UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI...

90
UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI LAPORAN MAGANG HIRZI RISAD 1006712356 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPOK JULI 2014 Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI

LAPORAN MAGANG

HIRZI RISAD

1006712356

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2014

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

UNIVERSITAS INDONESIA

AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

HIRZI RISAD

1006712356

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2014

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Magang ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Hirzi Risad

NPM : 1006712356

Tanda Tangan :

Tanggal : 7 Juli 2014

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

iii

TANDA PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR MAGANG

Nama Mahasiswa : Hirzi Risad

Nomor Pokok Mahasiswa : 1006712356

Judul Laporan Akhir Magang : Audit atas Aset Tetap pada PT AI

Tanggal : 7 Juli 2014

Pembimbing Magang : Taufik Hidayat, S.E., M.M.

TTD

(Taufik Hidayat, S.E., Ak., M.M.)

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Magang ini diajukan oleh:

Nama : Hirzi Risad

Nomor Pokok Mahasiswa : 1006712356

Program Studi : S1 Akuntansi

Judul Laporan Magang : Audit atas Aset Tetap pada PT AI

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Taufik Hidayat, S.E., Ak., M.M ( )

Penguji : Dr. Soemarso Slamet Rahardjo ( )

Penguji : Vitria Indriani, S.E., M.B.A. ( )

Ditetapkan di : Depok, Jawa Barat

Tanggal : 7 Juli 2014

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin. Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT,

1. Allah SWT, atas segala kehendak dan rencana-Nya. Segala puji syukur

penulis panjatkan atas begitu banyak kemudahan maupun cobaan yang telah

diberikan, yang dapat membawa penulis sampai pada titik ini.

2. Orang tua penulis, Alm. Firdaus dan Syafrina, atas dukungan, doa,

perhatian, dan kasih sayang yang tiada habisnya. Selalu menjadi motivasi

utama bagi penulis untuk selalu melangkah maju ke depan dan berusaha

sekuat mungkin untuk tidak mengecewakan kalian berdua. Begitu pula

kakak-kakak dari penulis, Kadri dan Kharissa, untuk dukungan dan doanya.

3. Bapak Taufik Hidayat, selaku pembimbing akademik dan pembimbing

tugas akhir. Terima kasih atas waktu, ilmu, bimbingan, nasihat, dan

kesabaran Bapak selama proses penulisan laporan magang ini.

4. Bapak Soemarso dan Ibu Vitria, selaku penguji sidang laporan magang

penulis. Terima kasih atas saran, kritik, dan nasihatnya demi kebaikan

laporan magang yang telah penulis buat.

5. Tim audit PT IP selama magang di KAP OBSE. Mas Sigit, Ci Yuli, Gia,

dan Johan. Juga untuk Tim CMN yang super rame dan terlalu banyak untuk

disebutin satu-satu. Terima kasih untuk ilmu, petuah, pengalaman, dan

cerita-cerita saat lembur yang telah dibagi selama penulis menjalani

program magang.

6. Teman-teman IEm/CM/apapun-nama-grup-WAnya. Edwin, Evan, Faadhil,

Opik, Heru, dan Donny. Terima kasih untuk tawa, umpatan, cerita, obrolan

bermutu ataupun obrolan kosong selama penulis menjalani kehidupan di

FEUI. Semoga sukses dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045!

karena atas berkat, rahmat, dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan kegiatan

perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Apresiasi dan rasa terima

kasih juga penulis tambatkan kepada para pihak-pihak yang baik secara langsung

maupun tidak langsung telah berkontribusi terhadap penyelesaian laporan magang

ini. Oleh karena itu, secara khusus penulis ingin berterima kasih kepada:

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

vi

7. Teman-teman futsal BBF. Adhi, Adit, Bhayuta, Bobob, Boli, Bomak,

Dhika, Dogom, Gallant, Gilang, Ipung, Iqbal, Marsoem, Oji, Rendy,

Timothy. Walaupun suka telat latihan dan rekor menang kalah di FEUI yang

kurang membanggakan, namun penulis tetap berterima kasih atas sukacita

di atas lapangan maupun ketika di kampus. Semoga setelah keluar dari FE

kita semua bisa jadi taipan.

8. Teman-teman Al-Izhar yang sampai sekarang masih rajin ketemu walaupun

sudah pisah-pisah institusi. Ading, Bagus, Dana, Godi, Hannan, Raka,

Risyad, Lele, Yuga. Sukses buat kita semua, dan tetep rajin ketemu ya

walaupun nanti udah pada kerja.

9. Teman-teman HIMAGA FEUI. Ardo, Adam, Delta, Dimas, Erwin, Fandi,

Fiksyu, Ecky, Jalul, Jo, Pandu Bandar, Pandu W, Ridho, dan lain-lain yang

belum disebutkan. Terima kasih atas canda, tawa, umpatan, info-info

bermutu maupun yang kurang bermutu, keluh, dan kesah.

10. Keluarga besar Logistic Division The 36th Jazz Goes to Campus. Baskoro,

Agung, Agil, Pradit, Harry,Tommy, Hafizh, Ben, Yudi, Sigit, Angga, Anjar,

Rully, Aka, Harris, Dimas, Agatha, Manggala, Arya, Toge, Rachman,

Piesca, Lisa, Winda, Raisa, dan Dhona. Terima kasih untuk kontribusi total

dan pengalaman kepanitiaan terakhir yang luar biasa.

11. Bidang 4: General Supporting JGTC 36. Octo, Agil 1, Baskoro, Agung, Agil

2, Ogi, Miranti, Lana, Isti, Dito, Ucup, Raka, dan Farizi. Terima kasih untuk

pengalaman, keceriaan, kebersamaan, kesedihan, dan kelelahan yang

dirasakan bersama selama jeget.

12. Logistic 35, khususnya Fabio untuk ilmu-ilmu perlogistikannya.

13. Kelompok OPK 32 Kadin. Vidya, Adjhi, Andrash, Dzarin, Fugu, Gustav,

Ira, Luthfi, Moko, Nadia, Ria, Tyas, Yohana. Terima kasih udah jadi

kelompok yang rame, berisik, dan kompak.

14. Dosen, staf pengajar, Asdos, dan staf serta karyawan FEUI atas ilmu,

nasihat, bimbinngan, dan bantuannya selama penulis kuliah.

15. Teman-teman FEUI dan pihak-pihak lain yang belum penulis sebutkan,

yang telah banyak berkontribusi untuk kehidupan penulisa selama

menjalani perkuliahan di FEUI.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

vii

Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih jauh dari kesempurnaan, dan

membuka diri bagi segala kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap

laporan magang ini dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 7 Juli 2014

Penulis

Hirzi Risad

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Hirzi Risad

NPM : 1006712356

Program Studi : S1 Reguler

Fakultas : Ekonomi

Departemen : Akuntansi

Jenis Karya : Laporan Magang

demi pembangunan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Audit atas Aset Tetap pada PT AI

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengelola, dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada Tanggal : 7 Juli 2014

Yang menyatakan

(Hirzi Risad)

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

ix Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Hirzi Risad

Program Studi : Akuntansi

Judul : Audit atas Aset Tetap PT AI

Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset tetap dari PT AI

untuk laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember 2013. PT AI bergerak di

bidang real estate. Kebijakan akuntansi atas aset tetap yang diterapkan oleh PT AI

mengacu kepada PSAK 16 mengenai aset tetap. KAP OBSE menjalankan prosedur

audit atas aset tetap yang terdiri dari prosedur analitis, pengujian substantif atas

saldo dan pengujian substantif atas transaksi. Melalui analisis yang dilakukan,

kebijakan akuntansi PT AI atas aset tetap telah sesuai dengan standar akuntansi

yang berlaku, dan proses audit yang dijalankan oleh KAP OBSE juga telah sesuai

dengan standar dan teori audit yang berlaku.

Kata Kunci:

Pengauditan, Aset Tetap, Real Estate

ABSTRACT

Name : Hirzi Risad

Major : Accounting

Title : Audit of Fixed Assets in PT AI

This report illustrates the audit process of fixed assets in PT AI for the year ended

December 31, 2013. KAP OBSE has conducted audit procedures of fixed assets

consisting of analytical procedure, substantive test of detail balance, and

substantive test of transaction. Based on the analysis, it is concluded that PT AI’s

accounting policies regarding fixed assets have complied with the generally

accepted accounting principles in Indonesia (PSAK), and KAP OBSE’s audit

process has complied with standards and relevant theories.

Keywords:

Audit, Fixed Assets, Real Estate

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... ii TANDA PERSETUJUAN ............................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iv KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. viii ABSTRAK ........................................................................................................................ ix ABSTRACT ...................................................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Laporan ................................................................................................... 1

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ........................................................... 2

1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang ........................................................................... 2

1.5 Ruang Lingkup Masalah ..................................................................................... 3

1.6 Tujuan Penulisan Laporan Magang .................................................................... 4

1.7 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................................ 6 2.1 Akuntansi Aset Tetap .......................................................................................... 6

2.1.1 Definisi Aset Tetap ........................................................................... 6

2.1.2 Pengakuan ......................................................................................... 7

2.1.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal ............................................... 8

2.1.4 Penghentian Pengakuan Aset Tetap ................................................ 13

2.1.5 Penyajian Aset Tetap....................................................................... 14

2.1.6 Pengungkapan Aset Tetap ............................................................... 14

2.2 Pengauditan ....................................................................................................... 15

2.2.1 Definisi Pengauditan ....................................................................... 15

2.2.2 Jenis-jenis Audit .............................................................................. 17

2.2.3 Asersi Manajemen ........................................................................... 18

2.2.4 Hubungan Antara Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit .......... 19

2.2.5 Tahapan Audit ................................................................................. 21

2.2.6 Bukti Audit ...................................................................................... 23

2.2.7 Materialitas ...................................................................................... 27

BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN .................................................................................. 29

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

xi Universitas Indonesia

3.1 Profil Perusahaan Tempat Magang – KAP Osman Bing Satrio & Eny ............ 29

3.2 Profil Perusahaan Klien – PT AI ....................................................................... 31

3.2.1 Profil dan Lini Bisnis Perusahaan Induk ......................................... 31

3.2.2 Struktur Kepemilikan atas Entitas Anak pada IP Group ................. 33

3.2.3 Struktur Organisasi PT AI ............................................................... 34

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 35 4.1 Kebijakan Akuntansi dan Siklus atas Aset Tetap PT AI ................................... 35

4.1.1 Pembelian Aset Tetap ..................................................................... 36

4.1.2 Pemeliharaan Daftar Aset Tetap ..................................................... 38

4.1.3 Penghitungan Depresiasi ................................................................. 39

4.1.4 Penjualan Aset Tetap....................................................................... 40

4.1.5 Analisis Kebijakan Akuntansi Aset Tetap PT AI ........................... 40

4.2 Pelaksanaan Audit atas Aset Tetap PT AI ........................................................ 43

4.2.1 Penerimaan Klien ............................................................................ 44

4.2.2 Pembuatan Engagement Letter dan Pembentukan Tim .................. 46

4.2.3 Penetapan Materialitas .................................................................... 47

4.2.4 Menentukan Program Audit ............................................................ 50

4.2.5 Prosedur Audit atas Aset Tetap ....................................................... 51

4.2.6 Analisis Prosedur Audit Aset Tetap KAP OBSE ............................ 58

4.3 Hasil Temuan Audit .......................................................................................... 65

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 67 5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 67

5.2 Saran ................................................................................................................. 69

5.2.1 Saran Kepada PT AI........................................................................ 69

5.2.2 Saran Kepada KAP OBSE .............................................................. 69

5.2.3 Saran Kepada Program Studi Akuntansi ......................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 72 Lampiran 1 - Neraca Bagian Aset PT AI ...................................................................... 73 Lampiran 2 – Catatan atas Laporan Keuangan: terkait Aset Tetap ......................... 74

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

xii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tarif Beban Depresiasi PT AI ........................................................................... 40

Tabel 4.2 Perhitungan Materialitas PT AI ........................................................................ 48

Tabel 4.3 Perbandingan Materialitas PT AI dengan Materiality Based on Forecast ....... 49

Tabel 4.4 Materialitas Final PT AI ................................................................................... 49

Tabel 4.5 Identifikasi Risiko Terkait Aset Tetap .............................................................. 52

Tabel 4.6 Perhitungan Mutasi Aset Tetap ......................................................................... 54

Tabel 4.7 Perhitungan Ulang Beban Depresiasi ............................................................... 55

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Kepemilikan atas PT AI .................................................................. 32

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT AI ............................................................................. 33

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Neraca Parsial PT AI ..................................................................................... 72

Lampiran 2 Catatan Laporan Keuangan: terkait aset tetap PT AI .................................... 73

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kompetensi sumber daya manusia menjadi suatu yang sangat penting di era

globalisasi. Lulusan perguruan tinggi nantinya tidak hanya akan menghadapi

persaingan dari lulusan dalam negeri saja, terlebih lagi sebentar lagi kita akan

menghadapi ASEAN Economic Community yang menyebabkan kegiatan

perekonomian di Asia Tenggara menjadi semakin terintegrasi. Dalam beberapa

tahun ke depan akan banyak pekerja yang berasal dari berbagai negara di Asia

Tenggara akibat adanya integrasi perekonomian tersebut. Adanya globalisasi

membuat persaingan di dunia kerja menjadi semakin ketat. Hal ini memaksa adanya

peningkatan kualitas dari sumber daya manusia. Salah satu masalah utama yang

dihadapi adalah lulusan perguruan tinggi tidak dipersiapkan dengan kemampuan

yang cukup dalam menghadapi dunia kerja. Mahasiswa dibekali dengan ilmu dan

konsep yang baik, namun mereka belum tentu mampu memanfaatkan ilmu tersebut

pada saat bekerja.

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia menyediakan kesempatan bagi

calon lulusannya untuk dapat mempersiapkan diri secara lebih baik untuk

menghadapi dunia kerja, salah satunya dengan mengikuti program magang. Selain

sebagai syarat kelulusan dari program S1, mahasiswa diharapkan dapat

mengaplikasikan ilmu yang mereka pelajari selama mengikuti kegiatan perkuliahan

di kampus. Sehingga, para calon lulusan dari program studi akuntansi FEUI

diharapkan kedepannya akan lebih siap dan kompeten dalam menghadapi

persaingan di dunia kerja.

1.2 Tujuan Laporan

Laporan magang ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dari

program studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Program ini

merupakan salah satu alternatif dari pengerjaan tugas akhir kuliah selain skripsi dan

studi mandiri. Program magang secara lebih khusus diadakan agar mahasiswa dapat

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

2

Universitas Indonesia

menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari di perkuliahan melalui praktek

langsung di dunia pekerjaan. Kegiatan magang ini juga menjadi sarana bagi

perusahaan yang membutuhkan banyak sumber daya, dan sebagai salah satu bentuk

seleksi awal dari calon pegawai tetap ke depannya.

Pada laporan ini, penulis memaparkan salah satu prosedur audit yang

dijalankan selama menjalankan program magang. Diharapkan dengan menyusun

laporan magang ini, penulis dapat menganalisa kebijakan akuntansi yang dihaankan

oleh klien perusahaan, memahami prosedur audit yang digunakan oleh perusahaan

dalam mengaudit kliennya, dan menganaisa temuan dari prosedur audit yang telah

dilakukan.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Penulis mengikuti program magang di Kantor Akuntan Publik Osman Bing

Satrio & Eny (KAP OBSE) yang berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu.

Penulis ditempatkan di grup Consumer Business & Transportation (CBT), yang

sebagian besar kliennya menjalankan bisnis di sektor retail, transportasi, travel &

hospitality, dan makanan. Selama menjalani kegiatan magang, penulis diposisikan

sebagai trainee yang memiliki tanggung jawab setara dengan associate 1. Kegiatan

magang ini berlangsung dari tanggal 6 Januari 2014 hingga tanggal 30 April 2014.

1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang

Selama mengikuti kegiatan magang, penulis memiliki tanggung jawab

untuk membantu auditor in-charge dalam menjalankan prosedur substantif pada PT

CMN dan beberapa anak perusahaan dari PT IP, yang salah satunya adalah PT AI.

Berikut merupakan beberapa tugas yang dijalankan oleh penulis selama

menjalankan program magang di KAP OBSE:

1. Menyiapkan lead schedule dari akun-akun yang mendapatkan perhatian

selama kegiatan audit dilakukan.

2. Melakukan perhitungan ulang mutasi saldo akun-akun di tahun pelaporan

2013.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

3

Universitas Indonesia

3. Mengirim konfirmasi piutang, hutang, investasi, dan penyertaan modal

kepada pihak ketiga dan pihak afiliasi yang berhubungan dengan klien.

4. Melakukan vouching atas dokumen pendukung dari beberapa transaksi yang

dipilih menjadi sampel pengujian substantif.

5. Menjalankan prosedur alternatif pengujian substantif seperti memeriksa

adanya subsequent payment and receipt pada akun piutang dan hutang, dan

juga prosedur open invoice.

6. Melakukan prosedur analitis dari akun-akun pada neraca dan laporan laba

rugi klien.

7. Melakukan rekapitulasi perhitungan hutang pajak dan mutasi kewajiban

pensiun.

8. Melakukan resume akta-akta perusahaan selama tahun 2013 untuk melihat

adanya corporate action yang penting pada tahun pelaporan tersebut.

9. Menyiapkan dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan untuk

kebutuhan dokumentasi selama kegiatan audit berlangsung.

10. Melakukan file check untuk mengetahui adanya kesalahan-kesalahan teknis

dalam pembuatan kertas kerja audit.

Prosedur audit atas PT AI dipilih karena penulis mengikuti jalannya

prosedur dari awal kerja lapangan dimulai, sehingga penulis lebih memiliki

pemahaman dan akses atas dokumen yang diperlukan untuk penulisan laporan

magang ini.

1.5 Ruang Lingkup Masalah

Pada laporan magang ini penulis memilih untuk mengangkat topik prosedur

audit pada akun aset tetap karena area ini merupakan salah satu area yang penulis

kerjakan selama proses audit berlangsung. Aset tetap juga merupakan salah satu

akun pada bagian aset yang memiliki saldo paling besar, dan mengingat PT AI yang

beroperasi pada bisnis properti sangatlah bergantung pada aset tetap dalam

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

4

Universitas Indonesia

menjalankan bisnisnya. Penulis akan membahas kebijakan akuntansi yang

diterapkan oleh klien, yaitu PT AI, terkait aset tetap dan prosedur audit yang

dijalankan oleh KAP OBSE dalam memeriksa akun aset tetap pada tahun buku yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

1.6 Tujuan Penulisan Laporan Magang

Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah:

1. Memberikan penjelasan terkait kebijakan akuntansi atas aset tetap pada PT

AI, beserta analisis berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

2. Memberikan penjelasan atas prosedur audit yang dijalankan KAP OBSE

kepada PT AI untuk memeriksa akun aset tetap, beserta analisis berdasarkan

teori yang ada.

3. Memaparkan dan menganalisis hasil temuan dari proses audit yang telah

dijalankan oleh KAP OBSE.

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan magang ini terdiri dari lima bab beserta lampiran pendukung

laporan dengan rincian sebagai berikut:

Bab 1 – Pendahuluan

Bab 1 berisi latar belakang penulisan laporan magang, tujuan dari penulisan

laporan magang, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan magang, ruang

lingkup dan pembatasan laporan magang, dan sistematika penulisan laporan

magang.

Bab 2 – Landasan Teori

Bab ini membahas teori yang berkaitan dengan kegiatan audit yang

dijalankan selama program magang yang dilakukan. Pada bab ini juga

dibahas teori pendukung terkait kebijakan akuntansi dan standar akuntansi

yang berlaku terkait pencatatan aset tetap, dan juga teori beserta standar

audit yang berlaku.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

5

Universitas Indonesia

Teori yang dicantumkan diambil dari buku teks, peraturan dan standar

terkait yang berlaku di Indonesia, standar profesi, dan pedoman audit yang

digunakan oleh perusahaan selama kegiatan audit dilakukan.

Bab 3 – Profil KAP dan Perusahaan Klien

Bab ini membahas profil kantor akuntan publik dimana penulis mengikuti

program magang dan juga profil perusahaan klien dimana penulis

ditugaskan.

Bab 4 – Pembahasan dan Analisis

Bab ini membahas kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan terkait

area akun yang dibahas untuk memberikan pemahaman kepada pembaca

terkait proses bisnis dan pencatatan akuntansi yang dilakukan perusahaan

klien. Kemudian, pada bab ini juga dibahas prosedur audit yang dijalankan

mulai dari tahapan perencanaan hingga pengujian substantif terkait akun

aset tetap. Penulis juga akan memberikan analisis terkait kesesuaian praktek

akuntansi aset tetap PT AI dan prosedur audit aset tetap KAP OBSE dengan

teori pendukung dan standar yang berlaku.

Bab 5 – Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan audit pada akun

aset tetap yang telah dilakukan. Pada bab ini penulis juga memberikan kritik

dan saran bagi kantor akuntan publik tempat penulis melaksanakan kegiatan

magang dan kepada perusahaan klien yang diaudit.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

6 Universitas Indonesia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Akuntansi Aset Tetap

2.1.1 Definisi Aset Tetap

Aset tetap berdasarkan definisi yang terdapat pada PSAK 16 (revisi 2011)

adalah aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dalam kegiatan produksi

dan/atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau

digunakan untuk keperluan administratif perusahaan. Berdasarkan PSAK 16 (revisi

2011), aset tetap diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode.

Kieso et al. (2011) menyatakan bahwa aset tetap memiliki karakteristik

sebagai berikut:

1. Dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasional

perusahaan, bukan untuk dijual. Aset tetap yang tidak digunakan dalam

kegiatan operasional dapat dikategorikan sebagai properti investasi atau

sebagai persediaan bila dimiliki untuk dijual.

2. Aset tetap biasanya digunakan untuk jangka waktu yang panjang, sehingga

masa pakainya harus lebih dari satu tahun. Selama jangka waktu masa pakai

tersebut, aset tetap harus disusutkan setiap tahunnya. Sehingga, di akhir

periode saat masa pakai tersebut berakhir aset tetap akan memiliki nilai

buku sebesar nilai residu dari aset tetap tersebut.

3. Aset tetap dikarakteristikan dengan wujudnya yang nyata, sehingga dapat

dibedakan dengan aset tidak berwujud seperti hak paten atau goodwill.

Selain dari ketiga definisi tersebut, perusahaan perlu menentukan adanya

tingkat materialitas minimal untuk mengakui suatu aset sebagai aset tetap. Bila

pengeluaran untuk mendapatkan aset tetap tersebut di bawah tingkat materialitas

yang ditentukan, maka dapat dicatat sebagai beban dalam periode berjalan. Sebagai

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

7

Universitas Indonesia

contoh, perusahaan menerapkan kebijakan untuk mengkapitalisasi aset dengan

pembelian minimal Rp. 1.000.000, kemudian mereka membeli alat tulis kantor

dengan nominal pembelian di bawah materialitas yang telah ditentukan, maka

perusahaan dapat mencatat transaksi tersebut sebagai beban alat tulis kantor.

Dalam membedakan antara aset tetap dengan properti investasi

membutuhkan pertimbangan lebih lanjut. Berdasarkan PSAK 13, syarat suatu aset

dikategorikan sebagai sebuah properti investasi adalah dengan melihat

independence of generation of cash flow. Sebuah properti investasi diharuskan

untuk dapat menghasilkan rental tanpa adanya fasilitas yang signifikan disediakan

oleh pemilik aset bersangkutan. Sebagai contoh, bila pengelola pusat perbelanjaan

menyediakan fasilitas lain (eskalator, toilet, furnitur, dan lain-lain) agar bangunan

pusat perbelanjaan tersebut dapat beroperasi dan menghasilkan pemasukan, maka

aset tersebut dapat dikategorikan sebagai aset tetap. Berbeda bila seorang pemilik

gedung menyewakan gedungnya kepada pengelola tanpa menyediakan aset atau

fasilitas lain yang dapat membantunya dalam mendapatkan rental, maka aset

tersebut dapat dikategorikan sebagai properti investasi.

2.1.2 Pengakuan

Berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011), biaya perolehan aset harus diakui

sebagai aset bila terdapat kemungkinan yang besar akan adanya manfaat ekonomik

yang akan diperoleh perusahaan di masa depan, dan biaya perolehan aset tersebut

dapat diukur secara handal. Perusahaan dapat melakukan agregasi atas unit-unit aset

tetap yang secara individual tidaklah signifikan. Tidak hanya biaya perolehan awal,

perusahaan juga perlu melakukan evaluasi bila mereka mengeluarkan biaya untuk

menambah, mengganti, atau memperbaiki suatu aset tetap.

Menurut PSAK 16 (revisi 2011), biaya perolehan suatu aset terdiri dari

harga perolehan ketika aset tersebut dibeli, biaya bea impor dan pajak, biaya yang

dapat diatribusikan untuk membawa aset ke lokasi yang diinginkan dan dapat

digunakan sesuai kebutuhan manajemen, dan estimasi biaya pembongkaran dan

pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Secara lebih lanjut, pada PSAK 16

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

8

Universitas Indonesia

(revisi 2011) dijelaskan berbagai contoh dari biaya yang dapat diatribusikan kepada

biaya perolehan, antara lain:

1. Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;

2. Biaya penyiapan lahan untuk bangunan/pabrik;

3. Biaya handling dan penyerahan awal;

4. Biaya perakitan dan instalasi;

5. Biaya pengujian aset untuk memastikan aset bekerja dengan baik;

6. Komisi profesional.

PSAK 16 (revisi 2011) juga menyertakan beberapa jenis biaya yang tidak

boleh diatribusikan secara langsung sebagai biaya perolehan aset tetap. Biaya-biaya

tersebut antara lain adalah:

1. Biaya pembukaan fasilitas baru;

2. Biaya pengenalan produk baru, seperti biaya promosi dan biaya iklan;

3. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau pada kelompok baru;

4. Biaya overhead dan administrasi lainnya;

5. Biaya dan penghasilan insidental yang timbul bukan untuk membawa aset

ke lokasi atau kondisi yang diinginkan oleh manajemen.

2.1.3 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Perusahaan dapat memilih untuk menggunakan model biaya atau model

revaluasi dalam melakukan pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal.

2.1.3.1 Model Biaya

Metode pengukuran pertama yang dijelaskan pada PSAK 16 (revisi 2011)

adalah model biaya (historical cost). Pengukuran dengan model biaya melakukan

pencatatan atas aset tetap dengan cara mengurangi biaya perolehan awal aset tetap

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

9

Universitas Indonesia

dengan biaya depresiasi dan akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi. Biaya

perolehan awal dari suatu aset tetap sendiri dapat terdiri dari biaya yang

diatribusikan langsung untuk menyiapkan aset bersangkutan ke dalam kondisi yang

sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2.1.3.2 Model Revaluasi

Pengukuran dengan model revaluasi melakukan pencatatan aset dengan cara

menghitung nilai wajar dari aset tetap pada tanggal revaluasi setelah dikurangi oleh

biaya depresiasi dan rugi penurunan nilai aset. Bila perusahaan memilih untuk

menggunakan model revaluasi, maka revaluasi tersebut harus dilakukan pada

semua aset yang terdapat pada kategori yang sama. Revaluasi yang dilakukan pada

sekelompok aset tetap dengan kegunaan serupa harus dilakukan secara bersamaan

untuk menghindari adanya perlakuan revaluasi secara selektif. Namun, revaluasi

dalam kelompok aset dapat dilakukan secara bergantian selama keseluruhan

revaluasi dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat dan sepanjang revaluasi

dimutakhirkan.

Penetapan nilai wajar dari suatu aset sendiri biasanya dilakukan oleh pihak

profesional yang memiliki kualifikasi tertentu berdasarkan bukti yang terdapat di

pasar aset terkait. Bila revaluasi aset tetap tidak dapat dilakukan karena tidak

adanya pasar yang aktif, maka perusahaan dapat melakukan estimasi dengan

pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan. Revaluasi

harus secara rutin dilakukan bila terdapat perbedaan yang material antara nilai yang

tercatat dengan nilai wajar yang ada. Sebaliknya, revaluasi tidak perlu dilakukan

bila perbedaan yang ada tidak begitu signifikan.

Bila perusahaan memutuskan untuk menggunakan model revaluasi,

perusahaan perlu melakukan penyesuaian terhadap saldo akumulasi depresiasi pada

saat tanggal terjadinya revaluasi tersebut. Berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011),

akumulasi depresiasi aset tetap dapat direvaluasi dengan cara sebagai berikut:

1. Disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan dalam jumlah

tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama

dengan jumlah revaluasiannya.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

10

Universitas Indonesia

2. Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto

setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset

tetap tersebut. Metode ini biasa digunakan untuk aset tetap berupa

bangunan.

Peningkatan jumlah tercatat aset akibat adanya revaluasi harus diakui dalam

pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus

revaluasi. Kenaikan nilai aset tetap tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi

hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah tercatat

pada laporan laba rugi.

Bila aset tetap mengalami penurunan nilai akibat revaluasi, maka penurunan

nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi. Penurunan nilai aset tetap

tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain selama penurunan tersebut

tidak melebihi saldo surplus revaluasi aset bersangkutan.

2.1.3.3 Depresiasi Aset Tetap

Kieso et al (2011) mendefinisikan depresiasi sebagai biaya yang

dialokasikan dari aset tetap secara sistematis dan rasional selama umur manfaat dari

aset tetap tersebut. Penyusutan aset tetap sendiri efektif mulai dihitung semenjak

aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Penyusutan terus diakui hingga nilai dari

aset tetap tersebut habis disusutkan atau saat aset tetap tersebut telah

diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, kecuali metode penyusutan yang

digunakan adalah unit of production method. Besarnya depresiasi atau penyusutan

sendiri dipengaruhi oleh, biaya akuisisi awal, nilai residu, dan usia dari aset tetap

itu sendiri. Umur manfaat aset sendiri dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan

perusahaan pemilik berdasarkan pengalamannya dengan aset tetap yang serupa.

Perusahaan dapat memilih metode penyusutan yang akan digunakan dengan

mempertimbangkan pola konsumsi dari aset tetap tersebut. Metode penyusutan

yang biasa digunakan antara lain adalah:

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

11

Universitas Indonesia

1. Metode garis lurus

Metode garis lurus dihitung berdasarkan umur manfaat dari aset itu sendiri

dibandingkan dari penggunaan aktual di setiap tahunnya. Metode ini

menggunakan asumsi bahwa kegunaan aset selalu sama setiap tahunnya.

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢

𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡

2. Metode saldo menurun

Metode ini tidak mengasumsikan bahwa kegunaan aset selalu sama setiap

tahunnya. Metode ini menggunakan asumsi bahwa suatu aset lebih

produktif pada umur awal penggunaannya, karena itu besarnya beban

penyusutan akan terus mengalami penurunan di setiap tahun.

Double declining merupakan salah satu metode penyusutan saldo menurun.

Metode ini menggunakan tingkat penyusutan dua kali lebih besar

dibandingkan bila perusahaan menggunakan metode garis lurus. Sehingga,

bila suatu aset memiliki umur manfaat empat tahun, maka tingkat

penyusutan setiap tahunnya dengan metode ini adalah 50% (berbeda dengan

tingkat penyusutan pada metode garis lurus yang menggunakan tingkat

penyusutan sebesar 25%). Metode ini tidak memperhitungkan nilai residu

aset, dan basis perhitungan penyusutannya adalah nilai buku bersih dari aset

tersebut setiap awal tahun.

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛𝑡 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑡

𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 × 2

3. Metode unit produksi

Berbeda dengan metode garis lurus maupun saldo menurun yang

menggunakan umur manfaat aset sebagai dasar dalam penghitungan beban

penyusutan, metode ini menggunakan input (contohnya jumlah jam

penggunaan aset) atau output (contohnya unit yang diproduksi) sebagai

dasar penghitungan beban depresiasi.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

12

Universitas Indonesia

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑁𝑦𝑎𝑡𝑎 (𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢)

𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

PSAK 16 (revisi 2011) mengharuskan perusahaan untuk melakukan

pengkajian terkait nilai residu dan umur manfaat dari aset tetap yang dimiliki. Bila

dari hasil pengkajian ulang yang dilakukan terdapat perubahan estimasi, maka

perusahaan harus melakukan perubahan estimasi seperti yang diatur pada PSAK 25

(revisi 2009) terkait Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan

Kesalahan.

2.1.3.4 Penurunan Nilai Aset Tetap

PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset mendefinisikan penurunan

nilai aset sebagai kondisi dimana nilai tercatat dari aset tetap (carrying amount)

lebih besar dari nilai yang dapat terpulihkan (recoverable amount). Bila kondisi

tersebut tercapai, maka perusahaan harus menurunkan nilai tercatat aset tetap

tersebut hingga menyamai nilai yang dapat dipulihkan. Penurunan nilai tersebut

harus diakui sebagai beban pada laporan laba rugi. Perusahaan perlu melakukan

penilaian apakah terdapat indikasi suatu aset tetap akan mengalami penurunan nilai.

Indikasi penurunan nilai tersebut dapat berasal dari informasi internal maupun

eksternal. Informasi internal dapat berupa kerusakan fisik aset tetap atau kinerja

aktual suatu aset tetap ternyata di bawah dari ekspektasi. Sementara itu, informasi

eksternal dapat berupa perubahan signifikan pada nilai pasar, perubahan signifikan

pada teknologi, atau perubahan suku bunga. Terlepas dari adanya indikasi

penurunan nilai, perusahaan perlu melakukan pengujian penurunan nilai minimal

setahun sekali bagi aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas, aset

tidak berwujud yang belum digunakan, dan goodwill yang berasal dari kombinasi

bisnis.

Pengukuran penurunan nilai sendiri dilakukan dengan membandingkan

nilai buku suatu aset tetap dengan nilai yang dapat dipulihkan. Nilai yang dapat

dipulihkan itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu dipulihkan melalui penjualan aset

atau dipulihkan melalui penggunaan. Nilai dipulihkan melalui penjualan

didapatkan dari jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset dikurangi

dengan biaya pelepasan aset. Sementara itu, nilai yang dipulihkan melalui

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

13

Universitas Indonesia

penggunaan didapatkan dari nilai sekarang dari proyeksi arus kas yang dapat

dihasilkan oleh aset bersangkutan. Perusahaan nantinya akan memilih nilai yang

lebih besar dari nilai jual dan nilai pakai tersebut untuk dibandingkan dengan nilai

tercatat aset.

Kerugian yang timbul dari penurunan nilai suatu aset harus diakui di dalam

laporan laba rugi, kecuali aset tersebut diukur pada nilai revaluasian. PSAK 16

(revisi 2011) membolehkan kerugian penurunan nilai aset tetap diakui dalam

pendapatan komprehensif lain, selama jumlah kerugian tidak melebihi surplus yang

timbul dari revaluasi. Penurunan nilai dari aset tetap mengharuskan perusahaan

untuk melakukan penyesuaian pada beban depresiasi yang akan diakui di periode

mendatang.

Kerugian yang diakui atas penurunan nilai aset tetap dapat dipulihkan bila

terdapat perubahan estimasi dari nilai yang dapat dipulihkan. Pemulihan dari

penurunan nilai aset tetap tersebut tidak boleh melebihi nilai tercatat bersih aset

tetap sebelum adanya penurunan nilai yang diakui. Pemulihan rugi penurunan nilai

ini harus dicatat dalam laporan laba rugi, kecuali perusahaan menggunakan model

revaluasi, maka pemulihan harus dicatat sebagai kenaikan revaluasi berdasarkan

PSAK yang mengatur metode revaluasi tersebut.

2.1.4 Penghentian Pengakuan Aset Tetap

Penghentian pengakuan aset tetap dilakukan oleh perusahaan ketika aset

tersebut dilepas atau saat aset tersebut tidak lagi dapat memberikan manfaat

ekonomi di masa depan baik melalui penggunaan maupun melalui pelepasannya.

Penghentian pengakuan aset tetap mengharuskan perusahaan pemilik untuk

mengakui adanya keuntungan atau kerugian yang timbul dari selisih antara jumlah

bersih pelepasan dengan nilai tercatat aset di dalam laporan laba rugi. Keuntungan

dari penghentian pengakuan aset tetap tersebut tidak boleh diklasifikasikan sebagai

pendapatan. Pelepasan dari aset tetap sendiri dapat dilakukan melalui penjualan,

disumbangkan, atau dengan disewakan berdasarkan sewa pembiayaan. Perusahaan

menentukan tanggal pelepasan aset tetap berdasarkan kriteria yang terdapat di

PSAK 23 (revisi 2009) terkait pendapatan bila dijual, atau berdasarkan kriteria yang

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

14

Universitas Indonesia

terdapat pada PSAK 30 (revisi 2011) terkait sewa bila disewakan melalui jual dan

sewa-balik.

2.1.5 Penyajian Aset Tetap

Penyajian aset tetap pada neraca keuangan perusahaan berada di dalam pos

aset, lebih tepatnya pada bagian aset tidak lancar. Nilai dari aset tetap dapat

disajikan secara bersih setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Rincian

dari aset tetap secara lebih lanjut disajikan pada catatan laporan keuangan.

Penyajian aset tetap pada neraca:

ASET TIDAK LANCAR

Aset Tetap (net) – Setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp. xxx

xxx.xxx.xxx

Beban-beban terkait aset tetap yang diakui pada periode pelaporan, seperti

beban pemeliharaan dan beban depresiasi disajikan dalam bagian laporan laba rugi,

khususnya pada pos beban operasional. Pada bagian laporan laba rugi hanya tertera

nilai dari keseluruhan beban. Sementara itu, rincian dari beban pemeliharaan

maupun depresiasi tersebut secara lebih spesifik dapat disajikan pada catatan

laporan keuangan pada bagian beban langsung, beban administrasi dan umum,

beban penjualan, dan beban lainnya.

2.1.6 Pengungkapan Aset Tetap

Sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada PSAK 16 (revisi 2011),

perusahaan perlu mengungkapkan untuk setiap kelompok aset informasi sebagai

berikut:

1. Dasar pengukuran untuk menentukan jumlah tercatat bruto;

2. Metode penyusutan yang digunakan;

3. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

15

Universitas Indonesia

4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir

periode;

5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan

adanya penambahan, reklasifikasi aset sebagai aset dimiliki untuk dijual dan

pelepasan lainnya, akuisisi dengan kombinasi bisnis, peningkatan dan

penurunan akibat revaluasi, penyusutan, rugi penurunan nilai yang diakui

atau dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48, selisih bersih antara

nilai tukar mata uang fungsional dengan mata uang pelaporan, dsan

perubahan lainnya.

Pada PSAK 16 (revisi 2011) diterangkan beberapa kondisi khusus terkait

aset tetap yang perlu diungkapkan oleh perusahaan pada laporan keuangan, yaitu:

1. Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang

digunakan sebagai jaminan untuk liabilitas;

2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang

sedang dalam pembangunan;

3. Jumlah komitmen kontraktual,

2.2 Pengauditan

2.2.1 Definisi Pengauditan

Elder et al. (2009) mendefinisikan audit sebagai suatu proses pengumpulan

bukti dari suatu informasi untuk menentukan kesesuaian antara informasi tersebut

dengan kriteria yang berlaku. Subjek dari kegiatan audit itu sendiri sangat

bermacam-macam, dapat berupa laporan keuangan perusahaan, sistem informasi

perusahaan, dan lain-lain. Berdasarkan Statement on Auditing Standards (SAS) 1,

tujuan audit secara umum adalah memeriksa kewajaran dalam semua hal yang

bersifat material dalam kesesuaiannya dengan prinsip dan standar yang berlaku

umum. Audit sendiri harus dilakukan oleh pihak yang independen dari pihak yang

menghasilkan informasi yang diaudit untuk memastikan informasi dan laporan

yang dibuat oleh auditor sudah objektif. Terkait audit terhadap laporan keuangan,

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

16

Universitas Indonesia

auditor memeriksa kesesuaian antara pelaporan akuntansi yang dilakukan oleh klien

dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia, yaitu PSAK.

Salah satu penyebab dari kebutuhan akan adanya laporan audit terhadap

laporan keuangan adalah information risk. Risiko informasi menggambarkan risiko

akan kemungkinan suatu informasi yang dihasilkan tidaklah akurat dengan kondisi

yang sebenarnya, sehingga dapat menjadi acuan yang yang kurang tepat bagi para

pengguna laporan keuangan. Arens et al. (2009) mengemukakan beberapa hal yang

dapat menyebabkan munculnya risiko informasi itu sendiri antara lain:

1. Remoteness of information: Tidak adanya pengawasan langsung dari

pengguna informasi meningkatkan kemungkinan salah saji informasi baik

secara disengaja maupun tidak disengaja.

2. Motif dan bias dari penyusun informasi: Informasi yang dihasilkan memiliki

kemungkinan untuk disajikan secara tidak akurat untuk menguntungkan

pihak yang menyiapkan informasi tersebut.

3. Jumlah data yang terlalu besar: Semakin rumit kegiatan bisnis menyebabkan

jumlah data yang diproses menjadi semakin banyak. Hal ini dapat

meningkatkan kemungkinan salah saji informasi.

4. Jenis transaksi yang rumit: Standar pelaporan yang semakin komprehensif

dapat menyebabkan pelaporan transaksi menjadi semakin rumit, sehingga

ada kemungkinan salah saji yang semakin tinggi.

Melalui pengumpulan dan evaluasi bukti terkait informasi yang dihasilkan,

auditor dapat memberikan keyakinan memadai terkait seberapa sesuai suatu

informasi yang dihasilkan dengan standar yang berlaku. Sehingga, setelah melalui

audit, informasi dari laporan keuangan menjadi lebih dapat diandalkan selama

independensi auditor dapat terjaga selama proses audit berlangsung.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

17

Universitas Indonesia

2.2.2 Jenis-jenis Audit

Arens et al. (2009) membagi audit menjadi tiga jenis utama, yaitu:

1. Audit Operasional: Subjek dari audit operasional adalah kegiatan

operasional perusahaan. Auditor menilai apakah metode dan prosedur

operasional yang digunakan telah berjalan secara efektif dan efisien demi

mencapai tujuan perusahaan. Berbeda dengan audit laporan keuangan

maupun audit kepatuhan, audit operasional tidak memiliki acuan baku akan

bagaimana suatu proses atau metode harus dijalankan. Sehingga, kriteria

dan rekomendasi yang diberikan oleh auditor dapat menjadi subjektif.

Contoh dari audit operasional adalah menguji sistem informasi sebuah bank

akuntansi dalam memproses transaksi ketika di jam sibuk.

2. Audit Kepatuhan: Audit kepatuhan memastikan apakah klien yang diaudit

telah mengikuti prosedur, aturan, standar, maupun undang-undang yang

dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Aturan yang diikuti sendiri dapat

berupa aturan eksternal ataupun aturan yang dibuat oleh perusahaan itu

sendiri. Contoh dari audit kepatuhan adalah peninjauan atas kepatuhan

perusahaan terhadap undang-undang ketenagakerjaan yang dilakukan oleh

ahli hukum.

3. Audit Laporan Keuangan: Audit laporan keuangan menguji apakah laporan

keuangan yang dihasilkan telah sesuai dengan standar dan kriteria yang

berlaku. Auditor mengumpulkan sejumlah bukti untuk menilai apakah

terdapat salah saji yang material pada laporan keuangan yang dihasilkan.

Seiring dengan semakin rumitnya kegiatan bisnis, audit saat ini lebih fokus

pada risiko terkait adanya salah saji tersebut. Dengan mempelajari

lingkungan industri, strategi dan budaya perusahaan, proses bisnis, dan

informasi lainnya terkait klien, auditor dapat menentukan area mana saja

yang memiliki risiko tinggi dan membutuhkan perhatian lebih lanjut ketika

diaudit.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

18

Universitas Indonesia

2.2.3 Asersi Manajemen

Pernyataan Standar Auditing (PSA) 07 mendefinisikan asersi manajemen

sebagai pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan

keuangan. Asersi manajemen sangatlah terkait dengan tujuan audit. Prosedur audit

yang dilakukan mencoba untuk menilai kewajaran dari asersi yang disiapkan oleh

manajemen. Karena itu, asersi manajemen menjadi acuan awal dalam menentukan

tujuan audit dan prosedur yang digunakan untuk memastikan asersi manajemen

telah disiapkan secara wajar. Arens et al. (2009) membagi asersi menjadi tiga

kategori utama:

1. Asersi terkait transaksi dan kejadian:

a. Occurence / Keterjadian: transaksi yang dicatat benar-benar terjadi.

b. Completion / Kelengkapan: seluruh transaksi telah disertakan secara

lengkap.

c. Accuracy / Ketepatan: transakti telah dicatat pada nilai yang tepat.

d. Classification / Klasifikasi: transaksi telah dicatat pada akun yang tepat.

e. Cut-Off / Pisah Batas: transaksi telah dicatat pada periode yang tepat.

2. Asersi terkait saldo akun:

a. Existence / Keberadaan: aset, kewajiban, dan ekuitas yang tercantum di

neraca benar-benar ada pada tanggal pelaporan.

b. Completeness / Kelengkapan: seluruh akun yang harusnya tercatat telah

disertakan di dalam laporan keuangan.

c. Valuation & Allocation / Valuasi dan Alokasi: aset, kewajiban, dan

ekuitas telah disajikan pada nilai yang tepat.

d. Rights & Obligations / Hak dan Kewajiban: perusahaan benar-benar

memiliki hak atas aset dan kewajiban atas liabilitas yang diakui.

3. Asersi terkait pengungkapan dan penyajian:

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

19

Universitas Indonesia

a. Occurence and Rights and Obligations / Keterjadian dan Hak dan

Kewajiban: pengungkapan mewakili kejadian yang benar-benar terjadi

dan berhubungan dengan hak dan kewajiban perusahaan.

b. Completeness / Kelengkapan: mengungkapkan seluruh informasi yang

perlu untuk diungkapkan di laporan keuangan.

c. Accuracy & Valuation / Ketepatan dan Valuasi: pengungkapakn

disajikan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.

d. Classification & Understandability / Klasifikasi dan Kemudahan untuk

Dipahami: Penungkapan sudah diklasifikasi dengan benar dan mudah

dimengerti.

2.2.4 Hubungan Antara Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit

Asersi menjadi acuan utama bagi auditor dalam menentukan tujuan audit

yang ingin dicapai. Tujuan audit secara spesifik dapat dirumuskan dengan meninjau

sudut asersi tertentu, dan dengan mempertimbangkan kondisi khusus dari

perusahaan yang diaudit (PSA 07). Ketika tujuan audit telah dirumuskan secara

spesifik, auditor dapat merancang prosedur audit yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan audit tersebut. Contohnya bila auditor mempertimbangkan asersi

manajemen atas hak dan kewajiban, maka tujuan audit yang ingin dicapai adalah

memastikan bahwa perusahaan memiliki hak secara hukum atas aset tetap yang

tercatat. Kemudian auditor dapat memilih prosedur audit yang akan dijalankan,

seperti memeriksa kelengkapan surat dan kontrak, dan memeriksa faktur dari

pemasok yang telah dibayar.

Arens et al. (2009) membagi tujuan audit menjadi tiga kategori utama, yaitu:

1. Tujuan audit terkait transaksi:

a. Occurence / Keterjadian: memastikan transaksi yang dicatat benar-

benar terjadi selama periode pelaporan.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

20

Universitas Indonesia

b. Completeness / Kelengkapan: memastikan semua transaksi yang terjadi

pada periode pelaporan telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan

periode bersangkutan.

c. Accuracy / Ketepatan: memastikan transaksi telah dicatat dengan jumlah

yang tepat.

d. Posting and Summarization: memastikan transaksi yang telah dicatat

disertakan ke dalam buku besar dan master file.

e. Classification / Klasifikasi: memastikan transaksi sudah dicatat pada

akun yang tepat.

f. Timing / Ketepatan Waktu: memastikan transaksi telah dicatat pada

tanggal yang benar.

2. Tujuan audit terkait saldo:

a. Existence / Keberadaan: memastikan aset, kewajiban, dan ekuitas yang

dilaporkan di laporan keuangan pada akhir tanggal pelaporan benar-

benar ada.

b. Completeness / Kelengkapan: memastikan semua akun yang harus

dilaporkan pada laporan keuangan telah tercatat.

c. Accuracy / Ketepatan: memastikan saldo akun telah disajikan dengan

jumlah yang tepat.

d. Classification / Klasifikasi: nilai pada listing yang disiapkan oleh

penyusun laporan keuangan telah diklasifikasi dengan benar

e. Cutoff / Pisah Batas: transaksi yang terjadi di sekitar tanggal neraca

telah dicatat pada periode yang tepat.

f. Detail Tie-in / Kesesuaian Rincian: memastikan nilai saldo akun sama

dengan nilai yang tertera pada master file terkait, dan bila dijumlahkan

sesuai dengan jumlah pada buku besar.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

21

Universitas Indonesia

g. Realizable Value / Nilai yang dapat Direalisasikan: saldo akun disajikan

sesuai nilai yang mampu direalisasikan.

h. Rights and Obligations / Hak dan Kewajiban: memastikan perusahaan

memiliki hak atas aset yang diakui dan kewajiban atas liabilitas yang

diakui.

3. Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan:

a. Occurence and Rights and Obligation / Keterjadian dan Hak dan

Kewajiban: memastikan pengungkapan mewakili kejadian yang benar-

benar terjadi dan berhubungan dengan hak dan kewajiban perusahaan.

b. Completeness / Kelengkapan: memastikan seluruh informasi yang perlu

untuk disajikan telah diungkapkan di laporan keuangan.

c. Accuracy & Valuation / Ketepatan dan Valuasi: memastikan

pengungkapakn disajikan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.

d. Classification & Understandability / Klasifikasi dan Kemudahan untuk

Dipahami: memastikan pengungkapan sudah diklasifikasi dengan benar

dan mudah dimengerti.

Menurut Arens et al. (2009), beberapa tujuan audit yang relevan dengan

audit aset tetap antara lain adalah kejadian, kelengkapan, dan ketepatan dan alokasi.

Tujuan audit terkait kejadian sendiri memastikan bahwa pencatatan aset pada

neraca sudah dilakukan dengan benar dan mewakili kondisi fisik aset tetap

perusahaan yang sebenarnya. Kelengkapan memastikan bahwa seluruh aset tetap

yang dimiliki perusahaan telah dicatat pada laporan keuangan. Ketepatan dan

alokasi memastikan aset tetap telah dicatat sesuai biaya perolehan dari aset

bersangkutan, dan juga memastikan penghitungan depresiasi, penurunan nilai, dan

revaluasi telah dihitung dengan benar.

2.2.5 Tahapan Audit

Tahapan audit dibagi ke dalam empat fase utama (Arens et al, 2009), yaitu:

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

22

Universitas Indonesia

1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Dalam melakukan perencanaan, auditor perlu memiliki pemahaman yang

baik terkait lingkungan bisnis dan industri klien. Dengan pemahaman yang

baik, auditor dapat meliputi risiko yang meliputi klien terkait salah saji

laporan keuangan. Risiko-risiko tersebut nantinya menjadi acuan bagi

auditor dalam merancang program audit secara keseluruhan.

2. Melakukan pengujian atas pengendalian internal dan pengujian substantif

atas transaksi perusahaan.

Pengujian atas pengendalian internal perusahaan dilakukan oleh auditor

untuk menimbang risiko pengendalian terhadap masing-masing tujuan audit

terkait transaksi. Pengujian atas pengendalian biasanya dilakukan dengan

cara:

a. Meminta keterangan kepada karyawan perusahaan klien;

b. Memeriksa dokumen, pencatatan, dan laporan yang disiapkan oleh

klien;

c. Mengamati prosedur dan aktivitas terkait pengendalian internal;

d. Melakukan kembali (reperform) prosedur pengendalian yang dilakukan

oleh klien.

Pengujian substantif atas transaksi dilakukan untuk menentukan apakah

semua tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi atau belum. Bila dari

pengujian tersebut auditor dapat menyimpulkan bahwa seluruh transaksi

telah dicatat dengan benar, maka audit dapat meyakini kewajaran akan nilai

total dari buku besar perusahaan.

3. Melakukan prosedur analitis dan pengujian atas perincian saldo

Prosedur analitis membandingkan antara data yang terdapat di laporan

keuangan dengan ekspektasi yang dimiliki auditor. Prosedur analitis dapat

dilakukan dengan cara menilai kewajaran dari pergerakan mutasi saldo dari

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

23

Universitas Indonesia

periode sebelumnya atau dengan melakukan pengujian melalui rasio

akuntansi. Dengan melakukan prosedur analitis, auditor dapat menentukan

adanya kemungkinan salah saji material pada laporan keuangan.

Selanjutnya, area-area yang menurut auditor memiliki kemungkinan salah

saji material akan diuji lebih lanjut melalui test of detail of balances.

Pengujian atas perincian saldo sendiri lebih fokus terhadap saldo akhir yang

terdapat di buku besar maupun di laporan laba rugi. Contoh dari pengujian

ini dapat berupa mengirim konfirmasi ke bank untuk menguji ketepatan

pencatatan saldo kas/bank.

4. Tahap penyelesaian audit dan menerbitkan laporan audit

Pada tahap ini auditor dapat mengambil kesimpulan dari prosedur dan

pengujian yang telah dilakukan, dan memutuskan opini audit yang akan

diberikan. Setelah auditor menyimpulkan opini audit yang akan diberikan,

auditor perlu membuat laporan audit yang nantinya akan diterbitkan

bersama laporan keuangan yang telah diaudit.

2.2.6 Bukti Audit

Dalam menentukan apakah suatu laporan keuangan telah disajikan secara

wajar dan sesuai dengan kriteria yang berlaku, auditor perlu mengumpulkan

berbagai bukti yang dapat membantunya untuk menyimpulkan suatu opini. Dalam

mencapai tujuan audit tertentu, auditor perlu menentukan jenis dan jumlah dari

bukti audit yang perlu dikumpulkan. Auditor perlu menentukan terlebih dahulu

prosedur audit yang akan digunakan untuk mengetahui bukti apa yang perlu

dikumpulkan. Setelah mengetahui bukti audit yang akan diambil, auditor perlu

menentukan jumlah sampel yang akan diambil. Hal ini perlu dilakukan karena

transaksi dari suatu perusahaan biasanya ada pada jumlah yang besar. Bila sudah

menentukan jumlah sampel yang akan diambil, auditor perlu menentukan kriteria

untuk memilih data yang akan dijadikan sampel.

Arens et al. (2009) menjabarkan setidaknya ada delapan jenis bukti audit

yang dapat auditor kumpulkan melalui prosedur audit yang dijalankan. Auditor

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

24

Universitas Indonesia

dapat mengkombinasikan beberapa bukti audit untuk membantu mereka dalam

membangun kesimpulan terkait pengujian yang dilakukan. Jenis-jenis bukti audit

tersebut antara lain adalah:

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik biasa dilakukan auditor untuk memeriksa keberadaan dari

aset berwujud, seperti kas ataupun persediaan. Pemeriksaan fisik biasanya

digunakan untuk mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan

keberadaan (existence) dan kelengkapan (completeness). Namun, bukti

audit permeriksaan fisik kurang pantas digunakan untuk mencapai tujuan

audit yang berkaitan dengan hak dan kewajiban, realisasi nilai, dan valuasi.

Pemeriksaan fisik pada aset tetap dilakukan dengan cara stock opname.

Biasanya stock opname dilakukan pada aset yang bernilai cukup signifikan

dari seluruh kelompok aset yang dimiliki perusahaan.

2. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan bukti audit yang berupa pernyataan lisan maupun

tulisan dari pihak ketiga. Konfirmasi biasanya dikirim dengan persetujuan

dari perusahaan klien kepada pihak ketiga yang dituju. Konfirmasi dianggap

sebagai salah satu bukti audit yang paling dapat diandalkan karena

merupakan pernyataan dari pihak independen. Umumnya, konfirmasi

dibagi ke dalam dua jenis, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi negatif.

Konfirmasi positif mewajibkan pihak tertuju untuk memberikan respon atas

konfirmasi yang telah dikirim. Bila balasan konfirmasi belum diterima,

auditor akan mengirimkan konfirmasi kedua kepada pihak yang dituju.

Sementara itu, konfirmasi negatif hanya mengharapkan pihak yang dituju

untuk membalas bila informasi yang terdapat di konfirmasi tersebut salah.

3. Dokumentasi

Auditor memeriksa dokumen pendukung yang dimiliki klien untuk

memastikan pencatatan akuntansi telah dilakukan dengan benar. Dalam

menguji ketepatan pencatatan transaksi yang dilakukan klien, auditor

biasanya menggunakan dokumen berupa invoice, purchase order, surat

perintah kerja, cek dan bilyet giro, dokumen pengiriman, polis dan lain-lain.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

25

Universitas Indonesia

Dokumentasi dianggap sebagai salah satu bukti audit yang paling mudah

dan murah untuk didapatkan, karena dokumen yang diperlukan biasanya

telah tersedia sebagai arsip milik klien. Kegiatan mendokumentasikan

dokumen pendukung ini biasa disebut dengan vouching. Dokumentasi

sering digunakan ketika auditor ingin memeriksa adanya pembelian atau

pelepasan dari aset tetap. Hal tersebut dilakukan dengan cara meminta

payment voucher beserta dokumen pendukung untuk memeriksa pembelian,

dan dengan meminta receiving voucher beserta dokumen pendukung untuk

memeriksa penjualan aset tetap.

4. Prosedur Analitis

Prosedur analitis dilakukan dengan membandingkan dan menghubungkan

data yang tertera pada laporan keuangan yang diaudit dengan data lainnya,

biasanya dibandingkan dengan data keuangan periode sebelumnya dan data

industri. Prosedur ini merupakan salah satu yang paling penting, dan

dijalankan mulai dari tahapan perencanaan hingga tahapan penyelesaian

audit. Prosedur analitis dapat membantu auditor dalam memahami tren dari

industri dan bisnis klien, menilai kemampuan klien untuk going concern,

digunakan sebagai indikasi adanya kemungkinan salah saji pada saldo akun

laporan keuangan, dan menjadi acuan bagi auditor untuk menentukan area

tertentu yang memerlukan pengujian lebih lanjut. Prosedur analitis dapat

dijadikan sebagai langkah awal oleh auditor untuk melihat adanya mutasi

dari nilai aset tetap yang disebabkan adanya pembelian maupun pelepasan

aset tetap yang dilakukan.

5. Keterangan dari klien (inquiry)

Auditor dapat menanyakan langsung kepada klien terkait temuan dari

prosedur audit yang telah dijalankan. Namun, keterangan klien tidak

dianggap sebagai bukti yang konklusif karena berasal dari sumber yang

tidak independen. Karena itu, biasanya auditor memerlukan bukti lain untuk

mendukung pernyataan yang diberikan oleh klien. Auditor biasa meminta

keterangan bila mereka menemukan adanya perbedaan pada nilai yang

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

26

Universitas Indonesia

tercatat pada buku besar atau dengan nilai yang tertera pada daftar aset tetap

yang disediakan.

6. Penghitungan ulang (recalculation)

Auditor dapat melakukan pengecekan atas penghitungan yang dilakukan

oleh klien untuk memastikan penghitungan telah dijalankan dengan benar.

Penghitungan ulang seringkali dilakukan oleh auditor untuk memeriksa

apakah beban depresiasi yang diakui auditor pada periode pelaporan telah

dihitung dengan benar sesuai metode yang digunakan.

7. Reperformance:

Pengujian yang dilakukan oleh auditor untuk memeriksa prosedur dan

pengendalian yang dilakukan oleh klien.

8. Observasi

Auditor dapat melakukan pengamatan langsung untuk menilai dan

mengevaluasi berbagai macam hal, seperti memeriksa bagaimana staff

akuntansi klien dalam menjalankan prosedur akuntansi yang ditugaskan.

Dalam mendukung pengamatan yang dilakukan, auditor biasanya

memerlukan bukti tambahan karena ada kecenderungan klien akan

berperilaku tidak seperti biasanya bila sedang diamati.

Beberapa jenis bukti audit lebih relevan untuk digunakan dalam memeriksa

akun aset tetap. Berdasarkan prosedur audit atas aset tetap yang dipaparkan Arens

et al. (2009), dapat disimpulkan bahwa dokumentasi, penghitungan ulang,

pemeriksaan fisik, dan prosedur analitis merupakan bukti audit yang paling sering

digunakan dalam mengaudit aset tetap. Prosedur analitis merupakan bukti audit

yang paling pertama digunakan untuk melihat adanya indikasi salah saji pada akun-

akun aset tetap. Penghitungan ulang atas biaya perolehan dan penyusutan aset tetap

berdasarkan daftar aset tetap klien dilakukan untuk memastikan pencatatan pada

neraca telah disajikan pada jumlah yang wajar. Dokumentasi terhadap voucher

penerimaan maupun pengeluaran beserta dokumen pendukung digunakan oleh

auditor untuk memeriksa ketepatan nilai, klasifikasi, dan keberadaan dari transaksi

penjualan dan pembelian aset tetap. Pemeriksaan fisik juga digunakan oleh auditor

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

27

Universitas Indonesia

untuk memastikan keberadaan dan kondisi dari aset tetap yang dimiliki oleh

perusahaan.

2.2.7 Materialitas

Definisi materialitas berdasarkan IASB framework:

“Materiality is a screen or filter used to determine whether information is

sufficiently significant to influence the decisions of users in the context of

the entity, rather than as a qualitative characteristic of decision useful

financial information.”

Berdasarkan definisi tersebut, materialitas adalah tingkatan dari salah saji

informasi keuangan yang dapat mempengaruhi atau mengubah penilaian dari

pengguna informasi tersebut. Salah saji yang ditemukan auditor harus disampaikan

kepada klien agar dibuatkan penyesuaian atau perbaikan dari salah saji tersebut.

Bila klien menolak untuk melakukan perbaikan dari salah saji, dan nilainya

melebihi tingkat materialitas, maka auditor dapat tidak memberikan opini audit

wajar tanpa pengecualian.

Besarnya tingkat materialitas dipengaruhi oleh faktor kualitatif dan

kuantitatif. Faktor kuantitatif dapat dihitung oleh auditor berdasarkan acuan

tertentu, seperti total aset maupun total penjualan. Sementara itu, faktor kualitatif

mengandalkan pertimbangan tersendiri dari auditor terkait kondisi yang meliputi

perusahaan yang diaudit. Materialitas sendiri bersifat relatif, dimana tingkat

materialitas tidak akan sama di semua perusahaan.

Selama menjalankan proses audit, auditor dapat melakukan perubahan atas

nilai materialitas yang telah ditentukan. Revisi tersebut dapat dipengaruhi adanya

perubahan pada faktor yang digunakan oleh auditor dalam menentukan nilai

materialitas. Arens et al. (2009) menjelaskan bahwa nilai materialitas harus

dialokasikan untuk segmen-segmen yang terdapat pada akun neraca, agar lebih

memudahkan auditor dalam menentukan kebutuhan atas bukti audit untuk masing-

masing segmen. Dengan alokasi materialitas tersebut, auditor dapat menggunakan

nilai materialitas sebagai acuan untuk menentukan jumlah sampel yang diperlukan

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

28

Universitas Indonesia

dalam melakukan pengujian. Tujuan dari adanya alokasi materialitas tersebut

adalah agar proses audit dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Alokasi

materialitas sangat membutuhkan pertimbangan profesional, karena pada tahap

perencanaan sulit untuk menentukan akun mana saja yang memiliki kemungkinan

salah saji .

Materialitas yang telah dialokasikan pada setiap akun tersebut nantinya akan

digunakan sebagai nilai salah saji yang dapat dibiarkan. Sebagai contoh, bila akun

aset tetap memiliki alokasi materialitas sebesar Rp.100,000,000.- maka selama

salah saji pada akun aset tetap tidak melebihi nilai materialitas tersebut, auditor

dapat berkesimpulan bahwa akun aset tetap telah disajikan secara wajar.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

29 Universitas Indonesia

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Profil Perusahaan Tempat Magang – KAP Osman Bing Satrio & Eny

Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (OBSE) merupakan

persekutuan terbatas yang berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Kantor

akuntan publik ini diawali melalui merger dari tiga kantor akuntan publik dan

kantor konsultan di tahun 1990. Merger tersebut menghasilkan sebuah firma baru

bernama Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) untuk jasa audit dan Capelle

Surjadinata & Setiawan (CSS) untuk jasa pajak dan konsultasi manajemen. Hingga

saat ini, sudah terjadi pergantian nama KAP hingga empat kali. Pada tahun 2003

KAP HTM berganti nama menjadi KAP HTMH (Hans Tuanakotta Mustofa &

Halim. Pada tahun 2005, berganti nama menjadi KAP Osman Ramli Satrio &

Rekan. Pada tahun 2007, berganti nama menjadi KAP Osman Bing Satrio & Rekan.

Pada tahun 2012, berganti nama menjadi KAP Osman Bing Satrio & Eny.

KAP OBSE saat ini memiliki sebuah kantor pusat di Jakarta dan sebuah

kantor cabang di kota Surabaya. Sampai saat ini, KAP OBSE memiliki sekitar 1000

tenaga profesional dalam menyediakan jasa layanannya. Tidak hanya berfokus pada

peningkatan jumlah klien, KAP OBSE berusaha untuk dapat membantu,

mengembangkan, dan memberi nilai lebih kepada klien dengan memastikan jasa

yang diberikan kepada klien dijalankan oleh profesional yang mumpuni. Nilai-nilai

utama yang berusaha untuk ditanamkan pada setiap personel dari KAP OBSE

adalah:

Integrity

Outstanding value to markets and clients

Commitment to each other

Strength from cultural diversity

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

30

Universitas Indonesia

Hingga saat ini Deloitte Indonesia menyediakan berbagai jasa untuk klien

dari berbagai industri. Jasa yang ditawarkan oleh KAP OBSE, PT Deloitte

Konsultan Indonesia, dan Deloitte Tax Services sebagai representasi Deloitte di

Indonesia antara lain adalah:

Audit and Assurance – Jasa utama yang diberikan divisi ini adalah audit

laporan keuangan akhir tahun. Selain jasa audit akhir tahun tersebut, divisi

ini juga menawarkan jasa audit dengan ruang lingkup tertentu, due

dilligence review, jasa konsolidasi laporan keuangan, dan jasa konsultasi

penggunaan dan aplikasi standar IFRS untuk laporan keuangan perusahaan.

Jasa audit yang diberikan sendiri dibagi ke dalam lima kelompok industri,

yaitu Consumer Business & Transportation (CBT), Financial Services &

Insurances (FSI), Manufacturing, Energy, Resources & Mining (ERM), dan

Technology, Media & Telecomunication (TMT).

Consulting – Divisi ini menawarkan jasa konsultasi manajemen Enterprise

Applications Service, Technology Advisory Services, Human Capital

Services, Strategy & Operations Services, Technology Integration Services

Enterprise Risk Service – Divisi ini menyediakan jasa konsultasi terkait

pengendalian risiko klien. Deloitte menawarkan jasa konsultasi manajemen

risiko bagi semua level perusahaan, dari tingkat organisasi hingga teknis

dan operasional. Jasa yang diberikan bertujuan untuk dapat meningkatkan

kinerja perusahaan melalui optimisasi tata kelola, praktek bisnis, dan

pengendalian. Jasa yang disediakan terbagi atas beberapa kategori yaitu

Control Assurance, Internal Audit, Security Service, Enterprise Risk

Management, Technology Risk & Governance, Data Risk Service dan

Regulatory Compliance,

Financial Advisory – Divisi ini memberikan jasa konsultasi keuangan. Jasa-

jasa yang diberikan antara lain adalah konsultasi merger & acquisition, jasa

valuasi, jasa restrukturisasi, dan jasa forensik audit.

Tax Services – Divisi ini memberikan jasa konsultasi pajak dan kepatuhan

terhadap regulasi pajak yang berlaku. Divisi ini juga memberikan jasa

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

31

Universitas Indonesia

kepatuhan pajak internasional, transaksi transfer pricing,dan transaksi pajak

terkait akuisisi.

3.2 Profil Perusahaan Klien – PT AI

3.2.1 Profil dan Lini Bisnis Perusahaan Induk

Selama program magang berlangsung, penulis ditempatkan pada tim yang

mengaudit PT IP. PT IP bergerak di bidang real estate dan properti. PT IP sudah

berdiri semenjak tahun 1983, dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak

melakukan initial public offering di tahun 1994. Hingga saat ini, perusahaan telah

memiliki beberapa unit bisnis, yaitu:

1. Perhotelan

Saat ini perusahaan memiliki dua hotel yang terletak di kota Jakarta dan

Surabaya. Kedua hotel menyediakan fasilitas pendukung yang cukup

lengkap, seperti penyewaan ruang konferensi, restoran dan bar, serta pusat

kebugaran dan olahraga. Hotel yang terletak di Surabaya saat ini dikelola

oleh anak perusahaan, yaitu PT GRYM. Sementara itu, hotel yang terletak

di Jakarta dikelola oleh anak perusahaan yang bernama PT GH.

2. Apartemen

PT IP memiliki sebuah apartemen di kawasan segitiga emas Jakarta yang

dekat dengan pusat kegiatan bisnis. Saat ini, apartemen dikelola oleh anak

perusahaan, yaitu PT AI. PT AI menyewakan serviced apartment, dimana

setiap unit yang disewakan memiliki fasilitas yang lebih lengkap

dibandingkan dengan hotel biasa, seperti mesin cuci dan dapur. Apartemen

PT AI memiliki empat menara, dimana unit-unit yang terdapat di menara A,

B, dan C diprioritaskan untuk dijual putus kepada pihak ketiga. Sementara

itu, menara D memiliki unit yang secara khusus disediakan untuk disewakan

kepada tennant. Walaupun unit-unit pada menara D diutamakan untuk

disewakan, tidak menutup kemungkinan bahwa unit-unit pada menara

tersebut untuk dijual bila memang ada peminat. Apartemen PT AI juga

dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti kolam renang,

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

32

Universitas Indonesia

taman bermain, supermarket, taman kanak-kanak, pusat kebugaran, dan

sauna.

Pendapatan PT AI, selain berasal dari penjualan dan penyewaan unit

apartemen, juga berasal dari jasa pemeliharaan atas pengelolaan dari

apartemen yang dimiliki oleh pihak ketiga. PT AI mengenakan biaya atas

jasa pembayaran listrik, air, telepon, dan lain-lain kepada pemegang unit

apartemen di menara A, B, C.

3. Gedung Perkantoran

PT IP juga memiliki unit bisnis yang fokus pada penyewaan lahan

perkantoran yang saat ini dikelola oleh anak perusahaan, yaitu PT Pales.

Gedung perkantoran PT Pales terletak di area perkantoran di Sudirman, dan

sudah mulai beroperasi sejak tahun 1979.

4. Pusat Perbelanjaan

PT IP saat ini memiliki dua pusat perbelanjaan yang terletak di kota Jakarta

dan Bandung. Kedua pusat perbelanjaan tersebut sudah beroperasi cukup

lama. Pusat perbelanjaan yang terletak di Jakarta sudah beroperasi sejak

tahun 1992, dan yang terletak di Bandung telah beroperasi sejak tahun 1983.

Pengelolaan pusat perbelanjaan yang terletak di Jakarta saat ini dipegang

oleh PT LL, sementara itu pusat perbelanjaan yang terletak di Bandung

dikelola oleh PT AS.

5. Perumahan/Real Estate

Salah satu anak perusahaan PT IP, yaitu PT GRA, mengelola lini bisnis

yang bergerak pada pengembangan perumahan. Perumahan yang

dikembangkan PT GRA terletak di daerah Tangerang. Konsep perumahan

yang dikembangkan PT GRA adalah perumahan sederhana yang ditujukan

bagi karyawan pabrik yang bekerja di daerah Tangerang. PT IP sendiri

berencana untuk membangun area perumahan baru yang akan

dikembangkan oleh anak perusahaan, PT PARA, dan pada saat ini sudah

masuk pada tahap pra-operasi.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

33

Universitas Indonesia

3.2.2 Struktur Kepemilikan atas Entitas Anak pada IP Group

PT IP sebagai perusahaan induk menguasai 99,59% saham PT AI secara

langsung. Sebesar 0,41% kepemilikan dari PT AI dikuasai oleh PT LL yang juga

merupakan anak perusahaan dari PT AI. Pada tahun 2012, PT AI mengakuisisi

sebesar 99,98% kepemilikan atas PT GRA yang dulunya dimiliki secara mayoritas

oleh PT IP. Struktur kepemilikan atas PT AI dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Kepemilikan atas PT AI

PT LL

PT GRA

PT IP

PT AI

99,59%

0,41%

99,998%

99,98%

0,02%

Sumber: Laporan Keuangan PT IP 2013 (diolah kembali)

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

34

Universitas Indonesia

3.2.3 Struktur Organisasi PT AI

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT AI

Sumber: Kertas Kerja Audit (Diolah Kembali)

General

Manager

Company

Head

Company

Head

Secretary

Hotel &

Residential

Coordinator

Engineering

Spv

Staff

Service &

Leasing

Manager

Engineering

Ass

Manager

Tennant

Relation Spv

Staff

Housekeeping

Spv

Outsourcing

Tennant

Relation Ass

Manager

HK Asst

Manager

Sales

Executive

Administration &

Reservation Spv

Staff

Legal

Manager

Marketing

Manager

Marketing

Ass

Manager

Credit

Manager

Finance

Spv

Finance

Staff

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT AI

Purchasing

Staff

HR

Supervisor

HR & GA

Manager

Staff

Acct Spv

Staff

Store Spv

Staff IS Staff

Fin & Acc

Manager

Ass

Finance

Manager

Ass Acct

Manager

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

35 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Kebijakan Akuntansi dan Siklus atas Aset Tetap PT AI

PT AI menjalankan kebijakan akuntansi yang mengacu pada standar

akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, yaitu PSAK. Laporan keuangan

perusahaan disajikan dalam mata uang Rupiah. Perusahaan menggunakan basis

pencatatan akrual dalam melakukan pencatatan transaksi yang dilakukan.

Terkait pencatatan aset tetap, acuan yang digunakan adalah PSAK no. 16

(revisi 2011). Perusahaan melakukan pencatatan aset tetapnya dengan

menggunakan metode biaya historis (model biaya), sehingga tidak melakukan

revaluasi atas nilai aset tetap. Perusahaan menetapkan klasifikasi aset tetap ke

dalam beberapa kategori untuk menentukan umur manfaat dari masing-masing aset

tetap. Dalam menghitung aset tetap, perusahaan menggunakan metode garis lurus

terhadap semua asetnya. Perusahaan tidak menggunakan nilai residu dalam

melakukan penghitungan beban penyusutan aset tetap. Beban terkait aset tetap yang

dikeluarkan selama periode berjalan merupakan beban depresiasi dan beban

pemeliharaan aset tetap. Untuk kepentingan penyajian, beban depresiasi dan

pemeliharaan tersebut diklasifikasikan ke dalam beban produksi dan beban

operasional (beban penjualan dan beban administrasi dan umum) pada catatan

laporan keuangan. Kebijakan akuntansi atas aset tetap secara lebih lengkap dapat

dilihat pada lampiran 2.

Dalam pencatatan akuntansinya, PT AI menggunakan aplikasi Synergi.

Perangkat lunak yang digunakan dibeli pada tahun 2001 tanpa banyak modifikasi

yang dilakukan. Aplikasi akuntansi yang digunakan masih belum menggunakan

konsep enterprise resource plannning (ERP) yang menggunakan aplikasi perangkat

lunak yang terintegrasi.

Pada tahap perencanaan, tim audit mencoba memahami setiap siklus dari

operasi bisnis klien. Tim audit meminta keterangan langsung kepada klien terkait

siklus-siklus bisnis yang dijalani, yaitu siklus pelaporan keuangan, siklus

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

36

Universitas Indonesia

pembelian dan pengeluaran kas, siklus aset tetap, siklus persediaan, siklus

penggajian, dan siklus pendapatan dan penerimaan kas. Semua keterangan terkait

siklus-siklus tersebut didokumentasikan oleh auditor pada kertas kerja terkait

pemahaman proses bisnis klien.

Berdasarkan keterangan yang diberikan klien, siklus aset tetap sendiri terdiri

dari lima proses utama, yaitu pembelian aset tetap, pemeliharaan daftar aset tetap,

penghitungan depresiasi, dan penjualan aset tetap. Pembahasan terkait masing-

masing proses akan dibahas lebih lanjut.

4.1.1 Pembelian Aset Tetap

Proses pembelian aset tetap yang dijalankan klien tidak memiliki perbedaan

dengan pembelian barang-barang selain aset tetap. Proses ini dimulai dari adanya

permintaan dari departemen tertentu terhadap suatu aset. Permintaan tersebut harus

dibuat dalam pernyataan tertulis dengan menggunakan requisition form (RF).

Sebelum diproses lebih lanjut, RF tersebut harus mendapat persetujuan dari kepala

masing-masing departemen yang mengajukan permintaan. Dokumen RF tersebut

nantinya perlu untuk dibuat rangkap empat, untuk diberikan kepada bagian

akuntansi, pembelian, storekeeper, dan requestor.

Sebelum pembelian dilakukan, requestor perlu membawa RF yang diisi ke

gudang untuk memeriksa ketersediaan aset tetap yang diperlukan, karena ada

kemungkinan bahwa aset tetap yang dibutuhkan ternyata masih tersedia di gudang

dan tidak diperlukan pembelian lagi. Bila aset yang diminta masih tersedia di

gudang, maka bagian gudang akan memberikan persetujuan pada dokumen RF dan

memberikan barang yang diminta oleh requestor. Bila barang yang diminta tidak

tersedia di gudang, maka bagian gudang akan membuat purchase requisition form

(PRF), yang nantinya akan dibuat rangkap tiga untuk bagian akuntansi, pembelian

dan gudang. Dokumen PRF yang asli akan diproses lebih lanjut setelah menerima

persetujuan dari kepala departemen yang mengajukan permintaan dan kepala

departemen keuangan. Setelah mendapatkan persetujuan yang diwajibkan, bagian

pembelian akan mencari pemasok dari barang yang akan dibeli. Bagian pembelian

akan mengumpulkan setidaknya data dari tiga pemasok untuk membandingkan

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

37

Universitas Indonesia

tawaran yang diberikan. Pemilihan pemasok sepenuhnya merupakan wewenang

dari direktur perusahaan. Biasanya, pertimbangan dalam pembelian tersebut

didasarkan dari harga penawaran yang paling rendah. Selanjutnya, bagian

pembelian akan membuat purchase order (PO) yang akan diberikan kepada bagian

finance. Dokumen PO ini nantinya akan dibuat rangkap tiga untuk diberikan kepada

pemasok, bagian akuntansi, bagian pembelian, dan gudang.

Ketika barang tersebut telah sampai di gudang, orang yang menerima akan

mencocokkan dokumen PO, PRF, surat jalan, dan barang yang telah diterima, untuk

memastikan barang yang diterima sudah sesuai dengan pesanan. Selanjutnya,

bagian gudang akan membuat receiving report yang akan diberikan ke bagian

pembelian, dengan rangkap yang akan diberikan ke bagian keuangan dan akuntansi.

Dokumen penerimaan barang tersebut akan dijadikan acuan oleh bagian akuntansi

dalam pencatatan terkait barang yang dibeli. Pencatatan yang dilakukan sesuai

dengan nilai yang tertera pada invoice dari pemasok.

Jurnal yang dicatat setelah penerimaan barang:

Aset Tetap xxx

A/P Supplier xxx

Selanjutnya, bagian pembelian akan menerima tagihan dari pemasok.

Bagian pembelian akan mencocokkan invoice yang diterima dengan faktur pajak,

kuitansi, dan dokumen PO. Bagian pembelian juga harus memastikan dokumen-

dokumen tersebut sudah diotorisasi oleh pihak yang berwenang. Bila dokumen dan

otorisasi yang diperlukan telah lengkap, bagian pembelian akan memberikan

dokumen tersebut kepada kasir agar pembayaran dapat diproses. Bagian kasir

nantinya akan menyiapkan payment voucher, bilyet giro atau cek, dan slip setoran.

Voucher dan cek atau giro yang disiapkan akan dikaji dan harus mendapatkan

persetujuan dari bagian keuangan dan direktur perusahaan. Setelah mendapatkan

persetujuan, pembayaran akan diproses oleh kasir. Dokumen rangkap yang diterima

oleh bagian keuangan nantinya akan diberikan kepada bagian akuntansi untuk

dijadikan acuan dalam pencatatan.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

38

Universitas Indonesia

Jurnal yang dicatat setelah pembayaran diproses:

A/P Supplier xxx

Bank xxx

Atas aset tetap berupa bangunan apartemen yang dimiliki untuk disewakan

tidak diklasifikasikan sebagai properti investasi. Hal ini dilakukan berdasarkan

pertimbangan bahwa penerimaan atas rental tidak dapat berjalan tanpa adanya

fasilitas penunjang dan tidak terjadi pemindahan tanggung jawab ketika suatu unit

apartemen disewa oleh pihak luar. Tidak adanya pemindahan tanggung jawab

kepada penyewa mengharuskan PT AI untuk tetap bertanggung jawab atas biaya

pengelolaan dan pemeliharaan bangunan. Kondisi ini tidak memenuhi syarat

properti investasi berdasarkan PSAK 13 yang mengharuskan adanya independence

of generation of cash flow untuk suatu aset tetap agar dapat diklasifikasikan sebagai

properti investasi. Karena itu, aset bangunan masih diklasifikasi sebagai aset tetap

yang diatur oleh PSAK 16 (revisi 2011).

4.1.2 Pemeliharaan Daftar Aset Tetap

Daftar aset tetap perusahaan selalu di-update oleh bagian akuntansi ketika

ada penambahan atau pelepasan aset tetap. PT AI tidak menetapkan nilai

materialistis minimum untuk pengeluaran yang dapat dikapitalisasi sebagai aset.

Pengeluaran yang dapat diakui sebagai aset tetap didasarkan lewat pertimbangan

dari masa manfaat dari aset yang dibeli, bila masa manfaat melebihi satu tahun

maka pengeluaran tersebut dapat dikapitalisasi sebagai aset. Penambahan dan

pelepasan aset tetap tersebut harus mendapatkan persetujuan dari bagian keuangan

dan Property Manager. Berbeda dengan pembelian aset tetap lain, untuk pembelian

kendaraan membutuhkan persetujuan dari direktur, dan general manager.

Perusahaan jarang melakukan pemeriksaan fisik dari aset tetap perusahaan,

dikarenakan jumlah aset tetap yang begitu banyak dan terletak di kamar-kamar yang

ditempati oleh tennant.

Dalam melakukan input ke daftar aset tetap, bagian akuntansi mencatat nilai

aset tetap berdasarkan harga perolehan yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

39

Universitas Indonesia

mengkondisikan aset tetap tersebut seusai dengan kebutuhan perusahaan. Selain

harga perolehan, daftar aset tetap harus berisi deskripsi aset tetap, bulan dan tahun

pembelian, tipe klasifikasi aset tetap, masa manfaat, jumlah, depresiasi per bulan,

dan nilai buku bersih. Daftar aset tetap dibuat berdasarkan lokasi dari aset tetap

bersangkutan, yaitu bagian pemasaran, ruang serba guna, housekeeping dan

meeting room, dan serviced apartment .

4.1.3 Penghitungan Depresiasi

Penghitungan depresiasi aset tetap dilakukan oleh salah satu personel dari

departemen akuntansi setiap bulannya. Penghitungan depresiasi yang dilakukan

menggunakan metode garis lurus (straight line) untuk semua jenis aset. Perhitungan

yang dilakukan akan diperiksa oleh manajer departemen Finance & Accounting.

Setelah mendapat persetujuan, bagian akuntansi akan menyiapkan journal voucher

untuk mencatat beban depresiasi pada bulan bersangkutan ke dalam buku besar dan

akan diinput ke dalam daftar aset tetap. Perusahaan melakukan pengkajian ulang

secara periodik untuk melihat adanya perubahan pada umur manfaat dan nilai residu

dari aset tetap yang dimiliki.

Dalam menentukan masa manfaat dari suatu aset tetap, PT AI menggunakan

tarif sesuai dengan peraturan pajak. Tarif depresiasi berdasarkan peraturan pajak

dibagi atas aset bangunan dan non-bangunan. Aset tetap berupa bangunan dibagi

atas permanen dan non-permanen. Sementara itu, untuk aset tetap non-bangunan

dibagi ke dalam 4 kategori masa manfaat. Dalam menentukan kategori tersebut,

secara lebih rinci dijelaskan pada PMK No. 96/PMK.03/2009 terkait jenis-jenis

harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk

keperluan penyusutan. Penggunaan tarif sesuai dengan peraturan pajak digunakan

dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan timbulnya temporary difference

ketika melakukan penghitungan pajak badan. Berikut merupakan masa manfaat dari

berbagai kategori aset tetap berdasarkan peraturan pajak:

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

40

Universitas Indonesia

4.1.4 Penjualan Aset Tetap

Setiap aset tetap yang akan dijual harus mendapatkan persetujuan dari

Property Manager. Aset yang akan dijual akan diserahkan terlebih dahulu ke

bagian gudang dan akan diambil alih oleh pihak koperasi karyawan. Pihak koperasi

akan menegosiasi harga kepada pembeli pihak ketiga atau pengumpul barang bekas.

Selanjutnya, kepala koperasi akan mengajukan harga penawaran dari pihak ketiga

tersebut kepada manajer keuangan dan akuntansi untuk memastikan harganya

sesuai dengan perhitungan bagian akuntansi.

Setelah mendapatkan persetujuan harga dari bagian akuntansi, barang

tersebut akan ditawarkan terlebih dahulu kepada karyawan perusahaan dengan

harga jual yang telah disetujui. Bila tidak ada karyawan yang berminat, barang

tersebut baru akan dijual kepada pihak ketiga. Invoice dari penjualan barang

tersebut akan diproses setelah ada pembeli yang siap membayarkan barang tersebut

sesuai dengan harga yang telah disetujui. Setelah penjualan dilakukan, perusahaan

akan mengakui rugi atau laba atas penjualan aset tetap tersebut dengan

membandingkan harga jual dengan nilai buku bersih dari aset yang dijual.

4.1.5 Analisis Kebijakan Akuntansi Aset Tetap PT AI

Pada analisis ini penulis akan membandingkan kebijakan akuntansi yang

dijalankan oleh PT AI terkait aset tetap dengan standar akuntansi yang berlaku,

yaitu PSAK 16 (revisi 2011). Analisis akan dilakukan mulai dari tahap pengakuan

aset tetap, pengukuran setelah pengukuran, depresiasi aset tetap, penghentian

pengakuan aset tetap, penyajian aset tetap, dan pengungkapan aset tetap.

Tabel 4.1 Tarif Beban Depresiasi PT AI

Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Penyusutan

(Metode Garis Lurus)

Bukan Bangunan

Kelompok I 4 Tahun 25%

Kelompok II 8 Tahun 12,5%

Kelompok III 16 Tahun 6,25%

Kelompok IV 20 Tahun 5%

Bangunan

Permanen 20 Tahun 5%

Tidak Permanen 10 Tahun 10%

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

41

Universitas Indonesia

1. Pengakuan Aset Tetap

Pengakuan suatu aset sebagai aset tetap oleh PT AI sendiri dilakukan ketika

suatu aset yang dibeli untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan

dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Bagi aset berupa bangunan, diakui

sebagai aset tetap bagi bangunan untuk disewakan dan diakui sebagai persediaan

bagi bangunan yang dijual. Terkait besarnya nilai aset tetap yang dicatat, sesuai

dengan kebijakan yang diterapkan, pengakuan aset tetap dicatat sebesar biaya

perolehan yang dikeluarkan untuk mengkondisikan aset tetap sesuai dengan

kebutuhan PT AI. Biaya perolehan tersebut meliputi biaya yang dapat diatribusikan

langsung, seperti biaya pengiriman, biaya instalasi, dan biaya imbalan kerja.

Kebijakan pengakuan yang diterapkan sudah sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011).

2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Dalam melakukan pengukuran setelah pengakuan awal, PT AI memilih

untuk menggunakan metode biaya historis. Model biaya mengharuskan perusahaan

untuk mencantumkan nilai aset tetap berdasarkan biaya perolehannya dikurangi

dengan akumulasi depresiasi dan amortisasi hingga tanggal neraca tersebut, Dengan

menggunakan metode biaya, PT AI tidak perlu melakukan revaluasi nilai aset tetap

berdasarkan nilai wajar aset tetap. Metode pengukuran yang dipilih PT AI sudah

sesuai dengan peraturan pengukuran setelah pengakuan awal aset tetap yang diatur

pada PSAK 16 (revisi 2011), yang membolehkan perusahaan untuk melakukan

pengukuran aset tetap menggunakan model biaya maupun model revaluasi.

Kebijakan perusahaan terkait depresiasi aset tetap juga sudah sesuai dengan

peraturan PSAK 16 (revisi 2011). PT AI memilih untuk menggunakan metode garis

lurus bagi semua aset tetap yang dimiliki dalam menghitung beban depresiasi di

setiap periode. Penggunaan metode garis lurus menyebabkan perusahaan selalu

mengakui adanya penyusutan yang besarannya selalu sama di setiap periode

terlepas dari tingkat penggunaan aset tersebut. Perusahaan memilih untuk tidak

menggunakan nilai residu bagi semua aset tetap, dengan tujuan untuk memudahkan

perhitungan dan dikarenakan besarnya nilai residu dianggap tidak signifikan.

Dalam penentuan masa manfaat aset tetap, PT AI memilih untuk menggunakan tarif

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

42

Universitas Indonesia

yang diberlakukan oleh PMK No. 96/PMK.03/2009 sesuai dengan perhitungan

depresiasi berdasarkan pajak. PT AI menganggap tarif yang diberlakukan peraturan

pajak sudah cukup sesuai dengan penggunaan aset tetap yang dimiliki. Pengakuan

beban depresiasi selalu dicatat di laporan laba rugi, sesuai dengan yang diatur pada

PSAK 16 (revisi 2011). PT AI juga melakukan pengkajian ulang secara periodik

untuk melihat adanya perubahaan dari umur manfaat dan nilai residu dari aset tetap

yang dimiliki. Namun, terkait pengkajian secara periodik ini hanya sebatas

keterangan yang diberikan manajemen. Tidak ada bukti nyata yang menyatakan

adanya proses pengkajian yang dilakukan.

3. Pemberhentian Pengakuan Aset Tetap

Pemberhentian pengakuan aset tetap dilakukan PT AI ketika suatu aset tetap

telah dijual ke pihak luar. Berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011), pemberhentian

pengakuan aset tetap dapat dilakukan bila terjadi pelepasan atau ketika suatu aset

tetap tidak dapat memberikan manfaat ekonomis. Pelepasan itu sendiri dapat

dilakukan melalui penjualan, disumbangkan, atau disewakan melalui sewa

pembiayaan. Perusahaan lebih memilih untuk menjual aset tetap ke pihak luar

ketika mereka memutuskan untuk melepas aset tetap. Keuntungan atau kerugian

yang timbul dari penjualan aset tetap tersebut diakui dalam laporan laba rugi

perusahaan.

4. Penyajian Aset Tetap

PT AI menyajikan nilai aset tetap secara keseluruhan pada neraca keuangan

perusahaan dengan nilai bersih setelah dikurangi dari akumulasi depresiasi hingga

tanggal neraca pada 31 Desember 2013. Rincian dari aset tetap tersebut secara lebih

lanjut dijelaskan pada catatan laporan keuangan. Beban terkait aset tetap disajikan

pada laporan laba rugi perusahaan, yang rinciannya terdapat pada catatan laporan

keuangan. Pada rincian tersebut beban depresiasi dan beban pemeliharaan

diatribusikan dalam beban langsung, beban administrasi dan umum, dan beban

penjualan. Penyajian aset tetap PT AI sudah sesuai dengan standar yang berlaku.

Secara lebih lanjut, penyajian atas aset tetap dan beban terkait dapat dilihat pada

lampiran 1.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

43

Universitas Indonesia

5. Pengungkapan Aset Tetap

Pada laporan keuangan PT AI, sudah terdapat informasi terkait:

a. Dasar pengukuran dalam menentukan nilai bruto yang tercatat

b. Metode depresiasi yang digunakan

c. Umur manfaat dan tarif depresiasi dari masing-masing kelompok aset

tetap

d. Jumlah tercatat bruto serta akumulasi depresiasi pada awal dan akhir

tahun berjalan

e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

PSAK 16 (revisi 2011) juga mengharuskan perusahaan untuk

mengungkapkan kondisi khusus terkait aset tetap, seperti adanya aset yang

dijaminkan, atau adanya restriksi atas hak penggunaan aset tetap. Pada tahun 2013,

tidak ada aset tetap PT AI yang dijadikan jaminan atas hutang. PT AI juga saat ini

tidak memiliki aset dalam pembangunan dan aset yang dijadikan sebagai komitmen

kontraktual. Karena itu, tidak diperlukan pengungkapan atas informasi tersebut.

Pengungkapan yang dilakukan PT AI telah sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011).

Pengungkapan terkait aset tetap dapat dilihat pada lampiran 2.

4.2 Pelaksanaan Audit atas Aset Tetap PT AI

Selama menjalankan kegiatan magang, penulis bergabung dengan sebuah

tim yang mendapatkan tugas untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan grup

PT IP untuk periode 31 Desember 2013. Tim audit grup PT IP terdiri dari seorang

manager, seorang assistant manager, dua orang associate 2, dan dua orang trainee.

Selama kegiatan magang sendiri, penulis lebih banyak mengerjakan prosedur audit

lapangan. Pelaksanaan audit yang dijalankan KAP OBSE mengacu pada Deloitte

Audit Approach Manual (DAAM) yang digunakan oleh seluruh kantor afiliasi dari

Deloitte Touche Tohmatsu.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

44

Universitas Indonesia

4.2.1 Penerimaan Klien

Tahapan pertama dari pelaksanaan audit dimulai dengan proses penerimaan

klien. Pengambilan keputusan terkait penerimaan klien dibuat berdasarkan

penilaian atas risiko yang akan timbul bila kerja sama dengan klien terjalin. Dalam

menentukan risiko meliputi suatu klien, auditor perlu melakukan pemahaman

mendalam terhadap kondisi dan lingkungan bisnis perusahaan. Pemahaman

tersebut didapatkan melalui keterangan yang diberikan langsung oleh klien, pihak

ketiga seperti kuasa hukum, dan berdasarkan pengalaman dari auditor pada periode

sebelumnya. Berikut adalah beberapa masalah menurut DAAM yang perlu

ditanyakan kepada klien untuk membantu tim audit dalam menilai risiko

perusahaan:

1. Karakteristik dan Integritas Manajemen: auditor akan menanyakan apakah

adanya pengaruh dari bagian atas manajemen terkait filosofi, karakteristik,

dan gaya operasional pada perusahaan secara keseluruhan.

Berdasarkan keterangan yang diberikan general manager perusahaan, tidak

ada pengaruh negatif atas karakteristik dan integritas manajemen atas dalam

menjalankan bisnis. Manajemen terdiri dari personel yang sudah bekerja di

perusahaan dalam waktu yang lama dan sangat memahami operasional

perusahaan.

2. Struktur organisasi: Beberapa contoh dari kondisi struktur yang dapat

meningkatkan risiko klien adalah alokasi tugas dan tanggung jawab yang

tidak jelas dan ketika perusahaan baru menjalankan ekspansi besar-besaran.

Struktur perusahaan tergolong tidak rumit dan sesuai dengan bisnis yang

dijalani. Penerapan rantai komando dan alokasi tanggung jawab telah

dijalankan dengan baik.

3. Sifat bisnis: Beberapa contoh kondisi yang mampu meningkatkan risiko

perusahaan adalah perusahaan memiliki siklus operasional yang panjang

dan menggunakan strategi pembiayaan yang kompleks dan inovatif.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

45

Universitas Indonesia

Perusahaan klien beroperasi pada penjualan dan sewa apartemen.

Perusahaan tidak memiliki key customer, sehingga sumber pendapatan tidak

bergantung pada suatu pihak. Perusahaan juga tidak menggunakan estimasi

dan strategi pembiayaan yang rumit.

4. Lingkungan Bisnis: Auditor melakukan penilaian atas keterangan yang

diberikan klien terkait faktor eksternal yang dapat mempengaruhi risiko

bisnis perusahaan.

Berdasarkan keterangan yang diberikan klien, tidak ada faktor-faktor

eksternal yang secara signifikan dapat mempengaruhi kegiatan operasional

perusahaan. Tim audit juga melakukan konfirmasi dengan kuasa hukum

perusahaan dan melakukan penilaian berdasarkan pengalaman dari audit

periode sebelumnya.

5. Kinerja keuangan: risiko perusahaan dapat meningkat bila perusahaan klien

mendapatkan tekanan besar untuk mencapai target kinerja keuangan

tertentu. Beberapa kondisi yang mampu meningkatkan tekanan tersebut

antara lain adalah ketika kompensasi manajemen bergantung pada kinerja

keuangan perusahaan.

Berdasarkan keterangan yang diberikan general manager perusahaan, tidak

ada faktor-faktor yang memberikan tekanan kepada pihak manajemen untuk

memanipulasi laba untuk mencapai target keuangan tertentu. Manajemen

juga menjelaskan bahwa perusahaan beroperasi secara stabil karena tidak

ada ekspansi atau akuisisi yang dilakukan.

6. Hubungan bisnis dengan pihak afiliasi: auditor perlu memiliki pemahaman

memadai terkait sifat transaksi dan hubungan bisnis dengan pihak afiliasi.

Manajemen menerangkan bahwa segala transaksi dengan pihak afiliasi

selalu dilengkapi dengan dokumen pendukung. Manajemen juga berusaha

terbuka kepada auditor bila ada pertanyaan seputar transaksi dengan pihak

afiliasi.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

46

Universitas Indonesia

7. Pengalaman dari audit periode sebelumnya: risiko audit akan lebih besar

bila audit baru dijalankan pertama kali. PT AI sendiri sudah menjadi klien

KAP OBSE dalam beberapa tahun terakhir. Selama menjadi klien KAP

OBSE, manajemen PT AI bersikap sangat kooperatif, terutama dalam

memberikan dokumen dan data pendukung yang diperlukan dalam

menjalankan prosedur audit.

8. Risiko penyelewengan: auditor perlu memahami adanya faktor-faktor yang

dapat meningkatkan kemungkinan adanya salah saji laporan keuangan yang

disengaja. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah tekanan dari pihak

ketiga maupun dari dalam perusahaan untuk mencapai target kinerja

keuangan tertentu dan sifat dari industri ataupun operasional perusahaan

yang memungkinkan adanya peluang untuk melakukan penyelewengan.

Setelah mendapatkan keterangan klien, auditor perlu merumuskan risiko

signifikan yang meliputi klien tersebut. Pada kasus PT AI, tim audit merumuskan

risiko signifikan yang meliput klien adalah risiko terkait pengakuan pendapatan dan

risiko terkait pelanggaran terhadap pengendalian internal untuk mencapai tujuan

tertentu. Risiko signifikan yang telah ditentukan tersebut nantinya perlu

dihubungkan dengan suatu saldo akun, kelompok transaksi tertentu, pengungkapan

tertentu, atau risiko yang berhubungan dengan laporan keuangan secara

keseluruhan. Risiko signifikan yang telah ditentukan nantinya akan diuji dengan uji

pengendalian internal (test of control).

4.2.2 Pembuatan Engagement Letter dan Pembentukan Tim

Setelah memutuskan untuk menerima klien, partner akan menyiapkan

engagement letter sebagai pernyataan tertulis mengenai tujuan audit, ruang lingkup

audit, dan tanggung jawab dari kedua belah pihak. Tentunya isi dari engagement

letter harus sudah disetujui oleh kedua belah pihak.

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pembentukan tim yang

akan menjalankan proses audit. Anggota tim diharuskan memiliki kemampuan dan

kapabilitas sesuai kriteria yang ditetapkan oleh kebijakan KAP OBSE, standar

profesional, dan hukum yang berlaku. KAP juga memberlakukan kebijakan bahwa

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

47

Universitas Indonesia

harus ada rotasi engagement partner. Engagement partner hanya boleh memimpin

tim audit suatu klien dalam dua periode, selanjutnya akan digantikan oleh partner

yang lain.

Tim yang dibentuk untuk mengaudit grup PT IP cenderung tidak besar,

karena klien masih dianggap belum beroperasi dalam skala besar dan menjalankan

proses bisnis yang rumit. Tim audit grup PT IP sendiri terdiri dari seorang manajer,

seorang asisten manajer, dua orang associate 2, dan dua orang trainee. KAP juga

memutuskan untuk tidak menggunakan jasa IT specialist saat mengaudit PT IP,

dikarenakan sistem komputer dan aplikasi yang digunakan perusahaan masih sangat

sederhana dan belum terintegrasi.

4.2.3 Penetapan Materialitas

Dalam merancang strategi audit secara keseluruhan, tim audit perlu

menentukan tingkat materialitas yang akan digunakan. KAP OBSE memiliki tiga

jenis materialitas, yaitu Materiality (M), Performance Materiality (PM), Clearly

Trivial Misstatement (CTM). Ketiga jenis materialitas tersebut memiliki maksud

yang berbeda. M merupakan total salah saji yang dapat diterima dari suatu laporan

keuangan. PM merupakan salah saji yang dapat diterima dari suatu kelompok akun.

CTM merupakan salah saji yang dapat diterima dari suatu akun yang terdiri dalam

kelompok akun.

Penentuan materialitas sangatlah bergantung pada pertimbangan

profesional auditor. Auditor perlu memilih acuan yang akan digunakan dalam

perhitungan tingkat materialitas. Penjualan dipilih atas pertimbangan bahwa akun

ini memiliki pergerakan cukup stabil dari tahun ke tahun, dan dianggap dapat

menggambarkan kinerja dan pertumbuhan perusahaan.

Besarnya penjualan pada tahun 2013 tersebut nantinya akan dikalikan

dengan factor rate. Besarnya persentase dari factor rate sendiri sudah ditetapkan

oleh Deloitte Audit Approach Manual (DAAM). Factor rate yang akan digunakan

sesuai dengan besarnya penjualan PT AI adalah sebesar 2.35%. Tim audit

mendapatkan angka materialitas sebesar 1,401,830,424, yang selanjutnya akan

dibulatkan menjadi 1,400,000,000 untuk melakukan perhitungan komponen

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

48

Universitas Indonesia

materialitas berikutnya. Selanjutnya, untuk menentukan besarnya PM, materialitas

yang dipilih dikalikan dengan 90%. Besarnya CTM sendiri merupakan 10% dari

total materialitas, dan besarnya AUM adalah 10% dari total materialitas.

Tabel 4.2 Perhitungan Materialitas PT AI

Description Calculation

Benchmark Balance (Revenue) 59,652,358,486

Selected Factor 2.35%

Calculated Materiality (Benchmark * Factor) 1,401,830,424

Selected Materiality (rounded) 1,400,000,000

Total Anticipated Uncorrected Materiality 140,000,000

Performance Materiality 1,260,000,000

Clearly Trivial Misstatement 70,000,000

Sumber: Kertas Kerja Audit (Diolah Kembali)

Karena PT AI merupakan anak perusahaan dari PT IP, materialitas yang

telah dihitung tersebut harus dibandingkan terlebih dahulu dengan materialitas

perusahaan induk. Tim audit akan menghitung besarnya materiality based on

forecast berdasarkan materialitas induk. Setelah membandingkan kedua

perhitungan materialitas tersebut, tim audit akan memilih tingkat materialitas yang

lebih kecil untuk digunakan dalam proses audit.

Pada PT IP sendiri, acuan yang digunakan adalah total aset. Penghitungan

komponen materialitas berdasarkan total aset ditentukan dengan cara mengalikan

nilai total aset dengan 3% (berdasarkan DAAM). Dalam menentukan materiality

based on forecast, auditor membandingkan terlebih dahulu total aset antara PT AI

dengan perusahaan induk. Rasio yang didapatkan akan menjadi acuan atas

persentase yang akan digunakan dalam menentukan materiality based on forecast.

Perbandingan atas materialitas PT AI dengan materiality based on forecast dapat

dilihat di tabel 4.3.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

49

Universitas Indonesia

Tabel 4.3 Perbandingan Materialitas PT AI dengan Materiality Based on Forecast

Perusahaan Materiality Performance

Materiality CTM

PT IP 1,590,000,000 1,431,000,000 79,500,000

PT AI 1,400,000,000 1,260,000,000 70,000,000

Perusahaan Amount for

choosen

benchmark =

Total Aset

% of the

Group

Represented

by Chosen

Benchmark

Indicative Range

of Materiality

Compared to

Group

Materiality

(refer to DAAM)

Taksiran

%

Materiality

based on

forecast*

PT IP 793,633,878,112 100%

PT AI 333,960,293,862 42% 55% - 75% 65% 1,033,500,000

*Taksiran % x Materiality Induk Sumber: Kertas Kerja Audit (Diolah Kembali)

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, tim audit menemukan bahwa

perhitungan komponen materialitas PT AI lebih besar dibandingkan dengan

materiality based on forecast. Tim audit menemukan besaran materiality based on

forecast sebesar 1,033,500,000. Nilai tersebut lebih kecil dari komponen

materialitas PT AI sebesar 1,400,000,000. Tim audit memutuskan untuk

menggunakan nilai materialitas sebesar 1,033,500,000. Selanjutnya, tim audit perlu

melakukan perhitungan kembali untuk menentukan besaran AUM, PM, dan CTM.

Perhitungan untuk ketiga materialitas tersebut sama dengan cara perhitungan pada

materialitas PT AI sebelumnya. Dengan nilai materialitas baru, didapatkan nilai

AUM, PM, dan CTM sebagai berikut:

Tabel 4.4 Materialitas Final PT AI

Description Amount

Selected Materiality (M) 1,033,500,000

AUM (10% of M) 103,350,000

PM (90% of M) 930,150,000

CTM (5% of M) 51,675,000

Sumber: Kertas Kerja Audit (Diolah Kembali)

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

50

Universitas Indonesia

Nilai CTM sendiri biasanya digunakan ketika auditor menjalankan

pengujian substantif. Sebagai contoh, bila auditor melakukan perhitungan ulang

atas beban depresiasi aset tetap klien, ada kemungkinan auditor akan menemukan

selisih dengan angka beban depresiasi yang terdapat di neraca. Bila selisih tersebut

melebihi nilai CTM, auditor perlu melakukan prosedur tambahan untuk mengetahui

timbulnya selisih tersebut. Prosedur tambahan tersebut dapat berupa inquiry kepada

klien atau dengan dokumentasi atas dokumen pendukun dari suatu aset tertentu

yang menimbulkan adanya selisih tersebut.

4.2.4 Menentukan Program Audit

Pada tahap penerimaan klien, tim audit sudah memperdalam

pemahamannya atas kegiatan bisnis klien. Pemahaman yang mendalam tersebut

membantu auditor untuk merumuskan risiko signifikan yang perlu mendapatkan

perhatian lebih lanjut ketika audit dijalankan. Selanjutnya, tim audit juga perlu

menentukan risiko-risiko lainnya yang membutuhkan prosedur pengujian. Risiko-

risiko yang telah ditentukan akan didokumentasikan ke dalam sebuah kertas kerja

yang bernama Audit Planning Memorandum (APM). Kertas kerja APM juga berisi

perencanaan audit secara komprehensif, dimulai dari ruang lingkup audit,

komponen materialitas yang digunakan, risiko signifikan, dan risiko-risiko salah

saji lainnya. Pada APM, risiko signifikan yang telah ditentukan pada tahap

sebelumnya dibagi ke dalam beberapa risiko yang memungkinkan timbulnya salah

saji. Pembagian risiko tersebut memungkinkan tim audit untuk memilih asersi

manajemen terkait, dan merancang prosedur pengujian yang sesuai agar tujuan

audit dapat tercapai.

Selanjutnya, tim audit perlu mengidentifikasi risiko-risiko non-signifikan

yang dapat memungkinkan terjadinya salah saji material. Setiap risiko tersebut

harus dihubungkan dengan suatu saldo akun, kelas transaksi tertentu, atau memiliki

risiko yang memiliki dampak pada pengungkapan dan laporan keuangan secara

keseluruhan. Setelah menghubungkan risiko dengan kelas transaksi atau saldo akun

tertentu, auditor dapat mengembangkan prosedur pengujian lebih lanjut untuk

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

51

Universitas Indonesia

setiap saldo akun atau kelas transaksi. Prosedur yang telah dirancang untuk masing-

masing saldo akun tersebut nantinya akan didokumentasikan pada kertas kerja

Model Audit Program. Kertas kerja Model Audit Program nantinya juga akan

digunakan setelah prosedur audit atas aset tetap telah dijalankan. Pada kertas kerja

tersebut, auditor perlu menyertakan kesimpulan atas prosedur substantif yang telah

dijalankan, beserta acuan atas kertas kerja untuk prosedur terkait, Identifikasi risiko

dan prosedur pengujian yang akan dijalankan terkait aset tetap dapat dilihat pada

tabel 4.5.

4.2.5 Prosedur Audit atas Aset Tetap

Pada tahapan ini tim audit mulai menjalankan berbagai prosedur yang telah

ditentukan pada tahapan perancangan program audit secara keseluruhan. Pada tahap

penetapan risiko, aset tetap dianggap memiliki tingkat risiko normal, karena itu

tidak diperlukan pengujian atas keefektifan pengendalian internal. Pada tabel 4.5,

dapat dilihat bahwa tim audit memilih tingkat pengujian tanpa bergantung terhadap

pengendalian internal perusahaan (not relying on Control). Tingkat pengujian yang

tidak bergantung pada pengendalian internal perusahaan akan berdampak pada

pemilihan sampel atas pengujian yang jumlahnya lebih banyak bila dibandingkan

dengan tingkat pengujian yang mengandalkan pengendalian internal perusahaan.

1. Prosedur Analitis

Prosedur audit aset tetap diawali dengan membuat lead schedule kelompok akun

aset tetap terlebih dahulu. Lead schedule terdiri dari angka akun-akun yang terdapat

pada kelompok aset tetap. Angka tersebut didapatkan langsung dari trial balance

yang didapatkan dari klien. Pada lead schedule, terdapat angka saldo akun pada

akhir tahun 2013 dan 2012. Angka pada akhir tahun 2013 yang didapatkan dari

klien ini disebut dengan angka preliminary. Pada kertas kerja ini, sudah terdapat

dua kolom tambahan yang berfungsi untuk mengisi adanya angka penyesuaian dan

reklasifikasi. Angka akhir tahun 2013 setelah adanya jurnal penyesuaian dan

reklasifikasi tersebut disebut juga sebagai angka final.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

52

Universitas Indonesia

Tabel 4.5 Identifikasi Risiko Terkait Aset Tetap

Risks Identified Relevant

Assertion

Plan to

rely on

prior

period

Control

testing

Plan to

test OE

in

current

period

Interim

procedure

to be

performed

Description of planned

substantive testing procedures to

be performed

Extent of

tests

Property, Plant and Equipment stated in the

general ledger does not reconcile back to the

fixed asset register and/or the reconciliation

contains invalid items resulting in Property,

Plant and Equipment being misstated

Valuation and

allocation;

No No No 1). Tie up asset register with

general ledger

Risk and not

relying on

controls

Existence and

completeness

Disposal of fixed asset is not properly

recorded.

Existence;

Right and

No No No 1) Perform test of detail for sale of

fixed asset.

Risk and not

relying on

controls

Obligation;

Completeness

2) Recalculate book value when

sale of fixed asset and compared

with selling price to know gain or

loss of fixed asset.

There is a risk that additions to property, plant

and equipment are not valid or not properly

recorded because of the following:

Existence;

Completeness No No No

Make a selected sample using

representative sampling to Test Of

Detail addition of property, plant

and equipment

Risk and not

relying on

controls

(i) Cost recognized does not comply with the

definition of cost on initial recognition.

(ii) Period cost are incorrectly capitalized

(iii) Replacement of part of an asset is not

properly accounted

Sumber: Kertas Kerja Audit (Diolah Kembali)

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

53

Universitas Indonesia

Saat pembuatan lead schedule ini, auditor juga dapat melakukan prosedur

analitis untuk kelompok akun bersangkutan. Pada kertas kerja lead schedule

terdapat kolom yang menunjukkan perubahan dari masing-masing akun yang

terdapat pada kelompok aset tetap. Bila besarnya perubahan angka tersebut

melebihi 10% dari nilai materialitas, yang pada PT AI adalah sebesar 103,350,000,

maka auditor perlu melakukan analisis lebih lanjut terkait perubahan tersebut. Dari

prosedur analitis yang telah dilakukan, auditor menemukan adanya peningkatan

yang cukup signifikan pada biaya perolehan pada akun kendaraan, furnitur, dan

renovasi bangunan. Berdasarkan keterangan klien, peningkatan tersebut muncul

dari sejumlah pembelian atas aset tetap baru. Setelah lead schedule dibuat, auditor

dapat menjalankan prosedur substantif lainnya.

2. Pengujian atas Saldo Akhir dan Mutasi Aset Tetap

Selanjutnya, auditor perlu melakukan verifikasi atas saldo akhir aset tetap

dan memeriksa mutasi atau perubahan aset tetap secara lebih lanjut pada kertas

kerja tersendiri. Pengerjaan prosedur ini dimulai dengan meminta daftar aset tetap

yang sudah disiapkan oleh klien. Pada daftar aset tetap yang disiapkan oleh klien

terdapat semua aset tetap yang dimiliki beserta informasi pendukung seperti biaya

perolehan, masa manfaat, beban depresiasi setiap bulannya, dan nilai buku bersih

setiap aset tetap. PT AI menyediakan daftar aset tetap untuk perlengkapan,

bangunan, dan kendaraan. Pada daftar aset tetap perlengkapan dibagi lebih lanjut

berdasarkan lokasi aset tersebut.

Setelah daftar aset tetap didapat, auditor dapat melakukan perhitungan

perubahan aset tetap dari tahun 2012 ke tahun 2013. Perhitungan dapat dilakukan

dengan memasukan saldo akhir tahun 2012 ditambahkan dengan penambahan dan

pelepasan aset pada tahun 2013. Auditor akan mendapatkan saldo akhir tahun 2013

berdasarkan perhitungan audit. Auditor harus memastikan saldo hasil perhitungan

pada akhir tahun 2013 tersebut sudah sesuai dengan daftar aset tetap yang diberikan

oleh klien. Perhitungan atas mutasi aset tetap yang telah dilakukan oleh auditor

membuktikan bahwa tidak adanya perbedaan antara angka yang tercatat pada

neraca dengan rincian pada daftar aset tetap milik PT AI.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

54

Universitas Indonesia

Tabel 4.6 Perhitungan Mutasi Aset Tetap

Beginning balance per audited, 31 Dec 2012:

72,610,330,475 Φ

Addition :

Jan s/d Des 2013

-

521,317,342

Deduction:

Jan s/d Des 2013

-

-

Ending balance per audit 31.12.13

73,131,647,817

Ending balance per client 31.12.13

02-02-001-

0000 BUILDING EX MARKETING

460,587,890

02-02-002-

0000 BUILDING SA TWR D

70,578,320,626

02-02-006-

0000 BUILDING IMPROVMENT

2,092,739,301

73,131,647,817

L

Selisih

-

Sumber: Kertas Kerja Audit (Diolah Kembali)

3. Melakukan Perhitungan Ulang Beban Depresiasi

Selain memastikan perhitungan nilai saldo akhir aset tetap, auditor juga

perlu memeriksa perhitungan beban depresiasi dari aset tetap yang diakui PT AI

pada tahun 2013. Auditor melakukan penghitungan ulang aset tetap dengan

menggunakan informasi tanggal pembelian aset tetap dan masa manfaat dari aset

masing-masing aset tetap. Informasi tersebut telah tersedia pada daftar aset tetap

yang diberikan oleh klien. Dari informasi tersebut, tim audit juga memastikan

bahwa umur manfaat dari aset tetap yang dimiliki telah sesuai dengan kebijakan

akuntansi yang digunakan oleh PT AI. Dalam penghitungan beban depresiasi, PT

AI menggunakan metode penyusutan garis lurus tanpa menggunakan nilai residu

untuk semua aset tetap yang mereka miliki.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

55

Universitas Indonesia

Dari hasil perhitungan beban depresiasi tersebut, auditor akan melakukan

investigasi lebih lanjut bila menemukan adanya perbedaan yang signifikan dengan

perhitungan beban depresiasi klien. Selisih antara perhitungan auditor dan

perhitungan klien yang berasal dari pembulatan tidak akan ditindaklanjuti. Hasil

perhitungan beban depresiasi aset tetap dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Perhitungan Ulang Beban Depresiasi

Account Per TB Per Audit Selisih

Building Depreciation Exp

3,690,402,469

3,690,402,538

(69)

Equipment & Computer Depreciation

Exp

922,229,351

922,280,857

(51,506)

Vehicle Depreciation Exp

396,841,714

396,841,607

108

Total

5,009,473,534

5,009,525,002

(51,467)

Sumber: Kertas Kerja Audit (Diolah Kembali)

Selanjutnya, tim audit melakukan verifikasi terhadap saldo akhir akun

akumulasi penyusutan aset tetap. Verifikasi atas saldo akhir ini dilakukan dengan

membandingkan angka akumulasi depresiasi yang terdapat pada neraca dengan

angka yang terdapat pada daftar aset tetap. Penambahan atas akumulasi penyusutan

tersebut didapatkan dari master file aset tetap yang disiapkan oleh PT AI.

Pengurangan atas akumulasi aset tetap dapat timbul akibat adanya penjualan dari

suatu aset tetap pada tahun berjalan.

Setelah menjalankan prosedur di atas, auditor menemukan adanya selisih

yang timbul akibat adanya perbedaan pada perhitungan bulan pada suatu aset

komputer yang dimiliki PT AI. Tim audit tidak menjalankan prosedur tambahan

atas selisih tersebut dikarenakan nilainya jauh dibawah tingkat materialitas yang

telah ditetapkan. Selisih pada beban depresiasi kendaraan dan bangunan berasal dari

perbedaan pembulatan angka, sehingga tim audit hanya mengajukan jurnal

penyesuaian bagi beban depresiasi komputer dan peralatan.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

56

Universitas Indonesia

Jurnal penyesuaian beban depresiasi komputer dan peralatan:

Beban Depresiasi Komputer 51,506

Akumulasi Depresiasi – Komputer 51,506

4. Test of Detail Penambahan Aset Tetap

Prosedur berikutnya yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan

pengujian terinci untuk penambahan aset tetap selama tahun 2013. Pada buku besar

PT AI ada sebanyak 121 transaksi penambahan aset tetap pada tahun 2013. Nilai

nominal dari seluruh transaksi pembelian pada buku besar tersebut dicocokkan

dengan nilai nominal dari aset tetap yang memiliki tanggal perolehan di tahun 2013

pada daftar aset tetap, untuk memastikan tidak ada perbedaan antara daftar aset

tetap dengan pencatatan di buku besar. Banyaknya transaksi pembelian tersebut

mengharuskan auditor untuk memilih sampel. Penghitungan sampel dilakukan

dengan metode monetary unit sampling. Penghitungan sampel dengan metode ini

dapat dilakukan dengan menggunakan kertas kerja monetary unit sampling yang

telah diformat secara khusus oleh Deloitte. Dalam penghitungan sampel tersebut,

auditor membutuhkan nilai populasi dari penambahan aset tetap. Angka tersebut

nantinya akan dibagi dengan performance materiality untuk mendapatkan jumlah

sampel yang akan diambil. Jumlah sampel dan seluruh transaksi penambahan

tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam kertas kerja monetary unit sampling.

Setelah mendapatkan tiga sampel yang diperlukan, auditor akan meminta

kepada bagian akuntansi dokumen voucher beserta dokumen pendukung lainnya

seperti invoice, bilyet giro, cek, faktur pajak, purchase order, dan requisition form.

Dokumen yang didapat akan dicocokkan dengan transaksi yang tercatat. Dengan

dokumen pendukung yang diberikan, terutama vendor invoice, giro atau cek, dan

faktur pajak, auditor dapat melakukan pengujian untuk mencapai tujuan audit

terkait keberadaan dan ketepatan. Auditor juga memeriksa ketepatan nilai aset yang

tercatat dan ketepatan tanggal pencatatan berdasarkan tanggal yang tercatat pada

receiving report dan cek atau giro untuk pencatatan tanggal pembayaran.

Berdasarkan prosedur vouching yang telah dilakukan, auditor berkesimpulan

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

57

Universitas Indonesia

bahwa pencatatan penambahan aset tetap pada tahun 2013 telah dilakukan secara

wajar.

5. Test of Detail dan Pengujian Laba (Rugi) Penjualan Aset Tetap

Selanjutnya auditor perlu menjalankan prosedur atas penjualan aset tetap.

Auditor harus memastikan nilai penjualan yang terdapat pada daftar aset tetap telah

sesuai dengan nilai penjualan pada transaksi penjualan yang ada di buku besar

perusahaan. Selanjutnya prosedur yang dilakukan adalah pengujian terinci atas

penjualan dan penghitungan laba rugi penjualan aset tetap. Pada pengujian test of

detail penjualan aset tetap, auditor memutuskan untuk melakukan pengujian pada

seluruh populasi. Hal ini dilakukan karena penjualan pada tahun 2013 tidak terlalu

banyak, karena itu tidak diperlukan adanya penghitungan sampel untuk pengujian.

Selanjutnya, auditor meminta kepada klien receiving voucher untuk penerimaan kas

beserta dokumen pendukung lainnya sebagai syarat dalam pencatatan penjualan

aset tetap. Transaksi penjualan aset tetap yang didapat dari buku besar kemudian

dicocokkan dengan dokumen pendukung yang diberikan oleh klien untuk

memastikan pencatatan transaksi tersebut telah dilakukan dengan wajar.

Pada prosedur selanjutnya, auditor memastikan bahwa pencatatan laba atau

rugi dari penjualan aset tetap telah dilakukan secara wajar. Auditor melakukan

perhitungan atas nilai buku bersih dari aset tetap yang dijual dengan cara

mengurangi nilai perolehan aset dengan akumulasi depresiasi hingga tahun

penjualan aset tetap tersebut, Informasi terkait aset tetap yang diperlukan telah

tersedia pada daftar aset tetap yang diberikan klien pada pengujian sebelumnya.

Dari perhitungan yang telah dilakukan, semua aset yang dijual oleh klien sudah

habis masa manfaatnya, dan pencatatan laba penjualan aset tetap tersebut telah

dilakukan secara wajar.

6. Prosedur Terkait Asuransi

KAP OBSE juga menjalankan sebuah prosedur tambahan untuk menilai

kecukupan asuransi yang PT AI miliki untuk melindungi aset yang dimiliki

terhadap risiko-risiko yang meliputi. Prosedur ini perlu dilakukan karena pada tahap

perencanaan, cakupan dari nilai pertanggungan asuransi merupakan salah satu

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

58

Universitas Indonesia

informasi tambahan yang perlu diungkapkan di dalam laporan keuangan PT AI.

Prosedur terkait asuransi yang dijalankan memiliki tujuan untuk memastikan tujuan

ketepatan dari nilai pertanggungan asuransi dapat tercapai.

Dalam menjalankan prosedur ini, tim audit meminta kepada PT AI dokumen

polis asuransi yang dimiliki untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, seperti

jenis asuransi, periode asuransi, nilai pertanggungan dari asuransi dan premi

asuransi yang dikenakan. Setelah semua dokumen polis didapatkan, auditor

membuat rekapitulasi atas rincian informasi dari polis asuransi. Nilai

pertanggungan dari asuransi tersebut nantinya akan dibandingkan dengan nilai buku

dari aset tetap yang diasuransikan.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari dokumen polis asuransi, nilai

pertanggungan dari asuransi yang dimiliki PT AI lebih besar dari nilai buku aset

tetap. Nilai asuransi atas aset bangunan dan perlengkapan memiliki pertanggungan

sebesar 104% dari nilai buku aset tersebut. Sementara itu, untuk aset berupa

kendaraan memiliki nilai pertanggungan sebesar 150% dari nilai buku. Karena nilai

pertanggungan asuransi lebih tinggi dari nilai buku, maka dapat disimpulkan bahwa

asuransi yang dimiliki mampu melindungi aset tetap atas kerugian dan risiko yang

mungkin timbul dari aset bersangkutan.

4.2.6 Analisis Prosedur Audit Aset Tetap KAP OBSE

4.2.6.1 Prosedur Perencanaan

Prosedur pengendalian yang dijalankan KAP OBSE secara garis besar

sudah sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Arens et al. (2009). Tahapan awal

perencanaan audit oleh KAP OBSE menggabungkan beberapa tahapan awal

perencanaan yang diterangkan oleh Arens et al. Tahapan pemahaman bisnis klien

dilakukan sebelum KAP OBSE menentukan untuk menerima apakah akan

menjalankan perikatan dengan suatu klien atau tidak. Hal ini dilakukan agar auditor

memiliki gambaran yang lebih komprehensif dan memiliki pemahaman yang baik

sebelum memutuskan untuk menerima suatu klien.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

59

Universitas Indonesia

Prosedur awal sebelum menentukan penerimaan klien mencakup

pemahaman atas integritas dan karakteristik manajemen, struktur organisasi,

kondisi umum bisnis klien, lingkungan bisnis, kinerja keuangan klien, hubungan

klien dengan pihak luar dan pihak afiliasi, pengalaman sebelumnya terkait perikatan

dengan klien, dan penilaian atas risiko penyelewengan. Tahapan pemahaman bisnis

dan industri yang diterangkan Arens et al. (2009) setidaknya mengharuskan auditor

untuk memiliki pemahaman atas kondisi eksternal dan industri dimana klien

menjalankan bisnisnya, kondisi operasional dan proses bisnis yang dijalani oleh

klien, kondisi tata kelola dan gaya manajemen, tujuan dan strategi yang diterapkan

oleh klien, beserta pengukuran kinerja yang digunakan.

Pemahaman atas klien berdasarkan DAAM telah sesuai dan mencakup

ketentuan yang diterangkan oleh Arens tersebut. Prosedur yang dilakukan ini juga

sudah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik SA 318 terkait

pemahaman atas bisnis klien. Seluruh prosedur tersebut harus dijalankan agar

auditor dapat merumuskan risiko signifikan dan risiko perikatan secara umum yang

meliputi calon klien. Berdasarkan risiko perikatan umum, auditor akan memutuskan

apakah akan menerima klien atau tidak. Pada teori acuan, risiko dibagi ke tiga

tingkatan, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Sementara pada KAP OBSE, risiko

dibagi ke dalam dua tingkatan, yaitu risiko biasa dan risiko signifikan.

Setelah menetapkan risiko dan risiko signifikan dari klien, KAP OBSE akan

merancang program audit secara keseluruhan. Proses ini dimulai dengan

menghubungkan risiko-risiko tersebut dengan saldo akun atau kelas transaksi

tertentu. Dari setiap saldo akun maupun kelas transaksi yang tela ditentukan, tim

audit dapat merancang prosedur untuk setiap risiko yang terkait beserta tujuan audit

yang ingin dicapai. Pada tahapan ini, tim audit juga menentukan tingkat materialitas

yang akan digunakan dalam menjalankan prosedur audit lapangan. Tahapan ini

merupakan salah satu yang paling penting, karena sangat melibatkan pertimbangan

profesional yang dimiliki oleh auditor.

Setelah memutuskan untuk menerima klien, auditor akan membentuk tim

yang akan menjalankan prosedur audit selanjutnya. Pemilihan anggota tim telah

dilakukan sesuai dengan SA Seksi 220: Independensi, dimana anggota tim harus

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

60

Universitas Indonesia

sepenuhnya independen dan tidak memiliki kepentingan atas perusahaan klien. Tim

audit yang telah terbentuk nantinya akan menjalankan prosedur audit interim, yang

di dalamnya termasuk melakukan prosedur analitis awal untuk melihat adanya

perubahan dari saldo akun yang di luar ekspektasi auditor. Prosedur analitis awal

yang dijalankan biasanya dengan membandingkan angka interim yang

disetahunkan dengan angka tahun sebelumnya. Dengan menjalankan prosedur

analitis interim ini, tim audit dapat melihat adanya pembelian dan penjualan atas

aset tetap yang dilakukan pada tahun berjalan, sehingga auditor akan mendapatkan

gambaran untuk prosedur audit selanjutnya yang akan dijalankan. Selain prosedur

analitis, tim audit juga mempelajari pengendalian internal yang dijalankan klien.

Tim audit meminta keterangan atas siklus bisnis yang dijalankan oleh klien, seperti

siklus pengeluaran kas, siklus penerimaan kas, siklus penggajian, dan lain-lain.

Selanjutnya, tim audit menjalankan prosedur lebih lanjut untuk memeriksa

ekeftivitas pengendalian bagi risiko yang dianggap signifikan.

4.2.6.2 Pengujian Pengendalian Internal

Arens et al. (2009) menjelaskan beberapa prosedur yang perlu dilakukan

ketika melakukan pengujian atas pengendalian internal terkait siklus pembelian dan

pembayaran, yang juga mencakup siklus pembelian aset tetap. Dalam melakukan

pengujian pengendalian internal atas aset tetap, auditor perlu memiliki pemahaman

mendalam terkait siklus pembelian dan pemeliharaan aset tetap. Siklus dari aset

tetap sendiri biasanya meliputi otorisasi pembelian, penyimpanan dan pemeliharaan

aset tetap, pencatatan aset tetap, dan otorisasi pembayaran atas pembelian aset tetap.

Pemahaman atas siklus dan pengendalian internal perusahaan akan membantu

auditor dalam menentukan tingkatan pengujian yang akan dilakukan.

Prosedur pengujian pengendalian internal hanya dilakukan tim audit untuk

akun yang dianggap memiliki risiko signifikan, yaitu penjualan, dan pengujian

journal entries untuk risiko pencatatan laporan keuangan secara keseluruhan. KAP

OBSE memutuskan untuk tidak melakukan pengujian pengendalian internal atas

akun aset tetap atas pertimbangan bahwa pengendalian atas aset tetap belum terlalu

kuat dan risiko salah saji material pada akun aset tetap dianggap tidak signifikan,

sehingga tim audit memilih untuk tidak bergantung pada pengendalian internal PT

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

61

Universitas Indonesia

AI (not rely on Control). Tidak adanya pengujian pengendalian internal pada akun

aset tetap berdampak pada jumlah sampel yang akan lebih banyak bila

dibandingkan jika pengujian pengendalian internal dilakukan.

4.2.6.3 Prosedur Substantif

Berdasarkan teori yang terdapat pada Arens et al. (2009), pengujian atas aset

tetap memiliki perbedaan dengan aset lancar. Akun aset tetap memiliki karakteristik

dimana frekuensi transaksinya cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan aset

lancar, namun transaksi yang dilakukan biasanya dalam jumlah nominal yang besar.

Atas dasar pertimbangan tersebut, dalam menguji akun aset tetap, auditor lebih

fokus terhadap akuisisi dan penjualan pada periode bersangkutan dibandingkan

verifikasi terhadap saldo akun dari periode sebelumnya. Arens et al. (2009)

menjelaskan dalam memeriksa akun aset tetap terdapat prosedur audit sebagai

berikut:

Menjalankan prosedur analitis

Verifikasi akuisisi/pembelian pada periode pelaporan

Verifikasi penjualan pada periode pelaporan

Verifikasi saldo akhir akun aset tetap

Verifikasi beban depresiasi pada periode pelaporan

Verifikasi saldo akhir akumulasi depresiasi aset tetap

Berikut analisis atas prosedur audit yang diterapkan oleh KAP OBSE atas

akun aset tetap PT AI:

1. Prosedur Analitis

Prosedur analitis merupakan tahapan pertama yang dilakukan oleh tim audit

ketika mengaudit aset tetap dari PT AI. Dengan menjalankan prosedur analitis,

auditor dapat mengidentifikasi adanya penambahan atau pelepasan aset pada tahun

berjalan. Prosedur analitis pada KAP OBSE dilakukan sebanyak tiga kali. Prosedur

analitis pertama dilakukan pada tahap interim. Prosedur analitis kedua dilakukan

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

62

Universitas Indonesia

ketika pengujian substantif dilakukan setelah klien memberikan angka tertanggal

31 Desember 2013. Kemudian auditor melakukan prosedur analitis subsequent

sebelum tanggal rilis laporan keuangan telah diaudit untuk melihat adanya peristiwa

atau kondisi yang membutuhkan investigasi lebih lanjut. Prosedur analitis yang

dilakukan oleh KAP OBSE terkait akun aset tetap hanya dengan melihat tren

peningkatan dan penurunan melalui perbandingan antara angka akhir tahun

sebelumnya dengan angka pada tanggal tutup buku tahun berjalan. Akan lebih baik

bila prosedur analitis juga melakukan pengujian rasio terkait akun beban depresiasi

dan akumulasi depresiasi aset tetap, karena akun ini cukup rentan akan kesalahan

dalam pencatatan.

2. Verifikasi Akuisisi Aset Tetap

Verifikasi penambahan aset tetap menjadi salah satu prosedur yang sangat

penting dilakukan, karena pencatatan penambahan aset tetap yang tidak tepat dapat

berdampak kepada salah saji yang dicatat dalam beberapa periode ke depan.

Prosedur yang dijalankan oleh KAP OBSE sudah sesuai dengan teori yang

dijelaskan. KAP OBSE mencocokkan jumlah nilai transaksi penambahan aset tetap

yang tercatat pada buku besar dengan aset tetap yang memiliki tanggal akuisisi di

tahun 2013 pada fixed asset register. Selanjutnya, KAP OBSE melakukan

pengujian terinci atas transaksi penambahan aset tetap dengan memilih sampel

representatif berdasarkan tingkat materialitas yang ditetapkan. Berdasarkan Arens

et al. (2009), terdapat tujuh tujuan audit terkait saldo yang menurut Arens perlu

dicapai dalam melakukan audit atas aset tetap, yaitu detail tie-in, keberadaan,

kelengkapan, ketepatan, klasifikasi, pisah batas, dan hak serta kewajiban. Prosedur

audit atas aset tetap yang telah dijalankan oleh KAP OBSE setidaknya telah

memenuhi tujuan yang harus dicapai tersebut, kecuali untuk tujuan terkait pisah

batas. Tim audit memutuskan untuk tidak mengumpulkan bukti untuk mencapai

tujuan audit terkait pisah batas, diakibatkan jumlah transaksi penambahan aset tetap

yang jumlahnya tidak banyak dan pada tahun berjalan tidak ada transaksi aset tetap

yang terjadi berdekatan dengan tanggal tutup buku.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

63

Universitas Indonesia

3. Verifikasi Penjualan Aset Tetap

KAP OBSE juga menjalankan prosedur untuk melakukan verifikasi atas

penjualan aset tetap pada periode pelaporan. Prosedur yang dijalankan sudah sesuai

dengan teori yang ada. Verifikasi yang dilakukan oleh tim audit dimulai dengan

mencocokkan transaksi pelepasan aset tetap yang terdapat pada buku besar dengan

pelepasan yang tercatat pada daftar aset tetap yang dimiliki klien, dan dilanjutkan

dengan meminta dokumen pendukung bagi aset tetap yang dijual. KAP OBSE juga

melakukan penghitungan ulang atas nilai buku aset tetap yang dijual untuk

memastikan laba atau rugi atas penjualan aset tetap telah dicatat dengan benar.

4. Verifikasi Saldo Akhir Aset Tetap

Dalam melakukan verifikasi atas saldo akhir akun aset tetap, KAP OBSE

memastikan angka yang tertera pada buku besar dan neraca telah sesuai dengan

daftar aset tetap yang dimiliki klien. Namun, KAP OBSE tidak menjalankan

pemeriksaan fisik atas aset tetap perusahaan. Hal ini memungkinkan adanya aset

tetap yang hilang atau tidak lagi dapat memberikan manfaat ekonomis bagi

perusahaan namun masih termasuk di dalam daftar aset tetap klien. Tujuan audit

atas keberadaan aset tetap akan lebih tercapai bila tim audit menjalankan prosedur

pemeriksaan fisik atas aset tetap.

5. Verifikasi Beban Depresiasi dan Akumulasi Depresiasi

Dalam melakukan verifikasi atas beban depresiasi, Arens et al. (2009)

mengatakan bahwa auditor harus terlebih dahulu mengkaji apakah perusahaan klien

menggunakan kebijakan depresiasi yang konsisten dari tahun ke tahun. Prosedur ini

telah tercakup di saat perencanaan audit, dimana auditor meminta keterangan

kepada klien atas adanya kondisi yang mempengaruhi kegiatan bisnis dan

menyebabkan adanya perubahan estimasi akuntansi. Berdasarkan keterangan yang

diberikan, tidak ada perubahan atas kebijakan depresiasi perusahaan. Sehingga,

selanjutnya auditor perlu memastikan ketepatan perhitungan beban depresiasi pada

tahun 2013. Tim audit melakukan perhitungan ulang atas beban depresiasi dari

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

64

Universitas Indonesia

seluruh aset untuk memastikan beban depresiasi dicatat secara tepat. Verifikasi atas

saldo akhir akun akumulasi depresiasi aset tetap juga dilakukan oleh KAP OBSE

dengan memastikan bahwa nilai akumulasi depresiasi aset tetap yang terdapat pada

daftar aset tetap klien telah sesuai dengan pencatatan yang ada di buku besar.

6. Prosedur Terkait Asuransi

Prosedur pengujian atas asuransi bukan merupakan prosedur utama yang

termasuk dalam audit atas aset tetap. Pengujian atas asuransi aset masih masuk ke

dalam siklus pengeluaran perusahaan. Namun, karena asuransi dibayarkan sebagai

salah satu bentuk manajemen risiko atas aset yang dimiliki perusahaan, maka

prosedur ini menjadi sangat penting dan sangat berkaitan dengan aset tetap

perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Arens et al. (2009) menjelaskan bahwa bentuk pengendalian atas akun

asuransi dibayar di muka terbagi ke dalam tiga pengendalian utama, yaitu

pengendalian atas pembayaran dan pencatatan asuransi, pengendalian atas daftar

asuransi yang dimiliki perusahaan, dan pengendalian atas reklasifikasi asuransi

dibayar di muka menjadi beban. Prosedur pengujian yang dilakukan atas akun

asuransi sendiri dapat dimulai dengan meminta dokumen polis asuransi perusahaan.

Dari dokumen polis tersebut, auditor dapat melihat informasi terkait besarnya

premi, periode premi, nilai pertanggungan, syarat dan ketentuan asuransi, dan lain-

lain. Informasi yang tertera pada dokumen polis tersebut dapat digunakan auditor

untuk mencapai tujuan terkait keberadaan, hak, klasifikasi, dan ketepatan atas

pencatatan nilai asuransi dibayar di muka dan beban asuransi pada tahun berjalan.

Prosedur yang dijalankan KAP OBSE atas akun asuransi PT AI sudah sesuai

dengan yang dipaparkan oleh Arens et al. (2009). Seluruh dokumen polis milik PT

AI pada tahun berjalan telah didokumentasikan pada kertas kerja audit. Tim audit

juga melakukan pengujian atas nilai pertanggungan asuransi dibandingkan dengan

nilai buku aset yang diasuransikan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa nilai

pertanggungan telah mencukupi sebagai salah satu bentuk manajemen risiko yang

diterapkan perusahaan.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

65

Universitas Indonesia

Secara keseluruhan, prosedur audit atas aset tetap yang dirancang oleh KAP

OBSE telah sesuai dan mencakup prosedur yang dipaparkan oleh Arens et al.

(2009). Terdapat beberapa kekurangan atas prosedur substantif yang dijalankan.

Akan lebih baik bila dalam melakukan pemeriksaan atas aset tetap, prosedur audit

dilengkapi dengan melakukan pengujian atas penurunan nilai aset tetap dan

pengumpulan bukti berupa pemeriksaan fisik.

Tim audit tidak melakukan pengujian atas penurunan nilai aset tetap.

Keputusan ini dibuat berdasarkan penilaian atas keterangan yang diberikan

manajemen, dimana tidak terdapat indikasi atas penurunan nilai pada aset tetap

perusahaan. Tim audit baru akan melakukan pengujian atas penurunan nilai bila

terdapat indikasi penurunan nilai atau ketika klien sedang dalam tahapan untuk

melakukan corporate action seperti akuisisi.

Tim audit memutuskan untuk tidak mengumpulkan bukti berupa

pemeriksaan fisik diakibatkan jumlah aset tetap yang kuantitasnya cukup banyak

namun secara nominal tidak begitu besar, kecuali untuk gedung dan kendaraan.

Selain itu, aset tetap PT AI memiliki karakteristik tidak mudah dipindahkan dan

letaknya tersebar di dalam unit-unit yang disewakan sehingga akses terhadap aset

cukup terjaga. Walaupun begitu, akan lebih baik bila tim audit melakukan

pemeriksaan fisik atas aset tetap klien. Karena pengujian saldo akhir aset tetap

terlalu bergantung pada daftar aset tetap yang disiapkan oleh klien yang mudah

sekali diubah-ubah oleh pihak yang memiliki akses atas data tersebut. Dengan

adanya prosedur pemeriksaan fisik, akan membantu auditor untuk dapat mencapai

tujuan audit terkait kejadian dan kelengkapan.

4.3 Hasil Temuan Audit

Melalui berbagai prosedur yang dijalankan tim audit atas akun aset tetap PT

AI, tim audit dapat menyimpulkan bahwa akun aset tetap telah disajikan secara

wajar oleh PT AI. Terdapat temuan berupa selisih pada penghitungan beban

depresiasi aset komputer. Timbulnya kesalahan pada perhitungan depresiasi ini

diakibatkan adanya salah input pada daftar aset tetap. Namun, tim audit

memutuskan untuk tidak melakukan investigasi secara lebih lanjut. Tim audit

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

66

Universitas Indonesia

mengajukan adanya jurnal penyesuaian atas temuan tersebut walaupun jumlahnya

jauh dibawah tingkat materialitas yang digunakan.

Selain dari selisih tersebut, tim audit merasa pengendalian atas aset tetap

yang dilakukan oleh PT AI masih belum cukup baik. Pengawasan dan pemeliharaan

atas aset tetap akan lebih baik lagi bila PT AI menggunakan nomor identifikasi

khusus untuk setiap aset tetap dan secara berkala melakukan pemeriksaan fisik atas

aset tetap yang dimiliki. Adanya pemeriksaan fisik secara berkala dapat membantu

PT AI dalam memastikan bahwa daftar aset tetap yang disiapkan benar-benar sesuai

dengan kondisi yang sebenarnya. Karena ada saja kemungkinan adanya aset tetap

yang hilang atau sudah tidak mampu berfungsi sesuai perkiraan awal tanpa disadari,

dan aset tersebut masih tercatat di dalam daftar aset tetap.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

67 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penulis telah menyelesaikan program magang di KAP OBSE untuk periode

Januari hingga April. Selama mengikuti program magang, penulis ditugaskan untuk

melakukan audit atas laporan keuangan PT AI untuk periode pelaporan yang

berakhir pada 31 Desember 2013. Aset tetap merupakan salah satu akun yang

menjadi tanggung jawab penulis ketika melakukan audit pada PT AI. Berdasarkan

pengalaman dan analisis yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Kebijakan Akuntansi PT AI

Berdasarkan analisis terhadap kebijakan akuntansi atas aset tetap PT AI,

penulis menyimpulkan bahwa kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh PT AI

telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.

Kebijakan atas pengakuan, pengukuran, dan penghentian pengakuan aset telah

sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011) mengenai aset tetap. PT AI memiliki

kebijakan atas penyusutan, nilai sisa, dan umur manfaat dengan alasan kepraktisan.

Berdasarkan PSAK 16 mensyaratkan entitas untuk melakukan pengkajian ulang

secara berkala atas metode penyusutan, nilai sisa, dan umur manfaat berdasarkan

pola penggunaan dari masing-masing aset. Pengkajian atas umur manfaat, nilai

residu, dan metode depresiasi walaupun berdasarkan keterangan manajemen telah

dilakukan secara berkala, tidak ada dokumen pendukung sebagai bukti dari adanya

proses pengkajian tersebut.

2. Prosedur Audit KAP OBSE

Berdasarkan analisis atas proses audit yang dijalankan KAP OBSE yang

mengacu pada Deloitte Audit Approach Manual (DAAM), penulis dapat

menyimpulkan bahwa proses audit secara substansi sudah sesuai dengan teori dan

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

68

Universitas Indonesia

Standar Profesional Akuntan Publik. Dalam menjalankan kerja lapangan, prosedur

yang telah dirancang oleh tim audit KAP OBSE juga sudah sesuai dengan teori

audit atas aset tetap yang dipaparkan Arens et al. (2009). Tim audit tidak

melakukan pengujian pengendalian internal atas aset tetap PT AI dikarenakan pada

tahapan perencanaan tim audit memutuskan untuk tidak bergantung pada

pengendalian internal klien. Selain itu, prosedur audit yang dijalankan KAP OBSE

tidak menjalankan pengujian atas penurunan nilai aset tetap dan prosedur

pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan dalam mengaudit aset tetap. Tim audit

merasa pengujian atas penurunan nilai tidak perlu dilakukan karena tidak terdapat

indikasi penurunan nilai dan klien sedang tidak melakukan corporate action.

Sementara itu, prosedur pemeriksaan fisik tidak perlu dilakukan karena sebagian

besar aset tetap perusahaan terdiri dari gedung dan furniture yang terletak di dalam

unit-unit apartemen. Karakteristik tersebut menjadikan aset tetap menjadi tidak

mudah dipindahkan, sehingga risiko kehilangan aset tetap dianggap kecil.

3. Hasil Temuan Audit atas Aset Tetap PT AI

Setelah prosedur audit atas aset tetap dilakukan, tim audit mendapatkan

beberapa temuan terkait aset tetap PT AI, yaitu:

a. Terdapat selisih pada perhitungan beban depresiasi atas aset tetap komputer

PT AI. Namun, selisih tersebut memiliki nilai di bawah dari tingkat

materialitas yang ditetapkan sehingga tidak memerlukan adanya investigasi

lebih lanjut. Tim audit tetap mengajukan jurnal penyesuaian atas selisih

tersebut.

b. Tim audit menemukan adanya kelemahan dalam pengendalian internal atas

aset tetap yang dimiliki PT AI. PT AI tidak menjalankan pemeriksaan fisik

secara berkala dan aset tetap tidak dilengkapi dengan nomor identifikasi.

Kedua bentuk pengendalian tersebut dapat membantu PT AI dalam

melakukan pengawasan terhadap aset tetap yang dimiliki, sehingga

pencatatan akuntansi dapat dilakukan secara lebih representatif dengan

kondisi yang sebenarnya.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

69

Universitas Indonesia

Secara keseluruhan, tim audit dapat berkesimpulan bahwa akun aset tetap

PT AI telah disajikan secara wajar.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Kepada PT AI

1. Manajemen sebaiknya melakukan pengkajian atas kebijakan metode

depresiasi, umur manfaat, dan nilai residu secara berkala untuk memastikan

kebijakan terkait depresiasi benar-benar sesuai dengan pola penggunaan

aset perusahaan, tidak hanya sebatas alasan kepraktisan. Sebaiknya proses

pengkajian ini juga didokumentasikan ke dalam dokumen pendukung,

sehingga ada bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Sebaiknya perusahaan melakukan pengkajian atas penyusunan daftar aset

tetap untuk memastikan tidak ada kesalahan input data yang timbul atas

kelalaian staf akuntansi. Pengkajian juga sebaiknya dilakukan oleh personil

yang berbeda, untuk memastikan adanya pemisahan tugas.

3. Dalam mengelola aset tetapnya, akan lebih baik bila PT AI melakukan

pemeriksaan fisik secara berkala. Dengan adanya pengawasan secara

berkala ini, selain akan lebih memastikan ketepatan dalam pencatatan, juga

akan membantu PT AI dalam melakukan pemeliharaan atas aset tetap yang

dimiliki. Akan lebih baik jika masing-masing aset tetap diberikan nomor

identifikasi khusus. Dengan adanya nomor identifikasi khusus akan

memudahkan juga bagi pengawasan atas aset tetap perusahaan dan juga

akan memudahkan bila auditor menjalankan prosedur pemeriksaan aset

tetap.

5.2.2 Saran Kepada KAP OBSE

Berikut beberapa saran yang penulis dapat berikan kepada KAP OBSE,

selaku tempat penulis menjalankan program magang:

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

70

Universitas Indonesia

1. Terkait prosedur audit atas aset tetap, akan lebih baik bila dalam mengaudit

aset tetap, auditor juga mengumpulkan bukti audit berupa pemeriksaan fisik

aset tetap. Dengan melakukan pemeriksaan fisik, auditor dapat dengan lebih

baik menilai keberadaan dari aset tetap yang dimiliki klien.

2. Melakukan penilaian atas adanya indikasi terhadap penurunan nilai aset

tetap milik klien. Penilaian atas adanya indikasi ini sebaiknya dilakukan

secara berkala berdasarkan persyaratan indikasi yang terdapat pada PSAK

48 (revisi 2009) terkait penurunan nilai, bukan hanya sebatas adanya

corporate action yang dilakukan klien.

3. Selama menjalani program magang di KAP OBSE, penulis mengalami

sedikit kesulitan di awal-awal masa program. Sebaiknya ketika pelatihan,

anak magang diberikan pelatihan untuk membuat kertas kerja bagi semua

area akun. Karena terkadang anak magang sudah diberikan tanggung jawab

yang cukup besar untuk mengerjakan berbagai saldo akun, sementara yang

diajarkan ketika pelatihan hanya empat area akun.

4. Selain itu, akan lebih baik ketika anak magang mulai ditugaskan ke klien,

mereka diberikan sedikit pemahaman atau briefing singkat untuk

membahas hasil perencanaan audit atas klien yang menjadi tanggung

jawabnya. Pemahaman atas hasil perencanaan tersebut tentu akan

membantu anak magang ketika menjalankan prosedur substantif karena

mereka akan lebih paham risiko-risiko yang meliputi dan tujuan yang ingin

dicapai dari prosedur yang dijalani.

5.2.3 Saran Kepada Program Studi Akuntansi

Berikut beberapa saran yang penulis dapat berikan kepada program studi S1

Akuntansi FEUI:

1. Sebaiknya proses pengajuan topik karya akhir dapat dilakukan secara

online. Pengajuan topik karya akhir yang mengharuskan mahasiswa untuk

menemui Kaprodi pada hari kerja dirasa cukup menyulitkan, khususnya

bagi mahasiswa yang sedang menjalankan kegiatan magang. Selain itu,

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

71

Universitas Indonesia

Kaprodi pun juga pasti memiliki kesibukan lain diluar memberikan

persetujuan topik karya akhir.

Penilaian atas proposal karya akhir selain dilakukan secara online juga

sebaiknya dikaji oleh sebuah tim dosen. Selain agar tidak terlalu

memberatkan Kaprodi, diharapkan sistem pengkajian lewat tim dosen ini

dapat memastikan bahwa karya akhir yang diajukan mahasiswa benar-benar

layak dan mendapatkan feedback dari berbagai sudut pandang.

2. Mengembangkan kerjasama antar program studi S1 akuntansi dengan

berbagai perusahaan dan institusi, baik swasta ataupun milik negara, dalam

memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa. Hal ini diupayakan agar

kegiatan magang mahasiswa tidak terbatas pada bidang audit saja, namun

juga dapat meliputi bidang sektor publik, sistem informasi, pajak, dan

konsentrasi ilmu lain.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

72

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, dan Amir Abadi Jusuf. 2009.

Auditing and Assurance Services - an Indonesian Approach. Singapore:

Prentice Hall.

Deloitte Touche Tohmatsu. 2014. Firm's History. Diakses May 7, 2014.

https://www.deloitte.com/view/en_ID/id/about-us/firm-history/index.htm.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor

13 Revisi 2011: Properti Investasi. Jakarta: IAI.

—. 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 16 Revisi 2011: Aset

Tetap. Jakarta: IAI.

—. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 48: Penurunan Nilai

Aset Revisi 2009. Jakarta: IAI.

International Accounting Standards Board. 2005. “Conceptual Framework

Qualitative Characteristics 4: Definition of Understandability and

Materiality.” Norwalk. 1-3.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Keuangan

No. 96/PMK.03/2009: Jenis-jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok

Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan. Jakarta.

Kieso, Donald E., Jerry J. Wegandt, dan Terry D. Warfield. 2011. Intermediate

Accounting. New Jersey: John Wiley & Sons.

PT AI. 2013. About Us. Diakses May 7, 2014. www.********.co.id.

Standar Profesional Akuntan Publik. t.thn. SA Seksi 311 (PSA No. 05):

Perencenaan dan Supervisi.

—. t.thn. SA Seksi 315 (PSA No. 16): Komunikasi Antara Auditor Pendahulu

Dengan Auditor Pengganti.

—. t.thn. SA Seksi 318 (PSA No. 67): Pemahaman Atas Bisnis Klien.

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

73

Universitas Indonesia

Lampiran 1 - Neraca Bagian Aset PT AI

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

74

Universitas Indonesia

Lampiran 2 – Catatan atas Laporan Keuangan: terkait Aset Tetap

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS ASET TETAP PADA PT AI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-3/20392885-TA-Hirzi... · Laporan magang ini menggambarkan proses audit atas akun aset

75

Universitas Indonesia

Lampiran 2 – Catatan atas Laporan Keuangan: terkait Aset Tetap

(Lanjutan)

Audit atas aset…, Hirzi Risad, FE UI, 2014