LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan...

160
2014

Transcript of LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan...

Page 1: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

2014

Page 2: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Daftar Isi

Table of Contents Pertanggungjawaban Laporan Tahunan 2014 02 Responsibility for 2014 Annual Report

Data Perseroan 03 Corporate Information

Profil Perusahaan 04 Company Profile

Penghargaan dan Sertifikasi 07 Awards and Certification

Struktur Organisasi 08 Organization Structure

Laporan Dewan Komisaris 09 Board of Commissioners’ Report

Laporan Dewan Direksi 11 Board of Directors’ Report

Ikhtisar Keuangan 14 Financial Highlights

Analisa dan Pembahasan Manajemen 16 Management Discussion and Analysis

Informasi Saham & Dividen 23 Share Information & Dividend

Profil Dewan Komisaris dan Direksi 28 Boards of Commissioners’ & Directors’ Profile

Tata Kelola Perusahaan 34 Corporate Governance

Kode Etik 46 Code of Conduct

Lembaga Profesi Penunjang 48 Capital Market Supporting Professional

Pasar Modal Institutions

Laporan Keuangan 49 Financial Report

01

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 3: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 4: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Data Perseroan

Corporate Information

Dewan Komisaris & Direksi Boards of Commissioners & Directors

Presiden Komisaris Fredy Mantelagheng Liando President Commissioner

Komisaris Ir. Pieter Tika, Msc Commissioner

Komisaris Independen Gunawan Independent Commissioner

Presiden Direktur John Tika President Director

Direktur Ir. Bernardus Budiman, Msc Director

Direktur Samuel Sofyan Tika, SE Director

Direktur Tidak Terafiliasi Muljono Sunaryo Non Affiliated Director

Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary

Sherley Liando

Bidang Usaha Industry Classification

Kemasan Halus Fine Packaging

Kantor Pusat dan Pabrik Head Office and Factory

Jalan K.H. Agus Salim No. 9

Batu Ceper

Tangerang 15119

Telp : (021) 5526268 / 55792980 / 55768353 / 5526642

Fax : (021) 55791115

Email : [email protected]

Website : www.tunasalfin.com

Kantor Penghubung Liaison Office

Menara Imperium Lantai 28

Metropolitan Kuningan Superblok

Jalan H.R. Rasuna Said Kavling 1

Jakarta 12980

Telp : (021) 8317322

Fax : (021) 8317683

Akuntan Publik Public Accountants

Tjahjadi & Tamara (2012, 2013 & 2014)

Osman Bing Satrio & Rekan (2011)

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

03

Page 5: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Profil Perusahaan

Company Profile

PT Tunas Alfin Tbk didirikan pada tahun

1977 dan menjadi perusahaan publik

pada tahun 2001. Pabrik perseroan

dibangun pada lahan seluas 43,130

meter persegi berlokasi di Batu Ceper,

Tangerang. Perusahaan kami telah

berkembang secara sehat dan

merupakan perusahaan yang pertama

dalam bidang industri pengemasan

halus, dengan kegiatan – kegiatannya

dibidang :

* Wet, Dry, Wax & Extrusion

Lamination

* Vacuum Metallizing

* Gummed Tape / Coating

* Rotogravure Printing

* Cutting / Slitting

Produksi kami didasarkan atas pesanan

dari langganan sesuai dengan spesifikasi

masing-masing.

Akte pendirian dari PT Tunas Alfin Tbk

telah beberapa kali mengalami

perubahan. Perubahan yang berarti

adalah : pada Juli 2000, antara lain

mengenai perubahan status menjadi

perusahaan publik, perubahan nilai

nominal saham, penambahan modal

dasar, dan penambahan modal yang

ditempatkan dan disetor penuh; pada

Desember 2000, antara lain mengenai

perubahan pemegang saham,

penambahan modal yang ditempatkan

dan disetor penuh dengan cara

membagikan dividen dalam bentuk

saham, dan penambahan kembali

modal dasar perseroan; pada May 2008,

PT Tunas Alfin Tbk, which was

established in 1977, was publicly listed in

2001. Its factory was constructed in a

piece of land with an area of 43,130

square meters at Batu Ceper,

Tangerang. The Company has grown at

a healthy pace as a leading manufacturer

in fine packaging industry, with

operations in :

* Wet, Dry, Wax & Extrusion

Lamination

* Vacuum Metallizing

* Gummed Tape / Coating

* Rotogravure Printing

* Cutting / Slitting

The manufacturing of the Company’s

products is based on order system in

conformity with customers’ specifications.

The Articles of Association of PT Tunas

Alfin Tbk has been amended several

times. The significant amendments were:

in July 2000, concerning, among others,

the change in the Company’s status from

a closely – held company to a public

company, the change in the par value of

its shares of stock, the increase in its

authorized capital stock, and the increase

in its issued and fully paid capital stock;

in December 2000, concerning, among

others, the change in the Company’s

shareholders, the increase in its issued

and fully paid capital stock by stock

dividend, and a further increase in its

authorized capital stock; in May 2008,

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

04

Page 6: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

mengenai perubahan anggaran dasar

Perusahaan untuk menyesuaikan

dengan Undang – Undang No. 40/2007

Republik Indonesia tentang Perseroan

Terbatas; dan pada May 2013, mengenai

perubahan seri saham Perusahaan dari

saham Seri A dan saham Seri B menjadi

satu jenis saham.

Tujuan utama Perusahaan adalah untuk

menyumbang terhadap kesejahteraan

para pelanggan dengan cara membantu

dan bekerjasama dengan mereka untuk

mencapai tujuan perusahaan mereka.

Dengan demikian juga memberi kepada

Perusahaan kami jaminan

kesinambungan untuk terus berkembang

dan sejahtera.

Visi Perusahaan kami adalah : menjadi

mitra bisnis yang terbaik untuk produk

cetak dan kemasan.

Misi Perusahaan kami adalah : menjadi

yang terbaik dalam persaingan bisnis

jasa cetak dan kemasan yang semakin

ketat, managemen dan seluruh karyawan

untuk mengutamakan pelanggan melalui

Lima Prestasi yang Unggul, yaitu :

1. Mutu Produk.

2. Harga yang Wajar dan Bersaing.

3. Pengiriman Tepat Waktu.

4. Perbaikan yang Berkesinambungan.

5. Pelayanan Pelanggan.

Pokok-pokok budaya Perusahaan adalah

sebagai berikut:

Mutu

Mutu adalah yang pertama dan utama

dalam semua kegiatan. Sejak awal,

kendalikan kegiatan dan cegah terjadinya

ketidaksesuaian.

concerning the change of the Company’s

articles of association to conform with

Law No. 40/2007 of the Republic of

Indonesia regarding Limited Liabilitiy

Companies; and in May 2013,

concerning the change of the Company’s

series of shares from Series A shares

and Series B shares to one type of share.

The Company’s primary objectives are to

contribute to the prosperity of its

customers by helping them and working

in partnership with them to achieve their

corporate goals. This in turn gives the

Company an assurance of continued

growth and prosperity.

The Company’s vision is : to be a

business partner in printing and

packaging product.

The Company’s mission is : to achieve

excellence in highly competitive printing

and packaging business, management

and all staff are customer focused

through Five Performance Objectives :

1. Product Quality.

2. Fair and Competitive Pricing.

3. On Time Delivery.

4. Continuous Improvement.

5. Customer Service.

The principles of Company’s culture are

the following:

Quality

Quality is first and foremost in all

activities. From the start, control the

activity and prevent the occurence of

nonconformity.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

05

Page 7: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Tanggung Jawab

Jalankanlah pekerjaan dengan sepenuh

hati dan konsekuen.

Kejujuran

Jangan pernah memikirkan apalagi

melakukan kecurangan dalam

melaksanakan pekerjaan, tugas,

tanggung jawab dan wewenang.

Kreativitas

Pasti ada cara lain. Pikirkan, temukan

dan wujudkan alternatif yang

mengandung nilai lebih.

Kerjasama

Bersatulah dalam menghadapi dan

mengatasi semua permasalahan.

Responsibility Perform work wholeheartedly and consistently. Honesty Do not ever think to commit fraud while performing task, duty, responsibility and authority.

Creativity There must be another way. Think, find and realize alternative valuable solution. Cooperation Unite to confront and overcome problems.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

06

Page 8: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Penghargaan dan Sertifikasi

Awards and Certification

Sertifikat Pendaftaran ISO 22000 : 2005 (Registration Certificate)

Sertifikat Anggota (Member Certificate)

07

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 9: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

SStr

uktu

r O

rgan

isas

iO

rgan

izat

ion

Stru

ctur

e

LAP

OR

AN

TA

HU

NA

N 2

014

AN

NU

AL

RE

PO

RT

0

8

Gen

eral

Affa

irsFa

ctor

y A

cc'ta

nt /

Adm

inis

trat

ion

Inte

rnal

Aud

itor

Gum

med

Tap

e

Aud

itC

omm

ittee

Prod

uctio

n

Fini

shed

Goo

ds

Prod

'n P

lann

ing

& In

vty

Con

trol

Raw

Mat

eria

ls &

Wor

k in

Pro

cess

Slitt

ing

/La

min

atin

g

Prin

ting

Plan

ning

Met

alliz

ing

Prod

uct U

nit /

Info

rmat

ion

Cas

hier

Tax

Chi

ef

Acc

ount

ant

Fina

nce

/ Gen

eral

A

dmin

istr

atio

n

Chi

ef

Fina

ncia

l Offi

cer

Hum

an R

esou

rces

Purc

hasi

ngM

arke

ting

Fact

ory

Chi

ef

Ope

ratin

g O

ffice

r

Expo

rt &

Impo

rtA

dmin

istr

atio

n

Boa

rd o

fD

irect

ors

Boa

rd o

fC

omm

issi

oner

s

Ope

ratio

ns

Tech

nolo

gy&

Log

istic

Prod

uct

Uni

t

Res

earc

h&

Dev

elop

men

t

Ink

Mai

nten

ance

Spar

e Pa

rts

Tech

nica

lA

dvis

or

Qua

lity

Con

trol

Qua

lity

Con

trol

Page 10: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Laporan

Dewan Komisaris

Board of Commissioners’ Report

Kepada para pemegang saham, dewan direksi, mitra usaha, dan segenap karyawan yang

terhormat,

To shareholders, board of directors, business friends, and employees, Atas nama Dewan Komisaris, saya

mengucapkan selamat kepada

managemen dan segenap karyawan PT

Tunas Alfin Tbk atas keberhasilan

terulang pada tahun lalu. Kerja keras dan

dedikasi serta tanggung jawab telah

membawa keberhasilan yang sangat

baik.

Penjualan neto meningkat dibandingkan

dengan tahun sebelumnya sebesar

31,8% disebabkan oleh penambahan

penjualan ke pelanggan rokok kami yang

terbesar dan afiliasinya sebesar 126,7%

serta kenaikan harga jual. Laba neto

meningkat sebesar Rp 19,3 milyar atau

50,2% disebabkan oleh kenaikan

penjualan serta kenaikan beban-beban

dan biaya-biaya. Imbal hasil aset dan

ekuitas dan laba neto terhadap penjualan

neto untuk tahun berjalan adalah sebesar

13,4%, 17,7% dan 10,3% secara

berurutan.

Dalam tahun berjalan, kami selalu

meninjau dan mengawasi perkembangan

Perusahaan melalui laporan – laporan

dan lain sebagainya dari Dewan Direksi.

Kami menitikberatkan pada tindakan –

tindakan yang memerlukan persetujuan

kami sesuai Anggaran Dasar

Perusahaan.

Kami berencana untuk memperluas

operasi di pasaran regional. Untuk

mencapai hal tersebut sumber daya

manusia menjadi prioritas utama. Untuk

itu kami akan terus meningkatkan

On behalf of the Board of

Commissioners, I would like to

congratulate the management and

employees of PT Tunas Alfin Tbk on

another outstanding year. The hard work

rendered, and the dedication and

commitment shown have enabled us in

achieving excellent results.

Net sales increased from the preceding

year by 31.8% mainly due to the increase

in volume of sales to our biggest

cigarette company customer and its

affiliate by 126.7% as well as an increase

in selling prices. The net income

increased by Rp 19.3 billion or 50.2%

due to the increase in sales coupled with

an increase in costs and expenses. The

return on assets and equity and the net

profit ratio for the year is 13.4%, 17.7%

and 10.3%, respectively.

During the year, we continuously

reviewed and supervised the growth of

the Company through reports and other

means from the Board of Directors. We

gave special attention to those actions

which required our approval in

accordance with the Company’s Articles

of Association.

We are aiming to expand our operations

into the regional market. To meet the

demands and attain our objectives, the

development of human resources is

given top priority. We therefore continue

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

09

Page 11: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 12: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Laporan Dewan Direksi

Board of Directors’ Report

Kepada para pemegang saham dan rekan-rekan yang terhormat,

Dear shareholders and friends, Atas nama Dewan Direksi, saya dengan

senang hati melaporkan kegiatan dan

hasil usaha PT Tunas Alfin Tbk untuk

tahun kalender 2014.

Penjualan neto dalam tahun ini

meningkat sebesar 31,8% menjadi Rp

558,1 milyar terutama disebabkan oleh

penambahan penjualan ke pelanggan

rokok kami yang terbesar dan afiliasinya

sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7%

dan kenaikan harga jual. Laba neto

meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp

57,7 milyar akibat dari kenaikan

penjualan serta kenaikan beban pokok

penjualan dan beban usaha sebesar

29,9%. Imbal hasil aset dan ekuitas dan

laba neto terhadap penjualan neto

berturut-turut sebesar 13,4%, 17,7%

dan 10,3%, merupakan hasil keuangan

yang sangat baik di dalam kesulitan

ekonomi.

Laba bruto tidak memenuhi target

sebesar Rp 8,3 milyar atau 7,3%

dikarenakan penurunan penjualan neto

sebesar Rp 5,5 milyar atau 1,0% dan

kenaikan beban pokok penjualan

sebesar Rp 2,8 milyar atau 0,6%

terutama disebabkan oleh kenaikan

pemakaian bahan baku. Beban usaha

sedikit lebih tinggi dari target sebesar

Rp 1,1 milyar atau 3,8%. Pendapatan

keuangan setelah dikurangi biaya

keuangan lebih tinggi dari pada target

sebesar Rp 1,1 milyar atau 40,0%.

On behalf of the Board of Directors, I am

delighted to report the activities and the

results of operations of PT Tunas Alfin

Tbk for the calendar year 2014.

Net sales for the year increased by

31.8% to Rp 558.1 billion substantially

due to the increase in volume of sales to

our biggest cigarette company customer

and its affiliate by Rp 125.3 billion or

126.7% and an increase in selling

prices. The net income increased by

50.2% to Rp 57.7 billion mainly due to

the increase in sales coupled with an

increase in cost of goods sold and

operating expenses of 29.9%. The

return on assets and equity and net

profit ratio of 13.4%, 17.7% and 10.3%,

respectively, are excellent financial

performance during period of economic

difficulties.

The actual gross profit is unfavorable to

budget by Rp 8.3 billion or 7.3% due to

unfavorable net sales of Rp 5.5 billion or

1.0% and higher than expected cost of

goods sold of Rp 2.8 billion or 0.6%

mainly due to unfavorable raw materials

used. The operating expenses is slightly

unfavorable to plan by Rp 1.1 billion or

3.8%. Finance income net of finance

cost is higher than budget by Rp 1.1

billion or 40.0%. The tax expense is

lower than expected by Rp 2.9 billion or

13.0%. To sum up the above results, the

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

11

Page 13: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Beban pajak lebih rendah dari pada

target sebesar Rp 2,9 milyar atau

13,0%. Kesimpulan, laba neto untuk

tahun berjalan tidak memenuhi target

kami sebesar Rp 5,4 milyar atau 8,5%.

Untuk meningkatkan daya saing dan

pelayanan terhadap perubahan

kebutuhan pelanggan, maka telah kami

tingkatkan fasilitas produksi kami

dengan pemasangan mesin – mesin

baru yang berteknologi tinggi. Investasi

dibutuhkan untuk meningkatkan

penjualan kami di Indonesia dan

menunjang rencana perusahaan untuk

pengembangan pasar regional.

Dengan dasar keuangan yang kuat,

teknologi yang tinggi dan managemen

profesional,Perusahaan mempersiapkan

diri untuk dapat menghadapi perubahan

tuntutan-tuntutan langganan dan

mengambil keuntungan dari

kesempatan-kesempatan yang ada di

Indonesia maupun diluar negeri. Kami

akan meningkatkan pangsa pasar

melalui hubungan – hubungan yang

intim dengan perusahaan – perusahaan

pelanggan, memulai pengembangan

pasar regional, menjadikan Perusahaan

kami sebagai mitra terpercaya bagi

perusahaan multinasional yang akan

mendirikan pabrik produksinya di

wilayah ini, meningkatkan kwalitas

produksi, meningkatkan ketepatan

waktu penyerahan material, harga yang

bersaing, dan meningkatkan mutu /

kwalitas pengemasan sehingga tidak

terjadi kerusakan saat pengiriman.

net income for the year is therefore

unfavorable to our business plan by Rp

5.4 billion or 8.5%.

To remain competitive and better serve

the changing needs of our customers,

we have upgraded our production

facilities by installing new and modern

high – technology machines. These

investments are necessary to increase

our business in Indonesia as well as to

support the Company’s planned regional

expansion.

With strong financial fundamentals,

sound bases in technology, and

professional management, the

Company is committed to meet

changing customer needs and to take

advantage of the great opportunities in

Indonesia and overseas. We will

increase the current market share

through closer relationships with

corporate customers, commence

expansion into the regional market,

establish the Company as a reliable

partner for multinationals to set up a

manufacturing base in the region,

improve the approved quality of

products, promptness to deliver

materials, competitive pricing, and

improve quality of packaging to avoid

damages at time of deliveries.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

12

Page 14: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 15: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

423

558

308

334

363

Ikhtisar Keuangan

Financial Highlights Perubahan Dalam Jutaan Rupiah 2014 2013 Change (%) in Million of Rupiah

Penjualan Neto 558,080 423,278 31.8 Net Sales

Laba Bruto 104,441 71,466 46.1 Gross Profit

Laba Usaha 73,204 49,964 46.5 Operating Profit

Laba Neto 57,654 38,389 50.2 Net Income

Modal Kerja Neto 220,854 201,557 9.6 Net Working Capital

Jumlah Aset 431,533 341,415 26.4 Total Assets

Jumlah Aset Lancar 302,876 252,156 20.1 Total Current Assets

Jumlah Liabilitas 104,952 69,104 51.9 Total Liabilities

Jumlah Liabilitas Jangka

Pendek 82,022 50,599 62.1 Total Current Liabilities

Jumlah Ekuitas 326,581 272,311 19.9 Total Stockholders’ Equity

RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIOS (dalam persentase) 2014 2013 (in percent) Laba per Saham (dalam Rupiah) 43.0 28.0 Earnings per Share (in Rupiah)

Imbal Hasil Aset 13.4 11.2 Return on Assets

Imbal Hasil Ekuitas 17.7 14.1 Return on Equity

Laba Neto Terhadap Penjualan Neto 10.3 9.1 Net Profit Ratio

Aset Lancar Terhadap

Liabilitas Jangka Pendek 369.3 498.3 Current Ratio

Liabilitas Terhadap Jumlah Aset 24.3 20.2 Debt Ratio

Liabilitas Terhadap Jumlah Ekuitas 32.1 25.4 Debt Equity Ratio

PENJUALAN LIMA TAHUN TERAKHIR Milyar Rupiah SALES DURING THE LAST FIVE YEARS Billion Rupiah

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

300

350

400

450

500

550

600

10 11 12 13 14

14

Page 16: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Dalam Jutaan Rupiah 2012 2011 2010 in Million of Rupiah

Penjualan Neto 362,728 333,569 307,516 Net Sales

Laba Bruto 75,901 71,441 58,367 Gross Profit

Laba Usaha 52,810 38,388 33,709 Operating Profit

Laba Neto 41,903 31,086 26,115 Net Income

Modal Kerja Neto 205,563 195,042 161,261 Net Working Capital

Jumlah Aset 326,321 303,303 265,464 Total Assets

Jumlah Aset Lancar 242,500 229,128 189,906 Total Current Assets

Jumlah Liabilitas 62,623 57,147 44,980 Total Liabilities

Jumlah Liabilitas Jangka

Pendek 36,937 34,086 28,645 Total Current Liabilities

Jumlah Ekuitas 263,698 246,156 220,484 Total Stockholders’ Equity

RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIOS (dalam persentase) 2012 2011 2010 (in percent) Laba per Saham Earnings per Share

(dalam Rupiah) 31.0 23.0 19.0 (in Rupiah)

Imbal Hasil Aset 12.8 10.2 9.8 Return on Assets

Imbal Hasil Ekuitas 15.9 12.6 11.8 Return on Equity

Laba Neto Terhadap

Penjualan Neto 11.6 9.3 8.5 Net Profit Ratio

Aset Lancar Terhadap

Liabilitas Jangka Pendek 656.5 672.2 663.0 Current Ratio

Liabilitas Terhadap

Jumlah Aset 19.2 18.8 16.9 Debt Ratio

Liabilitas Terhadap

Jumlah Ekuitas 23.7 23.2 20.4 Debt Equity Ratio

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

15

Page 17: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Analisa dan Pembahasan Management Discussion

Manajemen and Analysis

Penjualan Bersih

Rincian penjualan bersih adalah sebagai

berikut (dalam milyar Rupiah):

Net Sales

The details of net sales are presented

below (in billion of Rupiah):

Berdasarkan Proses Produksi: By Production Process:

2014 2013 2012 2011 2010

Pelapisan logam 185 99 56 50 41 Metallizing

Laminasi dan pemotongan 164 115 114 115 91 Laminating and slitting

Cetakan 158 152 144 133 129 Printing

Pelapisan lilin, silikon

dan bijih plastik 51 57 49 36 47 Gummed tape

Jumlah 558 423 363 334 308 Total

Berdasarkan Hasil Produksi: By Product:

2014 2013 2012 2011 2010

Rokok 420 281 229 214 188 Cigarette

Barang konsumsi 128 129 118 94 101 Consumer goods

Lain - lain 10 13 16 26 19 Others

Jumlah 558 423 363 334 308 Total

Penjualan neto mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya

sebesar 31,8% menjadi Rp 558,1 milyar

terutama disebabkan oleh penambahan

penjualan ke pelanggan rokok kami yang

terbesar dan afiliasinya sebesar Rp

125,3 milyar. Peningkatan ini juga

disebabkan oleh kenaikan harga jual dan

penambahan fasilitas produksi dengan

adanya instalasi beberapa mesin – mesin

yang baru dan berteknologi mutakhir.

Net sales increased from the preceding

year by 31.8% to Rp 558.1 billion

substantially due to the increase in

volume of sales to our biggest cigarette

company customer and its affiliate by Rp

125.3 billion. The increase is also

attributable to an increase in selling

prices and the upgrade of production

facilities by installing several new and

modern high – technology machines.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

16

Page 18: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Laba Bersih

Laba neto meningkat sebesar 50,2%

menjadi Rp 57,7 milyar disebabkan oleh

kenaikan penjualan sebesar 31,8% serta

kenaikan beban pokok penjualan

sebesar 28,9% dan kenaikan beban

usaha sebesar 45,3%.

Kenaikan beban pokok penjualan

disebabkan oleh kenaikan pemakaian

bahan baku sebesar 32,7%, kenaikan

upah buruh langsung sebesar 28,3%

serta kenaikan beban pabrikasi sebesar

17,5% disebabkan oleh kenaikan listrik,

air dan gas, upah buruh tidak langsung,

kemasan dan perlengkapan cetakan

serta imbalan pasca kerja. Kenaikan

beban usaha dikarenakan oleh kenaikan

beban penjualan serta beban umum dan

administrasi sebesar 9,6% disebabkan

oleh kenaikan gaji dan tunjangan serta

penurunan pendapatan operasi lain

sebesar 67,2% disebabkan oleh

penurunan laba selisih kurs, penghasilan

sewa dan pendapatan hadiah.

Modal Kerja Bersih

Modal kerja bersih Perusahaan

mengalami peningkatan sebesar Rp 19,3

milyar atau 9,6%. Hal ini disebabkan oleh

kenaikan aset lancar sebesar Rp 50,7

milyar atau 20,1% dikarenakan kenaikan

kas dan setara kas sebesar Rp 24,3

milyar atau 26,0%, piutang usaha

sebesar Rp 3,0 milyar atau 4,1%,

persediaan sebesar Rp 22,8 milyar atau

27,5% dan aset lancar lainnya – bersih

sebesar Rp 0,6 milyar atau 18,7% serta

kenaikan liabilitas jangka pendek

sebesar Rp 31,4 milyar atau 62,1%

dikarenakan oleh kenaikan hutang usaha

sebesar Rp 20,8 milyar atau 53,7%,

utang pembelian aset tetap sebesar Rp

9,9 milyar atau 100,0% dan liabilitas

jangka pendek lainnya – bersih sebesar

Rp 0,7 milyar atau 6,2%.

Net Income

The net income increased by 50.2% to

Rp 57.7 billion mainly due to the increase

in sales by 31.8% coupled with an

increase in cost of goods sold by 28.9%

and an increase in operating expenses

by 45.3%.

The increase in cost of goods sold is

attributable to the increase in raw

materials used by 32.7%, an increase in

direct labor by 28.3% and an increase in

manufacturing overhead by 17.5% which

is attributable to increases in electricity,

water and gas, indirect labor, packaging

and printing supplies and post-

employment benefits. The increase in

operating expenses is mainly due to the

increase in selling and general and

administrative expenses by 9.6% mainly

from the increase in salaries and

allowances and lower than expected

other operating income by 67.2% mainly

from unfavorable gain on foreign

exchange, rent income and gift income.

Net Working Capital

The net working capital of the Company

increased by Rp 19.3 billion or 9.6%.

This is due to an increase in current

assets by Rp 50.7 billion or 20.1% mainly

due to the increase in cash and cash

equivalents by Rp 24.3 billion or 26.0%,

trade receivables by Rp 3.0 billion or

4.1%, inventories by Rp 22.8 billion or

27.5% and other current assets – net by

Rp 0.6 billion or 18.7% coupled with an

increase in current liabilities by Rp

31.4 billion or 62.1% due to the increase

in trade payables by Rp 20.8 billion or

53.7%, payable for purchase of fixed

assets by Rp 9.9 billion or 100.0% and

other current liabilities – net by Rp 0.7

billion or 6.2%.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

17

Page 19: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Kas dan setara kas bertambah

dikarenakan oleh peningkatan kas neto

diperoleh dari aktivitas operasi sebesar

34,9%. Persediaan bertambah guna

meningkatkan penjualan sebesar 31,8%.

Utang usaha bertambah juga disebabkan

oleh peningkatan pembelian bahan baku

dan penunjang sebesar 40,3% dalam

rangka meningkatkan penjualan. Utang

pembelian aset tetap merupakan bagian

yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun utang di Switzerland sehubungan

dengan pembaharuan dua unit mesin

printing Lemanic yang akan dibayar

secara angsuran setengah tahunan

dimulai sejak bulan Juli 2014 sampai

dengan Juli 2016.

Perusahaan tidak mengalami kesulitan

membayar hutangnya. Perusahaan

memelihara kecukupan dana untuk

membiayai kebutuhan modal kerja yang

berkelangsungan. Perusahaan juga

mengelola risiko likuiditas dengan

menjaga kecukupan simpanan dengan

terus menerus memonitor perkiraan dan

arus kas aktual dan mencocokkan profil

jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.

Tingkat kolektibilitas piutang Perusahaan

sangat tinggi. Manajemen tidak

membentuk penyisihan piutang ragu-

ragu atas piutang usaha dan piutang lain-

lain karena manajemen berpendapat

bahwa seluruh piutang tersebut dapat

ditagih. Manajemen juga berpendapat

bahwa tidak terdapat risiko kredit yang

terkonsentrasi secara signifikan atas

piutang kepada pihak ketiga. Piutang

usaha dan piutang lainnya dilakukan

dengan pihak ketiga terpercaya dan

Cash and cash equivalents increased

resulting from an increase in the net cash

provided by operating activities by

34.9%. Inventories increased in order to

sustain the growth in revenues by 31.8%.

Trade payables also increased due to the

increase in purchases of raw materials

and supplies by 40.3% in order to

support the growth in revenues. Payable

for purchase of fixed assets represents

the current maturities of liability in

Switzerland in connection with the

upgrade of two units of Lemanic printing

machines which will be paid on semi –

annual installments starting from July

2014 to July 2016.

The Company does not experience any

difficulty in paying its liabilities. The

Company maintains sufficient funds to

finance its ongoing working capital

requirements. The Company also

manages liquidity risk by maintaining

adequate reserves by continuously

monitoring forecast and actual cash flows

and matching the maturity profiles of

financial assets and liabilities.

The collectibility of the Company’s

receivables is excellent. No allowance for

doubtful accounts was provided for on

trade and other accounts receivable as

management believes that all such

receivables are collectible. Management

also believes that there are no significant

concentrations of credit risk in

receivables from third parties. Trade and

other accounts receivable are entered

into with respected and credit worthy

third party and related party companies.

18

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 20: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

pihak berelasi. Eksposur Perusahaan

dan counterparties dimonitor secara

terus menerus dan nilai agregat transaksi

terkait tersebar di antara counterparties

yang telah disetujui. Eksposur kredit

dikendalikan oleh batasan (limit)

counterparty yang direview dan disetujui

oleh komite manajemen risiko secara

tahunan.

Sumber Daya Manusia

Perusahaan menyadari sepenuhnya

bahwa peningkatan kepuasan pelanggan

merupakan kunci keberhasilan. Untuk

mencapai tujuan ini, kami telah banyak

meningkatkan mutu sumber daya

manusia. Selama setahun, Perusahaan

telah mengadakan berkali – kali seminar

pelatihan sesuai dengan kebutuhan

masing – masing bagian misalnya

kedisiplinan, praktek ketrampilan teknik

dan program pelatihan manajemen.

Pelatihan-pelatihan di luar Perusahaan

yang diikuti oleh karyawan tertentu

selama setahun adalah sebagai berikut:

The Company’s exposure and its

counterparties are continuously being

monitored and the aggregate value of

transactions concluded is spread among

approved counterparties. Credit exposure

is controlled by counterparty limits that

are reviewed and approved by the risk

management committee annually.

Human Resources

The Company is fully aware that

increasing customer satisfaction is the

key ingredient to success. To achieve

this objective, we have considerably

improved the quality of our human

resources. During the year, the Company

has conducted numerous training

seminars in accordance with the needs of

each department such as disciplinary,

on – the – job technical skills and

management training programs.

The following external seminars were

attended to by certain staff during the

year:

Nama Bagian Seminar / Pelatihan Tempat Tanggal Penyelenggara

(Name) (Department) (Seminar / Training) (Place) (Date) (Organizer)

Nani Karyani Personalia Menyongsong Pelaksanaan RS Mayapada, 12 Maret 2014 APINDO Banten

[Human Resources BPJS bagi Perusahaan Tangerang (Indonesian Business Association, Banten)

(HR)] [Carrying Out the Implementation

of the Company's Social Insurance

Implementing Body (BPJS)]

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

19

Page 21: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Nama Bagian Seminar / Pelatihan Tempat Tanggal Penyelenggara

(Name) (Department) (Seminar / Training) (Place) (Date) (Organizer)

Nani Karyani Personalia Rekonsiliasi Data BPJS Hotel Narita, 25 Agustus 2014 BPJS Kesehatan

(HR) (Data Reconciliation of Tangerang (Health Social Insurance

BPJS) Implementing Body)

Iding Ajat S. Pelapisan Logam Mesin-Mesin Pelapisan Logam Hotel Santika, 1 Oktober 2014 APP Systems Services Pte Ltd,

(Metallizing) & Pemotongan Jakarta Singapore

(Metallizing & Slitting Machines)

Asep Sa'dan S. Pemeliharaan Mesin-Mesin Pelapisan Logam Hotel Santika, 1 Oktober 2014 APP Systems Services Pte Ltd,

(Maintenance) & Pemotongan Jakarta Singapore

(Metallizing & Slitting Machines)

Nani Karyani Personalia Sosialisasi Pengawasan Hotel Istana Nelayan, 6 Nopember 2014 Dinas Ketenagakerjaan

(HR) Tenaga Kerja Asing Tangerang (Manpower Department)

(Socialization on Supervision

of Foreign Laborers)

Nani Karyani Personalia Industri Kecil Menengah RM Remaja Kuring, 12 Nopember 2014 Dinas Perindustrian &

(HR) Menghadapi Masyarakat Tangerang Perdagangan

Ekonomi ASEAN 2015 (Trade & Industry Department)

(Small & Medium - Size Industries

Confronting the ASEAN Economic

Community in 2015)

Pemasaran

Di kemudian hari kami akan

mengembangkan pangsa pasar di luar

industri rokok yang masih mendominasi

usaha Perusahaan agar Perusahaan

tidak banyak tergantung dari industri

rokok ini yang pada saat ini sedang

dikecam oleh organisasi – organisasi

dunia.

Prospek Usaha

Untuk mencapai tujuan usaha Perseroan, kami telah mengidentifikasi faktor-faktor penting yang strategis dan kritis sebagai berikut:

Perluasan Wilayah dan Pangsa Pasar: Perseroan menentukan mencari kesempatan-kesempatan untuk perluasan produksi bagi pangsa pasar baru. Produk-produk

Marketing

We will improve our market share in

products other than the cigarette industry

as our core business today so that we

will not depend on the cigarette industry

since the world are putting more and

more pressure towards smoking.

Business Prospect

To achieve the Company’s business objectives, the areas of strategic and critical importance have been identified as follows:

Geographical and Market

Expansion: The Company is determined to look for viable opportunities to expand production into new markets to better service

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

20

Page 22: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

yang teridentifikasi adalah direct metallizing board dimana biaya produksi lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan dengan metallized polyester film dilaminasi dengan karton, dan anti fungus coating (lapisan anti jamur) untuk kemasan karton bagi produk-produk higienis. Perseroan harus meningkatkan pangsa pasar produk-produk diluar industri rokok yang masih mendominasi usaha Perseroan agar Perseroan tidak banyak tergantung dari industri rokok ini yang pada saat ini sedang dikecam oleh organisasi-organisasi dunia.

Diversifikasi Produk: Perseroan mengambil kesempatan untuk menambah jenis produk terhadap industri pabrikasi, misalnya produk higienis, elektronik dan makanan. Perseroan berinvestasi, jika diperlukan, untuk menghasilkan produk-produk baru yang akan memenuhi persyaratan tertentu dari calon pelanggan.

Meningkatkan secara Maksimal Produktivitas dan Efisiensi: Perseroan berambisi untuk menjadi pemasok pasar utama dan salah satu perusahaan yang terbaik dalam bidang kemasan di wilayahnya. Perseroan juga menanam modal dalam bidang mesin dan teknologi terbaru serta mempekerjakan dan melatih profesional dan teknisi yang canggih dalam bidang usahanya. Perseroan secara terus menerus meningkatkan efisiensi di segala bidang dalam organisasinya.

Perluasan Pabrik: Untuk meningkatkan persaingan dan pelayanan terhadap permintaan para pelanggan, kami secara terus-menerus memperbaiki fasilitas produksi dengan cara mengadakan mesin-mesin berteknologi tinggi yang mutakhir. Fasilitas gedung akan dibangun untuk memenuhi beroperasinya mesin-mesin dan peralatan baru tersebut.

existing customers locally and in the Region. The products recently identified are direct metallizing which is cheaper to produce and environment friendly compared to metallized polyester film laminated with board, and anti fungus coating for hard pack of hygiene products. The Company has to improve its market share in products other than the cigarette industry as its core business to-date so that it will not depend on the cigarette industry since the world are putting more and more pressure towards smoking.

Product Diversification: The Company is taking opportunities to increase in extent and scope its product range into manufacturing industries such as hygiene, electronics and food. The Company is investing, where feasible, into new products that would better meet the specific requirements of its prospective clientele.

Maximize Productivity and Increase Efficiency: The Company is determined to become a market leader and one of the most efficient packaging companies in the Region. It incurs capital investment in new technology and machinery. It also invests in the hiring and training of the best professionals and technicians in the fine packaging industry. It constantly seeks every means to improve efficiency in all levels of its organization.

Plant Expansion: To remain competitive and better serve the changing needs of our customers, we continuously upgrade our production facilities by installing new and modern high-technology machinery and equipment. Additional building facilities will be constructed to accommodate the operations of the new machinery and equipment.

21

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 23: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Penelitian dan Pengembangan: Untuk memastikan pertumbuhan, Perseroan akan terus menerus mencadangkan keuangan yang cukup untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang penelitian dan pengembangan. Investasi secara terus menerus dalam bidang ini akan menghasilkan pertumbuhan Perseroan dalam persaingan tinggi dan dinamika industri.

Pengendalian Kwalitas: Perseroan memastikan pengadaan kwalitas terbaik sesuai kebutuhan para pelanggannya. Perseroan menginvestasi peralatan terbaru dan mengawasinya untuk memastikan bahwa Perseroan mempertahankan produk kwalitas yang terbaik.

Kebutuhan produk packaging akan terus meningkat pangsa pasarnya dengan kompleksitas yang terus berkembang. Hal itu akan sangat menguntungkan Perusahaan karena telah kami tingkatkan fasilitas produksi kami dengan pemasangan mesin-mesin baru yang berteknologi tinggi.

Research and Development: To ensure growth, the Company will continuously commit substantial resources to its R&D capabilities. Continuous investment in R&D will secure the Company’s growth in this highly competitive and dynamic industry.

Quality Control: The Company is committed to supply the best possible quality product its customers demand. It invests in new testing and monitoring control equipment and personnel to ensure its reputation for maintaining superior quality products.

Demands for packaging materials are growing with more complex structures. This will benefit the Company since it has upgraded its production facilities by installing new and modern high – technology machines.

22

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 24: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Informasi Saham Share Information

& Dividen & Dividend

Informasi Saham

Pernyataan Pendaftaran Perusahaan

sebagai Perusahaan Publik tanpa

penawaran umum di Bursa Efek

Surabaya (BES) dinyatakan efektif oleh

Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam) dengan suratnya No. S-

151/PM/2001 tanggal 30 Januari 2001.

Pada tanggal 12 Februari 2001, BES

menyetujui pencatatan 90.229.000

saham Perusahaan berdasarkan Surat

BES No. JKT-003/MKT/LIST/BES/II/2001

tanggal 6 Februari 2001. Pada tanggal

15 Juni 2001, BES menyetujui tambahan

pencatatan 1.263.206.000 saham

Perusahaan sehubungan dengan

pembagian dividen saham berdasarkan

Surat BES No. JKT-

009/MKT/LIST/BES/VI/2001 tanggal 31

Mei 2001.

Pada tanggal 30 November 2007, BES

bergabung ke dalam Bursa Efek Jakarta

(BEJ). Selanjutnya BEJ berubah nama

menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

mulai menjalankan fungsi bursa efek

pada tanggal 1 Desember 2007.

Berdasarkan Surat Pengumuman BEJ

No. Peng-167/BEJ-CAT/P/11-2007

tanggal 30 Nopember 2007, aktivitas

saham Perusahaan ditangguhkan karena

Perusahaan belum dapat memenuhi

ketentuan bursa, khususnya yang terkait

dengan jumlah saham yang dimiliki oleh

Share Information

The Company’s Registration Statement

as a Public Company without public

offering on the Surabaya Stock

Exchange (SSE) has been approved by

the Capital Market Supervisory Agency

(Bapepam) through its Letter No. S-

151/PM/2001 dated January 30, 2001.

On February 12, 2001, the SSE

approved the listing of the Company’s

90,229,000 shares based on its Letter

No. JKT-003/MKT/LIST/BES/II/2001

dated February 6, 2001. On June 15,

2001, the SSE approved the listing of

additional 1,263,206,000 shares of the

Company in connection with the

declaration of stock dividend based on

SSE’s Letter No. JKT-

009/MKT/LIST/BES/VI/2001 dated May

31, 2001.

On November 30, 2007, the SSE is

effectively merged with Jakarta Stock

Exchange (JSE). Subsequently, JSE

changed its name to Indonesia Stock

Exchange (IDX) and started to conduct

stock exchange functions on December

1, 2007.

Based on the Announcement Letter of

JSE No. Peng-167/BEJ-CAT/P/11-2007

dated November 30, 2007, the activity of

Company’s shares was suspended

because the Company has not complied

yet with the JSE’s requirement,

particularly the number of shares

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

23

Page 25: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

pemegang saham yang bukan

merupakan pemegang saham

pengendali. Selanjutnya berdasarkan

Surat Pemberitahuan BES No. 440/LIST-

PENG/BES/IX/2007 tanggal 30

Nopember 2007, Perusahaan diberikan

batas waktu 2 (dua) tahun untuk

memenuhi peraturan bursa tersebut.

Untuk meningkatkan jumlah kepemilikan

saham oleh pemegang saham yang

bukan merupakan pemegang saham

pengendali, PT Proinvestindo sebagai

pemegang saham mayoritas Perusahaan

mengajukan Pernyataan Pendaftaran

dalam rangka Penawaran Umum oleh

Pemegang Saham Perusahaan kepada

Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) dalam

Surat No. 001/PRO/XI/2013 tanggal 11

Nopember 2013 dan No.

001/PRO/XII/2013 tanggal 9 Desember

2013. Selanjutnya Pernyataan

Pendaftaran tersebut telah memperoleh

Pernyataan Efektif dari OJK dalam Surat

OJK No. S-485/D.04/2013 tanggal 31

Desember 2013 dan pelaksanaan

Penawaran Umum oleh Pemegang

Saham Perusahaan telah dilakukan dari

tanggal 3 Januari 2014 sampai dengan

tanggal 9 Januari 2014.

Sehubungan dengan telah dipenuhinya

ketentuan bursa khususnya terkait

persyaratan jumlah saham yang dimiliki

oleh pemegang saham yang bukan

merupakan pemegang saham

pengendali, selanjutnya berdasarkan

Surat dari BEI No. S-00138/BEI.PPR/01-

2014 tanggal 13 Januari 2014,

Perusahaan memperoleh persetujuan

pencatatan kembali (relisting) efek

Perusahaan dari BEI, efektif sejak

tanggal 17 Januari 2014.

owned by noncontrolling stockholders.

Subsequently, based on the Notification

Letter of SSE No. 440/LIST-

PENG/BES/IX/2007 dated November 30,

2007, the Company was given a time

limit of 2 (two) years to comply with IDX

regulation.

To increase the number of shares owned by noncontrolling stockholders, PT Proinvestindo as the Company’s majority stockholder submitted a Registration Statement in the framework of Public Offering by the Company’s Stockholder to the Financial Services Authority (“OJK”) through its Letter No. 001/PRO/XI/2013 dated November 11, 2013 and No. 001/PRO/XII/2013 dated December 9, 2013. Subsequently, the Registration Statement obtained the Effective Declaration from OJK based on its Letter No. S-485/D.04/2013 dated December 31, 2013 and the implementation of Public Offering by the Company’s Stockholder was carried out from January 3, 2014 through January 9, 2014.

Upon fulfillment of the IDX’s requirements particularly regarding the number of shares owned by noncontrolling stockholders, based on IDX’s Letter No. S-00138/BEI.PPR/01-2014 dated January 13, 2014, the Company obtained an approval to relist its shares of stocks with IDX effective from January 17, 2014.

24

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 26: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Berikut ini disajikan tabel yang

menunjukkan harga saham Perusahaan

tertinggi dan terendah dalam Rupiah:

The following table highlights the highest

and the lowest price of the Company’s

share in Rupiah:

Tanggal Harga Lembar Saham Harga Harga

Bulan Penutupan Penutupan Rp Perdagangan Tertinggi Rp Terendah Rp

(Month) (Closing Date) (Closing Price) (Shares Traded) (Highest Price) (Lowest Price)

Januari 17 Januari 2014 411 16.451.600 473 400

Januari 30 Januari 2014 405 400.500 407 405

Februari 28 Februari 2014 400 100.000 400 400

Maret 28 Maret 2014 405 21.500 405 405

April 30 April 2014 440 145.800 440 420

Mei 30 Mei 2014 495 55.000 500 495

Juni 30 Juni 2014 495 35.000 500 495

Juli 25 Juli 2014 530 - 530 530

Agustus 29 Agustus 2014 560 47.000 560 560

September 30 September 2014 540 38.500 540 540

Oktober 31 Oktober 2014 540 178.300 550 540

Nopember 28 Nopember 2014 500 438.600 500 490

Desember 30 Desember 2014 520 - 520 520

Januari 30 Januari 2015 515 - 515 515

Februari 29 Februari 2015 440 900 440 440

Maret 31 Maret 2015 500 - 500 500

Sesuai dengan daftar pemegang saham

yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi

Efek Perusahaan (PT Edi Indonesia),

susunan pemegang saham dan

komposisi kepemilikan saham pada

tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

adalah sebagai berikut:

In accordance with the list of

stockholders issued by the Share

Administrator Bureau of the Company

(PT Edi Indonesia), the Company’s

stockholders and ownership composition

as of December 31, 2014 and 2013 are

as follows:

Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Pemilikan Jumlah Rupiah

(Stockholders) (Number of Shares) (Percentage of Ownership) (Total Paid-up Capital)

PT Proinvestindo 1.193.000.000 88,15 119.300.000.000

UOB Kay Hian Pte Ltd 149.560.200 11,05 14.956.020.000

Masyarakat (Public) 10.874.800 0,80 1.087.480.000

Jumlah (Total) 1.353.435.000 100,00 135.343.500.000

2014

Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Pemilikan Jumlah Rupiah

(Stockholders) (Number of Shares) (Percentage of Ownership) (Total Paid-up Capital)

PT Proinvestindo 1.350.000.000 99,75 135.000.000.000

Karyawan (Employees) 3.435.000 0,25 343.500.000

Jumlah (Total) 1.353.435.000 100,00 135.343.500.000

2013

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

25

Page 27: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Sesuai dengan daftar pemegang

saham yang dikeluarkan oleh Biro

Administrasi Efek Perusahaan (PT Edi

Indonesia), susunan pemegang saham

dan komposisi kepemilikan saham

setelah pelaksanaan penawaran umum

pemegang saham dari tanggal 3

Januari 2014 sampai dengan tanggal 9

Januari 2014 adalah sebagai berikut:

In accordance with the list of

stockholders issued by the Share

Administrator Bureau of the Company

(PT Edi Indonesia), the Company’s

stockholders and ownership

composition after the implementation of

the stockholder’s public offering from

January 3, 2014 through January 9,

2014 are as follows:

Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Pemilikan Jumlah Rupiah

(Stockholders) (Number of Shares) (Percentage of Ownership) (Total Paid-up Capital)

PT Proinvestindo 1.080.000.000 79,80 108.000.000.000

UOB Kay Hian Pte Ltd 137.000.000 10,12 13.700.000.000

Karyawan (Employees ) 3.435.000 0,25 343.500.000

Masyarakat (masing-

masing di bawah 5%)

[Public (below 5% each)] 133.000.000 9,83 13.300.000.000

Jumlah (Total) 1.353.435.000 100,00 135.343.500.000

Dividen Kas

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan tanggal 6

Mei 2014 yang dinyatakan dalam Akta

Notaris Sakti Lo, S.H. No. 15 pada

tanggal yang sama, pemegang saham

Perusahaan telah menyetujui

pembagian dividen kas untuk tahun

buku 2013 sebesar Rp 3.383.587.500

atau Rp 2,50 per saham. Dividen ini

telah dibayarkan secara penuh pada

tanggal 18 Juni 2014.

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan tanggal 3

Mei 2013 yang dinyatakan dalam Akta

Notaris Widya Agustyna, S.H. No. 310

pada tanggal yang sama, pemegang

saham Perusahaan telah menyetujui

pembagian dividen kas untuk tahun

buku 2012 sebesar Rp 29.775.570.000

atau Rp 22 per saham. Dividen ini telah

dibayarkan secara penuh pada tanggal

13 Juni 2013.

Cash Dividends

Based on the Resolution of Annual

General Meeting of the Company’s

Stockholders dated May 6, 2014 as

covered by Notarial Deed No. 15 of

Sakti Lo, S.H. on the same date, the

Company’s stockholders approved the

distribution of cash dividends for

financial year 2013 amounting to Rp

3,383,587,500 or Rp 2.50 per share.

This dividend has been fully paid on

June 18, 2014.

Based on the Resolution of Annual

General Meeting of the Company’s

Stockholders dated May 3, 2013 as

covered by Notarial Deed No. 310 of

Widya Agustyna, S.H. on the same

date, the Company’s stockholders

approved the distribution of cash

dividends for financial year 2012

amounting to Rp 29,775,570,000 or Rp

22 per share. This dividend has been

fully paid on June 13, 2013.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

26

Page 28: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Dewan Komisaris & Direksi berencana

untuk mengumumkan dividen tunai

sebesar kira-kira 5% dari laba bersih

tahun 2014. Pembagian dividen tunai

tersebut akan disetujui oleh pemegang

saham pada saat Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan

Perusahaan yang akan

diselenggarakan pada bulan Juni 2015.

The Boards of Commissioners &

Directors intend to declare cash

dividends amounting to approximately

5% of 2014 net income. The

distribution of the cash dividends will be

approved by the stockholders on the

Company’s Annual General Meeting of

Stockholders which will be held in June

2015.

Pembayaran Dividen Tunai untuk Tahun Buku 2008 sampai dengan 2013

(Payment of Cash Dividends for Financial Year 2008 through 2013)

Dividen per Saham Jumlah Dividen

Tahun Buku (Dividend per Share) Tanggal Pembayaran (Total Dividend) Catatan

(Financial Year) ( Rp) (Payment Date) (Rp) (Remarks)

2008 4,00 15 September 2009 5.413.740.000 Tunai

2009 8,00 3 Desember 2009 10.827.480.000 Tunai interim

2010 10,00 26 Juli 2010 13.534.350.000 Tunai interim

2010 4,00 26 Juli 2011 5.413.740.000 Tunai final

2011 18,00 29 Juni 2012 24.361.830.000 Tunai

2012 22,00 13 Juni 2013 29.775.570.000 Tunai

2013 2,50 18 Juni 2014 3.383.587.500 Tunai

27

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 29: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Dewan Komisaris

Board of Commissioners

Fredy Mantelagheng Liando

Presiden Komisaris

Warga Negara Indonesia, 68 tahun. Pernah mengikuti pendidikan di Technische Universitat Carolo, Wilhelmina – Braunschweig, Jerman pada tahun 1974. Mulai bergabung dengan Perseroan pada tahun 1985 sebagai Presiden Komisaris. Jabatan lain yang dirangkap saat ini adalah sebagai Presiden Komisaris PT Proinvestindo (sejak tahun 2000) dan Komisaris PT Bela Putera Sarani, PT Jati Luhur Sinar Santosa, PT Griyatirta Sarana, PT Griyatirta Kencana dan PT Bayu Indraloka (semua perusahaan-perusahaan sejak tahun 1994). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris PT Dharma Anugerah Indah dari tahun 2005 sampai dengan 2008 dan General Manager PT Papyrus Jaya dan PT Jarum Mas Jaya dari tahun 1975 sampai dengan 1988. President Commissioner Indonesian national, 68 years old. He used to attend school at Technische Universitat Carolo, Wilhelmina – Braunschweig, Germany in 1974. He joined the Company in 1985 as President Commissioner. At present, he is also the President Commissioner of PT Proinvestindo (since 2000) and a Commissioner of PT Bela Putera Sarani, PT Jati Luhur Sinar Santosa, PT Griyatirta Sarana, PT Griyatirta Kencana and PT Bayu Indraloka (all companies since 1994). He used to be a Commissioner of PT Dharma Anugerah Indah from 2005 through 2008 and the General Manager of PT Papyrus Jaya and PT Jarum Mas Jaya from 1975 through 1988.

Dewan Komisaris bertanggung jawab

untuk mengawasi pelaksanaan dari

kebijaksanaan Perusahaan dan

strategis yang dijalankan oleh pihak

Direksi. Mereka juga memastikan

keputusan – keputusan yang telah

ditetapkan dalam Rapat Pemegang

Saham dan rapat – rapat penting

lainnya untuk dilaksanakan dengan

benar sesuai ketentuan – ketentuan

yang berlaku.

The Board of Commissioners is

responsible for supervising the

implementation of the business

policies and strategies executed by

the Board of Directors. They also

ensure that decisions made at Annual

General Meeting of Shareholders and

other relevant meetings are

implemented and strictly adhered to.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

28

Page 30: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Ir. Pieter Tika, Msc

Komisaris

Warga Negara Indonesia, 44 tahun. Menyelesaikan pendidikan di Massachusetts Institute of Techonology, Massachusetts, USA, tahun 1995 dengan menyandang gelar Msc dalam bidang Chemical Engineering. Sebelumnya menyelesaikan pendidikan di University of New South Wales, Sydney, Australia dengan menyandang gelar Bachelor of Science dalam bidang Chemical Engineering pada tahun 1992. Mulai bergabung dengan Perseroan sejak tahun 1996 dengan jabatan sebagai Komisaris. Jabatan lain yang dirangkap saat ini adalah sebagai Presiden Direktur PT Adi Indah Andalan (sejak tahun 1998), PT Bumi Cipta Persada (sejak tahun 2005) dan PT Kutai Bara Abadi (sejak tahun 2010), Direktur PT Wahana Matra Sejati (sejak tahun 1999) dan PT Prestige Investa (sejak tahun 2006) dan Komisaris PT Proinvestindo (sejak tahun 2000). Sebelumnya menjabat sebagai Direktur PT Mahatrako Jaya Utama (1998-2004) dan PT Kama Sakti Utama (1997-1998) dan Credit & Marketing Officer di Bangkok Bank PLC, Cabang Jakarta (1995-1997). Commissioner Indonesian national, 44 years old. He obtained his Master of Science in Chemical Engineering in 1995 at Massachusetts Institute of Technology, Massachusetts, USA. He graduated in 1992 from University of New South Wales, Sydney, Australia with a degree of Bachelor of Science in Chemical Engineering. He joined the Company as Commissioner since 1996. At present, he is also the President Director of PT Adi Indah Andalan (since 1998), PT Bumi Cipta Persada (since 2005) and PT Kutai Bara Abadi (since 2010), a Director of PT Wahana Matra Sejati (since 1999) and PT Prestige Investa (since 2006) and a Commissioner of PT Proinvestindo (since 2000). He used to be a Director of PT Mahatrako Jaya Utama (1998-2004) and PT Kama Sakti Utama (1997-1998) and a Credit & Marketing Officer of Bangkok Bank PLC, Jakarta Branch (1995-1997).

Gunawan

Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 71 tahun. Pendidikan di Universitas Trisakti, Jakarta dalam bidang Ekonomi, tahun 1969. Mulai bergabung dengan Perseroan pada tahun 2007 dengan jabatan sebagai Komisaris Independen. Jabatan lain yang dirangkap saat ini adalah Pimpinan Cabang PT Bangun Sarana Baja (sejak tahun 1995) dan PT Plumbon Bangun Sejahtera (sejak tahun 1996) dan Asisten Presiden Direktur PT Tuban Supply Base (sejak tahun 2005). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur PT Agromina Ciptatama dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1995, PT Tumaga Ekatama dari tahun 1987 sampai dengan tahun 1990, PT Tri Phoenix Ltd. dari tahun 1977 sampai dengan tahun 1986 dan PT Karya Pelita dari tahun 1973 sampai dengan tahun 1975.

Independent Commissioner Indonesian national, 71 years old. He obtained his Bachelor of Economics in 1969 at Universitas Trisakti, Jakarta. He joined the Company in 2007 as Independent Commissioner. At present, he is also the Branch Manager of PT Bangun Sarana Baja (since 1995) and PT Plumbon Bangun Sejahtera (since 1996) and an Assistant President Director of PT Tuban Supply Base (since 2005).He used to be a Director of PT Agromina Ciptatama from 1991 through 1995, PT Tumaga Ekatama from 1987 through 1990, PT Tri Phoenix Ltd. from 1977 through 1986 and PT Karya Pelita from 1973 through 1975.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

29

Page 31: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Dewan Direksi

Board of Directors

John Tika

Presiden Direktur

Warga Negara Indonesia, 71 tahun. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di Surabaya, tahun 1963. Mulai bergabung dengan Perseroan sejak tahun 1977 dengan jabatan sebagai Presiden Direktur. Jabatan lain yang dirangkap saat ini adalah Presiden Komisaris PT Rabana Aspalindo (sejak tahun 1992), PT Bayuindraloka (sejak tahun 1994), PT Jati Luhur Sinar Santosa (sejak tahun 1996), PT Dharma Anugerah Indah (sejak tahun 1997) dan PT Adi Indah Andalan (sejak tahun 1998); Wakil Komisaris Utama PT Dwipa Tunasbumi Dhanya dan PT Dwipa Tunasbumi Candara (sejak tahun 2012) serta PT Dwipa Tunasbumi Abhuyudaya dan PT Dwipa Tunasbumi Bayanaka (sejak tahun 2013); Komisaris PT Central Tunasbumi Lestari (sejak tahun 1990), PT Belaputra Sarani (sejak tahun 1994), PT Griyatirta Kencana (sejak tahun 1994), PT Wahana Matra Sejati (sejak tahun 1999), PT Kunyun Gravure Industries Indonesia (sejak tahun 2003), PT Indonesia Yuncheng Gravure Tangerang (sejak tahun 2010) dan PT Kutai Bara Abadi (sejak tahun 2010); Presiden Direktur PT Proinvestindo (sejak tahun 2000) dan PT Tuban Supply Base (sejak tahun 2003); Direktur PT Sinar Bahana Mulia (sejak tahun 1992) dan PT Gelora Inti Persada (sejak tahun 1997). Sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Adi Nusantara Raya dari tahun 1989 sampai dengan 2014 dan PT Maharaja Arthastar Indonesia Finance dari tahun 1987 sampai dengan 2005, Komisaris PT Kobexindo Dynamic Tractor dari tahun 1995 sampai dengan 2004 dan PT Dharma Anugerah Indah dari tahun 1986 sampai dengan 1997 dan Direktur Proentreprise Holding Ltd dari tahun 2002 sampai dengan 2008.

“…PT Tunas Alfin Tbk, perusahaan bersertifikat ISO 22000, berkeyakinan untuk memberikan jasa profesionil dan produk bermutu yang sudah sepantasnya diperoleh pelanggan dan mitra usaha kami…” “…PT Tunas Alfin Tbk, an ISO 22000 certified company, is committed to deliver the professional service and product quality that its customers and business partners deserve…”

Direksi bertanggung jawab dalam

mengelola dan memimpin jalannya

Perusahaan. Mereka bertanggung

jawab terhadap pemegang saham,

menilai arah strategis Perusahaan,

menetapkan kebijakan Perusahaan

dan mengawasi keberhasilan dalam

menjalankan kebijakan tersebut di

atas.

The Board of Directors is responsible

for managing and directing the

operations of the Company. They are

accountable to the shareholders,

responsible in evaluating the

Company’s strategic direction,

defining its management policies and

monitoring the effectiveness with

which management implements these

policies.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

30

Page 32: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

President Director Indonesian national, 71 years old. He graduated from High School in Surabaya in 1963. He joined the Company as President Director since 1977. At present, he is also the President Commissioner of PT Rabana Aspalindo (since 1992), PT Bayuindraloka (since 1994), PT Jati Luhur Sinar Santosa (since 1996), PT Dharma Anugerah Indah (since 1997) and PT Adi Indah Andalan (since 1998); a Deputy President Commissioner of PT Dwipa Tunasbumi Dhanya and PT Dwipa Tunasbumi Candara (since 2012) and, PT Dwipa Tunasbumi Abhuyudaya and PT Dwipa Tunasbumi Bayanaka (since 2013); a Commissioner of PT Central Tunasbumi Lestari (since 1990), PT Belaputra Sarani (since 1994), PT Griyatirta Kencana (since 1994), PT Wahana Matra Sejati (since 1999), PT Kunyun Gravure Industries Indonesia (since 2003), PT Indonesia Yuncheng Gravure Tangerang (since 2010) and PT Kutai Bara Abadi (since 2010); the President Director of PT Proinvestindo (since 2000) and PT Tuban Supply Base (since 2003); a Director of PT Sinar Bahana Mulia (since 1992) and PT Gelora Inti Persada (since 1997). He used to be the President Commissioner of PT Adi Nusantara Raya from 1989 through 2014 and PT Maharaja Arthastar Indonesia Finance from 1987 through 2005, a Commissioner of PT Kobexindo Dynamic Tractor from 1995 through 2004 and PT Dharma Anugerah Indah from 1986 through 1997 and a Director of Proentreprise Holding Ltd from 2002 through 2008.

Barang Jadi

(Finished Goods)

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

31

Page 33: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Ir. Bernardus Budiman, Msc

Direktur

Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Menyelesaikan pendidikan di Massachusetts In-stitute of Technology, Massachusetts, USA, tahun 1978 dengan menyandang gelar Msc dalam bidang Chemical Engineering. Sebelumnya menyelesaikan pendidikan di University of Toronto, Toronto, Canada, tahun 1977 dengan menyandang gelar Bsc dalam bidang Chemical Engineering. Mulai bergabung dengan Perseroan sejak tahun 1979 dengan jabatan sebagai Direktur. Jabatan lain yang dirangkap saat ini adalah Direktur PT Proinvestindo sejak tahun 2000, PT Kunyun Gravure Industries Indonesia sejak tahun 2003 dan PT Indonesia Yuncheng Gravure Tangerang sejak tahun 2010. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Proentreprise Holding Ltd dari tahun 2002 sampai dengan 2008 dan PT Maharaja Arthastar Indonesia Finance dari tahun 1989 sampai dengan 2005. Director Indonesian national, 63 years old. He obtained his Master of Science in Chemical Engineering in 1978 at Massachusetts Institute of Technology, Massachusetts, USA. He graduated in 1977 from University of Toronto, Toronto, Canada with a degree of Bachelor of Science in Chemical Engineering. He joined the Company as Director since 1979. At present, he is also a Director of PT Proinvestindo since 2000, PT Kunyun Gravure Industries Indonesia since 2003 and PT Indonesia Yuncheng Gravure Tangerang since 2010. He used to be a Director of Proentreprise Holding Ltd from 2002 through 2008 and PT Maharaja Arthastar Indonesia Finance from 1989 through 2005.

Samuel Sofyan Tika, SE

Direktur

Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Tarumanagara, Jakarta, tahun 1985 dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Manajemen Pemasaran. Mulai bergabung dengan Perseroan tahun 1981 dengan jabatan Marketing. Dipromosikan sebagai Marketing Manager tahun 2000 dan menjabat sebagai Direktur pada Mei 2010. Jabatan lain yang dirangkap saat ini adalah Direktur PT Proinvestindo sejak 2010. Director Indonesian national, 54 years old. He graduated in 1985 from Universitas Tarumanagara, Jakarta with a degree of Bachelor of Economics in Marketing Management. He joined the Company as Marketing staff in 1981. He was promoted to Marketing Manager in 2000 and became a Director in May 2010. At present, he is also a Director of PT Proinvestindo since 2010.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

32

Page 34: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Muljono Sunaryo

Direktur Tidak Terafiliasi

Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, tahun 1986 dengan menyandang gelar Sarjana Ekonomi dalam bidang Manajemen. Mulai bergabung dengan Perseroan pada tahun 2013 dengan jabatan sebagai Direktur Tidak Terafiliasi. Jabatan lain yang dirangkap saat ini adalah Finance Manager PT Wahana Matra Sejati sejak tahun 1999 dan PT Kutai Bara Abadi sejak tahun 2008. Sebelumnya pernah bekerja sebagai Auditor di KAP KPMG Hanadi Sujendro & Co sejak tahun 1983 sampai 1988 dan Chief Accountant PT Gema Lapik Shoes Factory tahun 1989 dan 1990.

Non Affiliated Director Indonesian national, 54 years old. He graduated in 1986 from Univesitas Katolik Atmajaya with a degree of Bachelor of Economics in Management. He joined the Company as Non Affiliated Director in 2013. At present, he is also the Finance Manager of PT Wahana Matra Sejati since 1999 and PT Kutai Bara Abadi since 2008. He used to work as an Auditor of KAP KPMG Hanadi Sujendro & Co from 1983 through 1988 and Chief Accountant of PT Gema Lapik Shoes Factory in 1989 and 1990.

Gudang Barang Jadi

(Finished Goods Warehouse)

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

33

Page 35: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

Untuk memenuhi peraturan – peraturan

dan ketetapan – ketetapan dari IDX

(Bursa Efek Indonesia) dan Otoritas Jasa

Keuangan [sebelumnya BAPEPAM & LK

(Badan Pengawas Pasar Modal &

Lembaga Keuangan)], maka telah

dibentuk Komite Audit pada tahun 2005

dan ditunjuk Komisaris Independen pada

tahun 2007. Komisaris Independen dan

Komite Audit bekerja sama dengan

Auditor Internal untuk memastikan

ketentuan – ketentuan tata kelola

Perusahaan, termasuk keterbukaan,

akuntabilitas, tanggung jawab, keadilan

dan kemandirian, telah tercapai.

Struktur Tata Kelola Perusahaan

Struktur tata kelola Perusahaan terdiri

dari Dewan Komisaris, Direksi, Komite

Audit dan Sekretaris Perusahaan.

Dewan Komisaris dan Direksi

Kewajiban Dewan Komisaris dan Direksi

telah diutarakan sebelumnya di dalam

laporan tahunan. Dewan Komisaris

melaksanakan rapat dua kali setahun

sedangkan Direksi mengadakan rapat

sekali setiap bulan atau pada saat

diperlukan. Dewan Komisaris dan Direksi

bertemu dua kali setahun untuk

membicarakan perkembangan

Perusahaan. Dalam rangka

meningkatkan kompetensi Dewan

Komisaris dan Direksi, mereka mengikuti

seminar-seminar baik dari badan

pemerintah maupun swasta. Jumlah

imbalan kerja Dewan Komisaris dan

In compliance with the rules and

regulations of IDX (Indonesia Stock

Exchange) and Financial Services

Authority [formerly BAPEPAM & LK

(Capital Market Supervisory Board &

Financial Institution)], an Audit

Committee was set up in 2005 and an

Independent Commissioner was

appointed in 2007. The Independent

Commissioner and the Audit Committee

work with the Company’s Internal Auditor

to ensure that the principles of good

corporate governance, which includes

transparency, accountability,

responsibility, fairness and

independence, are achieved.

Governance Structure

The Company’s governance structure

consists of the Board of Commissioners,

Board of Directors, Audit Committee and

Corporate Secretary.

Boards of Commissioners & Directors

The duties of the Boards of

Commissioners & Directors are

mentioned earlier in the annual report.

The Board of Commissioners holds its

meetings twice a year while the Board of

Directors convenes once a month or as

needed. The Boards of Commissioners &

Directors meet twice a year to discuss

the general progress of the Company. In

the framework to improve the

competence of the Boards of

Commissioners and Directors, they

attend seminars from either government

or private institutions. The employment

benefits of the Company’s Boards of

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

34

Page 36: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Direksi Perusahaan masing-masing

sebesar Rp 748.000.000 dan Rp

8.978.300.720 pada tahun 2014.

Komite Audit

Komite ini dibentuk pada tahun 2005

untuk melaksanakan tata kelola

Perusahaan. Komite ini membantu

Dewan Komisaris dalam melaksanakan

pekerjaannya dan tanggung jawabnya,

menilai pelaksanaan keuangan

Perusahaan, dan memberikan saran –

saran yang membangun dalam sistem

pengendalian intern dan persyaratan

audit internal dan eksternal. Komite ini

bertemu setiap triwulan. Anggota-

anggota komite audit hadir 100% setiap

pertemuan.

Laporan Komite Audit

Auditor Eksternal & Auditor Internal

Peninjauan atas Pekerjaan Auditor

Eksternal

Meninjau hasil pekerjaan auditor

eksternal Perusahaan, Tjahjadi &

Tamara atas laporan keuangan

tahun 2014 yang dinyatakan telah

disajikan secara wajar dalam semua

hal yang material.

Rekomendasi atas Pengangkatan

Auditor Eksternal

Berdasarkan hasil diskusi dan

peninjauan hasil pekerjaan auditor

eksternal atas laporan keuangan

tahun 2014, maka Komite Audit

merekomendasikan untuk tetap

mengangkat auditor eksternal dari

Tjahjadi & Tamara sebagai auditor

laporan keuangan tahun 2015.

Commissioners & Directors amounted to

Rp 748,000,000 and 8,978,300,720

respectively, in 2014.

Audit Committee

This committee was set up in 2005 to

ensure the implementation of the

Company’s corporate governance. It

assists the Board of Commissioners in

discharging its duties and responsibilities,

evaluates the financial performance of

the Company, and suggests constructive

recommendations on the Company’s

internal control system and internal and

external audit requirements. The

committee holds its meetings once every

quarter. The members of the audit

committee are 100% present every

meeting.

Audit Committee Report

External Auditor & Internal Auditor

Overview of External Auditors’ Work

Evaluating the work done by the

Company’s external auditors,

Tjahjadi & Tamara for 2014 financial

report which stated that it has been

presented fairly in all material

respects.

Recommendation on Appointment of

External Auditors

Based on the outcome of

discussions and the assessment of

the work of the external auditors on

the 2014 financial report, the Audit

Committee still recommends to

appoint the external auditors,

Tjahjadi & Tamara as auditors for the

2015 financial report.

35

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 37: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Sistem Pengendalian Intern &

Pelaksanaan Pengawasan Intern

Perusahaan sudah menerapkan

sistem pengendalian intern yang

mencakup hal-hal sebagai berikut :

lingkungan pengendalian, penilaian

risiko, aktivitas pengendalian,

informasi dan komunikasi, dan

pengawasan.

Audit internal sedang menuju pada

proses pencapaian tujuan akhir yaitu

: pencegahan kecurangan,

pendeteksian kecurangan dan

penginvestigasian kecurangan.

Komite audit bekerja sama dengan

audit internal dalam mendapatkan

informasi dan penjelasan atas setiap

fase pekerjaan audit internal seperti

program kerja audit internal, hasil

audit dan rekomendasi ataupun

saran yang disepakati pada setiap

laporan audit.

Hasil Rapat Komite Audit

Pelaporan Keuangan

Proses pelaporan keuangan

Perusahaan telah memenuhi standar

laporan keuangan yang berlaku di

Indonesia. Dengan tercatatnya

kembali efek Perusahaan di Bursa

Efek Indonesia (BEI) efektif tanggal

17 Januari 2014, Perusahaan

menjalankan sistem pencatatan dan

pelaporan keuangan yang efektif,

efisien dan dapat diandalkan

sehingga good corporate

governance dapat terlaksana

dengan baik. Hal ini sangat

mendukung kredibilitas dan

akuntabilitas Perusahaan di Bursa

Efek Indonesia (BEI) dan pemegang

saham. Perusahaan juga telah

mematuhi peraturan perundang-

Internal Control System & Its

Implementation

The Company has implemented

internal control system which covers

the following: scope of control, risk

assessment, control activities,

information and communication, and

supervision.

The internal audit is presently in the

process of achieving the following

final objectives: fraud prevention,

fraud detection and fraud

investigation.

The audit committee is working

together with the internal audit to

obtain information and explanation of

every internal audit work phase such

as internal audit program, audit

results and recommendations or

suggestions as agreed upon each

audit report.

Results of Audit Committee Meetings

Financial Reporting

The Company’s financial reporting

process is in accordance with the

financial reporting standards in

Indonesia. By relisting the

Company’s shares at the Indonesia

Stock Exchange (IDX) effective from

January 17, 2014, the Company

performs effective, efficient and

reliable recording system and

financial reporting so that good

corporate governance could be

carried out well. This supports

strongly the credibility and

accountability of the Company in the

Indonesia Stock Exchange (IDX) and

stockholders. The Company also

complied with the rules and

regulations of the capital market and

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

36

Page 38: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

undangan pasar modal dan

peraturan lainnya yang berhubungan

dengan kegiatan Perusahaan.

Manajemen Risiko dan Kontrol

Berdasarkan pengamatan kami, para

Dewan Komisaris dan Direksi sangat

tanggap dalam melihat adanya

risiko, dan segera mengambil

tindakan terhadap risiko yang timbul

ataupun yang akan timbul. Kontrol

terhadap risiko juga mendapat

perhatian sangat khusus dari para

Dewan Komisaris dan Direksi.

Dalam penelaahan, tidak ditemukan

adanya potensi penyalahgunaan

wewenang atau penyelewengan

yang memerlukan perhatian serta

pertimbangan dari Dewan Komisaris

Perseroan.

Pada 31 Desember 2014, Komite Audit

beranggota sebagai berikut :

Gunawan

Ketua

Warga Negara Indonesia, 71 tahun.

Pendidikan di Universitas Trisakti,

Jakarta dalam bidang Ekonomi, tahun

1969. Mulai bergabung dengan

Perseroan pada tahun 2007 dengan

jabatan sebagai Komisaris Independen.

Jabatan lain yang dirangkap saat ini

adalah Pimpinan Cabang PT Bangun

Sarana Baja (sejak tahun 1995) dan PT

Plumbon Bangun Sejahtera (sejak tahun

1996) dan Asisten Presiden Direktur PT

Tuban Supply Base (sejak tahun 2005).

Sebelumnya pernah menjabat sebagai

Direktur PT Agromina Ciptatama dari

tahun 1991 sampai dengan tahun 1995,

PT Tumaga Ekatama dari tahun 1987

sampai dengan tahun 1990, PT Tri

Phoenix Ltd. dari tahun 1977 sampai

dengan tahun 1986 dan PT Karya Pelita

dari tahun 1973 sampai dengan tahun

1975.

other regulations relating to its

activities.

Management Risk and Control

Based on our observations, the

Boards of Commissioners &

Directors are very receptive to

potential risks and taking immediate

actions to prevent them. Risk control

also gets special attention from the

Boards of Commissioners &

Directors. In our review, there is no

indication of potential abuse or

misuse of authority that may require

attention and consideration of the

Board of Commissioners.

As at December 31, 2014, the Audit

Committee comprises of :

Gunawan

Chairman

Indonesian national, 71 years old. He

obtained his Bachelor of Economics in

1969 at Universitas Trisakti, Jakarta. He

joined the Company in 2007 as

Independent Commissioner. At present,

he is also the Branch Manager of PT

Bangun Sarana Baja (since 1995) and

PT Plumbon Bangun Sejahtera (since

1996) and an Assistant President

Director of PT Tuban Supply Base (since

2005). He used to be a Director of PT

Agromina Ciptatama from 1991 through

1995, PT Tumaga Ekatama from 1987

through 1990, PT Tri Phoenix Ltd. from

1977 through 1986 and PT Karya Pelita

from 1973 through 1975.

37

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 39: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Stevan Djaya Saputra

Anggota

Warga Negara Indonesia, 38 tahun.

Pendidikan di Universitas Trisakti,

Jakarta, dalam bidang Ekonomi, tahun

2000. Mulai bergabung dengan

Perseroan pada tahun 2005 dengan

jabatan sebagai anggota Komite Audit.

Beliau juga ikut dalam mendirikan PT

Green Vit International pada tahun 2009

dan PT New Me International pada tahun

2011. Beliau menjabat sebagai Direktur

PT Antaran Berkat Sejahtera pada tahun

2014. Sebelumnya pernah menjabat

sebagai Operations General Manager &

Internal Audit Manager PT Helindo

Bangunraya Sejahtera pada tahun 2009,

Internal Audit Manager PT Dipa

Pharmalab Intersains pada tahun 2006

dan Internal Audit Supervisor PT Mayora

Indah Tbk pada tahun 2002.

Rika Prasodjo

Anggota

Warga Negara Indonesia, 38 tahun.

Pendidikan di Universitas Trisakti,

Jakarta, dalam bidang Ekonomi, tahun

1998. Mulai bergabung dengan

Perseroan pada tahun 2005 dengan

jabatan sebagai anggota Komite Audit.

Sebelumnya pernah menjabat sebagai

Manager Finance & Accounting PT

Gusher Mitra Sejahtera pada tahun 2010

dan sebagai Senior Associate /

Supervisor Kantor Akuntan Publik Ernst

& Young - Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

(sebelumnya Arthur Andersen - Prasetio,

Utomo & Co) pada tahun 2003.

Stevan Djaya Saputra

Member

Indonesian national, 38 years old. He

obtained his Bachelor of Economics in

2000 at Universitas Trisakti, Jakarta. He

was appointed as member of the Audit

Committee since 2005. He is one of the

founders of PT Green Vit International in

2009 and PT New Me International in

2011. He became a Director of PT

Antaran Berkat Sejahtera in 2014. He

used to be the Operations General

Manager & Internal Audit Manager of PT

Helindo Bangunraya Sejahtera in 2009,

an Internal Audit Manager of PT Dipa

Pharmalab Intersain in 2006 and an

Internal Audit Supervisor of PT Mayora

Indah Tbk in 2002.

Rika Prasodjo

Member

Indonesian national, 38 years old. She

obtained her Bachelor of Economics in

1998 at Universitas Trisakti, Jakarta. She

was appointed as member of the Audit

Committee since 2005. She used to be a

Manager Finance & Accounting of PT

Gusher Mitra Sejahtera in 2010 and a

Senior Associate / Supervisor of Ernst &

Young - Prasetio, Sarwoko & Sandajaja,

Registered Public Accountants (formerly

Arthur Andersen - Prasetio, Utomo & Co)

in 2003.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

38

Page 40: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Sekretaris Perusahaan

Sekretaris Perusahaan membantu

Perseroan dalam melaksanakan

ketentuan-ketentuan Tata Kelola

Perusahaan dan memastikan untuk

memenuhi ketentuan – ketentuan dari

Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) serta Anggaran Dasar

Perusahaan dan peraturan – peraturan

Perseroan Terbatas. Sebagai tambahan,

sekretaris mengelola hubungan dengan

publik dan mengkoordinasi aktivitas-

aktivitas dari Dewan Komisaris dan

Direksi di dalam maupun di luar

Perusahaan, bertindak sebagai contact

person antara Perusahaan, BEI, OJK,

investor-investor dan masyarakat umum,

memantau perkembangan peraturan-

peraturan baru di pasar modal,

mengkoordinasi rapat umum pemegang

saham dan paparan publik, menjaga

kerahasiaan dokumen, data, dan

informasi Perusahaan kecuali yang

diminta sesuai peraturan, menyediakan

akses terhadap informasi Perusahaan

kepada publik serta menghadiri rapat-

rapat yang diselenggarakan oleh Dewan

Komisaris, Direksi dan bersama Dewan

Komisaris dan Direksi serta menyiapkan

notulensi. PT Tunas Alfin Tbk telah

menunjuk sekretaris Perusahaan,

sebagai berikut:

Sherley Liando

Warga Negara Indonesia, 61 tahun.

Menyelesaikan pendidikan di Senecca

College, Toronto, Canada, bidang

Accounting pada tahun 1977. Mulai

bergabung dengan Perseroan sejak

tahun 1979. Jabatan yang dipegang saat

ini adalah Finance / General

Administration Manager Perusahaan

sejak 1985.

Corporate Secretary

The Corporate Secretary assists the

Company in implementing the Principles

of Good Corporate Governance and

ensures compliance with the rules and

regulations of the Indonesia Stock

Exchange, Financial Services Authority

(FSA) as well as the Company’s Articles

of Association and Limited Liability

Company Laws. In addition, the secretary

manages public relations and

coordinates the activities of the Boards of

Commissioners & Directors both

internally and externally, acts as a

contact person between the Compnay,

IDX, FSA, investors and the public in

general, monitors the development of

new capital market regulations,

coordinates the general meeting of

stockholders and public expose,

maintains the confidentiality of the

Company’s documents, data and

information unless required by law,

provides access to corporate information

to the public, and attends the meetings of

the Board of Commissioners, the Board

of Directors and both the Boards of

Commissioners and Directors, and

prepares the minutes of meetings. PT

Tunas Alfin Tbk has appointed a

corporate secretary, namely:

Sherley Liando

Indonesian national, 61 years old. She

obtained her degree in Accounting from

Senecca College, Toronto, Canada in

1977. She joined the Company in 1979.

At present, she is the Finance / General

Administration Manager of the Company

since 1985.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

39

Page 41: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Sistem Pengendalian Intern &

Pelaksanaan Pengawasan Intern

Sistem pengendalian intern yang

diterapkan Perusahaan adalah sebagai

berikut:

Lingkungan pengendalian

Secara umum untuk dapat

memberikan acuan disiplin dalam hal

integritas, nilai etika, kompetensi

personil perusahaan, falsafah

manajemen dan gaya operasional,

cara manajemen didalam

mendelegasikan tugas dan tanggung

jawab, mengatur dan

mengembangkan personil serta

arahan yang diberikan oleh Dewan

Direksi.

Penilaian resiko

Menentukan tujuan dan target yang

akan dicapai dan kemudian

mengidentifikasi dan analisa atas

resiko yang relevan terhadap

pencapaian tujuan.

Aktivitas pengendalian

Membuat batasan-batasan atau

otorisasi persetujuan, kewenangan,

verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi atas

kinerja operasional, keamanan

sumberdaya dan pemisahan tugas

dan tanggung jawab.

Informasi dan komunikasi

Menampung kebutuhan perusahaan

didalam mengidentifikasi, mengambil

dan mengkomunikasikan informasi-

informasi kepada pihak yang tepat

agar mereka mampu melakukan

tanggung jawab mereka.

Pengawasan

Pengendalian intern diawasi oleh

manajemen dan personil di dalam

perusahaan.

Internal Control System & Its

Implementation

The internal control system which has

been implemented by the Company is

presented below:

Scope of control

In general, to discipline concerning

integrity, ethical values, employees’

competence, management

philosophy and operational style,

managerial ways in delegating duties

and responsibilities, directing and

developing personnel and the

guidelines from the Board of

Directors.

Risk assessment

To set up goals and objectives to be

achieved and identifying and

analyzing the risk involved.

Control activities

To create boundaries or approvals,

authorization, verification,

reconciliation, inspection of

operational procedures, security of

resources and separation of duties

and responsibilities.

Information and communication

To facilitate company’s needs in

identifying, getting and

communicating information to

relevant parties to carry out their

responsibilities.

Control

Internal control is supervised by

management and personnel in the

company.

40

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 42: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Pelaksanaan pengendalian intern:

Menelaah dan menilai, memadai

tidaknya penerapan sistem

pengendalian manajemen, struktur

pengendalian intern, pengendalian

operasional lainnya dan

mengembangkan pengendalian yang

efektif dengan biaya yang tidak

terlalu mahal.

Memastikan ketaatan terhadap

kebijakan, rencana dan prosedur-

prosedur yang telah ditetapkan oleh

manajemen.

Memastikan seberapa jauh harta

perusahaan dipertanggungjawabkan

dan dilindungi dari kemungkinan

terjadinya segala bentuk pencurian,

kecurangan dan penyalahgunaan.

Memastikan bahwa pengelolaan

data yang dikembangkan dalam

perusahaan dapat dipercaya.

Menilai mutu pekerjaan setiap

bagian dalam melaksanakan tugas

yang diberikan oleh manajemen.

Menyarankan perbaikan-perbaikan

operasional dalam rangka

meningkatkan efisiensi dan

efektifitas.

Tujuan akhir dari pengawasan intern

tersebut adalah:

Pencegahan kecurangan,

Pendeteksian kecurangan dan

Penginvestigasian kecurangan.

Unit Auditor Internal

Perusahaan telah membentuk internal

audit untuk meningkatkan sistem

pengendalian intern dan memastikan

bahwa prinsip Good Corporate

Governance telah terlaksanakan.

Implementation of internal control:

To analyze and evaluate the

adequacy of the implemented

management control system, internal

control structure, other operational

controls and developing an effective

control system at low cost.

To ensure compliance of policies,

plans and procedures set up by the

management.

To ensure security of company’s

resources from potential forms of

theft, fraud and misuse.

To ensure that data management

being developed in the company are

trustworthy.

To evaluate the work quality of each

department in performing the duties

assigned by the management.

To suggest operational corrections

to improve efficiency and

effectiveness.

Final objectives of internal control are:

Fraud prevention,

Fraud detection and

Fraud investigation.

Internal Audit Unit

The Company has established an

internal audit section to help improve and

strengthen the present internal control

system and to ensure that the principles

of Good Corporate Governance are

achieved.

41

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 43: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

PT Tunas Alfin Tbk juga bertanggung

jawab untuk memelihara lingkungan dan

komunitas. Perusahaan bertanggung

jawab dalam memperbaiki kesejahteraan

para karyawan, keluarga mereka, dan

komunitas dimana Perusahaan berada.

Sebaliknya, komunitas menyokong

kegiatan Perusahaan didalam

meningkatkan dan mengembangkan

kehidupan sosial. Pada tahun berjalan,

Perusahaan telah mengambil tindakan-

tindakan sebagai berikut:

Memberikan kayu sisa pembuatan

palet untuk keperluan rumah tangga

kepada ibu-ibu di sekitar lokasi

Perusahaan sebagai pengganti

minyak tanah dan gas makin mahal.

Memberikan hewan qurban kepada

mesjid di lingkungan Perusahaan

setiap tahun.

Sebagai donator tetap untuk

musholla warga di sekitar

Perusahaan setiap bulan.

Memberikan 1 (satu) set kain kafan

(untuk yang Islam) dan berupa uang

(untuk yang diluar Islam) serta air

mineral sebanyak 2 (dua) dus untuk

meringankan beban keluarga bila

ada warga di sekitar Perusahaan

yang meninggal (sebanyak 10 kali

dalam tahun 2014).

Memberikan Tunjangan Hari Raya

(THR) untuk kesejahteraan

karyawan-karyawan Kelurahan Poris

Plawad, Kecamatan Cipondoh,

Pemadam Kebakaran dan Koramil,

Tangerang setiap tahun.

Memberikan bantuan dana infaq /

shodaqoh untuk kegiatan Dzikir

Akbar Mesjid.

Memberikan 25 unit drum untuk

sampah kepada Kelurahan Poris

Plawad dan 15 lembar tripleks

kepada TPA Al Istihad.

Corporate Social Responsibility

PT Tunas Alfin Tbk is also responsible

for the care of its environment and

community. The Company is committed

to improving the quality of life of its work

force, their families and the community in

which it operates. In return, the

community supports the Company’s

endeavor in increasing and developing its

social life. During the year, the Company

has undertaken the following activities:

To give excess wood from pallets to

the neighborhood for cooking as

replacement for ever increasing cost

of oil and gas.

To give sacrificed animals yearly to

the mosques around the area of our

Factory.

To be a permanent monthly donor to

the mosques of the community

around the area of our Factory.

To give one set of cloth for wrapping

the corpse (for Moslem) and money

(for other religion) and two boxes of

mineral water in order to help the

family of the deceased person within

the area nearby (ten (10) times in

2014).

To give Hari Raya Bonus (THR) for

the benefit of various laborers in

Poris Plawad District, Cipondoh

Regency, Fire Department and

Koramil, Tangerang every year.

To donate infaq / shodaqoh for Dzikir

Akbar Mosque activities.

To give 25 units of drum for garbage

to Poris Plawad District and 15 sets

of triplex / plywood to TPA Al Istihad.

42

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 44: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Risiko Usaha

Untuk mengurangi risiko dalam setiap

unit usaha, Perusahaan telah

melaksanakan beberapa langkah –

langkah sebagai berikut:

Bahan Baku: Perusahaan telah

melakukan kontrol untuk pembelian dan

pemakaian bahan baku. Untuk

menghindari ketergantungan terhadap

satu pemasok dan jenis yang khusus,

Perusahaan telah berupaya untuk

memperbanyak pemasok bahan baku

dan memperbolehkan penggantian

bahan baku yang berkualitas tinggi.

Persaingan: Untuk menjaga persaingan

dan mencapai kepuasan para pelanggan,

Perusahaan telah berhasil memperbaiki

efisiensi produksi, kualitas produk dan

pengiriman tepat waktu. Perusahaan

juga telah menginvestasi fasilitas

produksi yang modern dan

melaksanakan perbaikan – perbaikan

dalam ketrampilan sumber daya

manusia.

Teknologi: Untuk kemajuan teknologi,

Perusahaan selalu berlangganan

majalah – majalah teknisi dari mesin –

mesin dan alat – alat penunjang yang

modern, mempergunakan konsultan –

konsultan teknis dan mengikuti beberapa

pameran teknis lokal maupun luar negeri.

Modal: Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk kesinambungan usaha, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.

Business Risks

To mitigate the risks inherent in every

business segment, the Company has

taken several measures as follows:

Raw Materials: It has implemented

controls over procurement and utilization

of raw materials. To avoid dependency

on one supplier and specific brands, it

has diversified its suppliers of raw

materials and allowed substitutions with

those of the same qualities of products.

Competition: To remain competitive and

achieve customer satisfaction, the

Company has tremendously improved its

production efficiency, product quality and

on time delivery. Also, it has invested in

modern production facilities and is

committed to continuously improving the

skills of its human resources.

Technology: For technology

advancement, the Company continuously

subscribes to technical publications of

modern machinery and equipment,

utilizes technical advice from consultants

and attends technical exhibitions both

local and overseas.

Capital: The Company manages capital risk to ensure that it will be able to continue as a going-concern enterprise in addition to maximizing the profits for shareholders through optimization of debt and equity.

43

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 45: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Mata Uang Asing: Perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian bahan baku dan penjualan kepada pihak ketiga. Perusahaan mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang. Di samping itu, Perusahaan juga mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing. Kredit: Risiko kredit yang dihadapi Perusahaan terutama berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Perusahaan menerapkan kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dibuat kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perusahaan menetapkan kebijakan bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih. Perusahaan juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar, deposito berjangka maupun deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya. Untuk mengatasi risiko ini, Perusahaan memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik dan memiliki peringkat kredit yang tinggi.

Foreign Currency: The Company is

exposed to the effect of foreign currency

exchange rate fluctuation mainly because

of foreign currency denominated

transactions, such as purchases of

materials and sales to third parties. The

Company manages the foreign currency

exposure by matching, as much as

possible, receipts and payments in each

individual currency. Furthermore, the

Company manages the risk of foreign

exchange rates by monitoring the

fluctuations in foreign exchange rate

continuously so as to perform appropriate

actions to reduce the risk of foreign

currency exchange rates.

Credit: The Company is exposed to credit

risk mainly from the credit granted to its

customers. To mitigate the risk, it has

policies in place to ensure that sales of

products are made only to credit worthy

customers with proven track record or

good credit history. It is the Company’s

policy that all customers who wish to

trade on credit are subject to credit policy

verification procedures. In addition,

receivable balances are monitored on an

ongoing basis to reduce the exposure to

bad debts. The Company is also exposed

to credit risk arising from the funds

placed by the Company in banks in the

form of current accounts, time deposits

and restricted time deposits. To mitigate

this risk, the Company has a policy to

place its fund only in banks with good

reputation and high credit ratings.

44

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 46: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Likuiditas: Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada Dewan Direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Perusahaan memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan.

Liquidity: The ultimate responsibility for

liquidity risk management rests with the

Board of Directors, who has built an

appropriate liquidity risk management

framework for the management of the

Company’s short, medium and long-term

funding and liquidity requirements. The

Company manages liquidity risk by

maintaining adequate reserves by

continuously monitoring forecast and

actual cash flows and matching the

maturity profiles of financial assets and

liabilities. The Company maintains

sufficient funds to finance its ongoing

working capital requirements.

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

45

Page 47: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Kode Etik

Isi kode etik Perusahaan adalah sebagai berikut: Pesan dari Presiden Direktur BAB I BAKUAN (STANDARDS) TA BAB II HUBUNGAN KERJA TA

1.Hubungan dengan Sesama Karyawan TA 2.Hubungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi 3.Hubungan dengan Pemasok, Vendor, Konsultan dan Pelanggan 4.Hubungan dengan Pemegang Saham 5.Hubungan dengan Pesaing

BAB III KEPATUHAN KEPADA

REGULATOR 1.Kepatuhan Terhadap Hukum

dan Peraturan Perundangan 2.Hubungan dengan Regulator

(Depnaker dan Pemda)

BAB IV KERAHASIAAN INFORMASI 1.Keterbukaan Informasi dan

Penjagaan Kerahasiaan Informasi

2.Kerahasiaan Pelanggan dan Data Pribadi

BAB V PELANGGARAN DAN

PENYIMPANGAN PEDOMAN BERPERILAKU TA DAN KEBIJAKAN LAINNYA

BAB VI BENTURAN KEPENTINGAN

Code of Conduct

The following is the content of the Company’s code of conduct:

Memo from President Director

CHAPTER I TA CODE (STANDARDS)

CHAPTER II TA WORK RELATIONSHIPS 1.Relationship with Fellow TA Employees 2.Relationship with Boards of Commissioners and Directors 3.Relationship with Suppliers, Vendors, Consultants and Customers 4.Relationship with Shareholders 5.Relationship with Competitors

CHAPTER III COMPLIANCE WITH REGULATORS 1.Compliance with Laws and Legislative Regulations 2.Relationship with Regulators ( Misnistry of Manpower and Regional Government) CHAPTER IV CONFIDENTIALITY OF INFORMATION 1.Information Disclosure and Safeguarding of Confidential Information 2.Confidentiality of Customers and Personal Data CHAPTER V VIOLATION AND DEVIATION OF TA CODE OF CONDUCT AND OTHER POLICIES CHAPTER VI CONFLICT OF INTEREST

46

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 48: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

BAB VII PENCEGAHAN KORUPSI

1.Suap dan Korupsi 2.Hadiah dan Hiburan

BAB VIII KOMUNIKASI DENGAN

PUBLIK 1.Pertanyaan dari Media

Massa dan Pihak Luar Lainnya

2.Penanganan Keluhan BAB IX KESESUAIAN PRODUK BAGI

PELANGGAN

BAB X PERLINDUNGAN TERHADAP

ASET TA DAN ASET PELANGGAN

BAB XI PARTISIPASI PERUSAHAAN

1.Kegiatan Politik 2.Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan BAB XII LINGKUNGAN KERJA YANG

SEHAT DAN PRODUKTIF CATATAN TAMBAHAN PANDUAN

CHAPTER VII PREVENTION OF CORRUPTION 1.Bribery and Corruption 2.Gift and Entertainment CHAPTER VIII COMMUNICATION WITH THE PUBLIC 1.Inquiries from Mass Media and Other External Parties 2.Handling of Complaints

CHAPTER IX PRODUCT CONFORMITY FOR CUSTOMER

CHAPTER X PROTECTION OF TA

ASSETS AND

CUSTOMER

CHAPTER XI COMPANY’S

PARTICIPATION

1.Political Activity

2.Corporate Social

Responsibility

CHAPTER XII HEALTHY AND

PRODUCTIVE WORKING

ENVIRONMENT

ADDITIONAL GUIDELINES

47

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 49: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Lembaga Profesi

Penunjang Pasar Modal

Capital Market Supporting

Professional Institutions

Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal adalah sebagai berikut:

(Capital Market Supporting Professional Institutions are the following):

Profesi Nama Jasa Honorarium

(Profession) (Name) (Service) (Fee)

Kustodian Saham PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Layanan jasa penyimpanan dan Rp 10.000.000

(Share Custodian) Indonesia Stock Exchange Building, penyelesaian transaksi efek

Menara I, Lt 5 Jl. Jend Sudirman Kav 52-53 (Securities depository and

Jakarta 12190 shares transaction settlement)

Phone : (62-21) 5299 1099

Fax : (62-21) 5299 1199

Biro Administrasi Efek PT Electronic Data Interchange Indonesia (EDI) Pengelolaan Administrasi Efek Rp 9.000.000

(Share Administrator Bureau) Wisma SMR 1st, 3rd & 10th Floor (Share Administration Management)

Jl. Yos Sudarso Kav. 89

Jakarta 14350 Indonesia

Phone : (62-21) 650 5829

Fax : (62-21) 650 5987

Akuntan Publik Tjahjadi & Tamara Mengaudit Laporan Keuangan Rp 110.000.000

(Public Accountant) Registered Public Accountants (Audit of Financial Statements)

Gedung Jaya 4th Floor

Jl. M.H. Thamrin No. 12, Jakarta 10340,

Indonesia

Phone : (62-21) 31908550

Fax : (62-21) 31908502

Notaris Sakti Lo S.H. Akta Risalah Rapat Umum Rp 10.000.000

(Notary) Tangerang City Blok D - 28 Pemegang Saham Tahunan

Jl. Jend. Sudirman Cikokol - (Notarize Minutes of Annual

Tangerang 15117 General Meeting of Stockholders)

Phone : (62-21) 55782518

Fax : (62-21) 55782539

xxxxxxx

48

LAPORAN TAHUNAN 2014 ANNUAL REPORT

Page 50: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 51: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN KEUANGAN

DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan ................................................................................................... 1 - 2 Laporan Laba Rugi Komprehensif ...................................................................................… 3 Laporan Perubahan Ekuitas ......................................................................……………........ 4 Laporan Arus Kas ...............................……...……………………………............................... 5 Catatan atas Laporan Keuangan …..................................................................................... 6 - 52

**************************

Page 52: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 53: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 54: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 55: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2014 2013

ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2r,4 117.636.810.299 93.371.119.093 Piutang usaha - pihak ketiga 2e,2r,5 75.240.353.979 72.257.220.834 Persediaan 2f,6 105.855.280.781 83.036.682.565 Biaya dibayar di muka 2g 1.493.762.793 551.915.239 Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual 2t,11 896.319.900 896.319.900 Aset lancar lainnya 7 1.753.526.078 2.042.256.649

JUMLAH ASET LANCAR 302.876.053.830 252.155.514.280 ASET TIDAK LANCAR Piutang lain-lain 2e,2r,8 1.912.833.750 2.143.800.000 Uang muka pembelian aset tetap 9 3.050.981.664 4.056.870.000 Aset pajak tangguhan 2o,16b 5.088.755.520 6.734.193.678 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 132.527.745.280 pada tanggal 31 Desember 2014 dan Rp 123.770.840.002 pada tanggal 31 Desember 2013 2h,2i,10 116.614.583.554 73.764.892.525 Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 3.085.567.037 pada tanggal 31 Desember 2014 dan Rp 2.869.257.493 pada tanggal 31 Desember 2013 2i,2k,11 1.658.373.170 2.220.921.714 Aset takberwujud - neto 2i,2l,12 57.315.015 64.057.971 Aset tidak lancar lainnya 274.400.000 274.400.000

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 128.657.242.673 89.259.135.888

JUMLAH ASET 431.533.296.503 341.414.650.168

Page 56: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2014 2013

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha 2r,13 Pihak berelasi 2d,29 2.720.993.598 2.013.789.603 Pihak ketiga 56.791.611.523 36.693.767.461 Utang lain-lain - pihak ketiga 2r,14 5.601.366.356 5.586.451.933 Beban akrual 2r,15 2.491.063.278 1.601.730.245 Utang pajak 2o,16a 4.533.648.419 4.703.582.887 Bagian utang pembelian aset tetap yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2r,17 9.883.076.240 -

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 82.021.759.414 50.599.322.129 LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang pembelian aset tetap - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2r,17 9.552.877.616 - Liabilitas imbalan pasca kerja 2m,18 13.377.360.713 18.504.260.733

JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 22.930.238.329 18.504.260.733

JUMLAH LIABILITAS 104.951.997.743 69.103.582.862 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 2.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.353.435.000 saham 19 135.343.500.000 135.343.500.000 Saldo laba Ditentukan penggunaannya 20 2.200.000.000 2.100.000.000 Tidak ditentukan penggunaannya 189.037.798.760 134.867.567.306

JUMLAH EKUITAS 326.581.298.760 272.311.067.306

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 431.533.296.503 341.414.650.168

Page 57: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2014 2013

PENJUALAN NETO 2n,21,29 558.080.193.376 423.277.747.305 BEBAN POKOK PENJUALAN 2n,22,29 (453.638.903.779 ) (351.812.049.658)

LABA BRUTO 104.441.289.597 71.465.697.647

Beban penjualan 2n,23,29 (9.861.999.357) (11.218.761.975) Beban umum dan administrasi 2n,24 (24.726.572.898) (20.329.176.318) Pendapatan operasi lain 2b,2j,2n,25 3.634.814.346 11.069.839.233 Beban operasi lain 2n,26 (283.935.334) (1.023.813.591)

LABA USAHA 73.203.596.354 49.963.784.996

Pendapatan keuangan 2n,4 4.507.286.341 2.802.858.425 Biaya keuangan 2n (563.020.833) -

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 77.147.861.862 52.766.643.421 PAJAK PENGHASILAN 2o,16b (19.494.042.908) (14.377.590.168)

LABA TAHUN BERJALAN 57.653.818.954 38.389.053.253 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN - -

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 57.653.818.954 38.389.053.253

LABA PER SAHAM 2p,27 43 28

Page 58: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Modal Saldo Laba

Ditempatkan dan Ditentukan Tidak Ditentukan Jumlah

Catatan Disetor Penuh Penggunaannya Penggunaannya Ekuitas

Saldo 1 Januari 2013 135.343.500.000 2.000.000.000 126.354.084.053 263.697.584.053

Dividen kas 20 - - (29.775.570.000) (29.775.570.000)

Pembentukan dana

cadangan 20 - 100.000.000 (100.000.000) -

Jumlah laba komprehensif

tahun 2013 - - 38.389.053.253 38.389.053.253

Saldo 31 Desember 2013 135.343.500.000 2.100.000.000 134.867.567.306 272.311.067.306

Dividen kas 20 - - (3.383.587.500) (3.383.587.500)

Pembentukan dana

cadangan 20 - 100.000.000 (100.000.000) -

Jumlah laba komprehensif

tahun 2014 - - 57.653.818.954 57.653.818.954

Saldo 31 Desember 2014 135.343.500.000 2.200.000.000 189.037.798.760 326.581.298.760

Page 59: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

PT TUNAS ALFIN Tbk LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2014 2013

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan 555.132.034.654 415.339.600.005 Pembayaran kepada pemasok (365.135.959.081) (267.583.675.044) Pembayaran untuk gaji, tunjangan dan imbalan pasca kerja (60.063.285.368) (44.232.150.943) Pembayaran untuk beban operasional (58.687.332.291) (54.200.314.438)

Kas dihasilkan dari operasi 71.245.457.914 49.323.459.580 Penerimaan dari pendapatan keuangan 4.507.286.341 2.802.858.425 Pembayaran biaya keuangan (563.020.833) - Pembayaran pajak penghasilan badan (19.140.405.111) (12.154.764.466) Penerimaan dari kegiatan operasi lainnya 1.469.515.940 2.650.953.797

Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi 57.518.834.251 42.622.507.336

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pengurangan piutang lain-lain 1.482.150.000 658.250.000 Hasil penjualan properti investasi 11 455.054.250 - Hasil penjualan aset tetap 10 102.272.729 - Perolehan aset tetap (10.440.574.435) (5.463.226.772) Uang muka pembelian aset tetap (6.068.344.788) (9.912.462.647) Penambahan piutang lain-lain (1.240.500.000) (599.500.000) Pencairan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya - 2.000.000.000

Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi (15.709.942.244) (13.316.939.419)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran utang pembelian aset tetap (14.810.834.892) - Pembayaran dividen kas 20 (3.383.587.500) (29.775.570.000)

Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (18.194.422.392) (29.775.570.000)

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS 23.614.469.615 (470.002.083) DAMPAK PERUBAHAN SELISIH KURS PADA KAS DAN SETARA KAS 651.221.591 5.715.898.166 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 93.371.119.093 88.125.223.010

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4 117.636.810.299 93.371.119.093

Page 60: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Tunas Alfin Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Edison Sianipar, S.H. No. 5 tanggal 6 Mei 1977. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/412/13 tanggal 18 Oktober 1977 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 87 tanggal 30 Oktober 1979. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Widya Agustyna S.H. No. 311 tanggal 3 Mei 2013 mengenai perubahan dari saham Seri A dan saham Seri B menjadi satu jenis saham. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-38588 tanggal 13 September 2013.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha perdagangan, agen, angkutan, pembangunan, industri kemasan dan percetakan. Pada saat ini, kegiatan usaha yang dilakukan Perusahaan adalah di bidang industri kemasan halus (fine packaging). Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1977.

Kantor pusat dan pabrik Perusahaan berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim No. 9, Batu Ceper, Tangerang. Kantor penghubung Perusahaan berlokasi di Menara Imperium Lantai 28, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta.

PT Proinvestindo adalah entitas induk akhir Perusahaan.

b. Pencatatan Perusahaan sebagai Perusahaan Publik

Pernyataan Pendaftaran Perusahaan sebagai Perusahaan Publik Tanpa Penawaran Umum di Bursa Efek Surabaya (BES) dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan Surat BES No. S-151/PM/2001 tanggal 30 Januari 2001.

Pada tanggal 12 Februari 2001, BES menyetujui pencatatan 90.229.000 saham Perusahaan berdasarkan Surat BES No. JKT-003/MKT/LIST/BES/II/2001 tanggal 6 Februari 2001. Pada tanggal 15 Juni 2001, BES menyetujui tambahan pencatatan 1.263.206.000 saham Perusahaan sehubungan dengan pembagian dividen saham berdasarkan Surat BES No. JKT-009/MKT/LIST/BES/VI/2001 tanggal 31 Mei 2001.

Pada tanggal 30 Nopember 2007, BES bergabung ke dalam Bursa Efek Jakarta (BEJ). Selanjutnya BEJ berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mulai menjalankan fungsi bursa efek pada tanggal 1 Desember 2007.

Berdasarkan Surat Pengumuman BEJ No. Peng-167/BEJ-CAT/P/11-2007 tanggal 30 Nopember 2007, aktivitas saham Perusahaan ditangguhkan karena Perusahaan belum dapat memenuhi ketentuan bursa, khususnya yang terkait dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali. Selanjutnya berdasarkan Surat Pemberitahuan BES No. 440/LIST-PENG/BES/IX/2007 tanggal 30 Nopember 2007, Perusahaan diberikan batas waktu 2 (dua) tahun untuk memenuhi peraturan bursa tersebut.

Untuk meningkatkan jumlah kepemilikan saham oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, PT Proinvestindo sebagai pemegang saham mayoritas Perusahaan mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum oleh Pemegang Saham Perusahaan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dalam Surat No. 001/PRO/XI/2013 tanggal 11 Nopember 2013 dan No. 001/PRO/XII/2013 tanggal 9 Desember 2013. Selanjutnya Pernyataan Pendaftaran tersebut telah memperoleh Pernyataan Efektif dari OJK dalam Surat OJK No. S-485/D.04/2013 tanggal 31 Desember 2013 dan pelaksanaan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham Perusahaan telah dilakukan dari tanggal 3 Januari 2014 sampai dengan tanggal 9 Januari 2014.

Page 61: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7

1. UMUM (lanjutan)

b. Pencatatan Perusahaan sebagai Perusahaan Publik (lanjutan)

Sehubungan dengan telah dipenuhinya ketentuan bursa khususnya terkait persyaratan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, selanjutnya berdasarkan Surat dari BEI No. S-00138/BEI.PPR/01-2014 tanggal 13 Januari 2014, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan kembali (relisting) efek Perusahaan dari BEI, efektif sejak tanggal 17 Januari 2014.

c. Dewan Komisaris dan Direksi, Komite Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan tanggal

3 Mei 2013, yang dinyatakan dalam Akta Notaris Widya Agustyna, S.H. No. 310 pada tanggal yang sama, dan telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Laporan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10-20647 tanggal 28 Mei 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Fredy Mantelagheng Liando Komisaris : Pieter Tika Komisaris Independen : Gunawan Direksi Presiden Direktur : John Tika Direktur : Bernardus Budiman Direktur : Samuel Sofyan Tika Direktur Tidak Terafiliasi : Muljono Sunaryo

Susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Ketua : Gunawan Anggota : Stevan Djaya Saputra Anggota : Rika Prasojo Sekretaris Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Sherley Liando. Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan personil manajemen kunci Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah karyawan Perusahaan masing-masing adalah sejumlah 681 karyawan dan 533 karyawan (tidak diaudit).

d. Tanggung Jawab Manajemen dan Persetujuan atas Laporan Keuangan

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan yang diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit pada tanggal 17 Maret 2015.

Page 62: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan oleh Perusahaan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Bapepam dan LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013, No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan yang relevan. Laporan arus kas menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - penerapan kebijakan akuntansi; - jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas

kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; - jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil akrual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut. Estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan diungkapkan pada Catatan 3. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan pelaporan Perusahaan.

Page 63: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah tanggal transaksi perbankan terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi atas selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

2014 2013

1 Dolar Amerika Serikat(US$) 12.440,00 12.189,00 1 Euro (EUR) 15.133,27 16.821,44 1 Franc Swiss (CHF) 12.582,83 -

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak dijadikan sebagai jaminan pinjaman serta tanpa pembatasan penggunaan.

d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Perusahaan memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi, dengan definisi yang diuraikan pada PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, sebagai berikut:

a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya

entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas

asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah

entitas asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah

satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Transaksi dengan pihak-pihak berelasi dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.

Page 64: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

e. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain

Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material, setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai piutang. Penyisihan penurunan nilai dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai perolehan atau nilai realisasi neto. Nilai perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Cadangan atas penurunan nilai persediaan ditetapkan untuk menurunkan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi netonya.

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

h. Aset Tetap

Perusahaan menerapkan PSAK 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK 25, “Hak atas Tanah”. PSAK 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kaitannya dengan aset tersebut.

ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dikeluarkan ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaharuan legal hak atas tanah diakui sebagai “Aset Takberwujud” dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.

Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, apabila ada.

Penyusutan aset tetap, kecuali tanah, dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap sebagai berikut:

Masa Manfaat (Tahun)

Bangunan 20 Mesin dan peralatan 8 - 16 Perlengkapan kantor 4 - 8 Kendaraan bermotor 8

Page 65: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

h. Aset Tetap (lanjutan) Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Penilaian aset tetap dilakukan atas penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aset jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset tetap terkait bila besar kemungkinan bagi Perusahaan manfaat ekonomi masa depan menjadi lebih besar dari standar kinerja awal yang ditetapkan sebelumnya dan disusutkan sepanjang sisa masa manfaat aset tetap terkait. Pada setiap akhir periode pelaporan, nilai residu, manfaat ekonomis dan metode penyusutan dievaluasi, dan jika sesuai keadaan, disesuaikan secara prospektif. Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dari aset tetap dan dicatat sebesar biaya perolehan, yang mencakup kapitalisasi biaya-biaya yang berhubungan secara langsung dengan pembangunan dan akuisisi aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Aset dalam penyelesaian tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.

i. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laba rugi. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan menggunakan metode penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia.

Page 66: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

i. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan) Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui sebagai laba atau rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya. Penilaian dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi tersebut ada, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk suatu aset dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi yang telah diakui untuk aset tersebut pada periode sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi. Setelah pembalikan tersebut diakui sebagai laba rugi, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas kemungkinan penurunan potensial atas nilai aset non-keuangan pada tanggal pelaporan.

j. Sewa

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa Operasi - Perusahaan sebagai Lessee Sewa dimana seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset secara signifikan berada pada lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif secara garis lurus selama masa sewa. Sewa Operasi - Perusahaan sebagai Lessor Sewa dimana Perusahaan tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

k. Properti Investasi

Properti investasi merupakan tanah dan bangunan yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Perusahaan telah memilih model biaya untuk mencatat properti investasinya. Penyusutan bangunan yang merupakan properti investasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 20 (dua puluh) tahun.

Page 67: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

k. Properti Investasi (lanjutan) Tanah yang merupakan properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dalam periode penghentian atau pelepasan tersebut terjadi. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik, dimulainya pengembangan untuk dijual, atau berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain. Untuk transfer dari properti investasi ke aset tetap yang digunakan dalam operasi, Perusahaan menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan Perusahaan menjadi properti investasi, Perusahaan mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.

l. Aset Takberwujud

Aset takberwujud diukur sebesar nilai perolehan pada pengakuan awal. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, apabila ada. Umur manfaat aset takberwujud dinilai apakah terbatas atau tidak terbatas. Aset takberwujud dengan umur terbatas diamortisasi selama umur manfaat ekonomi aset dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai untuk aset takberwujud. Periode dan metode amortisasi untuk aset takberwujud dengan umur terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan.

Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2h atas laporan keuangan di atas, Perusahaan menerapkan ISAK 25, “Hak atas Tanah”. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaharuan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Aset takberwujud dihentikan pengakuannya pada saat: i. dijual; atau ii. ketika tidak ada manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan dari penggunaan

atau penjualan aset tersebut.

m. Imbalan Kerja

Perusahaan menerapkan PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, yang mengatur persyaratan tentang pencatatan dan pengungkapan atas imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang. PSAK 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca kerja dimana keuntungan/kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lainnya. Perusahaan telah memutuskan untuk tetap mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan.

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Page 68: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

m. Imbalan Kerja (lanjutan)

Imbalan pasca kerja

Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja manfaat pasti kepada karyawannya sesuai dengan ketentuan dari Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Sejak 20 Oktober 2011, Perusahaan mengikuti Manulife Program Pesangon dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Polis asuransi ini memenuhi syarat sebagai aset program imbalan pasca kerja Perusahaan.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode penilaian aktuarial Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program. Aset yang diakui akibat perhitungan ini, terbatas pada jumlah kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu belum diakui, ditambah dengan nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa datang.

Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian terjadi.

Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi: i. Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang

ditanggung oleh program; atau, ii. Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material

dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah.

Penyelesaian program terjadi ketika Perusahaan melakukan transaksi yang menghapuskan semua liabilitas hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti.

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pengakuan Pendapatan

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: - Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat

kepemilikan barang kepada pembeli; - Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang

dijual; - Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; - Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir

kepada Perusahaan tersebut; dan - Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur

dengan andal.

Page 69: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)

Pengakuan Pendapatan (lanjutan)

Penghasilan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai.

Pengakuan Beban

Beban diakui pada saat terjadinya (asas akrual).

o. Perpajakan

Pajak Kini

Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.

Aset dan liabilitas pajak kini untuk periode berjalan diukur sebesar jumlah yang diharapkan dapat direstitusi dari atau dibayarkan kepada otoritas perpajakan.

Pajak penghasilan kini diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak yang berkaitan dengan item yang diakui di luar laba atau rugi, baik pada pendapatan komprehensif lain atau langsung kepada ekuitas. Manajemen secara periodik melakukan evaluasi atas posisi yang diambil dalam pelaporan pajak sehubungan dengan situasi di mana peraturan pajak terkait menjadi subyek interpretasi dan menetapkan provisi bila diperlukan.

Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas dan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada tanggal pelaporan.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang kena pajak, kecuali: i. liabilitas pajak tangguhan yang terjadi dari pengakuan awal goodwill atau dari aset atau

liabilitas dari transaksi yang bukan transaksi kombinasi bisnis, dan pada waktu transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak/rugi pajak;

ii. dari perbedaan temporer kena pajak atas investasi pada entitas anak, yang saat pembalikkannya dapat dikendalikan dan besar kemungkinannya bahwa beda temporer itu tidak akan dibalik dalam waktu dekat.

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi pajak belum dikompensasi, bila kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dan rugi pajak belum dikompensasi, dapat dimanfaatkan, kecuali: i. jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau liabilitas dalam transaksi yang

bukan transaksi kombinasi bisnis, dan tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun laba kena pajak/rugi pajak; atau

ii. dari perbedaan temporer yang dapat dikurangkan atas investasi pada entitas anak, aset pajak tangguhan hanya diakui bila besar kemungkinannya bahwa beda temporer itu tidak akan dibalik dalam waktu dekat dan laba kena pajak dapat dikompensasi dengan beda temporer tersebut.

Page 70: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

o. Perpajakan (lanjutan)

Pajak Tangguhan (lanjutan) Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan. Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan meninjau kembali aset pajak tangguhan yang tidak diakui dan mengakui aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan akan berlaku pada periode saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak dan peraturan pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan disaling-hapuskan jika terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, atau aset dan liabilitas pajak tangguhan pada entitas yang sama, atau entitas yang bermaksud untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas lancar berdasarkan jumlah neto.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat diterimanya surat ketetapan pajak atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut ditetapkan.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pendapatan, beban-beban dan aset-aset diakui neto atas jumlah PPN kecuali: i. PPN yang muncul dari pembelian aset atau jasa yang tidak dapat dikreditkan oleh kantor

pajak, yang dalam hal ini PPN diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset atau sebagai bagian dari item beban-beban yang diterapkan; dan

ii. Piutang dan utang yang disajikan termasuk dengan jumlah PPN. Jumlah PPN neto yang terpulihkan dari, atau terutang kepada, kantor pajak temasuk sebagai bagian dari pajak dibayar di muka atau utang pajak pada laporan posisi keuangan.

p. Laba per Saham

Laba per saham dihitung berdasarkan laba tahun berjalan dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan. Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

q. Informasi Segmen

Perusahaan menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, yang mengatur pengungkapan yang akan memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi.

Page 71: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

q. Informasi Segmen (lanjutan)

Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang sejalan dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Direksi Perusahaan diidentifikasi sebagai pengambil keputusan operasional, yang bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat kebijakan strategis.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan

beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b. yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

r. Instrumen Keuangan

Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

i. Aset keuangan

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pengakuan dan Pengukuran

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain. Perusahaan menetapkan bahwa semua aset keuangan tersebut dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Page 72: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

ii. Liabilitas keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman dan utang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan meliputi utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang pembelian aset tetap. Perusahaan mengklasifikasikan seluruh liabilitas keuangan tersebut sebagai pinjaman dan utang. Pengukuran setelah pengakuan awal Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

iii. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

iv. Nilai wajar instrumen keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya. Bila nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara andal, instrumen keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya.

Page 73: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

v. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

vi. Penurunan nilai dari aset keuangan

Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.

Nilai tercatat aset keuangan diturunkan melalui penggunaan pos penyisihan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos penyisihan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi.

vii. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan

Aset keuangan

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berliabilitas untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “passthrough”; dan baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

Page 74: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

r. Instrumen Keuangan (lanjutan)

vii. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)

Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan.

Ketika sebuah liabilitas keuangan digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari liabilitas keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

s. Provisi

Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.

t. Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

Sesuai PSAK 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, Perusahaan mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan secara prinsip melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut. Perusahaan mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.

u. Penerapan Standar Akuntansi Baru

Penerapan dari perubahan interpretasi standar akuntansi berikut, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2014, tidak menyebabkan perubahan signifikan atas kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak memberikan dampak yang material terhadap jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan:

- ISAK 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan”. - ISAK 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN

Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mensyaratkan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas, serta pengungkapan liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Namun, ketidakpastian asumsi dan estimasi ini dapat menyebabkan hasil yang memerlukan penyesuaian material atas nilai tercatat aset atau liabilitas yang berdampak pada masa mendatang.

Page 75: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

Pertimbangan

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen telah membuat pertimbangan-pertimbangan berikut ini, yang terpisah dari estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang dicatat dalam laporan keuangan:

Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional Perusahaan merupakan mata uang dalam lingkungan ekonomi utama di mana Perusahaan beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya Perusahaan. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah.

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntasi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2r.

Sewa

Perusahaan memiliki perjanjian sewa dimana Perusahaan sebagai lessee sehubungan dengan sewa kendaraan dan Perusahaan sebagai lessor sehubungan dengan sewa gedung. Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang mensyaratkan Perusahaan untuk membuat pertimbangan dan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset sewa.

Berdasarkan penelaahan yang dilakukan Perusahaan atas perjanjian sewa kendaraan dan gedung, transaksi sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Estimasi dan Asumsi

Asumsi kunci mengenai masa depan dan sumber kunci lainnya untuk estimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan yang menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang

Apabila terdapat bukti objektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi atas piutang (piutang usaha dan lain-lain), Perusahaan mengestimasi cadangan untuk penurunan nilai atas piutang yang secara khusus diidentifikasi ragu-ragu untuk ditagih. Tingkat cadangan ditelaah oleh manajemen dengan dasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat tertagihnya piutang tersebut. Dalam kasus ini, Perusahaan menggunakan pertimbangan berdasarkan fakta-fakta terbaik yang tersedia dan situasi-situasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan Perusahaan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan laporan dari pihak ketiga dan faktor-faktor pasar yang telah diketahui, untuk mengakui pencadangan spesifik untuk pelanggan terhadap jumlah yang jatuh tempo untuk menurunkan piutang Perusahaan ke jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Pencadangan secara spesifik ini ditelaah dan diselesaikan jika terdapat informasi tambahan yang diterima yang mempengaruhi jumlah yang diestimasikan.

Page 76: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

22

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang (lanjutan)

Sebagai tambahan atas cadangan terhadap piutang yang secara individual signifikan, Perusahaan juga meneliti cadangan penurunan nilai secara kolektif terhadap risiko kredit pelanggan mereka yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang sama, yang meskipun tidak diidentifikasi secara spesifik memerlukan cadangan tertentu, memiliki risiko yang lebih besar tidak tertagih dibandingkan dengan piutang yang diberikan kepada pelanggan. Cadangan secara kolektif ini dihitung berdasarkan pengalaman kerugian historis dengan menggunakan faktor yang bervariasi seperti kinerja historis dari pelanggan dalam kelompok kolektif, penurunan kinerja pasar dimana pelanggan beroperasi, dan kelemahan struktural yang diidentifikasi atau penurunan kinerja arus kas dari pelanggan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5.

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Persediaan

Cadangan kerugian penurunan nilai persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan keadaan yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Penyisihan dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6.

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 (empat) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum berlaku dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai buku neto atas aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 116.614.583.554 dan Rp 73.764.892.525. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10.

Imbalan Pasca Kerja

Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% kewajiban imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan pasca kerja dan beban imbalan pasca kerja. Nilai tercatat atas liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 13.377.360.713 dan Rp 18.504.260.733. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 18.

Page 77: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Pajak Penghasilan Ketidakpastian atas interpretasi dan peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah serta timbulnya pendapatan kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat.

Estimasi signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Apabila keputusan final atas pajak tersebut berbeda dari jumlah yang pada awalnya dicatat, perbedaan tersebut akan dicatat pada laporan laba rugi komprehensif pada periode dimana hasil tersebut dikeluarkan.

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16b.

4. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari: 2014 2013

Kas Rupiah 58.000.000 58.000.000 Dolar Amerika Serikat 89.431.160 279.310.935

Jumlah kas 147.431.160 337.310.935

Kas di bank Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.481.147.583 5.088.035.717 PT Bank CIMB Niaga Tbk 4.171.109.183 3.628.001.422 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 162.475.877 695.813.707 Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga Tbk 21.230.349.317 8.322.505.004 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 4.332.306.382 901.640.320 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 403.596.767 863.111.988

Franc Swiss PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 31.325.630 -

Jumlah kas di bank 39.812.310.739 19.499.108.158

Page 78: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 2014 2013

Setara kas - deposito berjangka Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 61.250.000.000 35.500.000.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 10.207.068.400 - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - 10.000.000.000

Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga Tbk 6.220.000.000 28.034.700.000

Jumlah setara kas - deposito berjangka 77.677.068.400 73.534.700.000

Jumlah kas dan setara kas 117.636.810.299 93.371.119.093

Tingkat suku bunga tahunan untuk deposito berjangka adalah sebagai berikut: 2014 2013

Rupiah 4,25% - 10,75% 4,50% - 9,50% Dolar Amerika Serikat 0,85% - 2,50% 1,15% - 2,25% Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak ada penempatan kas dan setara kas pada pihak

berelasi. Pendapatan bunga yang berasal dari kas di bank dan deposito berjangka disajikan sebagai bagian

dari “Pendapatan Keuangan” pada laporan laba rugi komprehensif. 5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA

Akun ini terdiri dari:

2014 2013

Berdasarkan Pelanggan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 20.108.426.873 11.913.713.114 PT Oleochem & Soap Industri 7.429.602.939 6.557.396.859 PT Nojorono Tobacco International 7.321.536.439 9.305.742.533

PT Bentoel Internasional Investama Tbk 4.032.547.715 2.108.312.965 PT Perfetti Van Melle Indonesia 3.164.760.510 4.886.008.084 PT Gelora Djaja 2.776.777.602 1.436.637.400 PT Sayap Mas Utama 2.623.386.135 3.105.650.165 PT Djarum 2.612.295.636 2.186.842.268 PT Asia Tembakau 2.305.822.551 2.236.867.245 PT Nikki Super Tobacco Indonesia 1.934.574.400 1.064.884.216 PT Bayer Indonesia 1.806.249.709 1.493.003.050 PT Subur Aman 1.627.025.269 710.275.277 PT Kao Indonesia 1.557.052.519 2.165.352.420 Bpk Budi Hendrata Stefanus 1.417.096.213 1.374.624.486 CV Mulyoraharjo 1.287.474.199 197.786.600 PT Pura Barutama 1.151.308.125 2.532.877.875 PT Union Confectionery Ltd 885.014.334 1.399.950.178 PT Solomurni 813.937.599 450.607.822 PT Divatama Inti Perintis Indopaper 790.731.285 605.765.221

Page 79: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan)

2014 2013

Berdasarkan Pelanggan (lanjutan) PT Pura Perkasa Jaya 634.987.485 296.820.480 Bpk Mulyanto 586.079.410 - PT Nikorama Citra Tobacco 538.461.000 176.628.721 PT Perkebunan Nusantara VIII 536.404.687 - PT Sukun Druck/Bpk. Rindho Wartono 525.460.856 4.394.076.210 PT Multi Duta Utari 504.691.060 705.263.625 PT Softex Indonesia 414.751.418 670.823.442 PT Mitra Serasi Jaya 381.559.653 1.149.733.053 PT Uni-Charm Indonesia 227.969.280 679.536.000 PT Perusahaan Dagang dan Industri Tresno - 998.609.370 PT Cakrawala Mega Indah - 868.030.308 PT Hisamitsu Pharma Indonesia - 703.296.000 Uni-Charm Thailand Co, Ltd - 675.758.160 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) 5.244.369.078 5.206.347.687

Jumlah 75.240.353.979 72.257.220.834

Berdasarkan Produk Rokok 52.340.964.506 44.938.500.498 Barang konsumsi 20.871.135.899 24.363.845.558 Lain-lain 2.028.253.574 2.954.874.778

Jumlah 75.240.353.979 72.257.220.834

Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo 54.791.863.574 42.742.088.885

Sudah jatuh tempo Kurang dari 30 hari 16.116.044.038 19.253.822.696 31 - 60 hari 1.752.069.501 5.106.968.649 Lebih dari 60 hari 2.580.376.866 5.154.340.604

Jumlah 75.240.353.979 72.257.220.834

Berdasarkan Mata Uang Rupiah 45.656.175.692 50.893.489.106 Dolar Amerika Serikat 29.584.178.287 21.363.731.728

Jumlah 75.240.353.979 72.257.220.834

Pada tanggal 31 Desember 2014, piutang usaha sebesar Rp 25.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 30).

Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang usaha sebesar Rp 40.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 30).

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode pelaporan dan dengan mempertimbangkan sejarah kredit, manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha kepada pihak ketiga.

Page 80: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26

6. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari:

2014 2013

Barang jadi 22.546.392.540 15.779.811.372 Barang dalam proses 10.600.062.704 10.726.562.069 Bahan baku 69.519.896.245 53.890.281.077 Barang dalam perjalanan 3.188.929.292 2.640.028.047

Jumlah 105.855.280.781 83.036.682.565

Pada tanggal 31 Desember 2014, persediaan sebesar Rp 25.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 30). Pada tanggal 31 Desember 2013, persediaan sebesar Rp 50.000.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 30). Berdasarkan hasil penelaahan atas kondisi fisik dan nilai realisasi neto persediaan pada akhir periode pelaporan, manajemen berpendapat bahwa nilai neto persediaan tersebut di atas dapat direalisasi sepenuhnya, sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya kepada perusahaan asuransi pihak ketiga dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 10.000.000 dan US$ 9.000.000. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan.

7. ASET LANCAR LAINNYA

Akun ini terdiri dari: 2014 2013

Setoran jaminan 1.658.631.078 1.376.656.295 Uang muka ke asuransi 75.670.000 97.060.000 Uang muka ke pemasok 19.225.000 568.540.354

Jumlah 1.753.526.078 2.042.256.649

Page 81: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

8. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari: 2014 2013

Pihak ketiga Karyawan 1.902.150.000 2.143.800.000

Pihak berelasi (Catatan 29) PT Wahana Matra Sejati 6.613.750 - PT Kutai Bara Abadi 4.070.000 -

Jumlah pihak berelasi 10.683.750 -

Jumlah 1.912.833.750 2.143.800.000

Piutang karyawan merupakan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan yang bukan personil manajemen kunci Perusahaan. Pinjaman ini akan dilunasi secara periodik melalui pemotongan gaji bulanan. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain akan dapat ditagih sehingga tidak diperlukan pembentukan cadangan penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

9. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP

Akun ini merupakan uang muka yang dibayarkan kepada pemasok sehubungan dengan pembelian mesin dan akan direklasifikasikan ke aset dalam penyelesaian pada saat mesin tersebut diterima oleh Perusahaan.

10. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: 2014

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Pemilikan langsung

Tanah 435.622.943 - - - 435.622.943

Bangunan 9.939.268.949 - - 914.253.723 10.853.522.672

Mesin dan peralatan 171.464.331.419 3.136.503.287 - 51.429.537.866 226.030.372.572

Perlengkapan kantor 1.865.497.292 4.300.000 - 322.300.000 2.192.097.292

Kendaraan bermotor 6.543.595.772 - 155.000.000 411.221.818 6.799.817.590

Aset dalam penyelesaian 7.287.416.152 48.620.793.020 - (53.077.313.407) 2.830.895.765

Jumlah biaya perolehan 197.535.732.527 51.761.596.307 155.000.000 - 249.142.328.834

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan langsung

Bangunan 6.940.280.086 345.254.796 - - 7.285.534.882

Mesin dan peralatan 111.653.611.912 7.803.964.630 - - 119.457.576.542

Perlengkapan kantor 1.301.244.386 155.925.402 - - 1.457.169.788

Kendaraan bermotor 3.875.703.618 565.276.075 113.515.625 - 4.327.464.068

Jumlah akumulasi penyusutan 123.770.840.002 8.870.420.903 113.515.625 - 132.527.745.280

Nilai Buku 73.764.892.525 116.614.583.554

Page 82: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28

10. ASET TETAP (lanjutan)

2013

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Pemilikan langsung

Tanah 435.622.943 - - - 435.622.943

Bangunan 9.941.810.309 - 2.541.360 - 9.939.268.949

Mesin dan peralatan 169.473.157.803 644.549.644 2.990.496.428 4.337.120.400 171.464.331.419

Perlengkapan kantor 2.184.384.109 583.078.423 901.965.240 - 1.865.497.292

Kendaraan bermotor 6.695.263.272 - 151.667.500 - 6.543.595.772

Aset dalam penyelesaian 1.437.365.200 10.187.171.352 - (4.337.120.400) 7.287.416.152

Jumlah biaya perolehan 190.167.603.636 11.414.799.419 4.046.670.528 - 197.535.732.527

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan langsung

Bangunan 6.600.673.952 342.147.494 2.541.360 - 6.940.280.086

Mesin dan peralatan 106.726.365.244 7.518.555.000 2.591.308.332 - 111.653.611.912

Perlengkapan kantor 2.130.842.115 71.606.835 901.204.564 - 1.301.244.386

Kendaraan bermotor 3.373.725.479 653.645.639 151.667.500 - 3.875.703.618

Jumlah akumulasi penyusutan 118.831.606.790 8.585.954.968 3.646.721.756 - 123.770.840.002

Nilai Buku 71.335.996.846 73.764.892.525

Rincian laba penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:

2014 2013

Harga jual aset tetap 102.272.729 - Nilai tercatat aset tetap (41.484.375) -

Laba penjualan aset tetap 60.788.354 - Laba penjualan aset tetap disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Operasi Lain” pada laporan laba rugi komprehensif (Catatan 25).

Rincian rugi penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut:

2014 2013

Biaya perolehan - 4.046.670.528 Akumulasi penyusutan - (3.646.721.756)

Rugi penghapusan aset tetap - 399.948.772

Penghapusan aset tetap dilakukan karena aset tetap tersebut sudah tidak dapat digunakan dan tidak terdapat manfaat ekonomis masa depan dari penggunaannya. Rugi penghapusan aset tetap disajikan sebagai bagian dari “Beban Operasi Lain” pada laporan laba rugi komprehensif (Catatan 26).

Page 83: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29

10. ASET TETAP (lanjutan) Penyusutan aset tetap dibebankan pada operasi sebagai berikut:

2014 2013

Beban pokok penjualan (Catatan 22) 8.275.239.123 7.977.142.128 Beban umum dan administrasi (Catatan 24) 595.181.780 608.812.840

Jumlah 8.870.420.903 8.585.954.968

Pada tanggal 31 Desember 2014, persentase penyelesaian atas aset dalam penyelesaian adalah berkisar antara 75% sampai dengan 95% dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2015. Jumlah biaya perolehan aset tetap yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 56.145.516.992 dan Rp 55.865.185.882.

Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan jumlah luas 43.130 meter persegi di Cipondoh, Tangerang dengan Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 (dua puluh) sampai 30 (tiga puluh) tahun dan akan jatuh tempo antara tahun 2019 dan 2023. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak ada aset tetap yang tidak dipakai sementara atau dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

Pada tanggal 31 Desember 2014, tanah pabrik dan bangunan kantor digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 30).

Pada tanggal 31 Desember 2013, tanah dan bangunan pabrik serta beberapa mesin Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Catatan 30).

Seluruh aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada perusahaan asuransi pihak ketiga dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 23.904.000 dan Rp 4.432.500.000 pada tanggal 31 Desember 2014 dan US$ 23.304.000 dan Rp 2.720.500.000 pada tanggal 31 Desember 2013. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan.

Pada tanggal 31 Desember 2014, Perusahaan melakukan peninjauan kembali atas masa manfaat, metode penyusutan, dan nilai residu aset tetap dan menyimpulkan bahwa tidak terdapat perubahan atas metode dan asumsi tersebut.

Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Page 84: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30

11. PROPERTI INVESTASI

Rincian properti investasi adalah sebagai berikut:

2014

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Tanah 346.239.000 - 346.239.000 -

Gedung 4.743.940.207 - - 4.743.940.207

Jumlah biaya perolehan 5.090.179.207 - 346.239.000 4.743.940.207

Akumulasi Penyusutan

Gedung 2.869.257.493 216.309.544 - 3.085.567.037

Nilai Buku 2.220.921.714 1.658.373.170

2013

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Tanah 346.239.000 - - 346.239.000

Gedung 4.743.940.207 - - 4.743.940.207

Jumlah biaya perolehan 5.090.179.207 - - 5.090.179.207

Akumulasi Penyusutan

Gedung 2.652.947.949 216.309.544 - 2.869.257.493

Nilai Buku 2.437.231.258 2.220.921.714

Perusahaan menggunakan model biaya untuk mencatat properti investasinya.

Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan memiliki tanah di Surabaya dengan harga perolehan sebesar Rp 346.239.000 yang tidak digunakan untuk kegiatan operasi dan belum terdaftar atas nama Perusahaan. Pada bulan Oktober 2014, Perusahaan melakukan penjualan tanah tersebut dengan rincian sebagai berikut:

2014

Harga jual properti investasi 455.054.250 Nilai tercatat properti investasi (346.239.000)

Laba penjualan properti investasi 108.815.250

Laba penjualan properti investasi disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Operasi Lain” pada laporan laba rugi komprehensif (Catatan 25).

Penghasilan sewa yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 156.790.000 dan Rp 488.410.330 (Catatan 25).

Penyusutan properti investasi dibebankan pada beban umum dan administrasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 216.309.544 (Catatan 24).

Pada tanggal 31 Desember 2014, properti investasi digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Catatan 30).

Page 85: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31

11. PROPERTI INVESTASI (lanjutan) Pada tahun 2012, Perusahaan merencanakan untuk menjual beberapa bidang tanah di Cirebon dengan nilai tercatat sebesar Rp 896.319.900 kepada pihak ketiga (Catatan 14). Sehubungan dengan rencana penjualan tersebut, Perusahaan mereklasifikasi penyajian nilai tercatat tanah tersebut dari akun properti investasi ke akun aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual. Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai properti investasi pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

12. ASET TAKBERWUJUD

Rincian dari aset takberwujud adalah sebagai berikut:

2014

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Biaya perpanjangan

hak atas tanah 134.859.120 - - 134.859.120

Akumulasi Amortisasi

Biaya perpanjangan

hak atas tanah 70.801.149 6.742.956 - 77.544.105

Nilai Buku 64.057.971 57.315.015

2013

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Biaya perpanjangan

hak atas tanah 134.859.120 - - 134.859.120

Akumulasi Amortisasi

Biaya perpanjangan

hak atas tanah 64.058.193 6.742.956 - 70.801.149

Nilai Buku 70.800.927 64.057.971

Amortisasi aset takberwujud yang dibebankan sebagai beban pabrikasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 6.742.956.

Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak ada aset takberwujud Perusahaan yang kepemilikannya dibatasi atau digunakan sebagai jaminan. Pada tanggal yang sama, Perusahaan tidak mempunyai komitmen kontraktual untuk pembelian aset takberwujud yang belum diselesaikan.

Page 86: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

32

13. UTANG USAHA

Akun ini terdiri dari: 2014 2013

Berdasarkan Pemasok Pihak berelasi (Catatan 29) PT Dharma Anugerah Indah 2.140.386.233 1.583.152.888 PT Kunyun Gravure Industries Indonesia 580.607.365 430.636.715

Jumlah pihak berelasi 2.720.993.598 2.013.789.603

Pihak ketiga PT Cakrawala Mega Indah 26.527.636.594 9.034.973.837 PT Siegwerk Indonesia 11.809.250.057 4.871.606.484 PT Javapaperindo Utama Industries 1.879.149.992 1.578.453.709 PT Cemani Toka 1.795.344.100 725.419.700 PT DIC Graphics 1.784.899.245 1.169.505.465 PT Surya Pamenang 1.784.439.303 9.077.844.845 Sappi Papier Holding GmbH 1.255.787.273 - PT Glenindo Berkah Sejati 1.109.778.744 - PT Indochemical Citra Kimia 1.101.432.255 862.757.390 PT Indoaluminium Intikarsa Industri 1.056.560.601 2.412.705.493 PT Udaya Anugerah Abadi 876.921.375 347.711.100 PT Bersaudara Inti Corpora 253.301.622 936.397.903 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500 juta) 5.557.110.362 5.676.391.535

Jumlah pihak ketiga 56.791.611.523 36.693.767.461

Jumlah 59.512.605.121 38.707.557.064

Berdasarkan Sifat Pembelian Bahan baku 55.157.182.858 35.722.009.643 Bahan penunjang 70.836.700 63.743.785 Lain-lain 4.284.585.563 2.921.803.636

Jumlah 59.512.605.121 38.707.557.064

Berdasarkan Tanggal Faktur 1 - 30 hari 27.247.782.514 22.848.617.536 31 - 60 hari 11.899.328.488 15.185.468.823 61 - 90 hari 9.477.764.591 131.912.097

Lebih dari 90 hari 10.887.729.528 541.558.608

Jumlah 59.512.605.121 38.707.557.064

Berdasarkan Mata Uang Rupiah 26.226.571.537 14.930.697.888 Dolar Amerika Serikat 33.242.449.766 23.695.948.050 Euro 43.583.818 80.911.126

Jumlah 59.512.605.121 38.707.557.064

Page 87: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

33

13. UTANG USAHA (lanjutan)

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku, bahan penunjang dan lain-lain kepada pihak ketiga dan pihak berelasi berkisar antara 30 (tiga puluh) sampai dengan 60 (enam puluh) hari.

Pada tanggal 31 Desember 2014, tidak terdapat jaminan yang diberikan oleh Perusahaan sehubungan dengan pembelian bahan baku, bahan penunjang dan lain-lain kepada pihak ketiga dan pihak berelasi.

14. UTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA

Akun ini terdiri dari:

2014 2013

Setoran pengikatan penjualan tanah (Catatan 11) 5.000.000.000 5.000.000.000 Uang muka pelanggan 165.243.356 130.268.933 Setoran jaminan - 20.060.000 Lain-lain 436.123.000 436.123.000

Jumlah 5.601.366.356 5.586.451.933

Setoran Pengikatan Penjualan Tanah Perusahaan menerima setoran sejumlah Rp 5.000.000.000 dari pihak tertentu yang tidak berelasi pada tanggal 25 Juli 2012 untuk pengikatan penjualan tanah di Cirebon (Catatan 11). Manajemen memperkirakan proses pengalihan hak atas tanah tersebut akan selesai pada tahun 2015.

15. BEBAN AKRUAL

Beban akrual terdiri dari: 2014 2013

Listrik, air dan gas 2.115.843.216 1.301.000.809 Gaji dan tunjangan 161.265.386 - Transportasi 135.753.974 89.447.710 Jasa profesional 64.000.000 108.000.000 Lain-lain 14.200.702 103.281.726

Jumlah 2.491.063.278 1.601.730.245

Page 88: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

34

16. PERPAJAKAN

a. Utang Pajak

Akun ini terdiri dari:

2014 2013

Utang pajak penghasilan badan 87.816.244 2.357.466.718

Utang pajak penghasilan lainnya - Pasal 21 1.313.546.071 758.974.398 - Pasal 23 3.898.676 4.616.540 - Pasal 25 1.549.438.463 571.588.350

Jumlah utang pajak penghasilan lainnya 2.866.883.210 1.335.179.288

Pajak pertambahan nilai 1.578.948.965 1.010.936.881

Jumlah 4.533.648.419 4.703.582.887

b. Pajak Penghasilan

Beban pajak penghasilan terdiri dari: 2014 2013

Pajak kini Tahun berjalan 17.848.604.750 13.308.141.500 Penyesuaian tahun sebelumnya - 399.732.600

Jumlah pajak kini 17.848.604.750 13.707.874.100 Pajak tangguhan 1.645.438.158 669.716.068

Jumlah beban pajak penghasilan 19.494.042.908 14.377.590.168

Pajak kini

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, seperti yang disajikan pada laporan laba rugi komprehensif, dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014 2013

Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif 77.147.861.862 52.766.643.421

Beda waktu: Imbalan pasca kerja (5.126.900.020) (2.182.094.017) Laba penjualan aset tetap 703.125 - Penyusutan (1.455.555.737) (320.368.204) Rugi penghapusan aset tetap - (176.402.052)

Jumlah beda waktu (6.581.752.632) (2.678.864.273)

Page 89: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

35

16. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak kini (lanjutan) 2014 2013

Beda tetap: Kesejahteraan karyawan 2.329.365.310 2.195.006.241 Pemasaran 1.759.597.357 2.985.085.707 Biaya keuangan 563.020.833 - Penyusutan 482.122.467 384.191.286 Sumbangan 205.266.270 151.515.800 Pajak dan perijinan 142.709.371 82.758.444 Pemeliharaan kendaraan 114.329.993 147.059.379 Bunga dan denda pajak 4.789.960 490.438.838 Laba penjualan properti investasi (108.815.250) - Penghasilan sewa (156.790.000) (488.410.330) Penghasilan bunga (4.507.286.341) (2.802.858.425)

Jumlah beda tetap 828.309.970 3.144.786.940

Taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan 71.394.419.200 53.232.566.088

Taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan (dibulatkan) 71.394.419.000 53.232.566.000

Beban pajak penghasilan kini 17.848.604.750 13.308.141.500

Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka: Pasal 22 4.222.338.880 2.130.664.458 Pasal 23 117.919.716 37.285.992 Pasal 25 13.420.529.910 8.782.724.332

Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka 17.760.788.506 10.950.674.782

Utang pajak penghasilan badan 87.816.244 2.357.466.718

Taksiran penghasilan kena pajak hasil rekonsiliasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 akan digunakan sebagai dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) Pajak Penghasilan Badan Perusahaan. Perhitungan taksiran penghasilan kena pajak dan beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 telah sesuai dengan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan yang dilaporkan oleh Perusahaan pada tanggal 24 April 2014.

Pada tanggal 21 Mei 2013, Perusahaan melaporkan pembetulan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan untuk tahun pajak 2009, 2008 dan 2007 yang mengakibatkan kurang bayar pajak penghasilan badan masing-masing sebesar Rp 161.624.400, Rp 157.933.500 dan Rp 80.174.700 yang telah dibayar pada tanggal yang sama. Jumlah kurang bayar pajak penghasilan badan tersebut yaitu sebesar Rp 399.732.600 disajikan sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

Page 90: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36

16. PERPAJAKAN (lanjutan)

b. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak kini (lanjutan)

Pada berbagai tanggal di tahun 2014 dan 2013, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas bunga dan denda Pajak Penghasilan Badan, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pajak Pertambahan Nilai masing-masing sejumlah Rp 4.789.960 dan Rp 490.438.838. STP tersebut telah dibayar oleh Perusahaan dan dicatat sebagai bagian dari “Beban Operasi Lain” pada laporan laba rugi komprehensif (Catatan 26).

Perusahaan tidak menerima surat ketetapan pajak selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak sebesar 25% atas laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:

2014 2013

Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif 77.147.861.862 52.766.643.421

Beban pajak kini dengan tarif pajak yang berlaku 19.286.965.415 13.191.660.833 Pengaruh pajak atas beda tetap 207.077.493 786.196.735 Penyesuaian atas pajak penghasilan badan tahun sebelumnya - 399.732.600

Jumlah beban pajak penghasilan 19.494.042.908 14.377.590.168

Pajak Tangguhan

Rincian beban pajak penghasilan tangguhan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014 2013

Imbalan pasca kerja 1.281.725.005 545.523.504 Penyusutan dan laba penjualan (rugi penghapusan) aset tetap 363.713.153 124.192.564

Jumlah 1.645.438.158 669.716.068

Rincian aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014 2013

Imbalan pasca kerja 3.344.340.178 4.626.065.183 Penyusutan dan laba penjualan (rugi penghapusan) aset tetap 1.744.415.342 2.108.128.495

Jumlah 5.088.755.520 6.734.193.678

Page 91: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37

16. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak Tangguhan (lanjutan)

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan dapat dimanfaatkan di masa mendatang.

Administrasi

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak (DJP) dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan ini berlaku untuk tahun pajak sebelum tahun 2008. Sedangkan, untuk tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terhutangnya pajak.

17. UTANG PEMBELIAN ASET TETAP Akun ini merupakan utang kepada Bobst Mex SA, Switzerland, sehubungan dengan pembaharuan 2 (dua) unit mesin Lemanic yang akan dibayar secara angsuran setengah tahunan dimulai sejak bulan Juli 2014 sampai dengan Juli 2016 dan dikenakan bunga per tahun sebesar 3,5%. Rincian angsuran pokok dan bunga atas utang tersebut pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

2014

Angsuran pokok: Januari 2015 4.652.501.393 Juli 2015 4.652.501.393 Januari 2016 4.652.501.393 Juli 2016 4.652.501.393

Jumlah angsuran pokok 18.610.005.572 Bunga 825.948.284

Jumlah 19.435.953.856 Dikurangi: bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 9.883.076.240

Bagian jangka panjang 9.552.877.616

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Perusahaan membukukan liabilitas imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”). Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut masing-masing adalah 347 karyawan dan 322 karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Page 92: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

38

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan)

Sejak 20 Oktober 2011, Perusahaan mengikuti Manulife Program Pesangon dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Hak penggantian polis asuransi adalah aset program Perusahaan karena hasil penerimaan polis (a) digunakan hanya untuk membayar atau mendanai imbalan kerja dalam program imbalan pasti; dan (b) tidak dapat digunakan untuk membayar utang Perusahaan (walaupun dalam keadaan bangkrut), dan tidak dikembalikan kepada Perusahaan, kecuali dalam keadaan hasil polis mencerminkan surplus aset yang tidak digunakan untuk memenuhi seluruh kewajiban imbalan kerja; atau hasil polis dikembalikan ke Perusahaan untuk mengganti imbalan kerja yang telah dibayarkan oleh Perusahaan.

Program ini disediakan untuk semua karyawan tetap. Kontribusi untuk program ini adalah 100% berasal dari Perusahaan, Perusahaan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU 13/2003.

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif dan liabilitas imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Sienco Aktuarindo Utama, aktuaris independen, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit, berdasarkan laporannya masing-masing tertanggal 25 Januari 2015 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 3 Februari 2014 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

a. Beban Imbalan Pasca Kerja

2014 2013

Biaya jasa kini 1.782.707.389 1.513.558.762 Biaya bunga 2.456.386.936 1.848.101.713 Imbal hasil ekspektasian aset program (169.207.675) (552.963.941) Amortisasi biaya jasa lalu yang segera diakui 1.068.665.190 87.379.650 Amortisasi kerugian aktuarial 314.548.140 546.829.799

Beban - Neto 5.453.099.980 3.442.905.983

b. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja

2014 2013

Nilai kini kewajiban 34.181.311.622 33.123.588.722 Nilai wajar aset program (11.035.685.564) (7.132.915.301)

Pendanaan 23.145.626.058 25.990.673.421 Kerugian aktuarial belum diakui (9.768.265.345) (7.486.412.688)

Liabilitas - Neto 13.377.360.713 18.504.260.733

Perubahan liabilitas imbalan pasca kerja selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014 2013

Saldo awal tahun 18.504.260.733 20.686.354.750 Beban tahun berjalan 5.453.099.980 3.442.905.983 Iuran Perusahaan (10.580.000.000) (5.625.000.000)

Saldo akhir tahun 13.377.360.713 18.504.260.733

Page 93: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) Perubahan nilai wajar aset program selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014 2013

Saldo awal tahun 7.132.915.301 9.533.861.048 Iuran Perusahaan 10.580.000.000 5.625.000.000 Hasil yang diharapkan dari aset program 169.207.675 552.963.941 Kerugian aktuarial aset program (6.846.437.412) (8.578.909.688)

Saldo akhir tahun 11.035.685.564 7.132.915.301

Pada tanggal 31 Desember 2014, aset program terdiri atas dana syariah sebesar 25% dan dana pasar uang sebesar 75%.

Ekspektasi tingkat pengembalian atas aset didasarkan pada ekspektasi pasar pada tanggal pelaporan yang berlaku untuk periode dimana kewajiban akan diselesaikan. Perusahaan mengekspektasikan pembayaran iuran untuk tahun selanjutnya tidak berbeda secara material dibandingkan dengan pembayaran aktual tahun sebelumnya. Beban imbalan pasca kerja dialokasikan sebagai berikut:

2014 2013

Beban pokok penjualan (Catatan 22) 2.918.229.951 1.493.156.030 Beban umum dan administrasi (Catatan 24) 1.733.370.809 1.900.573.275 Beban penjualan (Catatan 23) 801.499.220 49.176.678

Jumlah 5.453.099.980 3.442.905.983

Rincian dari nilai kini kewajiban imbalan pasti, nilai wajar aset program, defisit program dan penyesuaian pengalaman pada liabilitas program dan aset program untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan empat tahun sebelumnya (dalam ribuan Rupiah) adalah sebagai berikut:

2014 2013 2012 2011 2010

Nilai kini kewajiban imbalan pasti 34.181.312 33.123.588 41.397.684 37.805.941 24.306.303 Nilai wajar aset program (11.035.686 ) (7.132.915 ) (9.533.861 ) (5.312.796 ) -

Defisit program 23.145.626 25.990.673 31.863.823 32.493.145 24.306.303

Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program

(5.057.468 ) 7.111.511

999.126 3.207.758

2.099.268

Penyesuaian pengalaman pada aset program

(2.845.047 )

8.742.035

(558.894 ) (12.796 ) -

Page 94: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

40

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam menentukan liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014 2013

Tingkat diskonto 8,20% 8,80% Tingkat imbal hasil ekspektasian 8,80% 5,80% Tingkat kenaikan gaji 8,00% 8,00% Usia pensiun normal 55 Tahun 55 Tahun Tingkat mortalita TMI 2011 TMI 2011 Tingkat cacat 1% dari tingkat mortalita

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap nilai kini kewajiban dan biaya jasa kini pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:

2014 2013

Kenaikan 1%: Nilai kini kewajiban (1.826.466.906) (1.380.901.850 ) Biaya jasa kini (164.875.366) (107.983.545 ) Penurunan 1%: Nilai kini kewajiban 2.100.121.382 1.569.864.396 Biaya jasa kini 198.277.750 127.667.131

19. MODAL SAHAM

Sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek Perusahaan (PT Edi Indonesia), susunan pemegang saham dan komposisi kepemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

2014

Persentase Pemegang Saham Jumlah Saham Pemilikan Jumlah

PT Proinvestindo 1.193.000.000 88,15 119.300.000.000 UOB Kay Hian Pte Ltd 149.560.200 11,05 14.956.020.000 Masyarakat 10.874.800 0,80 1.087.480.000

Jumlah 1.353.435.000 100,00 135.343.500.000

2013

Persentase Pemegang Saham Jumlah Saham Pemilikan Jumlah

PT Proinvestindo 1.350.000.000 99,75 135.000.000.000 Karyawan 3.435.000 0,25 343.500.000

Jumlah 1.353.435.000 100,00 135.343.500.000

Page 95: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

41

20. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 6 Mei 2014 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Sakti Lo, S.H. No. 15 pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pencadangan saldo laba sebesar Rp 100.000.000 sebagai dana cadangan dan pembagian dividen kas untuk tahun buku 2013 sebesar Rp 3.383.587.500 atau Rp 2,50 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh pada tanggal 18 Juni 2014. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 3 Mei 2013 yang dinyatakan dalam Akta Notaris Widya Agustyna, S.H. No. 310 pada tanggal yang sama, pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pencadangan saldo laba sebesar Rp 100.000.000 sebagai dana cadangan dan pembagian dividen kas untuk tahun buku 2012 sebesar Rp 29.775.570.000 atau Rp 22 per saham. Dividen ini telah dibayarkan secara penuh pada tanggal 13 Juni 2013.

21. PENJUALAN NETO

Rincian penjualan neto adalah sebagai berikut:

2014 2013

Berdasarkan Proses Produksi Pelapisan logam 184.696.145.028 99.235.897.768 Laminasi dan pemotongan 164.637.385.906 114.993.733.174 Cetakan 157.902.528.585 151.784.524.694 Pelapisan lilin, silikon dan bijih plastik 50.844.133.857 57.263.591.669

Jumlah 558.080.193.376 423.277.747.305

Berdasarkan Hasil Produksi Rokok 419.992.915.473 281.145.291.153 Barang konsumsi 128.165.573.689 129.501.673.186 Lain-lain 9.921.704.214 12.630.782.966

Jumlah 558.080.193.376 423.277.747.305

Penjualan neto sebesar 0,07% pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dilakukan pada pihak berelasi (Catatan 29). Rincian penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan neto pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Persentase dari jumlah Penjualan neto penjualan neto

2014 2013 2014 2013

Pelanggan

PT Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk 179.149.022.177 83.244.973.294 32 20 PT Nojorono Tobacco

International 65.369.993.549 73.361.651.274 12 17

Jumlah 244.519.015.726 156.606.624.568 44 37

Page 96: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

42

22. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:

2014 2013

Pemakaian bahan baku Persediaan awal tahun 53.890.281.077 57.879.136.282 Pembelian (Catatan 29) ` 386.490.322.492 275.382.457.645 Persediaan akhir tahun (69.519.896.245) (53.890.281.077)

Jumlah pemakaian bahan baku 370.860.707.324 279.371.312.850

Upah buruh langsung 17.911.588.855 13.965.044.633

Beban pabrikasi Listrik, air dan gas 20.772.479.404 15.370.644.972 Upah buruh tidak langsung 12.536.627.617 10.940.582.474 Perbaikan dan pemeliharaan 9.922.255.632 11.871.089.945 Penyusutan aset tetap (Catatan 10) 8.275.239.123 7.977.142.128 Kemasan 6.766.064.768 5.241.949.949 Perlengkapan cetakan (Catatan 29) 4.723.917.550 2.702.034.622 Kesejahteraan karyawan 3.539.372.277 3.105.402.130 Imbalan pasca kerja (Catatan 18) 2.918.229.951 1.493.156.030 Asuransi 639.558.257 448.639.010 Perlengkapan kantor dan komunikasi 534.973.186 536.659.665 Keamanan dan kebersihan 299.213.200 267.867.702 Pengangkutan 123.025.520 318.514.822 Lain-lain 455.732.918 564.458.655

Jumlah beban pabrikasi 71.506.689.403 60.838.142.104

Jumlah beban produksi 460.278.985.582 354.174.499.587

Persediaan barang dalam proses Awal tahun 10.726.562.069 9.830.249.843 Akhir tahun (10.600.062.704) (10.726.562.069)

Beban pokok produksi 460.405.484.947 353.278.187.361

Persediaan barang jadi Awal tahun 15.779.811.372 14.313.673.669 Akhir tahun (22.546.392.540) (15.779.811.372)

Beban Pokok Penjualan 453.638.903.779 351.812.049.658

Pembelian sebesar 3,25% dan 3,06% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 29).

Beban pabrikasi sebesar 2,85% dan 3,51% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 29).

Page 97: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

43

22. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan)

Rincian pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Pembelian

Persentase dari jumlah pembelian

Pemasok 2014 2013 2014 2013

PT Cakrawala Mega Indah 69.465.482.161 60.642.457.250 18 22

International Paper & Sun (Hong Kong) 48.247.722.156 26.106.419.432 12 9

PT Siegwerk Indonesia 39.126.144.161 20.700.666.082 10 8

PT Surya Pamenang 37.037.306.190 34.258.142.804 10 12

Jumlah 193.876.654.668 141.707.685.568 50 51

23. BEBAN PENJUALAN

Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:

2014 2013

Pengangkutan 4.398.407.226 3.988.673.360 Pemasaran 1.963.891.656 3.133.846.719 Gaji dan tunjangan 1.352.912.000 807.041.000 Imbalan pasca kerja (Catatan 18) 801.499.220 49.176.678 Sewa mobil (Catatan 29) 799.497.816 799.497.816 Perjalanan 290.617.020 184.378.132 Kesejahteraan karyawan 141.585.433 68.386.454 Perlengkapan kantor dan komunikasi 98.416.846 111.523.189 Komisi penjualan (Catatan 29) - 2.064.155.747 Lain-lain 15.172.140 12.082.880

Jumlah 9.861.999.357 11.218.761.975

Beban penjualan sebesar 8,11% dan 25,53% masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 29).

24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:

2014 2013

Gaji dan tunjangan 17.864.812.282 14.769.873.636 Imbalan pasca kerja (Catatan 18) 1.733.370.809 1.900.573.275 Kesejahteraan karyawan 1.682.476.643 1.442.025.891 Jasa profesional 1.136.250.000 634.332.090 Penyusutan aset tetap (Catatan 10) 595.181.780 608.812.840 Pajak dan perijinan 428.102.477 153.557.470 Perbaikan dan pemeliharaan 279.465.473 172.058.264 Penyusutan properti investasi (Catatan 11) 216.309.544 216.309.544 Perlengkapan kantor dan komunikasi 167.100.592 188.751.229 Perjalanan 130.263.267 81.103.337 Lain-lain 493.240.031 161.778.742

Jumlah 24.726.572.898 20.329.176.318

Page 98: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

44

25. PENDAPATAN OPERASI LAIN

Rincian pendapatan operasi lain adalah sebagai berikut:

2014 2013

Laba selisih kurs 1.701.075.718 7.795.020.617 Pendapatan afalan 1.560.579.024 1.673.716.147 Penghasilan sewa (Catatan 11 dan 29) 156.790.000 488.410.330 Laba penjualan properti investasi (Catatan 11) 108.815.250 - Laba penjualan aset tetap (Catatan 10) 60.788.354 - Pendapatan hadiah - 997.074.311 Lain-lain 46.766.000 115.617.828

Jumlah 3.634.814.346 11.069.839.233

Pendapatan hadiah merupakan insentif yang diberikan oleh pemasok sehubungan dengan pencapaian kuantitas pembelian dalam jangka waktu tertentu.

26. BEBAN OPERASI LAIN

Rincian beban operasi lain adalah sebagai berikut:

2014 2013

Biaya administrasi bank 278.394.616 129.834.764 Bunga dan denda pajak (Catatan 16b) 4.789.960 490.438.838 Rugi penghapusan aset tetap (Catatan 10) - 399.948.772 Lain-lain 750.758 3.591.217

Jumlah 283.935.334 1.023.813.591

27. LABA PER SAHAM

Perhitungan laba per saham adalah sebagai berikut:

2014 2013

Laba Laba tahun berjalan 57.653.818.954 38.389.053.253

Jumlah Saham Jumlah saham yang beredar (penyebut) untuk tujuan perhitungan laba per saham 1.353.435.000 1.353.435.000

Laba per Saham 43 28

Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak terdapat efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

Page 99: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

45

28. INFORMASI SEGMEN

Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang sejalan dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Direksi Perusahaan diidentifikasi sebagai pengambil keputusan operasional. Direksi Perusahaan melakukan penelaahan terhadap pelaporan internal Perusahaan untuk menilai kinerja, mengalokasikan sumber daya dan membuat kebijakan strategis. Direksi Perusahaan berpendapat bahwa Perusahaan memiliki satu segmen operasi yaitu memproduksi berbagai macam kemasan halus (fine packaging) yang memiliki risiko dan imbalan yang tidak berbeda secara signifikan. Perusahaan menjual produknya terutama pada pelanggan di Pulau Jawa masing-masing sebesar 95,13% dan 91,95% dari jumlah penjualan neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Tidak tersedia informasi keuangan berdasarkan jenis produk atau wilayah karena Direksi Perusahaan menilai hasil operasi dengan mengalokasikan pendapatan secara menyeluruh dan total aset dikelola secara tersentralisasi serta tidak dialokasikan.

29. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan persyaratan yang disetujui kedua belah pihak.

Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi

a. PT Proinvestindo (PRO) adalah entitas induk akhir Perusahaan.

b. Perusahaan yang sebagian pemegang saham dan dewan komisaris serta direksinya sama dengan dewan komisaris dan direksi Perusahaan: - PT Dharma Anugerah Indah (DAI) - PT Wahana Matra Sejati (WMS) - PT Adi Indah Andalan (AIA) - PT Kutai Bara Abadi (KBA) - PT Kunyun Gravure Industries Indonesia (KGI) - PT Indonesia Yuncheng Gravure Tangerang (YGT)

c. Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan merupakan manajemen kunci Perusahaan. Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi

2014 2013

Kompensasi kepada manajemen kunci Imbalan kerja jangka pendek 8.844.359.696 7.034.288.500 Imbalan pasca kerja 881.941.024 1.117.512.388

Jumlah 9.726.300.720 8.151.800.888

Persentase dari beban gaji dan tunjangan 19,58 20,14

Penjualan neto (Catatan 21) DAI 371.311.000 -

Persentase dari penjualan neto 0,07 -

Page 100: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

46

29. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi (lanjutan)

2014 2013

Pembelian (Catatan 22) DAI 12.548.544.270 8.418.187.602

Persentase dari pembelian 3,25 3,06

Beban pabrikasi (Catatan 22) Perlengkapan cetakan KGI 2.036.786.341 2.128.945.878 YGT - 9.117.550

Jumlah 2.036.786.341 2.138.063.428

Persentase dari beban pabrikasi 2,85 3,51

Beban penjualan (Catatan 23) Sewa kendaraan AIA 799.497.816 799.497.816 Komisi penjualan PRO - 2.064.155.747

Jumlah 799.497.816 2.863.653.563

Persentase dari beban penjualan 8,11 25,53

Penghasilan sewa (Catatan 25) WMS 72.150.000 66.378.000 PRO 43.200.000 39.744.000 KBA 41.440.000 40.848.000

Jumlah 156.790.000 146.970.000

Persentase dari penghasilan sewa 100,00 30,09

Piutang lain-lain (Catatan 8) WMS 6.613.750 - KBA 4.070.000 -

Jumlah 10.683.750 -

Persentase dari piutang lain-lain 0,56 -

Utang usaha (Catatan 13) DAI 2.140.386.233 1.583.152.888 KGI 580.607.365 430.636.715

Jumlah 2.720.993.598 2.013.789.603

Persentase dari utang usaha 4,57 5,20

Page 101: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

47

29. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)

Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi (lanjutan)

Perusahaan memiliki perjanjian yang berlaku selama 1 (satu) tahun dengan PRO yang mewajibkan Perusahaan membayar komisi penjualan sebesar 2% dari jumlah pesanan penjualan pelanggan tertentu (tidak temasuk PPN). Pada tanggal 31 Oktober 2013, Perusahaan dan PRO menyetujui untuk menghentikan perjanjian komisi penjualan efektif sejak tanggal 1 Nopember 2013. Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan menyewakan bangunan di Jalan Majapahit, Jakarta kepada pihak-pihak berelasi selama jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang dengan kesepakatan bersama.

30. IKATAN

Fasilitas Kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit No. CBC.JSD/SPPK/4101/T.4/2014 tanggal 13 Juni 2014, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyetujui pemberian fasilitas kredit kepada Perusahaan dengan rincian sebagai berikut: a. Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000.000.000

yang digunakan untuk modal kerja Perusahaan dan dikenakan bunga sebesar 11,75% per tahun. b. Fasilitas Non Cash Loan meliputi fasilitas letter of credit (LC) impor, standby LC dan Surat Kredit

Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) sub limit Trust Receipt yang digunakan untuk pembelian bahan baku dan mesin produksi dengan jumlah maksimum sebesar US$ 5.000.000.

c. Fasilitas Treasury Line dengan jumlah maksimum sebesar US$ 80.000 yang digunakan untuk kebutuhan transaksi valuta asing dan sebagai alat hedging.

Fasilitas kredit tersebut di atas berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan tanggal 23 Juli 2015 dan dijamin dengan piutang usaha (Catatan 5), persediaan (Catatan 6), tanah pabrik dan bangunan kantor (Catatan 10 dan 11). Pada tanggal 26 Agustus 2014, Perusahaan melakukan penarikan fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 25.000.000.000 yang selanjutnya telah dilunasi seluruhnya pada tanggal 28 Oktober 2014.

Pada tanggal 31 Desember 2014, jumlah fasilitas non cash loan yang belum digunakan Perusahaan

adalah sebesar US$ 4.223.581, sedangkan fasilitas kredit modal kerja revolving dan treasury line belum digunakan oleh Perusahaan.

Fasilitas Kredit dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan jumlah maksimum sebesar US$ 5.000.000. Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas letter of credit (LC) (Sight LC dan Usance LC), Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dan kredit modal kerja post financing, dimana jumlah penggunaan seluruh fasilitas tersebut tidak boleh melebihi US$ 5.000.000. Fasilitas ini dijamin dengan piutang usaha (Catatan 5), persediaan (Catatan 6), tanah dan bangunan pabrik serta beberapa mesin (Catatan 10). Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah fasilitas LC dan SKBDN yang belum digunakan Perusahaan adalah sebesar US$ 3.535.292. Pada tanggal 31 Desember 2013, fasilitas kredit modal kerja post financing belum digunakan oleh Perusahaan. Berdasarkan Surat No. JDM/2.1/2589/R tanggal 22 Oktober 2014 dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, fasilitas kredit tersebut sudah tidak dimiliki oleh Perusahaan sejak tanggal 22 Oktober 2014.

Page 102: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

48

31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

2014 2013

Ekuivalen Ekuivalen

Mata Uang Jumlah Rupiah Jumlah Rupiah

Aset

Kas dan setara kas US$ 2.594.508 32.275.683.626 3.150.486 38.401.268.247

CHF 2.490 31.325.630 - -

Piutang usaha US$ 2.378.149 29.584.178.287 1.752.706 21.363.731.728

Aset lancar lainnya US$ 109.360 1.360.432.678 91.971 1.121.037.810

Jumlah Aset 63.251.620.221 60.886.037.785

Liabilitas

Utang usaha US$ 2.672.223 (33.242.449.766) 1.944.044 (23.695.948.050)

EUR 2.880 (43.583.818) 4.810 (80.911.126)

Utang pembelian aset tetap CHF 1.544.641 (19.435.953.856) - -

Jumlah Liabilitas (52.721.987.440) (23.776.859.176)

Aset - neto 10.529.632.781 37.109.178.609

Pada tanggal 17 Maret 2015, kurs tengah masing-masing adalah sebesar Rp 13.209,00 untuk setiap 1 US$, Rp 13.958,62 untuk setiap 1 EUR dan Rp 13.105,48 untuk setiap 1 CHF, yang dihitung berdasarkan kurs rata-rata jual dan beli untuk uang kertas asing dan/atau transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jika aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2014 dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal 17 Maret 2015 tersebut, maka proforma laba selisih kurs dan jumlah laba komprehensif tahun berjalan akan meningkat sebesar Rp 1.050.506.252.

32. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi terkini antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi secara wajar (arm’s length transaction), bukan dalam penjualan yang dipaksakan atau penjualan likuidasi.

Perusahaan menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan:

Tingkat 1: dikutip dari harga pasar aktif untuk aset atau liabilitas keuangan yang identik;

Tingkat 2: teknik valuasi darimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai wajar yang diakui dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung; dan

Tingkat 3: teknik valuasi darimana seluruh input yang memiliki efek signifikan terhadap nilai wajar yang diakui tidak dapat diobservasi dari data pasar.

Semua instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Nilai wajar aset keuangan lancar dan liabilitas keuangan jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang diasumsikan sama dengan nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.

Page 103: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

49

32. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

Tabel berikut menyajikan nilai wajar, yang mendekati nilai tercatat, atas aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:

2014 2013

Aset Keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang: Kas dan setara kas 117.636.810.299 93.371.119.093 Piutang usaha 75.240.353.979 72.257.220.834 Piutang lain-lain 1.912.833.750 2.143.800.000

Jumlah 194.789.998.028 167.772.139.927

Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai biaya perolehan diamortisasi: Utang usaha 59.512.605.121 38.707.557.064 Utang lain-lain 5.601.366.356 5.586.451.933 Beban akrual 2.491.063.278 1.601.730.245 Utang pembelian aset tetap 19.435.953.856 -

Jumlah 87.040.988.611 45.895.739.242

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

Manajemen Risiko

Liabilitas keuangan utama Perusahaan meliputi utang usaha, utang lain-lain, beban akrual dan utang pembelian aset tetap. Tujuan utama dari liabilitas keuangan ini adalah untuk mengumpulkan dana untuk operasi Perusahaan. Perusahaan juga mempunyai berbagai aset keuangan seperti kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya.

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi, pengembangan bisnis serta untuk mengelola risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Perusahaan yaitu risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko likuiditas. Direksi Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.

a. Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak terhadap suatu instrumen keuangan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.

Risiko kredit yang dihadapi Perusahaan terutama berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Perusahaan menerapkan kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dibuat kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perusahaan menetapkan kebijakan bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih. Nilai maksimal eksposur terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat piutang sebagaimana diungkapkan pada Catatan 5. Tidak ada risiko kredit yang terpusat.

Page 104: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

50

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Risiko (lanjutan)

a. Risiko kredit (lanjutan)

Perusahaan juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar dan deposito berjangka. Untuk mengatasi risiko ini, Perusahaan memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik dan memiliki peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimal eksposur terhadap risiko ini adalah sebesar nilai tercatat dari aset keuangan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 4. Manajemen yakin terhadap kemampuan untuk mengendalikan dan menjaga eksposur risiko kredit pada tingkat yang minimal. Tabel berikut menunjukkan eksposur maksimum risiko kredit yang disajikan sejumlah nilai buku aset keuangan.

2014 2013

Kas dan setara kas 117.636.810.299 93.371.119.093 Piutang usaha 75.240.353.979 72.257.220.834 Piutang lain-lain 1.912.833.750 2.143.800.000

Jumlah 194.789.998.028 167.772.139.927

Tabel di bawah ini menunjukkan analisa umur aset keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013: 2014

Lancar dan Tidak Mengalami Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Penurunan Nilai

Jumlah Nilai 1 - 30 hari 31 - 60 hari > 60 hari

Kas dan setara kas 117.636.810.299 117.636.810.299 - - - Piutang usaha 75.240.353.979 54.791.863.574 16.116.044.038 1.752.069.501 2.580.376.866 Piutang lain-lain 1.912.833.750 1.912.833.750 - - -

Jumlah 194.789.998.028 174.341.507.623 16.116.044.038 1.752.069.501 2.580.376.866

2013

Lancar dan Tidak Mengalami Telah Jatuh Tempo Namun Tidak Mengalami Penurunan Penurunan Nilai

Jumlah Nilai 1 - 30 hari 31 - 60 hari > 60 hari

Kas dan setara kas 93.371.119.093 93.371.119.093 - - - Piutang usaha 72.257.220.834 42.742.088.885 19.253.822.696 5.106.968.649 5.154.340.604 Piutang lain-lain 2.143.800.000 2.143.800.000 - - -

Jumlah 167.772.139.927 138.257.007.978 19.253.822.696 5.106.968.649 5.154.340.604

Page 105: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

51

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) Manajemen Risiko (lanjutan)

b. Risiko nilai tukar mata uang asing

Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan dari nilai tukar mata uang asing. Pengaruh dari risiko perubahan nilai tukar mata uang asing terutama berhubungan dengan aktivitas Perusahaan ketika pendapatan dan beban terjadi dalam mata uang yang berbeda dari mata uang fungsional Perusahaan. Perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian bahan baku, pembelian aset tetap dan penjualan kepada pihak ketiga. Perusahaan mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing individu mata uang. Di samping itu, Perusahaan juga mengelola risiko nilai tukar mata uang asing dengan melakukan pengawasan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing secara terus menerus sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing.

Jumlah aset dan liabilitas moneter Perusahaan dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 disajikan pada Catatan 31.

Berikut ini adalah analisis sensitivitas efek 5% perubahan kurs mata uang asing terhadap laba tahun berjalan dengan semua variabel lain dianggap tetap:

2014 2013

Kenaikan 5% 526.481.639 1.855.458.930 Penurunan 5% (526.481.639 ) (1.855.458.930)

c. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Perusahaan mengelola profil likuiditasnya untuk dapat membiayai pengeluaran modalnya dan membayar kewajiban yang jatuh tempo dengan menjaga kecukupan kas dan ketersediaan pendanaan.

Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan yang ketat atas arus kas masuk (cash-in) dan kas keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek yang jatuh tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.

Tabel di bawah ini merupakan profil masa jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014: ≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3 - 6 bulan > 6 - 12 bulan > 12 bulan Jumlah

Utang usaha 32.264.822.607 27.247.782.514 - - - 59.512.605.121 Utang lain-lain 601.366.356 - - 5.000.000.000 - 5.601.366.356 Beban akrual 2.491.063.278 - - - - 2.491.063.278 Utang pembelian

aset tetap 4.983.604.723 - - 4.899.471.517 9.552.877.616 19.435.953.856

Jumlah 40.340.856.964 27.247.782.514 - 9.899.471.517 9.552.877.616 87.040.988.611

Page 106: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014 dan Untuk

Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

52

33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

Manajemen Modal

Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk mempertahankan kelangsungan usaha, memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.

Perusahaan secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola permodalannya untuk memastikan struktur modal pengembalian yang optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal, serta mempertimbangkan kebutuhan modal di masa yang akan datang. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal, Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham, mengeluarkan saham baru atau menjual aset untuk mengurangi utang. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama periode penyajian.

Untuk tujuan pengelolaan modal, manajemen menganggap jumlah ekuitas sebagai modal. Jumlah modal pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 326.581.298.760 yang dianggap optimal oleh manajemen setelah memperhatikan pengeluaran modal yang diproyeksikan dan proyeksi peluang investasi strategis.

34. TRANSAKSI NONKAS

Rincian aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut:

2014 2013

Perolehan aset tetap melalui utang pembelian aset tetap 34.246.788.748 - Reklasifikasi uang muka pembelian aset tetap ke aset tetap 7.074.233.124 5.951.572.647

35. STANDAR AKUNTANSI BARU

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah menerbitkan beberapa standar baru, revisi dan interpretasi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015 sebagai berikut:

- PSAK 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. - PSAK 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. - PSAK 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. - PSAK 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. - PSAK 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. - PSAK 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”. - PSAK 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. - PSAK 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. - PSAK 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. - PSAK 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian”. - PSAK 66, “Pengaturan Bersama”. - PSAK 67, “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”. - PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar”. - ISAK 26 (Revisi 2014), “Penilaian Kembali Derivatif Melekat”.

Penerapan dini standar baru, revisi dan interpretasi di atas sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menetapkan dampak dari standar baru dan revisi tersebut terhadap laporan keuangan.

Page 107: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 108: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 109: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

PT TUNAS ALFIN Tbk FINANCIAL STATEMENTS

WITH INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT AS OF DECEMBER 31, 2014 AND

FOR THE YEAR THEN ENDED

Table Of Contents

Page Independent Auditor’s Report Statement of Financial Position.................................................................................................... 1 - 2 Statement of Comprehensive Income.......................................................................................… 3 Statement of Changes in Equity.........................................................................……………........ 4 Statement of Cash Flows.............................……...……………………………............................... 5 Notes to the Financial Statements.... ........................................................................................... 6 - 49

**************************

Page 110: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original report included herein is in the Indonesian language.

Page 111: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat
Page 112: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

1

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2014

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) Notes 2014 2013

ASSETS CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents 2c,2r,4 117,636,810,299 93,371,119,093 Trade receivables - third parties 2e,2r,5 75,240,353,979 72,257,220,834 Inventories 2f,6 105,855,280,781 83,036,682,565 Prepaid expenses 2g 1,493,762,793 551,915,239 Non-current asset held for sale 2t,11 896,319,900 896,319,900 Other current assets 7 1,753,526,078 2,042,256,649

TOTAL CURRENT ASSETS 302,876,053,830 252,155,514,280 NON-CURRENT ASSETS Other receivables 2e,2r,8 1,912,833,750 2,143,800,000 Advances for purchase of fixed assets 9 3,050,981,664 4,056,870,000 Deferred tax assets 2o,16b 5,088,755,520 6,734,193,678 Fixed assets - net of accumulated depreciation of Rp 132,527,745,280 as of December 31, 2014 and Rp 123,770,840,002 as of December 31, 2013 2h,2i,10 116,614,583,554 73,764,892,525 Investment properties - net of accumulated depreciation of Rp 3,085,567,037 as of December 31, 2014 and Rp 2,869,257,493 as of December 31, 2013 2i,2k,11 1,658,373,170 2,220,921,714 Intangible asset - net 2i,2l,12 57,315,015 64,057,971 Other non-current assets 274,400,000 274,400,000

TOTAL NON-CURRENT ASSETS 128,657,242,673 89,259,135,888

TOTAL ASSETS 431,533,296,503 341,414,650,168

Page 113: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

2

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued) As of December 31, 2014

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2014 2013

LIABILITIES AND EQUITY CURRENT LIABILITIES Trade payables 2r,13 Related parties 2d,29 2,720,993,598 2,013,789,603 Third parties 56,791,611,523 36,693,767,461 Other payables - third parties 2r,14 5,601,366,356 5,586,451,933 Accrued expenses 2r,15 2,491,063,278 1,601,730,245 Taxes payable 2o,16a 4,533,648,419 4,703,582,887 Current maturities of payable for purchase of fixed assets 2r,17 9,883,076,240 -

TOTAL CURRENT LIABILITIES 82,021,759,414 50,599,322,129 NON-CURRENT LIABILITIES Payable for purchase of fixed assets - net of current maturities 2r,17 9,552,877,616 - Post-employment benefits liability 2m,18 13,377,360,713 18,504,260,733

TOTAL NON-CURRENT LIABILITIES 22,930,238,329 18,504,260,733

TOTAL LIABILITIES 104,951,997,743 69,103,582,862 EQUITY Capital stock - Rp 100 par value per share Authorized - 2,500,000,000 shares Issued and fully paid - 1,353,435,000 shares 19 135,343,500,000 135,343,500,000 Retained earnings Appropriated 20 2,200,000,000 2,100,000,000 Unappropriated 189,037,798,760 134,867,567,306

TOTAL EQUITY 326,581,298,760 272,311,067,306

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 431,533,296,503 341,414,650,168

Page 114: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

3

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME For The Year Ended December 31, 2014

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2014 2013

NET SALES 2n,21,29 558,080,193,376 423,277,747,305 COST OF GOODS SOLD 2n,22,29 (453,638,903,779) (351,812,049,658)

GROSS PROFIT 104,441,289,597 71,465,697,647

Selling expenses 2n,23,29 (9,861,999,357) (11,218,761,975) General and administrative expenses 2n,24 (24,726,572,898) (20,329,176,318) Other operating income 2b,2j,2n,25 3,634,814,346 11,069,839,233 Other operating expenses 2n,26 (283,935,334) (1,023,813,591)

INCOME FROM OPERATIONS 73,203,596,354 49,963,784,996

Finance income 2n,4 4,507,286,341 2,802,858,425 Finance cost 2n (563,020,833) -

INCOME BEFORE INCOME TAX 77,147,861,862 52,766,643,421 INCOME TAX 2o,16b (19,494,042,908) (14,377,590,168)

PROFIT FOR THE YEAR 57,653,818,954 38,389,053,253 OTHER COMPREHENSIVE INCOME - -

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR 57,653,818,954 38,389,053,253

EARNINGS PER SHARE 2p,27 43 28

Page 115: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

4

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY For The Year Ended December 31, 2014

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Capital Stock Retained Earnings Issued and

Appropriated

Unappropriated Total

Notes Fully Paid Equity

Balance, January 1, 2013 135,343,500,000 2,000,000,000 126,354,084,053 263,697,584,053

Cash dividends 20 - - (29,775,570,000) (29,775,570,000)

Appropriation for reserve fund 20 - 100,000,000 (100,000,000) -

Total comprehensive income for 2013 - - 38,389,053,253 38,389,053,253

Balance, December 31, 2013 135,343,500,000 2,100,000,000 134,867,567,306 272,311,067,306

Cash dividends 20 - - (3,383,587,500) (3,383,587,500)

Appropriation for reserve fund 20 - 100,000,000 (100,000,000) -

Total comprehensive income for 2014 - - 57,653,818,954 57,653,818,954

Balance, December 31, 2014 135,343,500,000 2,200,000,000 189,037,798,760 326,581,298,760

Page 116: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.

5

PT TUNAS ALFIN Tbk

STATEMENT OF CASH FLOWS For The Year Ended December 31, 2014

(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Notes 2014 2013

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers 555,132,034,654 415,339,600,005 Payments to suppliers (365,135,959,081) (267,583,675,044) Payments for salaries, allowances and post-employment benefits (60,063,285,368) (44,232,150,943) Payments for operational expenses (58,687,332,291) (54,200,314,438)

Cash generated from operations 71,245,457,914 49,323,459,580 Receipts from finance income 4,507,286,341 2,802,858,425 Payments of finance cost (563,020,833) - Payments of corporate income tax (19,140,405,111) (12,154,764,466) Receipts from other operating activities 1,469,515,940 2,650,953,797

Net Cash Provided by Operating Activities 57,518,834,251 42,622,507,336

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Decrease in other receivables 1,482,150,000 658,250,000 Proceeds from sale of investment properties 11 455,054,250 - Proceeds from sale of fixed assets 10 102,272,729 - Acquisitions of fixed assets (10,440,574,435) (5,463,226,772) Advances for purchase of fixed assets (6,068,344,788) (9,912,462,647) Increase in other receivables (1,240,500,000) (599,500,000) Redemption of restricted time deposits - 2,000,000,000

Net Cash Used in Investing Activities (15,709,942,244) (13,316,939,419)

CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES Payments of payable for purchase of fixed assets (14,810,834,892) - Payments of cash dividends 20 (3,383,587,500) (29,775,570,000)

Net Cash Used in Financing Activities (18,194,422,392) (29,775,570,000)

NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS 23,614,469,615 (470,002,083) EFFECT OF EXCHANGE RATE CHANGES ON CASH AND CASH EQUIVALENTS 651,221,591 5,715,898,166 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR 93,371,119,093 88,125,223,010

CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR 4 117,636,810,299 93,371,119,093

Page 117: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

6

1. GENERAL

a. Establishment of the Company

PT Tunas Alfin Tbk (“the Company”) was established based on Notarial Deed No. 5 of Edison Sianipar, S.H., dated May 6, 1977. The deed of establishment was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. Y.A.5/412/13 dated October 18, 1977 and was published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 87 dated October 30, 1979. The Company’s articles of association has been amended several times, the latest of which was covered by Notarial Deed No. 311 of Widya Agustyna, S.H., dated May 3, 2013, concerning the change of the Company’s series of shares from Series A shares and Series B shares to one type of share. The change has been accepted and recorded by the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia under the Amendment Notification Acceptance Letter No. AHU-AH.01.10-38588 dated September 13, 2013.

In accordance with Article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities is to engage in trading, agent, transportation, development and packaging and printing industries. The Company started its commercial operations in 1977.

The Company’s head office and factory are located at Jalan K.H. Agus Salim No. 9, Batu Ceper, Tangerang. Its liaison office is located at Menara Imperium 28

th Floor, Jalan H.R. Rasuna Said

Kav. 1, Jakarta.

PT Proinvestindo is the ultimate parent company of the Company.

b. Company’s Listing as a Public Company

The Company’s Registration Statement as a Public Company without public offering on the Surabaya Stock Exchange (SSE) has been approved by the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) through its Letter No. S-151/PM/2001 dated January 30, 2001. On February 12, 2001, the SSE approved the listing of the Company’s 90,229,000 shares based on its Letter No. JKT-003/MKT/LIST/BES/II/2001 dated February 6, 2001. On June 15, 2001, the SSE approved the listing of additional 1,263,206,000 shares of the Company in connection with the declaration of stock dividend based on SSE’s Letter No. JKT-009/MKT/LIST/BES/VI/2001 dated May 31, 2001. On November 30, 2007, the SSE is effectively merged with Jakarta Stock Exchange (JSE). Subsequently, JSE changed its name to Indonesia Stock Exchange (IDX) and started to conduct stock exchange functions on December 1, 2007. Based on the Announcement Letter of JSE No. Peng-167/BEJ-CAT/P/11-2007 dated November 30, 2007, the activity of Company’s shares was suspended because the Company failed to comply with the JSE’s requirement particularly the number of shares owned by noncontrolling stockholders. Subsequently, based on the Notification Letter of SSE No. 440/LIST-PENG/BES/IX/2007 dated November 30, 2007, the Company was given a time limit of 2 (two) years to comply with IDX regulation. To increase the number of shares owned by noncontrolling stockholders, PT Proinvestindo as the Company’s majority stockholder submitted a Registration Statement in the framework of Public Offering by the Company’s Stockholder to the Financial Services Authority (“OJK”) through its Letter No. 001/PRO/XI/2013 dated November 11, 2013 and No. 001/PRO/XII/2013 dated December 9, 2013. Subsequently, the Registration Statement obtained the Effective Declaration from OJK based on its Letter No. S-485/D.04/2013 dated December 31, 2013 and the implementation of Public Offering by the Company’s Stockholder was carried out from January 3, 2014 through January 9, 2014.

Page 118: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

7

1. GENERAL (continued)

b. Company’s Listing as a Public Company (continued) Upon fulfillment of the IDX’s requirements particularly regarding the number of shares owned by noncontrolling stockholders, based on IDX’s Letter No. S-00138/BEI.PPR/01-2014 dated January 13, 2014, the Company obtained an approval to relist its shares of stocks with IDX effective from January 17, 2014.

c. Boards of Commissioners and Directors, Audit Committee, Corporate Secretary and

Employees

Based on the Resolution of Annual General Meeting of the Company’s Stockholders dated May 3, 2013, as covered by Notarial Deed No. 310 of Widya Agustyna, S.H. on the same date, and has been reported to the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-20647 dated May 28, 2013, the composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2014 and 2013 is as follows:

Board of Commissioners President Commissioner : Fredy Mantelagheng Liando Commissioner : Pieter Tika Independent Commissioner : Gunawan Board of Directors President Director : John Tika Director : Bernardus Budiman Director : Samuel Sofyan Tika Non Affiliated Director : Muljono Sunaryo

The composition of the Company’s audit committee as of December 31, 2014 and 2013 is as follows: Chairman : Gunawan Member : Stevan Djaya Saputra Member : Rika Prasojo

The Coprorate Secretary as of December 31, 2014 and 2013 is Sherley Liando. The Company’s Boards of Commissioners and Directors represent the Company’s key management personnel. As of December 31, 2014 and 2013, the Company has 681 and 533 employees (unaudited), respectively.

d. Management Responsibility and Approval of the Financial Statements

The Company’s management is responsible for the preparation and the fair presentation of the financial statements which were completed and authorized for issuance on March 17, 2015.

Page 119: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

8

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

The siginificant accounting policies consistently applied by the Company in the preparation of the financial statements for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

a. Statement of Compliance and Basis of Preparation of the Financial Statements

Statement of Compliance

The financial statements have been prepared in accordance with the Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”), which comprise of the Statements and Interpretations issued by the Board of Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants and Bapepam and LK Regulations, which function has been transferred to the Financial Services Authority (“OJK”) starting on January 1, 2013, No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation and Disclosure of Issuer or Public Companies” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam and LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012.

Basis of Preparation of the Financial Statements

The financial statements have been prepared on the accrual basis, except for the statement of cash flows, using historical cost concept of accounting, except as disclosed in the relevant Notes herein.

The statement of cash flows presents receipts and payments of cash and cash equivalents classified into operating, investing and financing activities. Cash flows from operating activities is prepared using the direct method.

The preparation of financial statements in conformity with the Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of judgments, estimates and assumptions that affects: - the application of accounting policies; - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities

at the date of the financial statements; - the reported amounts of income and expenses during the reporting period. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

Estimates and underlying assumptions are reviewed as an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected by such revisions. The significant accounting estimates and judgments applied in the preparation of the Company’s financial statements are disclosed in Note 3. The financial statements are presented in Rupiah which is the Company’s functional and reporting currency.

b. Foreign Currency Transactions and Balances

Transactions involving foreign currencies are recorded at the exchange rates prevailing at the time the transactions are made. At the end of each reporting period, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated to Rupiah using the middle exchange rates at the last bank transaction date as published by Bank Indonesia. Exchange rate gains or losses arising from the foreign currency transactions and from the translation of foreign currency denominated monetary assets and liabilities are recognized in the current year operations.

Page 120: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

9

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Foreign Currency Transactions and Balances (continued) As of December 31, 2014 and 2013, the exchange rates used were as follow:

2014 2013

1 United States Dollar (US$) 12,440.00 12,189.00 1 Euro (EUR) 15,133.27 16,821.44 1 Swiss Franc (CHF) 12,582.83 -

c. Cash and Cash Equivalents Cash and cash equivalents consist of cash on hand, cash in banks and time deposits with maturities of 3 (three) months or less at the time of placement and are not pledged as collateral of loan and without restrictions in the usage.

d. Transactions with Related Parties The Company has transactions with related parties, as defined in PSAK 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures”, as follows:

a. A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person: i. Has control or joint control over the reporting entity; ii. Has significant influence over the reporting entity; or iii. Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the

reporting entity. b. An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies:

i. The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).

ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).

iii. Both entities are joint ventures of the same third party. iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third

entity. v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the

reporting entity or an entity related to the repoting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.

vi. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a). vii. a person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the

key management personnel of the entity (or a parent of the entity).

The transactions are made based on terms agreed upon by the parties, where such terms may not be the same as those of the transactions between unrelated parties.

All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.

e. Trade and Other Receivables

Trade and other receivables are recognized initially at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest method, except where the effect of discounting would be immaterial, less allowance for impairment losses.

Allowance for impairment losses is established when there is objective evidence that the outstanding amounts will not be collected. Receivables are written off during the period in which they are determined to be not collectible.

Page 121: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

10

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

f. Inventories

Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined using the moving average method. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale.

Allowance for impairment losses on inventories is provided to reduce the carrying values of inventories to their net realizable values.

g. Prepaid Expenses

Prepaid expenses are amortized and charged to operations over the periods benefited using the straight-line method.

h. Fixed Assets

The Company applied PSAK 16 (Revised 2011), “Fixed Assets” and ISAK 25, “Land Rights”. PSAK 16 (Revised 2011) stipulates on the recognition of assets, the determination of their carrying amounts and depreciation charges and the impairment losses to be recognized relating to these assets.

ISAK 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Building Usage Rights (HGB) incurred when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under “Fixed Asset” account and not amortized. The legal costs incurred to extend or renew the land rights are recorded as “Intangible Asset” and amortized over the shorter of the rights’ legal life or land’s economic life.

All fixed assets are initially recognized at cost, which comprises of its purchase price and any costs directly attributable in bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.

Subsequent to initial recognition, fixed assets, except land, are carried at cost less accumulated depreciation and impairment losses, if any.

Depreciation of fixed assets, except for land, starts when it is available for its intended use and is computed using the straight-line method based on the estimated useful lives of the fixed assets as follows:

Useful Life (Years)

Building 20 Machinery and equipment 8 - 16 Office equipment 4 - 8 Vehicle 8

Land is stated at cost and not depreciated as the management is of the opinion that it is probable the titles of land rights can be renewed/extended upon expiration. The carrying amounts of fixed assets are reviewed for impairment when events or changes in circumstances indicate that the carrying values may not be fully recoverable.

An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognition of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in profit or loss in the year the asset is derecognized.

Page 122: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

11

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

h. Fixed Assets (continued)

Repairs and maintenance are taken to profit or loss when incurred. The cost of major renovation and restoration is included in the carrying amount of the related fixed assets when it is probable that future economic benefits in excess of the originally assessed standard performance of the existing asset will flow to the Company, and is depreciated over the remaining useful life of the related assets.

The asset’s residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial year end.

Construction in progress is presented as part of fixed assets and is stated at cost, including capitalized costs directly associated with the construction and acquisition of fixed assets. The accumulated cost is reclassified to the appropriate fixed assets account when the construction of fixed assets is completed and ready for its intended use. Construction in progress are not depreciated as these are not yet available for use.

i. Impairment of Non-financial Assets

The Company assesses at each end of the reporting period whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset’s recoverable amount. An asset’s recoverable amount is the higher of an asset’s or cash-generating unit’s (CGU) fair value less costs to sell and its value in use, and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets or groups of assets. Where the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is considered impaired and is written down to its recoverable amount. Impairment losses of continuing operations are recognized in profit or loss.

In determining fair value less costs to sell, recent market transactions are taken into account, if available. If no such transactions can be identified, an appropriate valuation model is used to determine the fair value of the asset. These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair value indicators.

Impairment losses of continuing operations, if there are any, are recognized in the statement of comprehensive income under expense categories that are consistent with the functions of the impaired assets.

An assessment is made at the end of each reporting period as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses for an asset may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss for an asset is reversed only if there has been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. The reversal is limited so that the carrying amount of the asset does not exceed its recoverable amount, nor exceeds the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the asset in prior periods. Reversal of an impairment loss is recognized in profit or loss. After such a reversal is recognized in profit or loss, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.

Management believes that there is no indication of potential impairment in values of non-financial assets as at the reporting dates.

Page 123: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Leases

The determination of whether an arrangement is, or contains, a lease is based on the substance of the arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset.

Operating Lease - Company as a Lessee

Leases in which a significant portion of the risks and rewards incidental to ownership retained by the lessor are classified as operating leases.

Payments made under operating leases are charged to the statement of comprehensive income on a straight-line basis over the period of the lease.

Operating Lease - Company as a Lessor

Leases where the Company does not transfer substantially all the risks and rewards of ownership of the asset are classified as operating leases.

k. Investment Properties

Investment properties represent land and buildings which are held by the Company to earn rentals or for capital appreciation or both, rather than for use in the production or supply of goods or services or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business. The Company has chosen the cost model to account for its investment properties.

Depreciation of buildings categorized as investment properties is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of 20 (twenty) years.

Land categorized as investment properties is stated at cost and not depreciated.

Investment properties are derecognized when either they have been disposed of or when they are permanently withdrawn from use and no future benefits are expected from their disposal. Any gains or losses on the retirement or disposal of an property are recognized in the statement of comprehensive income in the period the retirement or disposal occurred.

Transfers are made to investment property when, and only when, there is a change in use, evidenced by commencement of owner occupation, commencement of development with a view to sell, the end of owner occupation, or commencement of an operating lease to another party.

For a transfer from investment property to fixed assets used in operations, the Company uses the cost method at the date of change in use. If the property used by the Company becomes an investment property, it accounts for such property in accordance with the policy stated under fixed assets up to the date of change in use.

l. Intangible Asset

Intangible asset is measured on initial recognition at cost. Following initial recognition, the intangible asset is carried at cost less any accumulated amortization and any accumulated impairment loss. The useful life of the intangible asset is assessed to be either finite or indefinite. An intangible asset with finite life is amortized over the asset’s useful economic life and assessed for impairment whenever there is an indication that the intangible asset may be impaired. The amortization period and the amortization method for an intangible asset with a finite useful life are reviewed at least at each financial year end.

Page 124: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

13

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Intangible Asset (continued)

As explained in Note 2h to the financial statements above, the Company adopted ISAK 25, “Land Rights”. The legal costs incurred to extend or renew the land rights are recorded as “Intangible Asset” and amortized over the shorter of the rights’ legal life or land’s economic life.

An intangible asset shall be derecognized: i. on disposal; or ii. when no future economic benefits are expected from its use or disposal.

m. Employee Benefits

The Company adopted PSAK 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, which regulates the accounting and disclosure requirements for short-term and long-term employee benefits. PSAK 24 (Revised 2010) provides an additional option in recognition of actuarial gain or loss from post-employment benefits, which gains or losses can be fully recognized through other comprehensive income. The Company has decided to continue to recognize actuarial gains or losses using the straight-line method over the expected average remaining service years of the employees.

Short-term employee benefits

Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.

Post-employment benefits

The Company provides defined post-employment benefits for its employees based on Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003. Starting October 20, 2011, the Company has participated in Manulife Program Pesangon of PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. This insurance policy fulfills the requirements as an asset program of post-employment benefits of the Company.

The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the present value of the Company’s defined benefit obligations are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining service years of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. The benefit obligation recognized in the statement of financial position represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost, and as reduced by the fair value of scheme assets. Any asset resulting from this calculation is limited to unrecognized actuarial losses and past service cost, plus the present value of available refunds or reductions in future contributions to the plan.

Gains or losses on the curtailment or settlement of a defined benefit plan are recognized when the curtailment or settlement occurs.

A curtailment occurs when an entity either: i. is demonstrably committed to make a significant reduction in the number of employees

covered by a plan; or ii. amends the terms of a defined benefit plan so that a significant element of future service by

current employees will no longer qualify for benefits, or will qualify only for reduced benefits.

A settlement occurs when an entity enters into a transaction that eliminates all further legal or constructive obligation in part or all of the benefits provided under a defined benefit plan.

Page 125: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

14

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

n. Revenue and Expense Recognition

Revenue Recognition

Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Company and the revenue can be reliably measured. Revenue is measured at fair value of the consideration received, excluding discounts, rebates and Value Added Taxes (“VAT”).

Revenue from sale of goods is recognized when all of the following conditions are satisfied: - The Company has transferred to the buyer the significant risks and rewards of ownership of

the goods; - The Company retains neither continuing managerial involvement to the degree usually

associated with ownership nor effective control over the goods sold; - The amount of revenue can be measured reliably; - It is probable that the economic benefits associated with the transaction will flow to the

Company; and - The cost incurred or to be incurred in respect of the transaction can be measured reliably.

Interest income is accrued on a timely basis by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate.

Expense Recognition

Expenses are recognized when incurred (accrual basis).

o. Taxation

Current tax Current tax is determined based on the taxable income of the current year and computed based on tax rates and tax laws that are enacted or substantively enacted as at the reporting dates. Current income tax assets and liabilities for the year are measured at the amount expected to be recovered from or paid to the taxation authority. Current income taxes are recognized in the statement of comprehensive income, except for the tax which relates to items recognized outside profit or loss, either in other comprehensive income or directly to equity. Management periodically evaluates positions taken in the tax returns with respect to situations in which applicable tax regulations are subject to interpretation and determines provisions when required. Deferred Tax Deferred tax is recognized using the liability method on temporary differences at the reporting date between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes at the reporting date. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences, except: i. where the deferred tax liability arises from the initial reognition of goodwill or of an asset or

liability in a transaction that is not a business combination and, at the time of the transaction, affects neither the accounting profit nor taxable profit or loss;

ii. in respect of taxable temporary differences associated with investments in subsidiaries, when the timing of the reversal of the temporary differences can be controlled and it is probable that the temporary differences will not reverse in the foreseeable future.

Page 126: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

15

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

o. Taxation (continued)

Deferred Tax (continued) Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and carry forward of unused tax losses, to the extent that it is probable that taxable profits will be available against which deductible temporary differences, and the carry forward of unused tax losses can be utilized, except: i. where the deferred tax asset relating to the deductible temporary difference arises from the

initial recognition of an asset or liability in a transaction that is not a business combination and, at the time of the transaction, affects neither the accounting profit nor taxable profit or loss; or;

ii. in respect of deductible temporary differences associated with investments in subsidiaries, deferred tax assets are recognized only to the extent that it is probable that the temporary differences will not be reversed in the foreseeable future and taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilized.

The carrying amount of a deferred tax asset is reviewed at each reporting date and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow all or part of the benefit of that deferred tax asset to be utilized. Unrecognized deferred tax assets are reassessed at each reporting date and are recognized to the extent that it has become probable that future taxable profit will allow the deferred tax assets to be recovered. Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the assets are realized or the liabilities are settled, based on tax rates and tax laws that have been enacted or substantively enacted as at the reporting dates. Deferred tax assets and deferred tax liabilities are offset when a legally enforceable right exists to offset current tax assets against current tax liabilities, or the deferred tax liabilities relate to the same taxable entity, or the Company intends to settle its current assets and liabilities on a net basis.

Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed by the Company, when the result of the appeal is determined.

Value Added Tax (VAT) Revenue, expenses and assets are recognized net of the amount of VAT except: i. where the VAT incurred on a purchase of asset or service is not recoverable from the taxation

authority, in which case the VAT is recognized as part of the expense item as applicable; and ii. receivables and payables that are stated including the amount of VAT. The net amount of VAT recoverable from or payable to, the taxation authorities is included as prepaid taxes or taxes payable in the statement of financial position.

p. Earnings per Share

Earnings per share are computed by dividing the profit for the year over the weighted average number of shares during the year. The Company has no outstanding potential dilutive ordinary shares as of December 31, 2014 and 2013.

Page 127: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

16

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

q. Segment Information

The Company applied PSAK 5 (Revised 2009), “Operating Segments”, which requires the disclosures that will enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates.

Operating segments are reported in a manner consistent with internal reporting provided to the chief operational decision maker. The Company’s Board of Directors is identified as the chief operational decision maker, who is responsible for allocating resources, assessing performance of the operating segments and making strategic decision.

An operating segment is a component of an entity: a. that engages in business activities from which it may earn revenues and incur expenses

(including revenues and expenses relating to transactions with other components of the same entity);

b. whose operating results are reviewed regularly by the entity’s chief operational decision maker to make decision about resources to be allocated to the segment and assess its performance; and

c. for which discrete financial information is available.

r. Financial Instruments

The Company applied PSAK 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, PSAK 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and PSAK 60, “Financial Instruments: Disclosures”.

i. Financial Assets

Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held to maturity investment, available for sale financial assets, or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition.

Recognition and measurement

Financial assets are recognized initially at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classification.

Purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within a time frame established by a regulation or convention in the marketplace (regular way trades) are recognized on the trade date, i.e., the date that the Company commits to purchase or sell the assets.

The Company’s financial assets include cash and cash equivalents, trade receivables and other receivables. The Company has determined that all of these financial assets are categorized as loans and receivables.

Subsequent measurement

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. After initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. The related gains or losses are recognized in the statement of comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

Page 128: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

17

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

r. Financial Instruments (continued) ii. Financial Liabilities

Initial recognition Financial liabilities are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss, loans and borrowings, or as derivatives designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Company determines the classification of its financial liabilities at initial recognition. Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs. The Company’s financial liabilities include trade payables, other payables, accrued expenses and payable for purchase of fixed assets. The Company classifies all of these financial liabilities as loans and borrowings. Subsequent measurement

After initial recognition, interest-bearing loans and borrowings are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in the statement of comprehensive income when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.

iii. Offsetting of financial instruments

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.

iv. Fair value of financial instruments

The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted market bid prices at the close of business at the end of the reporting period. For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such techniques may include using recent arm’s-length market transaction, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models.

When the fair value of the financial instruments not traded in an active market cannot be reliably determined, such financial instruments are recognized and measured at their carrying amounts.

v. Amortized cost of financial instruments

Amortized cost is computed using the effective interest method less any allowance for impairment and principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.

Page 129: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

18

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

r. Financial Instruments (continued)

vi. Impairment of financial assets

The Company assesses at each statement of financial position date whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired if, and only if, there is an objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred “loss event”) and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated.

Evidence of impairment may include indications that the debtor or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganization, and when observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as charges in arrears or economic conditions that correlate with defaults.

The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance for impairment account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. Loans and receivables, together with the associated allowance, are written off when there is no realistic prospect of future recovery and all collaterals have been realized or have been transferred to the Company. If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. If a future write off is later recovered, the recovery is recognized in profit or loss.

vii. Derecognition of financial assets and liabilities

Financial assets

A financial asset (or where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Company has transferred its rights to receive cash flows from the asset or have assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a “pass through” arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but have transferred control of the asset.

Financial liabilities

A financial liability is derecognized when the obligation under the contract is discharged or cancelled or have expired.

When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statement of comprehensive income.

Page 130: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

19

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

s. Provisions Provisions are recognised when the Company has a present legal or constructive obligation as a result of past events and it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation. Provisions are reviewed at the end of each reporting period and adjusted to reflect the current best estimate. The provision is reversed if it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation.

t. Non-Current Asset Held for Sale

In accordance with PSAK 58 (Revised 2009), “Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations”, the Company classified a non-current asset (or disposal group) as asset held for sale when its carrying amount is to be recovered principally through a sale transaction rather than continuous usage. The Company measured a non-current asset (or disposal group) classified as held for sale at the lower of carrying amount and fair value less costs to sell.

u. Adoption of New Accounting Standards

The adoption of the following revised interpretation of the accounting standards, which are effective from January 1, 2014, did not result in substantial changes to the Company’s accounting policies and had no material affect on the amounts reported in the financial statements: - ISAK 27, “Transfer of Assets from Customers”. - ISAK 28, “Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments”.

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS

The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. However, uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.

Judgments In the process of applying the Company’s accounting policies, management has made the following judgments, apart from those including estimations and assumptions, which have the most significant effect on the amounts recognized in the financial statements: Determination of Functional Currency The functional currency of the entity is the currency from the primary economic environment where the entity operates. It is the currency that mainly influences the revenue and cost of the entity. The determination of functional currency may require judgment due to various complexities, among others, the entity may transact in more than one currency in its daily business activities. Based on the assessment of the Company’s management, the functional currency of the Company is the Indonesian Rupiah.

Page 131: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

20

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Judgments (continued)

Classification of Financial Assets and Liabilities

The Company determines the classification of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2r.

Lease

The Company has leases whereas the Company acts as a lessee in respect of vehicle rental and the Company acts as a lessor in respect of office rental. The Company evaluates whether significant risks and rewards of the leased assets are transferred based on PSAK 30 (Revised 2011), “Leases”, which require the Company to make judgment and estimates on the transfer of risks and rewards relating to the ownership of leased assets.

Based on the review performed by the Company for the vehicle and office rental agreements, the rent transactions are both classified as operating leases.

Estimates and Assumptions

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the end of reporting period that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements are prepared.

Allowance for Impairment Losses on Receivables

If there is objective evidence that impairment has been incurred on receivables (trade and other receivables), the Company estimates the allowance for impairment related to the receivables that are specifically identified as doubtful for collection. The level of allowance is evaluated by management on the basis of factors that affect the collectibility of the receivables. In these cases, the Company uses judgment based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the length of the Company’s relationship with the customers and the customers’ credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific reserves for customers against amounts due in order to reduce the Company’s receivables to amounts that it expects to collect. These specific reserves are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts estimated.

In addition to specific allowance against individual significant receivables, the Company also assesses a collective impairment allowance against credit exposure of its debtors which are grouped based on common credit characteristic, which group, although not specifically identified as requiring a specific allowance, has a greater risk of default than when the receivables were originally granted to the debtors. This collective allowance is based on historical loss experience using various factors, such as historical performance of the debtors within the collective group, deterioration in the markets in which the debtors operate, and identified structural weaknesses or deterioration in the cash flows of the debtors. Further details are disclosed in Note 5.

Allowance for Impairment Losses on Inventories

Allowance for impairment losses on inventories is estimated based on the best available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical conditions, their market selling prices, estimated costs of completion and estimated costs to sell. The provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts estimated. Further details are disclosed in Note 6.

Page 132: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

21

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Estimates and Assumptions (continued) Depreciation of Fixed Assets

The costs of fixed assets are depreciated over their estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these fixed assets to be within 4 (four) to 20 (twenty) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. The net book value of the Company’s fixed assets as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp 116,614,583,554 and Rp 73,764,892,525, respectively. Further details are disclosed in Note 10.

Post-employment Benefits

The determination of the Company’s post-employment benefits liability is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuary in calculating such amounts. These assumptions include among others, discount rate, annual salary increase rate, annual employee turnover rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the Company’s assumptions which affects more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and amortized on a straight-line basis over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual experiences or significant changes in the Company’s assumptions may materially affect its post-employment benefits liability and post-employment benefits expense. The carrying amount of the Company’s post-employment benefits liability as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp 13,377,360,713 and Rp 18,504,260,733, respectively. Further details are disclosed in Note 18. Income Tax Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations, changes in tax laws, and the amount and timing of future adjustments to tax income and expense already recorded. Significant estimate is involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Where the final tax outcome of those matters is diferrent from the amounts that were initially recorded, such differences will be recorded at the statement of comprehensive income in the period in which such determination is made. Deferred Tax Assets Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences, to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of the future taxable profits together with future tax planning strategies. Further details are disclosed in Note 16b.

Page 133: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

22

4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

Cash and cash equivalents consist of: 2014 2013

Cash on hand Rupiah 58,000,000 58,000,000 United States Dollar 89,431,160 279,310,935

Total cash on hand 147,431,160 337,310,935

Cash in banks Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9,481,147,583 5,088,035,717 PT Bank CIMB Niaga Tbk 4,171,109,183 3,628,001,422 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 162,475,877 695,813,707

United States Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk 21,230,349,317 8,322,505,004 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 4,332,306,382 901,640,320 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 403,596,767 863,111,988 Swiss Franc PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 31,325,630 -

Total cash in banks 39,812,310,739 19,499,108,158

Cash equivalents - time deposits Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 61,250,000,000 35,500,000,000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 10,207,068,400 - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - 10,000,000,000

United States Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk 6,220,000,000 28,034,700,000

Total cash equivalents - time deposits 77,677,068,400 73,534,700,000

Total cash and cash equivalents 117,636,810,299 93,371,119,093

The annual interest rates of time deposits are as follows:

2014 2013

Rupiah 4.25% - 10.75% 4.50% - 9.50% United States Dollar 0.85% - 2.50% 1.15% - 2.25%

As of December 31, 2014 and 2013, there are no placement of cash and cash equivalents to related parties.

Interest income from cash in banks and time deposits is presented as part of “Finance Income” in the statement of comprehensive income.

Page 134: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

23

5. TRADE RECEIVABLES - THIRD PARTIES

This account consists of: 2014 2013

By Customer PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 20,108,426,873 11,913,713,114 PT Oleochem & Soap Industri 7,429,602,939 6,557,396,859 PT Nojorono Tobacco International 7,321,536,439 9,305,742,533

PT Bentoel Internasional Investama Tbk 4,032,547,715 2,108,312,965 PT Perfetti Van Melle Indonesia 3,164,760,510 4,886,008,084 PT Gelora Djaja 2,776,777,602 1,436,637,400 PT Sayap Mas Utama 2,623,386,135 3,105,650,165 PT Djarum 2,612,295,636 2,186,842,268 PT Asia Tembakau 2,305,822,551 2,236,867,245 PT Nikki Super Tobacco Indonesia 1,934,574,400 1,064,884,216 PT Bayer Indonesia 1,806,249,709 1,493,003,050 PT Subur Aman 1,627,025,269 710,275,277 PT Kao Indonesia 1,557,052,519 2,165,352,420 Bpk Budi Hendrata Stefanus 1,417,096,213 1,374,624,486 CV Mulyoraharjo 1,287,474,199 197,786,600 PT Pura Barutama 1,151,308,125 2,532,877,875 PT Union Confectionery Ltd 885,014,334 1,399,950,178 PT Solomurni 813,937,599 450,607,822 PT Divatama Inti Perintis Indopaper 790,731,285 605,765,221 PT Pura Perkasa Jaya 634,987,485 296,820,480 Bpk Mulyanto 586,079,410 - PT Nikorama Citra Tobacco 538,461,000 176,628,721 PT Perkebunan Nusantara VIII 536,404,687 - PT Sukun Druck/Bpk. Rindho Wartono 525,460,856 4,394,076,210 PT Multi Duta Utari 504,691,060 705,263,625 PT Softex Indonesia 414,751,418 670,823,442 PT Mitra Serasi Jaya 381,559,653 1,149,733,053 PT Uni-Charm Indonesia 227,969,280 679,536,000 PT Perusahaan Dagang dan Industri Tresno - 998,609,370 PT Cakrawala Mega Indah - 868,030,308 PT Hisamitsu Pharma Indonesia - 703,296,000 Uni-Charm Thailand Co, Ltd - 675,758,160 Others (below Rp 500 million each) 5,244,369,078 5,206,347,687

Total 75,240,353,979 72,257,220,834

By Product Cigarette 52,340,964,506 44,938,500,498 Consumer goods 20,871,135,899 24,363,845,558 Others 2,028,253,574 2,954,874,778

Total 75,240,353,979 72,257,220,834

Page 135: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

24

5. TRADE RECEIVABLES - THIRD PARTIES (continued)

2014 2013

By Age Category Current 54,791,863,574 42,742,088,885

Overdue Less than 30 days 16,116,044,038 19,253,822,696 31 - 60 days 1,752,069,501 5,106,968,649 More than 60 days 2,580,376,866 5,154,340,604

Total 75,240,353,979 72,257,220,834

By Currency Rupiah 45,656,175,692 50,893,489,106 United States Dollar 29,584,178,287 21,363,731,728

Total 75,240,353,979 72,257,220,834

As of December 31, 2014, trade receivables amounting to Rp 25,000,000,000 are pledged as collateral for credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Note 30).

As of December 31, 2013, trade receivables amounting to Rp 40,000,000,000 are pledged as collateral for working capital credit facilities from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Note 30).

Based on a review of the status of the individual trade receivables accounts at the end of the reporting period and considering their credit history, management believes that all trade receivables are fully collectible hence, no allowance for impairment losses on trade receivables is necessary as of December 31, 2014 and 2013. Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in the trade receivables from third parties.

6. INVENTORIES

This account consists of: 2014 2013

Finished goods 22,546,392,540 15,779,811,372 Work in process 10,600,062,704 10,726,562,069 Raw materials 69,519,896,245 53,890,281,077 Goods in transit 3,188,929,292 2,640,028,047

Total 105,855,280,781 83,036,682,565

As of December 31, 2014, inventories amounting to Rp 25,000,000,000 are pledged as collateral for credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Note 30).

As of December 31, 2013, inventories amounting to Rp 50,000,000,000 are pledged as collateral for working capital credit facilities from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Note 30).

Page 136: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

25

6. INVENTORIES (lanjutan)

Based on the results of the review of the physical condition and net realizable values of inventories at the end of the reporting period, management believes that the carrying values of the above inventories are fully realizable hence, no allowance for impairment losses on inventories is necessary as of December 31, 2014 and 2013.

As of December 31, 2014 and 2013, inventories are insured against fire and other possible risks to a third party insurance company with a total coverage of US$ 10,000,000 and US$ 9,000,000, respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses that may arise from the insured risks.

7. OTHER CURRENT ASSETS

This account consists of:

2014 2013

Security deposits 1,658,631,078 1,376,656,295 Advances to insurance 75,670,000 97,060,000 Advances to suppliers 19,225,000 568,540,354

Total 1,753,526,078 2,042,256,649

8. OTHER RECEIVABLES

This account consists of: 2014 2013

Third parties Employees 1,902,150,000 2,143,800,000

Related parties (Note 29) PT Wahana Matra Sejati 6,613,750 - PT Kutai Bara Abadi 4,070,000 -

Total related parties 10,683,750 -

Total 1,912,833,750 2,143,800,000

Employee receivables represent non-interest bearing loans to employees who are not the Company’s key management personnel. The loans will be repaid periodically through monthly salary deductions.

Management believes that all other receivables are collectible thus no allowance for impairment losses is provided as of December 31, 2014 and 2013.

9. ADVANCES FOR PURCHASE OF FIXED ASSETS

This account represents advances paid to suppliers in connection with the purchase of machineries and will be reclassified into construction in progress when the machineries are received by the Company.

Page 137: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

26

10. FIXED ASSETS

The details of fixed assets are as follows: 2014

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Reclassifications Balance

Cost

Direct Ownership

Land 435,622,943 - - - 435,622,943

Building 9,939,268,949 - - 914,253,723 10,853,522,672

Machinery and equipment 171,464,331,419 3,136,503,287 - 51,429,537,866 226,030,372,572

Office equipment 1,865,497,292 4,300,000 - 322,300,000 2,192,097,292

Vehicle 6,543,595,772 - 155,000,000 411,221,818 6,799,817,590

Construction in progress 7,287,416,152 48,620,793,020 - (53,077,313,407) 2,830,895,765

Total cost 197,535,732,527 51,761,596,307 155,000,000 - 249,142,328,834

Accumulated Depreciation

Direct Ownership

Building 6,940,280,086 345,254,796 - - 7,285,534,882

Machinery and equipment 111,653,611,912 7,803,964,630 - - 119,457,576,542

Office equipment 1,301,244,386 155,925,402 - - 1,457,169,788

Vehicle 3,875,703,618 565,276,075 113,515,625 - 4,327,464,068

Total accumulated depreciation 123,770,840,002 8,870,420,903 113,515,625 - 132,527,745,280

Book Value 73,764,892,525 116,614,583,554

2013

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Reclassifications Balance

Cost

Direct ownership

Land 435,622,943 - - - 435,622,943

Building 9,941,810,309 - 2,541,360 - 9,939,268,949

Machinery and equipment 169,473,157,803 644,549,644 2,990,496,428 4,337,120,400 171,464,331,419

Office equipment 2,184,384,109 583,078,423 901,965,240 - 1,865,497,292

Vehicle 6,695,263,272 - 151,667,500 - 6,543,595,772

Construction in progress 1,437,365,200 10,187,171,352 - (4,337,120,400) 7,287,416,152

Total cost 190,167,603,636 11,414,799,419 4,046,670,528 - 197,535,732,527

Accumulated Depreciation

Direct ownership

Building 6,600,673,952 342,147,494 2,541,360 - 6,940,280,086

Machinery and equipment 106,726,365,244 7,518,555,000 2,591,308,332 - 111,653,611,912

Office equipment 2,130,842,115 71,606,835 901,204,564 - 1,301,244,386

Vehicle 3,373,725,479 653,645,639 151,667,500 - 3,875,703,618

Total accumulated depreciation 118,831,606,790 8,585,954,968 3,646,721,756 - 123,770,840,002

Book Value 71,335,996,846 73,764,892,525

The details of gain on sale of fixed assets are as follows:

2014 2013

Proceeds from sale of fixed assets 102,272,729 - Carrying amount of fixed assets (41,484,375) -

Gain on sale of fixed assets 60,788,354 -

Page 138: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

27

10. FIXED ASSETS (continued) Gain on sale of fixed assets is presented as part of “Other Operating Income” in the statement of comprehensive income (Note 25).

The details of loss on disposal of fixed assets are as follows: 2014 2013

Acquisition cost - 4,046,670,528 Accumulated depreciation - (3,646,721,756)

Loss on disposal of fixed assets - 399,948,772

Disposal of fixed assets occurred because the fixed assets were no longer useable and there are no future economic benefits from their use. Loss on disposal of fixed assets is presented as part of “Other Operating Expenses” in the statement of comprehensive income (Note 26).

Depreciation of fixed assets is charged to operations as follows:

2014 2013

Cost of sales (Note 22) 8,275,239,123 7,977,142,128 General and administrative expenses (Note 24) 595,181,780 608,812,840

Total 8,870,420,903 8,585,954,968

As of December 31, 2014, the percentage of completion of construction in progress ranges from 75% to 95% and are estimated to be completed in 2015.

Total cost of fixed assets that have been fully depreciated but are still being utilized as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp 56,145,516,992 and Rp 55,865,185,882, respectively. The Company owns parcels of land with a total area of 43,130 square meters in Cipondoh, Tangerang with Building Use Rights (HGB) for a period of 20 to 30 years and will expire between 2019 and 2023. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the land rights since all of the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.

As of December 31, 2014, there are no fixed assets that are temporarily out of use or retired from use and not classified as held for sale.

As of December 31, 2014, factory land and office buildings are pledged as collaterals for credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Note 30). As of December 31, 2013, factory land and buildings and several machineries of the Company are pledged as collaterals for working capital credit facilities from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Note 30).

All of fixed assets and investment properties, except land, are insured against fire, theft and other possible risks to third party insurance companies with a total coverage of US$ 23,904,000 and Rp 4,432,500,000 as of December 31, 2014 and US$ 23,304,000 and Rp 2,720,500,000 as of December 31, 2013. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the insured fixed assets.

Page 139: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

28

10. FIXED ASSETS (continued)

As of December 31, 2014, the Company performed a review on useful life, depreciation method, and residual value of fixed assets and concluded that there are no changes in those methodologies and assumptions.

Based on the assessment of the Company's management, there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment in the value of fixed assets as of December 31, 2014 and 2013.

11. INVESTMENT PROPERTIES

The details of investment properties are as follows:

2014

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Balance

Cost

Land 346,239,000 - 346,239,000 -

Building 4,743,940,207 - - 4,743,940,207

Total cost 5,090,179,207 - 346,239,000 4,743,940,207

Accumulated Depreciation

Building 2,869,257,493 216,309,544 - 3,085,567,037

Book Value 2,220,921,714 1,658,373,170

2013

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Balance

Cost

Land 346,239,000 - - 346,239,000

Building 4,743,940,207 - - 4,743,940,207

Total Cost 5,090,179,207 - - 5,090,179,207

Accumulated Depreciation

Building 2,652,947,949 216,309,544 - 2,869,257,493

Book Value 2,437,231,258 2,220,921,714

The Company uses the cost model to account for its investment properties.

As of December 31, 2013, the Company owns parcel of land in Surabaya with an acquisition cost of Rp 346,239,000 which is not being used for operational activities and is not yet registered under the name of the Company. In October 2014, the Company sold its land with details as follows:

2014

Proceeds from sale of investment properties 455,054,250 Carrying value of investment properties (346,239,000)

Gain on sale of investment properties 108,815,250

Gain on sale of investment properties is presented as part of “Other Operating Income” in the statement of comprehensive income (Note 25).

Page 140: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29

11. INVESTMENT PROPERTIES (continued)

The rent income recognized in the statement of comprehensive income for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp 156,790,000 and Rp 488,410,330, respectively (Note 25).

Depreciation of investment properties charged to general and administrative expenses for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp 216,309,544, respectively (Note 24).

As of December 31, 2014, investment properties are pledged as collateral for credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Note 30).

In 2012, the Company planned to sell several parcels of land in Cirebon with a carrying value of Rp 896,319,900 to a third party (Note 14). In connection with the sale plan, the Company reclassified the presentation of the land’s carrying amount from investment properties account to non-current asset held for sale account.

Based on the assessment of the Company's management, there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment in the value of investment properties as of December 31, 2014 and 2013.

12. INTANGIBLE ASSET

The details of intangible asset are as follows:

2014

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Balance

Cost

Renewal cost of

land rights 134,859,120 - - 134,859,120

Accumulated Amortization

Renewal cost of

land rights 70,801,149 6,742,956 - 77,544,105

Book Value 64,057,971 57,315,015

2013

Beginning Ending

Balance Additions Deductions Balance

Cost

Renewal cost of

land rights 134,859,120 - - 134,859,120

Accumulated Amortization

Renewal cost of

land rights 64,058,193 6,742,956 - 70,801,149

Book Value 70,800,927 64,057,971

Amortization of intangible asset charged to manufacturing overhead for the years ended December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp 6,742,956, respectively. As of December 31, 2014, none of the Company’s intangible asset is restricted or being used as collateral. At the same date, the Company does not have any outstanding contractual commitment for the purchase of intangible asset.

Page 141: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30

13. TRADE PAYABLES

This account consists of: 2014 2013

By Creditor Related parties (Note 29) PT Dharma Anugerah Indah 2,140,386,233 1,583,152,888 PT Kunyun Gravure Industries Indonesia 580,607,365 430,636,715

Total related parties 2,720,993,598 2,013,789,603

Third parties PT Cakrawala Mega Indah 26,527,636,594 9,034,973,837 PT Siegwerk Indonesia 11,809,250,057 4,871,606,484 PT Javapaperindo Utama Industries 1,879,149,992 1,578,453,709 PT Cemani Toka 1,795,344,100 725,419,700 PT DIC Graphics 1,784,899,245 1,169,505,465 PT Surya Pamenang 1,784,439,303 9,077,844,845 Sappi Papier Holding GmbH 1,255,787,273 - PT Glenindo Berkah Sejati 1,109,778,744 - PT Indochemical Citra Kimia 1,101,432,255 862,757,390 PT Indoaluminium Intikarsa Industri 1,056,560,601 2,412,705,493 PT Udaya Anugerah Abadi 876,921,375 347,711,100 PT Bersaudara Inti Corpora 253,301,622 936,397,903 Others (below Rp 500 million each) 5,557,110,362 5,676,391,535

Total third parties 56,791,611,523 36,693,767,461

Total 59,512,605,121 38,707,557,064

By Nature of Purchase Raw materials 55,157,182,858 35,722,009,643 Supplementary materials 70,836,700 63,743,785 Others 4,284,585,563 2,921,803,636

Total 59,512,605,121 38,707,557,064

By Invoice Date 1 - 30 days 27,247,782,514 22,848,617,536 31 - 60 days 11,899,328,488 15,185,468,823 61 - 90 days 9,477,764,591 131,912,097

More than 90 days 10,887,729,528 541,558,608

Total 59,512,605,121 38,707,557,064

By Currency Rupiah 26,226,571,537 14,930,697,888 United States Dollar 33,242,449,766 23,695,948,050 Euro 43,583,818 80,911,126

Total 59,512,605,121 38,707,557,064

Page 142: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31

13. TRADE PAYABLES (continued)

The credit term of purchase of raw materials, supplementary materials and others from third parties and related parties ranges from 30 (thirty) to 60 (sixty) days. As of December 31, 2014, there are no guarantees provided by the Company in connection with the purchase of raw materials, supplementary materials and others from third parties and related parties.

14. OTHER PAYABLES - THIRD PARTIES

This account consists of: 2014 2013

Deposit for conditional sale of land (Note 11) 5,000,000,000 5,000,000,000 Customer advances 165,243,356 130,268,933 Security deposit - 20,060,000 Others 436,123,000 436,123,000

Total 5,601,366,356 5,586,451,933

Deposit for Conditional Sale of Land

The Company received a deposit amounting to Rp 5,000,000,000 from certain unrelated party on July 25, 2012 for conditional sale of land in Cirebon (Note 11). Management anticipates that the transfer of land rights will be completed in 2015.

15. ACCRUED EXPENSES

Accrued expenses consist of: 2014 2013

Electricity, water and gas 2,115,843,216 1,301,000,809 Salaries and allowances 161,265,386 - Transportation 135,753,974 89,447,710 Professional fees 64,000,000 108,000,000 Others 14,200,702 103,281,726

Total 2,491,063,278 1,601,730,245

Page 143: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

32

16. TAXATION

a. Taxes Payable This account consists of :

2014 2013

Corporate income tax payable 87,816,244 2,357,466,718

Other income tax payable - Article 21 1,313,546,071 758,974,398 - Article 23 3,898,676 4,616,540 - Article 25 1,549,438,463 571,588,350

Total other income tax payable 2,866,883,210 1,335,179,288

Value added tax 1,578,948,965 1,010,936,881

Total 4,533,648,419 4,703,582,887

b. Income Tax

Income tax expense consists of: 2014 2013

Current tax Current year 17,848,604,750 13,308,141,500 Adjusment for prior years - 399,732,600

Total current tax 17,848,604,750 13,707,874,100 Deferred tax 1,645,438,158 669,716,068

Total income tax expense 19,494,042,908 14,377,590,168

Current tax

The reconciliation between income before income tax, as presented in the statement of comprehensive income, and estimated taxable income for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Income before income tax per statement of comprehensive income 77,147,861,862 52,766,643,421

Timing differences: Post-employment benefits (5,126,900,020) (2,182,094,017) Gain on sale of fixed assets 703,125 - Depreciation (1,455,555,737) (320,368,204) Loss on disposal of fixed assets - (176,402,052)

Total timing differences (6,581,752,632) (2,678,864,273)

Page 144: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

33

16. TAXATION (continued)

b. Income Tax (continued)

Current tax (continued) 2014 2013

Permanent differences: Employee benefits 2,329,365,310 2,195,006,241 Marketing 1,759,597,357 2,985,085,707 Finance cost 563,020,833 - Depreciation 482,122,467 384,191,286

Donation 205,266,270 151,515,800 Taxes and licenses 142,709,371 82,758,444 Vehicle maintenance 114,329,993 147,059,379 Interest and tax penalties 4,789,960 490,438,838 Gain on sale of investment properties (108,815,250) - Rent income (156,790,000) (488,410,330) Interest income (4,507,286,341) (2,802,858,425)

Total permanent differences 828,309,970 3,144,786,940

Estimated taxable income for the year 71,394,419,200 53,232,566,088

Estimated taxable income for the year (rounded off) 71,394,419,000 53,232,566,000

Current income tax expense 17,848,604,750 13,308,141,500

Less prepaid income taxes: Article 22 4,222,338,880 2,130,664,458 Article 23 117,919,716 37,285,992 Article 25 13,420,529,910 8,782,724,332

Total prepaid income taxes 17,760,788,506 10,950,674,782

Corporate income tax payable 87,816,244 2,357,466,718

The estimated taxable income resulting from the reconciliation for the year ended December 31, 2014 will be used as basis in the preparation of the Company’s Annual Corporate Income Tax Return (CITR).

The calculation of estimated taxable income and income tax expense for the year ended December 31, 2013 conforms with the Company’s Annual CITR which has been reported on April 24, 2014.

On May 21, 2013, the Company reported a revision of its CITR for fiscal years 2009, 2008 and 2007 resulting from underpayment of corporate income tax amounting to Rp 161,624,400, Rp 157,933,500 and Rp 80,174,700, respectively, which have been paid on the same date. The total underpayment of corporate income tax amounting to Rp 399,732,600 is presented as part of “Current Tax Expense” in the statement of comprehensive income for the year ended December 31, 2013.

Page 145: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

34

16. TAXATION (continued)

b. Income Tax (continued)

Current tax (continued) On various dates in 2014 and 2013, the Company received Tax Collection Letters (STP) for interests and penalties on Corporate Income Tax, Income Tax Article 25 and Value Added Tax totaling Rp 4,789,960 and Rp 490,438,838, respectively. These STP have been paid by the Company and charged as part of “Other Operating Expenses” in the statement of comprehensive income (Note 26). The Company did not receive any tax assessment letter during the years ended December 31, 2014 and 2013.

The reconciliation between income tax expense calculated by applying the applicable tax rate of 25% to the income before income tax as shown in the statement of comprehensive income is as follows:

2014 2013

Income before income tax per statement of comprehensive income 77,147,861,862 52,766,643,421

Income tax expense at the applicable tax rate 19,286,965,415 13,191,660,833 Tax effect of permanent differences 207,077,493 786,196,735 Adjusments for prior years’ corporate income tax - 399,732,600

Total income tax expense 19,494,042,908 14,377,590,168

Deferred tax

The details of deferred income tax expense for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Post-employment benefits 1,281,725,005 545,523,504 Depreciation and gain on sale (loss on disposal) of fixed assets 363,713,153 124,192,564

Total 1,645,438,158 669,716,068

The details of deferred tax assets as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Post-employment benefits 3,344,340,178 4,626,065,183 Depreciation and gain on sale (loss on disposal) of fixed assets 1,744,415,342 2,108,128,495

Total 5,088,755,520 6,734,193,678

Page 146: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

35

16. TAXATION (continued)

b. Income Tax (continued)

Deferred tax (continued)

Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable income will be available against which the temporary differences can be utilized. Management believes that the deferred tax assets can be utilized in the future.

Administration

Based on prevailing Taxation Laws in Indonesia, the Company submits its tax returns on the basis of self assessment. The Directorate General of Tax (DGT) may assess or amend the tax liabilities within 10 (ten) years since the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. This rule applies to fiscal years prior to 2008. While for fiscal year 2008 and subsequent years, it is stipulated that the DGT may assess or amend the tax liabilities within 5 (five) years since the tax becomes due.

17. PAYABLE FOR PURCHASE OF FIXED ASSETS

This account represents payable to Bobst Mex SA, Switzerland, in connection with the upgrade of 2 (two) units of Lemanic machines which will be paid on semi-annual installments starting from July 2014 to July 2016 and bears an annual interest rate of 3.5%. The details of principal installments and interest on such payable as of December 31, 2014 are as follows:

2014

Principal installments: January 2015 4,652,501,393 July 2015 4,652,501,393 January 2016 4,652,501,393 July 2016 4,652,501,393

Total principal installments 18,610,005,572 Interest 825,948,284

Total 19,435,953,856 Less: current maturities 9,883,076,240

Long-term portion 9,552,877,616

18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY

The Company records post-employment benefits liability to its employees based on Labor Law No. 13/2003. The number of employees entitled to post-employment benefits are 347 and 322 employees for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively.

Starting October 20, 2011, the Company has participated in Manulife Program Pesangon of PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. The reimbursement right of the insurance policy is a plan asset of the Company since the proceeds of the policy (a) can be used only to pay or to fund employment benefits under a defined benefit plan; and (b) are not available to pay the Company’s liabilities (even in bankruptcy), and cannot be returned to the Company except when the proceeds of the policy represent an asset surplus which are not needed to meet all the related employment benefits obligation; or the proceeds of the policy are returned to the Company for reimbursement of employment benefits it has paid.

Page 147: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

36

18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY (continued)

This program is provided to all permanent employees. The contribution for this program is 100% funded by the Company and the Company is obliged to cover the shortage of pension payments if the current program is not adequate to cover the pension obligations in accordance with Labor Law No. 13/2003.

The following tables summarize the components of post-employment benefits expense recognized in the statement of comprehensive income and post-employment benefits liability recognized in the statement of financial position, as determined by an independent actuary, PT Sienco Aktuarindo Utama, with the use of Projected Unit Credit method, in its reports dated January 25, 2015 for the year ended December 31, 2014 and February 3, 2014 for the year ended December 31, 2013.

a. Post-employment Benefits Expense

2014 2013

Current service cost 1,782,707,389 1,513,558,762 Interest cost 2,456,386,936 1,848,101,713 Expected return on plan assets (169,207,675) (552,963,941) Amortization of vested past service cost 1,068,665,190 87,379,650 Amortization of actuarial loss 314,548,140 546,829,799

Expense - Net 5,453,099,980 3,442,905,983

b. Post-employment Benefits Liability

2014 2013

Present value of obligation 34,181,311,622 33,123,588,722 Fair value of plan asset s (11,035,685,564) (7,132,915,301)

Funding 23,145,626,058 25,990,673,421 Unrecognized actuarial loss (9,768,265,345) (7,486,412,688)

Liability - Net 13,377,360,713 18,504,260,733

The movements of post-employment benefits liability during the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Balance at beginning of year 18,504,260,733 20,686,354,750 Current year expense 5,453,099,980 3,442,905,983 Company’s contribution (10,580,000,000) (5,625,000,000)

Balance at end of year 13,377,360,713 18,504,260,733

The movements of the fair value of plan assets during the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Balance at beginning of year 7,132,915,301 9,533,861,048 Company’s contribution 10,580,000,000 5,625,000,000 Expected return on plan assets 169,207,675 552,963,941

Actuarial loss on plan assets (6,846,437,412) (8,578,909,688)

Balance at end of year 11,035,685,564 7,132,915,301

Page 148: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

37

18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY (continued)

As of December 31, 2014, the assets’ program consists of syariah funds of 25% and money market funds of 75%.

The expected rate of return on assets is determined based on market expectations prevailing on the reporting date, applicable to the period over which the obligation is to be settled.

The Company expects that the payment of the contribution for the subsequent year shall not materially differ from the payment of actual contribution in the prior year.

Post-employment benefits expense was allocated as follows:

2014 2013

Cost of goods sold (Note 22) 2,918,229,951 1,493,156,030 General and administrative expenses (Note 24) 1,733,370,809 1,900,573,275 Selling expenses (Note 23) 801,499,220 49,176,678

Total 5,453,099,980 3,442,905,983

The details of the present value of defined benefit obligation, fair value of plan assets, deficit in the plan assets and experience adjustment on plan liabilities and plan assets for the year ended December 31, 2014 and four previous years (in thousands of Rupiah) are as follows:

2014 2013 2012 2011 2010

Present value of defined benefit obligation 34,181,312 33,123,588 41,397,684 37,805,941 24,306,303

Fair value of plan assets (11,035,686 ) (7,132,915 ) (9,533,861 ) (5,312,796 ) -

Deficit in the plan assets 23,145,626 25,990,673 31,863,823 32,493,145 24,306,303

Experience adjustment on plan liabilities (5,057,468 ) 7,111,511 999,126 3,207,758 2,099,268

Experience adjustment on plan assets (2,845,047 ) 8,742,035 (558,894 ) (12,796 ) -

The principal assumptions used in determining post-employment benefits liability as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014 2013

Discount rate 8.20% 8.80% Rate of expected return 8.80% 5.80% Rate of salary increase 8.00% 8.00% Normal pension age 55 Tahun 55 Years Mortality rate TMI 2011 TMII 2011 Disability rate 1% from mortality rate

The following table illustrates the sensitivity of a possible change in market interest rate, with other variables considered as constant, of present value of obligation and current service cost as of December 31, 2014 and 2013 :

2014 2013

Increase of 1%: Present value of obligation (1,826,466,906) (1,380,901,850) Current service cost (164,875,366) (107,983,545) Decrease of 1%: Present value of obligation 2,100,121,382 1,569,864,396 Current service cost 198,277,750 127,667,131

Page 149: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

38

19. CAPITAL STOCK

In accordance with the list of stockholders issued by the Share Administrator Bureau of the Company (PT EDI Indonesia), the Company’s stockholders and ownership composition as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

2014

Percentage Total Stockholders Number of Shares of Ownership Paid-up Capital

PT Proinvestindo 1,193,000,000 88.15 119,300,000,000 UOB Kay Hian Pte Ltd 149,560,200 11.05 14,956,020,000 Public 10,874,800 0.80 1,087,480,000

Total 1,353,435,000 100.00 135,343,500,000

2013

Percentage Total Stockholders Number of Shares of Ownership Paid-up Capital

PT Proinvestindo 1,350,000,000 99.75 135,000,000,000 Employees 3,435,000 0.25 343,500,000

Total 1,353,435,000 100.00 135,343,500,000

20. CASH DIVIDENDS AND APPROPRIATED RETAINED EARNINGS

Based on the Resolution of Annual General Meeting of the Company’s Stockholders dated May 6, 2014 as covered by Notarial Deed No. 15 of Sakti Lo, S.H. on the same date, the Company’s stockholders approved the appropriation of retained earnings amounting to Rp 100,000,000 as reserve fund and the distribution of cash dividends for financial year 2013 amounting to Rp 3,383,587,500 or Rp 2.50 per share. This dividend has been fully paid on June 18, 2014.

Based on the Resolution of Annual General Meeting of the Company’s Stockholders dated May 3, 2013 as covered by Notarial Deed No. 310 of Widya Agustyna, S.H. on the same date, the Company’s stockholders approved the appropriation of retained earnings amounting to Rp 100,000,000 as reserve fund and the distribution of cash dividends for financial year 2012 amounting to Rp 29,775,570,000 or Rp 22 per share. This dividend has been fully paid on June 13, 2013.

21. NET SALES

The details of net sales are as follows:

2014 2013

By Production Process Metallizing 184,696,145,028 99,235,897,768 Laminating and slitting 164,637,385,906 114,993,733,174 Printing 157,902,528,585 151,784,524,694 Gummed tape 50,844,133,857 57,263,591,669

Total 558,080,193,376 423,277,747,305

Page 150: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

39

21. NET SALES (continued)

2014 2013

By Product Cigarette 419,992,915,473 281,145,291,153 Consumer goods 128,165,573,689 129,501,673,186 Others 9,921,704,214 12,630,782,966

Total 558,080,193,376 423,277,747,305

0.07% of net sales for the year ended December 31, 2014 were conducted with a related party (Note 29).

The details of sales exceeding 10% of net sales for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

Percentage from total Net sales net sales

2014 2013 2014 2013

Customer

PT Hanjaya Mandala

Sampoerna Tbk 179,149,022,177 83,244,973,294 32 20 PT Nojorono Tobacco

International 65,369,993,549 73,361,651,274 12 17

Total 244,519,015,726 156,606,624,568 44 37

22. COST OF GOODS SOLD

The details of cost of goods sold are as follows:

2014 2013

Raw materials used Inventory at beginning of year 53,890,281,077 57,879,136,282 Purchases (Note 29) 386,490,322,492 275,382,457,645 Inventory at end of year (69,519,896,245) (53,890,281,077)

Total raw materials used 370,860,707,324 279,371,312,850

Direct labor 17,911,588,855 13,965,044,633

Manufacturing overhead Electricity, water and gas 20,772,479,404 15,370,644,972 Indirect labor 12,536,627,617 10,940,582,474 Repairs and maintenance 9,922,255,632 11,871,089,945 Depreciation of fixed assets (Note 10) 8,275,239,123 7,977,142,128 Packaging 6,766,064,768 5,241,949,949 Printing supplies (Note 29) 4,723,917,550 2,702,034,622 Employee benefits 3,539,372,277 3,105,402,130 Post-employment benefits (Note 18) 2,918,229,951 1,493,156,030 Insurance 639,558,257 448,639,010 Office supplies and communication 534,973,186 536,659,665 Security and cleaning 299,213,200 267,867,702 Freight 123,025,520 318,514,822 Others 455,732,918 564,458,655

Total manufacturing overhead 71,506,689,403 60,838,142,104

Page 151: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

40

22. COST OF GOODS SOLD (continued)

2014 2013

Total production cost 460,278,985,582 354,174,499,587

Work in process inventory At beginning of year 10,726,562,069 9,830,249,843 At end of year (10,600,062,704) (10,726,562,069)

Cost of goods manufactured 460,405,484,947 353,278,187,361

Finished goods inventory At beginning of year 15,779,811,372 14,313,673,669 At end of year (22,546,392,540) (15,779,811,372)

Cost of Goods Sold 453,638,903,779 351,812,049,658

3.25% and 3.06% of purchases for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively, were conducted with a related party (Note 29).

2.85% and 3.51% of manufacturing overhead for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively, were conducted with related parties (Note 29).

The details of purchase of raw materials exceeding 10% of total purchases for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

Purchases

Percentage from total purchases

Supplier 2014 2013 2014 2013

PT Cakrawala Mega Indah 69,465,482,161 60,642,457,250 18 22 International Paper & Sun (Hong Kong) 48,247,722,156 26,106,419,432 12 9 PT Siegwerk Indonesia 39,126,144,161 20,700,666,082 10 8 PT Surya Pamenang 37,037,306,190 34,258,142,804 10 12

Total 193,876,654,668 141,707,685,568 50 51

23. SELLING EXPENSES

The details of selling expenses are as follows:

2014 2013

Freight 4,398,407,226 3,988,673,360 Marketing 1,963,891,656 3,133,846,719 Salaries and allowances 1,352,912,000 807,041,000 Post-employment benefits (Note 18) 801,499,220 49,176,678 Car rental (Note 29) 799,497,816 799,497,816 Traveling 290,617,020 184,378,132 Employee benefits 141,585,433 68,386,454 Office supplies and communication 98,416,846 111,523,189 Sales commission (Note 29) - 2,064,155,747 Others 15,172,140 12,082,880

Total 9,861,999,357 11,218,761,975

Selling expenses amounting to 8.11% and 25.53% for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively, were conducted with related parties (Note 29).

Page 152: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

41

24. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

The details of general and administrative expenses are as follows:

2014 2013

Salaries and allowances 17,864,812,282 14,769,873,636 Post-employment benefits (Note 18) 1,733,370,809 1,900,573,275 Employee benefits 1,682,476,643 1,442,025,891 Professional fees 1,136,250,000 634,332,090 Depreciation of fixed assets (Note 10) 595,181,780 608,812,840 Taxes and licenses 428,102,477 153,557,470 Repairs and maintenance 279,465,473 172,058,264 Depreciation of investment properties (Note 11) 216,309,544 216,309,544 Office supplies and communication 167,100,592 188,751,229 Traveling 130,263,267 81,103,337 Others 493,240,031 161,778,742

Total 24,726,572,898 20,329,176,318

25. OTHER OPERATING INCOME

The details of other operating income are as follows:

2014 2013

Gain on foreign exchange 1,701,075,718 7,795,020,617 Income from scrap items 1,560,579,024 1,673,716,147 Rent income (Notes 11 and 29) 156,790,000 488,410,330 Gain on sale of investment properties (Note 11) 108,815,250 - Gain on sale of fixed assets (Note 10) 60,788,354 - Gift income - 997,074,311 Others 46,766,000 115,617,828

Total 3,634,814,346 11,069,839,233

Gift income represents an incentive given by a supplier relating to achieving the purchase quantity within a certain period of time.

26. OTHER OPERATING EXPENSES

The details of other operating expenses are as follows:

2014 2013

Bank charges 278,394,616 129,834,764 Interests and tax penalties (Note 16b) 4,789,960 490,438,838 Loss on disposal of fixed assets (Note 10) - 399,948,772 Others 750,758 3,591,217

Total 283,935,334 1,023,813,591

Page 153: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

42

27. EARNINGS PER SHARE

The calculation of earnings per share is as follows:

2014 2013

Profit Profit for the year 57,653,818,954 38,389,053,253

Number of Shares Number of shares outstanding (denominator) for the computation of earnings per share 1,353,435,000 1,353,435,000

Earnings per Share 43 28

The Company did not calculate diluted earnings per share since there are no dilutive potential ordinary shares.

28. SEGMENT INFORMATION

Operating segments are reported in a manner consistent with internal reporting provided to the chief operational decision maker. The Company’s Board of Directors are identified as the chief operational decision maker. The Company’s Board of Directors review the Company’s internal reporting in order to assess performance, allocate resources and making strategic decision. The Company’s Board of Directors are of the opinion that the Company has one operating segment i.e. it produces different types of fine packaging that have insignificant differences among them in terms of risks and returns. The Company sells its product mainly to customers in Java Island amounting to 95.13% and 91.95% from total net sales for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively. No available financial information by product type or territory is prepared since the Company’s Board of Directors evaluate the operating results by allocating revenues on an entity wide basis.

29. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

In the normal course of business, the Company entered into transactions with related parties in view of their common ownership and management. All transactions with related parties are conducted based on policies and terms agreed upon by both parties. Nature of relationship with related parties

a. PT Proinvestindo (PRO) is the ultimate parent company of the Company.

b. Related parties whose certain stockholders and management are the same as the Company’s:

- PT Dharma Anugerah Indah (DAI) - PT Wahana Matra Sejati (WMS) - PT Adi Indah Andalan (AIA) - PT Kutai Bara Abadi (KBA) - PT Kunyun Gravure Industries Indonesia (KGI) - PT Indonesia Yuncheng Gravure Tangerang (YGT)

c. The Company’s Boards of Commissioners and Directors are the key management personnel of the

Company.

Page 154: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

43

29. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Transactions and balances with related parties

2014 2013

Compensation to key management personnel Short-term employee benefits 8,844,359,696 7,034,288,500 Post-employment benefits 881,941,024 1,117,512,388

Total 9,726,300,720 8,151,800,888

Percentage from salaries and allowances 19.58 20.14

Net sales (Note 21) DAI 371,311,000 -

Percentage from net sales 0.07 -

Purchases (Note 22) DAI 12.548.544.270 8,418,187,602

Percentage from purchases 3.25 3.06

Manufacturing overhead (Note 22) Printing supplies KGI 2,036,786,341 2,128,945,878 YGT - 9,117,550

Total 2,036,786,341 2,138,063,428

Percentage from manufacturing overhead 2.85 3.51

Selling expenses (Note 23) Car rental AIA 799,497,816 799,497,816 Sales commission PRO - 2,064,155,747

Total 799,497,816 2,863,653,563

Percentage from selling expenses 8.11 25.53

Rent income (Note 25) WMS 72,150,000 66,378,000 PRO 43,200,000 39,744,000 KBA 41,440,000 40,848,000

Total 156,790,000 146,970,000

Percentage from rent income 100.00 30.09

Page 155: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

44

29. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

Transactions and balances with related parties (continued)

2014 2013

Other receivables (Note 8) WMS 6,613,750 - KBA 4,070,000 -

Total 10,683,750 -

Percentage from other receivables 0,56 -

Trade payables (Note 13)

DAI 2,140,386,233 1,583,152,888 KGI 580,607,365 430,636,715

Total 2,720,993,598 2,013,789,603

Percentage from trade payables 4.57 5.20

The Company has an agreement, which is valid for 1 (one) year, with PRO in which the Company has to pay a sales commission of 2% from the total sales order of certain customers (excluding VAT). On October 31, 2013, the Company and PRO agreed to terminate the sales commission agreement effective from November 1, 2013. For the years ended December 31, 2014 and 2013, the Company rents its building in Jalan Majapahit, Jakarta to related parties for a period of 1 (one) year and could be extended upon mutual agreement.

30. COMMITMENTS

Credit Facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Based on Letter of Credit Offering No. CBC.JSD/SPPK/4101/T.4/2014 dated June 13, 2014, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk agreed to provide credit facilities to the Company with details as follows: a. Revolving Working Capital Credit Facility with maximum amount of Rp 50,000,000,000 which will

be used for the Company’s working capital and bears an annual interest rate of 11.75%. b. Non Cash Loan Facility which consists of import letter of credit facility (LC), standby LC and Surat

Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) sub limit Trust Receipt which will be used for the purchase of of raw materials and production machineries with maximum amount of US$ 5,000,000.

c. Treasury Line Facility with maximum amount of US$ 80,000 which will be used for foreign exchange transactions and as a hedging instrument.

The above credit facilities are valid for a period of 1 (one) year until July 23, 2015 and are secured by trade receivables (Note 5), inventories (Note 6), factory land and office buildings (Notes 10 and 11).

On August 26, 2014, the Company has withdrawn Rp 25,000,000,000 from the working capital credit facility which was subsequently paid in full on October 28, 2014. As of December 31, 2014, the unused non cash loan facility amounted to US$ 4,223,581, while the revolving working capital credit facility and treasury line facility have not been used by the Company.

Page 156: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

45

30. COMMITMENTS (continued)

Credit Facilities from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

The Company has obtained working capital credit facilities from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk with a maximum amount of US$ 5,000,000. These facilities consist of letter of credit (LC) (Sight LC and Usance LC) facility, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) facility and post financing working capital credit facility, in which its total usage should not exceed US$ 5,000,000. These facilities are secured by trade receivables (Note 5), inventories (Note 6), factory land and buildings and several machineries (Note 10). As of December 31, 2013, the unused LC and SKBDN facilities amounted to US$ 3,535,292. As of December 31, 2013, the post financing working capital credit facility has not been used by the Company. Based on Letter No. JDM/2.1/2589/R dated October 22, 2014 from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, the credit facilities were no longer owned by the Company from October 22, 2014.

31. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES

At December 31, 2014 and 2013, the Company has assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:

2014 2013

Equivalent Equivalent

Currency Amount in Rupiah Amount in Rupiah

Assets

Cash and cash equivalents US$ 2,594,508 32,275,683,626 3,150,486 38,401,268,247

CHF 2,490 31,325,630 - -

Trade receivables US$ 2,378,149 29,584,178,287 1,752,706 21,363,731,728

Other current asset US$ 109,360 1,360,432,678 91,971 1,121,037,810

Total assets 63,251,620,221 60,886,037,785

Liabilities

Trade payables US$ 2,672,223 (33,242,449,766) 1,944,044 (23,695,948,050)

EUR 2,880 (43,583,818) 4,810 (80,911,126)

Payable for purchase of

fixed assets CHF 1,544,641 (19,435,953,856) - -

Total liabilities (52,721,987,440) (23,776,859,176)

Assets - net 10,529,632,781 37,109,178,609

On March 17, 2015, the respective middle rates of exchange were Rp 13,209.00 to US$ 1, Rp 13,958.62 to EUR 1 and Rp 13,105.48 to CHF 1 which were calculated based on the average selling and buying bank notes and/or transaction exchange rate published by Bank Indonesia. If the monetary assets and liabilities as of December 31, 2014 are translated using the middle rates of exchange as of March 17, 2015, the proforma gain on foreign exchange and the total comprehensive income for the year would increase by Rp 1,050,506,252.

32. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

Fair value is defined as the amounts at which the instruments could be exchanged in a current arm’s length transaction between knowledgeable willing parties, other than in a forced or liquidation sale.

The Company uses the following hierarchy for determining the fair value of financial instruments:

Level 1: quoted (unadjusted) prices in active markets for identical financial assets or liabilities;

Level 2: valuation techniques for which all input which have a significant effect on the recorded fair value are observable either directly or indirectly; and

Level 3: valuation technique which use inputs that have a significant effect on the recorded fair value that are not based on observable market data.

Page 157: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

46

32. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS (continued)

All financial instruments presented in the statement of financial position as of December 31, 2014 and 2013 are carried at amortized cost.

The fair value of current financial assets and financial liabilities with maturities of one year or less are

assumed to be the same as their carrying amounts due to their short-term nature.

The following table sets forth the fair values, which approximate their carrying amounts, of the Company’s financial assets and financial liabilities as of December 31, 2014 and 2013:

2014 2013

Financial Assets Loans and receivable: Cash and cash equivalents 117,636,810,299 93,371,119,093 Trade receivables 75,240,353,979 72,257,220,834 Other receivables 1,912,833,750 2,143,800,000

Total 194,789,998,028 167,772,139,927

Financial Liabilities Financial liabilities measured at amortized cost: Trade payables 59,512,605,121 38,707,557,064 Other payables 5,601,366,356 5,586,451,933 Accrued expenses 2,491,063,278 1,601,730,245 Payable for purchase of fixed assets 19,435,953,856 -

Total 87,040,988,611 45,895,739,242

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Risk Management The principal financial liabilities of the Company consist of trade payables, other payables, accrued expenses and payable for purchase of fixed assets. The main purpose of these financial liabilities is to raise funds for the operations of the Company. The Company also has various financial assets such as cash and cash equivalents, trade receivables and other receivables which arise directly from its operations. The Company’s financial risk management objectives and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of its business, while managing the Company’s financial instruments exposure to credit risk, foreign currency exchange rate risk and liquidity risk. The Company’s Board of Directors reviews and approves the policies for managing these risks which are summarized below:

a. Credit risk

Credit risk is the risk that a party to a financial instrument will fail to discharge its obligation and will result in a financial loss to the other party.

Page 158: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

47

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued) Risk Management (continued) a. Credit risk (continued)

The Company is exposed to credit risk mainly from the credit granted to its customers. To mitigate

this risk, it has policies in place to ensure that sales of products are made only to credit worthy customers with proven track record or good credit history. It is the Company’s policy that all customers who wish to trade on credit are subject to credit policy verification procedures. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts. The maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount of receivables as shown in Note 5. There is no concentration of credit risk.

The Company is also exposed to credit risk arising from the funds placed by the Company in banks in the form of current accounts and time deposits. To mitigate this risk, the Company has a policy to place its funds only in banks with good reputation and high credit ratings. The maximum exposure to this risk is equal to the carrying amounts of the above mentioned financial assets disclosed in Note 4.

Management is confident in its ability to continue to control and sustain minimal exposure of credit

risk. The following table sets out the maximum exposure of credit risk as presented by the carrying amount of the financial assets.

2014 2013

Cash and cash equivalents 117,636,810,299 93,371,119,093 Trade receivables 75,240,353,979 72,257,220,834 Other receivables 1,912,833,750 2,143,800,000

Total 194,789,998,028 167,772,139,927

The tables below show the aging analysis of financial assets of the Company as of December 31, 2014 and 2013:

2014

Neither Past Due but Not Past Due Impaired

Total Nor Impaired 1 - 30 days 31 - 60 days > 60 days

Cash and cash equivalents

117,636,810,299 117,636,810,299

-

-

-

Trade receivables 75,240,353,979 54,791,863,574 16,116,044,038 1,752,069,501 2,580,376,866 Other receivables 1,912,833,750 1,912,833,750 - - -

Total 194,789,998,028 174,341,507,623 16,116,044,038 1,752,069,501 2,580,376,866

2013

Neither Past Due but Not Past Due Impaired

Total Nor Impaired 1 - 30 days 31 - 60 days > 60 days

Cash and cash equivalents

93,371,119,093 93,371,119,093

-

-

-

Trade receivables 72,257,220,834 42,742,088,885 19,253,822,696 5,106,968,649 5,154,340,604 Other receivables 2,143,800,000 2,143,800,000 - - -

Total 167,772,139,927 138,257,007,978 19,253,822,696 5,106,968,649 5,154,340,604

Page 159: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

48

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued) Risk Management (continued)

b. Foreign currency exchange rate risk

Foreign currency exchange rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Company’s exposure to the risk of changes in foreign exchange rates relates primarily to the Company’s operating activities when revenues and expenses are denominated in a currency different from the Company’s functional currency. The Company is exposed to the effect of foreign currency exchange rate fluctuation mainly because of foreign currency denominated transactions, such as purchase of materials and sales to third parties. The Company manages the foreign currency exposure by matching, as much as possible, receipts and payments in each individual currency. Futhermore, the Company manages the risk of foreign exchange rates by monitoring the fluctuations in foreign exchange rate continuously so as to perform appropriate actions to reduce the risk of foreign currency exchange rates.

The Company’s monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2014 and 2013 are presented in Note 31.

Sensitivity analysis of a 5% fluctuation in the foreign exchange rate to profit for the year, with all other variables considered as constant, is as follows:

2014 2013

Increase of 5% 526,481,639 1,855,458,930 Decrease of 5% (526,481,639) (1,855,458,930)

c. Liquidity risk

Liquidity risk is the risk that the Company is unable to meet its obligations when they fall due. The Company manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and the availability of funding. The management evaluates and monitors cash in flow and cash out flow to ensure the availability of funds to settle the maturing obligation. In general, funds needed to settle the current liabilities are obtained from sales activities to customers.

The table below summarizes the maturity profile of the Company’s financial liabilities as of December 31, 2014:

≤ 1 months > 1 - 3 months > 3 - 6 months > 6 - 12 months > 12 months Total

Trade payables 32,264,822,607 27,247,782,514 - - - 59,512,605,121 Other payables 601,366,356 - - 5,000,000,000 - 5,601,366,356 Accrued expenses 2,491,063,278 - - - - 2,491,063,278 Payable for purchase

of fixed assets

4,983,604,723 -

-

4,899,471,517

9,552,877,616 19,435,953,856

Total 40,340,856,964 27,247,782,514 - 9,899,471,517 9,552,877,616 87,040,988,611

Page 160: LAPORAN TAHUNAN · rokok kami yang terbesar dan afiliasinya sebesar Rp 125,3 milyar atau 126,7% dan kenaikan harga jual. Laba neto meningkat sebesar 50,2% menjadi Rp 57,7 milyar akibat

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT TUNAS ALFIN Tbk

NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2014 and

For The Year Then Ended (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

49

33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Capital Management

The primary objectives of the Company’s capital management are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern and to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize stockholder value.

The Company actively and regularly reviews and manages its capital to ensure the optimal capital structure and return to the stockholders, taking into consideration the efficiency of capital use based on operating cash flows and capital expenditures and also consideration of future capital needs. In order to maintain or adjust their capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to stockholders, issue new shares or sell assets to reduce debt. No changes were made in the objectives, policies or processes during the years presented.

Management regards total equity as capital, for capital management purpose. The amount of capital as of December 31, 2014 amounted to Rp 326,581,298,760 which the management regards as optimal having considered the projected capital expenditures and the projected strategic investment opportunities.

34. NON-CASH TRANSACTIONS

The details of activitiy not affecting cash flows are as follows:

2014 2013

Acquisition of fixed assets through payable for purchase of fixed assets 34,246,788,748 - Reclassification of advances for purchase of fixed assets to fixed assets 7,074,233,124 5,951,572,647

35. NEW ACCOUNTING STANDARDS

The Board of Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) has issued new standards, amendments and interpretations which will take effect on January 1, 2015 as follows:

- PSAK 1 (Revised 2013), “Presentation of Financial Statements”. - PSAK 4 (Revised 2013), “Separate Financial Statements”. - PSAK 15 (Revised 2013), “Investments in Associates and Joint Ventures”. - PSAK 24 (Revised 2013), “Employee Benefits”. - PSAK 46 (Revised 2014), “Income Taxes”. - PSAK 48 (Revised 2014), “Impairment of Assets”. - PSAK 50 (Revised 2014), “Financial Instruments: Presentation”. - PSAK 55 (Revised 2014), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”. - PSAK 60 (Revised 2014), “Financial Instruments: Disclosures”. - PSAK 65, “Consolidated Financial Statements”. - PSAK 66, “Joint Arrangements”. - PSAK 67, “Disclosure of Interest in Other Entities”. - PSAK 68, “Fair Value Measurement”. - ISAK 26 (Revised 2014), “Reassessment of Embedded Derivatives”.

Adoption of these new standards, amendments and interpretations prior to January 1, 2015 is not permitted.

As of the completion date of the financial statements, the Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these new standards and amendments to the financial statements.