presentasi asidi

22
ASIDI ALKALIMETRI KELOMPOK 6 ANDI LANA PRASETIOWATI (4311413028) YUNIAR FIRGIN NAKIYATUL KHOTO (4311413037) RESTU INDAH LARASATI (4311413032) CICI ELIESTIA RAHAYU (4311413039) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

description

ghfghfhg

Transcript of presentasi asidi

Page 1: presentasi asidi

ASIDI ALKALIMETRIKELOMPOK 6

ANDI LANA PRASETIOWATI (4311413028)YUNIAR FIRGIN NAKIYATUL KHOTO (4311413037)

RESTU INDAH LARASATI (4311413032)CICI ELIESTIA RAHAYU (4311413039)

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 2: presentasi asidi

Tujuan 1. Menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri.2. Menghitung kadar cuplikan pada titrasi asidi alkalimetri.

Page 3: presentasi asidi

Landasan Teori• Asidimetri adalah titrasi untuk menentukan kadar suatu basa atau

garam menggunakan larutan standar asam. Sedangkan, Alkalimetri adalah titrasi untuk menentukan kadar suatu asam atau garam menggunakan larutan standar basa.• Titrasi dilakukan dengan cara mengukur zat penitrasi (titran) yang

digunakan untuk bereaksi dengan zat yang dititrasi (titrat). • Dalam titrasi dikenal Titik Ekivalen (TE) dan Titik Akhir Ekivalen (TAT).

Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Sedangkan titik akhir titrasi adalah terjadinya perubahan warna indikator pada titrasi akhir.

Page 4: presentasi asidi

• Asidi alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi juga dapat dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dan penerimaan proton (basa). • Indikator dalam asidi-alkalimetri menurut Ostwald adalah asam organik

lemah atau basa organik lemah yang warna molekulnya berbeda dengan warna ionnya. • Pemilihan indikator berdasarkan pada larutan yang berada pada titik

ekivalen. Misalnya, brom timol biru : merah (1,2) – kuning (2,8); metil merah : merah (4,8) – kuning (6,0). • Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam

menentukan titik ekivalen.

Page 5: presentasi asidi

• Ion karbonat dan bikarbonat merupakan salah satu bagian dari golongan basa. Umumnya ion ini banyak ditemukan pada batu kapur atau batu tulis yang digunakan sebagai campuran bahan bangunan.• Titrasi ion karbonat dan ion bikarbonat menggunakan indikator ganda

yakni indikator fenolftalein dan metil orange. Biasanya, ion karbonat dititrasi sebagai basa dengan sebuah titran asam kuat.• Campuran dari karbonat dan bikarbonat dapat di titrasi dengan HCl standar

sampai kedua titik titrasi.

Page 6: presentasi asidi

Alat dan BahanAlat:• Buret dan statif• Erlenmeyer• Pipet volume• Gelas arloji• Corong• Pipet tetes• Tabung takar • Neraca analitik

Bahan:• Larutan HCl 0,1 N

• Akuades• Indikator MM• Indikator PP• Indikator m.o

Page 7: presentasi asidi

Cara KerjaPembuatan larutan HCl 0,1 N

Mengencerkan larutan HCl pekat

Isi labu takar dengan akuades hingga ¼ nya, campurkan HCl pekat

sebanyak 210 ml

Encerkan hingga tanda batas labu takar

Page 8: presentasi asidi

Standarisasi

Menimbang 0,753 gr

Masukan ke labu takar 50 ml, dan encerkan dengan

akuades sampai batas ukur.

Isi buret dengan larutan standar HCl sampai batas

nol

Ambil 10 ml , dan masukan dalam

erlenmeyer.

Tambahkan indikator MM 2 tetes

Titrasi hingga terjadi perubahan warna. Catat

volume dan hitung konsentrasi HCl

Page 9: presentasi asidi

Penentuan Kadar Campuran Karbonat-Bikarbonat

Ambil 10 ml sampel dengan pipet volume.

Masukan dalam erlenmeyer

Isi buret dengan larutan HCl sampai batas nol

pada buret.

Tambahkan sampel dengan 2 tetes indikator

pp

Tambahkan sampel dengan 2 tetes indikator

m.o

Titrasi hingga warna menjadi merah jingga (

Titrasi hingga warna tepat hilang (

Page 10: presentasi asidi

Data Pengamatan dan Perhitungan

Pembuatan larutan

Standarisasi Membuat

Page 11: presentasi asidi

Menghitung konsentrasi dalam normalitas

Volume Volume

8 ml 10 ml

8,4 ml 10 ml

Page 12: presentasi asidi

menentukan kadar campuran karbonat – bikarbonat

Jenis sampel Volume sampel Volume HCl 0,1219 N

Sampel A 10 ml 2,60 ml 5,80 ml

10 ml 2,90 ml 5,60 ml

Sampel B 10ml 2,40 ml 5,50

10 ml 2,20ml 5,35 ml

Sampel C 10 ml 2,90 ml 7,00 ml

10 ml 2,85 ml 7,25 ml

Page 13: presentasi asidi

Perhitungan kadar

71,06

Page 14: presentasi asidi

Perhitungan kadar

% 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3

Page 15: presentasi asidi

Hasil perhituan kadar • Sampel A

• Sampel B

◦ Sampel C

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎2𝐶𝑂3=71 ,0 6%

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎2𝐶𝑂3=59,438%

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3=60,41%

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎2𝐶𝑂3=74 ,296%

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂 3=63,996%

𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3=87,036%

Page 16: presentasi asidi

Pembahasan Dalam percobaan menentukan kadar campuran karbonat bikarbonat yaitu menggunakan sampel yang sudah di sediakan. Langkah awal sebelum melakukan titrasi karbonat bikarbonat yaitu melakukan standarisasi HCl. Pada standarisasi HCl dengan Natrium Boraks 0.1 N. Pada standarisasi ini, HCl adalah larutan standar sekunder, sehingga apabila akan digunakan harus di standarisasi dengan larutan standar primer terlebih dahulu. Larutan standar primer yang digunakan adalah Natrium Boraks (Na2B4O7.10H2O).

Page 17: presentasi asidi

Indikator yang digunakan adalah indikator Metil Orange yang mempunyai sifat basa, karena HCl bersifat asam. Pada percobaan ini terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah muda, ini membuktikan bahwa adanya reaksi antara indikator MO dengan larutan sampel. Pada percobaan standarisasi ini di peroleh normalitas sebesar 0.1219 N. Setelah melakukan standarisasi dan sudah diperoleh jumlah Natrium Boraks, selanjutnya yaitu menentukan kadar karbonat bikarbonat dengan melalui proses titrasi. Dalam titrasi karbonat bikarbonat ini yaitu menggunakan sampel yang sudah disediakan. Proses awal untuk titrasi ini yaitu mengambil sampel sebanyak 10 mL dengan menggunakan pipet volume.

Page 18: presentasi asidi

Menggunakan pipet volume di sini yaitu, karena pipet volume ketelitiannya lebih baik dibanding gelas ukur dan alat pengukur volume lainnya. Selanjutnya sebelum di titrasi dengan HCl, sampel di tetesi indikator PP. Penambahan indikator PP bertujuan untuk mempermudah dalam mengamati titik akhir titrasi. Setelah penambahan indikator PP sampel di titrasi hingga tidak berwarna yaitu yang semula berwarna merah muda menjadi tidak berwarna. Setelah itu, kemudian diamati volume HCl yang terjadi.

Page 19: presentasi asidi

Volume dari penambahan indikator PP tersebut di sebut V1. Setelah mendapatkan nilai V1, kemudian sampel ditetesi dengan indikator MO. Penambahan indikator MO ini merubah warna sampel menjadi warna kuning. Kemudian sampel di titrasi kembali dengan HCl hingga berubah menjadi warna jingga. Dari penambahan indikator ini mendapatkan volume HCl yang di sebut V2.

Page 20: presentasi asidi

Kesimpulan• Penentuan kadar capuran karbonat-bikarbonat merupakan proses

asidimetri.•Hasil kadar bikarbonat antara tiap percobaan memiliki intesitas yang

berbeda.•Metil orange digunakan setelah titrasi pertama karna larutan tersebut

bersifat basa lemah, pada titik ekivalen di bawah 7.• Proses titrasi yang hanya dilakukan sekali tidak cukup untuk menentukan

kadar bikarbonat dari larutan sampel atau cuplikan,oleh karena itu proses titrasi harus dilakukan dengan frekuensi yang berulang.•Dari ketiga sampel kadar pada sampel A 71,06%, sampel B 59, 438%,

sampel C 74,296%.• Kadar pada sampel A 60,41%, sampel B 63,996%, dan sampel C 87,037%.

Page 21: presentasi asidi

Saran• Praktikan harus menguasai materi sebelum melakukan praktikum.• Cek semua peralatan, terutama pada buret sebelum praktikum dimulai.• Praktikan diharapkan agar lebih teliti dn berhati-hati dalam melakukan

praktikum dalam hal ini penitrasian agar diperoleh hasil yang lebih akurat dan sesuai dengan yang diharapkan.

Page 22: presentasi asidi

TERIMA KASIH