Download - Penyimpangan Pola Hereditas

Transcript
Page 1: Penyimpangan Pola Hereditas

POLA

HEREDITASBY : VIGA OLIVIA

Page 2: Penyimpangan Pola Hereditas

Penyimpangan semu Hukum Mendel terdapat dalam pola-pola hereditas, Sutton (sarjana Amerika) adalah orang yang pertama kali mendalami masalah pola-pola hereditas berpendapat sebagai berikut.

Jumlah kromosom yang terkandung dalam sel telur dan sel sperma adalah sama, yaitu masing-masing setengah jumlah kromosom yang dikandung oleh setiap sel induknya.

Organisme hasil pembuahan bersifat diploid (setiap selnya mengandung 2 perangkat kromosom).

Dalam peristiwa meiosis, yaitu kedua perangkat kromosom memisah secara bebas dan mengelompok secara bebas dengan kromosom lain yang bukan homolognya.

Bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap, gen sebagai satu kesatuan faktor penurunan sifat adalah mantap walaupun mengalami peristiwa mitosis atau meiosis.

PEMBUKA

Page 3: Penyimpangan Pola Hereditas

Pada pembastaran dihibrid, fenotipe F2 terdiri atas 4 macam, dengan ratio 9:3:3:1. Perbandingan tersebut bersifat umum dan akan selalu demikian. Namun kenyataannya, para ilmuwan sering menemukan angka perbandingan lain, yang sekilas tampak berbeda dan menyimpang dari hukum Mendel, seperti perbandingan fenotipe F2 dari persilangan dihibrid diperoleh 9:3:4:9:7, 12:3:1:9:6:1, 15:1 dan lain-lain. Apabila dicermati, ternyata, angka-angka yang muncul tersebut merupakan hasil penggabungan dari angka yang dikemukakan oleh Mendel.

Berikut adalah beberapa peristiwa mengenai perubahan atau penyimpangan yang terjadi pada gen atau kromosom, sehingga hasil perkawinan suatu pasangan induk seolah-olah menyimpang dari hukum Mendel.

PEMBUKA

Page 4: Penyimpangan Pola Hereditas

Penyimpangan Semu Hukum

Mendel

Interaksi gen

Kriptomeri

Epistasis-hipostasis

Polimeri

Gen-gen kompleme

nter

Gen dominan rangkap

Gen penghamb

at

Page 5: Penyimpangan Pola Hereditas

Interaksi dari Beberapa Gen (Atavisme)

Pada ayam dikenal 4 macam bentuk pial (jengger), yaitu:

pial gerigi (ros),

pial biji (pea),

pial bilah (single),

pial sumpel (walnut).

Page 6: Penyimpangan Pola Hereditas

Sifat pial bilah adalah resesif, baik terhadap pial gerigi (ros) maupun terhadap pial biji (pea). Pial-pial tersebut dapat disilangkan satu sama lain sebagai berikut.

a.Apabila ayam berpial gerigi galur murni disilangkan dengan ayam berpial bilah, maka F1 100% berpial gerigi dan F2 terdiri atas 75 % gerigi dan 25 % bilah. Ini berarti bahwa pial gerigi dominan terhadap pial bilah.

b.Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial gerigi bilah, maka F1 100 % berpial biji dan F2 terdiri atas 75 % berpial biji dan 25 % bilah ini berarti bahwa pial biji dominan terhadap pial bilah.

Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial gerigi galur murni, maka F1 100% berpial sumpel (walnut). Jadi sifat pialnya berbeda dengan induk jantan maupun induk betina. Sedangkan pada F2-nya diperoleh 4 macam fenotipe dengan perbandingan sebagai berikut pial sumpel : pial gerigi : pial biji : pial bilah = 9:3:3:1.

Page 7: Penyimpangan Pola Hereditas

Penyimpangan di sini tidak menyangkut perbandingan fenotipe pada F2 tetapi muncul 2 sifat baru yang berbeda dengan kedua induknya, yaitu sumpel dan bilah. Perhatikan penyimpangan pada penyilangan antara ayam berpial rose dan pial biji berikut

Keterangan:

Semua kombinasi yang mengandung faktor R dan P, yaitu kombinasi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 13 selalu berpial sumpel.

Semua kombinasi yang mengandung faktor R saja tanpa P, yaitu nomor 6, 8, dan 14 akan berpial gerigi.

Semua kombinasi yang mengandung faktor P saja tanpa R, yaitu nomor 11, 12, dan 15 akan berpial biji.

Semua kombinasi yang tidak mengandung faktor P dan R, yaitu nomor 16 akan berpial bilah.

Page 8: Penyimpangan Pola Hereditas

Penyimpangan yang tampak pada penyilangan dihibrid berdasarkan diagram tersebut adalah:

keturunan F1 tidak menyerupai salah satu induknya (tidak bergerigi dan tidak berbiji);

munculnya dua sifat baru, yaitu sifat pial sumpel sebagai hasil interaksi dua faktor dominan yang berdiri sendiri-sendiri dan sifat pial bilah sebagai hasil interaksi dua faktor resesif.

Page 9: Penyimpangan Pola Hereditas

Kriptomeri

kriptomeri adalah peristiwa pembastaran, dimana suatu faktor dominan tertutup oleh faktor dominan lainnya dan baru tampak jika tidak bersama dengan faktor penutup itu

Correns pernah menyilangkan tumbuhan Linaria maroccana berbunga merah dengan yang berbunga putih . Diperoleh F1 semua berbunga ungu, sedangkan F2 terdiri atas tanaman Linaria maroccana berbunga

ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.

Page 10: Penyimpangan Pola Hereditas

Gen A dominan terhadap a, dan gen B dominan terhadap b, sehingga diagram persilangannya dapat digambarkan, seperti pada diagram berikut. Perhatikan diagram peristiwa kriptomeri pada Linaria maroccana yang menghasilkan kombinasi ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.

Individu genotipe F2 mempunyai:

A.B (antosianin dalam lingkungan basa) warna bunganya ungu sebanyak 9 kombinasi.

A.bb (antosianin dalam lingkungan asam) warna bunganya merah sebanyak 3 kombinasi.

aaB. dan aa bb (tidak mengandung antosianin) warna bunganya putih sebanyak 4 kombinasi.

Page 11: Penyimpangan Pola Hereditas

Epistasis dan HipostasisEpistasis dan hipostasis adalah salah satu bentuk interaksi antara gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealel. Gen dominan yang menutup gen dominan lainnya disebut epistasis dan gen dominan yang tertutup itu disebut hipostasis.

Nelson Ehle mengadakan percobaan persilangan dengan objek tanaman gandum. Gandum berkulit biji hitam disilangkan dengan gandum berkulit putih kuning.

Page 12: Penyimpangan Pola Hereditas

Genotipe F1 HhKk fenotipenya adalah hitam. Ini menunjukkan bahwa faktor H menutup faktor K, faktor H disebut epistasis dan faktor K disebut hipostasis. Jika F1 mengadakan meiosis akan menghasilkan gamet Hk, Hk, hK, dan hk, sehingga kemungkinan kombinasi F2 adalah sbb :

Peristiwa hipostasis dan epistasis menghasilkan kombinasi yaitu hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1.

Keterangan :

Semua kombinasi yang mengandung H, fenotipenya adalah hitam. Kombinasi yang mengandung faktor dominan K hanya menampakkan warna kuning jika bersama faktor h. Kemungkinan kombinasi 1/16 adalah kombinasi dua faktor resesif dari kedua pasangan alel hhkk. Individu ini tidak mengandung faktor dominan dan menampakkan warna putih. Ini adalah jenis homozigot baru yang hanya mungkin timbul dari persilangan dihibrid.

Page 13: Penyimpangan Pola Hereditas

epistasis resesif

Epistasis Resesif Warna bulu tikus Warna bulu tikus ditentukan oleh gen A (krem)

dan alelnya a tidak berwarna, Gen C (hitam) dan alelnya c tidak berwarna.

Ketika Gen A dan C bertemu, maka warna bulu tikus yang muncul adalah krem

Page 14: Penyimpangan Pola Hereditas

epistasis resesif

Epistasis Resesif Warna bulu tikus Persilangan antara tikus bulu krem dengan albino

Epistasis Resesif Warna bulu tikusBerdasarkan persilangan di samping, gen yang bersifat menutup disebut epistasis, sedangkan gen yang bersifat tertutupi disebut hipostasis, sehingga perbandingan fenotip peristiwa epistasis resesif adalah tikus krem : tikus hitam : tikus albino = 9 : 3 : 4

Page 15: Penyimpangan Pola Hereditas

epistasis dominan Epistasis Dominan

warna kulit buah labu

Page 16: Penyimpangan Pola Hereditas

Epistasis Dominan warna kulit buah labu

Epistasis Dominan warna kulit buah labuBerdasarkan persilangan di atas, gen yang bersifat menutup disebut epistasis, sedangkan gen yang bersifat tertutupi disebut hipostasis, sehingga perbandingan fenotip persilangan epistasis dominan = kulit hitam : kulit kuning : kulit putih = 12 : 3 : 1

Page 17: Penyimpangan Pola Hereditas

Polimeri

Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigot dengan sifat beda yang berdiri

sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ tubuh yang sama dari suatu

organisme disebut polimeri.

Page 18: Penyimpangan Pola Hereditas

Perhatikan peristiwa polimeri pada persilangan antara gandum merah dan gandum putih!

Page 19: Penyimpangan Pola Hereditas

Pada salah satu percobaannya, Nelson Ehle, menyilangkan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih, fenotipe F1 semua berbiji merah tetapi tidak semerah biji induknya. Pada kasus ini, seolah-olah terjadi peristiwa dominan tidak penuh, sedangkan pada F2 diperoleh keturunan dengan ratio fenotipe 15 merah dan 1 putih adalah berasal dari penggabungan (9+3+3):1, berwarna merah ada 4 variasi yaitu merah tua, merah sedang, merah muda, dan merah muda sekali, sedangkan berwarna putih hanya ada 1 variasi, maka percobaan ini dikatakan bahwa pembastaran tersebut adalah dihibrida dan dua pasang alel yang berlainan tadi sama-sama mempengaruhi sifat yang sama yaitu warna bunga.

Page 20: Penyimpangan Pola Hereditas

Gen Komplementer

Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling

melengkapi. Kehadiran gen-gen tersebut secara bersama-sama akan

memunculkan karakter (fenotip) tertentu. Sebaliknya, jika salah satu gen tidak hadir maka pemunculan

karakter (fenotip) tersebut akan terhalang atau tidak sempurna.

Page 21: Penyimpangan Pola Hereditas

Perhatikan contoh berikut.

Pemunculan suatu pigmen merupakan hasil interaksi dua gen, yaitu gen C dan gen P.

Gen C : mengakibatkan munculnya bahan mentah pigmen.

Gen c : tidak menghasilkan pigmen.

Gen P : menghasilkan enzim pengaktif pigmen.

Gen p : tidak mampu menghasilkan enzim.

Perhatikan persilangan yang menunjukkan adanya gen komplementer antara individu CCpp (putih) dengan individu ccPP (putih) pada diagram berikut.

Page 22: Penyimpangan Pola Hereditas

Gen Dominan RangkapMiyake dan Imai (Jepang) menemukan bahwa pada tanaman

gandum (Hordeum vulgare) terdapat biji yang kulitnya berwarna ungu tua, ungu, dan putih. Jika gen dominan A dan B terdapat bersama-sama dalam genotip, kulit buah akan berwarna ungu tua. Bila terdapat salah satu gen dominan saja (A atau B), kulit buah berwarna ungu. Absennya gen dominan menyebabkan kulit buah berwarna putih. Perhatikan diagram persilangan berikut.

perbandingan fenotip F2 sebagai berikut.9 AABB= ungu tua3 A-bb = ungu3 aaB- = ungu1 aabb = putih

6

Page 23: Penyimpangan Pola Hereditas

Gen penghambat

Page 24: Penyimpangan Pola Hereditas
Page 25: Penyimpangan Pola Hereditas

THANK YOU :)