Air Mata Mutiara

download Air Mata Mutiara

of 50

description

air mata

Transcript of Air Mata Mutiara

AIR MATA MUTIARA

Pada suatu hari, seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek, " Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, " Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga ibu tak bisa menolongmu".

Si Ibu terdiam sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun -tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Semakin lama mutiara semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar utuh mengkilat dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaanya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun tahun. Lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma di santap orang sebagai kerang di pinggir jalan.

Mungkin saat ini kita sedang berada dalam sebuah lorong penolakan, kekecewaan, patah hati atau terluka karena orang-orang disekitar kita.Cobalah tetap tersenyum, berjalan di lorong tersebut dan katakan dalam hati, "Airmataku diperhitungkan Tuhan dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi "mutiara".

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/AIR%20MATA%20MUTIARA#ixzz3cGm4QioZ

AKU MAU IBU KEMBALI

Saudara-saudari yang terkasihPada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Ibunya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Ayah yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Ayahnya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk ayahnya. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang pahit ini, tetapi Zhang Da tidak menyerah. Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Ayahnya. Ketika utusan pemerintah datang dan ingin tahu apa yang dikerjakannya. Dengan kepolosan seorang bocah, Zhang Da mulai cerita tentang lembaran kehidupannya. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Setelah jam pulang sekolah ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah. Upah hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk Ayahnya. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari. Obat yang mahal dan tempat berobat yang jauh membuatnya berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Ia belajar dari seorang suster bagaimana memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik Ayahnya sendiri. Saat diwawancara di sebuah stasiun Televisi, dan mata para pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara bertanya kepadanya, "Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu. Sebut saja, ada banyak pejabat, pengusaha yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, "AKU MAU IBU KEMBALI. Ibu kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Ayah, aku bisa cari makan sendiri, Ibu Kembalilah!" demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap. Banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan Ayahnya, ia tidak minta uang untuk meringankan hidupnya dan bekal untuk masa depannya, rumah pun tidak, juga ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Ibu Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat ibunya pergi meninggalkan dia dan Ayahnya. Saudara-saudari yang terkasih..Kisah Zhang Da mengajarkan kita tentang kerajaan Allah yang dinyatakan Yesus melalui penginjil Matius 13:44-52. Yesus melukiskan Kerajaan Allah sebagai harta yang terpendam. Kerajaan atau harta itu bisa berbeda-beda bagi setiap orang, dan tersembunyi dalam banyak hal yang bertebaran di sekitar kita. Ia bisa berarti keluarga kita sendiri, orang-orang yang kita ajak ke gereja saat ini, mereka yang kita doakan tiap hari dengan sepenuh hati dan lain sebagainya. Dan Semua harta itu sudah ada di sana , menunggu untuk kita temukan, juga kita cari dengan penuh kesadaran. Maka, dalam arti tertentu, yang terpenting bukanlah harta itu sendiri, tetapi supaya kita mampu menemukannya! Yang penting bukan 'apa saja' yang akan kita minta, melainkan 'bagaimana' supaya selalu menemukan yang sangat berharga itu di mana-mana. Dan memang, kita takkan hanya sekali menemukannya, tapi berkali-kali, dan di berbagai tempat.semoga kita seperti Salomo dan Zhang Da dalam cerita diatas, berkat bimbingan Roh menemukan hal-hal yang sangat berharga dalam hidup, begitu mahal sehingga takkan bisa ditukar oleh uang!....

Anak Anjing Yang Cacat

Sebuah toko hewan peliharaan (pet store) memasang papan iklan yang menarikbagi anak-anak kecil, "Dijual Anak Anjing"..Segera saja seorang anak lelaki datang, masuk ke dalam toko dan bertanya"Berapa harga anak anjing yang anda jual itu?" Pemilik toko itu menjawab,"Harganya berkisar antara 30 - 50 Dollar."Anak lelaki itu lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa kepinguang, "Aku hanya mempunyai 2,37 Dollar, bisakah aku melihat-lihat anakanjing yang anda jual itu?" Pemilik toko itu tersenyum.. Ia lalu bersiul memanggilanjing-anjingnya.

Tak lama dari kandang anjing munculah anjingnya yang bernama Lady yangdiikuti oleh lima ekor anak anjing. Mereka berlari-larian di sepanjanglorong toko.Tetapi, ada satu anak anjing yang tampak berlari tertinggal paling belakang.Si anak lelaki itu menunjuk pada anak anjing yang paling terbelakang dantampak cacat itu.Tanyanya, "Kenapa dengan anak anjing itu?" Pemilik toko menjelaskan bahwaketika dilahirkan anak anjing itu mempunyai kelainan di pinggulnya, dan akanmenderita cacat seumur hidupnya.Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata, "Aku beli anak anjing yang cacatitu." Pemilik toko itu menjawab, "Jangan, jangan beli anak anjing yang cacatitu. Tapi jika kau ingin memilikinya, aku akan berikan anak anjing itupadamu."

Anak lelaki itu jadi kecewa. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "Akutak mau kau memberikan anak anjing itu cuma-cuma padaku. Meski cacat anakanjing itu tetap mempunyai harga yang sama sebagaimana anak anjing yang lain. Akuakan bayar penuh harga anak anjing itu. Saat ini aku hanya mempunyai 2,35Dollar.Tetapi setiap hari akan akan mengangsur 0,5 Dollar sampai lunas harga anakanjing itu."Tetapi lelaki itu menolak, "Nak, kau jangan membeli anak anjing ini. Diatidak bisa lari cepat. Dia tidak bisa melompat dan bermain sebagaimana anakanjing lainnya."

Anak lelaki itu terdiam. Lalu ia melepas menarik ujung celana panjangnya.Dari balik celana itu tampaklah sepasang kaki yang cacat. Ia menatap pemiliktoko itu dan berkata, "Tuan, aku pun tidak bisa berlari dengan cepat. Akupun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main sebagaimana anak lelakilain.Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu membutuhkan seseorang yangmau mengerti penderitaannya. "

Kini pemilik toko itu menggigit bibirnya. Air mata menetes dari sudutmatanya. Ia tersenyum dan berkata, "Aku akan berdoa setiap hari agaranak-anak anjingini mempunyai majikan sebaik engkau.

Anak Rajawali

Di tengah hutan belantara, di atas sebuh pohon yang tinggi besar dan berdaun lebat, bersaranglah seekor burung rajawali. Dalam sarang tersebut terdapat beberapa telur yang siap menetas. Pada suatu hari, datanglah angin kencang yang menerjang pohon tersebut sehingga satu dari telur-telur rajawali tersebut jatuh. Namun beruntung, telur tersebut jatuh tepat di atas sarang seekor ayam (hutan) sehingga tidak pecah. Kemudian telur tersebut menggelinding menyatu dengan telur-telur ayam yang sedang dierami sang induk.

Hari berganti hari, akhirnya telur rajawali tersebut menetas juga bersama telur-telur ayam lainnya. Dijalaninya hari-hari baru dengan anak ayam yang lain dengan rukun dan ceria. Ke mana-mana mereka bersama, mencari makan dan bermain menelusuri pelosok hutan. Semakin hari tubuh anak rajawali semakin besar dan ia melihat perbedaan fisiknya dengan anak ayam yang lain sehingga timbul penasaran dalam hatinya.

Suatu hari ia memberanikan bertanya kepada induknya, "Bu, kenapa tubuhku berbeda dengan yang lain? Kenapa tubuhku lebih besar dan sayapku lebih lebar?"

Namun sang induk enggan menjawab pertanyaan itu. Akhirnya anak rajawali pun hanya bisa diam dengan rasa ingin tahu yang terpendam di dada. Lama-kelamaan ia pun tak lagi menghiraukan penasarannya itu.

Suatu ketika ia melihat seekor rajawali sedang terbang tinggi di angkasa. "Oh, betapa indah dan hebatnya rajawali itu, terbang menjelajah di angkasa. Alangkah gagahnya" gumamnya dalam hati. Ia pandangi rajawali yang sedang terbang itu dengan kagum. Sejak saat itu ia sering menyendiri dan merenung. Ia ingin sekali bisa terbang seperti rajawali tersebut.

Beberapa hari kemudian ia kemukakan keinginannya untuk bisa terbang pada sang induk ayam. Namun dengan ketus sang induk hanya berkata, "Kamu hanya seekor anak ayam, mana mungkin bisa terbang seperti rajawali Kamu jangan mimpi yang aneh-aneh, nak!"

Tak peduli dengan apa yang dikatakan sang induk, ia pun berusaha mengepakkan sayapnya. Tapi setiap kali ia berlatih terbang, maka anak ayam yang lain mengejeknya dan berkata, "Kamu ingin terbang? Ha..ha..ha.., kamu gila! Kamu kan anak ayam, mana mungkin bisa terbang."

Mendengar itu semua, anak rajawali itu pun menjadi sedih dan patah semangat. Lambat laun ia pun melupakan impiannya untuk bisa terbang. Akhirnya ia pun hidup dengan pikiran seekor ayam, menjalani kehidupan laksana seekor ayam dan akhirnya matipun sebagai seekor ayam. Sungguh malang nasibnya

Nah, sahabat yang budiman. Tahu nggak? Sebenarnya kita semua adalah anak rajawali, sama seperti anak rajawali tersebut di atas. Sesungguhnya kita bisa terbang tinggi menjelajah angkasa dengan gagah perkasa.

Sesungguhnya kita terlahir sebagai anak rajawali dan memiliki potensi naluriah sebagai seekor rajawali yang gagah perkasa. Namun malangnya, kita hidup di lingkungan ayam, mengadopsi pemikiran-pemikiran ayam, dan akhirnya hidup sebagai seekor ayam. Kita dengan kejam mengubur impian-impian kita untuk bisa terbang di angkasa sebagai rajawali sebagaimana mestinya. Kita terlalu pasrah dengan keadaan, dan akhirnya mati membusuk sebagai seekor ayam.

Maka sahabat, kalau kita benar-benar ingin terbang, kita harus berani mengepakkan sayapnya dan melompat. Tak peduli sebanyak apa kita jatuh, maka sebanyak itu pula kita melompat lagi. Percayalah kita pasti bisa karena kita adalah anak rajawali!

Kalau kita benar-benar ingin terbang, kita harus berani keluar dari konteks seekor ayam dan berpikir dengan konteks rajawali. Yakinlah kita pasti bisa karena kita adalah anak rajawali!

Lihatlah sahabat, angkasa membentang indah tak bertepi. Kita dapat melihat keindahan bumi manapun dari sini. Kita bisa pergi ke manapun yang kita mau. Kita bisa menjadi diri kita sendiri!

Sungguh bahagia sahabat, menjadi diri kita yang sesungguhnya, memanifestasikan anugerah Sang Pencipta yang ada pada diri kita. Tunggu apalagi sahabat, kepakkan sayapmu! Terbanglah!

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Anak%20Rajawali#ixzz3cGmvgFEN

apakah botol yang kau bawa pecah?

Dr. Lin Ting Tung adalah orang Taiwan pertama yang menjadi dokter dan menjadi Kristen. Ini terjadi pada akhir abad ke-19. Ia bekerja di rumah sakit kecil yang dirintis oleh Dr. Maxwell,seorang misionaris Inggris. Ketika itu tingkat kesehatan masyarakat di Taiwan sangat rendah dan cara pengobatan masih sangat sederhana.

Pada suatu hari seorang anak datang ke rumah sakit itu dan meminta obat untuk ibunya yang sedang demam akibat malaria. Anak ini berjalan lebih dari dua jam dari desanya ke rumah sakit melalui jalan setapak melewati hutan dan sawah.

Ketika nama ibunya dipanggil, anak ini langsung bangkit dari bangkunya,meraih botol obat dan bergegas pulang. Sore harinya pukul lima , ketika kamar obat akan ditutup, seorang perawat tampak bingung dan berbisik, "Dokter Lin,botol obat untuk pasien malaria masih ada disini. Tetapi ada satu botol yang hilang.

Isinya disinfektan. Dr. Lin terkejut,diperiksan ya botol yang tertinggal, benar isinya obat malaria. Jadi, anak tadi membawa botol yang salah!

Botol-botol dikamar obat itu memang berbentuk sama dan berwarna sama lagipula, baik obat malaria maupun disinfektan sama-sama cairan.

"Celaka kita. ibu itu bisa mati. Disinfektan itu obat keras pembunuh kuman untuk kamar operasi. Kalau sampai

diminum, usus bisa terbakar dan orang itu akan mati" ujar Dr. Lin dengan wajah pucat. Segera mereka melaporkan peristiwa ini kepada Dr.Maxwell.

Ia juga terkejut. "Sekarang pukul lima , anak itu pergi dari sini pukul tiga jadi Ia sudah hampir tiba. Tidak mungkin kita mengejarnya.

Kita tidak tahu jalan kedesa itu" ujar Dr.Maxwell. Dr.Maxwell termenung. lalu ia berkata, "Mulai hari ini

semua obat keras tidak boleh diletakkan diatas meja. sekarang panggil semua karyawan untuk berkumpul.Kita akan berdo'a."

Begitulah semua orang yang bekerja di rumah sakit itu berkumpul dan berdo'a. Dr. maxwell berdo'a, "Tuhan, kami telah membuat kecerobohan. Ampunilah kami.Nyawa seorang ibu sedang terancam. Tolonglah dia, cegahlah dia agar tidak meminum obat yang salah itu......"

Malam harinya Dr. Lin berdinas malam. Ia harus bertanggung jawab atas kematian ibu ini. Esok harinya,

ketika masih subuh pintu diketuk. Ternyata itu anak yang kemarin membawa botol yang keliru. Mukanya pucat ketakutan.

Dr. Lin juga takut. Kedua orang itu berdiri saling memandang dengan gugup. Kemudian anak ituberkata, "Ma'af dokter. Kemarin saya bawa botol itu sambil berlari, lalu saya jatuh botol itu pecah dan isinya tumpah".

Dr. Lin yang masih terpaku karena gugup langsung bertanya, Kapan Jatuhnya? anak itu menjadi makin ketakutan, "Ma'af, dokter.

Saya baru datang sekarang. jatuhnya kemarin sore, menjelang gelap," Dr. Lin langsung ingat : Menjelang gelap....itu adalah saat ketika semua karyawan rumah sakit berkumpul mendo'akan ibu anak ini!

Jiwa ibu anak ini tertolong, isi botol yang salah itu tidak sampai terminum, karena botol itu pecah ditengah jalan.

Kita bisa lihat peristiwa ini dari sudut si anak. Ia pulang membawa botol obat ini sambil berlari. Ia ingin cepat-cepat memberikan obat ini kepada ibunya.Ia ingin menunjukan baktinya kepada ibunya. Ia ingin ibunya cepat sembuh. Anak ini tidak mengetahui bahwa botol yang sedang dipegangnya berisi racun. Ia tidak bisa membaca tulisan dibotol itu. Ia buta huruf Anak ini berlari terus. Jalan dari desa ke rumah sakit di kota sangat jauh. Perginya dua jam, pulangnya dua jam.

Ia letih. Lalu, tiba-tiba ia tersandung. Ia jatuh. Mungkin Ia terluka, tetapi yang paling celaka: Botolnya jatuh dan pecah, cairan isinya tumpah ditanah. Bayangkan bagaimana perasaan anak itu. Ia kecewa, sedih dan takut.

Bagaimana kalau penyakit ibunya makin parah. Bagaimana

kalau dokter itu marah? Anak ini sangat terpukul oleh kejatuhan ini.

Saat itu ia belum tahu bahwa justru terjatuhnya dia ini menolong nyawa ibunya. Mungkin orang lain akan tersenyum, "Ah, itu cuma kebetulan," namun orang percaya akan bersaksi, "Tuhan bisa bekerja melalui sebuah kebetulan," itulah juga kesaksian Rasul Paulus di Roma 8:28 :

"....Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia......."

"SEGALA SESUATU" berarti segala keadaan atau segala kejadian, baik berhasil maupun kejatuhan. Kejatuhan dapat berbentuk musibah, penyakit atau kegagalan. Seringkali kita mengira bahwa Allah hanya hadir dan bekerja dalam keberhasilan. Padahal Allah juga hadir dan bekerja dalam kejatuhan. Apa tujuan Allah bekerja dalam kejatuhan?

Paulus menjawab,".. ...untuk mendatangkan KEBAIKAN.... .."

Jadi Tuhan dapat mendatangkan kebaikan melalui sebuah kejatuhan

GOD BLESS YOU

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Apakah%20botol%20yang%20kau%20bawa%20pecah%3F#ixzz3cGn7YWaL

Ayah maafkan aku..

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.

Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" ....

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata doktertersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang MbokNarti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?... Bagaimana Dita mau bermain nanti?... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang.

Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf..

Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi...,Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Ayah%20maafkan%20aku..#ixzz3cGnHROcm

Baca keras-keras ya pa, biar jessica dengarWritten by FenchuThursday, 15 January 2009

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah. Dia sedang mempersiapkan rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham yang akan diadakan besok pagi. Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat di sampingnya sambil memegang buku cerita baru. Buku itu bergambar seorang peri kecil yang imut dan sangat menarik perhatian Jessica.

"Pa liat!" Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya. Budi menengok ke arahnya sambil menurunkan kacamatanya. Kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi, "Wah,.. buku baru ya Jes?"

"Ya papa", Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya.

"Bacain Jessi dong Pa", pinta Jessica lembut.

"Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah Budi dengan cepat. Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakan di depannya, dengan serius.

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu, "Pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi..".

Budi mulai agak kesal, "Jes, papa sibuk. Sekarang Jessi suruh mama baca ya?"

"Pa, mama cibuk terus, papa liat deh gambarnya lucu-lucu!"

"Lain kali Jessica, sana! Papa lagi banyak kerjaan". Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi.

Menit demi menit berlalu. Jessica menarik nafas panjang dan tetap di situ, berdiri di tempatnya penuh harap. Dan tiba-tiba ia mulai lagi, "Pa,..gambarnya bagus. Papa pasti suka".

"Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!!" kata Budi membentaknya dengan keras. Kali ini Budi berhasil.

Semangat Jessica kecil terkulai. Dia hampir menangis dan dengan mata berkaca-kaca, ia bergeser menjauhi ayahnya "Iya pa,.. lain kali ya pa?" Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah. "Pa, kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger".

Hari demi hari berlalu dan tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi. Buku cerita Peri Imut' belum pernah dibacakan bagi dirinya.

Hingga pada suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!". Beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang di depan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter. Dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya.

Selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih, "Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama". Darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sampai di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi. Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan. Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana pun tidak terpenuhi. Masih segar terbayang dalam ingatan Budi tangan mungil anaknya yang memohon untuk dibacakan sebuah cerita. Kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali, "Papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger". Kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanyalah keheningan dan kesunyian hati. Canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi. Budi mulai membuka buku cerita Peri Imut' yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi. Sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil.

Budi menguatkan hati. Dengan mata yang berkaca-kaca, ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan sura keras. Tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras. Ia terus membacanya dengan suara keras halaman demi halaman dengan berlinang air mata.

"Jessi dengar papa baca ya." Selang beberapa kata,.. hatinya memohon lagi, "Jessi, papa mohon ampun nak,... papa sayang Jessi." Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya. Tak kuasa menahan itu, Budi bersujud dan menangis, memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai. Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita. Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli kepada kita.

Adakah "perhatian terbaik" itu begitu mahal bagi mereka? berilah "perhatian terbaik" walaupun itu hanya sekali. bukankah kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang - orang yang kita cintai itu sangat berharga?

Do it now! Berilah "perhatian terbaik" bagi mereka yang kita cintai. lakukan sekarang! karena hanya ada satu kesempatan untuk memperhatikan dengan hati kita.

sumber : jawaban.com

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Baca%20keras-keras%20ya%20pa%20biar%20jessica%20dengar#ixzz3cGnXPURUCerita dari Afrika

Suatu malam Saya bekerja keras untuk menolong seorang ibu di sebuah bangsal rumah sakit, tapi apapun yang kami lakukan, dia meninggal dan meninggalkan bayi premature yang sangat mungil serta seorang anak perempuan usia 2 tahun yang menangis.

Kami mengalami kesulitan untuk menjaga agar si bayi tetap hidup, Karena kami tidak punya incubator (kami tidak punya listrik untuk menyalakan incubator). Kami juga tidak punya makanan khusus bayi.

Meskipun kami tinggal di daerah khatulistiwa, di malam hari seringkali udara sangat dingin dan anginya kencang. Salah seorang muridku menaruh bayi itu dalam box danmembungkus bayi dengan kain wol. Yang lain menyalakan api dan mengisi botol air panas.

Kemudian muridku yang mengisi botol air panas segera kembali dengan kebingungan sambil bercerita bahwa saat mengisi botol itu dan ternyata meledak (Karet mudah rusak dalam kondisi cuaca tropis)

"Dan ini adalah botol air panas terakhir kita," dia berseru. "Oke," kataku, "taruh bayi itu didekat api dalam jarak yang cukup aman, dan tidurlah diantara bayi itu dan pintu untuk menjaga nya dari angin. Tugasmu adalah menjaga bayi tetap hangat."

Siang hari berikutnya, seperti hari sebelumnya, Aku pergi berdoa dengan beberapa anak yatim piatu yang berkumpul denganku. Aku berikan mereka bermacam-macam saran untuk mendoakan dan bercerita pada mereka tentang bayi mungil itu.

Aku menceritakan masalah kami soal menjaga bayi supaya cukup hangat, menyebutkan tentang botol air panas, dan bagaimana bayi itu bisa dengan mudah meninggal bilakedinginan. Saya juga bercerita pada mereka tentang saudara perempuannya yang berumur 2 tahun, yang menangis karena ibunya meninggal.

Selama berdoa, seorang gadis usia 10 tahun, bernama Ruth jg berdoa dengan doa singkat seperti anak Afrika kami.

"Tolong, Tuhan" dia berdoa, "kirim kan botol air. Tidak baik besok Tuhan, karena bayinya bisa mati, jadi tolong kirim sore ini."

Saat aku menarik napas dalam hati karena keberaniannya dalam berdoa, dia menambahkan, "Dan saat Engkau mengirimkan botol air itu, maukah Engkau mengirimkan juga boneka untuk gadis kecil itu, supaya dia tahu bahwa Engkau sungguh mengasihinya?"

Seringkali dalam doa anak-anak, aku merasa ditempatkan pada pusatnya. Dengan sungguh-sungguh kukatakan, "Amin". Oya aku tahu bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya, Alkitab mengatakan demikian. Tapi pasti ada batasnya, kan? (pikiranmanusia selalu ingin membatasi kuasa Tuhan)

Dan menurutku satu-satunya jalan Tuhan dapat menjawab doa-doa kami yaitu jika keluargaku di Amerika mengirimi bingkisan.

Namun aku sudah tinggal selama hampir 4 tahun, dan tidak pernah, sama sekali menerima bingkisan dari rumah. Tapi, bila sesorang mengirimiku bingkisan, siapa yang akan memberi botol air panas. Sebab aku tinggal di daerah Tropis!

Menjelang sore, ketika aku sedang mengajar di sekolah pelatihan perawat, sebuah parcel dikirimkan dengan mobil didepan pintu rumahku.

Saat aku sampai di rumah, mobilnya sudah pergi, tapi disana, di beranda, ada dua puluh dua pon parcel yang sangat besar. Aku merasa pedih dimataku. Aku tidak dapat membuka parsel itu sendirian, jadi aku meminta ke anak-anak yatim piatu untuk membantuku.

Bersama-sama kami menarik talinya, dengan hati-hati membuka simpulnya. Kami melipat kertasnya, supaya tidak menyobeknya. Kegembiraan meningkat.

Sebanyak 30 atau 40 pasang mata melihat ke dalam kardus tersebut.

Dari atas, kami aku mengeluarkan baju rajutan berwarna cerah. Mata kami langsung silau melihatnya. Ada perban rajutan untuk pasien kusta, dan anak-anak mulai terlihat sedikit bosan.

Lalu ada sekotak kismis, ini bisa dipakai untuk membuat setumpuk kue kismis di akhir pekan. Lalu, aku memasukkan tanganku lagi, aku merasa .... benarkah ini??Aku menariknya keluar .... yaa .... ini baru, botol air panas karet. Aku menangis terharu.

Aku tidak meminta Tuhan untuk mengirimkannya. Aku tidak percaya bahwa Dia benar-benar melakukannya. Ruth ada di barisan depan dari anak2. Ia cepat2 maju, sambil menangis, "Jika Tuhan mengirimkan botolnya, Dia harus mengirim bonekanya juga!"

Sambil mengobrak-abrik bagian bawah kotak, dia menarik sesuatu yang mungil, boneka bergaun indah.Matanya berkilau ! Dia tidak pernah sangsi!Sambil melihatku, dia berkata : "Dapatkah aku pergi bersamamu & memberikan boneka ini kepada gadis kecil itu, supaya dia tahu, Yesus sangat mencintainya??"

Ternyata parcel ini telah dipersiapkan dan dikirim 5 bulan lalu. Di bungkus oleh siswa Kelas Hari Mingguku, yang mana saat mempersiapkan parcel itu, Tuhan telahmemerintahkannya juga untuk mengirimi botol air panas walaupun di daerah Tropis.

Lalu salah satu dari siswaku juga telah memberikan boneka untuk dikirimkan ke anak Afrika - Dan itu semua terjadi 5 bulan sebelumnya, sebagai jawaban dari doa seorang anak gadis 10 tahun untuk membawanya "sore itu"

(Yesaya 65:24) "Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya."

(Doa 1 menit)Doa yang mengagumkan ini kurang dari 1 menit. Ketika kamu menerima ini, ucapkan doamu, dan segalanya dapat kau lakukan. Tidak perlu basa basi. Hanya cukupkirimkan kepada semua orang yang kamu inginkan-tapi lakukan itu.Doa adalah hadiah terbaik yang kita terima. Tidak perlu biaya tapi banyak untungnya.

Teruskan doamu kepada orang lain.Bapa, aku memintamu untuk memberkati teman-temanku yang membaca tulisan ini. Aku memintaMu untuk memberi semangat kepada para Pelayan Tuhan setiap saat. Dimana ada kesesakan Kau berikan damai dan kemurahanMu. Dimana ada keraguan, Kau perbaharui keyakinan untuk bekerja diantara mereka.Disaat lelah serta letih, aku mohon supaya Engkau memberikan mereka pengertian, bimbingan & kekuatan supaya mereka selalu belajar untuk taat kepada PimpinanMu. Dimana mereka merasa hanya diam di tempat, aku memohon kepadaMu untuk menyatakan keberadaanMu & menggambarkan pada mereka betapa indahnya bergaul akrab denganMu. Dimana ada ketakutan & kekhawatiran, Nyatakan kasihMu dan tunjukkan kebesaranMukepada mereka. Saat dosa menutupi mereka, nyatakan itu, dan patahkan belenggu yang melingkupi kehidupan teman2ku. Berkati keuangan mereka, berikan mereka visi yang besar, dan angkat para pemimpin serta teman2 untuk mendukung & mendorong mereka.Berikan setiap mereka penglihatan untuk menunjukkan adanya kekuatan jahat yang ada disekitar mereka & nyatakan kekuatan di dalamMu untuk mengalahkannya. Aku berdoa padaMu di dalam Nama Yesus. Amin!

Blessing In Christ

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Cerita%20dari%20Afrika#ixzz3cGni83Xb

CINTA SEORANG IBU

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunyaSuaminya sudah lama meninggal karena sakit

Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya.

Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi

Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan :"Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tida k berbuat dosa lagi

Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati"

Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masukpenjara karena kejahatan yang dilakukannya

Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkapKemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancungpengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan haridi depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi

Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibudia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan"Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya"

Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskanTapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman

Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumahTak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahanDan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong2 manyaksikan hukuman tersebutSang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya

Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannyaDetik-detik yang dinantikan akhirnya tiba

Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik,akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang

Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya t ida k adaSaat mereka semua sedang bingung, tiba2 dari tali lonceng itu mengalir darahDarah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat

Dengan jantung berdebar2 seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumberdarah

Tahukah anda apa yang terjadi?

Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darahdia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng t ida k berbunyi,dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mataSementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkanMenyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunyaTernyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di loncengMemeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya

Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu utk anaknyaBetapapun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya.

Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih mampukarena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini

Sesuatu untuk dijadikan renungan utk kita..

Agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang t ida k bisa dinilai dengan apapun

There is a story living in us that speaks of our place in the world

It is a story that invites us to love what we love and simply be ourselves

Ambillah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatanAmbillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadiAmbillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenanganAmbillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaanAmbillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan TuhanAmbillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaanAmbillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hatiAmbillah waktu untuk memberi, itu membuat hidup terasa berartiAmbillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan

Gunakah waktu sebaik mungkin, karena waktu t ida k akan bisa diputar kembali

Hachiko, kesetiaan seekor anjingDi Kota Shibuya, Jepang, tepatnya di alun-alun sebelah timur Stasiun Kereta Api Shibuya, terdapat patung yang sangat termasyur. Bukan patung pahlawan ataupun patung selamat datang, melainkan patung seekor anjing. Dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935 untuk mengenang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.

Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya. Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api.. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.

Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju. Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat perapian yang hangat.

Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus. Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Profesor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.

Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti. Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan bakar batu bara itu.

Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi. Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan, "saya akan menunggu tuan kembali."

"Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi sebelum tuan kamu ini pulang!," teriak pegawai kereta setengah berkelakar.

Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak keras, "guukk!"Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.

Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang kebetulah lewat koridor kampus.

Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia.Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan kembali ke rumah Profesor di Shibuya.

Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah. Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.

Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali ada kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemu dian , dan berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali. Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.

Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.

Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus. Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus kering karena jarang makan.

Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.

Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul 3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemu dian suasana menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.

Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke stasiun Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya. Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi pada manusia.

Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing itu mereka kemu dian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya. Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiku saat mereka harus menunggu maupun janji untuk datang. Akhirnya patung Hachiku pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa sampai mati.

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Hachiko#ixzz3cGoEXrkx

Hadiah seorang malaikat kecil

Pada suatu hari, di sebuah desa ada seorang nenek tua yang sakit-sakitan. Nenek tua ini hidup dari belas kasihan orang-orang. Nenek tua ini tinggal berdua dengan cucunya yang masih remaja karena dari kecil mamanya meninggalkannya dan papanya meninggalkan mamanya saat mamanya mengandung anak remaja ini. Singkat cerita dia sama sekali tidak mengenal orangtua-nya. Semenjak bayi, sang cucu dirawat dengan penuh kasih sayang dari sang nenek sampai tiba waktunya nenek itu sudah tua dan mulai sakit-sakitan. Anak remaja ini sangat sedih melihat kondisi neneknya dan ingin membawa neneknya ke rumah sakit namun tidak ada uang. Sedangkan untuk bersekolah saja tidak bisa, anak remaja ini sekolah sampai kelas 3 SMP. Desa yang ditempati oleh mereka adalah desa yang sangat jarang penduduknya dan merupakan desa terpencil. Dia tidak tahu harus bagaimana sementara kondisi neneknya makin parah.

Sementara cucunya ( anak remaja ini) berjalan kian kemari meminta pertolongan. Sambil mengamen di jalanan untuk biaya makan dan berobat neneknya, ada seorang anak TK yang melambaikan tangan ke arah anak remaja itu dari dalam mobil. Anak remaja itu melihat ke arah anak TK itu dan anak TK itu memanggilnya "Hai kak, ayo kemari". Di tangan anak itu dipegangnya sebuah kantong plastik berwarna hitam lalu diberikannya.

Sang remaja ini heran dan membukanya dan ternyata nasi kotak dengan lauk yang enak. Sang remaja ini berpikir "Pas sekali, bisa dimakan untuk kami berdua dengan nenek." Lalu anak remaja itu mengucapkan terima kasih kepada anak TK ini dan segera pergi membawanya kepada neneknya.

Namun, sementara anak remaja ini hendak pergi, sang anak TK itu memanggil lagi "Kak kemari!". Lalu dia melap mukanya yang kotor dan bajunya yang kusam dan bau dan segera menghampiri anak TK ini.

Sang remaja berkata " Ada apa dik ? " Dia terheran-heran dengan anak TK ini. Lalu sang ayah membuka mobilnya dan segera turun menjumpainya. Anak remaja ini mulai ketakutan dan berkata " Ada apa pak, apakah saya salah ?"

Lalu sang bapak segera tertawa dan mengajak remaja itu naik ke mobilnya bersama anaknya untuk pergi jalan-jalan ke mal. Spontan anak remaja itu menolak dan mengatakan "tidak usah, terima kasih. Di rumah saya ada seorang nenek yang sedang menunggu saya , namun dia sedang sakit keras, dia butuh pengobatan untuk kesembuhannya dan jikalau tidak maka nenek akan segera meninggal".

Bapak itu terharu, sementara anaknya yang TK asyik merengek meminta anak remaja itu ikut . Bapak itu berkata "Nak, naiklah, kita pergi membeli pakaian untukmu dan kemudian kita segera pergi ke rumahmu dan membawa nenekmu ke rumah sakit."

Remaja itu menangis seolah tidak percaya maka dia menanyakan ulang "Apa pak,benarkah demikian?"

Bapak itu mengatakan " Betul nak, mari naiklah."

Singkat cerita bapak itu naik dan kemudian dia baru menyadari bahwa bapak dan anak TK itu adalah orang yang percaya Tuhan. Kemudian remaja ini bertanya " Pak, kenapa bapak dan anak bapak baik sekali pada kami orang pengamen?"

Lalu bapak itu tersenyum dan berkata "Nak, ini adalah hadiah terindah yang Tuhan berikan kepadamu yaitu lewat seorang anak TK yang memberikan nasi kotak yang dimilikinya untukmu dan terlebih lagi nenekmu akan segera sembuh dan kamu akan segera sekolah kembali dan tinggal di rumah kami yang besar."

Remaja ini menangis terharu dan berkata "Terima kasih Tuhan, hari ini Engkau memberikan kepadaku malaikat kecil yang mau membantuku dan seorang bapak yang mau memperhatikan keadaanku."

Dalam kehidupan ini banyak cara yang Tuhan pakai untuk menolong sesama yang kurang mampu. Tuhan akan mengirim malaikat-malaikat kecilnya untuk membantu sesama dan semua yang dilakukan kepada orang yang berkekurangan maka itu juga dilakukannya untuk kemuliaan nama Tuhan.

Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25:40).

~ Margareth Linandi

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Hadiah%20seorang%20malaikat%20kecil#ixzz3cGoOqsPZ

Jejak

Banyak orang masuk ke dalam kehidupan kita, satu demi satu datang dan pergi silih berganti. Ada yang tinggal untuk sementara waktu dan meninggalkan jejak-jejak di dalam hati kita dan tak sedikit yang membuat diri kita berubah.

Alkisah seorang tukang lentera di sebuah desa kecil, setiap petang lelaki tua ini berkeliling membawa sebuah tongkat obor penyulut lentera dan memanggul sebuah tangga kecil. Ia berjalan keliling desa menuju ke tiang lentera dan menyandarkan tangganya pada tiang lentera, naik dan menyulut sumbu dalam kotak kaca lentera itu hingga menyala lalu turun, kemudian ia panggul tangganya lagi dan berjalan menuju tiang lentera berikutnya.

Begitu seterusnya dari satu tiang ke tiang berikutnya, makin jauh lelaki tua itu berjalan dan makin jauh dari pandangan kita hingga akhirnya menghilang ditelan kegelapan malam. Namun demikian, bagi siapapun yang melihatnya akan selalu tahu kemana arah perginya pak tua itu dari lentera-lentera yang dinyalakannya.

Penghargaan tertinggi adalah menjalani kehidupan sedemikian rupa sehingga pantas mendapatkan ucapan: "Saya selalu tahu kemana arah perginya dari jejak-jejak yang ditinggalkannya. "

Seperti halnya perjalanan si lelaki tua dari satu lentera ke lentera berikutnya, kemanapun kita pergi akan meninggalkan jejak. Tujuan yang jelas dan besarnya rasa tanggung jawab kita adalah jejak-jejak yang ingin diikuti oleh putera puteri kita dan dalam prosesnya akan membuat orang tua kita bangga akan jejak yang pernah mereka tinggalkan bagi kita.

Tinggalkanlah jejak yang bermakna, maka bukan saja kehidupan anda yang akan menjadi lebih baik tapi juga kehidupan mereka yang mengikutinya.

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Jejak#ixzz3cGoYUQ2z

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di bawah teduh dan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang; tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu. "

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.

"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"

"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah ." Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian."Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."

"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.

"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua.Pohon apel itu adalah orang tua kita.Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

sumber : conectique.comsumber : http://www.klinikrohani.com/2008/12/kisah-pohon-apel.html

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Kisah%20Pohon%20Apel#ixzz3cGoqCahv

Kisah Seorang Gadis Buta

Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu.Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orangkecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani danmenghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisamelihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehinggadia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya,"Sekarangkamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?" Gadis ituterguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untukmenikahdengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuksurat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat statusdalam hidupnya berubah . Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaanhidupsebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterimakasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang palingmenyakitkan.

Hidup adalah anugerah

Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar -Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu - Ingatlah akanseseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akanseseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.

Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu - Ingatlah akan seseorangyang begitu cepat pergi ke surga.Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yangbegitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yangmembersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yangtinggaldi jalanan.Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh - Ingatlah akanseseorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.

Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu - Ingatlah akanpara pengangguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain - Ingatlah bahwa tidakada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilanTuhan.

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu - Pasanglah senyuman diwajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan adadi dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.

NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAMHIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKANTERULANG LAGI!

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Kisah%20Seorang%20Gadis%20Buta#ixzz3cGp1GZKB

Membalas Kejahatan dengan kebaikanSeorang Misionaris melayani Tuhan di tengah-tengah suku primitif di Afrika. Istrinya di bunuh oleh orang-orang disana dan anaknya dibuang ke sungai sebagai santapan buaya.

Sedangkan dirinya dikurung dan menunggu saatnya untuk dijadikan korban persembahan bagi dewa mereka. Syukurlah, karena tiba-tiba terjadi kebakaran yang hebat, orang-orang primitif melarikan diri, sehingga ia merasa ia mempunyai kesempatan untuk meloloskan diri.

Sewaktu ia mau meninggalkan tempat kurungan itu, tiba-tiba ia mendengar suara anak kecil yang sedang menangis ditengah-tengah rumah yang di amuk api. Dengan susah payah, akhirnya ia dapat menyelamatkan anak tersebut.Setelah diperhatikan, barulah diketahui bahwa anak tersebut adalah anak dari kepala suku yang membunuh istri dan anaknya.

Sebenarnya ini merupakan kesempatan baginya untuk membalas dendam dengan membunuh anak tersebut. Tetapi ia tidak berbuat demikian. Sebaliknya ia berdoa kepada Tuhan, ya Tuhan, apa yang dapat ku korbankan sudah ku korbankan. Sekarang aku mau mengorbankan diriku, dengan membawa anak ini kepada kepala suku. Dan sekali lagi mengabarkan Injil kepadanya. Mohon Tuhan , Engkau membuka pintu penginjilan kepada orang-orang ini. Biarpun karena itu, aku harus mengorbankan nyawa, aku sangat rela.

Setelah berdoa, dengan memeluk anak itu ia menemui kepala suku. Dimana waktu itu kepala suku sedang panik. Dan istrinya sedang menangis memanggil nama anaknya.Tiba tiba mereka melihat misionari yang dibencinya itu sedang memeluk anaknya. Dengan penuh kasih sayang misionaris itu menyerahkan anak tersebut kepada kedua orang tuanya.

Kepala suku ini merasa heran dan berpikir, aku mau membunuhnya, tetapi kenapa ia malah menyelamatkan anakku. Ini berarti ia bukan musuh, melainkan sahabat. Aku harus berbuat baik padanya.

Sejak itu kepala suku memberikan kebebasan kepada misionaris itu untuk mengabarkan injil ditengah-tengah suku bangsanya.

tetapi Aku berkata kepadamu. Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (matius 5:44)

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Membalas%20Kejahatan%20dengan%20kebaikan#ixzz3cGp9qBi4

Pelajaran dari Kapal Titanic

Apa yang lebih berarti daripada kisah cinta dalam film Titanic, adalah bagaimana karakter yang berbeda-beda bereaksi di hadapan wajah kematian yang mendekat:

1. Perancang kapal tampak merasa bersalah, ia sedih dan menyesal, merenungkan kesalahan yang telah ia buat, dan membiarkan yang lain berlari ke perahu penyelamat.

2. Sang kapten tampak penuh dengan keterikatan, terjebak oleh reputasinya yang rusak dan mimpi indah pensiunnya yang hancur. Ia memegang topinya, tidak mencoba menyelamatkan diri, berdiam diri menunggu kematian. Terlalu angkuh?

3. Si orang jahat sungguh tak bermoral, mencobamenyuap dan menipu untuk menyelamatkan diri sendiri.

4. Sang petugas tidak sanggup lagi menahan beratnya tekanan saat mencoba menertibkan keadaan.Ia terpaksa menembak salah seorang penumpang yang tidak mau antri. Merasa menyesal dan tak berdaya, ia menembak dirinya sendiri!

5. Ada juga orang-orang yang langsung terjun ke laut berenang mengejar perahu penyelamat yang sudah bergerak.

6. Ada juga mereka yang berdoa dengan penuh semangat memohon pertolongan.

7. Orang biasa, saling berebut untuk dapat masuk ke dalam perahu penyelamat.

8. Terdapat juga mereka (seperti Jack dan Rose) yang tidak mau lepas satu sama yang lain, tapi tak peduli dengan sekitar! Betapa egoisnya cinta buta itu.

9. Dan tentu saja, ada sekelompok pemain musik yang membuat sejarah dengan terus memainkan musik sampai mati di tengah orang-orang yang panik.

Jadi pertanyaannya adalah: jika kita berada di dalam Titanic pada malam itu, anda akan bereaksi seperti apa? Anda anggap reaksi itu tepat? Apanya yang tepat? Titanic merupakan bencana besar yang nyata.Ia merupakan satu-satunya kapal dalam sejarah yang diklaim tidak dapat tenggelam, namun ia karam dalam pelayarannya yang pertama. Apa hubungannya dengan kita?

Dari kisah nyata itu kita belajar bahwa dalam keadaan normal, setiap orang tampak baik, ramah, bersahabat, sulit untuk tahu siapa yang sebenarnya berkarakter baik atau buruk. Namun begitu krisis melanda. nah! Pada saat itulah, sifat asli setiap orang muncul! Ibarat banjir yang memunculkan semuakotoran, demikian pula kesusahan dan kemalangan akan memunculkan dengan jelas siapa yang baik dan siapa yang kurang baik. Dalam keadaan krisis, karakter asli setiap orang akan tampak lebih nyata. Ini bisa kita amati dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang di sekitar kita, termasuk diri kita sendiri.

Pelajaran penting lainnya adalah banyak di antara kita yang merasa dirinya Titanic: kita acapkali berlaku seolah kita tidak akan pernah mati. Kita merasa tidak dapat dikalahkan oleh Usia, Penyakit, dan Kematian, tak terkalahkan melawan Hukum Kesementaraan. Terselubungi oleh ilusi besar.Kesementaraan tidak untuk dibicarakan tetapi untuk dihayati sampai ke sumsum tulang. Kematian yang mendekat merupakan motivasi paling kuat bagi kita untuk mencapai keadaan yang mengatasi kematian.Tepat pada hari kita dilahirkan, kita semua adalah Titanic yang SEDANG tenggelam, mengawali perjalan menuju kematian. Masalahnya adalah kita tidak pernah tahu seberapa banyak bagian dari kapal kehidupan kita yang masih berada di atas air. Sudahkah kita rencanakan cara menyelamatkan diri? Bagaimana caranya kita akan keluar dari kapal itu? Ada sebuah pepatah kuno di India:

"Hal yang paling menakjubkan di dunia ini adalah kita semua hidup seolah-olah kita masih akan hidup besok pagi."

Pada suatu hari nanti, kita tidak akan hidup lagi dan bagian yang menakutkan adalah 'besok' itu bisa saja berarti betul-betul besok! Semoga kita dapat menghargai hidup ini dan sadar betapa pentingnya melampaui hidup dan mati, hari ini. Betul, sadarilah hal itu hari ini juga! Karena besok mungkin sudahterlambat.

Iya, iya, kita sudah pernah mendengar nasihat semacam ini ribuan kali. Jadi, apakah yang ini akan menjadi satu nasihat lagi seperti yang sudah-sudah?kita sendiri yang menentukan. Anda boleh mulai serius memikirkannya saat ini juga, atau besok...???

Memang Titanic adalah sebuah impian ..impian yang sangat jauh kedepan .. dan terlalu awal untuk diwujudkan ..Tetapi ada hal positif dimana generasi sekarang mengambil dan mendapatkan pelajaran yang berharga tentangnya ..semua buah pemikiran yang jauh melampaui masanya memang selalu berbuntut bencana, baik untuk orang lain maupun sang pencipta maha karya itu sendiri.Tapi memang itu diperlukan oleh manusia untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.Perancang titanic tidak menemukan kelemahan pada hitungan design kapalnya, tetapi kemampuan fabrikasi material logam tidak mampu mengimbanginya ..Sekarang kapal induk USS Lincoln dan sejenisnya puluhan kali lebih besar dan lebih cepat dari Titanic dengan daya angkut yang lebih besar pula.

Ya ... kesalahan awal akan menciptakan kesempurnaan demi kesempurnaan, manusia akan selalu menempuh jalan itu dan hukum alamlah yang akan mengujinya.

PENERIMAAN TANPA SYARATSaya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama 'Smiling'..

Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus... Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering...! Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong. Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian. Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu 'bau badan kotor' yang cukup menyengat, dan... tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil...!

Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali..... Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yanglebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang 'tersenyum' kearah saya.... Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam... tapi juga memancarkan kasih sayang...! Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu... Ia menyapa 'Good day..!' sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untukmembayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah 'penolong'nya. Saya merasa sangat prihatin.. setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka...,dan kami bertiga tiba-2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan... Lelaki bermata biru segera memesan 'Kopi saja, satu cangkir... Nona !' Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan. Tiba-2 saja saya diserang oleh rasa iba... membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu-2 lainnya, yang hampir semuanya...sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya..., dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya...

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum... dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah. Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. .. saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangandingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap.. 'makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua....'

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2... dan dia hanya mampu berkata 'Terima kasih banyak, nyonya....' Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata... 'Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian....' Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu....

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka... dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata... 'Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku..., yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku...! ' Kami saling berpegangan tangan beberapa saat...... dan saat itu kami benar-2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' .. untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya... mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami... Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap.. 'tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini..., jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami...' Saya hanya bisa berucap 'terimakasih' sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami...! Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadapkedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya dan sekaligus merupakan 'hidayah' bagi saya..., maupun bagi orang-2 yang ada disekitar saya saat itu. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali...!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, 'Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?' dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca.... para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi... Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya... membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya. Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.. 'Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu...'

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus... dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu : 'PENERIMAAN TANPA SYARAT'.

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara.... MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI..., bukannya... MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA,... DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA...!

Orang bijak mengatakan :Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu. .., tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu... Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu...! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak; Orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak...! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya..! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka,tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka,... hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya. dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/PENERIMAAN%20TANPA%20SYARAT#ixzz3cGpVREFN

Pengalaman Pramugari China AirlineTrue story....... ......

Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.

Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.

Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.

Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.

Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.

Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir.

Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.

Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.

Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking . anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking , tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.

Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.

Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.

Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga. Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.

Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.

Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanyamenjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.sumber : http://the-great-stories.blogspot.com/2009_06_01_archive.html

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/Pengalaman%20Pramugari%20China%20Airline#ixzz3cGpgXUfoPERMADANI INDAH

Ketika aku menghadap kepada Penciptaku pada hari pengadilan, aku bertelut bersama dengan jiwa-jiwa lain. Di depan kami terbentang kehidupan, laksana potongan-potongan kain dari sebuah selimut. Seorang malaikat duduk di depan kami masing-masing dan sedang menjahit potongan-potongan kain menjadi sebuah permadani yang merupakan kehidupan kami.

Namun ketika malaikatku mengambil potongan-potongan kain dari tumpukan, aku mengamati betapa compang-camping dan kosong potongan kainku itu. Kain itu dipenuhi oleh lubang-lubang yang besar. Setiap potongan diberi etiket dan merupakan sebagian dari kehidupanku yang penuh kesukaran, kepedihan dan pencobaan yang kuhadapi dalam hidup sehari-hariku. Akupun menyaksikan berbagai penderitaan yang aku harus alami dan ini merupakan lubang-lubang yang paling besar.

Aku memandang di sekitarku. Tidak ada yang memiliki potongan kain seperti milikku. Selain beberapa lubang-lubang kecil, perma-dani milik mereka diwarnai dengan warna-warna yang kaya serta corak yang cerah dari kejayaan duniawi. Aku memandang kehidupanku dan menjadi masgul. Malaikatku menjahit potongan-potongan kainku yang compangcamping menjadi satu, tipis menerawang dan kosong seperti ingin mengikat udara menjadi satu.

Akhirnya tiba saatnya untuk menunjukan masing-masing kehidupannya kepada umum, diangkat, diperiksa terhadap sinar matahari, diselidiki dengan teliti akan kebenarannya. Yang lain berdiri dan masing-masing mengangkat permadaninya untuk memperlihatkan bagaimana hidup mereka sebenarnya.

Tibalah giliranku. Malaikatku memandangku dan memberi tanda agar aku berdiri. Aku menundukan mataku ke arah lantai oleh karena merasa malu. Aku tak pernah menikmati kekayaan dunia. Aku telah mengalami kasih dan sukacita dalam hidupku. Namun, di samping itu, akupun mengalami pencobaan akan sakit penyakit dan kematian serta tuduhan-tuduhan yang palsu yang sangat menyakitkan. Seringkali aku harus memulai lagi dari permulaan. Aku seringkali harus bergumul dengan pencobaan untuk menyerah saja, namun entah bagaimana aku masih dapat mengumpulkan sisa kekuatan untuk mencoba lagi. Aku telah melewatkan malam demi malam yang sunyi-senyap di lututku dalam doa, memohon akan bimbingan dan pertolongan dalam hidupku. Aku seringkali dipermalukan oleh yang kujalani dengan tabah dan penuh kepedihan: Setiap kali aku menyerahkannya kepada Bapa surgawi dengan pengharapan bahwa aku tidak menjadi lebur dan larut di bawah penghukuman dari mereka yang dengan tidak adil menghakimiku.

Dan kini, aku harus menghadapi kebenaran. Hidupku ialah seperti itu, dan aku harus menerima sesuai dengan kenyataan. Aku berdiri dengan pelan dan mengangkat kombinasi potongan-potongan kainku yang menggambarkan kehidupanku terhadap sinar matahari. Suatu keheningan yang amat terasa memenuhi ruang itu. Aku melirik sekitarku dan semua orang memandangku dengan mata terbelalak.

Kemudian, aku mengamati permadaniku di depanku. Sinar matahari memenuhi lubang-lubang dan membentuk sebuah gambaran, Wajah dari Kristus. Kemudian Tuhanku berdiri di depanku dengan penuh kasih-sayang dan kehangatan dari dalam mata-Nya. Ia bersabda, Setiap kali engkau memberikan hidupmu kepada-Ku, maka itu menjadi hidup-Ku, penderitaan- Ku dan pergumulan-Ku, Setiap titik cahaya dalam hidupmu, bila engkau bersedia untuk meniadakan yang lain dan membiarkan Aku menyinarinya, maka terdapat lebih banyak dari diri-Ku dari pada dirimu.

Never regret a day in your life.Good days give you happiness;Bad days give you experiences;Both are essential to life

Read more:http://haleluyagroup1.blogspot.com/search/label/PERMADANI%20INDAH#ixzz3cGq5JjKY

Rantai KebaikanPada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. hari itu hari menjelang malam, pria itu melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya, tepat di depan mobil Benz wanita itu, dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada seorangpun yang berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. pikir wanita tua itu Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan. Sang pria dapat melihat bahwa wanita i