Download - Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

Transcript
  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    1/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 31

    44

    Pola Pengaliran Sungai

    4.1 Pola Pengaliran Sungai

    Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran

    tertentu diantara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliranini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atasdasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadaptopografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembangketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resistenterhadap erosi.

    Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran sungai.Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya disatuwilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungaidisatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi,struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai

    berikut:

    1. Pola Aliran Dendritik

    Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai strukturpohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen.Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenisbatuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resistenterhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuanyang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang).

    Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Halini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada prosespembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah di-erosimembentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuanyang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus),sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.

    2. Pola Aliran Radial

    Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial darisuatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radialjuga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada

    bentangalam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radialdan annular.

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    2/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 32

    3. Pola Aliran Rectangular

    Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinyamendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut

    saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehinggamemungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu polapengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar.

    Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainyamengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapanbatuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungaiutamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah polaaliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dansesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola daristruktur kekar dan patahan.

    4. Pola Aliran Trellis

    Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umumdijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurusdisepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari keduasisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehinggamenyerupai bentuk pagar.

    Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol olehstruktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengansaluran utamanya. Saluran utama berarah se arah dengan sumbu lipatan.

    Gambar 4.1 Pola Aliran Sungai

    5. Pola Aliran Centripetal

    Pola aliran centripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, dimana aliran

    sungainya mengalir kesatu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola aliran centripetalmerupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan baratlaut Amerika, mengingatsungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, dimana pada musim basah cekungan

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    3/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 33

    menjadi danau dan mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau

    mengering.

    6. Pola Aliran Annular

    Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial darisuatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annularbiasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.

    7. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)

    Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yangcuram/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainyaakan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yangsangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lerengyang seragam.

    Pola aliran paralel kadangkala meng-indikasikan adanya suatu patahan besar yang memotongdaerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisidapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.

    4.2 Genetika Sungai

    Sebagaimana diketahui bahwa klasifikasi genesa sungai ditentukan oleh hubungan strukturperlapisan batuannya. Genetika sungai dapat dibagi sebagai berikut:

    a. Sungai Superposedatau sungai Superimposed adalah sungai yang terbentuk diataspermukaan bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungai

    memotong ke bagian bawah hingga mencapai permukaan bidang struktur agar supayasungai dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan kata lain sungaisuperposed adalah sungai yang berkembang belakangan dibandingkan pembentukanstruktur batuannya.

    b. Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengankeberadaan struktur batuanya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis hinggake bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena erosi arahvertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral.

    c. Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lerengtopografi aslinya. Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan

    struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi pedoman,bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan atas lerengtopografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.

    d. Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atauzona yang resisten. sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurusperlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenaldan memahami genetika sungai subsekuen seringkali dapat membantu dalampenafsiran geomorfologi.

    e. Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai

    yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungaikonsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen berkembang belakangan.

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    4/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 34

    Gambar 4.2 Pola Aliran Sungai Trellis

    f. Sungai Obsekuen.Lobeck juga mendefinisikan sungai obsekuen sebagai sungai yang

    mengalir berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan terhadapsungai konsekuen. Definisi ini juga mengatakan bahwa sungai konsekuen mengalirsearah dengan arah lapisan batuan.

    g. Sunggai Insekuenadalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lerengtifdak dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.

    Gambar 8.14 Blok diagram di daerah yang berstruktur komplek yang telah mengalamierosi yang cukup intensif. Percabangan sungai yang berkembang didaerah ini secara genetik dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur

    geologi yang mengontrolnya (r=resekuen; o = obsekuen; s = subsekuen)

    Beberapa aspek dari pola pengaliran sungai menjadi sangat penting untuk pertimbangan dalaminterpretasi geomorfologi, terutama:

    1. Klasifikasi genetik sungai, hubungan sungai dengan kemiringan asli, batuan yangberada dibawah aliran sungai, dan struktur geologi.

    2. Tahapan perkembangan suatu sungai3. Pola pengaliran sungai4. Anomali pengaliran dalam suatu pola aliran5. Karakteristik detail seperti gradien sungai, kerapatan sungai, bentuk cekungan dan

    ukuran/dimensi, kemiringan cekungan dan kemiringan bagian hulu suatu lembah.6. Jentera geomorfik.

    Kombinasi dari aspek-aspek tersebut diatas sangat mungkin membantu dalam mengidentifikasilitologi, korelasi stratigrafi, pemetaan struktur geologi, menetukan sejarah tektonik dan sejarah

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    5/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 35

    geomorfologi. Berkut ini adalah uraian mengenai kombinasi antara struktur, litologi danaktivitas sungai.

    4.3 Tahapan Perkembangan Sungai

    Tahapan perkembangan suatu sungai dapat dibagi menjadi 5 (tiga) stadia, yaitu stadia sungaiawal, satdia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja kembali (rejuvination).Adapun ciri-ciri dari tahapan sungai adalah sebagai berikut:

    1. Tahapan Awal (Initial Stage) : Tahap awal suatu sungai seringkali dicirikan olehsungai yang belum memiliki orde dan belum teratur seperti lazimnya suatu sungai. Airterjun, danau, arus yang cepat dan gradien sungai yang bervariasi merupakan ciri-cirisungai pada tahap awal. Bentangalam aslinya, seringkali memperlihatkanketidakteraturan, beberapa diantaranya berbeda tingkatannya, arus alirannnya berasaldari air runoff ke arah suatu area yang masih membentuk suatu depresi (cekungan)atau belum membentuk lembah. Sungai pada tahapan awal umumnya berkembang didaerah dataran pantai (coastal plain) yang mengalami pengangkatan atau diataspermukaan lava yang masih baru / muda dan gunungapi, atau diatas permukaanpediment dimana sungainya mengalami peremajaan (rejuvenation).

    2. Tahapan Muda : Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah sungai-sungaiyang aktivitas aliran sungainya mengerosi kearah vertikal. Aliran sungai yang menmpatiseluruh lantai dasar suatu lembah. Umumnya profil lembahnya membentuk sepertihuruf V. Air terjun dan arus yang cepat mendominasi pada tahapan ini.

    3. Tahapan Dewasa: Tahap awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai adanyapembentukan dataran banjir secara setempat setempat dan semakin lama semakinlebar dan akhirnya terisi oleh aliran sungai yang berbentuk meander, sedangkan pada

    sungai yang sudah masuk dalam tahapan dewasa, arus sungai sudah membentuk aliranyang berbentuk meander, penyisiran kearah depan dan belakang memotong suatudataran banjir (flood plain) yang cukup luas sehingga secara keseluruhan ditempatioleh jalur-jalur meander. Pada tahapan ini aliran arus sungai sudah memperlihatkankeseimbangan antara laju erosi vertikal dan erosi lateral.

    Gambar 4.3 Pola perubahan bentuk alur sungai yang semula linear dan kemudian menjadimeander. Proses perubahan sungai dari linear ke meander disebabkan oleh sifat

    erosi vertikal berubah menjadi erosi lateral.

    4. Tahapan Tua : Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh meander dan lebardari dataran banjir akan beberapa kali lipat dari luas meander belt. Pada umumnya dicirikanoleh danau tapal kuda (oxbow lake) dan rawa-rawa (swampy area). Erosi lateral lebih

    dominan dibandingkan erosi lateral.

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    6/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 36

    5. Peremajaaan Sungai (Rejuvenation) : Setiap saat dari perkembangan suatu sungaidari satu tahap ke tahap lainnya, perubahan mungkin terjadi dimana kembalinya dominasierosi vertikal sehingga sungai dapat diklasifikasi menjadi sungai dalam tahapan muda.Sungai dewasa dapat mengalami pengikisan kembali ke arah vertikal untuk kedua kalinyakarena adanya pengangkatan dan proses ini disebut dengan perenajaan sungai. Prosesperemajaan sungai adalah proses terjadinya erosi ke arah vertikal pada sungai berstadia

    dewasa akibat pengangkatan dan stadia sungai kembali menjadi stadia muda.

    Gambar 4.4 Proses perkembangan sungai oleh aktivitas arus sungai, mulai stadia awal,stadia muda, stadia dewasa, dan stadia tua.

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    7/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 37

    Stadia Awal Stadia Muda

    Stadia Muda Stadia Dewasa

    Stadia Tua Stadia Rejuvination

    Gambar 4.5 Stadia sungai : stadia awal, stadia muda, stadia dewasa, dan stadia tuadan stadia rejuvination.

    4.4 Sistem Sungai

    Sistem sungai adalah sekumpulan alur-alur sungai yang membentuk jaringan yang komplekdan luas dimana air yang berasal dari permukaan daratan mengalir. Batas geografis dimanaseluruh air yang ada di suatu wilayah disebut sebagai watershed atau drainage basin. Dalamsatu watershed terdapat beberapa alur sungai kecil-kecil yang disebut sebagai cabang-cabangsungai (tributaries) yang mengalirkan air ke alur sungai yang lebih besar (principal stream).Sistem pengaliran sungai dalam suatu watershed dapat dipisah-pisahkan berdasarkan ukuranalur sungainya dan dikenal sebagai stream ordering. Order pertama dari pengaliran sungai

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    8/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 38

    adalah alur sungai yang ukurannya paling kecil, sedangkan order kedua adalah alur sungaiyang hanya memiliki cabang-cabang sungai dari order pertama sebagai cabang sungainya.Order ke tiga adalah alur sungai yang hanya memiliki cabang-cabang sungai dari alur sungaiorder pertama dan atau order kedua. Secara umum, sungai yang mempunyai order yang lebihtinggi akan mempunyai batas pemisah air (watershed) yang lebih luas dan sudah barang tentuakan membawa air permukaan yang lebih banyak. Topografi yang tinggi umumnya memilikibatas pemisah air yang memisahkan arah aliran air runoff ke dalam cekungan yang berbedadidasarkan atas orientasi dari kemiringan lerengnya. Salah satu yang mengendalikan jumlah airyang berada dalam sungai di setiap lokasi adalah luas areal permukaan yang terdapat di dalamdrainage basin tersebut dan hal ini merupakan fungsi dari batas pemisah pengaliran.

    Sistem sungai mulai dari hulu kemudian kearah hilir hingga ke laut, yaitu mulai sumbernya dipegunungan kemudian mengalir melalui anak-anak cabangnya menuju ke saluran-saluranutama (tributary channel) yang pada akhirnya ke sungai induknya untuk menuju ke arah laut.Sungai ternyata merupakan media yang mampu mengangkut sejumlah besar bahan yangterbentuk sebagai akibat proses pelapukan batuan. Banyaknya bahan yang diangkut ditentukanoleh faktor iklim dan tatanan geologi dari suatu wilayah. Meskipun bahan-bahan yang diangkut

    oleh sungai berasal antara lain dari hasil penorehan yang dilakukan sungai itu sendiri, tetapiternyata yang jumlahnya paling besar adalah yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan.Proses pelapukan ternyata menghasilkan sejumlah besar bahan yang siap untuk diangkut baikoleh sungai maupun oleh cara lain seperti gerak tanah, dan atau air-tanah.

    Gambar 4.6 Sistem Sungai : Sumber air (curah hujan + mata air), cabang-cabangsungai, meander, tanggulalam (levee), danau tapal kuda (oxbow

    lake),delta.

    Material-material hasil pelapukan dan erosi diangkut oleh air sungai dan diendapkan sebagaisedimen. Aktivitas sungai yang mengalir di daratan akan meng-erosi dan merubah bentuk

    bentuk bentangalam. Proses-proses erosi dan pembentukan alur-alur sungai merupakan agendi dalam perubahan bentuk bentangalam.

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    9/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 39

    Gambar 4.7 Sistem Sungai Meander : tanggulalam (levee), point bar, danau tapal

    kuda (oxbow lake), tanggulalam (levee), rawa belakang (backswamp).

    Air Terjun (Water Falls) Air Terjun (Water Falls)

    Gosongpasir (Bar River) Gosongpasir (Bar River)

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    10/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 40

    Kipas Aluvial (Alluvial Fan) Kipas Aluvial (Alluvial Fan)

    Sungai Bersirat (Braided Stream) Sungai Bersirat (Braided Stream)

    Dataran Banjir (Floodplain) Dataran Banjir (Floodplain)

    Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake) Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake)

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    11/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 41

    Tekuk Sungai (Point Bar) Tekuk Sungai (Point Bar)

    Delta Delta

    Meandering Meandering

    Crevasse Crevasse

  • 5/20/2018 Bab 4 Pola Pengaliran.pdf

    12/12

    Bab 4 Pola Pengaliran Sungai Geomorfologi

    Copyright@2010 by Djauhari noor 42

    Tanggul Alam (Levee) Tanggul Alam (Levee)