Anda, beri arsir

pada kotak (X) yang telah dipilih sebelumnya,

kemudian berilah tanda (X) yang baru pada kotak

yang lebih sesuai

Informasi Latar Belakang

A. Tanggal Lahir : ........ / ......... / ...........

B. Jenis Kelamin : [ ] Laki-laki

[ ] Perempuan

C. Unit Kerja : TB............ (Hangar ......... / Line ..........)

D. Jabatan / Job Title : ..................

E. Apakah Anda memiliki posisi manajerial, misalnya manajer, supervisor?

[ ] Tidak

[ ] Ya, Apakah posisi Anda? ..................................

F. Pendidikan Terakhir / Sedang Berlangsung : [ ] SD

[ ] SLTP

[ ] SLTA

[ ] DI/II/III

[ ] DIV/Sarjana

[ ] Magister/Doktor

G. Kapan Anda mulai bekerja di PT GMF AeroAsia? Tahun ........... / Bulan ..............

H. Kapan Anda mulai bekerja di Unit Base Maintenance? Tahun ........... / Bulan ..............

I. Kapan Anda mulai berada di posisi Jabatan / Job Title Anda saat ini?

Tahun ........... / Bulan ..............

Sangat Tidak Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Setuju

Page 161: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Pada bagian ini, silakan nilai bagaimana Anda melihat atasan Anda dalam

melakukan penanganan keselamatan di tempat kerja.

Walaupun beberapa pertanyaan tampak serupa, dimohon untuk tetap menjawab

setiap pertanyaan tersebut.

Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Setuju

Setuju

Beri satu tanda (X) pada setiap pertanyaan

1. Manajemen mendorong pekerja di sini

untuk bekerja sesuai aturan keselamatan

walaupun jadwal kerja sedang padat

2. Manajemen menjamin setiap orang

menerima informasi yang dibutuhkan

berkaitan dengan keselamatan

3. Manajemen tidak peduli ketika seorang

pekerja mengabaikan keselamatan

4. Manajemen menempatkan keselamatan

lebih dahulu dibandingkan produksi

5. Manajemen mentoleransi pekerja di sini

melakukan tindakan yang berbahaya

ketika jadwal kerja sedang padat

6. Kami yang bekerja di sini yakin pada

kemampuan manajemen untuk menangani

masalah keselamatan

7. Manajemen menangani dengan segera

setiap permasalahan k3 yang ditemukan

saat inspeksi/audit.

8. Ketika risiko dari bahaya terdeteksi,

manajemen mengabaikannya tanpa

melakukan tindakan apapun

9. Manajemen kurang mampu menangani

masalah keselamatan dengan cara yang

benar

Page 162: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Walaupun beberapa pertanyaan tampak serupa, dimohon untuk tetap menjawab

setiap pertanyaan tersebut

Sangat Tidak Setuju Setuju Sangat Tidak Setuju

Setuju

Beri satu tanda (X) pada setiap pertanyaan

10. Manajemen berusaha untuk mendesain

kegiatan K3 rutin yang berguna dan

terlaksana dengan benar 11. Manajemen menjamin setiap orang dapat

menyebarkan cara kerja yang selamat

dalam pekerjaan mereka 12. Manajemen mendorong pekerja di sini

untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada keselamatan mereka

13. Manajemen tidak pernah

mempertimbangkan saran dari pekerja

yang berkaitan dengan keselamatan

14. Manajemen berusaha agar setiap orang

memiliki kompetensi yang tinggi

berkaitan dengan keselamatan dan risiko 15. Manajemen tidak pernah

menanyakan pendapat pekerja

sebelum mengambil keputusan yang berhubungan

dengan keselamatan

16. Manajemen melibatkan pekerja dalam

pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan keselamatan

17. Manajemen mengumpulkan informasi

yang akurat dalam investigasi kecelakaan

18. Ketakutan terhadap sanksi

(konsekuensi negatif) dari manajemen

membuat pekerja enggan melaporkan

kejadian yang hampir menyebabkan

kecelakaan (near-miss accidents)

19. Manajemen mendengarkan dengan

seksama semua orang yang

terlibat dalam sebuah kecelakaan

Page 163: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Walaupun beberapa pertanyaan tampak serupa, dimohon untuk tetap menjawab setiap

pertanyaan tersebut

Sangat Tidak Setuju Setuju Sangat Tidak Setuju

Setuju

Beri satu tanda (X) pada setiap pertanyaan

20. Manajemen mencari penyebab

kecelakaan, bukan orang yang

bersalah, ketika suatu kecelakaan

terjadi 21. Manajemen selalu menyalahkan pekerja

ketika terjadi kecelakaan

22. Manajemen memperlakukan pekerja

yang terlibat dalam kecelakaan secara

adil

Pada bagian ini, silakan nilai bagaimana Anda melihat staff di tempat kerja dalam

melakukan penanganan keselamatan.

23. Kami yang bekerja di sini bersama-

sama berusaha keras untuk mencapai

tingkat keselamatan kerja yang tinggi

24. Kami yang bekerja di sini bertanggung

jawab untuk selalu menjaga

kebersihan dan kerapian tempat kerja

25. Kami yang bekerja di sini tidak peduli

terhadap keselamatan orang lain

26. Kami tidak menangani risiko bahaya yang ditemukan

27. Kami yang bekerja di sini saling

membantu satu sama lain untuk bekerja

dengan selamat

28. Kami yang bekerja di sini

tidak bertanggung jawab

terhadap keselamatan orang

lain

Page 164: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Walaupun beberapa pertanyaan tampak serupa, dimohon untuk tetap menjawab setiap

pertanyaan tersebut

Sangat Tidak Setuju Setuju Sangat Tidak Setuju

Setuju

Beri satu tanda (X) pada setiap pertanyaan

29. Kami yang bekerja di sini menganggap risiko dari bahaya sebagai hal yang tidak dapat dihindari dalam bekerja

30. Kami yang bekerja di sini menganggap

kecelakaan ringan sebagai hal yang wajar dari pekerjaan sehari-hari kami

31. Kami yang bekerja di sini tidak keberatan

menerima perilaku yang berbahaya selama tidak menimbulkan kecelakaan

32. Kami yang bekerja di sini melanggar

aturan keselamatan demi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

33. Kami tetap bekerja aman walaupun

jadwal kerja sedang padat

34. Kami yang bekerja di sini menganggap pekerjaan kami tidak sesuai untuk para penakut

35. Kami yang bekerja di sini mau

mengambil risiko yang berbahaya saat bekerja

36. Kami yang bekerja di sini mencoba untuk

mencari solusi jika seseorang

menemukan masalah keselamatan 37. Kami yang bekerja di sini merasa

aman ketika bekerja bersama-sama 38. Kami yang bekerja di sini memilki

kepercayaan yang tinggi terhadap

kemampuan satu sama lain untuk

menjamin keselamatan

Page 165: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Walaupun beberapa pertanyaan tampak serupa, dimohon untuk tetap menjawab setiap

pertanyaan tersebut

Sangat Tidak Setuju Setuju Sangat Tidak Setuju

Setuju

Beri satu tanda (X) pada setiap pertanyaan

39. Kami yang bekerja di sini belajar dari

pengalaman untuk mencegah terjadinya

kecelakaan 40. Kami yang bekerja di sini menganggap

serius saran dan pendapat orang lain berkaitan dengan keselamatan

41. Kami yang bekerja di sini jarang

membahas tentang keselamatan

42. Kami yang bekerja di sini selalu

mendiskusikan isu-isu keselamatan saat

isu-isu tersebut muncul 43. Kami yang bekerja di sini dapat berbicara

dengan bebas dan terbuka tentang

keselamatan 44. Kami yang bekerja disini menganggap

bahwa seorang staf keselamatan kerja

yang baik memegang peranan penting

dalam mencegah terjadinya kecelakaan 45. Kami yang bekerja di sini menganggap

penilaian/audit keselamatan tidak

berdampak pada keselamatan 46. Kami yang bekerja di sini menganggap

pelatihan keselamatan merupakan hal

yang baik untuk mencegah terjadinya

kecelakaan 47. Kami yang bekerja di sini menganggap

perencanaan awal atau HIRADC

mengenai keselamatan tidak ada gunanya 48. Kami yang bekerja di sini menganggap

penilaian/audit keselamatan membantu

dalam menemukan bahaya yang serius 49. Kami yang bekerja di sini menganggap

pelatihan keselamatan tidak ada gunanya 50. Kami yang bekerja di sini menganggap

penting adanya tujuan keselamatan yang

jelas

Page 166: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Jika Anda ingin menjabarkan jawaban, ataupun memilki komentar mengenai penelitian

ini, silakan tuliskan di sini.

Komentar:

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

Terimakasih telah mengisi kuesioner ini. Pastikan Anda memberi tanda

checklist (√) pada kotak di halaman depan untuk menunjukan bahwa

Anda sudah memberikan persetujuan untuk mengikuti studi ini

Page 167: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Lampiran IV

OUTPUT SPSS

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 356 100.0

Excludeda 0 .0

Total 356 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.943 50

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 145.81 233.661 .499 .942

A2 145.93 234.034 .501 .942

A3R 145.99 232.380 .482 .942

A4 146.12 232.431 .476 .942

A5R 146.09 232.426 .430 .942

A6 146.13 232.179 .561 .942

A7 146.12 231.082 .607 .941

A8R 145.98 229.805 .600 .941

A9R 146.21 230.272 .572 .941

A10 146.10 233.255 .517 .942

A11 146.07 234.096 .533 .942

Page 168: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

A12 146.06 232.822 .585 .942

A13R 146.17 231.863 .512 .942

A14 146.12 232.581 .574 .942

A15R 146.30 228.429 .617 .941

A16 146.19 232.803 .520 .942

A17 145.98 233.411 .521 .942

A18R 146.40 233.226 .391 .943

A19 146.14 231.239 .575 .941

A20 146.16 228.490 .582 .941

A21R 146.23 228.076 .574 .941

A22 146.13 231.109 .573 .942

A23 145.75 232.143 .567 .942

A24 145.76 233.033 .598 .942

A25R 145.65 232.504 .485 .942

A26R 145.92 234.383 .420 .942

A27 145.67 232.497 .581 .942

A28R 145.83 230.854 .499 .942

A29R 146.46 237.939 .158 .945

A30R 146.22 233.905 .394 .943

A31R 145.99 234.338 .351 .943

A32R 146.02 227.572 .611 .941

A33 145.83 232.732 .510 .942

A34R 146.25 233.547 .372 .943

A35R 146.20 233.351 .368 .943

A36 145.85 233.494 .597 .942

A37 145.89 236.867 .324 .943

A38 145.87 234.766 .470 .942

A39 145.78 235.129 .450 .942

A40 145.86 235.006 .463 .942

A41R 146.07 232.259 .498 .942

A42 146.04 236.646 .365 .943

A43 145.92 234.532 .528 .942

A44 146.08 234.691 .385 .943

A45R 146.20 232.770 .479 .942

A46 145.85 235.122 .400 .943

Page 169: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

A47R 146.06 232.261 .554 .942

A48 146.01 233.149 .534 .942

A49R 145.88 233.543 .481 .942

A50 145.79 236.315 .364 .943

2. Distribusi Proporsi Dimensi Iklim Keselamatan

Statistics

DIMENSI1 DIMENSI2 DIMENSI3 DIMENSI4 DIMENSI5 DIMENSI6 DIMENSI7

N Valid 356 356 356 356 356 356 356

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.9616 2.8600 2.8282 3.2378 2.8644 3.0920 3.0209

Median 3.0000 2.8571 2.8333 3.1667 2.8571 3.0000 3.0000

Std. Deviation .42404 .39724 .48099 .42727 .43272 .33575 .35808

KAT_DIMENSI1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 196 55.1 55.1 55.1

CUKUP 74 20.8 20.8 75.8

KURANG 86 24.2 24.2 100.0

Total 356 100.0 100.0

KAT_DIMENSI2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 172 48.3 48.3 48.3

CUKUP 106 29.8 29.8 78.1

KURANG 78 21.9 21.9 100.0

Total 356 100.0 100.0

Page 170: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

KAT_DIMENSI3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 166 46.6 46.6 46.6

CUKUP 50 14.0 14.0 60.7

KURANG 140 39.3 39.3 100.0

Total 356 100.0 100.0

KAT_DIMENSI4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 293 82.3 82.3 82.3

CUKUP 37 10.4 10.4 92.7

KURANG 26 7.3 7.3 100.0

Total 356 100.0 100.0

KAT_DIMENSI5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 135 37.9 37.9 37.9

CUKUP 120 33.7 33.7 71.6

KURANG 101 28.4 28.4 100.0

Total 356 100.0 100.0

KAT_DIMENSI6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 249 69.9 69.9 69.9

CUKUP 92 25.8 25.8 95.8

KURANG 15 4.2 4.2 100.0

Total 356 100.0 100.0

Page 171: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

KAT_DIMENSI7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid BAIK 229 64.3 64.3 64.3

CUKUP 79 22.2 22.2 86.5

KURANG 48 13.5 13.5 100.0

Total 356 100.0 100.0

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

DIMENSI1 131.778 355 .000 2.96161 2.9174 3.0058

DIMENSI2 135.842 355 .000 2.85995 2.8185 2.9014

DIMENSI3 110.942 355 .000 2.82818 2.7780 2.8783

DIMENSI4 142.981 355 .000 3.23783 3.1933 3.2824

DIMENSI5 124.897 355 .000 2.86437 2.8193 2.9095

DIMENSI6 173.759 355 .000 3.09199 3.0570 3.1270

DIMENSI7 159.176 355 .000 3.02087 2.9835 3.0582

Page 172: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

3. Distribusi Proporsi Per Item Dimensi Iklim Keselamatan

Statistics

A1 A2 A3R A4 A5R A6 A7 A8R A9R

N Valid 356 356 356 356 356 356 356 356 356

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.20 3.08 3.01 2.88 2.91 2.87 2.89 3.02 2.79

Median 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Std. Deviation .542 .517 .641 .646 .709 .569 .585 .658 .663

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

A1 111.307 355 .000 3.197 3.14 3.25

A2 112.215 355 .000 3.076 3.02 3.13

A3R 88.608 355 .000 3.011 2.94 3.08

A4 84.221 355 .000 2.885 2.82 2.95

A5R 77.552 355 .000 2.913 2.84 2.99

A6 95.160 355 .000 2.868 2.81 2.93

A7 93.129 355 .000 2.888 2.83 2.95

A8R 86.635 355 .000 3.022 2.95 3.09

A9R 79.544 355 .000 2.795 2.73 2.86

Statistics

A10 A11 A12 A13R A14 A15R A16

N Valid 356 356 356 356 356 356 356

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.90 2.93 2.94 2.84 2.89 2.71 2.81

Median 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Std. Deviation .548 .484 .511 .638 .535 .712 .573

Page 173: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

A10 99.936 355 .000 2.904 2.85 2.96

A11 114.155 355 .000 2.930 2.88 2.98

A12 108.592 355 .000 2.944 2.89 3.00

A13R 83.888 355 .000 2.837 2.77 2.90

A14 101.891 355 .000 2.888 2.83 2.94

A15R 71.671 355 .000 2.705 2.63 2.78

A16 92.654 355 .000 2.812 2.75 2.87

Statistics

A17 A18R A19 A20 A21R A22

N Valid 356 356 356 356 356 356

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 3.02 2.60 2.86 2.84 2.77 2.87

Median 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Std. Deviation .536 .710 .607 .749 .781 .616

Page 174: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

A17 106.484 355 .000 3.022 2.97 3.08

A18R 69.160 355 .000 2.604 2.53 2.68

A19 88.826 355 .000 2.860 2.80 2.92

A20 71.604 355 .000 2.843 2.76 2.92

A21R 66.974 355 .000 2.772 2.69 2.85

A22 87.817 355 .000 2.868 2.80 2.93

Statistics

A23 A24 A25R A26R A27 A28R

N Valid 356 356 356 356 356 356

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 3.25 3.24 3.35 3.08 3.33 3.17

Median 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Std. Deviation .565 .490 .630 .583 .533 .716

Page 175: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

A23 108.664 355 .000 3.253 3.19 3.31

A24 124.828 355 .000 3.242 3.19 3.29

A25R 100.289 355 .000 3.351 3.29 3.42

A26R 99.737 355 .000 3.081 3.02 3.14

A27 117.911 355 .000 3.331 3.28 3.39

A28R 83.521 355 .000 3.169 3.09 3.24

Statistics

A29R A30R A31R A32R A33 A34R A35R

N Valid 356 356 356 356 356 356 356

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.54 2.79 3.01 2.99 3.17 2.75 2.80

Median 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Std. Deviation .759 .654 .690 .763 .588 .717 .741

Page 176: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

A29R 63.217 355 .000 2.542 2.46 2.62

A30R 80.408 355 .000 2.787 2.72 2.85

A31R 82.440 355 .000 3.014 2.94 3.09

A32R 73.792 355 .000 2.986 2.91 3.07

A33 101.843 355 .000 3.171 3.11 3.23

A34R 72.317 355 .000 2.750 2.68 2.82

A35R 71.326 355 .000 2.801 2.72 2.88

Statistics

A36 A37 A38 A39 A40 A41R A42 A43

N Valid 356 356 356 356 356 356 356 356

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3.16 3.11 3.13 3.22 3.14 2.93 2.96 3.08

Median 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Std. Deviation .466 .511 .500 .496 .491 .631 .476 .462

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

A36 127.753 355 .000 3.157 3.11 3.21

A37 114.798 355 .000 3.110 3.06 3.16

A38 118.160 355 .000 3.132 3.08 3.18

A39 122.469 355 .000 3.222 3.17 3.27

A40 120.710 355 .000 3.143 3.09 3.19

A41R 87.637 355 .000 2.930 2.86 3.00

A42 117.402 355 .000 2.963 2.91 3.01

A43 125.711 355 .000 3.079 3.03 3.13

Page 177: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

Statistics

A44 A45R A46 A47R A48 A49R A50

N Valid 356 356 356 356 356 356 356

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.92 2.80 3.15 2.94 3.00 3.12 3.22

Median 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Std. Deviation .607 .621 .554 .571 .539 .568 .504

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

A44 90.776 355 .000 2.919 2.86 2.98

A45R 85.109 355 .000 2.801 2.74 2.87

A46 107.168 355 .000 3.149 3.09 3.21

A47R 97.175 355 .000 2.941 2.88 3.00

A48 104.988 355 .000 2.997 2.94 3.05

A49R 103.747 355 .000 3.124 3.06 3.18

A50 120.293 355 .000 3.216 3.16 3.27

4. Distribusi Frekuensi Umur, Masa Kerja, Tingkat Manajemen, Tingkat

Pendidikan

KAT_UMUR2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 306 86.0 86.0 86.0

1 34 9.6 9.6 95.5

2 16 4.5 4.5 100.0

Total 356 100.0 100.0

Page 178: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

KAT_MASAKERJA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 252 70.8 70.8 70.8

1 68 19.1 19.1 89.9

2 36 10.1 10.1 100.0

Total 356 100.0 100.0

Kat_Jabatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid manajerial 34 9.6 9.6 9.6

pekerja pelaksana 322 90.4 90.4 100.0

Total 356 100.0 100.0

Ting_Pendidikan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SLTP 8 2.2 2.2 2.2

SLTA 186 52.2 52.2 54.5

Perguruan Tinggi 162 45.5 45.5 100.0

Total 356 100.0 100.0

5. Compare Means Iklim Keselamatan Berdasarkan Umur

Report

Kat_Umur DIMENSI1 DIMENSI2 DIMENSI3 DIMENSI4 DIMENSI5 DIMENSI6 DIMENSI7

<= 35 Mean 2.9314 2.8361 2.7952 3.2244 2.8436 3.0878 3.0065

N 306 306 306 306 306 306 306

Std. Deviation .41184 .39182 .47678 .42393 .43023 .32815 .34987

36 - 50 Mean 3.0948 2.9832 2.9608 3.2647 2.9790 3.0882 3.0588

N 34 34 34 34 34 34 34

Std. Deviation .47546 .40523 .48384 .44781 .43662 .38254 .38384

> 50 Mean 3.2569 3.0536 3.1771 3.4375 3.0179 3.1797 3.2143

Page 179: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

N 16 16 16 16 16 16 16

Std. Deviation .39694 .40700 .38234 .42109 .42976 .38451 .41731

Total Mean 2.9616 2.8600 2.8282 3.2378 2.8644 3.0920 3.0209

N 356 356 356 356 356 356 356

Std. Deviation .42404 .39724 .48099 .42727 .43272 .33575 .35808

6. Compare Means Iklim Keselamatan Berdasarkan Masa Kerja

Report

Kat_MasaKerja DIMENSI1 DIMENSI2 DIMENSI3 DIMENSI4 DIMENSI5 DIMENSI6 DIMENSI7

0 - 5 Mean 2.9572 2.8492 2.8128 3.2090 2.8356 3.0858 3.0232

N 252 252 252 252 252 252 252

Std. Deviation .41263 .39626 .46278 .42391 .43303 .33883 .36072

6 - 15 Mean 2.8415 2.8151 2.7500 3.2794 2.9013 3.0772 2.9433

N 68 68 68 68 68 68 68

Std. Deviation .40007 .35430 .51229 .41971 .41978 .28244 .31622

>= 16 Mean 3.2191 3.0198 3.0833 3.3611 2.9960 3.1632 3.1508

N 36 36 36 36 36 36 36

Std. Deviation .44720 .45066 .47726 .44810 .43664 .40180 .38324

Total Mean 2.9616 2.8600 2.8282 3.2378 2.8644 3.0920 3.0209

N 356 356 356 356 356 356 356

Std. Deviation .42404 .39724 .48099 .42727 .43272 .33575 .35808

Page 180: DI UNIT BASE MAINTENANCE PT GARUDA MAINTENANCE … · Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner NOSACQ-50 yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan yaitu 1) komitmen dan kemampuan

7. Compare Means Iklim Keselamatan Berdasarkan Posisi Jabatan

Report

Kat_Jabatan DIMENSI1 DIMENSI2 DIMENSI3 DIMENSI4 DIMENSI5 DIMENSI6 DIMENSI7

manajerial Mean 3.2222 3.1008 3.0882 3.3578 2.9874 3.1801 3.1345

N 34 34 34 34 34 34 34

Std. Deviation .43336 .38611 .43661 .42666 .40767 .40615 .37210

pekerja

pelaksana

Mean 2.9341 2.8345 2.8007 3.2252 2.8514 3.0827 3.0089

N 322 322 322 322 322 322 322

Std. Deviation .41424 .39037 .47785 .42602 .43384 .32680 .35505

Total Mean 2.9616 2.8600 2.8282 3.2378 2.8644 3.0920 3.0209

N 356 356 356 356 356 356 356

Std. Deviation .42404 .39724 .48099 .42727 .43272 .33575 .35808

8. Compare Means Iklim Keselamatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Report

Ting_Pendidikan2 DIMENSI1 DIMENSI2 DIMENSI3 DIMENSI4 DIMENSI5 DIMENSI6 DIMENSI7

SLTP Mean 2.9444 2.7500 2.7083 3.1458 2.7857 2.9219 2.9821

N 8 8 8 8 8 8 8

Std. Deviation .51434 .42344 .62202 .32657 .47072 .23085 .44156

SLTA Mean 2.9331 2.8648 2.8073 3.2339 2.8710 3.0961 3.0200

N 186 186 186 186 186 186 186

Std. Deviation .44223 .41022 .50915 .47502 .44638 .34717 .37612

Perguruan

Tinggi

Mean 2.9952 2.8598 2.8580 3.2469 2.8607 3.0957 3.0238

N 162 162 162 162 162 162 162

Std. Deviation .39771 .38229 .43967 .37162 .41701 .32600 .33408

Total Mean 2.9616 2.8600 2.8282 3.2378 2.8644 3.0920 3.0209

N 356 356 356 356 356 356 356

Std. Deviation .42404 .39724 .48099 .42727 .43272 .33575 .35808