Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

download Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

of 32

Transcript of Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    1/32

    PRESENTASI KASUS

    SIROSIS HEPATIS

    Disusun oleh :

    Herlinda Yudi Saputri

    G4A!"#$

    Pe%&i%&in' :

    dr( Yunanto D)i Nu'roho* Sp(PD

    S+, I-+U PENYAKIT DA-A+RSUD PRO,( DR( +ARGONO SOEKARD.O

    ,AKU-TAS KEDOKTERAN DAN I-+U/I-+U KESEHATAN

    UNI0ERSITAS .ENDERA- SOEDIR+AN

    PUR1OKERTO

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    2/32

    2!4

    2

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    3/32

    -E+3AR PENGESAHAN

    Telah dipresentasian dan disetu5ui presentasi asus den'an 5udul :

    SIROSIS HEPATIS

    Pada tan''al* +ei 2!4

    Dia5uan untu %e%enuhi salah satu s6arat %en'iuti

    pro'ra% pro7esi doter di 3a'ian Il%u Pen6ait Dala%RSUD Pro7( Dr( +ar'ono Soeard5o Pur)oerto

    Disusun oleh :

    Herlinda Yudi Saputri

    G4A!"#$

    +en'etahui*Pe%&i%&in'

    dr( Yunanto D)i Nu'roho* Sp(PD

    3

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    4/32

    3A3 I

    PENDAHU-UAN

    Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium

    akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

    dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi

    akibat adanya nekrosis hepatoselular (Nurdjanah, 2009.

    !iseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian.

    Sekitar 2".000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis hati

    merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang pera#atan $agian

    %enyakit !alam. Sirosis hepatis mengakibatkan terjadinya 3".000 kematian setiap

    tahunnya di &merika.  !i 'ndonesia data prealensi sirosis hepatis belum ada. !i

    )S Sardjito *ogyakarta jumlah pasien sirosis hepatis berkisar +,- dari pasien

    yang dira#at di $agian %enyakit !alam dalam kurun #aktu tahun (data tahun

    200+. ebih dari +0- pasien sirosis adalah asimptomatis sering tanpa gejala

    sehingga kadang ditemukan pada #aktu pasien melakukan pemeriksaan rutin atau

    karena penyakit yang lain (Nurdjanah, 2009.

    %enyebab mun/ulnya sirosis hepatis di negara barat tersering akibat

    alkoholik sedangkan di 'ndonesia kebanyakan disebabkan akibat hepatitis $ atau

    . %atogenesis sirosis hepatis menurut penelitian terakhir memperlihatkan adanya

     peranan sel stelata dalam mengatur keseimbangan pembentukan matriks

    ekstraselular dan proses degradasi, di mana jika terpapar faktor tertentu yang

     berlangsung se/ara terus menerus, maka sel stelata akan menjadi sel yang

    membentuk kolagen ()iley, 2009.

    +

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    5/32

    3A3 II

    -APORAN KASUS

    A( ANA+NESIS

    . 'dentitas %enderita

     Nama 1 n. S

    sia 1 33 tahun

    4enis kelamin 1 aki5laki

    Status 1 6enikah

    &gama 1 'slam

    %ekerjaan 1 S#asta

    &lamat 1 7umpan 7idul )t 0"80, ila/ap imur 

    anggal masuk 1 09 6aret 20+

    anggal periksa 1 6aret 20+

     No. 6 1 ":922. 7eluhan tama 1 perut terasa penuh

    3. 7eluhan ambahan 1 Nyeri ulu hati, mual, muntah, mata kuning,

     penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, lemas, pusing, urin

     ber#arna seperti teh dan $&$ ber#arna hitam lunak 

    +. )i#ayat %enyakit Sekarang

    %asien datang ke 'G! )S6S dalam keadaan sadar dan diantar 

    oleh keluarga pada tanggal 9 6aret 20+ pukul 02.+ ;'$ dengan

    keluhan perut terasa penuh hingga pasien mual sejak < 2 minggu

    sebelum masuk )umah Sakit (S6)S. %erutnya dikatakan membesar 

    se/ara perlahan pada seluruh bagian perut sejak 2 bulan sebelum masuk 

    rumah sakit. %erutnya dirasakan semakin hari semakin membesar dan

    terasa penuh, namun keluhan perut membesar ini tidak sampai membuat

     pasien sesak dan kesulitan bernapas.

    %asien juga mengeluh nyeri pada ulu hati sejak bulan namun

    memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati

    dikatakan seperti ditusuk5tusuk dan terus5menerus dirasakan oleh

     pasien sepanjang hari. 7eluhan ini dikatakan tidak membaik ataupun

    memburuk dengan makanan. 7eluhan nyeri juga disertai keluhan mual,

    dan muntah. 6untahan berisi makanan atau minuman yang dimakan

    sebelumnya, tapi tidak ada darah. 7eluhan mual dan muntah ini

    "

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    6/32

    membuat pasien menjadi tidak nafsu makan dan menyebabkan

     penurunan berat badan.

    %asien juga mengatakan bah#a kedua matanya ber#arna

    kuning sejak bulan sebelum masuk rumah sakit. ;arna kuning ini

    mun/ul perlahan5lahan. )i#ayat kulit tubuh pasien menguning

    disangkal. Selain itu, dikatakan pula bah#a beberapa hari terakhir,

     pasien merasa gelisah dan susah tidur di malam hari. 7eluhan panas

     badan, rambut rontok dan gusi berdarah disangkal oleh pasien. %asien

    mengatakan bah#a buang air besarnya ber#arna hitam seperti aspal

    dengan konsistensi lunak sejak minggu sebelum masuk rumah sakit.

    !isamping itu pasien juga mengakui ada perubahan pada #arna urinnyamenjadi /oklat5kemerahan seperti #arna air teh, namun pasien masih

    dapat buang air ke/il dengan lan/ar, tidak ada nyeri saat buang air ke/il,

    dan jumlah urin yang dikeluarkan dirasa pasien masih dalam batas

    #ajar. %asien juga mengeluh lemas dan pusing. emas diakui pasien

    timbul sejak perut pasien terasa begah dan penuh sehingga hanya

    sedikit makanan yang bisa masuk dan menjadi tidak nafsu makan.

    ". )i#ayat %enyakit !ahulu

    a. )i#ayat keluhan serupa 1 pernah dialami < = bulan yang lalu

     b. )i#ayat penyakit kuning 1 pernah dialami < = bulan yang lalu

    /. )i#ayat hipertensi 1 disangkal

    d. )i#ayat ken/ing manis 1 disangkal

    e. )i#ayat asma 1 disangkal

    f. )i#ayat alergi 1 disangkal

    g. )i#ayat merokok 1 disangkal

    =. )i#ayat %enyakit 7eluarga

    a. )i#ayat keluhan serupa 1 disangkal

     b. )i#ayat hipertensi 1 disangkal

    /. )i#ayat ken/ing manis 1 disangkal

    d. )i#ayat asma 1 disangkal

    e. )i#ayat alergi 1 disangkal

    =

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    7/32

    :. )i#ayat Sosial >konomi

    a. ingkungan

    %asien tinggal di lingkungan pedesaan. ?ubungan antara

     pasien dengan tetangga dan keluarga dekat baik. Sebelum sakit,

     pasien aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

     b. )umah

    %asien tinggal di rumah bersama istri, dan dua anak. )umah

     pasien terdiri atas 3 kamar tidur dan kamar mandi yang terletak di

    dalam rumah.

    /. @//upational

    %asien merupakan seorang #iras#asta.

    d. %ersonal habit

    %asien makan dengan menu berariasi setiap hari. %asien

    tidak memiliki kesukaan khusus terhadap jenis makanan baik asin,

    manis ataupun asam.

    3( PE+ERIKSAAN ,ISIK 

      Dilauan di &an'sal Asoa RS+S* !# +aret 2!4

    !( 7eadaan umum1 Sedang

    2( 7esadaran 1 ompos mentis 8 GS >+6=A"

    "( anda ital 1

    ekanan darah 1 008:0 mm?g

     Nadi 1 B8 menit

    )espirasi 1 2+ B8 menit

    Suhu 1 3=.+ C

    +. $$ 1 = kg". $ 1 :0 /m

    =. Status Generalis

    a 7epala

    $entuk dan ukuran 1 normo/ephal

    )ambut dan kulit kepala 1 hitam terdistribusi rata, tidak 

      mudah di/abut

     b 6ata 1 palpebra superior edema (5, mata /ekung

    :

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    8/32

      (5, konjungtia anemis (5, sklera ikterik(D

    / elinga 1 otorrhoae (5, sekret (5

    d ?idung 1 septum deiasi (5, sekret (5, napas /uping hidung

      (5e 6ulut 1 bibir kering (5, sianosis (D, darah (5

    f enggorokan 1 faring hiperemis (5, tonsil 8

    g eher 1 kelenjar tiroid, submandibula, supra5infra /lai/ula

      dan /eri/al tidak teraba

    h >kstremitas 1 akral hangat, sianosis (5, edema (5, deformitas (5

    i 7ulit 1 turgor baik, pete/hiae (5

     j Genitalia 1 tidak dilakukan

    k &nus )ektum 1 tidak dilakukan

    :. Status okalis

    a. %aru

    'nspeksi 1 !inding dada tampak simetris, tidak tampak 

    ketertinggalan gerak, kelainan bentuk dada (5,

    eksperium diperpanjang(5, retraksi interkostalis (5

    %alpasi 1 Aokal fremitus apeks kanan E kiri

      Aokal fremitus basal kanan E kiri

    %erkusi 1 $atas paru5hepar S' A 6!

    &uskultasi 1 &peks 1 Suara dasar esikuler D8D

      $asal 1 Suara dasar esikuler D8D  )onki basah halus 585

      )onki basah kasar 585

    ;heeFing 585

     b. 4antung

    'nspeksi1 iktus /ordis tampak di sela iga A 6S

    %alpasi 1 iktus kordis teraba di sela iga A linea mid/laikula

    sinsitra, kuat angkat

    %erkusi 1 $atas kanan atas S' '' %S!

     $atas kiri atas S' '' %SS

      $atas kanan ba#ah S' 'A %S!

      $atas kiri ba#ah S' A 2 jari lareral 6S

      &uskultasi 1 SS2 idak ada suara tambahan

    /. &bdomen

    'nspeksi1 /embung, enektasi (D, tidak terdapat massa, tidak 

    terdapat jejas

    &uskultasi 1 bising usus (D N

    %alpasi 1 supel, nyeri tekan (5, test undulasi (D

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    9/32

      %erkusi 1 timpani, pekak sisi (D, pekak alih (5, nyeri ketok 

    /ostoertebrae (5

    ?epar 1 3 jari $&! permukaan lunak, tepi bernodul, tumpul

    ien 1 38 garis s/huffner 

    . >kstremitas1

    Estre%itas

    superior

    Estre%itas

    in7erior

    De8traSinistr

    aDe8tra Sinistra

    >dema 5 5 5 5

    Sianosis 5 5 5 5

    >ritema palmaris 5 5 D D

    lubbing finger D D 5 5

    )eflek fisiologis D D D D

    )eflek patologis 5 5 5 5

    9. Status Aegetatie

    $&$ (D hitam, $&7 (D teh, Hlatus (D

    9( PE+ERIKSAAN PENUN.ANG

    !( Pe%erisaan Darah -en'ap

    Tan''al +aret 2!4

    PE+ERIKSAAN HASI- SATUAN NI-AI RU.UKAN

    HE+ATO-OGIDarah -en'ap

    ?emoglobin - !!*; g8dl +,0 I ,0

    eukosit H !4$$ 8J +005 000

    ?ematokrit - "4 - +25"2

    >ritrosit - 4* 0= 8J +,: I =,

    rombosit +"0000 8J "0.000 I +"0.000

    6A +,= f :9,0 I 99,0

    9

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    10/32

    6? 29,2 %g 2:,0 I 3,0

    6? 3+," - 33 I 3:

    )!; H !

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    11/32

    SG@ H 44 8 " 5 3:

    SG% H ; 8 30 5 ="

    2( USG A&do%en

    a( 0 maret 20+ di %oli )S6S

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    12/32

    Kesan :

    ?epatomegali

    (=,"9 /m

    2 kuran ginjal

    kanan membesar 

    3 Splenomegali

    + Gambaran

    " hole/ystitis

    D( RESU+E

    !( Ana%nesis

    %asien datang

    ke 'G! )S6S dalam

    keadaan sadar dan

    diantar oleh keluarga

     pada tanggal 9 6aret 20+ pukul 02.+ ;'$ dengan keluhan perut

    terasa penuh hingga pasien mual sejak < 2 minggu sebelum masuk 

    )umah Sakit (S6)S. %erutnya dikatakan membesar se/ara perlahan

     pada seluruh bagian perut sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.

    %erutnya dirasakan semakin hari semakin membesar dan terasa penuh,

    namun keluhan perut membesar ini tidak sampai membuat pasien sesak 

    dan kesulitan bernapas.

    %asien juga mengeluh nyeri pada ulu hati sejak bulan namun

    memberat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. 7eluhan nyeri juga

    disertai mual, dan muntah. 6untahan berisi makanan atau minuman

    yang dimakan sebelumnya, tapi tidak ada darah. 7eluhan mual dan

    muntah ini membuat pasien menjadi tidak nafsu makan dan

    menyebabkan penurunan berat badan. %asien juga mengatakan bah#a

    kedua matanya ber#arna kuning sejak bulan sebelum masuk rumah

    sakit. ;arna kuning ini mun/ul perlahan5lahan. )i#ayat kulit tubuh

     pasien menguning disangkal. Selain itu, dikatakan pula bah#a beberapa

    hari terakhir, pasien merasa gelisah dan susah tidur di malam hari.

    %asien mengatakan bah#a buang air besarnya ber#arna hitam seperti

    2

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    13/32

    aspal dengan konsistensi lunak sejak minggu sebelum masuk rumah

    sakit. !isamping itu pasien juga mengakui ada perubahan pada #arna

    urinnya menjadi /oklat5kemerahan seperti #arna air teh, namun pasien

    masih dapat buang air ke/il dengan lan/ar, tidak ada nyeri saat buang

    air ke/il, dan jumlah urin yang dikeluarkan dirasa pasien masih dalam

     batas #ajar. %asien juga mengeluh lemas dan pusing. emas diakui

     pasien timbul sejak perut pasien terasa begah dan penuh sehingga hanya

    sedikit makanan yang bisa masuk dan menjadi tidak nafsu makan.

    2( Pe%erisaan ,isi 

    6ata 1 sklera ikterik (D8D

    6ulut 1 sianosis (D

    ?epar 1 3 jari $&! permukaan lunak, tepi bernodul, tumpul

    ien 1 38 garis s/huffner  

    >kstremitas superior 1 /lubbing finger di kedua jari5jari tangan

    >kstremitas inferior 1 eritema palmaris di kedua telapak kaki

    "( Pe%erisaan Penun5an'

    Ki%ia Klini  09 6aret 20+

    SG@ 1 ? 320

    Ki%ia Klini  3 6aret 20+

    $ilirubin

    $ilirubin otal 1 ? ,==

    $ilirubin !irek 1 ? ,00

    SG@ 1 ? 3"=

    SG% 1 ? :0

    Sero I%unolo'i?$S&G 1 )eaktif  

    Ki%ia Klini : maret 20+

    SG@ 1 ? ++0

    SG% 1 ? =9

    USG A&do%en (dilakukan di %oli )S6S 0 maret 20+

    Kesan:

    3

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    14/32

    . ?epatomegali (=,"9 /m dengan strukstur parenkim inhomogen,

    disertai gambaran /irrhosis

    2. kuran ginjal kanan membesar ringan, ekogenisitas masih dalam

     batas normal3. Splenomegali (3,9=, disertai hipertensi portal

    +. Gambaran &s/ites

    E( DIAGNOSIS K-INIS

    5 Sirosis hepatis

    5 ?epatitis $

    ,( PENATA-AKSANAAN

    a. Harmakologi5 'AH! &minofu/hsin hepar 

    5 'AH! !"- 20 tpm

    5 'nj )anitidin 2B amp

    5 'nj efotaBime 2B amp

    5 'nj 7etorola/ 2B amp

    5 !rip SN6 2 amp8hari

    5 %@ aBadin B

    5 %@ $io/urli 2B tab

    5 %@ @mepraFole B tab

    5 %@ Spironola/tone B"0 mg

     b. Non Harmakologi

    5 $edrest

    5 !iet rendah garam

    5 !iet tinggi kalori

    5 !iet tinggi protein

    G( PROGNOSIS

    &d itam 1 dubia ad malam

    &d fungsionam 1 dubia ad malam

    &d sanationam 1 dubia ad malam

    +

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    15/32

    "

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    16/32

    3A3 III

    TIN.AUAN PUSTAKA

    A( De7inisi

    Sirosis hepatis adalah fase lanjut dari penyakit hati kronik yang

    menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatis yang berlangsung se/ara

     progresif, yang ditandai dengan distorsi struktur hepar dan pembentukan

    nodul regeneratif. Sirosis hepatis ditandai oleh proses radang difus menahun

     pada hati, nekrosis sel hati, usaha regenerasi dan proliferasi jaringan fibrous

    dimana seluruh jaringan hati menjadi rusak disertai dengan pembentukan

    regenerasi nodul. Sirosis hepatis pada akhirnya dapat menggangu sirkulasi

    darah intrahepatik dan pada kasus lanjut dapat menyebabkan kegagalan

    fungsi hati se/ara bertahap (Nurdjanah, 2009.

    3( Epide%iolo'i dan Insidensi

    Sirosis hepatis merupakan penyakit yang banyak dijumpai, baik di

    negara maju maupun di negara berkembang. $erdasarkan laporan kesehatan

    tahunan ;?@ tahun 2002, diketahui bah#a estimasi angka mortalitas

     penduduk di dunia akibat sirosis hepatis sebesar ,+- (;orld ?ealth

    @rganiFation, 200+. !i negara maju, sirosis hepatis merupakan penyebab

    kematian terbesar ketiga pada pasien yang berusia +" I += tahun (setelah

     penyakit kardioaskuler dan kanker (Sutadi, 2003.

    %enelitian 6ary (200 di 'nggris menunjukkan insidensi dan

     prealensi sirosis hepatis di 'nggris meningkat +"-. Selama setahun

    sebanyak 2" - meninggal pada penderita sirosis dekompensata. 7ematian pada subyek penderita sirosis kompensata dan dekompensata adalah 93 dan

    : per 000 orang pertahun. %ada penderita sirosis hepatis di &merika

    Serikat, terjadi sekitar 3".000 kematian setiap tahunnya. Sirosis merupakan

     penyebab kematian kesembilan di &merika Serikat dan bertanggung ja#ab

    atas ,2- dari seluruh kematian. Setiap tahun, 2000 kematian bertambah

    karena penyakit ini. ?al ini dikaitkan dengan adanya komplikasi sirosis

    yaitu fulminant hepatic failure (H?H yang memiliki angka kematian "050

    =

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    17/32

    - ke/uali jika dilakukan transplantasi hati (;olf, 200. !i 'ndonesia data

     prealensi sirosis hepatis didapat melalui laporan dari beberapa pusat

     pendidikan. !i )S !r. Sardjito *ogyakarta jumlah pasien sirosis hepatis

     berkisar +, - dari pasien yang dira#at di bagian penyakit dalam dalam

    kurun #aktu tahun (200+. !i 6edan dalam kurun #aktu + tahun dijumpai

     pasien sirosis hati sebanyak 9 pasien dari seluruh pasien penyakit di

     bagian penyakit dalam (Nurdjanah, 2009.

    6enurut ?adi (2000, jumlah rata5rata penderita sirosis hepatis

    sekitar 3,+ - dari total penderita penyakit hati dan berada di peringkat

    kedua sebagai faktor penyebab penyakit hati, setelah hepatitis irus akut

    %enderita sirosis hepatis lebih banyak dijumpai pada laki5laki dibandingkan

    dengan #anita sekitar ,=1 dengan usia terbanyak antara golongan 305"9

    tahun dengan pun/ak usia sekitar +05+9 tahun.

    9( Etiolo'i

    >tiologi sirosis dapat diidentifikasi dengan ri#ayat pasien yang

    dikombinasikan dengan ealuasi serologis dan histologis. %enyakit hati

    alkoholik   dan hepatitis merupakan penyebab utama pada negara5negara

    $arat, sedangkan hepatitis $ merupakan penyebab utama pada #ilayah &sia

    dan sub5sahara &frika. >tiologi sirosis penting untuk diketahui, karena hal

    tersebut dapat memprediksi komplikasi dan pemilihan treatment. Selain itu

     pengetahuan tentang etiologi juga bermanfaat dalam tindakan preentif.

    $erbagai faktor etiologi dapat berakibat pada sirosis hati, diantaranya

    konsumsi alkohol, umur diatas "0 tahun, dan jenis kelamin pria merupakan

    faktor resiko hepatitis kronis. @besitas pada usia tua, resistensiinsulin8!6 tipe 2, hipertensi dan hiperlipidemia merupakan faktor resiko

     N&S? (nonalcoholic steatohepatitits. Selain itu >tiologi sirosis hati dapat

    disebabkan oleh1

    Airus hepatitis ($,,dan !

    2 &lkohol

    3 7elainan metabolik 1

    a. ?emakhomatosis (kelebihan beban besi

     b. %enyakit ;ilson (kelebihan beban tembaga

    /. !efisiensi &lphal5antitripsin

    :

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    18/32

    d. Glikonosis type5'A

    e. Galaktosemia

    f. irosinemia

    + 7olestasis

    Saluran empedu memba#a empedu yang dihasilkan oleh hati ke usus,

    dimana empedu membantu men/erna lemak. %ada bayi penyebab sirosis

    terbanyak adalah akibat tersumbatnya saluran empedu yang disebut

    $iliary atresia. %ada penyakit ini empedu memenuhi hati karena saluran

    empedu tidak berfungsi atau rusak. $ayi yang menderita $iliary

     ber#arna kuning (kulit kuning setelah berusia satu bulan. 7adang bisa

    diatasi dengan pembedahan untuk membentuk saluran baru agar empedu

    meninggalkan hati, tetapi transplantasi diindikasikan untuk anak5anak yang menderita penyakit hati stadium akhir. %ada orang de#asa, saluran

    empedu dapat mengalami peradangan, tersumbat, dan terluka akibat

     Primary Biliary Sirosis atau Primary Sclerosing Cholangitis. Secondary

     Biliary Cirrosis  dapat terjadi sebagai komplikasi dari pembedahan

    saluran empedu (Sutadi, 2003.

    " Sumbatan saluran ena hepati/a

    5 Sindroma $udd5hiari

    5 %ayah jantung

    = %enyakit autoimun hepar (?epatitis upoid

    : oksin dan obat5obatan (misalnya 1 metotreBat, amiodaron,'N?, dan lain

    lain

    6alnutrisi (Sutadi, 2003

    D( Pato'enesis

    4aringan hati memiliki kemampuan regenerasi, dan dalam keadaan

    normal mengalami pertukaran sel yang bertahap. &pabila sebagian

     jaringan rusak, jaringan yang rusak tersebut diganti melalui peningkatan

    ke/epatan pembelahan sel yang sehat. Namun, seberapa /epat hepatosis

    dapat diganti, tetap memiliki batas. Selain hepatosit, juga ditemukan

     beberapa fibroblas (sel jaringan ikat yang membentuk jaringan penunjang

     bagi hati. 4ika hati berulangkali terpajan oleh bahan toksik, misalnya

    alkohol atau irus, menyebabkan hepatosit baru tidak dapat beregenerasi

    /ukup /epat untuk mengganti sel5sel yang rusak, fibroblas yang lebih kuat

    akan memanfaatkan situasi dan melakukan proliferasi berlebih. ambahan

     jaringan ikat ini menyebabkan ruang untuk pertumbuhan kembali hepatosit

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    19/32

     berkurang. 7arena nodulus5nodulus pada hepatosit yang berhasil

    melakukan regenerasi seringkali kurang berfungsi dan terpisah dari

     jaringan pembuluh darah oleh pita jaringan ikat yang tebal, hepatosit yang

     baru tumbuh pun kemudian dapat mati kembali (Sher#ood, 200.

    7elainan ini merupakan suatu kerusakan arsitektur sel hepar yang

    ireersibel yang mengenai seluruh hepar dan ditandai dengan adanya

    fibrosis dan regenerasi noduler. 4umlah jaringan fibrosa sangat banyak 

    dibandingkan dengan hepar normal dan sel hepar tidak lagi membentuk 

    asinus atau lobulus, tetapi mengalami regenerasi menjadi pola noduler 

    setelah /edera berkali5kali. )egenerasi nodul menyebabkan struktur 

    Fona8daerah hepar bentuk lobulus atau asinus menjadi kurang terorganisasi

    (7umar, 200+.

    !alam keadaan normal, sel stelata berperan dalam keseimbangan

     pembentukan matriks ekstraselular dan proses degenerasi. %embentukan

    fibrosis menunjukkan perubahan proses keseimbangan. 4ika terpapar 

    faktor tertentu yang berlangsung terus5menerus (hepatitis irus, maka sel

    stelata akan menjadi sel yang membentuk kolagen. 4ika poroses berjalan

    terus maka fibrosis akan berjalan terus di dalam sel stelata, dan jaringan

    hari yang normal akan diganti oleh jaringan ikat (Nurdjanah, 2009

    Hibrosis merupakan enkapsulasi atau penggantian jaringan yang

    rusak oleh jaringan kolagen. Hibrosis hati merupakan hasil perpanjangan

    respon penyembuhan luka normal yang mengakibatkan abnormalitas

     proses fibrogenesis (produksi dan deposisi jaringan ikat. Hibrosis

     berlangsung dalam berbagai tahap, tergantung pada penyebab kerusakan,

    lingkungan, dan faktor host. Sirosis hati merupakan tahapan lanjut dari

    fibrosis hati, yang juga disertai dengan kerusakan pembuluh darah. Sirosis

    hati menyebabkan suplai darah dari arteri yang menuju hati, berbalik ke

     pembuluh ena, merusak pertukaran antara hepatik sinusoid dan jaringan

     parenkim yang berdekatan, /ontohnya hepatosit. ?epatik sinusoid dilapisi

    oleh endotel berfenestrasi yang berada pada lapisan jaringan ikat

     permeabel (ruang !isse yang mengandung sel stelat hepatik (?S dan

     beberapa sel mononuklear. $agian lain dari ruang !isse dilapisi oleh

    hepatosit yang menjalankan sebagian besar fungsi hati. %ada kondisi

    9

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    20/32

    sirosis, ruang !isse terisi oleh jaringan parut dan fenestrasi endotel

    menghilang, proses ini disebut kapilarisasi sinusoidal. Se/ara histologis,

    sirosis di/irikan oleh septa fibrotik teraskularisasi yang menghubungkan

     portal tract satu dengan yang lainnya dan dengan ena sentral, membentuk 

     pulau hepatosit yang dikelilingi oleh septa fibrotik yang tidak memiliki

    ena sentral. &kibat klinis yang utama dari sirosis adalah terganggunya

    fungsi hati, meningkatnya resistensi intrahepatik (portal hipertensi dan

     perkembangan yang mengarah pada hepatoselular karsinoma (?.

    &bnormalitas sirkulasi general yang terjadi pada sirosis ( splachnic

    vasodilatation, asokonstriksi dan hiperfusi ginjal, retensi air dan garam,

    meningkatnya output kardiak sangar erat kaitannya dengan perubahan

    askularisasi hati dan portal hipertensi. Sirosis dan gangguan askular 

    yang diakibatkannya bersifat irreersibel, namun penyembuhan sirosis

    masih mungkin terjadi.

    E( Klasi7iasi

    !( 7lasifikasi 6orfologi

    a= Sirosis mikronoduler  Nodul yang berbentuk uniform, diameter kurang dari tiga milimeter 

    dimana penyebabnya antara lain1 alkoholisme, hemokromatosis,

    obstruksi bilier, obstruksi enahepatika, pintasan  jejuno-ileal   sirosis

     pada anak india. Sirosis mikronoduler sering berkembang menjadi

    sirosis makronoduler.

     b Sirosis makronoduler 

     Nodul berariasi dengan diameter lebih dari tiga milimeter.

    %enyebabnya antara lain1 hepatitis kronik $, hepatitis kronik , dan

    defisiensi L55antitripsin.

    / Sirosis /ampuran

    *aitu golongan mikronudular dan makronudular. Nodul terbentuk 

    dengan ukuran K 3mm dan ada nodul yang berukuran 3 (Nurdjanah,

    2009.

    2. 7lasifikasi Hungsional

    . Sirosis hepatis kompensata

    20

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    21/32

    Sering disebut dengan latent /irrosis hepar. %ada stadium ini belum

    terlihat gejala5 gejala nyata. $iasanya stadium ini ditemukan pada saat

     pemeriksaan skrining.

    2. Sirosis hepatis dekomsata!ikenal dengan a/tie /irro/is hepar. %ada stadium ini biasanya disertai

    dengan gejala5gejala yang sudah jelas seperti asites, edema, dan ikterik 

    (Sutadi, 2003.

    ,( +ani7estasi Klinis

    %ada stadium a#al (kompensata, dimana kompensasi tubuh terhadap

    kerusakan hati masih baik, sirosis seringkali mun/ul tanpa gejala sehingga

    sering ditemukan pada #aktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

    Gejala5gejala a#al sirosis meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera

    makan berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat badan menurun, pada

    laki5laki dapat timbul impotensi, testis menge/il dan dada membesar, serta

    hilangnya dorongan seksualitas. $ila sudah lanjut, (berkembang menjadi

    sirosis dekompensata gejala5gejala akan menjadi lebih menonjol terutama

     bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta, meliputikerontokan rambut badan, gangguan tidur, dan demam yang tidak begitu

    tinggi. Selain itu, dapat pula disertai dengan gangguan pembekuan darah,

     perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih

     ber#arna seperti teh pekat, hematemesis, melena, serta perubahan mental,

    meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma

    (Nurdjanah, 2009.

    &kibat dari sirosis hepatis, maka akan terjadi 2 kelainan yang

    fundamental yaitu kegagalan fungsi hati dan hipertensi porta. 6anifestasi dari

    gejala dan tanda5tanda klinis ini pada penderita sirosis hati ditentukan oleh

    seberapa berat kelainan fundamental tersebut (;olf, 202.

    2

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    22/32

    abel 3.. Gejala kegagalan fungsi hati dan hipertensi porta

    7egagalan fungsi hati akan ditemukan dikarenakan terjadinya

     perubahan pada jaringan parenkim hati menjadi jaringan fibrotik dan

     penurunan perfusi jaringan hati sehingga mengakibatkan nekrosis pada hati.

    ?ipertensi porta merupakan gabungan hasil peningkatan resistensi askular 

    intra hepatik dan peningkatan aliran darah melalui sistem porta. )esistensi

    intra hepatik meningkat melalui 2 /ara yaitu se/ara mekanik dan dinamik.

    Se/ara mekanik resistensi berasal dari fibrosis yang terjadi pada sirosis,

    sedangkan se/ara dinamik berasal dari asokontriksi ena portal sebagai efek 

    sekunder dari kontraksi aktif ena portal dan septa myofibroblas, untuk 

    mengaktifkan sel stelata dan sel5sel otot polos. onus askular intra hepatik 

    diatur oleh asokonstriktor (norepineprin, angiotensin '', leukotrin dan

    trombioksan & dan diperparah oleh penurunan produksi asodilator (seperti

    nitrat oksida. %ada sirosis peningkatan resistensi askular intra hepatik 

    disebabkan juga oleh ketidakseimbangan antara asokontriktor danasodilator yang merupakan akibat dari keadaan sirkulasi yang hiperdinamik 

    dengan asodilatasi arteri splanknik dan arteri sistemik. ?ipertensi porta

    ditandai dengan peningkatan cardiac output dan penurunan resistensi

    askular sistemik (;olf, 202.

    22

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    23/32

    G( Pene'aan Dia'nosis

    !iagnosis sirosis hepatis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

    fisik dan pemeriksaan penunjang.

    . Gambaran 7linik 

    a. &namnesis

    . 6udah lelah dan lemas

    2. Nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan

    3. %erut kembung, mual

    +. %enurunan berat badan

    ". Gangguan tidur (Nurdjanah, 2009

     b. %emeriksaan Hisik 

    . 7egagalan fungsi hati (spidernai, alopesia pe/toralis

    ginekomasti, atrofi testis, gangguan siklus haid, eritema palmaris,#hite nail

    2. ?ipertensi porta (tekanan sistem porta 0mm?g ditandai

    dengan splenomegali, asites, perdarahan saluran pen/ernaan

    seperti $&$ hitam dan muntah hitam atau darah.

    3. 'kterus dengan air kemih seperti teh

    +. >pistaksis, gusi berdarah (;olf, 202.

    2. %emeriksaan %enunjang

    a. es Hungsi ?ati5 SG@ (serum glutamil oksalo asetat atau &S (aspartat

    aminotransferase dan SG% (serum glutamil piruat transferase

    atau & (alanin aminotransferase meningkat tapi tidak begitu

    tinggi. &S lebih meningkat dibanding &, namun bila enFim

    ini normal, tidak menyingkirkan ke/urigaan adanya sirosis

    5 &lkali fosfatase (&%, meningkat kurang dari 253 kali batas

    normal atas. 7onsentrasi yang tinggi bisa ditemukan pada pasien

    kolangitis sklerosis primer dan sirosis bilier primer.

    5 Gamma Glutamil ranspeptidase (GG, meningkat sama

    dengan &%. Namun, pada penyakit hati alkoholik kronik,

    konsentrasinya meninggi karena alkohol dapat menginduksi

    mikrosomal hepatik dan menyebabkan bo/ornya GG dari

    hepatosit.

    5 $ilirubin, konsentrasinya bisa normal pada sirosis kompensata

    dan meningkat pada sirosis yang lebih lanjut (dekompensata

    23

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    24/32

    5 Globulin, konsentrasinya meningkat akibat sekunder dari

     pintasan, antigen bakteri dari sistem porta masuk ke jaringan

    limfoid yang selanjutnya menginduksi immunoglobulin.

    5 ;aktu protrombin memanjang karena disfungsi sintesis faktor 

    koagulan.

    5 Na serum menurun, terutama pada sirosis dengan asites,

    dikaitkan dengan ketidakmampuan ekskresi air bebas.

    5 %ansitopenia dapat terjadi akibat splenomegali kongestif 

     berkaitan dengan hipertensi porta sehingga terjadi

    hipersplenisme.

    5 Seromarker hepatitis (Nurdjanah, 2009

     b. %emeriksaan penunjang lain 1

    5  Barium meal , untuk melihat arises sebagai konfirmasi adanya

    hipertensi porta

    5 SG, untuk untuk menilai ukuran hati, sudut, permukaan, serta

    untuk melihat adanya asites, splenomegali, thrombosis ena

     porta, pelebaran ena porta, dan sebagai skrinning untuk adanya

    karsinoma hati pada pasien sirosis.

    5 7olesistografi8kolangiografi 1 6emperlihatkan penyakit duktus

    empedu yang mungkin sebagai faktor predisposisi.

    5 >sofagoskopi 1 !apat melihat adanya arises esophagus5 %ortografi ranshepatik perkutaneus 1 6emperlihatkan sirkulasi

    sistem ena portal,

    5 S/an8biopsy hati 1 6endeteksi infiltrat lemak, fibrosis, kerusakan

     jaringan hati (Nurdjanah, 2009.

    H( Penatalasanaan

    %rinsip penatalaksanaan sirosis hepatis dipengaruhi etiologinya. ujuan

    terapi mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan5bahan yang bisa

    menambah kerusakan hati, pen/egahan dan penanganan komplikasi. Se/ara

    umum, penatalaksanaan sirosis hepatis adalah dengan 1

    − $ed rest sampai gejala membaik

    − !iet tinggi protein, tinggi karbohidrat (diet hati '''1 protein g8kg$$,

    200053000 kkal. 4ika ada asites diberikan diberikan diet rendah garam ''

    (=00500 mg atau ''' (00052000 mg

    erdapat as/ites1

    2+

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    25/32

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    26/32

    edema sedikit dapat hilang dengan diet kaya protein (52 gr8 kg$$8hr,

    rendah Na (2005"00 mg Na8hr dan pembatasan /airan 5," liter8 hr.

    − !iuretik   !ilakukan jika selama + hari diet tidak ada respon,

    diberikan spironolakton 005200 mg8hari. )espon diuretik bisa

    dimonitor dengan penurunan $$ 0," kg8hari (tanpa edem kaki atau ,0

    kg8hari (dengan edema kaki. $ila pemberian spironolakton tidak 

    adekuat, dapat dikombinasi dengan furosemide 205+0 mg8hari (dosis

    maB.=0 mg8hari. Sebagai pengganti spironolakton dapat dipakai

    triamterene atau amiloride yang mempunyai fungsi sama, yaitu bekerja

    ditubuli distal dan tidak mengeluarkan 7. pemberian spironola/ton

    dimulai dengan dosis rendah mis 2" mg8hr, bila selama 3 hari tidak ada

    respons baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai

    memperoleh respons yang /ukup. 7ontraindikasi pemberian diuretik 

    ialah1 perdarahan gastrointestinal, penderita dengan muntah5muntah

    atau diare, prekoma atau koma hepatikum. Sebagai akibat pemberian

    diuretik akan timbul1

    • ?ipokalemi1 maka pemberian diutretik dihentikan, dan diberikan

     penambahan 7l.

    • ?iponatremi1 diatasi dengan pemberian /airan yang dibatasi "00

    //8hr atau pemberian 2 manitol 20- intraena bekerja sebagai

    diuretik osmotik.

    • &lkalosis hipokloremikM karena kehilangan Na dan l, dan dapat

    dibatasi dengan pemberian klorida.

    • 7oma hepatikum sekunderM karena hipokalemi, kehilangan /airan.

    $ila terlihat tanda5tanda prekoma atau koma sebaiknya pemberian

    diuretik dihentikan.

    − @bat5obatan  %rednison hanya diberikan pada penderita yang diduga

    dengan posthepatik sirosis, hepatitis aktif kronis dimana masih terdapat

    ikterus, gama globulin dan transaminase yang masih meninggi.

    − %eritoneo5enous shunt e een dkk (9:+,9:= melakukan operasi

    ke/il peritoneous shunt untuk mengurangi /airan asites se/ara teratur 

    2=

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    27/32

    dan memasukkan melalui suatu pipa yang diberi katub, sehingga

    memberikan satu arah kedalam ena jugularis pada penderita dengan

    asites yang tidak berhasil diobati dengan diuretik. ?asilnya :=,"-

     pasien dapat dihilangkan asitesnya, bahkan kadar serum protein dan

    ratio albumin5globulin kembali normal, hal ini disebabkan karena kadar 

     protein yang ada didalam /airan asites dialirkan kembali ke tubuh

     penderita. 4uga kadar ureum yang tinggi kembali normal.

    − %arasintesis  6enurut onn (92 dan sherlo/k (99 dikenal 2

    tujuan parasintesis1 ( !iagnostik 1 tujuan untuk mengealuasi /airan

    asites, kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap jumlah sel dan hitung

     jenis, protein, ma/am mikroorganisme, (2 erapi 1 untuk mengeluarkan

    /airan asites yang sangat banyak sehingga dapat menggangu pernapasan

     penderita. $ila terlalu sering dilakukan akan menimbulkan komplikasi

    yaitu infeksi luka bekas parasintesis, kebo/oran /airan asites pada luka

     bekas tusukan, hiponatremi, koma hepatikum karena gangguan

    keseimbangan elektrolit, kehilangan protein tubuh, gangguan faal

    ginjal, perdarahan, perforasi usus.

    %engobatan sirosis hati berdasarkan etiologi juga seringkali dilakukan

    seperti pada pasien dengan infeksi irus ?epatitis 1

    • erapi kombinasi 'HN 3 juta unit 3 B seminggu dan )ibairin 00052000

    mg8hari tergantung berat badan (000 mg untuk berat badan kurang dari

    :" kg dalam jangka #aktu 2+5+ minggu.

    • erapi induksi 'nterferon dengan dosis yang lebih tinggi dari 3 juta unit

    setiap hari untuk 25+ minggu, dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 B

    seminggu selama + minggu dengan atau tanpa kombinasi dengan

    )ibairin.

    • erapi dosis interferon setiap hari dengan dosis 3 juta atau " juta unit

    sampai ?A5)N& negatif di serum dan jaringan hati.

    %engobatan yang spesifik dari sirosis hati yang diberikan jika telah terjadi

    komplikasi lain seperti :

    2:

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    28/32

    1. Spontaneous bacterial peritonitis

    %engobatan S$% dengan memberikan ephalosporins Generasi '''

    (efotaBime, se/ara parenteral selama lima hari, atau inolon se/ara

    oral. 6engingat akan rekurennya tinggi maka untuk %rofilaBis dapat

    diberikan NorfloBa/in (+00mg8hari selama 253 minggu.

    2. %erdarahan karena pe/ahnya Aarises >sofagus

    %rinsip penanganan yang utama adalah tindakan )esusitasi sampai

    keadaan pasien stabil, dalam keadaan ini maka dilakukan 1

    • %asien diistirahatkan dan dipuasakan

    • %emasangan 'AH! berupa garam fisiologis dan kalau perlu transfusi

    • !iberikan obat penyekat beta (propanolol

    • ;aktu perdarahan akut, bisa diberikan preparat somatostatin atau

    oktriotide, antifibrinolitik, itamin 7 • %emasangan aso !astric "ube, hal ini mempunyai banyak sekali

    kegunaannya yaitu 1 untuk mengetahui perdarahan, /ooling dengan

    es, pemberian obat5obatan, ealuasi darah

    • akukan %emasangan $allon amponade, tindakan skleroterapi dan

    igasi atau @esophageal ranse/tion untuk menghentikan

     perdarahan

    3. Sindroma ?epatorenal

    Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif. @leh karena itu, pen/egahannya harus mendapat perhatian utama berupa hindari

     pemakaian diureti/ agresif, parasentesis asites, dan restriksi /airan yang

     berlebihan.

    #. $nsefalophaty hepatic

    • %engobatan dengan pemberian laktulosa untuk mengeluarkan

    amonia.

    •  Neomisin, untuk mengurangi bakteri usus penghasil ammonia.

    • !iet rendah protein 0," gram.kg$$8hari, terutama diberikan yang

    kaya asam amino rantai /abang (Sutadi, 2003

    I( Ko%pliasi

    . >nsepalopati ?epatikum

    >nsepalopati hepatikum merupakan suatu kelainan neuropsikiatri yang

     bersifat reersibel dan umumnya didapat pada pasien dengan sirosis hati

    setelah mengeksklusi kelainan neurologis dan metabolik. !erajat

    keparahan dari kelainan ini terdiri dari derajat 0 (subklinis dengan fungsi

    2

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    29/32

    kognitif yang masih bagus sampai ke derajat + dimana pasien sudah jatuh

    ke keadaan koma. %atogenesis terjadinya ensefalopati hepatik diduga oleh

    karena adanya gangguan metabolisme energi pada otak dan peningkatan

     permeabelitas sa#ar darah otak. %eningkayan permeabelitas sa#ar darah

    otak ini akan memudahkan masuknya neurotoBin ke dalam otak. 7elainan

    laboratoris pada pasien dengan ensefalopati hepatik adalah berupa

     peningkatan kadar amonia serum (;olf, 202.

    2. Aarises >sophagus

    Aarises esophagus merupakan komplikasi yang diakibatkan oleh

    hipertensi porta yang biasanya akan ditemukan pada kira5kira "0- pasien

    saat diagnosis sirosis dibuat.

    3. %eritonitis $akterial Spontan (%$S%eritonitis bakterial spontan merupakan komplikasi yang sering dijumpai

    yaitu infeksi /airan asites oleh satu jenis bakteri tanpa adanya bukti

    infeksi sekunder intra abdominal. $iasanya pasien tanpa gejala, namun

    dapat timbul demam dan nyeri abdomen. %$S sering timbul pada pasien

    dengan /airan asites yang kandungan proteinnya rendah (K g8d yang

     juga memiliki kandungan komplemen yang rendah, yang pada akhirnya

    menyebabkan rendahnya aktiitas opsonisasi. !iagnosis %$S berdasarkan

     pemeriksaan pada /airan asites, dimana ditemukan sel polimorfonuklear 

    lebih dari 2"0 sel8mm3 dengan kultur /airan asites yang positif (;olf,

    202.

    +. Sindrom ?epatorenal

    %ada sindrom hepatorenal, terjadi gangguan fungsi ginjal akut berupa

    oligouri, peningkatan ureum, kreatinin, tanpa adanya kelainan organi/

    ginjal. 7erusakan hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal yang

     berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus.". Sindrom ?epatopulmonal

    %ada sindrom ini dapat timbul hidrotoraks dan hipertensi portopulmonal

    (Nurdjanah, 2009.

    29

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    30/32

    .( Pro'nosis

    %rognosis sirosis hepatis sangat berariasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor,

    meliputi etiologi, beratnya kerusakan hepar, komplikasi, dan penyakit lain

    yang menyertai sirosis. 7lasifikasi hild5ur/otte berkaitan dengan

    kelangsungan hidup. &ngka kelangsungan hidup selama satu tahun untuk 

     pasien dengan hild &, $, dan berturut5turut 00-, 0- dan +"-

    (Nurdjanah, 2009.

    abel 3.2 Sistem 7lasifikasi hild5ur/otte5%ugh

    30

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    31/32

    3A3 I0

    KESI+PU-AN

    Sirosis hepatis adalah fase lanjut dari penyakit hati kronik yang

    menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatis yang berlangsung se/ara progresif,

    yang ditandai dengan distorsi struktur hepar dan pembentukan nodul regeneratif.

    Sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di &merika Serikat dan

     bertanggung ja#ab atas ,2- dari seluruh kematian. 6enurut organisasi

    kesehatan dunia (;?@, pada tahun 200= sekitar :0 juta umat manusia

    terinfeksi sirosis hepatis. &ngka ini meliputi sekitar 3- dari seluruh populasi

    manusia di dunia dan setiap tahunnya infeksi baru sirosis hepatis bertambah 35+

     juta orang. &ngka prealensi penyakit sirosis hepatis di 'ndonesia, se/ara pasti

     belum diketahui. %realensi penyakit sirosis hepatis pada tahun 200: di 'ndonesia

     berkisar antara 52,+-.

    %enyakit hati alkoholik  dan hepatitis merupakan penyebab utama pada

    negara5negara $arat, sedangkan hepatitis $ merupakan penyebab utama pada

    #ilayah &sia dan sub5sahara &frika. >tiologi sirosis penting untuk diketahui,

    karena hal tersebut dapat memprediksi komplikasi dan pemilihan treatment.

    ujuan terapi sirosis hepatis adalah untuk mengurangi progresi penyakit,

    menghindarkan bahan5bahan yang bisa menambah kerusakan hati, pen/egahan

    dan penanganan komplikasi. %rognosis sirosis hepatis sangat berariasi

    dipengaruhi oleh sejumlah faktor, meliputi etiologi, beratnya kerusakan hepar,

    komplikasi, dan penyakit lain yang menyertai sirosis.

    DA,TAR PUSTAKA

    . 7umar A, otran )S, )obbins S. ?ati dan saluran empedu !alam 1

    ?artanto ?, !armaniah N, ;ulandari N. )obbins $uku &jar %atologi. :th

    3

  • 8/18/2019 Presentasi Kasus Dr Anton Fixxxxx

    32/32

    >dition. Aolume 2. 4akarta 1 %enerbit $uku 7edokteran >GM 200+.

    hal.=:52.

    2. Nurdjanah Sitti. Sirosis hati. !alam 1 Sudoyo &; et.al, eds. $uku &jar 'lmu %enyakit !alam. >disi +. 4akarta 1 %usat %enerbitan ilmu %enyakit

    !alam Hakultas 7edokteran 'M 200=. hal. ++35"3.

    3. )obert S. )ahimi, !on . )o/key. ompli/ations of irrhosis. urr @pin

    Gastroenterol. 202. 2(312235229

    +. Setia#an, %oernomo $udi. Sirosis hati. 'n1 &skandar jokropra#iro,

    %oernomo $oedi Setia#an, et al. $uku &jar %enyakit !alam, Hakultas

    7edokteran niersitas &irlangga. 200:. %age 2953=". Sher#ood, auralee. Sistem %en/ernaan. Hisiologi 6anusia dari Sel ke

    Sistem. >disi 2. 4akarta1 >GM 200. hal ":0.

    =. Sutadi, S.6., 2003, Sirosis ?epatitis, diunduh dari1

    http188library.usu.a/.id8do#nload8fk8penydalam5srimaryani".pdf ,  diakses

     pada 1 0 Noember 202

    :. ;olf, !aid . 202. irrhosis. http188emedi/ine.meds/ape./om8arti/le8

    ""=5oerie#Osho#all. !iakses pada tanggal 02 maret 20+.

    http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdf