Dermatitis Atopik

30
Atopic Dermatitis: Natural History, Diagnosis, and Treatment Pembimbing : dr. Hj. Fitri Yanti, SpKK Penyaji : Muhammad Joni Journal

description

DA

Transcript of Dermatitis Atopik

Page 1: Dermatitis Atopik

Atopic Dermatitis: Natural History, Diagnosis, and

Treatment

Pembimbing : dr. Hj. Fitri Yanti, SpKKPenyaji : Muhammad Joni

Journal

Page 2: Dermatitis Atopik

1. Defenisi • Dermatitis atopik penyakit umum yang bersifat

kronik, berulang, dan merupakan penyakit inflammasi kulit yang biasanya mengenai anak-anak.

• Dermatitis dan eczema sering disamakan• walaupun istilah eczema digunakan hanya pada

manifestasi akut dari penyakit ini • Berdasarkan bahasa Yunani, ekzema berarti,

melepuh di seluruh tubuh • sementara pada jurnal ini tidak ada perbedaan

untuk kedua istilah itu.

Page 3: Dermatitis Atopik

2. Epidemiology •Dermatitis atopik sekitar 1/5 dari semua

individu selama hidupnya, •Pada beberapa negara industri,

prevlanesinya meningkat drastis di antara tahun 1950 dan 2000 sehingga dinyatakan sebagai kejadian “alergic epidemic”.

•Atopic dermatitis menjadi pertimbangan masalah kesehatan di banyak negara, terutama bagian negara berkembang, dimana angka kejadian penyakit ini semakin meningkat

Page 4: Dermatitis Atopik

2.1 Riyawat perjalanan penyakit

• 50% atopic dermatitis gejala pada usia 1 tahun, dan hingga 95% pasien mengalami onset gejala pertama pada saat berusia 5 tahun ke bawah.

• 75% onset pada masa anak-anak mengalami penyembuhan spontan sebelum mencapai usia remaja,

• 25% pasien tetap mengalami eczema hingga dewasa atau gejala relaps setelah beberapa tahun tidak mengalami gejala sama sekali.

• 50-75% anak mengalami onset dini dari atopic dermatitis tersensitissasi oleh satu laergen atau lebih, seperti alergi makanan, tungau rumah, atau hewan peliharaan

Page 5: Dermatitis Atopik

2.2 Faktor ResikoGenetik. terutama gen yang mempunyai kode protein struktural

epidermal dan gen berhubungan dengan sistem immunitas.

Penemuan terbaru hubungan kuat antara atopic dermatitis dan mutasi dari filaggrin gene

Mutasi Filaggrin gen peningkatan gangguan fungsional pada aprotein filaggrin dan mengganggu barrier kulit. Gambaran klinis dari gangguan tersebut adalah kulit kering disertai fisura dan resiko tinggi terjadinya eczema.

Lingkungan. Banyak ahli yang membuat hipotesis terkait higienitas di lingkungan petani tradisional, dimana anak terpapar

oleh berbagai microflora yang berasal dari susu sapi yang belum diolah, hewan ternak, dan kandang hewan

Page 6: Dermatitis Atopik

3. PatofisiologiHipotesis Immunologis•Teori ketidakseimbangan immunologis

atopic dermatitis akibat ketidakseimbangan dari sel T, terutama tipe sel T helper 1, 2, 17, dan 22 serta sel regulator T.

•Pada kondisi alergik (DA) perbedaah Th2 dari CD4+ T sel terlihat jelas.

•Hal ini mengakibatkan peningkatan produksi dari interleukin, terutama IL-4, IL-5, dan IL-13 yang akan menyebabkan peningkatan IgE

Page 7: Dermatitis Atopik

Hipotesis Barrier Kulit (Skin Barrier)• Teori kerusakan skin barrier tergolong baru dan

diamati dari individu dengan mutasi gen filaggrin peningkatan resiko untuk mengalami atopic dermatitis.

• Filaggrin gene mengubah protein struktural pada stratum corneum dan stratum granulosum dan keratinosit untuk saling berikatan akan memelihara keutuhan skin barrier dan menghidrasi stratum corneum.

• Dengan adanya kerusakan gen, filaggrin yang diproduksi semakin sedikit, dan menyebabkan disfungsi dari skin barrier serta kehilangan cairan via transepidermal, dan terjadilah eczema.

Page 8: Dermatitis Atopik

4. Histopatologi•Biopsi diambil dari kulit yang terkena

eczema atopik akut yang ditandai oleh edema interseluler, infiltrat perivaskular terutama oleh limfosit, dan retensi dari nukleus keratinosik yang naik ke stratum corneum parakeratosis.

•Eczema kronik ditandai penebalan stratum corneum hiperkeratosis, penebalan stratum spinosum (acanthosis), namun jumlah infiltrat limfosit lebih sedikit dibandingkan fase akut.

Page 9: Dermatitis Atopik

5. Diagnosis dan Manifestasi Klinis

•Pada fase akut, eczema ditandai oleh infiltrat merah disertai edema, vesikel, dan crusta; likenifikasi, ekskoriasi, papul, dan nodul lebih sering muncul pada bentuk subatuk dan kronik

•Onset awal dimana terdapat eczema yang gatal dengan lokasi tempat fleksura pada siku dan lutut pada orang yang mempunyai riwayat atau riwayat keluarga dengan predisposisi penyakit atopi

Page 10: Dermatitis Atopik

•Kriteria yang sering digunakan untuk diagnosis atopic dermatitis dikembangkan oleh Hanifin dan Rajka di tahun 1980 dan kemudian direvisi oleh American Academy of Dermatology (Tabel1)

Page 11: Dermatitis Atopik

Tabel 1: Kriteria diagnostik untuk dermatitis atopik.

Gambaran esensial Gatal Eksema dengan ciri morfologi yang khas dan pola usia-spesifikGambaran penting Onsetnya usia dini Riwayat Atopi ( pribadi atau keluarga) Kulit keringGambaran yang terkait Respon pembuluh darah yang atipikal ( yaitu wajah pucat, putih dermographi) Keratosis pilaris, palmar hyperliner, ictiosis Okuler dan perubahan periorbital Temuan regional lainya ( misalnya perioral, dan lesi periaurikular Perifollicular acentuasi, lichenificasi dan excoriasi

Page 12: Dermatitis Atopik

Atopic dermatitis dapat dibagi menjadi tiga fase klinis:1. Atopic Dermatitis Infant. Bayi biasanya mengalami eczema yang berlokasi di bagian wajah, kulit kepala, dan bagian ekstensor dari tangan dan kaki, namun juga bisa lebih menyebar. Lesi ditandai dengan eritema, papul, vesikel, ekskoriasi, ozing, dan pembentukan crusta.

Page 13: Dermatitis Atopik

2. Atopic Dermatitis pada anak. •Pada balita dan anak yang berusia lebih, lesi

eczema berganti lokasi dan sering terlihat pada bagian fleksura (lipatan) dari siku dan lutut serta pada pergelangan tangan dan kaki, Pada umumnya, eczema akan menjadi kering dan terbentuk likenifikasi disertai ekskoriasi, papul, dan nodul.

3. Atopic Dermatitis pada remaja dan dewasa.

•Pada pasien dewasa, lesi biasaya berlokasi pada wajah dan leher, atau disebut head-and-neck dermatitis

Page 14: Dermatitis Atopik

Faktor yang memperberat•Sejumlah pasien lebih sensitif terhadap

pakaian dengan bahan wool, yang dapat memperberat rasa gatal dan ketidaknyamanan pasien.

•Air panas juga dapat memperberat rasa gatal, dan mandi dalam waktu yang lama ahrus dihindari.

•Beberapa infeksi, biasanya staphylococcus, biasnaya dapat menyebabkan eksaserbasi, serta beberapa jenis makanan, terutama pada pasien yang mengalami sensitisasi terhadap makanan.

Page 15: Dermatitis Atopik

5.4. Diagnosis Banding. 1. Scabies 2. Dermatitis kontak3. Seboroik Dermatitis

Page 16: Dermatitis Atopik

5.5. Komplikasi•Beberapa mikroorganisme, seperti

bakteria, virus, dan jamur, dapat menyebabkan komplikasi pada eczema (menyebabkan superinfeksi).

•Kulit pada pasien dengan atopic dermatitis biasanya akan dikolonisasi oleh Staphylococcus aureus, terutama bila eczema tidak dikontrol.

Page 17: Dermatitis Atopik

6. Pengobatan• Tujuan pengobatan dermatitis atopic :1. Mengurangi jumlah eksaserbasi dari penyakit yang

disebut flare2. Mengurangi durasi dan tingkatan dari flare, jika terdapat

flare• Tujuan yang pertama adalah untuk pencegahan,

sementara yang kedua adalah pengobatan.• Pencegahan mengurangi tingkat kekeringan kulit,

terutama dengan menggunakan krim pelembab kulit atau emolient dan juga menghindari iritan spesifik dan tidak spesifik seperti alergen

• Jika tingkat kekeringan kulit dapat dikurangi, pasien akan lebih jarang menggaruk dan resiko infeksi akan menurun.

• Menghindari mandi dengan air hangat dalam jangka waktu yang lama dapat mencegah kekeringan pada kulit

Page 18: Dermatitis Atopik

6.1 Emollients : •Memelihara intact skin barrier.•Emolient harus diberikan beberapa kali

sehari, dan penggunaan secara sistematis dapat mengurangi penggunaan krim kortikosteroid.

•Alasan utama untuk penggunaan intensif emolient adlah kemampuannya untuk meningkatkan hidrasi epidermis, terutama mengurangi evaporasi, karena dia bekerja sebagai lapisan anoklusif pada permukaan kulit.

Page 19: Dermatitis Atopik

6.2 Kortikosteroid Topikal•Kortikosteroid topikal pengoabtan

utama untuk penanganan atopic dermatitis sedang atau berat, baik pada anak-anak maupun dewasa.

•terdapat empat kelas, yaitu preparat ringan, sedang, kuat, dan sangat kuat

Page 20: Dermatitis Atopik

Tabel 3. Kortikosteroid topik

Mild (Class I) HydrocortisoneModerate (Class II) Hydrocortison-17-butyrate Clobetason-17-butyrateStrong (Class III) Betamethason-17-valerate Fluticasone propionate Betamethasone Mometasonfuroate Desoximethasone Fluocinonide FluocinolonacetonideVery strong (Class IV) Clobetasol propionate

Page 21: Dermatitis Atopik

Cara pemakaian kortikosteroid

• Krim untuk dermatitis atopik tidak disediakan dalam jumlah obat per-pemakaian yang pasti. Namun, pemakaian peraturan fingertip unit (FTU) harus diterapkan.

• Fingertip unit merupakan jumlah krim yang dilarutkan pada tabung standar sebanyak ujung jari distal orang dewasa

• Satu FTU dapat mencukupi pengobatan terhadap area kulit sebesar 2x dari ukuran telapak tangan orang dewasa (Tabel 4)

• Satu FTU sama dengan 0,5 g krim, jumlah yang dibutuhkan untuk mengobati seluruh permukaan tubuh orang dewasa secara adekuat adalah 20 g,

• Sementara pada anak berusia 1-2 tahun, membutuhkan setidaknya 7 g.

Page 22: Dermatitis Atopik

Table 4: Fingertip unit.

Daerah yang membutuhkan pengobatan FTU Dewasa FTU Anak-Anak 1-2 tahun

Wajah dan leher 2,5 1,5Satu tangan dan jari-jari 1 0,5Satu lengan, tangan dan jari-jari 4 1,5Dada dan perut 7 2Punggung dan bokong 7 3Satu kaki dan kaki 8 2

Page 23: Dermatitis Atopik

Efek Samping. •Efek samping yang mengenai kulit dan

sistemik akibat penggunaan kortikosteroid topikal dapat menyebabkan penipisan kulit, teleangiektasis, dan strecth mark,

•penggunaan yang benar dapat mengurangi resikot terjadinya efek samping.

Page 24: Dermatitis Atopik

6.3. Calcineurin Inhibitor

•Krim Pimecrolimus dan ointment tacrolimus atau calcineurin inhibitor topikal

• formula baru pada fase flare akut dan sebagai terapi pemeliharaan pada atopic dermatitis.

•Pimecrolimus mempunyai pontesi yang sama dengan krim kortikosteroid lemah

Page 25: Dermatitis Atopik

•sementara tacrolimus serupa dengan kortikosteroid topkal yang sedang hingga kuat.

•Efek samping seperti penipisan kulit, tidak terjadi pada pemberian calcineurin topikal inhibitor

•obat ini dapat digunakan dalam jangka waktu lebih lama.

Page 26: Dermatitis Atopik

Fototerapi. •Eczema yang meluas akan lebih baik jika

diobati dengan cahaya UV. •Cahaya UVB dosis rendah biasanya

sangat cocok untuk mengobati eczema dewasa.

•UVA light dan kombinasi dari UVA lgiht dengan obat fotosensitif psoralene dapat digunakan untuk mengobatan eczema berat.

Page 27: Dermatitis Atopik

•Dermatitis atopik biasanya akan sembuh setelah pemberian fototerapi 3-5x/minggu selama 1-2 bulan, jika ditambah pengobatan dengan kortikosteroid topikal.

•Namun, fototerapi dapat menyebabkan penuanaan prematur pada kulit dan peningkatan resiko terjadinya kanker kulit, sehingga harus digunakan secara berhati-hati

Page 28: Dermatitis Atopik

Pengobatan Imunosupresan sistematik•sebagai contoh azathioprine,

methotrexate, atau cyclosporin A, untuk kasus atopic dermatitis sangat berat, kronik, atau relaps.

•Pengobatan ini harus diberikan dari klinis spesialis, atau bagian kulit di Rumah Sakit

Page 29: Dermatitis Atopik

Pengobatan lainnya. • Anthistamin oral disarankan untuk

pengobatan gatal namun tidak mempunyai efek terhadp aktifitas eczema.

•Antihistamin non-sedatif dapat digunakan, namun ketika gatal juga dirasakan pada malam hari dan mengganggu proses tidur, antihistamin sedatif lebih disarankan.

Page 30: Dermatitis Atopik

TERIMAKASIH