Presbo-Presentasi Fix Fix

download Presbo-Presentasi Fix Fix

of 23

description

tugas

Transcript of Presbo-Presentasi Fix Fix

BAB I

Presentasi KasusPRESENTASI BOKONG

Oleh :

Wahidun Nurhidayah, S. Ked Dindadikusuma, S. Ked

Pathmarooban Damoderam, S.Ked

Nina Ardila Febriandesta, S. Ked

Ika Putri Yusmarita, S.Ked

Fahrizal Dwiano Putra, S.KedPembimbing :

Prof.dr.MGS.H.Usman Said, SpOG(K)

BAGIAN KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RSMH PALEMBANG

2012HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus dengan judul

Presentasi Bokong

Wahidun Nurhidayah, S. Ked Dindadikusuma, S. Ked

Pathmarooban Damoderam, S.Ked

Nina Ardila Febriandesta, S. Ked

Ika Putri Yusmarita, S.Ked

Fahrizal Dwiano Putra, S.KedPembimbing :

Prof.dr.MGS.H.Usman Said, SpOG(K)

Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSMH Palembang

Palembang, September 2012

Pembimbing,

Prof.dr.MGS.H.Usman Said, SpOG(K)

BAB I

REKAM MEDIS

IDENTIFIKASI

Nama

: Ny REUmur

: 21 tahun

Alamat

: LK II Kel Sukajadi SekayuAgama

: Islam

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

MRS

: 18-09-2012ANAMNESIS

Anamnesis Umum (18-09-2012)

Riwayat Obstetri : G1P0A0

Hamil ini tahun 2012Riwayat Kehamilan Lalu

Preeklampsi-eklampsia/hiperemesis(-)

perdarahan post partum

(-)

Penyakit-penyakit lain

(-)

Riwayat kehamilan sekarang

Haid

: teratur, siklus 28 hari

Lamanya

: 7 hari

Banyaknya

: biasa

HPHT

: 18-12-2011Taksiran persalinan: 25-09-2012Lama hamil

: 38 mingguNafsu makan

: baik

Miksi

: Normal

Defekasi

: Normal

Gerakan anak dirasakan: 5 bulan yang lalu

Periksa hamil

: Asuhan antenatal rutin tiap bulan ke bidan, sebanyak 9 kaliRiwayat Persalinan

Dikirim oleh

: Puskesmas sukajadiHis mulai sejak tanggal: 18-09-2012Darah lendir sejak tanggal: 18-09-2012Rasa mengedan sejak tanggal: 18-09-2012Ketuban belum / sudah pecah: belumRiwayat Perkawinan

: 1 x menikah lamanya 1 tahun

Riwayat Sosial ekonomi: sedangRiwayat gizi

: sedangAnamnesis Khusus

Keluhan Utama : Mau melahirkan dengan anak letak sungsang

Riwayat Perjalanan Persalinan :

+ Lebih kurang 5 jam sebelum masuk rumah sakit, os mengeluh perut mules yang menjalar ke pinggang, makin lama makin kuat dan sering (+), riwayat keluar darah lendir (+), riwayat keluar air-air (-). Os selalu kontrol ke bidan, pada kehamilan minggu ke 34, os dinyatakan oleh bidan bahwa letak bayinya sungsang. Sehingga os dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih dirasakan.PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

Keadaan umum

: SedangKesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 80 x/mnt

Frekuensi pernafasan

: 20 x/mnt

Suhu

: 36,8 oC

Berat badan

: 59kg

Tinggi badan

: 156 cm

Konjunctiva palpebra pucat : -/-

Sklera ikterik

: -/-

Gizi

: Sedang

Payudara hiperpigmentasi : (+/+)

Jantung

: Gallop (-), murmur (-)

Paru-paru

: Bising nafas vesikuler N, wheezing (-), ronkhi (-)

Hati dan lien

: Sulit dinilai

Edema pretibia

: (-/-)

Varises

: (-/-)

Refleks fisiologis

: (+/+)

Refleks patologis

: (-/-).

Status Obstetri

Pemeriksaan luar:

Tanggal : 18-09-2012 pukul 12.00 WIB

Leopold I :Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah procesus xipoideus (30 cm) Leopold II:Letak janin memanjang, punggung kanan

Leopold III:Terbawah bokong Leopold IV:Penurunan di atas spina ischiadica

His :3x/10/30 DJJ

:140 kali/menit, teratur

TBJ

:2790 gr.Pemeriksaan dalam vagina :Tanggal : 12-09-2012 pukul 12.00 WIB

a. Vaginal toucher-Portio konsistensi lunak-Posisi posterior-Pendataran 25%-Pembukaan 2Cm

-Selaput ketuban masih ada

-Terbawah bokong-Penurunan di atas spina ischiadika-Penunjuk sacrum belakangb. Pemeriksaan panggul:

Pintu atas panggul : Promontorium tidak dapat dinilai, Konjugata diagonalis >14cm, Konjugata Vera >11cm, linea innominata teraba 1/3 1/3

Pintu tengah panggul :Sakrum konkaf, spina ischiadika tidak menonjol, dinding samping lurus

Pintu bawah panggul : Arkus pubis >900 Kesan panggul : LuasDIAGNOSA KERJA

G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten, janin tunggal hidup presentasi bokong

PROGNOSIS

Ibu : Dubia

Anak : Dubia

PENATALAKSANAAN

IVFD RL gtt xx/m Rencana partus pervaginam

Observasi His, DJJ dan TVI

Kosongkan kandung kemih Cek lab darah rutin, urin rutin Reevaluasi sesuai partograf WHO modifikasi (fase aktif)

LAPORAN PERSALINAN

Tanggal 18 September 2012 pukul 19.30 WIB tampak parturien ingin mengejan kuat. Pada pemeriksaan didapatkan :

Pembukaan lengkap Ketuban (-), jernih, bau (-)

Terbawah bokong

Penunjuk di sakrum belakangD/: G1P0A0 hamil aterm inpartu kala II, janin tunggal hidup presentasi bokong

T/: - Pimpin persalinan

Episiotomi mediolateral

Pukul 19.35 WIB

Bokong lahir spontan dengan tenaga mengejan

Tali pusat dikendorkan

Ibu dipimpin mengejan sebanyak 3x

Scapula tidak tampak dibawah simfisis diputuskan untuk melakukan ekstraksi partial dengan cara lovset untuk melahirkan bahu

Kepala dilahirkan secara mauriceau

Pukul 19.40 WIB

Lahir berturut-turut dagu, hidung, dahi, dan kepala. Lahir bayi perempuan dengan BB 2500 gram dan PB 45 cm. Apgar Score 8/9 FT AGA. Dilakukan management aktif kala I : injeksi oksitosin, peregangan tali pusat terkendali, massage fundus uteriPukul 19.45 WIB plasenta lahir lengkap, BP: 400 gr, PTP: 40 cm, diameter 15 x 16 cm. Setelah diyakini tidak didapatkan perpanjangan luka episiotomi. Luka epsiotomi dijahit secara jelujur dan terputus dengan chromic catgut 2-0.Keadaan umum ibu post partum baik, perdarahan aktif (-) Follow Up (19 September 2012, pukul 01.00)

Keluhan : Mau melahirkan dengan anak sungsang

Status present :

KU: sedang

Sense: CM

TD: 110/70 mmHg

N: 80 kali/menit

T: 36,8o C

RR: 20 kali/menit

Status Obstetrikus:

Pemeriksaan Luar:

Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat-simfisis, kontraksi baik, luka episiotomi tidak ada jaringan, letak janin melintang, taksiran berat janin 2500 gr.

Diagnosa:

P1A0 post ekstraksi parsial, neonatus hidup perempuan 2500 gr dengan panjang adan 45 cm, skor APGAR 8/9 FTAGA.Penatalaksanaan:

Observasi TVI, perdarahan Mobilisasi dini

ASI on demand

Vulva hygiene Perawatan luka episiotomi

Obat :

Cefadroxil 2x1

Asam mefenamat 3x1

Vitamin B complex 3x1BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Letak Sungsang

Keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah cavum uteri. Dikenal beberapa jenis yaitu :

1. Presentasi Bokong

2. Presentasi Bokong kaki sempurna

3. Presentasi Bokong kaki tidak sempurna

4. Presentasi Kaki

Letak sungsang ditemukan sekitar 2-4 %, Greenhill melaporkan 4-4,5% Holland 2-3%, sedangkan Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan terdapat 4,4 % dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung terdapat 4,6%

Etiologi

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan lebih kurang 32 minggu, jumlah air ketuban yang banyak sehingga memungkinkan bagi janin untuk bergerak dengan leluasa. Janin dapat menempatkan diri pada presentasi kepala, letak lintang atau letak sungsang. Namun pada kehamilan triwulan ketiga seiring dengan berkembangnya janin semakin besar sehingga air ketuban relatif berkurang, bokong akan dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan kurang bulan presentasi bokong lebih sering terjadi, sedangkan pada hamil cukup bulan dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain : multiparitas, hamil kembar, hidramion, hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit.

Prognosis

Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi dibandingkan pada letak kepala. Pada beberapa rumah sakit di Semarang, Bandung dan Medan didapatkan angka kematian perinatal masing-masing 38,5 %, 16,8 % dan 29,4 %. Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul, serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Komplikasi lain yang dapat terjadi yaitu luka dan perdarahan pada kepala akibat kompresi dan dekompresi yang terjadi dengan cepat.

Penatalaksanaan

Mengingat bahayanya persalinan letak sungsang sebaiknya persalinan ini dihindari. Untuk itu pada pemeriksaan antenatal dan dijumpai letak sungsang maka sebaiknya dilakukan versi luar sehingga menjadi presentasi kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan antara 34-38 minggu. Dengan memperhatikan indikasi dan kontraindikasinya. Sebelumnya diperiksa denyut jantung janin dalam keadaan baik, apabila bokong telah turun, dipastikan apakah bokong dapat dikeluarkan atau tidak dari rongga panggul, jika bokong tidak dapat dikeluarkan maka versi luar tidak ada gunanya.

Pada persalinan letak sungsang dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Selama terjadi kemajuan pada persalinan dan tidak ada tanda-tanda bahya yang mengancam kehidupan janin, maka penolong tidak perlu melakukan tindakan yang bertujuan mempercepat kelahiran janin. Dilakukan pemeriksaan ada tidaknya tanda-tanda untuk dilakukan seksio sesarea, antara lain kesempitan panggul, plasenta previa, atau ada tumor pada jalan lahir. Jika tidak didapatkan kelainan dan diperkirakan dapat dilahirkan pervaginam maka dilakukan pengawasan kemajuan persalinan.

Untuk melahirkan presentasi bokong ada beberapa cara :

1.Persalinan pervaginam

a. Persalinan Spontan secara Bracht

Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri

b. Manual Aid (Ekstraksi Partial)

Janin dilahirkan sebagian oleh kekuatan ibu dan selanjutnya dibantu dengan tenaga penolong

c. Ekstraksi Total

Janin dilahirkan sepenuhnya dengan kekuatan penolong

2. Persalinan pervaginamAda beberapa tahapan dalam persalinan dengan presentasi bokong, yaitu:

1. Fase lambat: yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusat. Disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong, yaitu bagian janin yang tidak berbahaya.

2. Fase cepat: yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul, sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oeh karena itu fase ini harus segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan.

3. Fase lambat:yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Disebut fase cepat lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi, ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial.

Memimpin persalinan dengan metode spontan Bracht. Cara ini merupakan cara yang paling mendekati persalinan fisiologis sehingga mengurangi trauma pada janin dan mengurangi kemungkinan infeksi karena tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir.

Adapun teknik persalinan spontan bracht yang dilakukan pada janin yaitu dengan cara:

segera setelah bokong lahir bokong dicekam secara Bracht yaitu kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjangnya paha sedangkan jari-jari lain memegang daerah panggul.

Melonggarkan tali pusat saat tali pusat lahir dengan jari

Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula inferior tampak di bawah simphisis, dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan, hanya disesaikan dengan lahirnya badan bayi. Dorongan Kristeler pada fundus uteri dimulai bersamaan dengan tindakan hiperlordosis.

Letakkan bayi di atas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong

Selanjutnya bayi didekatkan pada ibu untuk menyusui

anak lahir sampai pusat tak maju lagi, metode Bracht dinyatakan gagal dan bahu dapat dilahirkan secara klasik, Muler atau Lovset serta kepala bayi secara Mauriceau

Untuk melahirkan bahu terdapat bebrapa metode antara lain :

1. Cara Klasik

-prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini ialah melahirkan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada diruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada dibawah simfisis. Tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu lalu kearah belakang dan kemudian lengan belakang dilahirkan.

-kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi keatas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu.

- bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampa pada fossa cubiti kemudian lengan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin

-untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada kaki janin diganti dengan tangan kiri penolong, dan ditarik curam kebawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.

-dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan

-tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu lalu kearah belakang dan kemudian lengan belakang dilahirkan.

2. Cara Muller

-melahirkan bahu depan dulu dengan ekstraksi lalu melahirkan bahu dan lengan belakang.

-bokong dipegang secara femuro-pelviks yaitu kedua ibu jari diletakkan sejajar spina sakralis dan jari telunjuk pada krista iliaka serta jari lain memegang paha depan. Janin ditarik securam mungkin untuk melahirkan bahu depan sampai bahu depan tampak dibawah simfisis, dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.

-setelah bahu depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secra femuro-pelviks diangkat keatas, sehingga bahu belakang lahir. Bila tidak lahir dengan sendirinya maka lengan belakang dikait dan dilahrirkan. Cara muller ini memiliki keuntungan karena tangan penolong tidak masuk jauh kedalam jalan lahir sehingga bahaya infeksi dapat diminimalisir.

3. Cara Lovset

-Prinsip persalinan Lovset ialah memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil melakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada dibelakang akhirnya lahir di simfisis. Hal ini disebabkan adanya inklinasi antar pintu panggul atas dengan sumbu panggul dan bentuk kelengkungan panggul yang kelengkungan yang depan lebih pendek dari yang belakang, sehingga bahu belakang selalu berada lebih rendah dari bahu depan.

Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau (Veit-Smellie) dengan cara :

Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan kedalam jalan lahir dan jari tengah dimasukkan kedalam mulut serta jari telunjuk dan jari keempat mencengkram fossa kanina, sedangkan jari lain mencengkram leher. Badan anak diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin dalam posisi menunggan kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga yang lain memegang leher dari arah punggung.

-Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah disertai dengan asisten melakukan ekspresi kristeller. Lalu berturut-turut lahir dagu, muka, dahi dan ubun-ubun besar maka lahirlah kepala janin.

Penyulit

1. Sufokasi

Bila sebagian besar badan janin telah lahir, terjadilah pengecilan rahim sehingga terjadi gangguan sirkulasi plasenta dan menimbulkan anoksia janin. Keadaan ini menimbulkan rangsangan bayi untuk bernapas, sehingga darah, mukosa, cairan amnion dan mekonium teraspirasi yang dapat menimbulkan sufokasi. Keluarnya sebagian badan janin juga merangsang janin untuk bernapas.

2.Asfiksia Fetalis

Bahaya terjepitnya tali pusat pada waktu kepala masuk ke panggul.

3.Kerusakan jaringan otak

Trauma pada otak janin dapat terjadi karena panggul sempit, servik yang belum terbuka lengkap, kepala janin yang lahir secara mendadak sehingga dekompresii

4. Fraktur pada tulang-tulang janin

Kerusakan dapat berupa :

Fraktur tulang-tulang kepala

Fraktur tulang humerus ketika menarik lengan

Fraktur tulang klavikula ketika melahirkan bahu

Paralisis brachialis

Fraktur femur

Dislokasi bahu

Dislokasi panggul

Hematoma oto-otot

Mengingat faktor penyulit pada persalinan pervaginam maka perlu dievaluasi dengan teliti, sebelum memutuskan untuk melahirkan janin pervaginam. Jika memutuskan untuk menolong persalinan pervaginam penolong dituntu memiliki ketrampilan yang baik. Cara ekstraksi total merupakan cara persalinan dengan resiko 3 x lebih besar dari persalinan spontan. Kematian perinatal pada presentasi bokong lebih besar 5 x dibandingkan presentasi kepala.

.

Forcep=untuk after coming head.= kelan forcep, mirip dengan kelan forcep.Bokong pervaginam=Hodge IV

1. Spontan bracht=

Klo tali pusat sdh d dpn vulva= kepala sdah mask PAP, hati-hati jepitan tali pusat. Lepaskan kaki. Lepaskan bayi, biarkan menggantung, supaya kepala tidak defleksi. Ikuti jalan kelahiran bayi.2 partial; lahirkan bahu; angulus scapula sdh di bawah simfisis. Klasik, muller, lovset.

mauriceau ; jari di fossa canina. Tangan kanan narik curam ke bawah sampai subocciput lahir, tarik kepala ke arah perut ibu. BAB IIIPERMASALAHAN

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?

2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?3. Sejak kapan dibuat ANC, dan kapan diketahui adanya presentasi bokong?4. Apakah sama menghitung tafsiran berat badan janin untuk presentasi bokong dengan menggunakan Johnson Thausac?

5. Bagaimana cara mempertimbangkan persalinan pervaginam atau perabdominam pada kasus ini?ANALISA KASUSPada tanggal 18 September 2012, Ny. RE berusia 21 tahun, alamat luar kota, berkebangsaan Indonesia, pekerjaan ibu rumah tangga, datang ke RSMH dengan keluhan mau melahirkan dengan anak sungsang. Lebih kurang 5 jam sebelum masuk rumah sakit, os mengeluh perut mules yang menjalar ke pinggang, hilang timbul, makin lama makin kuat dan sering. Riwayat keluar darah lendir (+) 5 jam yang lalu, riwayat keluar air-air (-).Os selalu kontrol ke bidan, pada kehamilan minggu ke 34, os dinyatakan oleh bidan bahwa letak bayinya sungsang. Sehingga os dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan anak masih banyak dirasakan. Berdasarkan kunjungan antenatal care sebaiknya hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan klinik untuk memperoleh asuhan antenatal dilakukan setiap empat minggu. Untuk usia kehamilan 28-36 minggu, kunjungan untuk asuhan antenal dilakukan setiap dua minggu. Pada usia kehamilan 36 minggu keatas, kunjungan asuhan antenatal dilakukan setiap minggu sekali. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan menggunakan berbagai metoda yang tersedia. 1. Pasien di diagnosis sebagai G1P0A0 hamil aterm inpartu kala II, janin tunggal hidup presentasi bokong karena berdasarkan:

Tanggal pemeriksaan : 18 September 2012Tanggal HPHT

: 18 Desember 2011TP : 25 September 2012

Berdasarkan umur kehamilan yang didapat maka ibu adalah aterm yaitu umur kehamilan 38 minggu dari hari pertama haid terakhir, sedangkan kala I fase aktif yaitu dengan his : 3x/10/30dan pembukaan serviks 2 cm.Penderita didiagnosis presentasi bokong karena:

a. Pada pemeriksaan luar didapatkan bagian terendah janin yaitu bokong, dengan punggung di kiri;b. Pada pemeriksaan dalam didapatkan bagian terendah yang teraba bokong dan tidak teraba kaki di samping bokong. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan membentuk segitiga, sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus.2. Dalam kasus ini telah terjadi tanda-tanda persalinan seperti pembukaan servik 2 cm, adanya his 3x/10/30 dan pecahnya ketuban secara spontan. Hal ini menandakan bahwa janin yang berada dalam kandungan penderita tidak dapat lagi dilakukan versi luar untuk memutar posisi janin karena bila air ketuban telah pecah dan bokong janin sudah berada di pintu atas panggul maka versi luar yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Dari hasil pemeriksaan fisik dan evaluasi awal pada penderita ini didapatkan hal-hal sebagai berikut:

1. Persentasi bokong2. Perkiraan berat janin 2790 gr (primi : < 3500g, pada multigravida 14cm, linea innominata teraba 1/3-1/3, sakrum konkaf, spina iskiadika tidak menonjol, arkus pubis >90%, dinding samping lurus, kesan panggul luas. Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan hasil dalam batas normal.

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik-obstetri dan pemeriksaan penunjang, pasien ini didiagnosa dengan G1P0A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten, janin tunggal hidup presentasi bokong murni.Prognosis ibu dan anak adalah dubia mengingat angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila dibandingkan dengan letak kepala. Sebab kematian perinatal yang terpenting ialah prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Sedangkan hipoksia terjadi akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul, serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Komplikasi lain yang dapat terjadi yaitu luka dan perdarahan pada kepala akibat kompresi dan dekompresi yang terjadi dengan cepat.

Dari penilaian didapatkan skor Zatuchni Andros adalah 4 sehingga pada penatalaksanaannya penatalaksanaannya pasien ini direncanakan partus pervaginam dengan reevaluasi menggunakan partograf WHO untuk menilai kemajuan persalinan.

Persalinan dimulai pada tanggal 18-09-2012 pukul 19.30 WIB tampak parturien ingin mengejan kuat. Pada pemeriksaan dalam didapatkan portio tidak dapat dinilai, pembukaan lengkap, ketuban (-), bagian terbawah janin adalah bokong, penurunan 2/5 dibawah spina ischiadica, maka diputuskan untuk melakukan persalinan dengan pervaginam.

Pukul 19.35 WIB Bokong tampak di vulva. Ketika ibu mengedan kuat, dilakukan episiotomi mediolateral 3 cm. Bokong lahir spontan dengan tenaga mengedan, tali pusat dikendorkan, ibu dipimpin mengedan 3 kali, scapula tidak tampak dibawah simfisis diputuskan untuk melakukan ekstraksi partial dengan cara lovset untuk melahirkan bahu, kepala dilahirkan secara mauriceau.

Pukul 19.40 WIB lahir bayi perempuan berturut-turut dagu, hidung, dahi, dan kepala dengan BB 2500 gram dan PB 45 cm. APGAR Score 8/9 FT AGA. Dilakukan management aktif kala I : injeksi oksitosin, peregangan tali pusat terkendali, massage fundus uteri

Pukul 19.45 WIB plasenta lahir lengkap, BP: 400 gr, PTP: 40 cm, diameter 15 x 16 cm. Setelah diyakini tidak didapatkan perpanjangan luka episiotomi. Luka epsiotomi dijahit secara jelujur dan terputus dengan chromic catgut 2-0. Keadaan umum ibu post partum baik, perdarahan aktif (-).BAB IV

KESIMPULAN

1. Diagnosis pada kasus ini sudah tepat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaaan luar, inspekulo, pemeriksaaan penunjang.

2. Berdasarkan dari hasil perhitungan Zatuchni-Andros Score (4) yang setelah direevaluasi mengalami kemajuan, primigravida muda, berat janin sedang 2500 gram, kesan panggul yang luas, maka penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat yaitu persalinan pervaginam.DAFTAR PUSTAKA

1. Saifuddin A.B. Modul safe motherhood dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia. 19972. Angsar M.D Persalinan Sungsang dalam Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi pertama. Yayasan Bina Pustaka, 2000. Jakarta.3. Mortooesodo S. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Yayasan Bina Pustaka, 1999. Jakarta.

PAGE 15