DAY
Roxb. ex
YA ANTI –
x Colebr. --
DiMe
UN
– INFLAMA
Indian fra
iajukan untuemperoleh G
Progr
T
N
FAKNIVERSIT
Y
ASI EKST
ankincense
SKRIP
uk MemenuGelar Sarjanram Studi Il
Oleh
TH. Avi Ha
NIM : 0481
KULTAS FTAS SAN
YOGYAK2008
TRAK BOS
e PADA M
PSI
uhi Salah Sana Farmasi lmu Farmas
:
ardhiani
114091
FARMASNATA DH
KARTA 8
SWELLIA
MENCIT PU
atu Syarat (S.Farm.)
si
SI HARMA
SERRATA
UTIH BET
INA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
DAYA ANTI – INFLAMASI EKSTRAK BOSWELLIA SERRATA
Roxb. ex Colebr. -- Indian frankincense PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
TH. Avi Hardhiani
NIM : 048114091
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Kadang……
Di dalam perjalanan hidup ini, kita mendapat kesulitan yang membuat
hidup kita terasa berat, dan tidak menentu.......Namun, kupercaya
bahwa Yesus Yang Maha Kudus akan menemani setiap langkah kita
dalam perjalanan hidup ini, untuk meneguhkan hati kita
serta meluaskan wawasan kita.......
” Bapa bisa datang dengan cara apa saja ”
Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapa dan Bunda yang ada di
Surga, Bapak dan Ibuku,Kakakku,
Seseorang yang selalu ada dihatiku, serta
Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa di Surga atas segala berkah,
karunia, kekuatan dan kasihNya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul : ”Daya Anti-inflamasi Ekstrak
Boswellia serrata Roxb. ex Colebr. -- Indian frankincense Pada mencit Putih
Betina” yang merupakan realisasi dari kerjasama antara IOT. Sari Sehat -- PT.
Capung Indah Abadi dan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma serta sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak memperoleh pengarahan,
bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberi banyak
pengarahan, bimbingan, dan bantuan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Ipang Djunarko, S.Si, Apt. atas pengetahuan, bantuan, masukan kepada penulis
hingga terselesaikannya skripsi ini serta telah memberikan kesediaannya sebagai
dosen penguji.
4. Drs. Mulyono, Apt. yang telah memberikan kesediaannya sebagai dosen penguji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. IOT. Sari Sehat -- PT. Capung Indah Abadi, Ibu Lis Setyowati, atas kerja sama
dan bantuannya dalam pengadaan bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini.
6. Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., yang telah memberikan pengetahuan bagi
penulis dalam penyelesaian skrispsi ini.
7. Drs. P. Sunu Hardiyanta, S.J., M.Sc. yang telah membantu penulis dalam
pengolahan data secara statistik.
8. Mas Heru yang telah membantu dalam pengadaan hewan uji, Mas Parjiman yang
senantiasa memberikan waktu dalam menyediakan peralatan, Mas Khayat, Mas
Otok, dan Mas Yuwono selaku laboran dan karyawan Fakultas Farmasi USD
yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian di laboratorium
farmakologi.
9. Staff pengajar dan segenap dosen Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
10. Untuk keluargaku : Bapak, Ibu, kakakku, Artha, yang senantiasa memberikan
dukungan, semangat, kasih, pengorbanan yang sungguh besar bagi penulis.
11. Mas Beny yang selalu memberikan waktu dan memberikan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Dhimas Angga W.K. yang senantiasa menemani dalam suka-duka, memberikan
semangat kepada penulis untuk terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Tante Santi, Mbak Ella, terima kasih atas nasehat yang selalu diberikan bagi
penulis untuk terus belajar yang rajin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
14. Ratna Puspita, Keke Sakti Damayanti, Caecilia Ratna, teman-teman
seperjuanganku dalam bergelut di laboratorium farmakologi, terima kasih atas
kerjasamanya.
15. Teman-teman terdekatku : Lian, Filisia, Feri, Ratna, Erlin, Siska, Widya, Indah,
Maduma, Meidina, atas kerjasamanya selama ini serta dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Mas Surya, Mas Galih, dan Mas Angga, terima kasih atas pengetahuan yang
diberikan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini.
17. Tetangga kamarku : Sinta, Mbak Ica, Mbak Ana, Vita, Mbak Melon, Mbak Desi
serta Riska, Treza, Fila, Marlin, Enggar, Mbak Yeyen, terima kasih atas
kebersamaan kalian selama ini yang selalu memberikan keceriaan di kost tercinta.
18. Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma khususnya angkatan
2004 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna
sehingga penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan pengetahuan bagi semua.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Seiring dengan perkembangan teknologi, pengobatan alami juga mengalami kemajuan yang sangat pesat dan mulai menjadi “tren” saat ini, dimana pengobatan herbal juga melengkapi pengobatan kimiawi.
Boswellia serrata merupakan tumbuhan yang didalamnya terkandung senyawa aktif asam β-boswelat yang dapat digunakan untuk mengobati inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti-anflamasi, besarnya daya anti-inflamasi dan potensi daya anti-inflamasi Boswellia serrata dalam mengurangi radang pada mencit putih betina.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Pada penelitian ini digunakan hewan uji sebanyak delapan puluh lima ekor mencit galur Swiss, umur 2 – 3 bulan, berat badan 20 – 30 g. Hewan uji dibagi secara acak menjadi 8 kelompok. Kelompok I diberi karagenin 1% sebagai kontrol negatif, kelompok II diberi aquadest sebagai kontrol negatif, kelompok III diberi natrium diklofenak sebagai kontrol positif, kelompok IV diberi CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif, dan kelompok V hingga VIII diberi ekstrak Boswellia serrata dengan peringkat dosis 24,25 mg/kgBB; 72,8 mg/kgBB; 218,4 mg/kgBB; dan 655,2 mg/kgBB. Tiga jam setelah injeksi karagenin 1%, mencit dikorbankan, kedua kaki belakang dipotong pada sendi tarsocrural, dan ditimbang. Data bobot udema dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusinya, dilanjutkan analisis secara statistik menggunakan uji Kruskal Wallis lalu dilanjutkan dengan uji Mann Whitney bertaraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Boswellia serrata terbukti tidak memiliki efek anti-inflamasi namun mampu menurunkan udema pada dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8 mg/kg BB. Prosentase respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan secara berurutan pada peringkat dosis 24,25 mg/kgBB; 72,8 mg/kgBB; 218,4 mg/kgBB; dan 655,2 mg/kgBB yaitu 23,04 %; 11,12%; -14,89%; dan -26,29%. Prosentase daya anti-inflamasi yang dihasilkan pada dosis 24,25 mg/kgBB; 72,8 mg/kgBB; 218,4 mg/kgBB; dan 655,2 mg/kgBB yaitu 33,18%; 15,99%; -21,44% dan -37,86%.
Kata kunci : Ekstrak Boswellia serrata, anti-inflamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
With the developing of the technology, the treatment with herbal drug also has going to better and going to be trend in now, where the treatment with herbal drug has complementary with chemical drug.
Boswellia serrata is one of a plant that containing compound active β-boswellic acid for the treatment of inflammatory disease. The purpose of this research is to prove the truth of anti-inflammation effect, percentage of anti-inflammation ability and to know amount of potency of anti-inflammation ability of Boswellia serrata extract to decrease inflammation on white female mice.
The type of his research was purely experimental with complete random pattern design. Subject whose used in this research is eighty five mice was Switzerland white female mice whose age 2-3 month and have weight between 20-30 gram. The subject were divided into eight groups. Group I was treated by carrageenan 1 % as negative control, group II was treated by aquadest as positive control, group III was treated by diclofenac natrium as positive control, group IV was treated by CMC-Na % as negatif control , and group V, VI, VII, and VIII were treated Boswellia serrata extract which have dosage 24,25 g/kg bw; 72,8 g/kg bw; 214,8 g/kg bw, and 655,2 g/kg bw. Three hours after has injection with carrageenan 1%, were killed and its two back legs were cut at tarsocrural joint. The data about oedema weight that already obtained were analyzed with Kolmogorov-Smirnov to see its distribution, then analyzed with Kruskal Wallis test and continued with Mann Whitney test on 95% significance level. The result of this research showed that Boswellia serrata extract that Boswellia serrata extract hasn’t anti-inflamation effect but can decrease oedema in dosage 24,25 mg/kgBB and 72,8 mg/kgBB. The percentage of anti-inflammation ability in dosage 24,25 mg/kgBB; 72,8 mg/kgBB; 218,4 mg/kgBB; dan 655,2 mg/kgBB was successively 23,04 %; 11,12%; -14,89%; dan -26,29%. Relative potency of anti-inflammation ability in dosage 24,25 mg/kgBB and 72,8 mg/kgBB was successively 33,18% dan 15,99%. Keyword : Boswellia serrata extract, anti-inflammatory
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………...……
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………….
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………...…………………...
PRAKATA …………………………………………………………………..
INTISARI ………….………………………………………………………...
ABSTRACT ………………………………………………...………………...
DAFTAR ISI ...………………………………………………………………
DAFTAR TABEL ..………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ….……………………………………...……………..
DAFTAR LAMPIRAN ..…………………………………………………….
BAB I. PENGANTAR .……………………………………………………..
A. Latar Belakang …………………………….………………………...
1. Permasalahan ……………………….………………………..
2. Keaslian penelitian …………….…………………………….
3. Manfaat penelitian .…………….…………………………….
B. Tujuan Penelitian ……………….………………………....................
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA …….………………………………...
HAL
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xi
xii
xvi
xviii
xx
1
1
3
3
4
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Boswellia serrata Roxb. ex Colebr. -- Indian frankincense........
1. Klasifikasi umum………………………………………………..
2. Nama daerah……………………………………………………
3. Sinonim…………………………………………………………
4. Morfologi tanaman……………………………………………....
5. Kandungan kimia………………………………………………..
6. Kegunaan………………………………………………………..
7. Anjuran pemakaian……………………………………………...
B. Ekstrak……………………………………………………………….
C. Inflamasi ……...……………………………………………………..
1. Definisi ….…………………………………………………...
2. Klasifikasi …………………………………………………...
3. Penyebab….…………………………………………….........
4. Gejala ………………………………………………..………
5. Mekanisme…………………………………………………...
6. Mediator inflamasi.…………………………………………..
D. Obat Anti Inflamasi ..………………………………………………...
E. Natrium Diklofenak ………………..………………………………..
F. Metode Uji Daya Anti-inflamasi………………………………….....
In-vivo :................................................................................................
1. Uji eritema……………………………………………………
6
6
6
6
7
7
9
9
9
10
10
11
11
11
13
17
21
23
24
24
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Uji paw edema ……………………………………………….
3. Pleurisy test (uji radang selaput dada)…………………….....
4. Tes kantong granuloma………………………………………
In-vitro :………………………………………………………………
1. Uji kemotaksis leukosit polimorfonuklear...............................
2. Agregasi leukosit polimorfonuklar yang diinduksi FMLP......
G. Landasan Teori……………………………………………………….
H. Hipotesis……………………………………………………………...
BAB III. METODE PENELITIAN ……….…………………………..........
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………..
B. Variabel dan Definisi Operasional…………………………………...
C. Bahan Penelitian……………………………………………………...
D. Alat Penelitian ...………...…………………………………………...
E. Tata Cara Penelitian ..………………………………………………..
1. Perolehan ekstrak tanaman Boswellia serrata ...…...……….
2. Penyiapan hewan uji………..…..……………………………
3. Perhitungan dan penetapan dosis….… ……………………..
4. Pembuatan suspensi karagenin 1%…………………...……...
5. Pembuatan larutan natrium diklofenak...................................
6. Pembuatan CMC-Na 1%........................................................
7. Penetapan dosis ekstrak Boswellia serrata.............................
25
26
27
27
27
28
28
29
30
30
30
32
33
34
34
34
34
35
36
38
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
8. Uji pendahuluan.......................................................................
9. Perlakuan hewan uji.................................................................
10. Perhitungan prosentase respon daya anti-inflamasi................
11. Perhitungan prosentase daya anti-inflamasi...........................
F. Analisis Hasil........................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………….......................………....
A. Hasil Uji Pendahuluan..…………………………..........................…..
1. Uji penetapan selang waktu pemotongan kaki........................
2. Uji penetapan selang waktu pemberian natrium diklofenak...
B. Hasil Uji Daya Anti-inflamasi Ekstrak Boswellia serrata……….......
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …….………………………………
A. Kesimpulan ..…………………………………………………………
B. Saran ...……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ...……………………………………………………..
LAMPIRAN ………...……………………………………………………….
BIOGRAFI PENULIS ..……………………………………………………...
40
41
42
42
43
44
44
44
48
52
67
67
67
69
73
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
I. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%
subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan
kaki..…….................................................................................................
II Rangkuman hasil uji Anova satu arah data bobot udema kaki mencit
akibat injeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang
waktu pemotongan kaki……………………….….…………………......
III Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat
injeksi karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu
pemotongan kaki…………………………………….……..……………
IV. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%
subplantar dengan berbagai variasi selang waktu pemberian natrium
diklofenak………………………………………………………………..
V. Rangkuman hasil uji Anova satu arah data rata-rata bobot udema kaki
mencit akibat sebelum injeksi karagenin 1% subplantar dengan
berbagai variasi selang waktu pemberian natrium diklofenak…………
VI. Rangkuman hasil uji Scheffe data data rata-rata bobot udema kaki mencit
akibat injeksi karagenin 1% subplantar setelah pemberian natrium
diklofenak 4,48 mg/kgBB dengan berbagai variasi selang waktu………
VII. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1%
Hal
46
47
47
49
50
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
subplantar baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan
ekstrak....................................................................................................
VIII. Rata-rata prosentase respon daya anti-inflamasi baik pada kelompok
kontrol maupun perlakuan ekstrak…………………………………...
IX. Hasil uji Kruskall Wallis rata-rata prosentase respon daya anti-
inflamasi baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan ekstrak…..
X. Rangkuman uji Mann-Whitney rata-rata prosentase respon daya anti-
inflamasi baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan
ekstrak………………………………………………………………..
XI. Prosentase daya anti-inflamasi kelompok perlakuan ekstrak
Boswellia serrata..................................................................................
53
56
59
59
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Empat asam triterpenoid pentasiklik Boswellia serrata ……..
Mekanisme terjadinya peradangan.....……………………......
Skema mediator yang berasal dari asam arakhidonat dan kerja
obat anti-inflamasi.......................……………………..............
Klasifikasi obat Anti-Inflamasi Steroid (AINS).........................
Mekanisme kerja obat anti inflamasi …………………………
Struktur natrium diklofenak........……………………….........
Skema kerja uji pendahuluan.....................................................
Skema kerja perlakuan terhadap hewan uji...............................
Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi
karagenin 1% subplantar dalam berbagai variasi selang waktu
pemotongan kaki........................................................................
Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi
karagenin 1% subplantar dengan berbagai variasi selang
waktu pemberian natrium diklofenak.........................................
Diagram rata-rata bobot udema akibat injeksi karagenin 1%
baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan.......................
Diagram rata-rata prosentase daya anti-inflamasi pada
kelompok kontrol dan perlakuan ..............................................
Hal
8
15
20
21
23
24
40
41
46
49
54
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Tumbuhan Boswellia serrata..................................................... Getah resin tanaman Boswellia serrata..................................... Ekstrak kering Boswellia serrata.............................................. Ekstrak Boswellia serrata dalam bentuk suspensi CMC-Na
1%..............................................................................................
Neraca Analitik Merk Mettler Toledo AB 204.........................
73
73
74
74 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Tumbuhan Boswellia serrata.....................................................
Getah resin tumbuhan Boswellia serrata...................................
Foto ekstrak kering Boswellia serrata ......................................
Foto Boswellia serrata dalam bentuk suspensi CMC-Na 1%..
Foto alat neraca analitik Merk Mettler Toledo AB 204.............
Surat pernyataan sah tentang bahan uji yang diperoleh dari
IOT. Sari Sehat qq. PT. Capung Indah Abadi............................
Certificate of Analysis ekstrak Boswellia serrata 65%..............
Perhitungan konsentrasi ekstrak Boswellia serrata....................
Langkah kerja uji penetapan selang waktu pemotongan kaki
mencit setelah injeksi karagenin 1%..........................................
Hasil uji penetapan selang waktu pemotongan kaki mencit
setelah injeksi karagenin 1%......................................................
Hasil uji distribusi data pada penetapan selang waktu
pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin 1% dengan
uji Kolmogorov- Smirnov..........................................................
Hasil uji Anova satu arah pada penetapan selang waktu
pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin 1%.............
Hal
73
73
74
74
75
76
78
79
80
81
82
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Langkah kerja uji penetapan selang waktu pemberian natrium
diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB sebelum injeksi
karagenin 1%.............................................................................
Hasil uji penetapan selang waktu pemberian natrium
diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB sebelum injeksi
karagenin 1%..............................................................................
Hasil uji distribusi data penetapan selang waktu pemberian
natrium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB sebelum
injeksi karagenin 1% dengan uji Kolmogorov- Smirnov...........
Hasil uji Anova satu arah data penetapan selang waktu
pemberian natrium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB
sebelum injeksi karagenin 1%....................................................
Langkah kerja perlakuan terhadap hewan uji.............................
Data selisih bobot udema kaki mencit setelah pemberian
ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta
kontrol …...................................................................................
Hasil uji distribusi data bobot udema kaki mencit setelah
pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis
beserta kontrol dengan uji Kolmogorov- Smirnov....................
Hasil uji Anova satu arah data bobot udema kaki mencit
setelah pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4
84
85
86
86 89
90
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
peringkat dosis beserta kontrol...................................................
Hasil uji Kruskal Wallis data bobot udema kaki mencit setelah
pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis
beserta kontrol............................................................................
Hasil uji Mann-Whitney data bobot udema kaki mencit setelah
pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis
beserta kontrol............................................................................
Rangkuman hasil uji Mann-Whitney data selisih bobot udema
kaki mencit setelah pemberian ekstrak Boswellia serrata
dalam 4 peringkat dosis beserta 4 kontrol..................................
Data prosentase (%) respon daya anti-inflamasi ekstrak
Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta 4 kontrol
(sebelum terkoreksi)..................................................................
Hasil analisis data prosentase (%) respon daya anti-inflamasi
ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta 3
kontrol (terkoreksi tanpa karagenin 1%)..................................
Hasil uji distribusi data prosentase (%) respon daya anti-
inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis
beserta 3 kontrol dengan uji Kolmogorov- Smirnov.................
Hasil uji Anova satu arah data prosentase respon daya anti-
inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis
91
92
93
98
99
100
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
Lampiran 28
Lampiran 29 Lampiran 30 Lampiran 31 Lampiran 32
beserta 3 kontrol dengan uji Kolmogorov- Smirnov..................
Hasil uji Kruskal Wallis data prosentase respon daya anti-
inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis
beserta 3 kontrol........................................................................
Hasil uji Mann-Whitney data prosentase respon daya anti-
inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis
beserta 3 kontrol.........................................................................
Rangkuman hasil uji Mann-Whitney data prosentase respon
daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4
peringkat dosis beserta 3 kontrol................................................
Perhitungan prosentase daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia
serrata.........................................................................................
Rincian konversi dosis mencit 20 gram ke manusia 70 kg........
103 104 105
109 110 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Inflamasi merupakan salah satu masalah yang banyak dialami oleh
masyarakat. Peradangan merupakan suatu reaksi vaskuler yang menimbulkan
adanya pengiriman cairan, zat terlarut, dan sel darah menuju jaringan intertisial
pada daerah cedera (Price dan Wilson, 1984). Reaksi inflamasi diperlukan karena
inflamasi ini merupakan respon biologik dari reaksi-reaksi kimia berurutan,
berfungsi melindungi tubuh dari infeksi, dan memperbaiki jaringan yang rusak
akibat trauma (Wilmana, 1995).
Walaupun teknologi berkembang sangat pesat, pengobatan alami juga
mengalami kemajuan yang sangat pesat yang sekarang ini mulai menjadi “tren” ,
dimana pengobatan herbal juga melengkapi pengobatan kimiawi. Oleh karena itu
banyak masyarakat yang semakin tertarik untuk memanfaatkan obat-obat dari
bahan alam yang sering dianggap sebagai pengobatan tradisional untuk mengobati
inflamasi, sebab selain harganya yang lebih murah juga karena tersedianya bahan
alam terutama tumbuh-tumbuhan di alam sekitar kita sehingga dapat menekan
biaya pengobatan. Walaupun begitu, penggunaan obat tradisional juga harus
memperhatikan klaim khasiatnya dan tidak cukup apabila hanya dengan
keterangan empiris saja.
Boswellia serrata merupakan salah satu tumbuhan digunakan pada
pengobatan Ayurveda untuk mengobati penyakit inflamasi (Borrelli, Capasso,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Cappasso, Ascione, Aviello, Longo, dkk, 2006). Bagian tanaman Boswellia
serrata yang digunakan adalah bagian batang dimana dari bagian tanaman
tersebut dapat dihasilkan getah resin/ oleoresin yang merupakan bahan ekstrak
Boswellia serrata. Getah oleoresin yang merupakan campuran antara resin dan
minyak yang bersifat mudah menguap tersebut terdiri dari minyak esensial, getah
resin, dan terpenoid. Secara tradisional, minyak esensial yang dihasilkan dapat
digunakan pada aromaterapi untuk relaksasi, membantu dalam pernafasan, dan
sistem imun ketika batuk, flu, bronchitis, dan laryngitis. Penggunaan lain
termasuk untuk anti-inflamasi, antiseptik, dan astringent (Briggs, Cheiman, Clark,
dan Linda, 2004).
Berdasarkan uraian tentang khasiat ekstrak Boswellia serrata sebagai
anti-inflamasi, maka pada penelitian ini akan digunakan ekstrak Boswellia serrata
yang diperoleh dari IOT Sari Sehat – PT. Capung Indah Abadi yang merupakan
salah satu industri obat tradisional dan bahan tersebut diimpor dari Phytotech
Extract Pvt. Ltd. India. Pada penelitian ini akan dilakukan uji daya anti-inflamasi
dengan menggunakan metode Langford, Holmes dan Emele (1972) yang telah
dimodifikasi sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap inflamasi yang
terjadi dan juga untuk mengetahui besarnya daya anti-inflamasi yang dimiliki.
Dengan adanya penelitian tentang daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia
serrata ini diharapkan dapat membuktikan kebenaran dari khasiat ekstrak
Boswellia serrata serta digunakan sebagai bukti praklinik serta acuan untuk
pengembangan Boswellia serrata sebagai obat anti-inflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang muncul antara lain sebagai berikut :
a. Apakah ekstrak Boswellia serrata memiliki efek anti-inflamasi ?
b. Seberapa besar prosentase respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh
ekstrak Boswellia serrata ?
c. Seberapa besar prosentase daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh ekstrak
Boswellia serrata?
2. Keaslian penelitian
Penelitian tentang Boswellia serrata yang sudah pernah dilakukan
antara lain sebagai berikut :
a. Efek Boswellia serrata pada motilitas usus hewan pengerat dalam
menghambat diare tanpa konstipasi (Borrelli dkk, 2006).
Hasil : diketahui bahwa Boswellia serrata dapat menormalkan adanya
perubahan motilitas usus yang disebabkan adanya rangsangan inflamasi dan
memiliki aktivitas antidiare. Secara in-vitro ditunjukkan bahwa ekstrak
Boswellia serrata secara langsung menghambat motilitas usus dengan
mekanisme yang meliputi L-type Ca2+ channels.
b. Kemanjuran dan toleransi ekstrak Boswellia serrata pada pengobatan
osteoarthritis pada lutut kaki : A randomized double blind placebo controlled
trial (Brenda, 2003).
Hasil : diketahui bahwa pengobatan pasien yang menderita osteoarthritis
dengan 333 mg ekstrak Boswellia serrata 3 kali sehari selama 8 minggu dapat
meningkatkan kemanjuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
c. Open, randomized, controlled clinical trial : Ekstrak Boswellia serrata
diibandingkan valdecoxib pada osteoarthritis pada lutut kaki (Sontakke,
Thawani, Pimpalkhute, Kabra, Babhulkar, dan Hingorani, 2007).
Hasil : diketahui bahwa ekstrak Boswellia serrata memiliki onset dan durasi
yang lebih lama setelah perlakuan dihentikan jika dibandingkan dengan
valdecoxib. Keamanan, kemanjuran, dan durasi yang ditunjukkan dari ekstrak
Boswellia serrata lebih baik jika dibandingkan valdecoxib.
Penelitian tentang Boswellia serrata ini berbeda dengan penelitian
yang sejauh ini telah dilakukan karena pada penelitian ini digunakan metode
radang telapak kaki oleh Langford dkk (1972) yang telah dimodifikasi.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang khasiat
tanaman obat terutama ekstrak Boswellia serrata yang memiliki khasiat
sebagai anti-inflamasi sehingga dapat bermanfaat bagi ilmu kefarmasian.
b. Manfaat praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berguna untuk masyarakat tentang khasiat dari ekstrak Boswellia serrata
yang memiliki khasiat sebagai anti-inflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang pasti
bahwa ekstrak Boswellia serrata memiliki khasiat sebagai anti-inflamasi.
2. Tujuan khusus
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan khusus antara lain untuk
mengetahui efek anti-inflamasi dari ekstrak Boswellia serrata, besarnya
prosentase respon daya anti-inflamasi, dan besarnya prosentase daya anti-
inflamasi dari ekstrak Boswellia serrata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Boswellia serrata
1. Klasifikasi umum
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Burseraceae
Genus : Boswellia Roxb. ex Colebr. -- boswellia
Species : Boswellia serrata Roxb. ex Colebr. -- Indian
frankincense (Anonim, 2007a).
2. Nama daerah
Luban (Bengali); salai, Indian frankincense tree, Indian olibanum tree
(Inggris); salai, saler, salga, salhe, sali (Hindi); kunduru, sallaki (Sanskrit)
gugulu, kundrikam, kungli, morada, parangisambrani (Tamil) (Anonim,
2007b).
3. Sinonim
Boswellia glabra Roxb. dan Boswellia thurifera Roxb.( Anonim, 2007b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Morfologi tanaman
Boswellia serrata Roxb (Fam. Burseracease), merupakan tanaman
berukuran sedang sampai besar yang merupakan tanaman asli dari India Afrika
Utara dan Timur Tengah (Borrelli dkk, 2006). Boswellia serrata memiliki daun
mengkilat dan mahkota daun yang tersebar. Kulit kayu tebal, berwarna hijau
keabu-abuan, abu-abu kemerahan dan mengandung klorofil pada bagian luarnya
yang tebal. Daunnya serta bunga yang berwarna putih tersebar banyak pada
pangkal cabang (Anonim, 2007b).
4. Kandungan kimia
Pada batang tanaman Boswellia serrata yang kulit kayunya telah
dihilangkan untuk proses penyadapan akan dihasilkan getah oleoresin yang terdiri
dari minyak, terpenoid dan getah resin. Hampir 16% dari resin tersebut terdiri dari
minyak esensial, dimana sebagian besar adalah α-thujene dan p-cymene. Resin
bukan merupakan produk kompleks kimia alami, keras, transparan, ketika
dipanaskan membentuk kompleks antara asam resin, resin alkohol, resinotanol,
ester, dan resen (Robbers, Speedle, and Tyler, 1996). Asam β-boswelat
merupakan salah satu dari empat asam triterpen pentasiklik yang berada dalam
minyak esensial. Asam Boswellic ini akan menghambat jalur 5-lipoksigenase yang
akan mengubah asam arakhidonat menjadi leukotrien (Anonim, 2007c). Getah
resin pada Boswellia serrata terdiri dari :
a. Monoterpen (α-thujene)
b. Diterpen (makrosiklik diterpenoid seperti icensole, incensole oksida
isoicensole oksida, diterpen alkohol (serratol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Triterpen (seperti α- β –amyrin)
d. Asam triterpenoid pentasiklik (asam boswelat)
e. Asam triterpenoid tetrasiklik (tirucall-8, 24-diena, asam-21-oat) (Anonim,
2007d).
Empat asam triterpen pentasiklik yang terkandung dalam ekstrak
etanol getah resin dari batang tanaman Boswellia serrata terdiri dari konstituen
utama beserta derivatnya adalah sebagai berikut :
1. asam β- boswelat (I)
2. asam 3-O-asetil – β- boswelat (II)
3. asam 11-keto-β-boswelat (III)
4. asam 3-O-asetil-11-keto-β- boswelat (IV).
Gambar 1. Empat asam triterpenoid pentasiklik Boswellia serrata (Sharma,
Mann,Gajbhiye, Kharya, 2007)
HO
COOH AcO
COOH ( I ) ( II )
HO
COOH
O
AcO
COOH
O
(III) (IV)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
5. Kegunaan
Getah resin yang merupakan bagian dari tanaman Boswellia serrata
dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional di India dan Cina untuk
mengatasi berbagai penyakit seperti inflamasi, nyeri tulang dan luka (Huang, Ma,
Badmaev, Shao, dan Chin Chee-Kok, 2000).
Secara tradisional, Boswellia juga digunakan untuk sakit perut dan
kembung. Minyak yang dihasilkan dapat digunakan pada aromaterapi untuk
relaksasi dan untuk mengurangi pernafasan yang lambat. Minyak esensialnya
dipercaya untuk membantu dalam pernafasan dan sistem imun ketika batuk, flu,
bronchitis, dan laryngitis. Penggunaan lain termasuk untuk anti-inflamasi,
antiseptik, dan astringent (Briggs dkk, 2004).
6. Anjuran pemakaian
Range dosis untuk ekstrak Boswellia serrata ini 200-400mg 3 kali
sehari, sedangkan dosis yang umumnya digunakan sekitar 400 mg 3 kali sehari
(Anonim, 2007e). Untuk anti-inflamasi atau bronkokontriksi, digunakan ekstrak
Boswellia serrata dosis 400 mg tiga kali sehari (Anonim, 2007c). Ekstrak
Boswellia serrata juga tersedia dalam bentuk minyak esensial dan sediaan tablet
250 mg (Briggs dkk, 2004).
B. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung (Anonim, 1979). Ekstrak juga dapat didefinisikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau hewani menggunakan pelarut sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 2000).
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang
biasanya digunakan antara lain air, eter, atau campuran etanol dan air (Anonim,
1979).
Penyarian simplisia dengan air dapat dilakukan dengan maserasi, perkolasi,
atau penyeduhan dengan air mendidih. Penyarian campuran etanol dan air
dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi. Penyarian dengan eter dilakukan
dengan perkolasi. Hasil akhir ekstrak cair dengan penyari etanol harus dibiarkan
di tempat sejuk selama 1 bulan, kemudian disaring, sambil mencegah penguapan
(Anonim, 1979 ).
C. Inflamasi
1. Definisi
Radang ialah reaksi jaringan hidup terhadap semua bentuk jejas,
dimana dalam reaksi ini berperan juga pembuluh, syaraf, cairan, serta sel-sel
tubuh di tempat jejas (Sander, 2003). Reaksi inflamasi merupakan respon
nonspesifik terhadap beberapa zat asing yang menyebabkan terjadinya kerusakan
sel (Crowley, 2001). Selain itu, peradangan juga merupakan suatu reaksi vaskuler
yang menghasilkan adanya pengiriman cairan, zat terlarut, dan sel-sel darah yang
bersirkulasi ke dalam jaringan interstisial pada daerah cedera atau nekrosis (Price
dan Wilson, 1984).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Klasifikasi
Ditinjau dari waktu terjadinya, radang terbagi menjadi dua, yaitu yang
pertama, radang akut yang disebabkan oleh rangsangan yang berlangsung sesaat
atau mendadak (akut); yang kedua, radang kronis yang disebabkan oleh jejas atau
injury yang berlangsung beberapa minggu, bulan, atau bersifat menetap dan
merupakan kelanjutan dari radang akut. Radang kronis ini sering disebut juga
radang proliferatif karena selalu diikuti terjadinya proliferasi fibroblast (Sander,
2003).
3. Penyebab
Terhadap pengaruh-pengaruh yang merusak (noksi) dari berbagai jenis,
jaringan ikat pembuluh bereaksi dengan cara yang sama pada tempat kerusakan
yang menyebabkan terjadinya suatu radang. Noksi dapat berupa noksi kimia,
noksi fisika, infeksi dengan mikroorganisme atau parasit (Mutschler, 1986). Noksi
fisika dapat berupa panas atau dingin sedangkan noksi kimia dapat berupa
konsentrasi asam atau basa (Crowley, 2001).
4. Gejala
Gejala reaksi meradang yang dapat diamati antara lain : pemerahan
(rubor), pembengkakan (tumor), panas meningkat (kalor), nyeri (dolor), dan
gangguan fungsi (functiolaesa) (Mutschler, 1986).
a. Rubor merupakan warna kemerahan yang berhubungan erat terhadap
meningkatnya aliran darah yang disebabkan karena vasodilatasi (Karch, 2003).
Kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang dialami setelah terjadi
peradangan. Ketika muncul peradangan, arteriola yang mensuplai daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tersebut melebar sehingga darah yang masuk ke dalam mikrosirkulasi lokal
menjadi lebih banyak. Kapiler yang sebelumnya kosong dengan cepat terisi
oleh darah, yang sering disebut hyperemia atau kongesti. Karena pembuluh
terisi banyak darah maka dapat mengakibatkan timbulnya kenaikan tekanan
intravaskuler (Price dan Wilson, 1984).
b. Tumor adalah benjolan akibat penimbunan cairan abnormal pada jaringan
interstitial atau rongga tubuh, yang dinamakan dengan oedema (Sander, 2003).
Pembengkakan lokal (tumor) merupakan gejala tanda yang paling menyolok
dari peradangan akut, dimana pembengkakan itu disebabkan karena
pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstisial.
Cairan dan sel yang saling bercampur dan tertimbun di daerah peradangan
sering disebut dengan eksudat. Untuk keadaan dini reaksi peradangan eksudat
tersebut berupa cair. Kemudian leukosit meninggalkan aliran darah dan
selanjutnya tertimbun sebagai bagian dari eksudat (Price dan Wilson, 1984).
c. Kalor merupakan rasa panas pada daerah radang akibat terjadi vasodilatasi
(Sander, 2003). Panas hanya merupakan suatu reaksi peradangan pada
permukaan badan, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 370C, yaitu
suhu di dalam tubuh. Saat terjadi peradangan, kulit menjadi lebih panas karena
banyak darah yang disalurkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang
terkena daripada yang disalurkan ke daerah yang normal (Price dan Wilson,
1984).
d. Dolor adalah rasa nyeri pada daerah radang akibat iritasi syaraf tepi oleh
mediator kimia dan penekanan ”nerve ending” oleh cairan extravaskuler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(Sander, 2003). Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu
dapat merangsang ujung-ujung syaraf. Selain itu, juga dapat disebabkan
adanya pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif
lainnya (Price dan Wilson, 1984) dan juga dapat timbul akibat adanya aktivasi
syaraf nyeri yang disebabkan oleh sistem kinin (Karch, 2003).
e. Functiolesia yaitu berkurangnya fungsi dari organ yang mengalami
keradangan, akibat terbentuknya metabolit-metabolit yang merugikan oleh sel-
sel yang mengalami trauma dan peningkatan temperatur di daerah keradangan
untuk reaksi biokimia sehingga fungsi organ menurun (Sander, 2003).
5. Mekanisme
Respon inflamasi merupakan reaksi lokal dari tubuh karena adanya
luka. Kerusakan pada sel menyebabkan aktivasi zat kimia pada plasma yang
disebut faktor VII atau Hageman factor. Hageman factor bertanggungjawab
untuk mengaktifkan 3 sistem dalam tubuh, salah satunya adalah sistem kinin.
Hageman factor akan mengaktifkan kallikrein merupakan substansi yang
ditemukan pada jaringan lokal, yang dapat menyebabkan berubahnya kininogen
menjadi bradikinin dan kinin lain (Karch, 2003). Bradikinin berkaitan erat dengan
peptida kalidin yang merupakan peptida vasoaktif yang dibentuk dari aktivitas
enzim pada substrat protein yang disebut kininogen. Pembentukan bradikinin dari
kininogen oleh kallikrein terjadi pada plasma (Rang dkk, 2003). Bradikinin
menyebabkan terjadinya vasodilatasi lokal yang akan membawa darah menuju
daerah luka dan diikuti keluarnya sel darah putih menuju jaringan (Karch, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Bradikinin juga dapat menyebabkan lepasnya asam arakidonat dari
membran sel. Asam arakidonat diketahui dapat menyebabkan terlepasnya
substansi lain yang disebut autocoid yang terdiri dari prostaglandin (memperbesar
reaksi inflamasi), leukotrien (menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan
permeabilitas kapiler), dan tromboksan (menyebabkan vasokontriksi lokal dan
agregasi platelet) (Karch, 2003).
Ketika Hageman factor memulai aktivitasnya, pada jalur lain
menghasilkan respon pada daerah lokal. Kerusakan terhadap membran sel
menyebabkan pelepasan histamin secara lokal. Histamin menyebabkan
vasodilatasi, yang membawa darah dan komponen darah yang sangat banyak
menuju daerah luka, mengubah permeabilitas kapiler, sehingga neutrofil dan
darah sangat mudah untuk meninggalkan sirkulasi darah dan menuju daerah luka,
dan merangsang adanya nyeri. Karena banyaknya cairan menuju jaringan
menyebabkan perubahan pada permebilitas pembuluh kapiler sehingga terjadi
tumor (bengkak). Kalor (panas) terjadi karena meningkatnya aliran darah ke
daerah luka. Begitu juga juga gejala rubor (kemerahan) berhubungan erat dengan
adanya peningkatan aliran darah yang disebabkan adanya vasodilatasi. Dolor
(nyeri) muncul karena adanya aktivasi saraf nyeri oleh histamin dan sistem kinin
(Karch, 2003).
Beberapa leukotrien yang diaktifkan oleh asam arakidonat memiliki
sifat yaitu kemotaksis. Kemotaksis merupakan kemampuan menarik neutrofil dan
merangsangnya dan beberapa makrofag lain pada daerah itu sehingga menjadi
sangat aktif. Ketika neutrofil aktif, dan beberapa zat kimia lain terlepas menuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
daerah luka, neutrofil dapat merusak sel-sel tersebut. Rusaknya sel akan
menyebabkan terlepasnya enzim liposom dari sel. Enzim itu akan melisiskan atau
merusak membran sel dan protein seluler (Karch, 2003). Mekanisme peradangan
dapat dilihat pada Gambar 2.
Plasma tertarik Histamin lepas pada daerah luka
Hageman factor aktif
Prekallikrein Kalikrein aktif
Kininogen Bradikinin
Asam Arakidonat Permeabilitas Vasodilatasi lepas Kapiler ↑
Leukotrien (LTs) Prostaglandin(PGs) Eksudasi protein ( LTB4, LTC4, (PGI2) plasma Aliran
LTD4,LTE4 ) Darah↑
Kemotaksis leukosit, Edema neutrofil aktif
Fagositosis
Penghilangan sisa luka pada daerah luka untuk proses penyembuhan
Gambar 2. Mekanisme terjadinya peradangan (Karch, 2003)
Bengkak
Merah
PanasNyeri
Jaringan Rusak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Manifestasi dari suatu peradangan akut menurut Sander (2003) ada tiga
macam antara lain yaitu perubahan hemodinamik, perubahan permeabilitas, dan
white cell event.
a. Perubahan dinamik dapat disebabkan karena adanya tekanan hidrostatik dalam
pembuluh darah akibat meningkatnya aliran darah pada daerah yang
mengalami kerusakan sehingga cairan keluar menuju daerah yang bertekanan
rendah yaitu intertisial.
b. Perubahan permeabilitas pembuluh darah yang meningkat dapat menyebabkan
terjadi kebocoran pembuluh darah dan akhirnya plasma protein dengan berat
molekul yang besar dapat menerobos dinding pembuluh darah ke jaringan
interstisial.
c. White cells event merupakan sel-sel leukosit yang dalam keadaan normal
berjalan di tengah-tengah dari pembuluh darah, maka pembuluh darah sekitar
daerah peradangan akan melebar dan sel-sel radang PMN akan menepi yang
sering disebut marginasi. Kemudian terjadi emigasi, yaitu sel-sel radang
keluar dari pembuluh darah karena permeabilitas kapiler meningkat. Sel-sel
PMN yang berada di luar pembuluh darah akan menuju ke pusat radang
karena pengaruh adanya mediator kimia dan sering disebut dengan kemotaksis.
Lalu terjadi agregasi, dimana sel-sel PMN akan menggerombol pada pusat
radang atau mengelilingi pusat radang untuk melokalisir daerah radang, dan
akhirnya terjadi fagositosis, yaitu.sel-sel PMN akan memakan kuman atau sel-
sel mati dan dicerna oleh enzim katalitik dari lisosom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
6. Mediator inflamasi
Mekanisme terjadinya radang sangat dipengaruhi oleh senyawa dan
mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami
kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim
fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipid yang ada menjadi asam
arakidonat (Tjay dan Raharja, 2002). Asam arakidonat sendiri diproduksi oleh
eikosanoid yang merupakan derivat kelompok asam lemak endogen yang sangat
penting. muncul karena adanya beberapa rangsang seperti kerusakan fisik dan
reaksi imun. Rangsangan tersebut akan mengaktifkan enzim fosfolipase pada sel
membran atau sitoplasma dan asam arakidonat terlepas dari membran fosfolipid.
Fosfolipida selain diubah menjadi arakhidonat oleh enzim fosfolipase juga diubah
menjadi lyso-glyseril-fosforilkolin yang kemudian diubah lagi menjadi Platelet
Activating Factor (PAF). Platelet Activating Factor dapat menimbulkan
peradangan dan tidak hanya pada menyebabkan vasodilatasi lokal saja namun
juga dapat meningkatkan permeabilitas pembuluh (Rang, Dale, Ritter, and Moore,
2003).
Arakidonat dimetabolisme dengan beberapa mekanisme di antaranya
dua mekanisme yang paling penting, yaitu :
a. Metabolisme untuk membentuk produk dengan ikatan lurus dengan
lipoksigenase, yang kemudian menghasilkan leukotrien.
b. Mekanisme siklis dengan siklooksigenase, yang menghasilkan prostasiklin,
prostaglandin, dan tromboksan. Siklooksigenase ada 2 bentuk yaitu
siklooksigenase 1 (COX-1), ditemukan pada beberapa jaringan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
siklooksigenase 2 (COX-2), terutama ditemukan pada sel inflamasi (Katzung,
Enthony, dan Susan, 2002).
Asam arakhidonat dikatalis oleh enzim siklooksigenase menjadi asam
endoperoksida dan seterusnya menjadi prostaglandin (PG) yang dibentuk oleh
semua jaringan, prostasiklin (PGI2) yang dibentuk di dinding pembuluh dan
berdaya vasodilasi, dan tromboksan (TXA2, TXB2) yang khusus dibentuk dalam
trombosit dan berdaya vasokonstriksi serta menstimulasi agregasi pelat darah
(trombotis) (Tjay dan Rahardja, 2002).
Dibawah ini merupakan beberapa mediator yang penting dalam proses
inflamasi, yaitu sebagai berikut :
a. Leukotrien (LTB4), LTC4, LTD4, dan LTE4), merupakan senyawa
sulfidopeptida yang dibentuk sebagai hasil metabolisme asam arkidonat dan
merupakan mediator radang dan nyeri. Melalui rute lipoksigenase terbentuk
LTA4 yang tidak stabil lalu diubah menjadi LTB4 atau LTC4, dan kemudian
diubah lagi menjadi LTE4. Leukotrien C4 (LTC4), LTD4, dan LTE4 terutama
dibentuk di granulosit eosinofil dan memiliki efek vasokontriksi di bronkus
dan permeabilitas pembuluh dengan menimbulkan udema. Leukotrien B4
khusus disintesa di makrofag dan neutrofil alveolar dan bekerja kemotaksis
yaitu menstimulasi migrasi leukosit. Tertarik oleh leukotrien, leukosit dalam
jumlah besar menginvasi daerah peradangan dan mengaktifkan banyak gejala
radang (Tjay dan Rahardja, 2002).
b. Tromboksan, merupakan mediator inflamasi lain yang dibentuk melalui jalur
siklooksigenase adalah tromboksan. Tromboxan (TXA2 dan TXB2) khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dibentuk dalam trombosit dan memiliki daya vasokontriksi (di jantung) dan
menstimulasi agregase platelet darah (trombosis) (Tjay dan Rahardja, 2002).
Tromboksan biasanya dibentuk pada platelet, sedangkan prostasiklin pada sel
endoteliel (Katzung dkk, 2002).
c. Prostaglandin, merupakan mediator yang merupakan hasil dari metabolisme
asam arakidonat melalui jalur siklooksigenase yang mempunyai berbagai efek
di pembuluh darah, ujung syaraf, dan pada sel-sel yang terlibat dalam
inflamasi (Katzung, 2001). Prostaglandin yang paling penting adalah PgE2 dan
PgF2 memiliki daya vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding
pembuluh dan cairan sinovial sehingga terjadi radang dan rasa nyeri (Tjay dan
Rahardja, 2002).
d. Histamin, merupakan basa amin yang dibentuk dari histidin dengan
dekarboksilase histidin. Histamin dalam bentuk terikat secara biologis tidak
aktif, tetapi banyaknya stimulus dapat memicu keluarnya histamin sel mast,
menyebabkan amin bebas untuk menjalankan aksinya pada derah di sekitarnya
(Katzung, 2001). Histamin merupakan mediator yang menyebabkan
vasodilatasi, mengubah permeabilitas kapiler, sehingga neutrofil dan darah
meninggalkan sirkulasi darah, menuju daerah luka, dan merangsang nyeri.
Karena banyaknya cairan menuju jaringan maka dapat menyebabkan
terjadinya perubahan pada permebilitas pembuluh kapiler (Karch, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Stimuli Fosfolipase A2 aktif Fosfolipid di membran sel
Asam arakidonat Liso-gliseril- fosforilkolin
Lipoksigenase (LOX) Siklooksigenase (COX)
PAF Hidroperoksida Endoperoksida (vasodilator,meningkatkan
permeabilitas vascular, bronkononstriktor,
kemotaksin) 12-LOX 5-LOX 15-LOX
12 HPETE 5 HPETE 15 HPETE 12 HETE 5 HETE LTA4 15 HETE Tromboksan Prostaglandin Prostasiklin
(TXA) ( PGE,PGF) ( PGI) LTB4 Lipoksin (kemotaksin) Adan B
Gambar 3. Skema mediator yang berasal dari asam arakhidonat dan kerja obat anti-inflamasi (Rang dkk, 2003; Katzung dkk, 2002)
Keterangan: OAINS = Obat Anti-Inflamasi Non Steroid PAF = Platelet Activating Factor LT = leukotrien = diubah = kerja obat anti-inflamasi (menghambat)
LTC4 LTD4 LTE4
(bronkokonstriktor;
meningkatkan permeabilitas
vaskular
5-Lipoksig
enase inhibitor,
co: zileutin
Reseptor antagonis
leukotrien , co:
zafirlukas, montelukas
TXA2 (trombotik;
vasokonstriktor) PGI2
(vasodilator; hiperalgesik;
menghentikan agregasi platelet)
PGD2α (bronkokon
striktor; kontraksi
miometrial)
PGD2 (menghambat agregasi
platelet; vasodilator)
PGE2 (vasodilator
; hiperalgesi
k)
Antagonis PG
OAINS
Antagonis TXA2
Antagonis PAF
Glukokortikoid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Obat – Obat Anti- inflamasi
Penggunaan obat anti-inflamasi digunakan untuk mengurangi terjadinya
radang. Pengobatan pada pasien yang mengalami inflamasi biasanya ditujukan
untuk meringankan rasa nyeri yang merupakan gejala awal dan merupakan
keluhan utama pada pasien, dan membatasi proses perusakan jaringan (Katzung,
2001).
Golongan kortikosteroid mempunyai efek samping yang lebih berbahaya
pada dosis tinggi dan penggunaan lama (Tjay dan Rahardja, 2002) sehingga obat-
obat Anti-Inflamasi Non Steroid (AINS) memegang peran utama dalam
pengobatan radang (Katzung, 2001). Klasifikasi AINS berdasarkan kimiawinya
dapat dilihat pada gambar 4.
ASAM KARBOKSILAT ASAM ENOLAT
Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Derivat Asetat Salisilat Propionat Fenamat Pirazolon Oksikam
Aspirin As. Tiaprofenat As. mefenamat Azapropazon Piroksikam
Benorilat Fenbufen Meklofenamat Fenilbutazon Tenoksikam Diflunisal Fenoprofen Oksifenbutazon Salsalat Flurbiprofen
Ibuprofen Ketoprofen
Naproksen Derivat Asam Fenilasetat Derivat Asam asetat Inden/indol: Diklofenak Indometasin Fenklofenak Sulindac Tolmetin
Gambar 4. Klasifikasi obat Anti-Inflamasi Non Steroid (AINS) (Wilmana, 1995)
OBAT AINS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Mekanisme utama dari AINS adalah menghambat metabolisme asam
arakidonat oleh siklooksigenase. Obat AINS hendaknya hanya menghambat
COX-2 (peradangan) dan tidak COX-1 (perlindungan mukosa lambung) (Tjay dan
Rahardja, 2002). Pada inflamasi, prostaglandin berperan dalam menyebabkan
vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskuler. Akan tetapi, inhibisi
sintesis prostaglandin oleh AINS mengurangi inflamasi daripada
menghilangkannya karena obat ini tidak menghambat mediator inflamasi lainnya .
Meskipun demikian, pada sebagian besar pasien dengan antritis reumatoid, efek
anti-inflamasi OAINS yang relatif ringan dapat mengurangi nyeri, kekakuan dan
pembengkakkan (Neal, 2005). Berbagai AINS mungkin memiliki mekanisme
kerja tambahan termasuk kemotaksis, regulasi darah produksi interleukin-1,
penurunan produksi radikal bebas dan superoksida, dan campur tangan dengan
kejadian-kejadian intraseluler yang diperantarai kalsium. Selain efek terapi, AINS
juga dapat menimbulkan efek samping karena didasarkan oleh hambatan pasa
sistem biosintesis prostaglandin. Efek samping yang paling sering terjadi adalah
induksi tukak lambung yang kadang disertai dengan anemia sekunder akibat
perdarahan saluran cerna. Beratnya efek berbeda pada masing-masing obat
(Wilmana, 1995). Mekanisme kerja obat anti-inflamasi dapat dilihat pada gambar
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Enzim lipooksigenase Enzim siklooksigenase
Gambar 5. Mekanisme kerja obat anti inflamasi (Wilmana, 1995; Katzung dkk, 2002).
Keterangan : : menghambat
E. Natrium Diklofenak
Diklofenak merupakan turunan sederhana dari asam fenilasetat yang
mirip baik dengan flurbiprofen dan meklofenamat. Diklofenak berpotensi sebagai
penghambat siklooksigenase. Obat ini dianjurkan untuk inflamasi kronis seperti
arthritis reumatik, osteoarthritis, dan untuk pengobatan pada nyeri akut
musculoskeletal (Katzung, 1995).
Trauma/luka pada sel
Gangguan pada membrane sel
Asam Arakidonat
Hidroperoksid
Fosfolipid Enzim fosfolipase A2 Kortikosteroid
Enderoperoksid PGG2/PGH
AINS
Leukotrienm PGE2,
PGF2, PGD2
Tromboksan A2
Prostasiklin
Reseptor
zileuton
zafirlukast
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Absorbsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap.
Obat ini terikat 99% pada protein plasma dan mengalami efek lintas pertama
sebesar 40-50%. Walaupun waktu paruhnya singkat yaitu 1-3 jam, diklofenak
diakumulasi di cairan sinovia yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih
panjang dari waktu paruh obet tersebut (Wilmana, 1995).
Efek samping terjadi pada pada pasien kira-kira 20% dan meliputi
bahaya pada lambung, pendarahan lambung, dan ulserasi lambung (Katzung,
1995), sehingga pemakaian obat ini harus hati-hati pada penderita tukak lambung
(Wilmana, 1995). Selain itu, efek samping lain antara lain mual, gastritis, eritema
kulit, dan sakit kepala (Wilmana, 1995). Struktur Natrium diklofenak dapat dilihat
pada gambar 6.
Gambar 6. Struktur natrium diklofenak (Hanson, 2000).
F. Metode Uji Daya Anti-inflamasi
Ada beberapa uji in-vivo yang dilakukan untuk menguji daya anti-
inflamasi, antara lain sebagai berikut :
1) Uji erythema
Hewan uji yang digunakan yaitu marmot galur Pirrbright baik jantan
atau betina yang memiliki berat kira-kira 350 gram. Kemudian diberikan
NH
Cl
ClNaOCCH2
O
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
perlakuan barium sulfida dalam bentuk suspensi. Pada hari berikutnya, senyawa
uji yang dilarutkan dalam pembawa yang sesuai dan setengah dosis dari senyawa
tersebut diberikan dengan gavage pada 10 ml/kg 30 menit sebelum penyinaran
UV. Kotrol diberikan perlakuan pembawa saja. Empat hewan digunakan untuk
setiap kelompok perlakuan dan kontrol. Mermot tersebut diletakkan pada manset
kulit dengan lubang ukuran 1,5x2,5 cm dan dilakukan penyinaran UV. Setelah 2
jam, setengah dosis senyawa uji yang masih tersisa diberikan kembali pada
hewan uji dan diamati 2 dan 4 jam setelahnya (Vogel, 2002)
Uji erythema dengan UV ini dilakukan pada kulit marmot albino
dengan bobot rata-rata marmot albino sebesar 350 gram. Penilaian erythema dapat
dilakukan sebagai berikut : jika tidak ada inflamasi= 0, erythema ringan= 1,
erythema berat= 2, dan erythema sangat berat/kuat= 4. Hewan uji dengan nilai 0
atau 1 dianggap terlindungi, sedangkan nilai setelah 2 dan 4 harus diberi indikasi
durasi efeknya (Vogel, 2002). Keuntungan metode ini adalah sederhana namun
membutuhkan latihan bagi pengguna dalam pemakaian fotometer refleksi yang
bertujuan untuk menghilangkan penilaian subjektif yang tidak perlu (Vogel, 2002).
2) Uji paw edema
Diantara beberapa metode yang digunakan untuk skrining obat anti-
inflamasi, terdapat satu dari teknik yang biasa digunakan pada kemampuan
beberapa bahan uji untuk menghambat produksi udema kaki hewan uji setelah
injeksi bahan pembuat radang. Beberapa zat pembuat radang (iritan) yang telah
digunakan seperti brewer’s yeast, formaldehid, dextran, albumin telur, kaolin,
aerosol, karagenin, atau naphthoylheparamin. Biasanya ukuran udema kaki hewan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
uji hasil injeksi diukur sebelum dan setelah perlakuan iritan dan ukuran udema
kaki tersebut dibandingkan dengan kontrol. Pada metode ini digunakan hewan uji
tikus Sprague-Dawley dengan berat 100-150 gram. Unutk memastikan hidrasi,
tikus diberikan 5 ml air ke dalam saluran pencernaan (kontrol) atau bahan uji yang
dilarutkan pada volume yang sama. Setelah 30 menit, tikus diberikan secara
injeksi subkutan 0,05 ml karagenin 1% pada bagian kaki kiri. Volume udema
diukur menggunakan secara plethymographycally setelah injeksi, 3 dan 6 jam dan
24 jam (Vogel, 2002).
3) Pleurisy test (uji radang selaput dada)
Radang selaput dada dikenal sebagai fenomena inflamasi eksudatif
pada manusia. Pada penelitian radang selaput dada dapat diinduksi dengan
beberapa iritan seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, degranulator sel mast,
dextran, enzyme, antigen, mikroba, dan iritan nonspesifik seperti turpentine dan
karagenin. Radang pada tikus yang diinduksi oleh karagenin akan
dipertimbangkan sebagi model inflamasi akut yang baik, dimana keluarnya cairan,
migrasi leukosit, dan beberapa parameter biokimia yang berkaitan pada respon
inflamasi dapat diukur secara mudah dari eksudatnya (Vogel, 2002). Model
radang selaput dada dapat diterima sebagai metode yang dapat dipercaya untuk
mengetahui inflamasi akut dan subakut yang diikuti determinasi beberapa
parameter secara bersama-sama (Vogel, 2002).
Tikus jantan bergalur Sprague-Dawley dengan berat 220-260 gram
dapat digunakan dalam metode ini. Sebanyak 0,1 ml karagenin 2% diinjeksikan ke
dalam rongga selaput dada. Kemudian 1 jam sebelum injeksi karagenin, 24 jam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dan 48 jam sesudahnya, kelompok yang terdiri dari 10 tikus diberi perlakuan
dengan senyawa standar atau senyawa uji melalui oral atau subkutan. Kelompok
kontrol hanya diberikan pelarut senyawa uji (Vogel, 2002).
4) Tes kantung granuloma
Merupakan suatu metode yang menggunakan minyak kroton sebagai
iritan. Metode ini sering digunakan untuk memperkirakan potensi dari anti
inflamasi kortikosteroid baik setelah pemberian local maupun sistemik. Dengan
penyuntikkan dan induksi pada kantung granuloma setelah beberapa interval
waktu sampai 4 minggu durasi efek dapat diketahui (Vogel, 2002).
Pada metode ini digunakan tikus jantan atau betina Sprague-Dawley
dengan berat antara 150-200 gram. Hewan uji 10 ekor digunakan unutk kelompok
perlakuan dan kontrol. Pada bagian punggunag dicukur dan disinfeksi, kemudian
dengan jarum pneumoderma diinjeksikan 20 ml udara dibawah pengaruh anestesi.
Kemudian diinjeksikan 0,5 ml larutan minyak kroton. Empat puluh delapan jam
kemudian, kantung udara terbentuk Saat pembentukan kantung udara, hewan uji
setiap hari diberikan perlakuan senyawa uji atau standar secara oral atau subkutan.
Setelah 4 atau 5 hari, hewan uji diberi obat bius, kantung udara dibuka, dan
eksudat diletakkan dalam gelas silinder lalu diukur (Vogel, 2002)
Selain beberapa uji in-vivo di atas, uji daya anti-inflamasi juga dapat
dilakukan dengan beberapa uji in-vitro antara lain sebagai berikut :
1. Uji kemotaksis leukosit polimorfonuklear
Akumulasi leukosit merupakan faktor penting pada mekanisme
pertahanan tubuh. Faktor kemotaksis menarik leukosit pada darah terinfeksi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bagian yang terinflamasi. Metode Boyden (1962) digunakan untuk mengukur efek
kemotaksis pada leukosit polimorfonuklear.
Kecepatan migrasi dihitung sebagai persentase dari jumlah PMNs pada
kompartemen rendah atau jumlah penggunaan PMNs pada kompartemen tinggi.
Kecepatan migrasi tergantung pada konsentrasi chemoattractant seperti zymosan
activated serum. Selain itu, dosisnya tergantung penurunan kecepatan migrasi
yang dicapai oleh inhibitor kemotaksis (Vogel, 2002).
2. Agregasi leukosit polimorfonuklear yang diinduksi FMLP
Agregasi PMNs dapat diinduksi dengan FMLP (formil-L-methionil-L-
leucyl-L-fenilalanin). Agregasi dapat dihambat dengan turunan xantin. Suspensi
sel PMNs disiapkan dari eksudat peritonial yang diambil 17 jam setelah injeksi
intraperitonial 10 ml 6% sodium caseinate terhadap tikus Sprague Dawley.
Senyawa uji dan standart (pentoxiphylline) dilarutkan dalam GBSS (Geys-
balanced-salt-solution). FMLP dilarutkan dalam DMSO. Dilusi selanjutnya
dibuat sampai mencapai konsentrasi 10-7 mol FMLP dalam GBSS. Sebelum
ditambahkan FMLP, suspensi sel diinkubasi awal selama 10 menit dengan obat.
Agregasi PMNs masuk ke dalam a Born aggregometer (Vogel, 2002).
G. Landasan Teori
Inflamasi merupakan respon jaringan lokal terhadap adanya kerusakan.
Peradangan merupakan suatu reaksi vaskular yang hasilnya merupakan
pengiriman cairan, zat-zat terlarut dan sel-sel darah yang bersirkulasi ke dalam
jaringan–jaringan intertisial pada daerah cedera atau nekrosis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Boswellia serrata merupakan tanaman dimana pada bagian batang
tanaman ini dapat dihasilkan getah resin/ oleoresin yang merupakan bahan ekstrak
Boswellia serrata. Dalam tanaman Boswellia serrata terdapat empat asam
triterpen pentasiklik dengan asam β- boswelat yang menjadi konstituen utama
Boswellia ini. Asam boswelat akan menghambat jalur 5-lipoksigenase yang
mengubah asam arakhidonat menjadi leukotrien.
Berdasarkan penelitian Sontakke dkk, 2007 diketahui bahwa keamanan,
kemanjuran, dan durasi dari ekstrak Boswellia serrata lebih baik jika
dibandingkan valdecoxib, dan namun onset pada ekstrak Boswellia serrata lebih
lama jika dibandingkan dengan valdecoxib yang merupakan salah satu obat anti-
inflamasi non-steroid. Selain itu, ekstrak Boswellia serrata juga dapat
meningkatkan kemanjuran pada pengobatan pasien yang menderita osteoarthritis
dengan mengkonsumsi 333 mg ekstrak Boswellia serrata 3 kali sehari selama 8
minggu (Milot, 2003).
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan penelitian secara in-
vivo terhadap ekstrak Boswellia serrata dengan menggunakan metode Langford
dkk (1972) untuk mengetahui apakah ekstrak Boswellia serrata benar-benar dapat
digunakan sebagai anti-inflamasi.
H. Hipotesis
Ekstrak Boswellia serrata Roxb. ex Colebr. -- Indian frankincense
memiliki efek anti-inflamasi terhadap mencit putih betina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia serrata pada
mencit betina putih merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan
menggunakan rancangan acak lengkap pola searah. Maksud dari eksperimental
adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan perlakuan terhadap objek
penelitian serta adanya kontrol. Lengkap berarti setiap hewan uji dalam satu
kelompok perlakuan menerima jenis perlakuan yang sama. Pola satu arah
menunjukkan hanya ada satu variabel bebas yaitu dosis sediaan ekstrak Boswellia
serrata.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Dosis ekstrak Boswellia serrata tiap kg berat badan mencit betina.
b. Variabel tergantung
Bobot udema kaki mencit yang mengalami radang buatan dengan karagenin
1% yang akan menentukan besarnya prosentase daya anti–inflamasi dari
ekstrak Boswellia serrata.
c. Variabel pengacau terkendali
1) Umur mencit : 2 – 3 bulan
2) Jenis kelamin mencit : betina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Berat badan mencit : 20 – 30 gram
4) Galur mencit : Swiss
5) Keadaan mencit : sehat secara fisik
d. Variabel pengacau tak terkendali
1) Keadaan patologis hewan uji, seperti kemungkinan hewan uji sakit.
2. Definisi operasional
a. Ekstrak Boswellia serrata
Ekstrak Boswellia serrata adalah ekstrak yang mengandung asam
boswelat tidak kurang dari 65% yaitu sebesar 66,3%, yang diperoleh dengan
mengekstraksi getah minyak resin dari tanaman Boswellia serrata dengan
pelarut alkohol.
b. Dosis sediaan ekstrak Boswellia serrata
Dosis diperoleh dengan menimbang sekian miligram serbuk Boswellia
serrata per kilogram berat badan dilarutkan dengan CMC-Na 1% kemudian
diberikan secara peroral tiap kilogram berat badan mencit.
c. Uji daya anti-inflamasi
Uji ini dilakukan dengan menggunakan mencit galur Swiss sebagai
hewan uji yang diradangkan telapak kaki kirinya, dan diukur bobot kakinya
dengan cara memotong kedua kaki belakang mencit pada bagian torsocrural,
kemudian ditimbang dan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif
karagenin 1% sub plantar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Efek anti-inflamasi
Efek yang ditunjukkan dengan adanya penurunan udema pada bobot
rata-rata udema kaki mencit yang dihasilkan dari sekian miligram serbuk
Boswellia serrata per kilogram berat badan yang dilarutkan dengan CMC-Na
1% dan hasilnya signifikan terhadap kontrol negatif.
e. Prosentase respon daya anti-inflamasi
Prosentase daya anti-inflamasi dihitung dari selisih rata-rata perubahan
bobot kaki kontrol negatif karagenin 1% dengan perubahan bobot kaki yang
diinjeksi dengan ekstrak Boswellia serrata dan dibagi dengan rata-rata
perubahan bobot kaki kontrol negatif karagenin 1% kemudian dikalikan
seratus persen.
C. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut :
1. Hewan uji yang digunakan yaitu mencit betina galur Swiss, dengan usia 2 – 3
bulan, dengan berat badan 20–30 g yang diperoleh dari Laboratorium
Farmakologi & Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bahan uji yang digunakan adalah sediaan ekstrak Boswellia serrata dari IOT.
Sari Sehat - PT. Capung Indah Abadi yang diimpor dari Phytotech Extract Pvt.
Ltd. India dan mengandung 66,3 % asam boswelat..
3. Karagenin sebagai zat peradang (inflamatogen) yang diproduksi oleh PT.
Bratacco.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4. Tablet generik natrium diklofenak 25 mg sebagai kontrol positif yang
diproduksi oleh PT. Phapros dan diperoleh dari Apotek Master, Sleman.
5. NaCl fisiologis 0,9 % (Otsuka) sebagai pensuspensi karagenin yang diperoleh
dari Apotek Kimia Farma, Sleman.
6. Carboxymethylcellulose-natrium (Bratacco) sebagai pensuspensi ekstrak
Boswellia serrata yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi &
Toksikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Alkohol yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi & Toksikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8. Aquadest yang diperoleh dari Alfa Kimia sebagai pelarut natrium dikofenak.
D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Alat – alat gelas seperti beker glass, labu takar, gelas ukur, pipet tetes,
pengaduk bermerk Pyrex Iwaki Glass, Japan.
2. Spuit injeksi oral (0,1 – 1,0 ml) yang ujungnya diberi bulatan kecil dengan
lubang ditengahnya agar tidak melukai hewan uji.
3. Spuit injeksi subplantar (0,1 – 1,0 ml).
4. Gunting bedah.
5. Alat pemanas aquadest dan stirer.
6. Neraca analitik merk Mettler Toledo AB 204.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
E. Tata Cara Penelitian
1. Perolehan ekstrak tanaman Boswellia serrata
Ekstrak Boswellia serrata yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dan disediakan oleh IOT. Sari Sehat- PT. Capung Indah Abadi yang
diimpor dari Phytotech Extract Pvt. Ltd. India (terlampir certificate of analysis
Boswellia serrata pada lampiran 6).
2. Penyiapan hewan uji
Hewan uji yang dibutuhkan adalah delapan puluh lima ekor mencit
betina galur Swiss, umur 2 – 3 bulan, berat badan 20 – 30 g. Hewan uji dibagi
secara acak menjadi 2 kelompok, yaitu :
a. Kelompok untuk orientasi sebanyak 45 ekor, dan
b. Kelompok perlakuan sebanyak 40 ekor. Kelompok perlakuan terdiri dari 8
kelompok yang masing – masing terdiri dari 5 ekor, untuk perlakuan kontrol
negatif karagenin 1%, kontrol pelarut ekstrak Boswellia serrata, kontrol
negatif aquadest, kontrol positif natrium diklofenak, dan kelompok perlakuan
sediaan ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis.
Sebelum diberi perlakuan, hewan uji dipuasakan delapan belas sampai
dua puluh empat jam dan pemberian minum untuk hewan uji tidak dihentikan.
3. Perhitungan dan penetapan dosis
a. Karagenin 1%
Menurut Williamson (1996), konsentrasi karagenin yang digunakan
pada mencit adalah 1% dengan volume 0,05 ml. Volume 0,05 ml karagenin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1% adalah volume pemberian untuk mencit dengan berat 20 g sehingga dosis
bisa dicari dengan rumus:
V ml = mlmgC
kgBBxBBkgmgD/
/
0,05 ml = mlmg
kgxBBkgmgD/10
02,0/
D = 25 mg/kg BB dan V = {2,5 x BB kg} ml.
b. Natrium diklofenak
Dosis yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan dosis efektif
yang diperoleh dari penelitian Noni, Djunarko, dan Donatus (2003) dan
penelitian Rosiana (2007) yaitu sebesar 4,48 mg/kgBB.
c. CMC- Na 1%
Sebagai kontrol negatif CMC 1% diberikan secara per oral, dan
volume pemberian maksimal pada mencit adalah 1ml, diketahui berat mencit
maksimal dalam penelitian ini adalah 30 gram sehingga bisa dihitung dengan
rumus:
V ml = mlmgC
kgBBxBBkgmgD/
/
1 ml = mlmg
kgxBBkgmgD/10
03,0/
D = 333,3 mg/kg BB dan V = {33,3 x BB kg} ml.
4. Pembuatan suspensi karagenin 1%
Timbang 100 mg karagenin, larutkan dengan larutan NaCl fisiologis
0,9% dalam labu takar 10 ml sehingga diperoleh konsentrasi suspensi karagenin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1% sebagai zat inflamatogen pada kaki mencit. Apabila akan digunakan kembali
sebaiknya diletakkan dalam almari es.
5. Pembuatan larutan natrium diklofenak
Natrium diklofenak yang digunakan pada penelitian ini adalah natrium
diklofenak 25 mg berbentuk tablet salut sehingga perlu dilakukan terlebih dahulu
uji keseragaman bobot. Dosis efektif natrium diklofenak yang digunakan sebesar
4,48 mg/kg BB berdasarkan penelitian Noni dkk (2003) dan Rosiana (2007),
sehingga konsentrasi natrium diklofenak yang diharapkan adalah sebagai berikut :
C = Vml
kgBBxBBkgmgD /
= mlmg
kgxBBkgmg/5,0
03,0/48,4
= 0,269 mg/ml
= 2,7 mg/10 ml = 0,0027 g/ml.
Syarat uji keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia edisi III yaitu :
Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang
satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada
kolom A, dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet,
dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih
besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Bobot rata-rata Penyimpangan Bobot rata-rata dalam % A B
25 mg atau kurang 26 mg sampai dengan 150 mg
151 mg sampai dengan 300 mg lebih dari 300 mg
15 % 10%
7,5 % 5%
30% 20% 15% 10%
( Anonim,1979).
Tablet sebanyak 20 buah ditimbang satu per satu dan dihitung jumlah
bobot secara keseluruhan serta rata-ratanya. Untuk mengetahui jumlah serbuk
yang akan ditimbang, maka perlu dilakukan penggerusan tablet. Jumlah serbuk
yang ditimbang dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
Natrium diklofenak yang ditimbang (g) = ×BA berat total tablet yang digerus
Keterangan : A : Jumlah natrium diklofenak yang diinginkan B : Jumlah natrium diklofenak pada kemasan x jumlah tablet yang digerus Pada penelitian ini, jumlah tablet yang akan digerus sebanyak 4 tablet
masing-masing 25 mg sehingga akan diperoleh serbuk sebanyak 100 mg = 0,1 g.
Oleh karena itu ambil 4 tablet, timbang satu per satu dan dihitung bobot
keseluruhan. Untuk mendapatkan zat aktif natrium diklofenak dengan konsentrasi
0,0027 g/ml, maka dapat dihitung sebagai berikut :
Misal, jumlah 4 tablet = 0,7443 g.
Berat natrium diklofenak yang ditimbang (g) = ×g
g1,0
0027,0 0,7443 g
= 0,02 g.
Serbuk natrium diklofenak yang diperoleh dari perhitungan,ditimbang
seksama, lalu larutkan dalam 10 ml aquadest. Aquadest yang berada dalam
kondisi hangat juga dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan natrium
diklofenak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
6. Pembuatan larutan CMC-Na 1%
Timbang 1 g CMC-Na, disuspensikan sampai 100 ml dengan aquadest
hangat, kemudian aduk sampai diperoleh larutan yang homogen.
7. Penetapan dosis ekstrak Boswellia serrata
Ekstrak Boswellia serrata memiliki range dosis sebesar 200-400 mg,
dan dosis yang biasanya digunakan sebesar 400 mg 3 kali sehari. Selain itu,
menurut Briggs dkk (2004), ekstrak Boswellia serrata juga tersedia dalam bentuk
tablet 250 mg. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan dosis 400 mg tiga
kali sehari sehingga dosis penggunaan sehari ekstrak Boswelia serrata untuk
manusia 50 kg ialah 1200 mg. Cara pemberian ekstrak Boswellia serrata ini
dibuat dalam bentuk suspensi. Dalam penelitian digunakan 4 peringkat dosis,
yaitu : 1/9 kali, 1/3 kali, 1 kali dan 3 kali dosis penggunaan pada manusia.
Berikut ini ialah rincian konversi dosis manusia 70 kg ke mencit 20
gram dengan faktor konversi 0,0026 :
1) 1 / 9 kali
1 / 9 x 1200 mg = 133,33 mg
133,33 mg/50 kg = 186,66 mg/70 kg
Konversi ke mencit 20 gram = 186,66 mg/70 kg BB x 0,0026
= 0,485 mg/20 gram BB
= 24,25 mg/kg BB
2) 1 / 3 kali
1 / 3 x 1200 mg = 400 mg
400 mg/50 kg = 560 mg/70 kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Konversi ke mencit 20 gram = 560 mg/70 kg BB x 0,0026
= 1,456 mg/20 gram BB
= 72,8 mg/kg BB
3) 1 kali
1 x 1200 mg = 1200 mg
1200 mg/50 kg = 1680 mg/70 kg
Konversi ke mencit 20 gram = 1680 mg/70 kg BB x 0,0026
= 4,368 mg/20 gram BB
= 218,4 mg/kg BB
4) 3 kali
3 x 1200 mg = 3600 mg
3600 mg/50 kg = 5040 mg/70 kg
Konversi ke mencit 20 gram = 5040 mg/70 kg BB x 0,0026
= 13,104 mg/20 gram BB
= 655,2 mg/kg BB.
Dengan ketentuan volume maksimal pemberian per oral pada mencit
ialah 1 ml dan volume pemberian sebanyak 0,5 ml, serta berat badan mencit
maksimal sebesar 30 g, maka dapat diperoleh konsentrasi ekstrak Boswellia
serrata yang akan dapat terlihat pada lampiran 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
8. Uji Pendahuluan
Gambar 7. Skema kerja uji pendahuluan
Keterangan : I : Kelompok perlakuan 1 jam setelah injeksi karagenin 1% II : Kelompok perlakuan 2 jam setelah injeksi karagenin 1% III : Kelompok perlakuan 3 jam setelah injeksi karagenin 1% IV : Kelompok perlakuan 4 jam setelah injeksi karagenin 1% A : Kelompok perlakuan injeksi karagenin 1% 15 menit sesudah natrium diklofenak B : Kelompok perlakuan injeksi karagenin 1% 30 menit sesudah natrium diklofenak C : Kelompok perlakuan injeksi karagenin 1% 45 menit sesudah natrium diklofenak D : Kelompok perlakuan injeksi karagenin 1% 60 menit sesudah natrium diklofenak E : Kelompok perlakuan injeksi karagenin 1% 90 menit sesudah natrium diklofenak
Uji selang waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1%
Uji selang waktu pemberian Na Diklofenak dengan dosis efektif 4,48 mg/kgBB
Dua puluh ekor mencit dibagi 4 kelompok
Kaki kiri bagian belakang diinjeksi dengan 0,05 ml suspensi karagenin
1%, kaki kanan diinjeksi dengan spuit injeksi tanpa karagenin 1%,
keduanya secara subplantar
Dua puluh lima ekor mencit dibagi 5 kelompok
Masing-masing diberi perlakuan natrium diklofenak dengan
dosis 4,48mg/kgBB
I II III IV
A E C B D
Kaki kiri bagian belakang diinjeksi dengan 0,05 ml suspensi karagenin 1%, kaki kanan
diinjeksi dengan spuit injeksi tanpa karagenin 1%, keduanya secara subplantar
selang waktu 3 jam
Mencit dikorbankan, kedua kaki bagian belakang dipotong pada sendi tarsocrural, ditimbang
Uji Pendahuluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
9. Perlakuan hewan uji
Gambar 8. Skema kerja perlakuan hewan uji Keterangan : I : Kelompok kontrol negatif karagenin 1% II : Kelompok kontrol positif natrium diklofenak III : Kelompok kontrol negatif CMC-Na 1 % IV : Kelompok kontrol negatif aquadest V : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kg BB VI : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kg BB VII : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kg BB VIII : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kg BB
Empat puluh ekor hewan uji dibagi menjadi 8 kelompok
I II III VIII VII VI V IV
Diberikan ekstrak Boswellia serrata secara peroral
Perlakuan injeksi 0,05ml karagenin 1% kaki kanan dan kaki kiri tanpa karagenin 1%, keduanya secara subplantar
Lalu mencit dikorbankan, kedua kaki belakang dipotong pada bagian tarsocrural
Selang waktu 90 menit
Selang waktu 3 jam
Ditimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
10. Perhitungan prosentase respon daya anti – inflamasi
Dari hasil penimbangan berat kedua kaki belakang hewan uji untuk
masing-masing peringkat dosis dapat dicari prosentase respon daya anti –
inflamasi. Adapun rumus menurut Langford dkk (1972) adalah sebagai
berikut:
Prosentase respon daya anti – inflamasi = ( ) %100xD
DU −
= 1001 xDU
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ − %
Karena prosentase respon anti-inflamasi dihitung dari pengurangan
bobot udema, maka rumus di atas diubah menjadi :
Prosentase respon daya anti – inflamasi = ( ) %100xU
DU −
= 1001 xUD⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ − %
Keterangan : U = bobot kaki terinduksi karagenin – bobot kaki normal D = bobot kaki perlakuan – bobot kaki normal
11. Perhitungan prosentase daya anti – inflamasi
Prosentase daya anti – inflamasi = 100xRAndRAbs %
Keterangan : RAbs = % respon anti inflamasi kelompok perlakuan sediaan ekstrak Boswellia serrata RAnd = % respon anti inflamasi kelompok natrium diklofenak
F. Analisis hasil
Data yang telah diperoleh dianalisis secara non parametric dengan uji
Kolmogorov – Smirnov satu sample untuk mengetahui pola distribusi data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Apabila sudah terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas
variansi. Jika data yang diperoleh diketahui terdistribusi normal, maka dapat
dilanjutkan dengan uji analysis of variance (ANOVA) one way taraf kepercayaan
95% untuk mengetahui adanya perbedaan pada kelompok perlakuan. Setelah itu,
untuk menguji perbedaan hasil tersebut bermakna atau tidak bermakna secara
statistik, maka dilanjutkan dengan uji Scheffe. Secara statistik, perbedaan tersebut
bermakna jika hasil yang diperoleh memiliki nilai signifikansi (p)<0,05. Namun,
jika signifikansi (p)>0,05 maka tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik.
Apabila data yang sudah terdistribusi normal tersebut dilanjutkan dengan
uji homogenitas itu menghasilkan data yang variansinya tidak homogen, maka
tidak dapat dilanjutkan dengan uji Anova satu arah. Namun analisis data dapat
dilanjutkan dengan uji non-parametrik Kruskal Wallis untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan secara statistik dan untuk menguji perbedaan hasil tersebut
berbeda bermakna atau tidak bermakna secara statistik, maka dapat dilanjutkan
dengan uji Mann Whitney. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik jika nilai
signifikansi (p)<0,05 dan tidak bermakna jika nilai signifikansi (p)>0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian kali ini dilakukan dua uji pendahuluan yaitu uji
penetapan selang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin 1%
dan selang waktu pemberian natrium diklofenak sebelum pemberian injeksi
karagenin 1%. Uji pendahuluan dosis efektif natrium diklofenak tidak dilakukan
karena penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yaitu penelitian Noni dkk
(2003) dan Rosiana (2007), yang menghasilkan dosis efektif natrium diklofenak
sebesar 4,48 mg/kg BB. Uji pendahuluan ini dimaksudkan agar metode uji yang
digunakan valid dan dapat digunakan secara maksimal oleh peneliti sehingga
dapat diperoleh hasil yang sebenarnya, valid, dan dapat diterima.
A. Hasil Uji Pendahuluan
1. Uji penetapan selang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin 1%
Tujuan dilakukan uji penetapan selang waktu pemotongan kaki adalah
untuk menentukan berapa waktu yang tepat (1, 2, 3, atau 4 jam) setelah injeksi
karagenin 1%, dimana akan dihasilkan bobot kaki mencit yang paling besar dan
untuk selanjutnya selang waktu dengan bobot yang paling besar akan digunakan
pada perlakuan berikutnya setelah injeksi karagenin 1%.
Menurut Jain (cit., Rosiana, 2003), karagenin 1% berguna sebagai zat
peradang yang sering digunakan karena merupakan salah satu pilihan dari
berbagai zat peradang yang tidak menimbulkan kerusakan pada jaringan, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menimbulkan bekas, serta memberikan respon yang lebih peka terhadap aktivitas
anti-inflamasi. Selain itu, hasil udema yang diperoleh dari penggunaan karagenin
1% juga cukup reproduksibel.
Menurut Ranisford (cit., Supriatna, 2002), mekanisme karagenin dalam
menimbulkan udema terbagi menjadi dua fase. Fase pertama mekanisme udema
ditandai dengan dilepaskannya histamin dan serotonin (5-hidroksitritamin) dari sel
mast dan diikuti dengan terbentuknya kinin dalam aliran darah. Adanya mediator
tersebut menyebabkan gangguan pembuluh darah sehingga jaringan mengalami
inflamasi. Pelepasan amin dan kinin masih terus berlanjut hingga fase kedua yang
diikuti oleh terjadinya ekstravasasi protein plasma dan penetrasi sel-sel inflamasi
dalam jaringan terinflamasi. Pada fase kedua terjadi pelepasan enzim lisosomal
yang mengawali terjadinya gangguan jaringan dan diikuti produksi radikal bebas
yang dapat merusak jaringan. Adanya radikal bebas ini menyebabkan
pembentukan lipid peroksida reaktif yang akan menstimulasi fosfolipase pada
fosfolipid sehingga akan terbentuk asam arakhidonat yang kemudian akan
memproduksi prostaglandin.
Data yang diperoleh tentang selang waktu pemotongan kaki pada tiap
kelompok dapat dilihat pada lampiran 10, sedangkan bobot rata-rata udema kaki
mencit dapat dilihat pada tabel I dan grafik pada gambar 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel I. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1% suplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki
Selang Waktu Pemotongan ( jam) Rata-rata bobot udema kaki mencit (g)
+ SE (n = 5) 1 0,0302 + 0,0033 2 0,0417 + 0,0045 3 0,0620 + 0,0055 4 0,0618 + 0,0044
Gambar 9. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit (±SE) setelah injeksi karagenin 1%
dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan
Pada gambar 10. dapat diketahui bahwa rata-rata bobot udema kaki mencit
setelah injeksi karagenin 1% meningkat pada selang waktu 1, 2, dan 3 jam.
Namun pada selang waktu 4 jam, terlihat bobot udema kaki mencit mulai
menurun walaupun tidak terlalu besar perbedaannya. Hal itu dapat disebabkan
efek karagenin 1% yang mulai menurun dalam menimbulkan bengkak. Selain
itu, dari grafik juga dapat diketahui bahwa karagenin 1% sudah menimbulkan efek
optimal pada selang waktu pemotongan 3 jam setelah injeksi karagenin 1%
dengan rata-rata bobot udema paling besar yaitu 0,0620 g.
Data bobot udema kaki mencit setelah injeksi karagenin 1% kemudian
dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
analisis statistic diketahui nilai p (probabilitas)>0,05 yaitu sebesar 0,979 sehingga
dapat dikatakan bahwa semua data terdistribusi normal (Ho diterima). Kemudian
dilanjutkan uji uji Anova satu arah yang dapat dilihat dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Rangkuman hasil uji Anova satu arah bobot udema kaki mencit setelah pemberian karagenin 1 % dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki
Keterangan df F Probabilitas (p) Bobot udema antarkelompok
perlakuan 3 12,287 0,000
Apabila dari uji homogenitas diketahui memiliki nilai probabilitas(p)>
0,05 maka dapat diketahui data penetapan selang waktu pemotongan bersifat
homogen (Ho diterima). Namun jika nilai p<0,05 data hasil penelitian bersifat
tidak homogen (Ho ditolak). Dari hasil uji Anova pada tabel II, diketahui bahwa
nilai p<0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal itu berarti paling tidak ada perbedaan secara
bermakna antar dua kelompok perlakuan dan dapat dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Rangkuman hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit setelah injeksi karagenin 1% dengan berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki
Kelompok __Χ ± SE (n=5)
Bobot udema kaki mencit dibandingkan kelompok pada selang waktu
1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 1 jam 0,0302 + 0,0033 - tb bb bb 2 jam 0,0417 + 0,0045 tb - bb bb 3 jam 0,0620 + 0,0055 bb bb - tb
4 jam 0,0618 + 0,0044 bb bb tb - Keterangan :
__Χ = bobot udema kaki mencit rata-rata SE = standard error bb = berbeda bermakna (p<0,05) tb = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pada tabel III ditunjukkan bahwa bobot udema pada kelompok
pemotongan kaki dengan selang waktu 1 jam berbeda tidak bermakna terhadap
kelompok dengan selang waktu 2 jam, namun berbeda bermakna terhadap
kelompok pemotongan kaki dengan selang waktu baik 3 jam atau 4 jam.
Sedangkan kelompok pemotongan kaki dengan selang waktu 3 jam berbeda tidak
bermakna terhadap kelompok pemotongan kaki dengan selang waktu 4 jam.
Bobot udema paling besar diperoleh pada pemotongan kaki dengan selang waktu
3 jam sehingga dapat dikatakan bahwa pada selang waktu pemotongan dengan
selang waktu 3 jam, karagenin 1% tersebut berefek paling optimal. Oleh karena
itu untuk perlakuan selanjutnya, digunakan selang waktu pemotongan 3 jam
setelah injeksi karagenin 1% dengan alasan selain pada selang waktu 3 jam
dihasilkan bobot udema yang paling optimal juga karena faktor efisiensi waktu.
2. Uji penetapan selang waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif sebelum injeksi karagenin 1%
Tujuan dari uji penetapan selang waktu pemberian natrium diklofenak
untuk mengetahui waktu yang tepat dimana dengan adanya pemberian natrium
diklofenak sebelum injeksi karagenin 1% memberikan hasil yang optimal yaitu
turunnya udema pada kaki mencit setelah injeksi karagenin 1%. Pada uji ini,
digunakan variasi selang waktu selama 15, 30. 45, 60, dan 90 menit sebelum
injeksi karagenin 1 %. Setelah selang waktu 3 jam, mencit korbankan dan kedua
kaki dipotong pada bagian sendi tarsocrural, lalu ditimbang. Hasil data mengenai
bobot udema kaki mencit yang sebelum injeksi karagenin 1% diberikan natrium
diklofenak dengan berbagai selang waktu dapat dilihat pada lampiran 14,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sedangkan rata-rata bobot udema kaki mencit dapat dilihat pada tabel IV dan
grafik pada gambar 10.
Tabel IV. Rata-rata bobot udema kaki mencit sebelum injeksi karagenin 1% dengan berbagai selang waktu pemberian natrium diklofenak
Gambar 10.Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit (±SE) akibat injeksi karagenin 1%
dengan berbagai selang waktu pemberian natrium diklofenak
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa setelah injeksi karagenin 1%
dengan selang waktu 15 dan 30 menit bobot udema kaki mencit mengalami
sedikit kenaikan. Begitu juga dengan selang waktu 45 menit, walaupun
mengalami kenaikan rata-rata bobot udema kaki namun hasilnya berbeda tidak
bermakna dengan selang waktu 15 dan 30 menit. Selain itu, dapat terlihat jelas
bahwa pada selang waktu 60 dan 90 menit, efek dari natrium diklofenak mulai
terlihat dengan adanya penurunan udema akibat injeksi karagenin 1% walaupun
hasilnya untuk udema pada selang waktu 60 menit berbeda tidak bermakna
Selang Waktu Pemberian (menit) Rata-rata bobot udema kaki mencit (g) + SE (n = 5) 15 0,0289 + 0,0045 30 0,0291 + 0,0028 45 0,0334 + 0,0041 60 0,0241 + 0,0018 90 0,0152 + 0,0029
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dengan udema kaki yang dihasilkan pada selang waktu 45 menit. Namun pada
selang waktu 90 menit terjadi penurunan udema yang cukup tajam, rata-rata bobot
udema yang dihasilkan relatif sangat kecil yaitu 0,0152 gram jika dibandingkan
selang waktu 45 menit dengan rata-rata bobot udema sebesar 0,0334 gram. Hal itu
berarti natrium diklofenak sudah terabsorpsi secara sempurna dan menimbulkan
efek optimal pada selang waktu 90 menit dalam menurunkan udema pada kaki
mencit.
Rata-rata bobot udema kaki mencit tersebut kemudian diuji dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan diperoleh nilai p (probabilitas) ≥ 0,05
yaitu sebesar 0,891 sehingga dapat dikatakan bahwa semua data terdistribusi
normal dan homogen yang ditunjukkan dengan nilai p ≥ 0,05 yaitu sebesar 0,279
(Ho diterima). Hasil uji Anova satu arah dapat dilihat pada tabel V.
Tabel V. Rangkuman hasil uji Anova satu arah data bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1% setelah pemberian natrium diklofenak dosis 4,48 mg/kg BB dengan berbagai selang waktu
Keterangan df F Probabilitas (p)
Bobot udema antarkelompok perlakuan 4 4,240 0,012
Berdasarkan uji Anova satu arah pada tabel VI, diketahui bahwa nilai p<
0,05 yaitu sebesar 0,012 (Ho ditolak). Untuk melihat apakah berbeda bermakna
secara statistik atau tidak, dapat dilakukan dengan uji Scheffe yang dapat dilihat
pada tabel VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel VI. Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1% setelah pemberian natrium diklofenak dosis 4,48 mg/kg dengan berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki
Kelompok
__Χ ± SE (n=5)
Bobot udema kaki mencit dengan berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki
15’ 30’ 45’ 60’ 90’
15’ 0,0289 + 0,0045 - tb tb tb tb 30’ 0,0291 + 0,0028 tb - tb tb tb 45’ 0,0334 + 0,0041 tb tb - tb bb 60’ 0,0241 + 0,0018 tb tb tb - tb 90’ 0,0152 + 0,0029 tb tb bb tb -
Keterangan :
__Χ = bobot udema kaki mencit rata-rata SE = standard error bb = berbeda bermakna (p<0,05) tb = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Berdasarkan hasil uji Scheffe dapat diketahui bahwa kelompok yang
diberikan natrium diklofenak dengan selang waktu 15 menit sebelum injeksi
karagenin 1%, memberikan efek penghambatan udema sehingga udema yang
dihasilkan hanya sebesar 0,0289 g walaupun hasilnya berbeda tidak bermakna
terhadap kelompok yang diberikan natrium diklofenak dengan selang waktu 30,
45, 60, dan 90 menit. Hal itu dapat disebabkan karena absorpsi natrium diklofenak
yang belum optimal sehingga belum menimbulkan efek dalam penghambatan
udema kaki mencit yang bersamaan dengan aksi karagenin 1% yang menginduksi
udema pada kaki mencit tersebut. Namun, dari tabel VII juga dapat terlihat jelas
bahwa pada kelompok yang diberikan natrium diklofenak dengan selang waktu 45
menit terlihat memiliki bobot udema yang berbeda bermakna terhadap kelompok
dengan selang waktu 90 menit. Pada gambar 10. juga dapat terlihat jelas bahwa
pada selang waktu 90 menit terjadi penurunan udema yang cukup tajam, rata-rata
bobot udema yang dihasilkan relatif sangat kecil yaitu 0,0152 g jika dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
selang waktu 45 menit dengan rata-rata bobot udema sebesar 0,0334 g. Hal itu
berarti natrium diklofenak sudah diabsorpsi secara optimal untuk memberikan
penurunan bobot udema yang berarti dan menimbulkan efek yang paling optimal
pada selang waktu 90 menit pada kaki mencit sebelum injeksi karagenin 1%. Oleh
karena itu, selang waktu dengan rata-rata bobot udema yang paling kecil yaitu 90
menit digunakan pada perlakuan berikutnya.
B. Hasil Uji Daya Anti-Inflamasi Ekstrak Boswellia serrata pada Hewan Uji
Penelitian mengenai daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia serrata ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak Boswellia serrata memiliki efek anti-
inflamasi, seberapa besar prosentase respon daya anti-inflamasi, dan berapa besar
prosentase daya anti-inflamasi. Pada penelitian ini digunakan metode induksi
udema oleh Langford dkk (1972) yang telah dimodifikasi ini ditandai dengan
penurunan bobot udema pada telapak kaki mencit yang telah disuntik dengan
karagenin 1% subplantar. Penggunaan metode ini karena sederhana dan murah
baik dari segi bahan, peralatan, serta cara kerjanya.
Dalam penelitian ini digunakan hewan uji sebanyak empat puluh ekor
mencit yang dibagi secara acak menjadi 8 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 ekor dengan perlakuan sebagai berikut : kelompok I merupakan
kelompok kontrol negatif karagenin 1% sebagai inflamatogen; kelompok II
merupakan kelompok kontrol negatif aquadest sebagai pelarut natrium diklofenak;
kelompok IlI adalah kelompok kontrol positif natrium diklofenak; kelompok IV
merupakan kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% sebagai pelarut Boswellia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
serrata; kelompok V,VI,VII,VIII diberikan perlakuan sediaan ekstrak Boswella
serrata dengan 4 peringkat dosis yaitu sebesar 24,25 mg/kg BB; 72,8 mg/kg BB;
218,4 mg/kgBB; dan 655,2 mg/kgBB.
Pada penelitian ini digunakan CMC-Na 1% karena merupakan
pensuspensi ekstrak Boswellia serrata sedangkan aquadest digunakan sebagai
pelarut natrium diklofenak. Natrium diklofenak digunakan sebagai kontrol positif
karena merupakan salah satu obat memiliki aktivitas anti-radang yang kuat
dengan efek samping yang rendah dibanding dengan obat kuat lainnya seperti
indometasin, dan piroksikam (Tjay dan Rahardja, 2002) serta direkomendasikan
untuk inflamasi kronis (reumatoid arthritis dan osteoarthritis) dan untuk
pengobatan nyeri akut muskoskeletal (Katzung dkk, 1995). Udema yang
ditimbulkan akibat injeksi karagenin 1% baik pada kelompok kontrol maupun
perlakuan dapat dilihat pada lampiran 18, sedangkan rata-rata bobot udema akibat
injeksi karagenin dapat dilihat pada tabel VII dan grafik pada gambar 11.
Tabel VII. Rata-rata bobot udema akibat injeksi karagenin 1% suplantar baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan
Kelompok Perlakuan Rata-rata bobot udema (g) + SE (n = 5)
Karagenin 1% 0,0620 + 0,0055 Aquadest 0,0498 + 0,0079 Natrium diklofenak 4,48 mg/kg BB 0,0152 + 0,0029 CMC Na 1% 0,0481 + 0,0038 Ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kgBB 0,0370 + 0,0030 Ekstrak Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kgBB 0,0427 + 0,0074 Ekstrak Boswellia serrata dosis 214,8 mg/kgBB 0,0552 + 0,0033 Ekstrak Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kgBB 0,0608 + 0,0045
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 11. Diagram rata-rata bobot udema akibat injeksi karagenin 1% baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan
Keterangan : I : Kelompok kontrol negatif karagenin 1% II : Kelompok kontrol negatif aquadest sebagai pelarut natrium diklofenak III : Kelompok kontrol positif natrium diklofenak IV : Kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% senagai pensuspensi ekstrak V : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kgBB VI : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kgBB VII : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kgBB VIII : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kgBB Dari gambar 11, dapat dilihat bahwa kelompok karagenin 1% memiliki
rata-rata bobot udema yang paling besar yaitu 0,062 g . Selain itu juga dapat
dilihat pada kelompok natrium diklofenak, dengan adanya pemberian oral natrium
diklofenak terjadi penurunan bobot udema yang berbeda bermakna terhadap
karagenin 1%, sehingga terbukti bahwa natrium diklofenak berkhasiat sebagai
anti-inflamasi. Pada kelompok perlakuan aquadest dan CMC-Na 1%, terlihat
bahwa terjadi penurunan udema dan rata-rata bobot udema yang dihasilkan lebih
kecil daripada kelompok karagenin 1% yaitu secara berurutan 0,0498 g dan
0,0481 g. Setelah diuji secara statistik, diketahui bahwa kelompok perlakuan
aquadest dan CMC-Na 1% memiliki p<0,05 yang berarti berbeda bermakna
terhadap natrium diklofenak. Hal itu berarti aquadest dan CMC-Na 1% mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menurunkan udema namun tidak sebesar kemampuan natrium diklofenak. Pada
kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8
mg/kgBB juga dapat ditunjukkan bahwa terjadi penurunan bobot rata-rata udema
jika dibandingkan dengan perlakuan karagenin 1% yaitu secara berurutan 0,0370
g dan 0,0427 g.
Pada diagram juga ditunjukkan bahwa semakin meningkatnya peringkat
dosis ekstrak Boswellia serrata maka kemampuan menurunkan radang semakin
kecil. Data mengenai prosentase respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh 4
peringkat dosis ekstrak Boswellia serrata dan ke-empat kontrol dapat dilihat pada
lampiran 24.
Oleh karena itu untuk mengetahui besarnya prosentase respon daya anti-
inflamasi baik pada natrium diklofenak maupun pada ekstrak Boswellia serrata,
maka besar prosentase respon daya anti-inflamasi keduanya dikurangi dengan
masing-masing pelarut/pensuspensinya. Hal itu dilakukan agar hasil prosentase
respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan benar-benar baik dari natrium
diklofenak maupun bahan uji. Data mengenai prosentase respon daya anti-
inflamasi serta perhitungan prosentase respon daya anti-inflamasi ekstrak
Boswellia serrata dan kontrol setelah terkoreksi dapat dilihat pada lampiran 25,
sedangkan rata-rata prosentase respon daya anti-inflamasi pada setiap kelompok
perlakuan dapat dilihat pada tabel VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel VIII. Rata-rata prosentase respon daya anti-inflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan
Kelompok Perlakuan vs Prosentase Respon Daya Anti-inflamasi (%)
0 0
69.44
23.0411.12
-14.89-26.29
-60-40-20
020406080
100
I II III IV V VI VII
Kelompok Perlakuan
% Daya Anti-inflamasi
Gambar 12. Diagram rata-rata prosentase respon daya anti-inflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan
Keterangan : I : Kelompok kontrol negatif aquadest sebagai pelarut natrium diklofenak II : Kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% sebagai pensuspensi ekstrak III : Kelompok kontrol positif natrium diklofenak IV : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kgBB V : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kgBB VI : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kgBB VII : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kgBB : 2x SE Dari gambar 12 dapat dilihat bahwa telah terbukti bahwa rata-rata
prosentase respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan pada kelompok natrium
Kelompok Perlakuan Rata-rata prosentase respon
daya anti-inflamasi (%) + SE (n = 5)
Aquadest 0,00 + 15,83 Natrium diklofenak 4,48 mg/kg BB 69,44 + 5,80 CMC Na 1% 0,00 + 7,81 Ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kgBB 23,04 + 6,14 Ekstrak Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kgBB 11,12 + 15,31 Ekstrak Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kgBB -14,89 + 6,95 Ekstrak Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kgBB -26,29 + 9,37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
diklofenak sangat besar (grafik menjulang ke atas) dan tepat jika digunakan
sebagai kontrol positif. Pada penelitian ini tidak disertakan karagenin 1% karena
pada perhitungan prosentase respon daya anti-inflamasi karagenin 1% bukan
sebagai pembanding melainkan hanya sebagai penginduksi radang saja. Selain itu,
dari penelitian ini juga telah diketahui bahwa kelompok perlakuan CMC-Na 1%
dan aquadest memiliki kemampuan menurunkan udema jika dibandingkan dengan
udema pada kelompok karagenin 1%. Oleh karena itu, kelompok perlakuan
aquadest dan CMC-Na 1% dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memiliki
prosentase respon daya anti-inflamasi. Hal itu dilakukan agar prosentase respon
daya anti-inflamasi yang diperoleh benar-benar murni berasal dari bahan uji. Dari
diagram di atas, dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan kontrol negatif
(aquadest dan CMC-Na) tepat berada pada 0% daya anti-inflamasi jika
dibandingkan perlakuan baik kelompok kontrol positif maupun perlakuan bahan
uji. Pada kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kgBB dan
dosis 72,8 mg/kg BB diketahui memiliki kemampuan menurunkan udema
walaupun hasilnya kurang begitu optimal jika dibandingkan dengan kelompok
perlakuan natrium diklofenak. Sedangkan pada dosis 214,8 mg/kgBB dan 655,2
mg/kgBB, dapat dilihat secara jelas bahwa kedua peringkat dosis memiliki bentuk
diagram yang berkebalikan (menjulang ke bawah) dengan diagram kelompok
natrium diklofenak. Hal itu berarti kedua peringkat dosis tersebut tidak memiliki
efek anti-inflamasi udema namun memiliki efek inflamasi. Selain itu, juga dapat
disimpulkan bahwa prosentase respon daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia
serrata berbanding terbalik dengan meningkatnya dosis yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Karena dari hasil penelitian telah diketahui bahwa aquadest dan CMC-Na
1% memiliki kemampuan menurunkan udema, maka rumus perhitungan menurut
metode Langford dkk (1972) termodifikasi diubah menjadi sebagai berikut yaitu
dengan membagi bobot kaki yang diberi perlakuan pelarut yang dikurangi bobot
kaki normal dikurangi bobot kaki perlakuan yang dikurangi bobot kaki normal
dibagi bobot kaki yang diberi perlakuan pensuspensi/pelarut yang dikurangi bobot
kaki normal.
Pada penelitian ini, prosentase respon daya anti-inflamasi pada kelompok
natrium diklofenak dibandingkan terhadap udema rata-rata pada kelompok
aquadest karena aquadest sebagai pelarutnya. Begitu juga pada ekstrak Boswellia
serrata, prosentase respon daya anti-inflamasi diperoleh dengan membandingkan
terhadap rata-rata udema pada perlakuan CMC-Na 1% sebab CMC-Na 1%
merupakan pensuspensi ekstrak Boswellia serrata. Kemudian data yang diperoleh
dianalisis secara statistik dan diketahui bahwa data terdistribusi normal karena
diperoleh nilai p>0,05. Namun setelah dilakukan uji homogenitas, diketahui
bahwa data tersebut tidak homogen karena nilai p<0,05 yaitu sebesar 0,02. Oleh
karena itu data tersebut dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dan dari hasil
analisis statistik diketahui bahwa terdapat perbedaan antar kelompok perlakuan
yang ditunjukkan dengan nilai p<0,05 yaitu sebesar 0,003. Hasil uji Kruskal-
Wallis prosentase respon daya anti-inflamasi pada kelompok perlakuan ekstrak
dan kontrol dapat dilihat pada tabel IX.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel IX. Hasil uji Kruskal Wallis prosentase respon daya anti-inflamasi pada kelompok perlakuan ekstrak dan kontrol
Prosentase respon daya anti-inflamasi (%)
Chi-Square df
Probabilitas
19,474 6
0,003
Kemudian analisis data dilanjutkan dengan uji Mann Whitney yang
merupakan analisis post hoc untuk uji Kruskal Wallis. Rangkuman hasil uji Mann
Whitney dapat dilihat pada tabel X.
Tabel X. Rangkuman uji Mann Whitney rata-rata prosentase respon daya anti-inflamasi pada kelompok perlakuan ekstrak dan kontrol
Kelom- Mean(g) + SE Kelompok perlakuan pok (n = 5) I II III IV V VI VII
I 0,00 + 15,83 - tb bb tb tb tb tb II 0,00 + 7,81 tb - bb bb tb tb bb III 69,44 + 5,80 bb bb - bb bb bb bb IV 23,04 + 6,14 tb bb bb - tb bb bb V 11,12 + 15,31 tb tb bb tb - tb tb VI -14,89 + 6,95 tb tb bb bb tb - tb VII -26,29 + 9,37 tb bb bb bb tb tb -
Keterangan :
I : Kelompok perlakuan kontrol negatif aquadest sebagai pelarut natrium diklofenak II : Kelompok perlakuan kontrol negatif CMC-Na 1% sebagai pelarut ekstrak Boswellia serrata III : Kelompok perlakuan kontrol positif natrium diklofenak IV : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kg BB V : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kg BB VI : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kg BB VII : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kg BB bb : berbeda bermakna (p<0,05) tb : berbeda tidak bermakna ( p>0,05)
Pada tabel X dari hasil uji Mann Whitney, dapat diketahui bahwa
prosentase respon daya anti-inflamasi pada kelompok perlakuan natrium
diklofenak berbeda bermakna baik dengan kelompok perlakuan aquadest maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kelompok perlakuan CMC-Na 1%. Hal itu berarti membuktikan bahwa natrium
diklofenak mempunyai efek anti-inflamasi yang besar karena terlihat dari adanya
penurunan udema serta memiliki prosentase respon daya anti-inflamasi yang
berbeda bermakna terhadap kedua kontrol negatif yang tidak memiliki efek anti-
inflamasi.
Berdasarkan uji statistik Mann Whitney dapat diketahui bahwa prosentase
respon daya anti-inflamasi pada kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata
dosis 24,25 mg/kgBB berbeda tidak bermakna terhadap kelompok ekstrak
Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kgBB namun berbeda bermakna terhadap
kelompok perlakuan CMC-Na 1% sebagai kontrol negatif dan berbeda bermakna
dengan kelompok kontrol positif. Karena prosentase daya anti-inflamasi yang
dihasilkan yaitu sebesar 23,04% dan besarnya sepertiga dari prosentase respon
daya anti-inflamasi natrium diklofenak sebesar 69,44% serta terdapat perbedaan
yang signifikan pada kontrol negatif dan kontrol positif, maka dapat disimpulkan
bahwa ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kgBB terbukti tidak memiliki
efek anti-inflamasi namun hanya mampu menurunkan udema walaupun tidak
sekuat daya anti-inflamasi natrium diklofenak.
Dari tabel X dapat diketahui bahwa pada kelompok perlakuan ekstrak
Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kgBB ternyata memiliki prosentase respon daya
anti-inflamasi sebesar 11,12% yang nilainya berbeda tidak bermakna baik
terhadap ketiga peringkat dosis lain juga dengan kontrol negatif CMC-Na 1%.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kelompok perlakuan ekstrak Boswellia
serrata dosis 72,8 mg/kgBB tidak memiliki efek anti-inflamasi namun hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mampu menurunkan udema walaupun sangat kecil dibandingkan natrium
diklofenak.
Pada kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kgBB
dan 655,2 mg/kgBB dapat diketahui bahwa prosentase respon daya anti-inflamasi
yang dihasilkan sebesar -14,89% dan -26,29%, dan nilainya berbeda tidak
bermakna dengan kedua kontrol negatif yaitu kelompok perlakuan aquadest dan
CMC-Na 1% serta mampu menimbulkan udema. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa bahwa ekstrak Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kgBB dan
dosis 655,8 mg/kgBB tidak memiliki efek anti-inflamasi.
Setelah diketahui prosentase respon daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia
serrata, maka dapat diketahui pula prosentase daya anti-inflamasi dari ekstrak
Boswellia serrata yang dapat dilihat pada tabel XI serta perhitungan prosentase
daya anti-inflamasi yang dapat dilihat pada lampiran 31.
Tabel XI. Prosentase daya anti-inflamasi kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata
Pada tabel XI dapat diketahui bahwa prosentase daya anti-inflamasi dari
ekstrak Boswellia serrata berada di bawah 100% (prosentase daya pada
kelompok kontrol positif). Hal itu berarti ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25
Kelompok Perlakuan Prosentase daya anti-
inflamasi (%)
Ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kg BB
Ekstrak Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kg BB
Ekstrak Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kg BB
Ekstrak Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kg BB
33,18
15,99
-21,44
-37,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
mg/kgBB dan 72,8 mg/kgBB dalam menurunkan udema lebih rendah atau lemah
jika dibandingkan dengan natrium diklofenak. Namun, karena prosentase respon
yang dihasilkan secara berurutan yaitu 23,04% berbeda bermakna terhadap
kontrol positif dan negatif serta 11,12% yang berbeda bermakna terhadap kontrol
negatif, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak Boswellia serrata tidak memiliki
efek anti-inflamasi. Sedangkan pada dosis 218,4 mg/kgBB dan dosis 655,2
mg/kgBB memiliki prosentase daya anti-inflamasi kurang dari nol (bernilai
negatif) serta tidak mampu menurunkan udema sehingga dapat dikatakan tidak
memiliki efek anti-inflamasi.
Pada penelitian ini, dapat ditunjukkan bahwa dengan semakin
meningkatnya dosis ekstrak Boswellia serrata maka kemampuan menurunkan
udema semakin kecil. Hal itu dapat disebabkan karena tanaman Boswellia serrata
memiliki komponen yang bermacam- macam dan tidak hanya terdiri dari senyawa
aktif tunggal sehingga dapat dimungkinkan senyawa aktif lain apabila dalam
jumlah yang besar dapat menyebabkan toksisitas pada jaringan sehingga
berpengaruh pada udema yang ditimbulkan dengan dosis yang tinggi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak Boswellia serrata terbukti
memiliki efek anti-inflamasi yang ditandai dengan adanya penurunan udema
walaupun hanya terjadi pada dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8 mg/kgBB. Selain itu,
kedua peringkat dosis diatas juga memiliki prosentase respon daya anti-inflamasi
yang bernilai positif secara berurutan sebesar 23,04% dan 11,12% walaupun
kemampuannya tidak sekuat natrium diklofenak dengan prosentase respon sebesar
69,44%. Karena kecilnya prosentase respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
oleh ekstrak Boswellia serrata pada dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8 mg/kgBB,
maka perlu dilakukan penelitian pada ekstrak Boswellia serrata ini dengan dosis
yang lebih rendah dari 24,25 mg/kgBB untuk memperoleh efek optimal dan
dilakukan penambahan frekuensi penggunaan untuk mengetahui pengaruh
Boswellia serrata tersebut. Kedua peringkat dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8
mg/kgBB di atas apabila dikonversikan ke manusia 70 kg sebesar 188 mg/kgBB
dan 564,78 mg/kgBB. Contoh perhitungan dapat dilihat pada lampiran 32.
Nyeri merupakan salah satu manifestasi adanya suatu inflamasi. Oleh
sebab itu, karena pada penelitian ini diketahui memiliki efek anti-inflamasi pada
pada dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8 mg/kgBB, maka perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang uji analgesik pada ekstrak Boswellia serrata untuk
mengetahui seberapa besar ekstrak ini mampu menekan adanya respon nyeri
sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap prosentase daya
anti-inflamasi dari ekstrak tersebut. Selain itu, ekstrak ini juga dapat
dikombinasikan dengan tanaman yang memiliki khasiat anti-inflamasi untuk
mengetahui pengaruh kombinasi tersebut terhadap inflamasi dan diharapkan dapat
memberikan efek anti-inflamasi yang lebih maksimal.
Pada tanaman Boswellia serrata terdapat minyak esensial (3-8%), getah
(27-35%) dan resin (60-70%). Minyak esensial tersebut merupakan campuran dari
monoterpen, diterpen dan sesquiterpen. Bagian resin memiliki komponen utama
asam triterpen pentasiklik yang didalamnya terdapat senyawa aktif yaitu asam
boswelat (Sharma dkk, 2007; Evans, 2002). Komponen utama lain dari resin
adalah diterpen yang dikenal juga dengan asam resin, resin alkohol, dan resin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
fenol yang larut dalam alkohol, eter dan pelarut organik lain namun tidak larut
dalam air dan heksan (Simon dan Bone, 2000). Triterpenoid terbagi menjadi dua
kelas yaitu senyawa tetrasiklik dan senyawa pentasiklik (Robbers dkk, 1996).
Resin yang merupakan fraksi penting dari Boswellia serrata mengandung asam
triterpen pentasiklik yang terdiri dari asam β-boswelat, asam 3-O-asetil – β-
boswelat, asam11-keto- β- boswelat, dan asam 3-O-asetil-11-keto- β- boswelat.
Asam boswelat dalam hal ini masih baru, spesifik, dan menghambat 5-
lipoksigenase secara nonredoks, dimana secara signifikan mengikat enzim pada
metabolime asam arakidonat, yang merupakan kelompok hidrofilik serta
ditemukan pada C-4 dan penting untuk penghambatan 5-lipoksigenase (Sharma
dkk, 2007). Lipoksigenase merupakan jalur pembentukan leukotrien dari asam
arakidonat yang merupakan salah satu mediator inflamasi. Ekstrak alkoholik
Boswellia serrata berperan menghambat inflamasi yang diinduksi oleh naiknya
serum transaminase dan naiknya jumlah leukosit. Neutrofil yang sering disebut
neutrofil polimorfonuklear (PMN) merupakan sel yang bergerak secara aktif
memberikan respon terhadap stimuli kemotaksis serta fagosit aktif (Price dan
Wilson, 1984). PMN itu mampu berdiapedesis, yaitu bergerak keluar dari aliran
darah dan melakukan proses fagosistosis yang meliputi proses menelan dan
mencerna zat asing. Ketika tubuh mengalami kerusakan/luka atau terkena zat
patogen, neutrofil dapat secara cepat terbentuk dan bergerak menuju daerah yang
luka untuk menghambat zat asing tersebut (Karch, 2003). Adanya penghambatan
jumlah serum transaminase dan migrasi leukosit tersebut maka akan dapat
mengurangi terjadinya inflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Menurut Milot (2003), berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Kimmatkar dkk (2003), diketahui bahwa dengan penggunaan 333mg ekstrak
Boswellia serrata 3 kali sehari selama 8 minggu dapat meningkatkan kemanjuran
pada pengobatan osteoarthritis. Osteoarthritis merupakan salah satu penyakit
inflamasi yang terjadi pada persendian tulang. Terjadinya osteoarthritis terutama
karena adanya degenerasi dari kartilago yang sangat penting pada bagian
sambungan tulang yang susah untuk digerakkan sehingga gerakan tulang dengan
sendi yang lain menjadi lebih baik dan bahkan kartiolago tersebut dapat berfungsi
sebagi pelicin dan mempermudah gerakan (Crowley, 2001). Berdasarkan jumlah
asam boswelat yang terkandung dalam ekstrak Boswellia serrata yang digunakan
pada penelitian ini yaitu sebesar 66,3%, maka dapat diketahui jumlah asam
boswelat yang digunakan dalam pengobatan arthritis pada penelitian Kimmatkar,
dkk (cit., Brenda, 2003) yaitu sebanyak 220,78 mg dari 333 mg ekstrak Boswellia
serrata (untuk manusia 70kg) dan diperlukan 3,154 mg untuk tiap kg BB manusia.
Penggunaan ekstrak alkohol Boswellia serrata ini dapat mengurangi
infiltrasi dan migrasi leukosit PMN sebab sel neutrofil PMN berasal dari nuklei
sel-sel neutrofil yang tidak berlobus atau polimorfi yang merupakan sel-sel
pertama yang muncul dalam jumlah besar di dalam cairan pada saat awal
peradangan. Apabila migrasi leukosit PMN tersebut berkurang maka akan
menurunkan adanya penumpukan sel-sel darah ataupun cairan abnormal lain
sehingga peradangan yang terjadi juga semakin berkurang (Milot, 2003).
Berdasarkan penelitian Sontakke dkk (2007), diketahui bahwa ekstrak
Boswellia serrata memiliki onset dan durasi yang lebih lama jika dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
valdecoxib. Valdecoxib merupakan salah satu golongan obat anti-inflamasi non-
steroid yang menghambat jalur siklooksigenase selektif siklooksigenase 2 yang
memiliki waktu onset 60 menit (Lacy, Amstrong, Goldman, Lance, 2003). Dalam
penelitian ini digunakan selang waktu yang relatif lebih lama dari 60 menit yaitu
sebesar 90 menit (hasil penetapan selang waktu pemberian natrium diklofenak)
agar bisa menimbulkan efek. Namun efek yang dihasilkan dari sediaan ekstrak
Boswellia serrata ini hanya kecil pada dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8 mg/kgBB
jika dibandingkan dengan natrium diklofenak. Hal itu dapat disebabkan karena
adanya injeksi karagenin 1% pada selang waktu 90 menit setelah ekstrak
Boswellia serrata sehingga saat ekstrak Boswellia serrata memulai aksinya
dengan waktu onset lebih dari 60 menit (90 menit) terhambat dengan adanya
karagenin 1% yang memiliki potensi yang kuat sebagai inflamatogen.
Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa ekstrak Boswellia serrata Roxb.
ex Colebr. -- Indian frankincense memiliki efek anti-inflamasi terhadap mencit
putih betina. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, diketahui bahwa ekstrak
Boswellia serrata pada dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8 mg/kgBB terbukti tidak
memiliki efek anti-inflamasi sehingga hipotesis pada penelitian ini tidak terbukti.
Hal itu dapat terlihat bahwa dosis 24,25 mg/kgBB hanya mampu menurunkan
bobot udema namun hasilnya signifikan baik terhadap kontrol negatif maupun
kontrol positif dengan prosentase respon daya anti-inflamasi hanya sebesar
23,04% (sepertiga kali dari natrium diklofenak) serta dosis 72,8 mg/kgBB juga
mampu menurunkan bobot udema namun juga tidak signifikan terhadap kontrol
negatif dengan prosentase respon daya anti-inflamasi sebesar 11,12%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ekstrak Boswellia serrata terbukti tidak memiliki efek anti-inflamasi namun
mampu menurunkan udema pada peringkat dosis 24,25 mg/kgBB dan 72,8
mg/kg BB.
2. Prosentase respon daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh ekstrak Boswellia
serrata secara berurutan pada peringkat dosis 24,25 mg/kgBB; 72,8 mg/kg
BB; 218,4 mg/kgBB; dan 655,2 mg/kg BB yaitu sebesar 23,04%; 11,12%; -
14,89%; dan -26,29%.
3. Prosentase daya anti-inflamasi yang dihasilkan oleh ekstrak Boswellia serrata
secara berurutan pada peringkat dosis 24,25 mg/kgBB; 72,8 mg/kg BB; 218,4
mg/kgBB; dan 655,2 mg/kg BB yaitu sebesar 33,18 %; 15,99%; -21,44%; dan
-37,86%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada ekstrak Boswellia serrata dengan
dosis yang lebih rendah dari dosis 24,25 mg/kgBB untuk mendapat efek anti-
inflamasi yang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada ekstrak Boswellia serrata dengan
menambah frekuensi pemakaian pada peringkat dosis yang lebih rendah dari
dosis 24,25 mg/kgBB untuk mendapat efek anti-inflamasi yang optimal.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji daya analgesik pada ekstrak
Boswellia serrata.
4. Dapat dilakukan uji daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia serrata pada
peringkat dosis 24,25 mg/kgBB yang dikombinasikan dengan tanaman herbal
lain yang memiliki khasiat anti-inflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, 7, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan
pertama, 5 , Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2007a, Taxonomy Boswellia serrata, http: www.itis.gov/servlet, diakses
pada tanggal 20 Agustus 2007 Anonim, 2007b, A Tree Species Reference and Selection, http://www.
Worldagroforestry.org., diakses pada tanggal 06 Agustus 2008. Anonim, 2007c, Boswellia serrata extract, http: www. Phytotek.com, diakses
pada tanggal 30 Agustus 2007 Anonim, 2007d, Gum Resin of Boswellia serrata, http: www.primaryinfo.com/
diakses pada tanggal 21 September 2007 Anonim, 2007e, Boswellia, http: www.globinmed.com/), diakses pada tanggal 20
September 2007 Anonim, 2007f, Tumbuhan Boswellia serrata, http: www.evitamins.com/Images/
diakses pada tanggal 20 Agustus 2007 Anonim, 2007g, Tumbuhan Boswellia serrata, http :
www.motherherb.com/Images/ diakses pada tanggal 20 Agustus 2007 Briggs, M., Cheiman, D., Clark, and Linda M. E., 2004, Nursing 2004 Herbal
Medicine Handbook, 2nd edition, 84, Lippincot Wlilliams and Wilkins, USA
Borrelli F., Capasso F., Cappasso R., Ascione V., Aviello G., Longo R., dkk, 2006,
Effect of Boswellia serrata on intestinal motility in rodents: inhibition of diarrhoea without constipation, British Journal of Pharmacology (2006) 148, 553–560, http://www.nature.com/bjp/journal/, diakses pada tanggal 28 April 2008
Crowley L.V. M.D., 2001, An Introduction to Human Disease : Pathology and Pathophysiology Correlations, 5th edition, 68-71, 730, Jones and Bartlett Publishers, Canada
Evans, W.C, 2002, Trease and Evans Pharmacognosy, 15th edition, 286, W.B. Saunders Company, London
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hanson, G.R., 2000, Analgesic, Antipyretic, and Anti Inflammatory Drugs, in Gennaro (Ed.), Remmington: The Science and Practise of Pharmacy, 20th Edition, p 1456, Lippincott Williams and Wilkins, USA
Huang, M.T, Ma W., Badmaev V., Shao Y., and Chin Chee-Kok, 2000, Antitumor Activity of an Extract of The Gum Exudate from the Tree Boswellia serrata dalam Phytochemicals and Phytopharmaceuticals, 308-310, AOCS Press, Champaign, Illinois
Karch, A.M., 2003, Focus on Nursing Pharmacology, 2nd edition, 198,203, 209-211, Lippincot Williams dan Wilkins E Wolter Kluwer Company, New York
Katzung, B.G., 1995 , Basic and Clinical Pharmacology, 6th edition, 544,
Appleton and Lange, USA Katzung, B.G., 2001 , Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 1, 449-453, 457,
Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Katzung B. G, Enthony J.T., and Susan B.M., 2002, Pharmacology :
Examination and Board Review, 5th edition, 174-323, Lange Medical Books/ Mc. Graw-Hill, USA
Lacy, C., F., Amstrong. L., L., Goldman, M.,P., Lance, L., L., 2003, Drug
Information Handbook, 11th edition, 1422-1423, Lexi-comp Inc, Kanada Langford, F.D., Holmes, P.A., and Emele, J.F., 1972, Objective Methods to
Evaluation of Analgesic/ Anti Inflammatory Activity, J.Pharm. Sci., 61(1), 75-77
Milot, B., 2003, Treating Osteoarthritis of Knee with Boswellia serrata Extract, HerbalClip TM,(cit. Kimmatkar N., Thawani V., Hingorani L., and Khiyani R., 2003, Efficacy and tolerability of Boswellia serrata extract in treatment of osteoarthritis of knee—A randomized double blind placebo controlled trial, Phytomedicine ;10:3–7), http : www. Herbalgram.org. diakses pada tanggal 20 September 2007
Mutschler, E.,1986, Arieneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh Mathilda
B.,Widyanto dan Ranti, A.S., Dinamika Obat, 193-195 ITB, Bandung Neal, M.J., 2005, At A Glance Farmakologi Medis, edisi V ,71, Erlangga, Jakarta Newland, J. R., 1995, Examination Board Review : Pathology, 456 , Prentice-
Hall International, Inc. USA Noni, Djunarko, I., dan Donatus, I.E., 2003, Pengaruh Perasaan Buah Mengkudu
( Morinda citrifolia, L,) Terhadap Daya Antiradang Diklofenak Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Mencit Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Price, S.A and Wilson, L.M.C, 1984, Patofisiologi : Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit, Bagian I, edisi 2, 32-38, EGC, Jakarta Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore, P.K., 2003, Pharmacology, 5th
Edition, p 229-239, Elseiver Science Ltd, Churchill Livingstone Robbers, J.E, Speedle, M.K, and Tyler, V.E, 1996, Pharmacognosy and
Pharmacobiotechnology, 88-89, William and Wilkins E Waverty Company, USA
Rosiana, V., 2007, Pengaruh Penambahan Virgin Coconut Oil ( VCO) pada
Perasan Dagimg Buah Makuto Dewo (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) pada Mencit Putih Betina Kajian Terhadap Efek Anti-Inflamasi , Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Simon , M. and Bone, K, 2000, Principle and Practice of Phytotheraphy: Modern
Herbal Medicine, 37, Ghuchill Livingstone, London. Sander, M.A., 2003, Atlas Patologi Anatomi, 12, UMM Press, Malang Sharma, A., Mann, A.S., Gajbhiye,V., and Kharya M.D., 2007, Phytochemical
Profile of Boswellia serrata, Pharmacognosy Reviews, volume 1, issue1, Departement of Pharmaceuticals Science, India.
Sopiyudin, M.D.dr, 2004, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan : Uji
Hipotesis dengan Menggunakan SPSS, seri 1, 101-106, PT.Erkans, Jakarta Sontakke S., Thawani V., Pimpalkhute S., Kabra P., Babhulkar S., and Hingorani
L., 2007, Open, randomized, controlled clinical trial of Boswellia serrata extract as compared to valdecoxib in osteoarthritis of knee, Indian J Pharmacol (serial online), volume : 39 , Issue : 1,27-29 http://www.ijp-online.com/article diakses pada tanggal 20 September 2007
Supriatna, D., 2002, Daya Anti-inflamasi Ekstrak Etanol Herba Daun Seribu
(Achillea millefolium L.) Pada Mencit Jantan dan Profil Kromatografinya, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, 307-311, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta
Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery & Evaluation: Pharmalogical Assays, 2nd
Edition, p 726-750, Springer- Verlag, Germany
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam
Ganiswara, S.G. (Editor), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 207-210, Bagian Farmakologi-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN Lampiran 1. Tumbuhan Boswellia serrata
Gambar 13. Tumbuhan Boswellia serrata
Lampiran 2. Getah resin tumbuhan Boswellia serrata
Gambar 14. Getah resin tumbuhan Boswellia serrata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3. Foto ekstrak kering Boswellia serrata
Gambar 15. Ekstrak kering Boswellia serrata
Lampiran 4. Foto ekstrak Boswellia serrata dalam bentuk suspensi CMC-Na1%
Gambar 16. Ekstrak Boswellia serrata dalam bentuk suspensi CMC-Na1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 5. Foto alat neraca analitik Merk Mettler Toledo AB 204
Gambar 17. Neraca analitik Merk Mettler Toledo AB 204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 6. Surat pernyataan sah tentang bahan uji yang diperoleh dari IOT. Sari Sehat qq. PT. Capung Indah Abadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 7. Certificate of Analysis Ekstrak Boswellia serrata 65%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 8. Perhitungan konsentrasi ekstrak Boswellia serrata
Rumus perhitungan konsentrasi V
BBDC
BBDVC×
=
×=×
a). 1 / 9 kali (dosis1 = 24,25 mg/kg BB)
mlmgCml
kgkgBBmgC
/455,15,0
03.0/25,24
=
×=
1,455 mg/ml dibuat dalam labu ukur 10 ml, bahan yang diperlukan = 14,55 mg.
b). 1 / 3 kali ( dosis 2 = 72,8 mg/kg BB)
mlmgCml
kgkgBBmgC
/37,45,0
03.0/8,72
=
×=
4,37 mg/ml dibuat dalam labu ukur 10 ml,bahan yang diperlukan = 43,7 mg.
c). 1 kali (dosis 3 = 218,4 mg/kg BB)
mlmgCml
kgkgBBmgC
/10,135,0
03.0/4,218
=
×=
13,10 mg/ml dibuat dalam labu ukur 10 ml, bahan yang diperlukan = 131,0 mg.
d). 3 kali (dosis 4 = 655,2 mg/kg BB)
mlmgCml
kgkgBBmgC
/31,395,0
03.0/2,655
=
×=
39,31 mg/ml dibuat dalam labu ukur 10 ml,bahan yang diperlukan = 393,1 mg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 9. Langkah kerja uji penetapan selang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin 1%
Keterangan : Kelompok I : Kelompok perlakuan 1 jam setelah injeksi karagenin 1% Kelompok II : Kelompok perlakuan 2 jam setelah injeksi karagenin 1% Kelompok III : Kelompok perlakuan 3 jam setelah injeksi karagenin 1% Kelompok IV : Kelompok perlakuan 4 jam setelah injeksi karagenin 1%
Dua puluh ekor mencit dibagi dalam 4 kelompok
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Mencit dikorbankan lalu kedua kaki bagian belakang dipotong pada sendi torsocrural
Ditimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 10. Hasil uji penetapan selang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin 1%
Keterangan : Berdasarkan Uji SPSS Anova satu arah, maka dipilih selang waktu 3 jam.
No Keterangan (g)
Bobot Udema Kaki mencit (g) Pada Rentang Waktu (jam) Setelah Injeksi Karagenin 1%
1 2 3 4
1 Kaki kiri 0,1955 0,1992 0,2155 0,2100 Kaki kanan 0,1548 0,1411 0,1630 0,1550 Bobot udem 0,0407 0,0581 0,0525 0,0550
2
Kaki kiri 0,1738 0,1939 0,2360 0,2380 Kaki kanan 0,1439 0,1600 0,1577 0,1718 Bobot udem 0,0299 0,0339 0,0783 0,0662
3 Kaki kiri 0,1956 0,2061 0,1797 0,2256 Kaki kanan 0,1756 0,1615 0,1289 0,1603 Bobot udem 0,0200 0,0446 0,0508 0,0653
4 Kaki kiri 0,2013 0,2032 0,2501 0,2402 Kaki kanan 0,1731 0,1687 0,1796 0,1665 Bobot udem 0,0282 0,0345 0,0715 0,0737
5 Kaki kiri 0,1741 0,2184 0,2133 0,2024 Kaki kanan 0,1421 0,1810 0,1562 0,1535 Bobot udem 0,0320 0,0374 0,0571 0,0489
Mean ± SE (n = 5)
0,0302 ± 0,0033
0,0417 ± 0,0045
0,0620 ± 0,0055
0,0618 ± 0,0044
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 11. Hasil uji distribusi data penetapan selang waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin 1% dengan uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
20.048930
.0167406.106.106
-.086.472.979
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
selisih
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Lampiran 12. Hasil uji Anova satu arah data penetapan selang waktu
pemotongan kaki mencit setelah injeksi karagenin 1% dengan uji Kolmogorov Smirnov
Oneway
Descriptives
selisih
5 .030160 .0074433 .0033288 .020918 .039402 .0200 .04075 .041700 .0101062 .0045196 .029152 .054248 .0339 .05815 .062040 .0122028 .0054573 .046888 .077192 .0508 .07835 .061820 .0098218 .0043924 .049625 .074015 .0489 .0737
20 .048930 .0167406 .0037433 .041095 .056765 .0200 .0783
selang waktu 1 jamselang waktu 2 jamselang waktu 3 jamselang waktu 4 jamTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
selisih
1.088 3 16 .382
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
ANOVA
selisih
.004 3 .001 12.287 .000
.002 16 .000
.005 19
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: selisihScheffe
-.0115400 .0063475 .377 -.031326 .008246-.0318800* .0063475 .001 -.051666 -.012094-.0316600* .0063475 .001 -.051446 -.011874.0115400 .0063475 .377 -.008246 .031326
-.0203400* .0063475 .043 -.040126 -.000554-.0201200* .0063475 .046 -.039906 -.000334.0318800* .0063475 .001 .012094 .051666.0203400* .0063475 .043 .000554 .040126.0002200 .0063475 1.000 -.019566 .020006.0316600* .0063475 .001 .011874 .051446.0201200* .0063475 .046 .000334 .039906
-.0002200 .0063475 1.000 -.020006 .019566
(J) selangselang waktu 2 jamselang waktu 3 jamselang waktu 4 jamselang waktu 1 jamselang waktu 3 jamselang waktu 4 jamselang waktu 1 jamselang waktu 2 jamselang waktu 4 jamselang waktu 1 jamselang waktu 2 jamselang waktu 3 jam
(I) selangselang waktu 1 jam
selang waktu 2 jam
selang waktu 3 jam
selang waktu 4 jam
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Homogeneous Subsets
selisih
Scheffe a
5 .0301605 .0417005 .0618205 .062040
.377 1.000
selangselang waktu 1 jamselang waktu 2 jamselang waktu 4 jamselang waktu 3 jamSig.
N 1 2Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 13. Langkah kerja uji penetapan selang waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB sebelum karagenin 1%
Selang waktu 3jam
Keterangan :
Kelompok I : Perlakuan injeksi karagenin 1% 15 menit sesudah Na Diklofenak Kelompok II : Perlakuan injeksi karagenin 1% 30 menit sesudah Na Diklofenak Kelompok III : Perlakuan injeksi karagenin 1% 45 menit sesudah Na Diklofenak Kelompok IV : Perlakuan injeksi karagenin 1% 60 menit sesudah Na Diklofenak Kelompok V : Perlakuan injeksi karagenin 1% 90 menit sesudah Na Diklofenak
Dua puluh lima ekor mencit dibagi dalam 5 kelompok
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Mencit dikorbankan lalu kedua kaki bagian belakang dipotong pada sendi torsocrural
Ditimbang
Diberi perlakuan Na Diklofenak Dosis 4,48 mg/kgBB peroral
Kelompok IV
Kaki bagian kiri diinjeksi 0,05 ml karagenin 1% suplantar dan kaki kanan diinjeksi tanpa karagenin 1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 14.Hasil uji penetapan selang waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB sebelum pemberian injeksi karagenin 1%
No Keterangan (g)Bobot Udema Kaki Mencit (g) Setelah Pemberian Natrium Diklofenak (menit) Dengan
Selang Waktu Tertentu Sebelum Injeksi Karagenin 1% 15 30 45 60 90
1 Kaki kiri 0,1596 0,1990 0,2043 0,1782 0,1670 Kaki kanan 0,1448 0,1659 0,1634 0,1565 0,1544 Bobot udem 0,0148 0,0331 0,0409 0,0217 0,0126
2
Kaki kiri 0,1745 0,1930 0,1727 0,1849 0,1825 Kaki kanan 0,1404 0,1634 0,1446 0,1656 0,1617 Bobot udem 0,0341 0,0296 0,0281 0,0193 0,0208
3 Kaki kiri 0,1895 0,1735 0,2040 0,1642 0,1699 Kaki kanan 0,1612 0,1549 0,1582 0,1414 0,1467 Bobot udem 0,0283 0,0186 0,0458 0,0228 0,0232
4 Kaki kiri 0,1733 0,1810 0,1848 0,1939 0,1794 Kaki kanan 0,1317 0,1465 0,1594 0,1654 0,1680 Bobot udem 0,0416 0,0345 0,0254 0,0285 0,0114
5 Kaki kiri 0,1622 0,1815 0,1722 0,1770 0,1722 Kaki kanan 0,1366 0,1520 0,1453 0,1486 0,1641 Bobot udem 0,0256 0,0295 0,0269 0,0284 0,0081
Mean + SE (n = 5)
0,0289 + 0,0045
0,0291+ 0,0028
0,0334 + 0,0041
0,0241 + 0,0018
0,0152 + 0,0029
Keterangan : berdasarkan Uji SPSS Anova satu arah, maka dipilih selang waktu 90 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 15. Hasil uji distribusi data penetapan selang waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB sebelum pemberian injeksi karagenin 1%dengan tes Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
25.026144
.0093435.116.116
-.068.579.891
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Selisih
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Lampiran 16. Hasil uji Anova satu arah distribusi data penetapan selang waktu
pemberian natrium diklofenak dengan dosis 4,48 mg/kgBB sebelum pemberian injeksi karagenin 1%
Oneway
Descriptives
Selisih
5 .028880 .0099798 .0044631 .016488 .041272 .0148 .0416
5 .029060 .0062412 .0027912 .021310 .036810 .0186 .0345
5 .033420 .0092783 .0041494 .021899 .044941 .0254 .0458
5 .024140 .0041332 .0018484 .019008 .029272 .0193 .0285
5 .015220 .0064608 .0028894 .007198 .023242 .0081 .0232
25 .026144 .0093435 .0018687 .022287 .030001 .0081 .0458
Selang Waktu 15 menitsebelum karageninSelang Waktu 30 menitsebelum karageninSelang Waktu 45 menitsebelum karageninSelang Waktu 60 menitsebelum karageninSelang Waktu 90 menitsebelum karageninTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Selisih
1.372 4 20 .279
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Selisih
.001 4 .000 4.240 .012
.001 20 .000
.002 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: SelisihScheffe
-.0001800 .0047620 1.000 -.016304 .015944
-.0045400 .0047620 .920 -.020664 .011584
.0047400 .0047620 .908 -.011384 .020864
.0136600 .0047620 .125 -.002464 .029784
.0001800 .0047620 1.000 -.015944 .016304
-.0043600 .0047620 .930 -.020484 .011764
.0049200 .0047620 .896 -.011204 .021044
.0138400 .0047620 .117 -.002284 .029964
.0045400 .0047620 .920 -.011584 .020664
.0043600 .0047620 .930 -.011764 .020484
.0092800 .0047620 .456 -.006844 .025404
.0182000* .0047620 .022 .002076 .034324
-.0047400 .0047620 .908 -.020864 .011384
-.0049200 .0047620 .896 -.021044 .011204
-.0092800 .0047620 .456 -.025404 .006844
.0089200 .0047620 .495 -.007204 .025044
-.0136600 .0047620 .125 -.029784 .002464
-.0138400 .0047620 .117 -.029964 .002284
-.0182000* .0047620 .022 -.034324 -.002076
-.0089200 .0047620 .495 -.025044 .007204
(J) OrientasiSelang Waktu 30 menitsebelum karageninSelang Waktu 45 menitsebelum karageninSelang Waktu 60 menitsebelum karageninSelang Waktu 90 menitsebelum karageninSelang Waktu 15 menitsebelum karageninSelang Waktu 45 menitsebelum karageninSelang Waktu 60 menitsebelum karageninSelang Waktu 90 menitsebelum karageninSelang Waktu 15 menitsebelum karageninSelang Waktu 30 menitsebelum karageninSelang Waktu 60 menitsebelum karageninSelang Waktu 90 menitsebelum karageninSelang Waktu 15 menitsebelum karageninSelang Waktu 30 menitsebelum karageninSelang Waktu 45 menitsebelum karageninSelang Waktu 90 menitsebelum karageninSelang Waktu 15 menitsebelum karageninSelang Waktu 30 menitsebelum karageninSelang Waktu 45 menitsebelum karageninSelang Waktu 60 menitsebelum karagenin
(I) OrientasiSelang Waktu 15 menitsebelum karagenin
Selang Waktu 30 menitsebelum karagenin
Selang Waktu 45 menitsebelum karagenin
Selang Waktu 60 menitsebelum karagenin
Selang Waktu 90 menitsebelum karagenin
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Homogeneous Subsets
Selisih
Scheffe a
5 .015220
5 .024140 .024140
5 .028880 .028880
5 .029060 .029060
5 .033420
.117 .456
OrientasiSelang Waktu 90 menitsebelum karageninSelang Waktu 60 menitsebelum karageninSelang Waktu 15 menitsebelum karageninSelang Waktu 30 menitsebelum karageninSelang Waktu 45 menitsebelum karageninSig.
N 1 2Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 17. Langkah kerja perlakuan terhadap hewan uji
Keterangan : I : Kelompok kontrol negatif karagenin 1% II : Kelompok kontrol positif natrium diklofenak III : Kelompok kontrol negatif CMC-Na 1 % IV : Kelompok kontrol negatif aquadest V : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kg BB VI : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kg BB VII : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kg BB VIII : Kelompok perlakuan ekstrak Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kg BB
Empat puluh ekor hewan uji dibagi menjadi 8 kelompok
I II III VIII VII VI V IV
Diberikan ekstrak Boswellia serrata secara peroral
Perlakuan injeksi karagenin 1% kaki kanan dan kaki kiri tanpa karagenin 1%
Lalu mencit dikorbankan, kedua kaki belakang dipotong pada bagian torsocrural
Selang waktu 90 menit
Selang waktu 3 jam
Ditimbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 18.Hasil uji dan analisis data selisih bobot udema kaki mencit setelah pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta kontrol
No Keterangan
(g) Kontrol
4 Peringkat Dosis Ekstrak Boswellia serrata (mg/kg BB)
Karagenin 1%
Aquadest Natrium Diklofenak
CMC Na 1% 24,25 72,8 218,4 655,2
1 Kaki kiri 0,2155 0,1771 0,1670 0,2274 0,1689 0,1846 0,1947 0,1847 Kaki kanan 0,1630 0,1442 0,1544 0,1689 0,1341 0,1542 0,1348 0,1289 Bobot udem 0,0525 0,0329 0,0126 0,0585 0,0348 0,0304 0,0599 0,0558
2 Kaki kiri 0,1943 0,2224 0,1825 0,2502 0,1829 0,2233 0,2107 0,1671 Kaki kanan 0,1304 0,1497 0,1617 0,1659 0,1494 0,1615 0,1558 0,1195 Bobot udem 0,0639 0,0727 0,0208 0,0393 0,0335 0,0618 0,0544 0,0476
3 Kaki kiri 0,1797 0,2112 0,1699 0,1819 0,1559 0,1572 0,2402 0,1890 Kaki kanan 0,1289 0,1473 0,1467 0,1403 0,1202 0,1260 0,1761 0,1285 Bobot udem 0,0508 0,0639 0,0232 0,0416 0,0357 0,0312 0,0640 -,0605
4 Kaki kiri 0,2501 0,1919 0,1794 0,1899 0,1664 0,2106 0,1946 0,1975 Kaki kanan 0,1796 0,1481 0,1680 0,1440 0,1340 0,1509 0,1409 0,1323 Bobot udem 0,0715 0,0438 0,0114 0,0459 0,0324 0,0597 0,0537 0,0652
5 Kaki kiri 0,2133 0,1757 0,1722 0,1983 0,1923 0,1614 0,1942 0,2031 Kaki kanan 0,1562 0,1400 0,1641 0,1432 0,1437 0,1308 0,1500 0,1286 Bobot udem 0,0571 0,0357 0,0081 0,0551 0,0486 0,0306 0,0442 0,0745
Mean ± SE (n = 5)
0,0620 ± 0,0055
0,0498 ± 0.0079
0,0152 ± 0,0029
0,0481 ± 0,0038
0,0370 + 0,0030
0,0427 + 0,0074
0,0552 + 0,0033
0,0608 + 0,0045
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 19. Hasil uji distribusi data selisih bobot udema kaki mencit setelah pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
40.046355
.0177277.086.076
-.086.542.931
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Selisih
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Lampiran 20. Hasil uji Anova satu arah data selisih bobot udema kaki
mencit setelah pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta kontrol
Oneway
Descriptives
Selisih
5 .062040 .0122028 .0054573 .046888 .077192 .0508 .07835 .049800 .0176326 .0078856 .027906 .071694 .0329 .07275 .015220 .0064608 .0028894 .007198 .023242 .0081 .02325 .048080 .0083918 .0037529 .037660 .058500 .0393 .0585
5 .037000 .0066049 .0029538 .028799 .045201 .0324 .0486
5 .042740 .0164602 .0073612 .022302 .063178 .0304 .0618
5 .055240 .0074735 .0033422 .045960 .064520 .0442 .0640
5 .060720 .0100790 .0045075 .048205 .073235 .0476 .0745
40 .046355 .0177277 .0028030 .040685 .052025 .0081 .0783
Karagenin 1%AquadestNatrium diklofenakCMC-Na 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 24,25 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 72,8 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 218,4 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 655,2 mg/kgBBTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Selisih
4.367 7 32 .002
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Keterangan : Dari hasil uji homogenitas, ternyata data tidak homogen (p<0,05),
sehingga tidak bisa dilanjutkan dengan uji Anova melainkan dengan uji non-parametrik Kruskal Wallis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 21. Hasil uji Kruskal Wallis data selisih bobot udema kaki mencit setelah pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta kontrol
Kruskal-Wallis Test
Ranks
5 30.005 22.505 3.005 21.00
5 13.30
5 16.80
5 26.60
5 30.80
40
PerlakuanKaragenin 1%AquadestNatrium diklofenakCMC-Na 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 24,25 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 72,8 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 218,4 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 655,2 mg/kgBBTotal
SelisihN Mean Rank
Test Statisticsa,b
22.3047
.002
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
Selisih
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Perlakuanb.
Keterangan : Dari hasil uji Kruskal Wallis, ternyata ada perbedaan pada kelompok
perlakuan (p<0,05) , maka untuk melihat perbedaan tersebut, maka uji statistik dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 22. Hasil uji Mann-Whitney data selisih bobot udema kaki mencit setelah pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta kontrol
Beberapa contoh hasil uji Mann-Whitney antara dua kelompok perlakuan antara
lain sebagai berikut :
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 6.60 33.005 4.40 22.00
10
PerlakuanKaragenin 1%AquadestTotal
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statistics b
7.00022.000-1.149
.251
.310a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
5 8.00 40.005 3.00 15.00
10
PerlakuanKaragenin 1%Natrium diklofenakTotal
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statistics b
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 7.00 35.005 4.00 20.00
10
PerlakuanKaragenin 1%CMC-Na 1%Total
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statistics b
5.00020.000-1.567
.117
.151a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
5 8.00 40.00
5 3.00 15.00
10
PerlakuanKaragenin 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 24,25 mg/kgBBTotal
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statistics b
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 6.80 34.00
5 4.20 21.00
10
PerlakuanKaragenin 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 72,8 mg/kgBBTotal
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statistics b
6.00021.000-1.358
.175
.222a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
5 6.00 30.00
5 5.00 25.00
10
PerlakuanKaragenin 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 218,4 mg/kgBBTotal
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
10.00025.000
-.522.602
.690a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 5.60 28.00
5 5.40 27.00
10
PerlakuanKaragenin 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 655,2 mg/kgBBTotal
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statistics b
12.00027.000
-.104.917
1.000a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
5 3.00 15.005 8.00 40.00
10
PerlakuanNatrium diklofenakCMC-Na 1%Total
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 3.00 15.00
5 8.00 40.00
10
PerlakuanNatrium diklofenakEkstrak Boswellia serratadosis 24,25 mg/kgBBTotal
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statistics b
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
5 3.00 15.00
5 8.00 40.00
10
PerlakuanNatrium diklofenakEkstrak Boswellia serratadosis 72,8 mg/kgBBTotal
SelisihN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Selisih
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 23. Rangkuman hasil uji Mann-Whitney data selisih bobot udema kaki mencit setelah pemberian ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta 4 kontrol
Kelompok perlakuan
Besar signifikansi (uji statistik)
I II III IV V VI VII VIII I - 0,251 (tb) 0,009 (bb) 0,117 (tb) 0,009 (bb) 0,175 (tb) 0,602 (tb) 0,917 (tb) II 0,251 (tb) - 0,009 (bb) 0,917 (tb) 0,209 (tb) 0,175 (tb) 0,465 (tb) 0,251 (tb) III 0,009 (bb) 0,009 (bb) - 0,009 (bb) 0,009 (bb) 0,009 (bb) 0,009 (bb) 0,009 (bb)IV 0,117 (tb) 0,917(tb) 0,009 (bb) - 0,047 (bb) 0,602 (tb) 0,251 (tb) 0,047 (tb) V 0,009 (bb) 0,209 (tb) 0,009 (bb) 0,047 (bb) - 0,602 (tb) 0,016 (bb) 0,016 (bb)VI 0,175 (tb) 0,175 (tb) 0,009 (bb) 0,602 (tb) 0,602 (tb) - 0,251(tb) 0,117 (tb) VII 0,602 (tb) 0,465 (tb) 0,009 (bb) 0,251 (tb) 0,016 (bb) 0,251(tb) - 0,251 (tb) VIII 0,917 (tb) 0,251 (tb) 0,009 (bb) 0,047 (tb) 0,016 (bb) 0,117 (tb) 0,251 (tb) -
Keterangan :
bb : Berbeda bermakna (p<0,05) tb : Berbeda tidak bermakna ( p>0,05) I : Kelompok perlakuan kontrol negatif karagenin 1% II : Kelompok perlakuan kontrol negatif aquadest sebagai pelarut natrium diklofenak III : Kelompok perlakuan kontrol positif natrium diklofenak IV : Kelompok perlakuan kontrol negatif CMC-Na 1% sebagai pelarut ekstrak Boswellia serrata. V : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kg BB VI : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kg BB VII : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kg BB VIII : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 24. Data prosentase (%) respon daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta 4 kontrol (sebelum terkoreksi)
No Persentase (%) respon daya anti-inflamasi
Kontrol 4 peringkat dosis ekstrak Boswelia serrata
Karagenin 1% CMC-Na 1% Aquadest Natrium
diklofenak
24,25 (mg/kg
BB)
72,8 (mg/kg
BB)
218,4 (mg/kg
BB)
655,2 (mg/kg
BB)
1 15,38 5,71 46,97 79,69 43,91 51,00 3,45 10,06
2 -26,21 36,65 -17,18 66,47 46,00 0,39 12,31 23,28
3 18,12 32,95 -3,00 62,60 42,46 49,71 -3,16 2,48
4 -15,25 26,02 29,40 81,62 47,78 3,77 13,44 -5,09
5 7,96 11,19 42,46 86,94 21,66 50,68 28,76 -20,08
X % daya
0.00 22,50 19,73 75,47 40,36 31,11 10,96 2,13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 25.Hasil analisis data prosentase (%) respon daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta 3 kontrol (terkoreksi tanpa karagenin 1%)
No
Persentase (%) daya anti-inflamasi Kontrol 4 peringkat dosis ekstrak Boswelia serrata
CMC-Na 1% Aquadest Natrium
diklofenak
24,25 (mg/kg
BB)
72,8 (mg/kg
BB)
218,4 (mg/kg
BB)
655,2 (mg/kg
BB)
1 -21,67 33,94 74,70 27,62 36,77 -24,58 -16,06 2 18,26 -45,98 58,23 30,32 -28,54 -13,14 0,99 3 13,48 -28,31 53,41 25,75 35,11 -33,11 -25,83 4 4,53 12,05 77,11 32,61 -24,17 -11,69 -35,61 5 -14,60 28,31 83,74 -1,08 36,36 8,07 -54,95
% daya 0,00 0,00 69,44 23,04 11,12 -14,89 -26,29 X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Contoh Perhitungan :
Prosentase respon daya anti – inflamasi = %1001 xUD⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
Keterangan : U = bobot kaki terinduksi karagenin – bobot kaki normal D = bobot kaki perlakuan – bobot kaki normal
a). Kontrol CMC-Na 1%
% respon DAI = %10004808,00585,01 x⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ − = -21,67 % (Hewan uji kelompok 1)
U = bobot rata-rata udema dengan perlakuan CMC Na 1% D = bobot udema setiap hewan uji yang diberi perlakuan CMC Na 1% Bobot rata-rata udema perlakuan CMC-Na1% 0,04808 (5 angka di belakang
koma)
(Hasil % respon DAI CMC-Na 1% pada kelompok lain diperoleh dengan cara
yang sama).
b). Kontrol aquadest
% respon DAI = %1000498,00329,01 x⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛− = 33,94 % (Hewan uji kelompok 1)
U = bobot rata-rata udema dengan perlakuan aquadest D = bobot udema setiap hewan uji yang diberi perlakuan aquadest (Hasil % respon DAI Aquadest pada kelompok lain diperoleh dengan cara yang
sama).
c). Kontrol natrium diklofenak
% DAI = %1000498,00126,01 x⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ − = 74,70% ( Hewan uji kelompok 1)
U = bobot rata-rata udema dengan perlakuan pelarut natrium diklofenak D = bobot udema setiap hewan uji yang diberi perlakuan pelarut natrium diklofenak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
(Hasil % respon DAI natrium diklofenak pada kelompok lain diperoleh dengan
cara yang sama).
d). Perlakuan ekstrak Boswellia serrata
% respon DAI = %10004808,00348,01 x⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛ − = 27,62 % (kelompok dosis 24,25
mg/kgBB) U = bobot rata-rata udema pensuspensi Boswellia serrata D = bobot udema setiap hewan uji yang diberi perlakuan Boswellia serrata
Bobot rata-rata udema perlakuan CMC-Na1% 0,04808 (5 angka di belakang
koma)
(Hasil % respon DAI ekstrak Boswellia serrata pada kelompok lain diperoleh
dengan cara yang sama).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 26. Hasil uji distribusi data prosentase (%) respon daya anti-inflamasi ekstrak boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta kontrol dengan uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
358.9154
36.07032.116.116
-.080.687.733
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Persendaya
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Keterangan : Dari analisis statistic dengan Kolmogorov Smirnov, diperoleh signifikansi sebesar >0,05. Hal itu berarti semua data terdistribusi normal.
Lampiran 27. Hasil uji Anova satu arah data prosentase (%) respon daya anti-
inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta kontrol
Oneway
Descriptives
Persendaya
5 .0020 35.40550 15.83382 -43.9597 43.9637 -45.98 33.945 .0000 17.45285 7.80515 -21.6706 21.6706 -21.67 18.265 69.4380 12.97701 5.80350 53.3249 85.5511 53.41 83.74
5 23.0440 13.73570 6.14279 5.9889 40.0991 -1.08 32.61
5 11.1060 34.23740 15.31143 -31.4054 53.6174 -28.54 36.77
5 -14.8900 15.54291 6.95100 -34.1891 4.4091 -33.11 8.07
5 -26.2920 20.96021 9.37369 -52.3175 -.2665 -54.95 .99
35 8.9154 36.07032 6.09700 -3.4752 21.3060 -54.95 83.74
AquadestCMC-Na 1%Na DiklofenakEkstrak Boswellia serratadosis 24,25mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 72,8 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 218,4 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 655,2 mg/kgBBTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Test of Homogeneity of Variances
Persendaya
4.753 6 28 .002
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Keterangan : Dari hasil uji homogenitas, ternyata data tidak homogen (p<0,05),
sehingga tidak bisa dilanjutkan dengan uji Anova melainkan dengan uji Kruskal Wallis
Lampiran 28. Hasil uji Kruskal Wallis data prosentase (%) respon daya anti-
inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta kontrol
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test Ranks
5 15.605 16.005 33.00
5 22.20
5 20.20
5 11.40
5 7.60
35
PerlakuanAquadestCMC-Na 1%Na DiklofenakEkstrak Boswellia serratadosis 24,25mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 72,8 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 218,4 mg/kgBBEkstrak Boswellia serratadosis 655,2 mg/kgBBTotal
PersendayaN Mean Rank
Test Statisticsa,b
19.4746
.003
Chi-SquaredfAsymp. Sig.
Persendaya
Kruskal Wallis Testa.
Grouping Variable: Perlakuanb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Keterangan : Dari hasil uji Kruskal Wallis, ternyata ada perbedaan pada kelompok perlakuan (p<0,05) , maka untuk melihat perbedaan tersebut, maka uji statistik dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney
Lampiran 29. Hasil uji Mann-Whitney data prosentase (%) respon daya anti-
inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta 3 kontrol
Beberapa contoh hasil uji Mann-Whitney antara dua kelompok perlakuan antara lain
sebagai berikut :
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 5.60 28.005 5.40 27.00
10
PerlakuanAquadestCMC-Na 1%Total
PersendayaN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
12.00027.000
-.104.917
1.000a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Persendaya
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
5 3.00 15.005 8.00 40.00
10
PerlakuanAquadestNa DiklofenakTotal
PersendayaN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Persendaya
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
5 4.80 24.00
5 6.20 31.00
10
PerlakuanAquadestEkstrak Boswellia serratadosis 24,25mg/kgBBTotal
PersendayaN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
9.00024.000
-.731.465
.548a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Persendaya
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
5 3.00 15.005 8.00 40.00
10
PerlakuanCMC-Na 1%Na DiklofenakTotal
PersendayaN Mean Rank Sum of Ranks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Test Statisticsb
.00015.000-2.611
.009
.008a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Persendaya
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb. NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
5 3.60 18.00
5 7.40 37.00
10
PerlakuanCMC-Na 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 24,25mg/kgBBTotal
PersendayaN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
3.00018.000-1.984
.047
.056a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Persendaya
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 5.00 25.00
5 6.00 30.00
10
PerlakuanCMC-Na 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 72,8 mg/kgBBTotal
PersendayaN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
10.00025.000
-.522.602
.690a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Persendaya
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
NPar Tests Mann-Whitney Test
Ranks
5 6.60 33.00
5 4.40 22.00
10
PerlakuanCMC-Na 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 218,4 mg/kgBBTotal
PersendayaN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
7.00022.000-1.149
.251
.310a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Persendaya
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
NPar Tests
Mann-Whitney Test Ranks
5 7.40 37.00
5 3.60 18.00
10
PerlakuanCMC-Na 1%Ekstrak Boswellia serratadosis 655,2 mg/kgBBTotal
PersendayaN Mean Rank Sum of Ranks
Test Statisticsb
3.00018.000-1.984
.047
.056a
Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]
Persendaya
Not corrected for ties.a.
Grouping Variable: Perlakuanb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 30. Rangkuman hasil uji Mann-Whitney data prosentase (%) respon daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia serrata dalam 4 peringkat dosis beserta 3 kontrol
Kelom- Mean(g) + SE Besar signifikansi (hasil uji statistik)
pok (n = 5) I II III IV V VI VII
I 0,00 + 15,83 - 0,917 (tb) 0,009(bb) 0,465 (tb) 0,251 (tb) 0,465 (tb) 0,251 (tb)
II 0,00 + 7,81 0,917 (tb) - 0,009(bb) 0,047(bb) 0,602 (tb) 0,251(tb) 0,047(bb)
III 69,44 + 5,80 0,009(bb) 0,009 (bb) - 0,009 (bb) 0,009(bb) 0,009(bb) 0,009 (bb)
IV 23,04 + 6,14 0,465 (tb) 0,047(bb) 0,009(bb) - 0,602 (tb) 0,016(bb) 0,016 (bb)
V 11,12 + 15,31 0,251 (tb) 0,602 (tb) 0,009(bb) 0,602 (tb) - 0,251 (tb) 0,117 (tb)
VI -14,89 + 6,95 0,465 (tb) 0,251 (tb) 0,009(bb) 0,016 (bb) 0,251 (tb) - 0,251 (tb)
VII -26,29 + 9,37 0,251 (tb) 0,047(bb) 0,009(bb) 0,016 (bb) 0,117 (tb) 0,251 (tb) - Keterangan :
I : Kelompok perlakuan kontrol negatif aquadest sebagai pelarut natrium diklofenak II : Kelompok perlakuan kontrol negatif CMC-Na 1% sebagai pelarut ekstrak Boswellia serrata III : Kelompok perlakuan kontrol positif natrium diklofenak IV : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 24,25 mg/kg BB V : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 72,8 mg/kg BB VI : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 218,4 mg/kg BB VII : Kelompok perlakuan Boswellia serrata dosis 655,2 mg/kg BB bb : berbeda bermakna (p<0,05) tb : berbeda tidak bermakna ( p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 31. Perhitungan prosentase daya anti-inflamasi ekstrak Boswellia
serrata
Peringkat dosis 24,25 mg/kgBB
1. Prosentase daya = %44,69%62,27 x 100% = 39,76%.
2. Prosentase daya = %44,69%32,30 x 100% = 43,66%.
3. Prosentase daya = %44,69%75,25 x 100% = 37,08%.
4. Prosentase daya = %44,69%61,32 x 100% = 46,96%.
5. Prosentase daya = %44,69%08,1− x 100% = -1,56%.
Rata-rata prosentase daya anti-inflamasi :5
%9,165 = 33,18 %.
Peringkat dosis 72,8 mg/kgBB
1. Prosentase daya = %44,69%77,36 x 100% = 52,95%.
2. Prosentase daya = %44,69%54,28− x 100% = -41,10%.
3. Prosentase daya = %44,69%11,35 x 100% = 50,56%.
4. Prosentase daya = %44,69%17,24− x 100% = -34,81%.
5. Prosentase daya = %44,69%36,36 x 100% = 52,36%.
Rata-rata prosentase daya anti-inflamasi :5
%96,79 = 15,99 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Peringkat dosis 218,4 mg/kgBB
1. Prosentase daya = %44,69%58,24− x 100% = -35,40%
2. Prosentase daya = %44,69%14,13− x 100% = -18,92%
3. Prosentase daya = %44,69%11,33− x 100% = - 47,68%
4. Prosentase daya = %44,69%69,11− x 100% = -16,83%
5. Prosentase daya = %44,69
%07,8 x 100% = 11,62%
Rata-rata prosentase daya anti-inflamasi :5
%21,107 = -21,44 %
Peringkat dosis 655,2 mg/kgBB
1. Prosentase daya = %44,69%06,16− x 100% = -23,13%
2. Prosentase daya = %44,69
%99,0 x 100% = 1,43%
3. Prosentase daya = %44,69%83,25− x 100% = -37,20%
4. Prosentase daya = %44,69%61,35− x 100% = - 51,28%
5. Prosentase daya = %44,69%95,54− x 100% = -79,13%
Rata-rata prosentase daya anti-inflamasi :5
%31,189− = -37,86 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 32. Rincian konversi dosis mencit 20 gram ke manusia 70 kg
Faktor konversi dosis mencit 20 gram ke manusia 70 kg sebesar 387,9
Contoh perhitungan :
Peringkat dosis 24,25 mg/kg BB
24,25mg/kgBB = 0,485 mg/20 g BB
0,485 mg/20 g BB x 387,9 = 188,70 mg/kgBB.
Peringkat dosis 72,8 mg/kg BB
72,8 mg/kgBB = 1,456 mg/20 g BB
1,456 mg/20 g BB x 387,9 = 564,78 mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
113
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama TH. Avi Hardhiani, lahir di Sleman pada
tanggal 16 Desember 1985 yang merupakan putri kedua
dari dua bersaudara dari pasangan St. Ngadi Hartono dan
Agnes Sri Wardani. Penulis pernah menempuh pendidikan
di TK Kanisius Klepu pada tahun 1990 dan pada tahun
1991 melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Kanisius
Klepu, yang keduanya berlokasi di Minggir, Sleman. Kemudian menempuh
pendidikan SLTP pada tahun 1997 di SLTP Pangudi Luhur Moyudan yang
berlokasi di Moyudan, Sleman dan melanjutkan pendidikan sekolah menengah
umum di SMU Stella Duce 1 Yogyakarta pada tahun 2001. Setelah selesai
menempuh pendidikan SMU pada tahun 2004, penulis melanjutkan di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah di Universitas
Sanata Dharma, penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan, antara lain :
mengikuti kegiatan PSF (Paduan Suara Farmasi) dalam acara pengambilan
Sumpah Apoteker angkatan 13, mengikuti kegiatan penyuluhan JMKI (Jaringan
Mahasiswa Kesehatan Indonesia) sebagai seksi konsumsi, mengikuti kegiatan
PEC (Pharmacy Event Cup) sebagai sekretaris II pada tahun 2006. Di luar kampus,
penulis mengikuti kegiatan Mudika Bhakti Dharma, Lingkungan Aloysius, Paroki
Sedayu sampai sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related