BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan...

30
17 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Financing to Deposit Ratio (FDR) 1. Pengertian Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank syariah berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary institution. Sebagai lembaga perantara keuangan, bank syariah menjembatani kebutuhan dua pihak yang berbeda. Satu pihak merupakan nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang membutuhkan dana. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi, serta menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan atau bentuk lainnya yang diperbolehkan dalam syariah. Penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank syariah pada umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan akad waī’ah dan muārabah. 1 Fungsi utama yang kedua dalam perbankan syariah yaitu penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dalam bentuk penempatan dana lainnya sesuai dengan syariah. Sebagian besar penyaluran dana kepada pihak ketiga adalah dalam bentuk pembiayaan. 2 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: KENCANA, 2011), 46. 2 Ismail, Perbankan Syariah, 46.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Financing to Deposit Ratio (FDR)

1. Pengertian Financing to Deposit Ratio (FDR)

Bank syariah berfungsi sebagai lembaga perantara

keuangan atau financial intermediary institution. Sebagai

lembaga perantara keuangan, bank syariah menjembatani

kebutuhan dua pihak yang berbeda. Satu pihak merupakan

nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan

nasabah yang membutuhkan dana. Bank syariah menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi,

serta menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan atau bentuk

lainnya yang diperbolehkan dalam syariah. Penghimpunan

dana yang dilakukan oleh bank syariah pada umumnya dapat

dilakukan dengan menggunakan akad waḍ ī’ah dan

muḍ ārabah.1

Fungsi utama yang kedua dalam perbankan syariah yaitu

penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk

pembiayaan atau dalam bentuk penempatan dana lainnya

sesuai dengan syariah. Sebagian besar penyaluran dana

kepada pihak ketiga adalah dalam bentuk pembiayaan.2

1Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: KENCANA, 2011), 46.

2Ismail, Perbankan Syariah, 46.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

18

Bank syariah sebagai lembaga publik, khususnya sektor

keuangan perlu menjaga kondisi keuangan bank syariah itu

sendiri, sehingga dapat memberikan jaminan kelangsungan

bank syariah. Dalam pendekatan ini, anggaran dapat disusun

berdasarkan patokan tertentu untuk memenuhi kesehatan

bank, salah satunya Financing to Deposit Ratio (FDR).3

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan

antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana

pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio ini

dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana dana

pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi

rendahnya rasio ini menunjukan tingkat likuiditas bank

tersebut. Sehingga semakin tinggi angka Financing to Deposit

Ratio (FDR) suatu bank, berarti digambarkan sebagai bank

yang kurang likuid dibanding dengan bank yang mempunyai

angka rasio lebih kecil.4

Peraturan Bank Indonesia menyatakan bahwa kemampuan

likuiditas bank dapat diproksikan dengan Financing to

Deposit Ratio (FDR) yaitu perbandingan antara pembiayaan

dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Rasio ini digunakan untuk

menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara membagi

3 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP STIM

YKPN, 2002), 298. 4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta:

UPP AMP YKPN, 2005), 55.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

19

jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana

Pihak Ketiga (DPK).5

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang

mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban

keuangan yang harus segera dipenuhi. Kewajiban tersebut

bisa berupa call money yang harus dipenuhi pada saat adanya

kewajiban kliring, dimana pemenuhannya dilakukan dari

aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.6

Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kemampuan

bank di dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan

modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang

dikumpulkan dari masyarakat. Loan to Deposit Ratio (LDR)

menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang

dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini

terkait risiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik

dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana

5 Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/73/Intern DPNP tanggal 24

Desember 2004 Perihal

Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS

Rating). 6 Sinta Sudarini, “Penggunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi

Laba Masa yang akan datang,” Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. XVI,

No. 3 (2005), 195.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

20

yang dipinjamnya.7 Dalam perbankan syariah tidak dikenal

istilah kredit (loan) namun pembiayaan atau financing.

2. Formula Financing to Deposit Ratio (FDR)

Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR)

menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank,

sebaliknya semakin rendah Financing to Deposit Ratio (FDR)

menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan

pembiayaan. Jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)

bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan

meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu

menyalurkan pembiayaannya dengan efektif). Rasio ini

dirumuskan sebagai berikut:

Total Pembiayaan

x100%

Dana Pihak ketiga

Financing to Deposit Ratio (FDR) menggambarkan

perbandingan pembiayaan yang disalurkan dengan jumlah

DPK yang disalurkan. Ratio ini harus dipelihara pada posisi

tertentu yaitu 75-100%. Jika ratio di bawah 75% maka bank

dalam kondisi kelebihan likuiditas, dan jika ratio di atas 100%

maka bank dalam kondisi kurang likuid. Menurut kriteria

7 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2005), 74-79.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

21

Bank Indonesia, ratio sebesar 115% ke atas nilai kesehatan

likuiditas bank adalah nol.8

Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%.

Jika angka rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu

bank berada pada angka di bawah 80% (misalkan 60%), maka

dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat

menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil

dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai

intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana

dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio

Financing to Deposit Ratio (FDR) 60% berarti 40% dari

seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak

yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank

tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian

jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank mencapai

lebih dari 110%, berarti total pembiayaan yang diberikan

bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena

dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank

dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan

fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan

baik.9

8 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, 167.

9 Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia”, Jurnal Walisongo,

Vol. 19, No. 1, (2011), 59-60.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

22

3. Tujuan dan Manfaat Financing to Deposit Ratio (FDR)

Tujuan penting dari perhitungan Financing to Deposit

Ratio (FDR) adalah untuk mengetahui serta menilai sampai

berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan

operasi atau kegiatan usahanya. Dengan kata lain Financing

to Deposit Ratio (FDR) digunakan sebagai suatu indikator

untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank. Tujuan dan

manfaat lain dari Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah:

1. Untuk menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari

2. Memenuhi kebutuhan dana mendesak

3. Memuaskan permintaan nasabah akan pembiayaan

4. Memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan

investasi menarik yang menguntungkan

5. Menjaga posisi likuiditas bank agar mampu memenuhi

ratio yang ditentukan bank sentral dan meminimalkan

idle fund (dana mengendap).10

4. Kelemahan Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio kredit atau pembiayaan terhadap deposit

mempunyai kelemahan diantaranya :11

1. Rasio ini tidak menunjukan jatuh tempo atau

portofolio kredit menilai likuiditas portofolio kredit

memerlukan pengetahuan tentang lamanya jatuh

10

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, 165. 11 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan. (Jakarta: Bumi Aksara,

2011), 62-63

Page 7: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

23

tempo rata-rata kredit, pengetahuan apakah kredit

dibayar cicilan atau dengan satu pelunasan tunai, dan

pengetahuan tentang peringkat kredit si peminjam.

2. Rasio ini tidak memberikan petunjuk tentang

kebutuhan likuiditas. Suatu bank yang mempunyai

rasio kredit terhadap deposit sebesar 70% misalnya

mungkin secara relatif lebih likuid dibandingkan

dengan bank yang memiliki rasio sebesar 50%, jika

deposit bank yang pertama stabil sedangkan deposit

bank yang belakangan mengalami naik turun yang

besar.

3. Rasio pinjaman terhadap deposit tidak memberikan

informasi tentang sifat aset bank di luar portofolio

kredit. Suatu bank mungkin menanamkan 20 persen

depositnya dalam bentuk uang tunai dan surat

berharga jangka pendek milik pemerintah. Sedangkan

bank lainnya yang mempunyai persentase yang sama

dalam bentuk gedung bank dan real estate. tapi kedua

bank memiliki rasio kredit terhadap deposit yang

sama. Jelaslah bahwa pihak bank tidak akan

mempunyai tingkat likuiditas yang sama. Walaupun

terdapat kelemahan rasio pinjaman terhadap deposit

mempunyai kegunaan jika rasio tersebut meningkat.

Hal tersebut dapat dipakai sebagai sinyal dan

mendorong manajemen bank membuat suatu penilaian

Page 8: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

24

atas program perluasan kredit keseluruhan yang

sedang dijalankannya.

B. Konsep Risiko Likuiditas

1. Manajemen Risiko Bank

Risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events)

yang dapat menimbulkan kerugian. Manajemen risiko adalah

serangkaian prosedur dan teknologi yang digunakan untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan

risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.12

Sebagai lembaga intermediari dan seiring dengan situasi

lingkungan eksternal dan internal perbankan yang mengalami

perkembangan pesat, bank syariah akan selalu berhadapan

dengan berbagai jenis risiko dengan tingkat kompleksitas

yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya. Risiko

dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian

potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun

yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang

berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan

bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari, tetapi dapat

dikelola dan dikendalikan oleh karena itu, sebagaimana

lembaga perbankan pada umumnya, bank syariah juga

memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat

12 Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009, tanggal 1 Juli 2009

tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 rentang

Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

25

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan risiko yang timbul dan kegiatan usaha, atau

yang biasa disebut sebagai manajemen risiko.13

Secara umum, risiko-risiko yang melekat pada aktivitas

fungsional syariah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis

risiko, yaitu risiko pembiayaan, risiko pasar terdiri dari forex

risk, interest rate risk, liquidity risk dan price risk. serta risiko

operasional; terdiri dari transactional risk, compliance risk,

strategic risk, reputation risk, dan legal risk.14

2. Manajemen Likuiditas

Secara garis besar manajemen likuiditas terdiri dari dua

bagian, yaitu: pertama, memperkirakan kebutuhan dana yang

berasal dari penghimpunan dana (deposit inflow) dan untuk

penyaluran dana (fund out flow) dan berbagai komitmen

pembiayaan (finance commitments). Bagian kedua dari

manajemen likuiditas adalah bagaimana bank bisa memenuhi

kebutuhan likuiditasnya. Oleh karena itu, bank harus mampu

mengidentifikasi karakteristik setiap produk bank baik di sisi

aktiva maupun passiva serta faktor-faktor yang

memengaruhinya.15

Likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat

13

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), 255. 14

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,

260. 15

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, 158.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

26

ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan

dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi

permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio

ini semakin likuid.16

Likuid berarti posisi aktiva yang

memiliki cukup kas atau harta yang mudah dicairkan menjadi

kas untuk memenuhi keperluan pengeluaran dan posisi aktiva

yang dengan cepat dapat diubah menjadi kas tanpa kerugian

yang berarti.17

Perusahaan yang tidak likuid akan kehilangan

kepercayaan dari pihak luar terutama para kreditur dan

pemasok, dalam perbankan yaitu nasabah dan dari pihak

dalam yaitu karyawannya. Oleh sebab itu, setiap perusahaan

harus memiliki likuiditas badan usaha (berhubungan dengan

pihak luar) dan likuiditas perusahaan (berhubungan dengan

pihak dalam perusahaan). Untuk memperbaiki likuiditas dapat

dilakukan dengan cara: (1) pemilik menambah modal, (2)

menjual sebagian harta tetap, (3) utang jangka pendek

dijadikan utang jangka panjang, dan (4) utang jangka pendek

dijadikan modal sendiri.18

Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas

mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat

16

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

315. 17

Muhammad Sholahuddin, Kamus Istilah Ekonomi, Keuangan, dan

Bisnis Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), 18

Darsono Prawironegoro, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Diadit

Media, 2007), 53.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

27

likuiditas yang memadai untuk memenuhi kewajibannya

secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain.

Disamping itu bank juga harus dapat menjamin kegiatan

dikelola secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan

biaya pengelolaan likuiditas yang tinggi serta setiap saat bank

dapat melikuidasi assetnya secara cepat dengan kerugian yang

minimal.19

Besar kecilnya risiko likuiditas ditentukan antara

lain:

1. Kecermatan dalam perencanaan arus kas atau arus dana

berdasarkan prediksi pembiayaan dan pertumbuhan dana

termasuk mencermati tingkat fluktuasi dana.

2. Ketepatan dalam mengatur struktur dana termasuk

kecukupan dana-dana non Profit Loss Sharing (PLS).

3. Kemampuan menciptakan akses ke pasar antar bank atau

sumber dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last

resort. Apabila kesenjangan tersebut cukup besar maka

akan menurunkan kemampuan bank untuk memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu,

untuk mengantisipasi terjadinya risiko likuiditas, maka

diperlukan manajemen likuiditas, yang mana pengelolaan

likuiditas bank juga merupakan bagian dari pengelolaan

liabilitas.

19

Surat Edaran Bank Indonesia No 6/73/Intern DPNP Perihal

Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS

Rating).

Page 12: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

28

3. Tujuan dan Manfaat Likuiditas

Perhitungan likuiditas memberikan cukup banyak manfaat

bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap

perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah pemilik

perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai

kemampuan mereka sendiri. Oleh karena itu, perhitungan

rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun

juga bagi pihak luar perusahaan. Berikut ini adalah tujuan dan

manfaat dari hasil likuiditas:

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada

saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar

kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal

batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan

tertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara

keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur

di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun,

dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa

memperhitungkan persediaan atau piutang. Dalam hal

ini aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang yang

dianggap likuiditasnya lebih rendah.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

29

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah

persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang

tersedia untuk membayar utang dan sebagai alat

perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan

dengan perencanaan kas dan utang.

6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan

dari waktu ke waktu dengan membandingkannya

untuk beberapa periode.

7. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan

dan masing-masing komponen yang ada di aktiva

lancar dan utang lancar dan menjadi alat pemicu bagi

pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,

dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat

ini.20

4. Teori-Teori Likuiditas

Ada beberapa teori yang berhubungan dengan likuiditas

perbankan yaitu:

a. Theory of Shiftability to the Market

Teori ini mengemukakan bahwa kondisi suatu

perbankan akan terjamin jika bank tersebut menempatkan

salah satu kebijakan finansialnya dengan membeli dan

memiliki commercial paper (surat berharga) dari

perusahaan atau negara dan juga daerah yang menjual

20

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali Pers, 2013,

132.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

30

obligasi, dimana commercial paper yang dibeli tersebut

memiliki prospek dan kondisi yang baik, yang selanjutnya

kepemilikan portofolio commercial paper tersebut akan

menjadi current asset perusahaan yang sewaktu-waktu

bisa diuangkan atau bisa diubah untuk mendukung

likuiditas perusahaan.21

b. The Anticipated Income Theory

Teori ini mendasarkan pada kemampuan seorang

debitur dalam Membayar pinjamannya dengan melihat

pada future income debitur yang bersangkutan. Dengan

future income seorang debitur yang semakin baik maka

akan menjamin kelancaran pembayaran secara tepat

waktu dan terkendali, sehingga dampak lebih jauh

likuiditas bank selalu terjaga Dengan kata lain skedul

pembayaran seorang debitur dilihat dari seal future

income dan yang harus di ingat bahwa tidak setiap debitur

adalah selalu bersifat self liquiditting, yaitu bisa saja tiba-

tiba debitur yang bersangkutan terkena PHK (Pemutusan

Hubungan Kerja).22

c. Commercial Loan Theory

Commercial loan theory disebut juga dengan

productivity theory a credit atau banyak juga yang

menyebut dengan real bills doctrine. Teori ini

21

Irham Fahmi, Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi, (Bandung:

ALFABETA), 117. 22

Irham Fahmi, Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi, 117-118.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

31

memfokuskan pada kondisi aktiva suatu lembaga

perbankan yang terdapat di balance sheet dalam usahanya

menjaga kondisi likuiditas bank secara stabil. Teori ini

bisa berlaku apabila kredit yang bersifat jangka pendek

(short term credit) atau yang bersifat self liquiditting yang

disalurkan tersebut berlangsung secara normal. Sementara

kita mengetahui jika terjadi goncangan ekonomi secara

jangka pendek maka kemampuan membayar kredit juga

akan mengalami permasalahan. Kondisi dan pengalaman

seperti itu menyebabkan pada era ini banyak masyarakat

yang mengambil keputusan kredit yang bersifat jangka

menengah dan panjang dibandingkan yang jangka pendek.

Dan masyarakat juga sudah mulai mengerti tentang peran

kredit bagi mempercepat terwujudnya tingkat

kesejahteraan.23

5. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Likuiditas

Likuiditas merupakan hal yang penting dalam bisnis

perbankan. Sebab, likuiditas berkaitan dengan masalah

kepercayaan masyarakat. Bank adalah bisnis yang dilandasi

pada kepercayaan. Baik buruknya likuiditas bank dipengaruhi

oleh banyak faktor yaitu:

a. Karakteristik penabung

Secara spesifik para deposan bank syariah memiliki

pola perilaku menabung sebagai berikut:

23

Irham Fahmi, Pengantar Perbankan Teori dan Aplikasi, 118.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

32

a) Menyimpan dalam instrumen tabungan jangka pendek

sehingga bisa dicairkan kapan saja baik dengan penalti

atau tanpa penalti.

b) Untuk kepentingan jangka pendek dan lebih

mengutamakan keuntungan. Dalam kondisi ekonomi

di mana suku bunga naik dan pasar uang yang volatile,

mereka akan pindah ke bank konvensional atau pasar

uang konvensional.24

b. Tipe dana yang ditarik bank

Tipe dana yang ditarik oleh bank merupakan faktor

yang harus diperhatikan dalam melakukan estimasi

kebutuhan likuiditas bank. Untuk dana investasi

muḍ ārabah, kebutuhan likuiditas bank timbul pada

tanggal jatuh tempo atas investasi tersebut. Tetapi untuk

waḍ ī’ah (giro dan tabungan) kebutuhan likuiditas dapat

timbul sewaktu-waktu apabila pemegang waḍ ī’ah ingin

menarik kembali sebagian atau seluruh simpanannya.

Estimasi kebutuhan likuiditas, khususnya yang berkaitan

dengan waḍ ī’ah, kebanyakan didasarkan atas pengalaman

tentang besarnya penarikan dana sehari-hari masa-masa

sebelumnya. Selain itu kemungkinan penarikan dana

waḍ ī’ah ini juga tergantung pada persebaran dan jumlah

pemegang rekening (spreading resources). Besar-kecilnya

probability para nasabah menarik dananya secara

24

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, 159-160.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

33

bersama-sama pada hari yang sama akan tergantung pada

luas-sempitnya spreading resources tersebut.25

c. Kondisi Ekonomi dan Moneter

Kondisi perekonomian secara umum sangat

memengaruhi kondisi likuiditas perbankan syariah. Pada

saat tingkat inflasi tinggi yang ditandai dengan tingginya

demand, otoritas moneter akan mengambil kebijakan

kontraksi moneter dengan memainkan instrumen moneter

seperti menaikkan tingkat suku bunga Sertifikat Bank

Indonesia. Akibatnya bank konvensional juga akan

menaikkan tingkat suku bunganya sehingga deposan yang

memiliki mind-set rational akan menarik dananya dari

bank syariah dan memindahkannya ke bank konvensional.

Bank konvensional lebih memiliki fleksibilitas dalam

menyesuaikan return (suku bunganya) dibandingkan

dengan bank syariah. Tidak bisa dipungkiri bahwa

persaingan di dalam menarik dana masyarakat tidak hanya

datang dari bank sejenis (syariah) tetapi juga datang dari

bank konvensional, terutama persaingan di dalam

memperebutkan segmen deposan rasional.26

d. Persaingan antar Lembaga Keuangan

Persaingan antar lembaga keuangan juga

memengaruhi likuiditas bank syariah. Pada saat bank

25

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta:

Azkia Publisher, 2009), 169-170.

26

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, 161.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

34

syariah memberikan return yang rendah, para pemilik

dana terutama pemilik dana rasional akan mencari

alternatif lain untuk mengoptimumkan return mereka.

Berbagai lembaga keuangan seperti bank konvensional,

lembaga keuangan bukan bank dan pasar uang dan modal

merupakan pesaing yang harus diperhitungkan di dalam

memperebutkan dana masyarakat.27

6. Instrumen likuiditas

Instrumen yang saat ini tersedia untuk melakukan

manajemen likuiditas bank syariah antara lain sebagai

berikut:

a. Reserve Ratio

Reserve ratio atau rasio cadangan adalah persentase dari

simpanan bank komersial yang harus dipegang oleh bank

sentral, misalnya 5%. Berarti jika bank komersial

menerima Rp. 100 miliar sebagai dana pihak ketiga

(DPK), maka harus ditransfer ke bank sentral sebanyak

Rp 5 miliar sebagai cadangan. Sisanya bank komersial

hanya memegang 95% dari seluruh DPK.28

b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat

berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu

pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh

27

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, 162. 28

Zaini Ibrahim, Pengantar Ekonomi Makro (Serang: KOPSYAH

BARAKA, 2013),171.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

35

Bank Indonesia. SBIS ditunjukan sebagai salah satu

instrumen operasi terbuka dalam rangka pengendalian

monetar yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah.

SBIS yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan

akad ju'alah.29

c. Serifikat Investasi Muḍ ārabah Antar-Bank Syariah

(SIMA)

Sertifikat lnvestasi Mudarabah Antar Bank disebut

Sertifikat IMA adalah sertifikat yang diterbitkan Bank

Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek

berdasarkan prinsip waḍ ī’ah selanjutnya disebut

Sertifikat IMA adalah sertifikat yang digunakan sebagai

sarana untuk mendapatkan dana dengan prinsip

muḍ ārabah.30

d. Sertifikat Waḍ ī’ah Bank Indonesia

SWBI adalah instrumen Bank Indonesia (BI) yang sesuai

dengan syariah Islam yang digunakan dalam operasi

moneter. Selain itu, SWBI juga dapat digunakan oleh

bank-bank syariah yang mempunyai kelebihan likuiditas

sebagai sarana penitipan dana jangka pendek. Dalam

operasionalnya, SWBI mempunyai suatu nilai nominal

minimum Rp. 500 juta dengan jangka waktu yang

dinyatakan dalam hari (misalnya: 7 hari, 14 hari, 30 hari).

29

Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:

KENCANA, 2009), 217. 30

Muhammad Sholahuddin, Kamus Istilah Ekonomi, Keuangan, dan

Bisnis Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), 159.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

36

Pembayaran dan pelunasan SWBI adalah melalui debet

dan kredit rekening giro bank yang ada di Bank Indonesia

(BI). Jika jatuh tempo dana akan dikembalikan beserta

bonus yang ditentukan berdasarkan parameter Sertifikat

lnvestasi Muḍ ārabah Antar Bank atau Sertifikat IMA.31

e. Deposito Antar-Bank Syariah

Sebagai sarana pengelolaan likuiditas, bank syariah dapat

menggunakan sarana deposito antar bank, baik dalam

penempatan dananya maupun dalam memenuhi

kebutuhan dananya. Deposito antar bank ini

menggunakan prinsip muḍ ārabah.32

Muḍ ārabah adalah

penanaman dana dari pemilik dana kepada pengelola dana

untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan

pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi

atau metode bagi pendapatan antara kedua belah pihak

berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.33

f. Fasilitas Bank Indonesia Syariah (FASBIS)

Fasilitas yang diberikan Bank Indonesia kepada bank

untuk menempatkan dananya di Bank Indonesia dalam

rangka kegiatan Operasi Pasar Terbuka (OPT). Jangka

waktu FASBIS maksimum 7 (tujuh) hari dengan sistem

31

Adiwarman A. Karim, EKONOMI MAKRO ISLAMI (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2007), 234. 32

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,

469. 33

Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah,

131.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

37

imbalan berupa fee, dan diterbitkan tanpa bukti

kepemilikan (warkat) melainkan bukti pendebetan atau

pengkreditan rekening giro bank berupa confirmation

advice pada sistem BI-RTGS. FASBIS tidak dapat

diperdagangkan, tidak dapat diagunkan, dan tidak dapat

dicairkan sebelum jatuh waktu.34

g. Government Cercificate

Penjualan atau pembelian sertifikat bank sentral dalam

kerangka komersial, disebut sebagai treasury bills.

Instrumen ini dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan

dijual oleh bank sentral kepada broker dalam jumlah

besar, dalam jangka pendek dan berbunga meskipun kecil.

Treasury bills tidak bisa diterima dalam Islam maka

sebagai penggantinya adalah sistem bebas bunga, yang

disebut GIC: Government Investment Certificate.35

h. Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Bagi Bank Syariah

(FPJPS)

Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Bagi Bank Syariah

atau sering disebut FPJPS merupakan instrumen dari

Bank Indonesia sebagai The Lender Of Last Resort bagi

bank-bank Syariah yang mengalami kesulitan likuiditas

atau kesulitan pendanaan jangka pendek yang disebabkan

oleh terganggunya arus dana masuk yang lebih kecil

34

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan

Keuangan,470. 35

Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro Syariah, (Bandung: Pustaka

Setia, 2016), 187-188.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

38

dibandingkan dengan arus dana keluar (mismatch). Bank

Syariah yang mengalami kesulitan pendanaan jangka

pendek sehingga pada akhir hari tidak dapat

menyelesaikan kewajibannya, dapat memperoleh FPJPS.

FPJPS diberikan maksimum sebesar kewajiban yang tidak

dapat diselesaikan. Tujuan dari diberlakukan FPJPS ini,

adalah untuk membantu bank syariah yang mengalami

kesulitan pendanaan jangka pendek, namun memenuhi

persyaratan tingkat kesehatan dan permodalan (illiquid

but solvent).36

C. Likuiditas Dalam Islam

Kesadaran umat Islam akhir-akhir ini terhadap sektor

ekonomi yang berdasarkan syari'at Islam mulai tumbuh dan

berkembang. Ajaran syari'at Islam bidang muamalah atau bidang

hukum ekonomi yang biasanya disebut dengan Fiqh muamalah

pada awalnya hanya dikenal dan diajarkan pada sekolah,

madrasah, perguruan tinggi pada fakultas agama Islam dan tidak

menyentuh sektor perbankan, aplikasinya pun masih terbatas

pada kegiatan ekonomi sederhana yang dilakukan pada

masyarakat kelas bawah. Begitu pula para ahli atau para

ekonomi yang dapat dijadikan acuan bagi para bankir dan ahli

praktisi lembaga keuangan belumlah banyak yang bisa dijadikan

sumber rujukan dalam membahas perbankan syariah. Semenjak

36 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,

470.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

39

munculnya bank Islam atau syari’ah, kebutuhan likuiditas

menjadi hal yang terbuka untuk dipertimbangkan. Usaha

keterbukaan tersebut telah didesak untuk mengatasi masalah

kritikan apakah sistem sebuah bank tersebut Islam atau

konvensional.

Masalah likuiditas bagi bank berupa mismatch antara jangka

waktu deposito dengan waktu financing. Ini akan mengakibatkan

posisi kas idle (menganggur) yang seharusnya diinvestasikan

dalam aset yang mendatangkan pendapatan, kas yang akan

memerlukan pengturan atau menambah biaya untuk

menjembatani kekurangan pembiayaan.

Dalam Islam, likuiditas merupakan salah satu hal yang harus

dijaga oleh bank sebagai lembaga kepercayaan (trust) dalam hal

dana. Jadi, semua dana yang disimpan oleh nasabah pada bank

adalah dana yang akan dikelola oleh pihak bank sebagai

penghimpun dan penyalur dana dari nasabah. Ketika nasabah

menabung untuk berinvestasi itu artinya nasabah memberikan

suatu kepercayaan pada bank terkait untuk menyimpan dana

tersebut. Dalam hal ini bank harus bisa menjaga kepercayaan

yang diberikan oleh masyarakat. Kestabilan bank juga harus

dijaga supaya bank harus likuid guna menjaga kepercayaan

nasabah tersebut.

Dengan demikian likuiditas bank harus terjaga guna

memenuhi kebutuhan untuk kepentingan nasabah, dalam hal ini

dikaitkan dengan suatu tanggung jawab yang harus dipenuhi

Page 24: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

40

secara cepat atau berjangka. Nasabah menitipkan sebagian

hartanya pada bank, dan pihak bank pun harus menjaga dana

tersebut. Berdasarkan dari firman Allah dalam Surat Al-Anfal

ayat 27.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga)

janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang

dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-

Anfal : 27)37

D. Hubungan Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan

Likuiditas

Pengukuran risiko likuiditas adalah kompleks. Faktor

kuncinya adalah bahwa bank tidak dapat dengan leluasa

memaksimumkan pendapatan karena adanya desakan kebutuhan

likuiditas. Oleh karena itu bank harus memperhatikan jumlah

likuiditas yang tepat, terlalu banyak likuiditas akan

mengorbankan tingkat pendapatan, artinya jika bank terlalu

banyak menyimpan aset likuid maka pembiayaan yang disalurkan

sedikit dan akan berimbas pada menurunnya profit. Dan terlalu

sedikit likuiditas akan berpotensi untuk meminjam dana dengan

37

Tim Penerjemah Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an

Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang:

Diponegoro, 2012)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

41

harga yang tidak dapat diketahui sebelumnya, yang akan

berakibat meningkatnya biaya dan akhirnya menurunkan

profitabilitas.38

Semakin tinggi FDR suatu bank, berarti bank semakin tidak

likuid, sehingga semakin tinggi pula risiko bank tidak dapat

memenuhi kewajiban tepat pada waktunya atau hanya dapat

memenuhi kewajiban melalui pinjaman darurat atau dengan kata

lain semakin tinggi pula risiko likuiditasnya.

Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan kredit/pembiayaan yang diberikan sebagai

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio FDR memberikan indikasi

semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang

bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang

diperlukan untuk pembiayaan menjadi semakin besar.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kegiatan mendata dan

mengevaluasi seluruh hasil studi atau penelitian terutama pada

penelitian yang lebih dahulu membahas fokus yang sama, harus

digali kelebihan dan kekurangan penelitian yang telah ada.

Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai likuiditas,

yaitu:

38

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta:

Azkia Publisher, 2009), 73-74

Page 26: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

42

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Hasil

1 Nurrahmi

Dianingtyas

(2013)

Pengaruh CAR, DER,

ROA dan FDR terhadap

risiko likuiditas pada

Bank Syariah di

Indonesia Periode

2008-2012.39

Hasil uji regresi menunjukkan

CAR, ROA, FDR

berpengaruh positif signifikan

terhadap risiko likuiditas

Bank Umum Syariah di

Indonesia. Sedangkan DER

berpengaruh negatif

signifikan.

2 Muhammad

Choirul

Ichwan

(2016)

Faktor-Faktor yang

berpengaruh terhadap

likuiditas Bank Syariah

tahun 2010-2014

dengan variable X yaitu

PYD, BOPO, NPF,

Inflasi dan PDRB.40

Hasil uji regresi menunjukkan

Pembiayaan yang diberikan,

Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional, Net

Performing Financing (NPF)

dan inflasi memiliki

pengaruh yang tidak

signifikan terhadap likuiditas

39

Nurrahmi Dianingtyas, "Pengaruh CAR, DER, ROA dan FDR

terhadap Risiko Likuiditas Bank Syariah di Indonesia Periode 2008-2009",

(Skripsi, Program Sarjana, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013). 40

Muhammad Choirul Ichwan, "Faktor-Faktor yang berpengaruh

terhadap Likuiditas Bank Syariah tahun 2010-2014", Jurnal Ekonomi Syariah

Teori dan Terapan, Vol. 3, No. 2 (2016).

Page 27: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

43

bank syariah di Indonesia.

Sedangkan pertumbuhan

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Hasil

ekonomi memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap

likuiditas bank syariah di

Indonesia dengan t hitung -

3,650 dengan signifikan

0,001.

3 Ita Maryam

(2011)

Pengaruh peningkatan

jumlah nasabah DPK

terhadap tingkat

likuiditas BJB Syariah

Cilegon tahun 2010.41

Hasil uji regresi menunjukkan

DPK mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap

likuiditas dengan t hitung

8,656 dengan signifikansi α

=5%.

Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian yang akan

dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan dengan

peneliti-peneliti sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan

peneliti-peneliti terdahulu adalah membahas mengenai risiko

likuiditas perbankan. Sedangkan perbedaannya dengan

41 Ita Maryam, "Pengaruh Peningkatan Jumlah Nasabah DPK

Terhadap Tingkat Likuiditas BJB Syariah Cilegon tahun 2010", (Skripsi,

Program Sarjana, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin, Banten, 2011).

Page 28: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

44

beberapa penelitian terdahulu dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Penelitian Nurrahmi Dianingtyas (2013) menggunakan

variabel independen CAR, DER, ROA dan FDR dalam

mempengaruhi likuiditas bank umum syariah tahun 2008-

2012. Sedangkan penelitian ini hanya menggunakan

variabel independen FDR dan meneliti tahun 2015-2017.

2. Penelitian Muhammad Choirul Ichwan (2016)

menggunakan variabel independen PYD, BOPO, NPF,

Inflasi dan PDRB dalam mempengaruhi likuiditas bank

umum syariah tahun 2010-2014. Sedangkan penelitian ini

hanya menggunakan variabel independen FDR dan

meneliti tahun 2015-2017.

3. Penelitian Ita Maryam (2011) menggunakan variabel

independen DPK dalam mempengaruhi likuiditas Bank

Jabar Banten Syariah cabang Cilegon tahun 2010.

Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel

independen FDR dan meneliti BUS secara umum tahun

2015-2017.

Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini berbeda

dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan rasio

modal inti terhadap total aset dalam mengukur likuiditas.

Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio

Short Term Mismatch (STM) untuk mengukur likuiditas.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

45

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga

dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.42

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap risiko

likuiditas pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia

tahun 2015-2017

Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara Financing to

Deposit Ratio (FDR) terhadap risiko likuiditas pada

Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia tahun 2015-

2017

42

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2013), 64.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORIrepository.uinbanten.ac.id/2190/4/BAB 2.pdf · nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan ... merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi

46