APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN
Transcript of APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN
APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN
1
Oleh : dr. Wahyu Agung Purnomo, Sp.P
Selasa, 8 Juni 2021
2
OUTLINE
• DEFINISI TERAPI OKSIGEN
• INDIKASI & KONTRAINDIKASI TERAPI OKSIGEN
• TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
• EFEK SAMPING PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
• PEDOMAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
3
DEFINISI TERAPI OKSIGEN
• OXYGEN DELEVERY (DO2) : Pengantaran O2 menuju jaringan
DO2 = CO x CaO2
CaO2 = (Hb x 1,34 x SaO2) + (PaO2 x 0,0031)
CO = SV X HR
• CaO2 : Kandungan oksigen dalam darah arteri • Hb : Hemoglobin • SaO2 : Kadar oksigen dalam darah • PaO2 : Tekanan parsial oksigen
• CO : Curah jantung • SV : Isi sekuncup • HR : Laju jantung
• Preload • Inotrop • Afterload
https://caslabs.case.edu/altitude/oxygen-delivery/
Dunn, J-OC, Mythen, MG, Grocott, MP, 2016, Physiology of oxygen transport. BJA education, 16(10): 341-348
4
DEFINISI TERAPI OKSIGEN
Pemberian oksigen memperbaiki kondisi hipoksia jaringan & mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap adekuat dengan cara meningkatkan: oksigen yang masuk ke dalam sistem respirasi daya angkut oksigen ke dalam sirkulasi pelepasan oksigen ke jaringan.
Terapi oksigen adalah…
1. Apa itu hipoksia? 2. Apa itu hipoksemia? 3. Apa beda diantara keduanya? 4. Apakah hipoksia masih bisa terjadi meskipun telah dilakukan upaya
untuk memperbaiki kondisi hipoksemia dengan pemberian terapi oksigen?
QUIZ
5
DEFINISI TERAPI OKSIGEN
Defisiensi O2 di tingkat jaringan kadar O2 yang ada di tingkat sel tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk metabolism.
Dibagi menjadi 4 tipe: 1. Hipoksia hipoksik penurunan tekanan parsial oksigen di arteri 2. Hipoksia anemik kadar dan fungsi Hb menurun 3. Hipoksia iskemik penurunan aliran darah 4. Hipoksia histotoksik agen toksik yang menghambat jaringan memanfaatkan oksigen
HIPOKSIA
HIPOKSEMIA
Penurunan tekanan parsial O2 arteri (PaO2) PaO2 lebih rendah dari nilai prediksi berdasarkan usia.
PaO2 (mmHg)
SaO2 (%)
Normal 97-100 95-97
Kisaran normal > 80 > 95
Hipoksemia ringan 60-79 90-94
Hipoksemia sedang 40-59 75-89
Hipoksemia berat < 40 < 75
INDIKASI PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
PaO2<60mmHg SaO2<95%
DEWASA
PaO2<50mmHg SaO2<88%
NEONATUS
PPOK Kistik Fibrosis Bronkiektasis Penyakit neuromuscular dan deformitas dinding
dada Obesitas morbid
Resusitasi henti jantung Infark miokard Emboli paru Fibrosis paru Penyakit interstitial paru Syok Sepsis Trauma kepala Tenggelam
Edema paru ARDS Asma eksaserbasi Pneumonia Kanker paru Status elileptikus Kejang demam Luka bakar
• Terapi oksigen ditujukan
untuk hipoksemia bukan sesak.
• Pemberian suplementasi oksigen hanya meningkatkan oksigenasi tidak mengobati penyakit dasar yang menyebabkan hipoksemia. (BTS Guideline, 2017)
Perioperatif dan postoperatif karena anestesi umum Tindakan suction trakea Bronkoskopi
Keracunan Sianida Keracunan gas CO Pneumothorax
7
Kurva Disosiasi Oksigen-Hemoglobin
Transport Oksigen • Geser kanan afinitas Hb-O2 ⬇️:
uptake ⬇️ pelepasan ke jaringan ⬆️ • Geser kiri afinitas Hb-O2⬆️: uptake ⬆️ pelepasan ke jaringan ⬇️
Bagaimana bisa terapi oksigen dapat memperbaiki kondisi hipoksemia?
QUIZ
8
Kaskade Oksigen
Difusi pasif perbedaan gradien tekanan O2 (atmosfer-alveolus-arteri-kapiler jaringan)
KONTRAINDIKASI PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
Pasien tidak setuju diberikan terapi oksigen Pasien dengan obstruksi hidung tidak boleh diberikan nasal kanul atau nasofaringeal kateter pada neonates.
EFEK SAMPING PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
Toksisitas oksigen Atelektasis absorbs Retinopathy of Prematurity (ROP) Stres oksidatif Depresi ventilasi
Apakah bahaya dari kondisi Hyperoxia?
QUIZ
TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
LOW FLOW
• Disebut juga Variable performance devices FiO2 bervariasi tergantung dari (1) Minute Ventilation
(2) PIFR (3) Oxygen Flow Rate
• Nasal kanul, nasal kateter • Simple mask • Non-rebreathing mask + O2 reservoar
HIGH FLOW
• Disebut juga Fix performance devices FiO2 tetap tidak bergantung ventilasi dari pasien
• Indikasi klinis untuk pasien hipoksia: (1) tetapi memerlukan pengendalian fraksi O2 (FiO2), (2) dengan ventilasi abnormal
• Ventury mask • HFNC • Hiperbarik • CPAP
TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
Nasal Kanul
• Aliran rendah 1-4 lpm FiO2 : 21-38% • Aliran yg lebih tinggi (>5lpm) tidak
meningkatkan FiO2 mukosa membran kering
Kelebihan Kelemahan
1. Mudah digunakan 1. Mukosa hidung kering dan iritasi pada pemakaian aliran tinggi dan durasi lama
2. Aliran oksigen rendah
3. Tidak meningkatkan dead space
4. Lebih bisa ditolelir dibanding sungkup wajah
5. Pasien masih bisa makan, minum, dan berbicara
Setiap penambahan 1 lpm
FiO2 meningkat 4%
TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
Simple Mask
• Sungkup wajah dengan body transparan • Didapatkan dead space • O2 dan CO2 bercampur rebreathing • Aliran yang bisa diberikan 5-8 lpm FiO2 30-
60% • Kelemahan pasien lebih tidak nyaman, sulit
makan, minum, dan berbicara
NRM
• Ada reservoir oksigen dengan volume 600mL • Ada 2 : Partial rebreathing dan rebreathing • Aliran yang bisa diberikan 10-15 lpm FiO2
70-100%
valve
Nonrebreathing
TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
Ventury Mask
• Prinsip jet mixing memberikan FiO2 yang dikehendaki.
• Aliran tinggi dengan FiO2 24-60% • Untuk hipoksia tetapi kurangi resiko retensi
CO2. Ex : PPOK, Gagal napas tipe 2
HFNC
Blue 24% 2-3lpm
White 28% 4-6lpm
Yellow 35% 8-12lpm
Red 40% 10-15lpm
Green 60% 12-15lpm
14
TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
Hiperbarik
The increased pressure inside the chamber, combined with the delivery of 100% oxygen (FiO2 = 1.0), drives the diffusion of oxygen into the blood plasma at up to 10 times normal concentration.
TEKNIK PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
Hiperbarik
The following indications are approved uses of hyperbaric oxygen therapy as defined by the Undersea & Hyperbaric Medical Society (UHMS): 1. Air or Gas Embolism 2. Carbon Monoxide Poisoning • Carbon Monoxide Poisoning Complicated By Cyanide Poisoning 3. Clostridial Myositis and Myonecrosis (Gas Gangrene) 4. Crush Injury, Compartment Syndrome and Other Acute Traumatic Ischemias 5. Decompression Sickness 6. Arterial Insufficiencies: • Central Retinal Artery Occlusion • Enhancement of Healing In Selected Problem Wounds 7. Severe Anemia 8. Intracranial Abscess 9. Necrotizing Soft Tissue Infections 10. Osteomyelitis (Refractory) 11. Delayed Radiation Injury (Soft Tissue and Bony Necrosis) 12. Compromised Grafts and Flaps 13. Acute Thermal Burn Injury 14. Idiopathic Sudden Sensorneural Hearing Loss* (*approved on October 8, 2011 by the UHMS Board of Directors)
PE
DO
MA
N P
EM
BE
RIA
N T
ER
AP
I O
KS
IGE
N
BTS 2017
1. Assessing patients
2. Target Oxygen Prescription
3. Oxygen administration
5. Weaning and discontinuation of oxygen therapy
4. Monitoring and maintenance of target saturation
a. Hypoxaemia : - resuscitation & stabilitation in critical illness
- not at risk of T2RF (Type 2 Respiratory Failure) or
hypercapnia
- at risk of T2RF or hypercapnia
b. Non-Hypoxaemia, breatlessness SaO2 falls >=3%
a. 94-98% - resuscitation & stabilitation in critical illness
- not at risk of T2RF (Type 2 Respiratory Failure) or
hypercapnia
b. 88-92% - at risk of T2RF or hypercapnia
PE
DO
MA
N P
EM
BE
RIA
N T
ER
AP
I O
KS
IGE
N
BTS 2017
1. Mengapa pada pasien PPOK tidak boleh diberikan O2 terlalu
tinggi? 2. Penyakit apa saja yang harus kita waspadai terjadinya hypercapnia
atau Gagal napas tipe 2? 3. Kondisi sesak tetapi tidak hipoksemia yang merupakan indikasi
pemberian O2?
QUIZ
PE
DO
MA
N P
EM
BE
RIA
N T
ER
AP
I O
KS
IGE
N
BTS 2017
20
RINGKASAN
• Terapi oksigen adalah pemberian oksigen untuk memperbaiki kondisi hipoksia jaringan.
• Prosesnya meliputi: (1) Penilaian pasien, (2)Penentuan target terapi oksigen, (3)Teknik pemberian terapi oksigen, (4)Monitoring dan evaluasi, (5)Pelepasan terapi oksigen.
• Beberapa kondisi yang memerlukan terapi oksigen: (1)Hipoksemia, (2)Sesak, non hipoksemia
• Penentuan hipoksemia secara mudah dengan menggunakan pulse oximetry sembari menunggu hasl BGA.
• Target terapi oksigen harus memperhatikan riwayat dan potensi terjadinya kondisi hiperkapnea dan gagal napas
• Untuk pasien PPOK, deformitas dinding dada, gangguan neuromuskuler dinding dada, obstruksi saluran napas terkait bronkiektasis, Cistic Fibrosis eksaserbasi target saturasinya adalah 88-92%.
• Sedangkan untuk resusitasi dan stabilitasi pasien kritis target saturasinya adalah 94-98%
• Pemilihan alat suplementasi oksigen harus berdasarkan indikasi dan target saturasi oksigen yang ingin dicapai.
• Secara umum ada 2 macam alat suplementasi oksigen yakni aliran rendan dan aliran tinggi.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
TERIMA KASIH [email protected] @dokterparujember